PENGANTAR BIOTEKNOLOGI
Oleh Kelompok 1 :
JURUSAN BIOLOGI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup dan Perkembangan Bioteknologi” ini
dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Bioteknologi. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya, bioteknologi diartikan sebagai teknologi yang
menggunakan sel hidup, yakni mikroorganisme , untuk menghasilkan suatu
produk. Bioteknologi tradisional ini sudah ada sejak lama seperti pada pembuatan
keju, minuman anggur, tempe, dan tape. Sedangkan bioteknologi modern
(bioteknologi molekular) merupakan teknologi yang memanfaatkan agen hayati
atau komponen-komponennya yang telah mengalami rekayasa genetik melalui
teknologi DNA rekombinan untuk menghasilkan barang dan atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungan (Sudjadi, 2008).
Saat ini Bioteknologi telah menjadi salah satu simbol perkembangan
mutakhir dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang penerimaannya telah
mendunia. Banyak negara-negara di dunia yang menaruh banyak harapan pada
bioteknologi. Tumbuhnya berbagai perusahaan kecil sampai raksasa yang
berasaskan bioteknologi dan pembentukan komite-komite bioteknologi di
pemerintahan menandakan perkembangan pesatnya. Selain itu, di berbagai
Universitas mulai diperkenalkan mata kuliah bioteknologi (Suwanto, 1998)
Pemerintah dari negara-negara maju maupun yang sedang berkembang
telah mengalokasikan sejumlah dana untuk mempercepat perkembangan
bioteknologi di negaranya, meskipun ada perbedaan dalam hal jumlah dana dan
efisiensi pemakaiannya. Pada umumnya mereka mengharapkan agar kesejahteraan
masyarakat dapat dipercepat dan ditingkatkan dengan bantuan bioteknologi.
Banyak aspek bioteknologi yang telah membuahkan hasil berupa produk yang
mempunyai nilai komersial tinggi (Suwanto, 1998).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bioteknologi?
2. Bagaimana Sejarah dari Bioteknologi?
3. Apa yang dimaksud dengan Ruang Lingkup Bioteknologi?
4. Bagaimana perkembangan dari Bioteknologi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Menjelaskan Pengertian Bioteknologi
2. Menguraikan sejarah dari Bioteknologi
3. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Ruang Lingkup
Bioteknologi
4. Menjelaskan perkembangan dari Bioteknologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioteknologi
Apapun batasan yang diberikan oleh para ahli yang pasti dalam proses
bioteknologi terkandung tiga hal pokok :
1. Agen biologis (mikroba, enzim, sel tanaman, sel hewan)
2. Pendayagunaan secara teknologis dan industrial
3. Produk dan jasa yang diperoleh.
B. Sejarah Bioteknologi
C. Ruang Lingkup
Ada empat kegiatan utama yang ada pada ruang lingkup bioteknologi,
diantara lain :
1. Teknologi industri dengan menggunakan reaktor bio, dimana mikroba dan
enzim menjadi katalis utama, merupakan sumbangan yang paling nyata dalam
aktivitas industri yang berdampak pada kemajuan ekonomi secara intensif.
kemampuan mikroba dan eksploitasinya dalam dunia industri mikroba dijuluki
sebagai buruh serba bisa. Hal ini didasarkan atas kemampuan mikroba yang bisa
memproduksi lebih dari 500 macam bahan keperluan manusia. Hampir semua
industri dilayani oleh jasa mikroba seperti berikut:
Sektor industri makanan meliputi pengolahan daging, susu menjadi keju
dan yoghurt. Ikan menjadi kecap dan sari ikan. Karbohidrat menjadi gula
fruktosa. Pengolahan roti dari gandum, beras, jagung, dan singkong.
Pembuatan tempe, tape, brem, bir, anggur, cuka melalui fermentasi dan
mikroflora alami.
Sektor pertanian mencakup produksi pangan, vaksin hewan, pupuk dan
kompos organik. Mencari jenis tanaman yang tahan penyakit, tanaman yang
mampu memupuk dirinya sendiri dengan perbaikan fiksasi Nitrogen,
tanaman unggul, biopestisida, bio inteksida, penghancuran selulosa dan
lignin, penyelamatan pasca panen, kultur jaringan,dll.
Sektor energi dari sampah organik dan bahan karbohidrat dapat diolah
menjadi gas bio, gas hidrogen, metanol, etanol, butanol yang menjadi
sumber energi untuk bahan bakar motor, pembangkit listrik, disel, pemanas
ruangan, masak, lampu.
Sektor farmasi dalam memproduksi anti biotika, vaksin, enzim, antibodi,
hormon, inhibitor enzim., penawar racun. Zat-zat yang diperlukan dalam
keperluan diagnosa penyakit, obat kanker, kontrasepsi, dll.
Sektor industri bahan baku Bioteknologi dapat menghasilkan bahan dalam
bentuk sangat murni. Bahan pelarut seperti aceton, butanol, etanol, metanol,
asam sitrat, asam laktat, asam acetat, Vitamin B12, riboflavin, bahan baku
parfum, dll.
Sektor pertambangan menambang bijih logam yang kandungan logamnya
sangat rendah dengan bioteknologi mampu memberikan keuntungan,
contohnya bakteri Thiobacillus ferro oxidans dapat mengekstrak logam dari
bijih tembaga yang berkadar rendah.
2. Rekayasa genetika
Langkah pertama memilih gen yang akan menimbulkan efek yang positif
seperti gen yang tahan terhadap hama dan penyakit tanaman, gen yang
terlibat dalam fiksasi N dsb.
Langkah kedua identifikasi dan isolasi gen yang diinginkan.
Langkah ketiga gen-gen yang diisolasi dipindahkan ke vektor yang cocok
untuk memindahkan gen ke sitim penerima. Vektor itu virus dan plasmid.
Langkah keempat tanaman harus diregenerasikan dari sesl-sel atau jaringan
dipindahkan.
D. Perkembangan Bioteknologi
E. Aplikasi Bioteknologi
1. Bidang Kesehatan
Bioteknologi kesehatan merupakan bidang yang menonjol
perkembangannya karena mempunyai nilai komersial tinggi. Sebagai
contoh, asetosal, berat molekul 180, dibuat dengan sintesis, dosis satu hari
3 g, bernilai 1 sen dolar. Sedangkan leukine, protein berukuran 17 kDa,
yang dibuat dengan teknologi DNA rekombinan dan diekspresikan dalam
Escherichia coli, dosis pemakaian 250 µg berharga 1.000 dolar. Lingkup
bioteknologi kesehatan meliputi penggunaan sel hidup, yakni
mikroorganisme, kultur jaringan, atau enzim untuk menghasilkan suatu
obat, pengobatan, atau alat diagnostik (Sudjadi, 2008).
Senyawa obat, seperti hormon, dahulu diekstraksi dari jaringan
biologis hewan, tetapi senyawa seperti itu sekarang diproduksi dengan
bantuan rekayasa genetik. Sebagian obat itu berupa protein seperti insulin,
antibodi, dan enzim. Banyak protein farmasetik sekarang diproduksi
dengan teknologi DNA rekombinan (Sudjadi, 2008).
Penelitian biomedik terus berkembang pada aras molecular baik
pada keadaan sehat maupun sakit sehingga diketahui bahwa biomolekul,
misalnya interferon, yang biasa terdapat dalam tubuhdapat digunakan
untuk pengobatan. Kendala utama dalam aplikasinya disebabkan oleh
jumlahnya yang sangat rendah dalam alam. Kemajuan teknologi DNA
rekombinan dan teknologi monoclonal antibody dapat mengatasi masalah
ini dan dunia kesehatan mulai dengan era baru (Sudjadi, 2008).
2. Bidang Pertanian
Bioteknologi telah berkembang pesat dalam beberapa tahun
terakhir. Hal ini telah menjadi salah satu teknologi yang paling
menjanjikan untuk menghadapi tantangan yang muncul dan banyak
dihadapi manusia. Peningkatan produktivitas dan nilai gizi tanaman yang
dihasilkan oleh perkembangan terbaru dalam pemuliaan dengan bantuan
penanda molekuler dan rekayasa genetika, memiliki efek positif seperti
dapat mengurangi krisis pangan dan memerangi perubahan iklim
(Pabendon, 2013).
Mengingat dampak besar dari perubahan iklim terhadap produksi
pertanian, sejumlah negara telah mengembangkan program riset berbasis
bioteknologi multidisiplin beberapa tahun belakangan. Program kegiatan
mencakup pemuliaan dan seleksi varietas tanaman baru untuk mengatasi
perubahan iklim, identifikasi dan manajemen terpadu hama dan penyakit
utama, dan pemanfaatan agen mikroba untuk pupuk hayati manufaktur dan
biopestisida (Pabendon, 2013).
Langkah-langkah lain juga telah diambil untuk memastikan
pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor pertanian.Tanaman rekayasa
genetika seperti jagung, kacang kedelai dan kapas yang tahan cekaman
hama atau efek sampingnya, telah dikembangkan dengan menggunakan
bioteknologi dan berkembang di banyak negara maju dan negara
berkembang. Tanaman GM memerlukan penggunaan bahan kimia lebih
sedikit namun memiliki hasil yang lebih baik. Dengan demikian,
bioteknologi sangat diharapkan dapat membantu mengatasi masalah
ketersediaan pangan (Pabendon, 2013).
Penyebaran bioteknologi tanaman merupakan salah satu revolusi
teknologi tercepat dalam sejarah pertanian di AS. Dalam kurun waktu
lebih 10 tahun, petani AS pada umumnya telah menanam kedelai, kapas
dan jagung dalam luasan besar menggunakan benih hasil rekayasa genetik
yang resisten terhadap hama atau resistensi herbisida. Sampai saat ini,
tanaman hasil rekayasa genetik, secara rata-rata,menurunkan biaya
produksi petani dan jumlah pestisida berkurang dan/atau toksisitas rendah
yang digunakan pada varietas tanaman non rekayasa genetik (Pabendon,
2013).
3. Bidang Industri
Semua proses industri yang digambarkan sudah membuktikan
kemampuan suatu mikroorganisme. Tetapi sekarang, dengan hadirnya
teknologi gen kita berada dalam era baru bioteknologi mikroorganisme.
Teknologi gen memungkinkan suatu pendekatan baru secara lengkap
terhadap bioteknologi mikroorganisme yang menggunakan
mikroorganisme yang direkayasa untuk menghasilkan suatu substansi atau
bahan yang secara normal tidak dapat dihasilkan (Kusnadi, 2014).
Menurut Kusnadi (2014), sampai saat ini, sudah ribuan produk
komersial dihasilkan melalui manipulasi mikroorganisme. Produk
komersial tersebut dapat dipisahkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a. Sel mikroorganisme itu sendiri, yang digunakan sebagai bahan
makanan tambahan atau untuk bahan imunisasi untuk mencegah
penyakit;
b. Molekul besar, misalnya enzim, yang disintesis oleh mikroorganisme;
c. Produk metabolit primer yang dibentuk oleh mikroorganisme yang
penting untuk pertumbuhan sel, misalnya vitamin;
d. Produk metabolit sekunder, misalnya antibiotika, yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan sel mikroorganisme.
A. Kesimpulan