Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGANTAR BIOTEKNOLOGI

“Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup dan Perkembangan Bioteknologi”

Oleh Kelompok 1 :

Thesia M. K. Rettob 17 502 012

Giano E. Pangemanan 17 502 005

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup dan Perkembangan Bioteknologi” ini
dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Bioteknologi. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.

Tondano, Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awalnya, bioteknologi diartikan sebagai teknologi yang
menggunakan sel hidup, yakni mikroorganisme , untuk menghasilkan suatu
produk. Bioteknologi tradisional ini sudah ada sejak lama seperti pada pembuatan
keju, minuman anggur, tempe, dan tape. Sedangkan bioteknologi modern
(bioteknologi molekular) merupakan teknologi yang memanfaatkan agen hayati
atau komponen-komponennya yang telah mengalami rekayasa genetik melalui
teknologi DNA rekombinan untuk menghasilkan barang dan atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungan (Sudjadi, 2008).
Saat ini Bioteknologi telah menjadi salah satu simbol perkembangan
mutakhir dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang penerimaannya telah
mendunia. Banyak negara-negara di dunia yang menaruh banyak harapan pada
bioteknologi. Tumbuhnya berbagai perusahaan kecil sampai raksasa yang
berasaskan bioteknologi dan pembentukan komite-komite bioteknologi di
pemerintahan menandakan perkembangan pesatnya. Selain itu, di berbagai
Universitas mulai diperkenalkan mata kuliah bioteknologi (Suwanto, 1998)
Pemerintah dari negara-negara maju maupun yang sedang berkembang
telah mengalokasikan sejumlah dana untuk mempercepat perkembangan
bioteknologi di negaranya, meskipun ada perbedaan dalam hal jumlah dana dan
efisiensi pemakaiannya. Pada umumnya mereka mengharapkan agar kesejahteraan
masyarakat dapat dipercepat dan ditingkatkan dengan bantuan bioteknologi.
Banyak aspek bioteknologi yang telah membuahkan hasil berupa produk yang
mempunyai nilai komersial tinggi (Suwanto, 1998).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bioteknologi?
2. Bagaimana Sejarah dari Bioteknologi?
3. Apa yang dimaksud dengan Ruang Lingkup Bioteknologi?
4. Bagaimana perkembangan dari Bioteknologi?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Menjelaskan Pengertian Bioteknologi
2. Menguraikan sejarah dari Bioteknologi
3. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Ruang Lingkup
Bioteknologi
4. Menjelaskan perkembangan dari Bioteknologi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioteknologi

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang


insinyur hongaria, pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam
skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya. Sampai
tahun 1970-an bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia
(biochemical engineering) dan pada umumnya kuliah-kuliah yang berhubungan
dengan bioteknologi juga diberikan oleh Jurusan Rekayasa Kimia atau Rekayasa
Biokimia (Suwanto, 1998).
Selama sekitar 45 tahun sejak Karl Ereky memperkenalkan istilah
bioteknologi, istilah ini telah dipakai dengan pengertian berbeda oleh pakar yang
berbeda sehingga menimbulkan kerancuan. Kerancuan ini berakhir pada 1961
ketika Carl Goren Heden merekomendasikan agar nama suatu jumal saintifik
untuk mempublikasi penelitian dalam bidang mikrobiologi terapan dan
fermentasi diubah dari Journal of Microbiological and Biochemical Engineering
and Technology menjadi Biotechnology and Bioengineering. Sejak saat itu,
bioteknoloogi diartikan sebagai: "produksi barang dan jasa menggunakan
organisme, sistem, atau proses biologi". Oleh karena itu penelitian bioteknologi
sangat bergantung pada mikrobiologi, biokimia, dan rekayasa kimia (Suwanto,
1998).
Menurut Nurcahyo, H. (2011), Beragam batasan dan pengertian
dikemukakan oleh berbagai lembaga untuk menjelaskan tentang Bioteknologi.
Beberapa diantaranya akan diulas singkat sebagai berikut:
1. Bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu pengetahuan
alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan
melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.
2. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan
kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan
agen biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa.
3. Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian
organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan
meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau
mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus.
4. Secara lebih sederhana bioteknologi merupakan eksploitasi komersial
organisme hidup atau komponennya seperti enzim.
5. Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup
dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari
paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology
mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan
alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme
hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk
menghasilkan produk dan jasa.
6. Atau secara tegas dinyatakan, Bioteknologi merupakan penggunaan
terpadu biokimia, mikrobiologi, dan ilmu-ilmu keteknikan dengan bantuan
mikroba, bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan organisme yang
lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologis dan industri.
Menurut Nurcahyo, H. (2011), berdasarkan terminologinya, maka
bioteknologi dapat diartikan sebagai berikut:
1. “Bio” memiliki pengertian agen hayati (living things) yang meliputi;
organisme (bakteri, jamur (ragi), kapang), jaringan/sel (kultur sel
tumbuhan atau hewan), dan/atau komponen sub-selulernya (enzim).
2. “Tekno” memiliki pengertian teknik atau rekayasa (engineering) yaitu
segala sesuatu yang berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk
rancang bangun suatu bioreactor. Cakupan teknik disini sangat luas antara
lain teknik industri dan kimia.
3. “Logi” memiliki pengertian ilmu pengetahuan alam (sains) yang
mencakup; biologi, kimia, fisika, matematika dsb. Ditinjau dari sudut
pandang biologi (biosain), maka bioteknologi merupakan penerapan
(applied); biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan genetika.
Dengan demikian, bioteknologi merupakan penerapan berbagai bidang
(disiplin) ilmu (interdisipliner). Oleh karena itu, tidak ada seorangpun
yang dapat menguasai seluruh aspek bioteknologi.
Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi tidak lain
adalah suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras,
anggur, susu, dsb.
2. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian
atau penyusunan oleh agen hayati.
3. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol,
enzim, antibiotika, hormon, pengolahan limbah.

Gambar 1. Skema Proses Bioteknologi

Apapun batasan yang diberikan oleh para ahli yang pasti dalam proses
bioteknologi terkandung tiga hal pokok :
1. Agen biologis (mikroba, enzim, sel tanaman, sel hewan)
2. Pendayagunaan secara teknologis dan industrial
3. Produk dan jasa yang diperoleh.

B. Sejarah Bioteknologi

Hobbelink (1988) menyatakan bahwa bioteknologi sebagai suatu teknologi


sebenarnya bukanlah hal baru.  Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh
manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi
pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad
ke-19. Prinsip dasar upaya pembuatan makanan tersebut pada umumnya sama,
yaitu sejumlah bahan dasar didedahkan (exposure) ke jasad renik tertentu yang
akan mentransformasikan bahan dasar (anggur, barley, susu atau gandum)
menjadi produk yang diinginkan. Selain pembuatan bir, bioteknologi juga
diterapkan pada proses pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas
baru di bidang pertanian dan pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis,
penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan
penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang
terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan
terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi
antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal (Defri, 2008).
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara
negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam
teknologi, misalnya teknologi yang berkaitan dengan rekayasa genetika, kultur
jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, dan kloning. Teknologi
ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit
genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan,
seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga
memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan
kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di
bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan
dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul
karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta
juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan
bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan
hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah
ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai
atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.  Kini, bioteknologi modern
dapat menghasilkan produk-produk yang bersumber dari sel (cellular product)
dan dapat dilakukan melalui transformasi biologis (biotransformation). Terlebih
lagi bioteknologi  modern dalam prosesnya dapat  dipengaruhi serta dikendalikan
sepenuhnya oleh manusia sebagai pelakunya (Defri, 2008).

C. Ruang Lingkup

Ada empat kegiatan utama yang ada pada ruang lingkup bioteknologi,
diantara lain :
1. Teknologi industri dengan menggunakan reaktor bio, dimana mikroba dan
enzim menjadi katalis utama, merupakan sumbangan yang paling nyata dalam
aktivitas industri yang berdampak pada kemajuan ekonomi secara intensif.
kemampuan mikroba dan eksploitasinya dalam dunia industri mikroba dijuluki
sebagai buruh serba bisa. Hal ini didasarkan atas kemampuan mikroba yang bisa
memproduksi lebih dari 500 macam bahan keperluan manusia. Hampir semua
industri dilayani oleh jasa mikroba seperti berikut:
Sektor industri makanan  meliputi pengolahan daging, susu menjadi keju
dan yoghurt. Ikan menjadi kecap dan sari ikan. Karbohidrat menjadi gula
fruktosa. Pengolahan roti dari gandum, beras, jagung, dan singkong.
Pembuatan tempe, tape, brem, bir,  anggur, cuka melalui fermentasi dan
mikroflora alami.
Sektor pertanian mencakup produksi pangan, vaksin hewan, pupuk dan
kompos organik. Mencari jenis tanaman yang tahan penyakit, tanaman yang
mampu memupuk dirinya sendiri dengan perbaikan fiksasi Nitrogen,
tanaman unggul, biopestisida, bio inteksida, penghancuran selulosa dan
lignin, penyelamatan pasca panen, kultur jaringan,dll.
Sektor energi  dari sampah organik dan bahan karbohidrat dapat diolah
menjadi gas bio, gas hidrogen, metanol, etanol, butanol yang menjadi
sumber energi untuk bahan bakar motor, pembangkit listrik, disel, pemanas
ruangan, masak, lampu.
Sektor farmasi dalam memproduksi anti biotika, vaksin, enzim, antibodi,
hormon, inhibitor enzim., penawar racun. Zat-zat yang diperlukan dalam
keperluan diagnosa penyakit, obat kanker, kontrasepsi, dll.
Sektor industri bahan baku Bioteknologi dapat menghasilkan bahan dalam
bentuk sangat murni. Bahan pelarut seperti aceton, butanol, etanol, metanol,
asam sitrat, asam laktat, asam acetat, Vitamin B12, riboflavin, bahan baku
parfum, dll.
Sektor pertambangan menambang bijih logam yang kandungan logamnya
sangat rendah dengan bioteknologi mampu memberikan keuntungan,
contohnya bakteri Thiobacillus ferro oxidans dapat mengekstrak logam dari
bijih tembaga yang berkadar rendah.

2. Rekayasa genetika
Langkah pertama memilih gen yang akan menimbulkan efek yang positif
seperti gen yang tahan terhadap hama dan penyakit tanaman, gen yang
terlibat dalam fiksasi N dsb.
Langkah kedua  identifikasi dan isolasi gen yang diinginkan.
Langkah ketiga  gen-gen yang diisolasi dipindahkan ke vektor yang cocok
untuk memindahkan gen ke sitim penerima. Vektor itu virus dan plasmid.
Langkah keempat  tanaman harus diregenerasikan dari sesl-sel atau jaringan
dipindahkan.

3. Peleburan sel dalam upaya manipulasi genetik


translanasi nukleus, memasukkan semua gen dari nukleus ke dalam setiap sel
yang menghasilkan embrio. Gen-gen yang ditransplantasikan akan diterusan
pada generasi seterusnya.

4. Kultur jaringan sel tumbuhan dapat tumbuh pada kultur (media tumbuh)


yang cukup mengandung nutrient. Prinsip dasar kultur jaringan dan sel
adalah bahwa sel yang diisolasi akan mengembangkan potensi dasarnya =
totipotensi. 

D. Perkembangan Bioteknologi

Perkembangan bioteknologi dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu:


1. Periode bioteknologi tradisional (bioteknologi konvensional)
Pada periode ini, merupakan bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim.
Proses pembuatan makanan dengan teknik konvensional ini masih sangat
sederhana dan hanya dilakukan dalam skala kecil. Manusia belum
melakukan penelitian secara ilmiah bahwa pada peristiwa fermentasi yang
mengubah bahan dasar menjadi bahan makanan yang lebih tahan lama,
merupakan hasil dari proses metabolisme mikroorganisme. Pada periode ini,
belum ada penelitian mengenai fenomena yang terjadi, karena semua
berawal dari ketidaksengajaan.
Periode ini ditandai dengan adanya peristiwa sebagai berikut:
- Pada masa 8000 SM, bangsa Babilonia, Mesir dan Romawi telah
mengenal cara bercocok tanam yang baik dengan cara pengumpulan dan
pemilihan benih untuk ditanam. Selain itu, di bidang peternakan, mereka
telah mengembangbiakkan hewan ternak secara selektif untuk
peningkatan kualitas ternak.
- Pada masa 6000 SM, manusia mengetahui cara membuat minuman bir
dan anggur menggunakan teknik fermentasi. Selain itu, juga membuat
roti dengan bantuan ragi.
- Pada masa 4000 SM, bangsa Tionghoa telah membuat yogurt dan keju
dari susu dengan bakteri asam laktat.
- Pada masa 1500 SM, bangsa Aztec memanfaatkan gangga sebagai
sumber makanan (Anonim, 2010).
2. Periode bioteknologi ilmiah
Pada perkembangan bioteknologi selanjutnya, manusia mulai
menyadari bahwa fenomena yang terjadi pada proses fermentasi tidak terjadi
dengan sendirinya. Oleh karena itu, rasa ingin tahu mendorong mereka untuk
melakukan penelitian yang menggunakan prinsip-prinsip ilmiah.  
Periode bioteknologi ilmiah ditandai dengan munculnya banyak
penelitian ilmiah dalam berbagai bidang, antara lain yaitu:
- Pada tahun 1665, penemuan sel oleh Robert Hooke pada sayatan gabus
yang diamati dengan mikroskop sederhana.
- Pada tahun 1670, pemanfaatan mikroba dalam usaha penambangan
tembaga di Rio Tinto, Spanyol
- Pada tahun 1686, ditemukan lensa mikroskop yang lebih maju oleh
Antony Van Leeuwenhoek yang dapat digunakan untuk melihat
mikroba. Karena penemuannya tersebut, Antony menjadi manusia
pertama yang melihat mikroba. Setelah penemuan lensa mikroskop
tersebut, penelitian tentang mikroorganisme semakin berkembang pesat.
- Tahun 1800, Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian yang
komprehensif tentang perkembangbiakan hewan.
- Tahun 1856 - 1865, Gregor Mendel mengawali penelitian genetika
tumbuhan dengan menggunakan tanaman kacang ercis. Pada akhirnya
dari penelitian tersebut Mendel menemukan hukum pewarisan sifat
induk pada turunannya.
- Tahun 1870, ditemukannya mikroba dalam makanan dan minuman oleh
Louis Pasteour, yang merupakan awal berkembangnya bidang
mikrobiologi
- Tahun 1890, ditemukannya alkohol yang bisa dimanfaatkan sebagai
bahan bakar motor
- Tahun 1897, ditemukannya enzim dari ekstrak ragi yang dapat
mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard Buchner
- Tahun 1912 -- 1915, pada tahun inilah ditemukan teknik pengelolahan
limbah dengan menggunakan mikroba. Selain itu, mulai ditemukan pula
produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri
- Tahun 1919, mulailah digunakan kata “bioteknologi” oleh seorang
insinyur berkebangsaan Hongaria bernama Karl Ereky
- Tahun 1928, merupakan tahun ditemukannya zat antibiotik “penisillin”
oleh Alexander Fleeming
- Tahun 1953, ditemukannya struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN )
oleh Crick dan Watson
- Pada tahun 1994, mulailah diproduksi penisillin dalam jumlah besar

3. Periode bioteknologi modern


Perkembangan bioteknologi modern berdasarkan atas hasil penelitian
ilmiah diketahui orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif
dan efisien.
Periode bioteknologi modern diawali dengan perkembangan pesat
dalam bidang genetika, yaitu:
- Teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa genetik
dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restriksi oleh Dussoix
dan Boyer. Adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong
DNA pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu
organisme, dan menyisipkan potongan DNA lain yang dikenal dengan
teknik DNA rekombinan.
- Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, pada tahun 1976
dimulai  program bahan bakar alkohol dari Brazil dan teknologi
hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal.
- Pada tahun 1980, Rank Hovis Mc. Dougall diberikan izin untuk
memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
- Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan
diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk
pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982.
Insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly Company.
- Pada tahun 2000-2005, proyek genom manusia dimulai dan berhasil
dilakukan, sehingga peta genom manusia dapat dibuat secara utuh.
Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan
rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme
transgenik penelitian genom makhluk hidup (Anonim, 2008).

E. Aplikasi Bioteknologi

1. Bidang Kesehatan
Bioteknologi kesehatan merupakan bidang yang menonjol
perkembangannya karena mempunyai nilai komersial tinggi. Sebagai
contoh, asetosal, berat molekul 180, dibuat dengan sintesis, dosis satu hari
3 g, bernilai 1 sen dolar. Sedangkan leukine, protein berukuran 17 kDa,
yang dibuat dengan teknologi DNA rekombinan dan diekspresikan dalam
Escherichia coli, dosis pemakaian 250 µg berharga 1.000 dolar. Lingkup
bioteknologi kesehatan meliputi penggunaan sel hidup, yakni
mikroorganisme, kultur jaringan, atau enzim untuk menghasilkan suatu
obat, pengobatan, atau alat diagnostik (Sudjadi, 2008).
Senyawa obat, seperti hormon, dahulu diekstraksi dari jaringan
biologis hewan, tetapi senyawa seperti itu sekarang diproduksi dengan
bantuan rekayasa genetik. Sebagian obat itu berupa protein seperti insulin,
antibodi, dan enzim. Banyak protein farmasetik sekarang diproduksi
dengan teknologi DNA rekombinan (Sudjadi, 2008).
Penelitian biomedik terus berkembang pada aras molecular baik
pada keadaan sehat maupun sakit sehingga diketahui bahwa biomolekul,
misalnya interferon, yang biasa terdapat dalam tubuhdapat digunakan
untuk pengobatan. Kendala utama dalam aplikasinya disebabkan oleh
jumlahnya yang sangat rendah dalam alam. Kemajuan teknologi DNA
rekombinan dan teknologi monoclonal antibody dapat mengatasi masalah
ini dan dunia kesehatan mulai dengan era baru (Sudjadi, 2008).

2. Bidang Pertanian
Bioteknologi telah berkembang pesat dalam beberapa tahun
terakhir. Hal ini telah menjadi salah satu teknologi yang paling
menjanjikan untuk menghadapi tantangan yang muncul dan banyak
dihadapi manusia. Peningkatan produktivitas dan nilai gizi tanaman yang
dihasilkan oleh perkembangan terbaru dalam pemuliaan dengan bantuan
penanda molekuler dan rekayasa genetika, memiliki efek positif seperti
dapat mengurangi krisis pangan dan memerangi perubahan iklim
(Pabendon, 2013).
Mengingat dampak besar dari perubahan iklim terhadap produksi
pertanian, sejumlah negara telah mengembangkan program riset berbasis
bioteknologi multidisiplin beberapa tahun belakangan. Program kegiatan
mencakup pemuliaan dan seleksi varietas tanaman baru untuk mengatasi
perubahan iklim, identifikasi dan manajemen terpadu hama dan penyakit
utama, dan pemanfaatan agen mikroba untuk pupuk hayati manufaktur dan
biopestisida (Pabendon, 2013).
Langkah-langkah lain juga telah diambil untuk memastikan
pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor pertanian.Tanaman rekayasa
genetika seperti jagung, kacang kedelai dan kapas yang tahan cekaman
hama atau efek sampingnya, telah dikembangkan dengan menggunakan
bioteknologi dan berkembang di banyak negara maju dan negara
berkembang. Tanaman GM memerlukan penggunaan bahan kimia lebih
sedikit namun memiliki hasil yang lebih baik. Dengan demikian,
bioteknologi sangat diharapkan dapat membantu mengatasi masalah
ketersediaan pangan (Pabendon, 2013).
Penyebaran bioteknologi tanaman merupakan salah satu revolusi
teknologi tercepat dalam sejarah pertanian di AS. Dalam kurun waktu
lebih 10 tahun, petani AS pada umumnya telah menanam kedelai, kapas
dan jagung dalam luasan besar menggunakan benih hasil rekayasa genetik
yang resisten terhadap hama atau resistensi herbisida. Sampai saat ini,
tanaman hasil rekayasa genetik, secara rata-rata,menurunkan biaya
produksi petani dan jumlah pestisida berkurang dan/atau toksisitas rendah
yang digunakan pada varietas tanaman non rekayasa genetik (Pabendon,
2013).

3. Bidang Industri
Semua proses industri yang digambarkan sudah membuktikan
kemampuan suatu mikroorganisme. Tetapi sekarang, dengan hadirnya
teknologi gen kita berada dalam era baru bioteknologi mikroorganisme.
Teknologi gen memungkinkan suatu pendekatan baru secara lengkap
terhadap bioteknologi mikroorganisme yang menggunakan
mikroorganisme yang direkayasa untuk menghasilkan suatu substansi atau
bahan yang secara normal tidak dapat dihasilkan (Kusnadi, 2014).
Menurut Kusnadi (2014), sampai saat ini, sudah ribuan produk
komersial dihasilkan melalui manipulasi mikroorganisme. Produk
komersial tersebut dapat dipisahkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a. Sel mikroorganisme itu sendiri, yang digunakan sebagai bahan
makanan tambahan atau untuk bahan imunisasi untuk mencegah
penyakit;
b. Molekul besar, misalnya enzim, yang disintesis oleh mikroorganisme;
c. Produk metabolit primer yang dibentuk oleh mikroorganisme yang
penting untuk pertumbuhan sel, misalnya vitamin;
d. Produk metabolit sekunder, misalnya antibiotika, yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan sel mikroorganisme.

Berbagai proses industri digunakan untuk menghasilkan produk


mikrobiologi tersebut dan dipisahkan menjadi beberapa kategori,
berdasarkan kecenderungan penggunaan produk akhir, yaitu:
a. Produksi bahan kimia farmasi. Produk yang paling terkenal dari
kelompok ini adalah antibiotika dan obat-obat steroid. Produk farmasi
lain yang sering digunakan adalah insulin dan interferon, yang
sekarang dihasilkan melalui bakteri rekayasa genetika, juga sejumlah
produk baru dari hasil rekayasa genetika.
b. Produksi bahan kimia bernilai komersial. Produk dalam kelompok ini
termasuk pelarut dan enzim, juga berbagai senyawa yang digunakan
untuk bahan pemula (‘starting’) untuk industri sintesis senyawa lain.
c. Produksi makanan tambahan. Produksi massa ragi, bakteri dan alga,
dari media yang murah mengandung garam nitrogen anorganik dan
yang lainnya, cepat saji, dan menyediakan sumber protein dan senyawa
lain yang sering digunakan sebagai makanan tambahan untuk manusia
dan hewan.
d. Produksi minuman alkohol. Pembuatan “beer” dan “wine”, dan
produksi minuman alkohol lain yang merupakan proses bioteknologi
berskala-besar paling tua.
e. Produksi vaksin. Sel mikroorganisme maupun bagiannya, atau
produknya dihasilkan dalam jumlah besar dan digunakan untuk
produksi vaksin.
f. Produksi mikroorganisme untuk digunakan sebagai insektisida
(biosida). Pengendalian hama tanaman dengan menggunakan
mikroorganisme yang berperan sebagai insektisida. Khususnya untuk
spesies tertentu, misalnya Bacillus (B. larvae, B. popilliae dan B.
thurungiensis). Spesies tersebut menghasilkan protein kristalin yang
mematikan larva lepidoptera (ngengat, kupu-kupu, kutu-loncat),
misalnya ulat kubis, ngengat gipsy dan sarang ulat.
g. Penggunaannya dalam industri perminyakan dan
pertambangan.Sejumlah prosedur mikrobiologi digunakan untuk
meningkatkan perolehan kembali logam dari bijih berkadar-rendah dan
untuk perbaikan perolehan minyak dari sumur-sumur bor.
4. Bidang Lingkungan
Dengan perkembangan bioteknologi, kini pencemaran lingkungan
dapat semakin dikurangi dengan berbagai teknik pengolahan limbah, misalnya
penguraian minyak, air limbah dan plastik. Pengolahan limbah secara
bioteknologi melibatkan bakteri aerob dan anaerob (Pratiwi, dkk.,2006).
Pencemaran air oleh minyak sangat sering terjadi di laut, sungai dan
perairan lainnya. Minyak sangat resisten terhadap degradasi oleh mikroba.
Kini dengan bioteknologi telah ditemukan cara untuk menguraikan minyak,
yaitu dengan menggunakan jamur Cladosporium resinae. Jamur
Cladosporium resinae dapat mendegradasi plastik dan parafin efektif.
Mikroba lain adalah Pseudomonas, hasil rekayasa genetika oleh Dr.
Chakrabarty, yang dapat memecah ikatan hidrokarbon minyak (Pratiwi,
dkk.,2006).
Plastik adalah materi yang sangat sulit diuraikan secara alamiah.
Sampah plastic umumnya dibakar, padahal pembakaran plastic menimbulkan
polutan yang berbahaya bagi paru-paru. Saai ini telah dikembangkan produk
plastik dari politen dan polyester poliuretan yang bermassa molekul rendah.
Plastik dari bahan tersebut dapat didegradasi oleh mikroba jamur
Cladosporium resinae. Telah ada penemuan yang berhasil menemukan bentuk
baru plastic yang biodegradable untuk industry pengemasan. Produksi plastik
ini didasarkan polihidroksibutirat yang dihasilkan beberapa mikroba. Plastik
ini tidak hanya dapat terurai, tetapi juga dapat dibuat oleh mikroba
Alxaligenes eutrophus (Pratiwi, dkk.,2006).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu pengetahuan


alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan
aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah
pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19.
Ada empat kegiatan utama yang ada pada ruang lingkup bioteknologi,
diantara lain:
1. Teknologi industri dengan menggunakan reaktor bio, dimana mikroba
dan enzim menjadi katalis utama.
2. Rekayasa genetika
3. Peleburan sel dalam upaya manipulasi genetik
4. Kultur jaringan pada sel atau tumbuhan
Perkembangan bioteknologi dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu:

1. Periode bioteknologi tradisional (bioteknologi konvensional)


2. Periode bioteknologi ilmiah
3. Periode bioteknologi modern
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Sejarah Bioteknologi. (Online),


(http://gudangilmu2008.110mb.com/index.htm, diakses tanggal 3 Maret
2020)
Anonim. 2010. Bioteknologi. (Online), (file:///E:/net
%20baru/Bioteknologi.htm#Garis_waktu_bioteknologi, diakses tanggal 3
Maret 2020)
Defri. 2008. Sejarah Bioteknologi. (Online), (http://id.shvoong.com/tags/sejarah-
bioteknologi, diakses tanggal 3 Maret 2020)
Kusnadi. 2014. Buku Teks Mikrobiologi. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/.
Diunduh 21 September 2014.
Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.,
Pabendon , Marcia Bunga. 2013. Peran Penelitian Bioteknologi Menunjang
Pertanian Bioindustri. Seminar Nasional Serealia. Balai Penelitian
Tanaman Serealia.
Pratiwi, D. A., Maryati Sri, Srikini, Suharno, S. Bambang. 2006. Biologi SMA
Jilid III. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Sudjadi. 2008. Bioteknologi Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta.
Suwanto, Antonius. 1998. Bioteknologi Molekuler: Mengoptimalkan Manfaat
Keanekaan Hayati Melalui Teknologi DNA Rekombinan. Hayati Vol.5.
No.1: hal 25-28.

Anda mungkin juga menyukai