Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

“PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP BIOTEKNOLOGI”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MARLINCE GANTI

NIM : G 301 18 057

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pengertian dan Ruang Lingkup Bioteknologi” ini dengan baik.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Bioteknologi. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya.

Palu, Februari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peradaban manusia yang semakin maju mengakibatkan perkembangan
terhadap ilmu pengetahuan semakin cepat. Perkembangan ilmu
pengetahuan juga akan berdampak pesat pada teknologi. Salah satu
bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini
adalah bioteknologi.

Pada awalnya, bioteknologi diartikan sebagai teknologi yang


menggunakan sel hidup, yakni mikroorganisme , untuk menghasilkan
suatu produk. Bioteknologi tradisional ini sudah ada sejak lama seperti
pada pembuatan keju, minuman anggur, tempe, dan tape. Sedangkan
bioteknologi modern (bioteknologi molekular) merupakan teknologi
yang memanfaatkan agen hayati atau komponen-komponennya yang
telah mengalami rekayasa genetik melalui teknologi DNA rekombinan
untuk menghasilkan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
manusia dan lingkungan (Sudjadi, 2008).

Saat ini Bioteknologi telah menjadi salah satu simbol perkembangan


mutakhir dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang penerimaannya
telah mendunia. Banyak negara-negara di dunia yang menaruh banyak
harapan pada bioteknologi. Tumbuhnya berbagai perusahaan kecil
sampai raksasa yang berasaskan bioteknologi dan pembentukan
komite-komite bioteknologi di pemerintahan menandakan
perkembangan pesatnya. Selain itu, di berbagai Universitas mulai
diperkenalkan mata kuliah bioteknologi (Suwanto, 1998)
Pemerintah dari negara-negara maju maupun yang sedang berkembang
telah mengalokasikan sejumlah dana untuk mempercepat
perkembangan bioteknologi di negaranya, meskipun ada perbedaan
dalam hal jumlah dana dan efisiensi pemakaiannya. Pada umumnya
mereka mengharapkan agar kesejahteraan masyarakat dapat dipercepat
dan ditingkatkan dengan bantuan bioteknologi. Banyak aspek
bioteknologi yang telah membuahkan hasil berupa produk yang
mempunyai nilai komersial tinggi (Suwanto, 1998).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi?
2. Bagaimana sejarah dari bioteknologi?
3. Apa saja jenis-jenis bioteknologi?
4. Bagaimana aplikasi bioteknologi pada berbagai bidang?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian bioteknologi
2. Menguraikan sejarah dari bioteknologi
3. Mengetahui jenis-jenis bioteknologi
4. Mengetahui aplikasi bioteknologi pada berbagai bidang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioteknologi

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky,


seorang insinyur hongaria, pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan
produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai
sumber pakannya. Sampai tahun 1970-an bioteknologi selalu
berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering) dan
pada umumnya kuliah-kuliah yang berhubungan dengan bioteknologi
juga diberikan oleh Jurusan Rekayasa Kimia atau Rekayasa Biokimia
(Suwanto, 1998).

Selama sekitar 45 tahun sejak Karl Ereky memperkenalkan istilah


bioteknologi, istilah ini telah dipakai dengan pengertian berbeda oleh
pakar yang berbeda sehingga menimbulkan kerancuan. Kerancuan ini
berakhir pada 1961 ketika Carl Goren Heden merekomendasikan agar
nama suatu jumal saintifik untuk mempublikasi penelitian dalam
bidang mikrobiologi terapan dan fermentasi diubah dari Journal of
Microbiological and Biochemical Engineering and Technology
menjadi Biotechnology and Bioengineering. Sejak saat itu,
bioteknoloogi diartikan sebagai: "produksi barang dan jasa
menggunakan organisme, sistem, atau proses biologi". Oleh karena itu
penelitian bioteknologi sangat bergantung pada mikrobiologi,
biokimia, dan rekayasa kimia (Suwanto, 1998).

Menurut Nurcahyo, H. (2011), Beragam batasan dan pengertian


dikemukakan oleh berbagai lembaga untuk menjelaskan tentang
Bioteknologi. Beberapa diantaranya akan diulas singkat sebagai
berikut:
1. Bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu pengetahuan
alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan
melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.
2. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan
kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan
agen biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa.
3. Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian
organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan
meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau
mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus.
4. Secara lebih sederhana bioteknologi merupakan eksploitasi komersial
organisme hidup atau komponennya seperti enzim.
5. Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup
dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari
paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology
mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan
alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme
hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk
menghasilkan produk dan jasa.
6. Atau secara tegas dinyatakan, Bioteknologi merupakan penggunaan
terpadu biokimia, mikrobiologi, dan ilmu-ilmu keteknikan dengan bantuan
mikroba, bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan organisme yang
lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologis dan industri.

Menurut Nurcahyo, H. (2011), berdasarkan terminologinya, maka


bioteknologi dapat diartikan sebagai berikut:
1. “Bio” memiliki pengertian agen hayati (living things) yang meliputi;
organisme (bakteri, jamur (ragi), kapang), jaringan/sel (kultur sel
tumbuhan atau hewan), dan/atau komponen sub-selulernya (enzim).
2. “Tekno” memiliki pengertian teknik atau rekayasa (engineering) yaitu
segala sesuatu yang berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk
rancang bangun suatu bioreactor. Cakupan teknik disini sangat luas antara
lain teknik industri dan kimia.
3. “Logi” memiliki pengertian ilmu pengetahuan alam (sains) yang
mencakup; biologi, kimia, fisika, matematika dsb. Ditinjau dari sudut
pandang biologi (biosain), maka bioteknologi merupakan penerapan
(applied); biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan genetika.
Dengan demikian, bioteknologi merupakan penerapan berbagai bidang
(disiplin) ilmu (interdisipliner). Oleh karena itu, tidak ada seorangpun
yang dapat menguasai seluruh aspek bioteknologi.

Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi tidak lain


adalah suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras,
anggur, susu, dsb.
2. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian
atau penyusunan oleh agen hayati.
3. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol,
enzim, antibiotika, hormon, pengolahan limbah.

Gambar 1. Skema Proses Bioteknologi

Apapun batasan yang diberikan oleh para ahli yang pasti dalam proses
bioteknologi terkandung tiga hal pokok :
1. Agen biologis (mikroba, enzim, sel tanaman, sel hewan)
2. Pendayagunaan secara teknologis dan industrial
3. Produk dan jasa yang diperoleh.
B. Sejarah Bioteknologi

Hobbelink (1988) menyatakan bahwa bioteknologi sebagai suatu teknologi


sebenarnya bukanlah hal baru. Bioteknologi secara sederhana sudah
dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di
bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang
sudah dikenal sejak abad ke-19. Prinsip dasar upaya pembuatan makanan
tersebut pada umumnya sama, yaitu sejumlah bahan dasar didedahkan
(exposure) ke jasad renik tertentu yang akan mentransformasikan bahan
dasar (anggur, barley, susu atau gandum) menjadi produk yang diinginkan.
Selain pembuatan bir, bioteknologi juga diterapkan pada proses pemuliaan
tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di
bidang pertanian dan pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis,
penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan
penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah
yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan
alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal
(Defri, 2008).

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara


negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai
macam teknologi, misalnya teknologi yang berkaitan dengan rekayasa
genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk,
dan kloning. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh
penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat
disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang
pengembangan sel induk juga memungkinkan para
penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan
atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di
bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur
jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan
produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan
tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan
lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada
pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada
penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan
penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan
menggunakan bakteri jenis baru. Kini, bioteknologi modern dapat
menghasilkan produk-produk yang bersumber dari sel (cellular product)
dan dapat dilakukan melalui transformasi biologis (biotransformation).
Terlebih lagi bioteknologi modern dalam prosesnya dapat dipengaruhi
serta dikendalikan sepenuhnya oleh manusia sebagai pelakunya (Defri,
2008).

C. Jenis Bioteknologi

Meski sudah dikenal prinsip bioteknologi modern, pada kenyataannya


kehidupan manusia masih belum lepas dari bioteknologi yang bersifat
konvensional. Oleh sebab itu bioteknologi dapat dibagi berdasarkan
kompleksitasnya menjadi dua jenis, yaitu bioteknologi tradisional atau
konvensional dan bioteknologi modern sebagai berikut:

1. Bioteknologi Konvensional (Tradisional)

Bioteknologi konvensional atau tradisional adalah bioteknologi yang


memanfaatkan mikroba, proses biokimia, dan juga proses genetik
alami baik berupa mutasi atau rekombinasi genetik. Prinsip
bioteknologi ini sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu oleh umat
manusia.

Adapun manfaat dari bioteknologi konvensional adalah sebagai


berikut:
 Meningkatkan kandungan gizi dari produk pangan baik berupa
makanan dan minuman.
 Membantu proses peningkatan agrobisnis sebagai usaha untuk
memproduksi bahan baku.
 Menambah jumlah lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan
masyarakat.
 Menggalakkan produk dari industri rumah tangga.

Penerapan bioteknologi konvesional telah merambah beberapa bidang kehidupan


manusia seperti bidang pangan, pertanian, peternakan, dan juga kesehatan serta
pengobatan.

a. Pangan

Pemanfaatan bioteknologi konvensional dalam bidang pangan sangatlah banyak.


Alasannya adalah bidang ini menjadi awal mula dikenalnya bioteknologi
sederhana oleh manusia pada zaman dahulu. Berikut ini adalah beberapa contoh
produk bioteknologi dalam bidang pangan, antara lain:

 Tempe, berbahan baku kedelai yang memanfaatkan enzim Protease dan


jamur Rhizopus oligosporus sebagai agen biologinya.
 Tauco, berbahan baku kedelai dengan memanfaatkan enzim Protease dan
agen biologi Aspergillus oryzae.
 Kecap, berbahan baku kedelai yang memanfaatkan enzim Protease dan
agen biologi Aspergillus soyae.
 Oncom, berbahan baku bungkin kacang dengan menggunakan enzim
Protease dan agen biologi Monilia sitophila.
 Yoghurt, berbahan baku susu dengan memanfaatkan enzim Laktase dan
ageni biologi bakteri Streptococchus themophillus atau
bakteri Streptococus vulgaris.
 Keju, berbahan baku susu dengan enzim Lipase dan agen
biologi Lactobacillus.
 Mentega, berbahan baku susu, enzim Lipase, dan juga
bakteri Lactobacillus lactis atau bakteri Streptococcus lactis.
 Tapai ketan, berbahan baku beras ketan dan memanfaatkan agen
biologi Saccharomyces cereviceae.
 Asian, berbahan baku kubis dengan bantuan enzim Laktase dan
bakteri Lactobacillus plantarum.
 Sirup dengan bahan baku gula dengan bantuan enzim Amilase dan
bakteri Bacillus subtulis.
 Nata de coco, berbahan baku air kelapa dengan memanfaatkan enzim
Selulase dan bakteri Acetoacter xylinum.
 Es krim, berbahan baku susu dengan bantuan enzim Laktase dan
bakteri Saccharomyces fungilis.

Selain makanan-makanan tersebut, bioteknologi konvensional juga banyak


menghasilkan produk berupa minuman. Salah satu diantaranya adalah teh
kombucha yang merupakan produk dari fermentasi larutan teh dengan kultur
mikroba. Pembuatan teh ini menggunakan enzim Molase sebagai penghasil
limbah gula yang berlimpah. Enzim Molase dikenal sebagai limbah dari
pembuatan gula tebu. Meski begitu, kandungan asam organik dan gulanya cukup
banyak sehingga bisa dimanfaatkan untuk menjadi sumber nutrisi pada proses
fermentasi. Kultur teh kombucha sendiri mengandung cukup banyak bakteri dan
khamir. Beberapa bakteri yang terkandung yaitu Acetobacter xylinum,
Acetobacter aceti, Acetobacter pastenunanus, Brettanamyces bruxellensis.
Brettanamyces intermedius, Saccharomuces cerevisiae, Candida
formata, Gluconobacter, Mycoderma, Mycotorula, Pichia, Schizosoccharomyces,
dan Torula. Teh kombucha dipercaya dapat mengatasi ketegangan saraf dan jiwa,
pengerasan pada pembuluh darah, kelelahan kronis, mencegah penuaan kulit,
gangguan buang air, menurunkan kolesterol, mengobati kanker usus, dan juga
kanker payudara. Hal itu dikarenakan kandungan berbagai jenis asam dan
berbagai vitamin.

b. Pertanian
Pada bidang pertanian bioteknologi konvensional yang biasa dijumpai pada
masyarakat antara lain:

 Hidroponik adalah metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah


sebagai media tanam.
 Tanaman mustard alami mengalami proses seleksi oleh manusia, sehingga
bisa menghasilkan brokoli, kembang kol, dan kubis.

c. Peternakan

Bioteknologi konvensional juga banyak diterapkan dalam bidang peternakan,


contoh penerapannya adalah sebagai berikut.

 Domba Ankon, yaitu domba yang mempunyai kaki pendek dan bengkok
akibat adanya proses mutasi alami.
 Sapi Jersey, yaitu sapi penghasil susu yang mempunyai kandungan krim
jauh lebih banyak setelah mengalami mutasi oleh manusia.

d. Kesehatan

Dalam dunia kesehatan bioteknologi juga banyak dimanfaatkan untuk


menghasilkan obat-obatan seperti berikut ini:

 Antibiotik merupakan produk bidang pengobatan yang dihasilkan dari


jamur dan bakteri.
 Vaksin adalah produk yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh
dengan memanfaatkan mikroorganisme ataupun bagiannya yang toksinnya
telah dimatikan terlebih dahulu.

2. Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern mulai mengalami perkembangan signifikan setelah struktur


DNA ditemukan pada tahun 1950-an. Bioteknologi modern lebih dikenal sebagai
jenis bioteknologi yang didasarkan pada rekayasa DNA atau manipulasi genetik
dengan memanfaatkan biokimia dan mikroorganisme. Rekayasa genetik
atau genetic engineering adalah manipulasi gen secara langsung untuk suatu
tujuan praktis. Salah satu teknik rekayasa genetik adalah DNA rekombian di mana
suatu sel disisipkan gen tertentu dengan memanfaatkan teknik kloning atau juga
disebut kultur jaringan. Sebagai contoh adalah microarry DNA yang ditunjukkan
pada titik-titik berwarna diartikan sebagai tingkat ekspresi relatif dari 2.400 gen
manusia. Analisis microarry biasa dimanfaatkan untuk membandingkan ekspresi
gen pada beberapa sampel yang berbeda seperti sampel jaringan normal dan
sampel kanker.

Pengetahuan ini kemudian berkembang dan dimanfaatkan sebagai salah satu


teknik untuk melakukan penelitian dalam bidang kanker dan penyakit-penyakit
lainnya. Seiring perkembangannya, bioteknologi modern kemudian diterapkan
dalam berbagai bidang kehidupan.

a. Teknologi Reproduksi

Teknologi reproduksi merupakan metode perkembangbiakan dengan


memanfaatkan alat serta prosedur tertentu. Metode ini dilakukan sebagai upaya
peningkatan mutu individu agar menjadi lebih baik sesuai dengan harapan
manusia.

Adapun beberapa bentuk penerapan teknologi reproduksi yaitu:

 Kultur jaringan, metode memperbanyak jumlah tumbuhan dengan


melakukan budidaya pada jaringan tertentu agar menjadi individu yang
memiliki sifat persis seperti induknya. Metode ini dapat menghasilkan
bibit unggul dalam waktu cepat, kuantitas banyak, dan bebas dari penyakit.
 Inseminasi buatan, metode pembuahan yang dilakukan dengan
menggunakan bantuan manusia. Metode inseminasi ini biasanya
diterapkan pada ternak sapi dan kadang juga bagi manusia.
 Fertilisasi in Vitro atau bayi tabung, metode menghasilkan bayi melalui
proses pembuahan yang tidak dilakukan di dalam tubuh. Metode ini sering
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sulit mendapatkan keturunan.
 Cloning atau pengklonan, metode menghasilkan keturunan yang sangat
identik dengan induknya berdasarkan sifat aseksual.
 Pembastaran, metode persilangan pada organisme yang berasal dari
verietas yang berbeda.

b. Radiasi

Radiasi atau biasa juga disebut penyinaran merupakan metode pemanfaatan


gelombang elektromagnetik untuk mengawetkan makanan, menghambat proses
pertumbuhan tunas tanaman, mencegah buah mengalami kematangan, dan juga
sebagai cara untuk menghasilkan mutan.

c. Hidroponik dan Aeroponik

Hidroponik adalah suatu metode bercocoktanam dengan memanfaatkan air dan


bahan yang memiliki pori atau porus. Sementara itu aeroponik merupakan suatu
metode bertanam dengan cara membiarkan akar tanaman menggantung di udara
sehingga akar tersebut tidak menempel pada media tanam apapun.

Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari bercocok tanam dengan metode
hidroponik serta aeroponik, antara lain:

 Pertumbuhan tanaman tidak bergantung pada musim dan tempat termasuk


ketinggian lokasi dan luas tanah sebagai media tanam.
 Mutu hasil perkebunan seperti sayur dan buah lebih baik dibanding dengan
proses tanam seperti biasa.
 Pupuk yang digunakan lebih hemat, karena jumlah yang diberikan harus
diatur.
 Hama dan penyakit tanaman yang berasal dari tanah tidak akan menyerang
tanaman.

d. Pengobatan
Bioteknologi modern juga biasa diterapkan dalam bidang kesehatan, khususnya
dimanfaatkan untuk menghasilkan obat-obatan. Berikut ini adalah beberapa
produk bioteknologi dalam bidang pengobatan, yakni:

1) Interferon, obat yang dihasilkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan


melawan infeksi. Biasanya diberikan kepada penderita kanker dan
hepatitis.
2) Insulin, hormon buatan yang digunakan untuk mengontrol kondisi kadar
gula darah. Hormon ini biasanya disuntikkan untuk penderita diabetes.
3) Vaksin, bahan antigenik yang dimanfaatkan sebagai penghasil kekebalan
tubuh terhadap penyakit tertentu. Pemberian vaksin biasa disebut
imunisasi atau vaksinasi.
4) Penisilin, antibiotik yang digunakan sebagai obat untuk mengatasi infeksi
akibat bakteri dan jamur.
5) Hormon pertumbuhan, hormon yang dibuat sebagai obat untuk mencegah
kekerdilan dan sebagai bahan untuk membantu proses penyembuhan.
6) Beta endorfin, hormon buatan yang bermanfaat untuk mengurangi rasa
sakit. Hormon ini biasa diberikan untuk penderita gangguan kejiwaan
seperti skizofrenia.
7) Aktivator plasminogen, obat yang bermanfaat untuk mencegah stroke dan
juga melarutkan darah yang beku.
8) Interleukin 2, protein yang juga bermanfaat untuk mengaktifkan kembali
sistem imunitas tubuh.
9) Antibodi monoklonal, antibodi buatan yang digunakan untuk menyerang
dan kemudian membunuh sel-sel tumor dan kanker.
10) Enzim, obat yang bermanfaat untuk meningkatkan reaksi atau berfungsi
sebagai biokatalisator yang baik. Pemanfaatannya biasa digunakan untuk
keperluan manusia dan bidang industri.

D. Aplikasi Bioteknologi

1. Bidang Kesehatan
Bioteknologi kesehatan merupakan bidang yang menonjol
perkembangannya karena mempunyai nilai komersial tinggi.
Sebagai contoh, asetosal, berat molekul 180, dibuat dengan
sintesis, dosis satu hari 3 g, bernilai 1 sen dolar. Sedangkan
leukine, protein berukuran 17 kDa, yang dibuat dengan teknologi
DNA rekombinan dan diekspresikan dalam Escherichia coli, dosis
pemakaian 250 µg berharga 1.000 dolar. Lingkup bioteknologi
kesehatan meliputi penggunaan sel hidup, yakni mikroorganisme,
kultur jaringan, atau enzim untuk menghasilkan suatu obat,
pengobatan, atau alat diagnostik (Sudjadi, 2008).
Senyawa obat, seperti hormon, dahulu diekstraksi dari jaringan
biologis hewan, tetapi senyawa seperti itu sekarang diproduksi
dengan bantuan rekayasa genetik. Sebagian obat itu berupa protein
seperti insulin, antibodi, dan enzim. Banyak protein farmasetik
sekarang diproduksi dengan teknologi DNA rekombinan (Sudjadi,
2008).

Penelitian biomedik terus berkembang pada aras molecular baik


pada keadaan sehat maupun sakit sehingga diketahui bahwa
biomolekul, misalnya interferon, yang biasa terdapat dalam
tubuhdapat digunakan untuk pengobatan. Kendala utama dalam
aplikasinya disebabkan oleh jumlahnya yang sangat rendah dalam
alam. Kemajuan teknologi DNA rekombinan dan teknologi
monoclonal antibody dapat mengatasi masalah ini dan dunia
kesehatan mulai dengan era baru (Sudjadi, 2008).

2. Bidang Pertanian
Bioteknologi telah berkembang pesat dalam beberapa tahun
terakhir. Hal ini telah menjadi salah satu teknologi yang paling
menjanjikan untuk menghadapi tantangan yang muncul dan banyak
dihadapi manusia. Peningkatan produktivitas dan nilai gizi tanaman
yang dihasilkan oleh perkembangan terbaru dalam pemuliaan
dengan bantuan penanda molekuler dan rekayasa genetika,
memiliki efek positif seperti dapat mengurangi krisis pangan dan
memerangi perubahan iklim (Pabendon, 2013).

Mengingat dampak besar dari perubahan iklim terhadap produksi


pertanian, sejumlah negara telah mengembangkan program riset
berbasis bioteknologi multidisiplin beberapa tahun belakangan.
Program kegiatan mencakup pemuliaan dan seleksi varietas
tanaman baru untuk mengatasi perubahan iklim, identifikasi dan
manajemen terpadu hama dan penyakit utama, dan pemanfaatan
agen mikroba untuk pupuk hayati manufaktur dan biopestisida
(Pabendon, 2013).

Langkah-langkah lain juga telah diambil untuk memastikan


pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor pertanian.Tanaman
rekayasa genetika seperti jagung, kacang kedelai dan kapas yang
tahan cekaman hama atau efek sampingnya, telah dikembangkan
dengan menggunakan bioteknologi dan berkembang di banyak
negara maju dan negara berkembang. Tanaman GM memerlukan
penggunaan bahan kimia lebih sedikit namun memiliki hasil yang
lebih baik. Dengan demikian, bioteknologi sangat diharapkan dapat
membantu mengatasi masalah ketersediaan pangan (Pabendon,
2013).

Penyebaran bioteknologi tanaman merupakan salah satu revolusi


teknologi tercepat dalam sejarah pertanian di AS. Dalam kurun
waktu lebih 10 tahun, petani AS pada umumnya telah menanam
kedelai, kapas dan jagung dalam luasan besar menggunakan benih
hasil rekayasa genetik yang resisten terhadap hama atau resistensi
herbisida. Sampai saat ini, tanaman hasil rekayasa genetik, secara
rata-rata,menurunkan biaya produksi petani dan jumlah pestisida
berkurang dan/atau toksisitas rendah yang digunakan pada varietas
tanaman non rekayasa genetik (Pabendon, 2013).

3. Bidang Industri
Semua proses industri yang digambarkan sudah membuktikan
kemampuan suatu mikroorganisme. Tetapi sekarang, dengan
hadirnya teknologi gen kita berada dalam era baru bioteknologi
mikroorganisme. Teknologi gen memungkinkan suatu pendekatan
baru secara lengkap terhadap bioteknologi mikroorganisme yang
menggunakan mikroorganisme yang direkayasa untuk
menghasilkan suatu substansi atau bahan yang secara normal tidak
dapat dihasilkan (Kusnadi, 2014).

Menurut Kusnadi (2014), sampai saat ini, sudah ribuan produk


komersial dihasilkan melalui manipulasi mikroorganisme. Produk
komersial tersebut dapat dipisahkan menjadi beberapa kelompok,
yaitu:
a. Sel mikroorganisme itu sendiri, yang digunakan sebagai bahan
makanan tambahan atau untuk bahan imunisasi untuk
mencegah penyakit;
b. Molekul besar, misalnya enzim, yang disintesis oleh
mikroorganisme;
c. Produk metabolit primer yang dibentuk oleh mikroorganisme
yang penting untuk pertumbuhan sel, misalnya vitamin;
d. Produk metabolit sekunder, misalnya antibiotika, yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan sel mikroorganisme.

Berbagai proses industri digunakan untuk menghasilkan produk


mikrobiologi tersebut dan dipisahkan menjadi beberapa kategori,
berdasarkan kecenderungan penggunaan produk akhir, yaitu:
a. Produksi bahan kimia farmasi. Produk yang paling terkenal dari
kelompok ini adalah antibiotika dan obat-obat steroid. Produk
farmasi lain yang sering digunakan adalah insulin dan
interferon, yang sekarang dihasilkan melalui bakteri rekayasa
genetika, juga sejumlah produk baru dari hasil rekayasa
genetika.
b. Produksi bahan kimia bernilai komersial. Produk dalam
kelompok ini termasuk pelarut dan enzim, juga berbagai
senyawa yang digunakan untuk bahan pemula („starting‟) untuk
industri sintesis senyawa lain.
c. Produksi makanan tambahan. Produksi massa ragi, bakteri dan
alga, dari media yang murah mengandung garam nitrogen
anorganik dan yang lainnya, cepat saji, dan menyediakan
sumber protein dan senyawa lain yang sering digunakan
sebagai makanan tambahan untuk manusia dan hewan.
d. Produksi minuman alkohol. Pembuatan “beer” dan “wine”, dan
produksi minuman alkohol lain yang merupakan proses
bioteknologi berskala-besar paling tua.
e. Produksi vaksin. Sel mikroorganisme maupun bagiannya, atau
produknya dihasilkan dalam jumlah besar dan digunakan untuk
produksi vaksin.
f. Produksi mikroorganisme untuk digunakan sebagai insektisida
(biosida). Pengendalian hama tanaman dengan menggunakan
mikroorganisme yang berperan sebagai insektisida. Khususnya
untuk spesies tertentu, misalnya Bacillus (B. larvae, B.
popilliae dan B. thurungiensis). Spesies tersebut menghasilkan
protein kristalin yang mematikan larva lepidoptera (ngengat,
kupu-kupu, kutu-loncat), misalnya ulat kubis, ngengat gipsy
dan sarang ulat.
g. Penggunaannya dalam industri perminyakan dan
pertambangan.Sejumlah prosedur mikrobiologi digunakan
untuk meningkatkan perolehan kembali logam dari bijih
berkadar-rendah dan untuk perbaikan perolehan minyak dari
sumur-sumur bor.
4. Bidang Lingkungan
Dengan perkembangan bioteknologi, kini pencemaran lingkungan
dapat semakin dikurangi dengan berbagai teknik pengolahan
limbah, misalnya penguraian minyak, air limbah dan plastik.
Pengolahan limbah secara bioteknologi melibatkan bakteri aerob
dan anaerob (Pratiwi, dkk.,2006).
Pencemaran air oleh minyak sangat sering terjadi di laut, sungai dan
perairan lainnya. Minyak sangat resisten terhadap degradasi oleh
mikroba. Kini dengan bioteknologi telah ditemukan cara untuk
menguraikan minyak, yaitu dengan menggunakan jamur Cladosporium
resinae. Jamur Cladosporium resinae dapat mendegradasi plastik dan
parafin efektif. Mikroba lain adalah Pseudomonas, hasil rekayasa
genetika oleh Dr. Chakrabarty, yang dapat memecah ikatan
hidrokarbon minyak (Pratiwi, dkk.,2006).

Plastik adalah materi yang sangat sulit diuraikan secara alamiah.


Sampah plastik umumnya dibakar, padahal pembakaran plastic
menimbulkan polutan yang berbahaya bagi paru-paru. Saai ini telah
dikembangkan produk plastik dari politen dan polyester poliuretan
yang bermassa molekul rendah. Plastik dari bahan tersebut dapat
didegradasi oleh mikroba jamur Cladosporium resinae. Telah ada
penemuan yang berhasil menemukan bentuk baru plastic yang
biodegradable untuk industry pengemasan. Produksi plastik ini
didasarkan polihidroksibutirat yang dihasilkan beberapa mikroba.
Plastik ini tidak hanya dapat terurai, tetapi juga dapat dibuat oleh
mikroba Alxaligenes eutrophus (Pratiwi, dkk.,2006).
E. Bioteknologi Berdasarkan Asosiasi Warna
 Bioteknologi Merah (Red Biotechnology) adalah cabang ilmu
bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknologi dibidang
medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan
manusia, mulai dari tahap prevenif, diagnosis, dan
pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme
untuk mengahasilkan obat dan vaksin, penggunaaan sel induk
untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati
penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen
abnormal dengan gen yang normal.
 Bioteknologi Putih/Abu-abu (White/ Gray Biotechnology) adalah
bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti
pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan
sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme
seperti bakteri dan ragi, enzim-enzim juga organisme-organisme
yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi
dan pegelolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak dan
mineral dari tanah untuk meningkatkan efisiensi pertambangan dan
pembuatan bir dan khamr.
 Bioremediasi merupakan cara memulihkan kondisi lingkungan
yang semula tercemar sehingga mencapai suatu acuan tertentu
secara biologi yang dapat digabungkan secara fisik dan kimia,
tanpa menimbulkan kerusakan dan mengurangi limbah secara
permanen. Proses bioremediasi tanah yang terkontaminasi
berdasarkan lokasi pengolahannya, dapat dilakukan secara In-
situ (pengolahan di tempat tanah tercemar berada) dan Ex-
situ (pengolahan ditempat lain). Beberapa teknologi yang
digunakan dalam bioremedasi, yaitu :
 Biostimulasi : penggunaan nutrien (seperti fosfor dan nitrogen)
untuk memicu mikroba melakukan biodegradasi yang terdapat
secara alami.
 Bioaugmentasi : peningkatan biodegradasi melal ui
penambahan mikroba atau enzim pada lingkungan tercemar.
 Biofilter : memisahkan gas organik dengan melewatkan udara
melalui suatu carrier yang dapat berupa kompos atau tanah,
mengandung mikroba untuk mendegradasi bahan yang
dilewatkan.
 Boreaktor : penangan terhadap bahan pencemar dalam tangki
besar yang berisi mikroba atau enzim.
 Bioslurry : pengolahan tanah yang tercemar hidrokarbon
dengan menggunakan bakteri. Proses ini dilakukan pada kolam
yang berfungsi sebagai bioreaktor.
 Bioventing : dilakukan dengan menyemburkan oksigen melalui
tanah untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba, digunakan
pada tanah yang tercemar minyak bumi.
 Composting : teknik ini dilakukan dengan mencampur bahan
yang tercemar dengan kompos, lalu diinkubasi pada suhu yang
reatif tinggi.
 Landfarming : metode ini mengandalkan biodegradasi dengan
menggunakan tanah sebagai sumber inokulum mikroba.
Penggunaan teknik ini untuk mendorong
pertumbuhan mikroba dengan cara tanah tercemar disebarkan
di lahan terbuka, digunakan untuk membersihkan sejumlah
besar tumpahan minyak dalam tanah.
 Bioteknologi Hijau (Green Biotechnology) mempelajari aplikasi
bioteknologi di bidang pertanian dan pertenakan. Di bidang
pertanian, bioteknologi telah berperan dalam menghasilkan
tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih
tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang
bermanfaat, demikian pula dengan produksi semangka tanpa biji
yang berasal dari persilangan semangka tetraploid dan semngka
diploid dan teknik kultur jaringan. Kultur jaringan daun dapat
menghasilkan banyak tanaman. Sementara itu, dibidang pertenakan
binatang-binatang telah digunakan sebagai “bioreaktor” untuk
menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi, domba,
dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein
protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan
senyawa asing (antigen).
 Tujuan inseminasi buatan pada hewan ternak adalah :
1) Memperbaiki mutu genetik ternak.
2) Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang
dibutuhkan sehingga mengurangi biaya.
3) Mengoptimalkan penggunaaan bibit pejantan unggul secara lebih
luas dalam jangka waktu yang lama.
4) Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur.
5) Mencegah penularan atau penyebaran penyakit kelamin

 Bioteknologi Biru (Blue Biotechnology) disebut juga bioteknologi


akuatik/perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di
lingkungan akuatik. Contohnya adalah akuakultura,
menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerang dalam kondisi
terkontrol sebagai sumber makanan. Perkembangan biteknologi
akuatik termasuk rekaysa genetika untuk menghasilkan tiram tahan
penyakit atau vaksin untuk melawan virus yang menyerang salmon
dan ikan yang lain. contoh lainnya adalah salmon transgenik yang
memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga
menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu
yang singkat.
 Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah prosedur dasar dalam menghasilkan
suatu produk bioteknologi. Secara umum, rekayasa genetika
melakukan modifikasi pada makhluk hidup melalui transfer gen dai
suatu organisme ke organisme lain.
 Prosedur rekayasa genetikan secara umum meliputi :
1) Isolasi gen
2) Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik
3) Mentransfer gen tersebut ke organisme baru
4) Membentuk produk organisme transgenic

 Prosedur pembentukan organisme transgenik ada 4, yaitu :


· A. Melalui Proses Introduksi Gen. Beberapa langkah dasar proses introduksi
gen adalah :
1) Membentuk sekuen gen yang diinginkan yang ditandai dengan penanda yang
spesifik
2) Mentransformasi sekuen gen yang sudah ditandai ke jaringan
3) Mengkultur jaringan yang sudah mengandung gen yang di transformasikan
4) Uji coba kultur tersebut di lapangan

· B. Melalui Proses Mutasigenesis


Memodifikasi gen pada organisme tersebut dengan mengganti sekuen basa
nitrogen pada DNA yang ada untuk diganti dengan basa nitrogen lain sehingga
terjadi perubahan sifat pada organisme tersebut. Contoh nya semula tanman
yang sifatnya tidak tahan hama menjadi tahan hama.
 Human Genome Project
Human Genome Project adalah usaha internasional untuk
mengindentifikasi semua gen yang terdapat pada DNA dalam sel
manusia dan memetakan lokasinya pada tiap kromosom manusia yang
berjumlah 24. Proyek ini memiliki potensi tak terbatas untuk
perkembangan di bidang pendekatan diagnostik untuk mendeteksi
penyakit dan pendekatan molekuler untuk menyembuhkan penyakit
genetik manusia.
 Aplikasi di bidang medis
Aspek dari bioteknologi medis sudah berlangsung lama, sebagai
contoh lintah digunakan untuk merawat penyakit dengan cara
membiarkan lintah menyedot darah, hal ini dipercaya dapat
menghilangkan darah yang sudah terjangkit penyakit.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu pengetahuan


alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan
melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau
jasa.
2. Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah
pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19.

Ada empat kegiatan utama yang ada pada ruang lingkup bioteknologi,
diantara lain:
1. Teknologi industri dengan menggunakan reaktor bio, dimana mikroba
dan enzim menjadi katalis utama.
2. Rekayasa genetika
3. Peleburan sel dalam upaya manipulasi genetik
4. Kultur jaringan pada sel atau tumbuhan
Perkembangan bioteknologi dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu:

1. Periode bioteknologi tradisional (bioteknologi konvensional)


2. Periode bioteknologi ilmiah
3. Periode bioteknologi modern
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Sejarah Bioteknologi. (Online),


(http://gudangilmu2008.110mb.com/index.htm, diakses tanggal 3 Maret
2020)
Anonim. 2010. Bioteknologi. (Online),
(file:///E:/net%20baru/Bioteknologi.htm#Garis_waktu_bioteknologi,
diakses tanggal 3 Maret 2020)
Defri. 2008. Sejarah Bioteknologi. (Online), (http://id.shvoong.com/tags/sejarah-
bioteknologi, diakses tanggal 3 Maret 2020)
Kusnadi. 2014. Buku Teks Mikrobiologi. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/.
Diunduh 21 September 2014.
Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.,
Pabendon , Marcia Bunga. 2013. Peran Penelitian Bioteknologi Menunjang
Pertanian Bioindustri. Seminar Nasional Serealia. Balai Penelitian
Tanaman Serealia.
Pratiwi, D. A., Maryati Sri, Srikini, Suharno, S. Bambang. 2006. Biologi SMA
Jilid III. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Sudjadi. 2008. Bioteknologi Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta.
Suwanto, Antonius. 1998. Bioteknologi Molekuler: Mengoptimalkan Manfaat
Keanekaan Hayati Melalui Teknologi DNA Rekombinan. Hayati Vol.5.
No.1: hal 25-28.

Anda mungkin juga menyukai