Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bioteknologi yang diampu oleh Dr.
Muhfahroyin, M.TA. dan Dr. Achyani, M.Si.
Disusun Oleh :
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam juga penulis sanjungkan
kepada Rosulullah Muhammad SAW.
Makalah yang disusun ini merupakan serangkaian dari tugas akhir yang harus
diselesaikan sebagai persyaratan tugas mandiri mata kuliah Bioteknologi di Universitas
Muhammadiyah Metro. Materi yang penulis sampaikan pada makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak agar isi makalah ini lebih sempurna. Penulis tidak lupa
menghaturkan ucapan terima kasih kepada yang terhormat bapak Muhfahroyin, M.TA.
dan Dr. Achyani, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Bioteknologi serta berbagai
pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga amal dan jasa dari semua
pihak mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak yang membacanya, Aamiin Allahumma Aamiin.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peradaban manusia yang semakin maju mengakibatkan perkembangan terhadap
ilmu pengetahuan semakin cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan juga akan berdampak
pesat pada teknologi. Salah satu bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
saat ini adalah bioteknologi. Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang
sebenarnya harus dilakukan dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang
mungkin ditimbulkan. Pengkajian mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran,
logika, moral,agama, serta kriteria kebenarannya, tentu akan sangat membantu menuntun
kita pada tujuan pengembangan IPTEK yang sebenarnya.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Setiap inivasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan Bioteknologi?
2. Jelaskan sejarah perkembangan bioteknologi secara singkat?
3. Bagaimana Analisis Kritis Jurnal “Biotechnologi Propagasi Vegetatif Tanaman Hutan:
Keuntungan Dan Risiko”?
4. Pengembangan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, LKPD, Penilaian
yang berkitan dengan materi bioteknologi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan bioteknologi.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bioteknologi secara singkat.
3. Untuk mengetahui analisis jurnal yang berkaitan dengan bioteknologi.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pengembangan perangkat yang berkaitan
dengan materi bioteknologi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioteknologi
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan bioteknologi? Bioteknologi berasal dari
kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan “teknologi” yang berarti cara untuk memproduksi
barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan secara bebas sebagai pemanfaatan
organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia
(Kuswanti, 2008:113).
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun
1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical
engineering). Dari paduan dua kata tersebut (bio dan teknologi) European Federation of
Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu
pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme
hidup, sel, bagian dari organisme hidup dan analog mulekuler untuk menghasilkan produk
dan jasa.
Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu,
karena manusia telah bertahun-tahun lamanya menggunakan mikroorganisme seperti
bakteri dan jamur ragi untuk membuat makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur,
keju, dan yoghurt. Namun istilah bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur
menemukan proses fermentasi dalam pembuatan anggur (Kuswanti, 2008:113).
Perkembangan yang pesatdalam bidang biologi sel dan biologi molekuler sejak tahun
1960-an mendorong perkembangan bioteknologi secara cepat. Dewasa ini, manusia telah
mampu memanipulasi, mengubah, dan/atau menambahkan sifat tertentu pada suatu
organisme (Kuswanti, 2008:112).
Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobal) dimulai sejak 1857 setelah Louis
Pasteur menemukan bahwa fermentasiyang terjadi dalam pembuatan anggur merupakan
hasil kerja mikroorganisme. Makanan atau minuman yang diproduksi melalui proses
fermentasi antara lain tempe, tape, sake (berasal dari Jepang), tuak, anggur, dan
yoghurt (Kuswanti, 2008:114).
Pada tahun 1920 proses fermentasi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme mulai
digunakan untuk memproduksi zat-zat seperti aseton, butanol, etanol, dan gliserin.
Fermentasi juga digunakan untuk memproduksi asam laktat, asam sitrat, dan asam
asetat dengan menggunakan jasa bakteri.
Setelah perang dunia ke-2, dihasilkan produk bioteknologi lain misalnya penesilin dari
jamur penecillium nonatum. Keberhasilan ini diikuti dengan penelitian kemapuan
mikroorganisme lain yang menghasilkan antibiotic dan zat-zat lain seperti steroid, vitamin,
enzim, asam amino, dan senyawa-senyawa protein tertentu
Perkembangan teknologi mutakhir yang dibarengi dengan perkembangan di bidang
biokimia, biologi seluler, dan biologi molekuler melahirkan teknologi enzim dan rekayasa
genetika yang akhirnya mengantarkan kita ke suatu era modern. Kini bioteknologi telah
benar-benar digunakan untuk menjawab berbagai tantangan kehidupan manusia.
Catatan peristiwa dalam perkembangan bioteknologi, antara lain:
1. Ragi untuk pembuatan anggur, sebelum 6000 SM.
2. Ragi untuk pengembangan roti, sekitar 4000 SM.
3. Mikroba untuk menmbang tembaga (Spanyol), sebelum 1670.
4. Mikroba pertama dilihat Antonie Van Leewenhoek, 1880.
5. Mikroba kontaminan pertama penggagal fermentasi ditemukan oleh Lois Pasteur,
1876.
6. Enzim diekstrak dari ragi yang dapat membuat alcohol oleh Eduard Buchner,
1897.
7. Bakteri penghasil aseton, butanol, gliserol, 1910.
8. Struktur rantai DNA terungkap, 1928.
9. Penemuan bakteri antibiotik baru (streptomycin, spalosporin, dll), 1953.
10. Mikroba untuk menambang uranium di Kanada, 1950-an.
11. DNA rokombinan ditemukan dan percobaan rekayasa genetika pertama berhasil,
1973.
12. Hibridoma menghasilkan antibodi monoclonal, 1973.
13. Insulin hasil rekayasa genetika diperbolehkan digunakan pada manusia, 1981.
14. Interferon, hormone tumbuh, vaksin hepatitis, dihasilkan dari rekayasa,
pertengahan 1980-an.
15. Bahan mentah industry plastik dari mikroba, interferon untuk kanker, akhir 1980-an.
16. Mikroba hasil rekayasa membantu mengekstrak minyak dari tanah, 1990.
C. Analisis Kritis Jurnal
No Item Isi
D. Analisis Mahasiswa
1. Halal artinya disahkan, dibolehkan dan diizinkan. Makanan atau minuman yang halal
artinya adalah makanan yang sah (boleh) dikonsumsi, halal zatnya dan halal cara
memperolehnya. Sedangkan haram artinya larangan (dilarang oleh agama).
2. Produk bioteknologi pangan dibagi menjadi 2 jenis yaitu bioteknologi konvensional
(tradisional) dan bioteknologi modern. Produk bioteknologi konvensional seperti kecap,
yoghurt, keju, nata, kefir dan termasuk juga tape dan tempe. Sedangkan produk
bioteknologi modern antara lain seperti cuka, sirup glukosa hasil hidrolisis enzimatis,
enzim pangan dan beberapa bahan tambahan pangan serta produk hasil rekayasa genetika
(Genetic Modified Organism/GMO) (Pramashinta et al. 2014).
3. Pengendalian resiko tidak halal pada produk pangan olahan dilakukan dengan
menetapkan titik kritis kehalalan pangan olahan tersebut. Titik kritis kehalalan produk
pangan merupakan suatu tahapan produksi pangan dimana akan ada kemungkinan suatu
produk menjadi haram (Hasan, 2014). Berbeda dengan sebagian besar produk pangan
yang titik kritisnya dapat diidentifikasi dari bahan baku dan bahan tambahan yang
digunakan, maka produk bioteknologi identifikasi titik kritis perlu pemahaman lebih
mendalam terhadap asal (sumber) bahan tambahan dan bagaimana cara mendapatkan
bahan tambahan tersebut.
4. Produk bioteknologi juga memanfaatkan organisme dan mikroorganisme hidup hasil
rekayasa genetika dimana bisa saja materi genetik yang ditambahkan ke inang
(mikoorganisme/ organisme) berasal dari hewan haram. Oleh karena itu penelitian ini
menyajikan identifikasi titik kritis produk bioteknologi pangan.
5. Keju merupakan makanan padat dan asam yang dibuat dari susu yang ditambahkan
rennet untuk menggumpalkan casein susu. Tahapan pembuatan keju antara lain berturut
turut: persiapan susu, koagulasi, pengepresan dan pemisahan, penanganan curd, dan
pemeraman (Inayati 2015). Titik kritis dalam proses pembuatan keju terdapat pada tahap
koagulasi. Koagulasi merupakan tahapan penambahan bahan untuk proses
penggumpalan. Terdapat 2 metode koagulasi yakni metode enzimatis dan metode
mikrobiologi. Metode enzimatis dilakukan dengan enzim rennin (rennet). Hal ini menjadi
sebuah resiko karena hewan penghasil rennet, bisa saja dari hewan yang tidak halal.
Selanjutnya, meskipun jika berasal dari hewan halal, maka akan menjadi resiko jika cara
penyembelihan hewan penghasil rennet tidak dilakukan sesuai syariat islam (Apriyantono
2012). Metode kedua yakni metode mikrobiologi. Metode mikrobilogi bisa menggunakan
bakteri asam laktat (BAL) (Melliawati & Nuryati, 2014). Resikonya adalah media yang
digunakan untuk menumbuhkan BAL. Media yang digunakan untuk menumbukan BAL
dapat mengandung ekstrak khamir (yeast extract), dimana ekstrak khamir bisa beresiko
berasal dari hasil samping pengolahan bir.
6. Yoghurt merupakan produk susu fermentasi dengan menggunakan bakteri asam laktat
(BAL) sehingga diperoleh tekstur dan rasa yang khas. Bakteri yang banyak digunakan
dalam membuat yoghurt adalah Streptococcus themophilus dan Lactobacillus bulgaricus
Yoghurt dapat pula ditambahkan dengan bakteri probiotik (Yimaz-Ersan & Kurdal 2014).
Tahap awal proses pembuatan yoghurt yakni penetapan total padatan susu. Setelah itu
dilanjutkan dengan pasteurisasi atau pemanasan, kemudian pendinginan. Apabila susu
yang diproses menjadi yoghurt telah dingin pasca pasteurisasi makan ditambahkan starter
bakteri, lalu dilakukan inkubasi. Selama proses inkubasi ditambahkan bahan aditif. Tahap
akhir pembuatan yoghurt adalah pengemasan (Aswal et al. 2012). Terdapat 3 resiko titik
kritis dalam tahapan proses pembuatan yoghurt. Titik kritis pertama yakni pada tahap
penetapan total padatan susu. Padatan yang ditambahkan dapat berupa bubuk skim,
kasein dan atau whey. Resiko ketidakhalalan dapat disebabkan karena hewan penghasil
susu skim bubuk, kasein dan atau whey bukan merupakan hewan halal. Apabila kasein
dan whey yang digunakan diperoleh dari produk nabati maka resiko tidak halal akan kecil
sekali. Titik kritis kedua dalam proses pembuatan yoghurt adalah pada saat penambahan
starter bakteri. Starter bakteri biasanya diperbanyak pada suatu media. Resiko tidak halal
akan terjadi jika komposisi media penumbuhan bakteri mengandung bahan yang haram.
Resiko tidak halal dapat juga berasal dari bakteri yang digunakan. Saat ini banyak bakteri
hasil rekayasa genetika. Pemindahan gen dapat dilakuan antar bakteri dengan hewan. Gen
yang berasal dari hewan haram dapat menjadi resiko ketidakhalalan produk. Titik kritis
ketiga dalam proses pembuatan yoghurt adalah penambahan aditif makanan. Aditif yang
bisa ditambahkan dalam proses pembuatan yoghurt antara lain gelatin, penstabil, perisa
atau pengemulsi. Bahan aditif ini bisa saja berasal dari bahan yang tidak halal
(Apriyantono 2015). Sebesar 41% produksi gelatin berasal dari kulit dan tulang babi
(Nurul & Sabron, 2015).
7. Kecap dibuat melalui proses fermentasi kedelai (kedelai putih atau hitam) menggunakan
ragi atau jamur tempe dan ditambahkan berbagai bahan seperti bumbu dan rempah, gula
serta air. Proses pembuatan kecap tradisional yang meliputi tahap pencucian kedelai,
perendaman, perebusan, fermentasi, pemasakan, penyaringan hingga pengemasan akan
menghasilkan produk halal tanpa titik kritis (Dono, 2012). Namun saat ini terdapat
produksi kecap yang menggunakan komponen penguat rasa. Tahapan penambahan
penguat rasa ini menjadi titik kritis kehalalan dalam proses pembuatan kecap. Hal ini
karena penguat rasa dapat dibuat melalui teknik bioproses menggunakan
mikroorganisme. Resiko akan terjadi jika mikroorganisme atau bakteri yang digunakan
merupakan hasil rekayasa genetika. Bisa juga kemungkinan media menumbuhkan
mikroorganisme yang digunakan dalam teknik bioproses mengandung bahan yang tidak
halal (Halal Corner, 2013).
8. Bioteknologi pangan modern memanfaatkan tanaman, hewan dan mikroba untuk
menghasilkan produk baru dimana sifat bawaan dari tanaman, hewan dan mikroba
dipindahkan satu dengan yang lain. Produk yang dihasilkan dinamakan produk rekayasa
genetika (PRG) (Shetty et al., 2006). Ada tiga kondisi yang cukup mengkhawatirkan
produk rekayasa genetika yakni reaksi alergi (alergisitas), transfer gen dan outcrossing
(Egayanti, 2010). Menurut Riaz dan Chaudry (2004) dalam pandangan islam segala
sesuatu itu halal kecuali secara spesifik diharamkan oleh syariat. Tidak ada ayat-ayat al-
qur’ an ataupun hadist yang mengharamkan makanan hasil rekayasa genetika karena
rekayasa genetika merupakan perkembangan terbaru dalam sians. Akan tetapi produk
rekayasa genetika yang dihasilkan dari yang diharamkan tetap merupakan produk yang
haram.
9. Terdapat 3 modifikasi yang menjadi perhatian utama dalam rekayasa genetika. Pertama
perpindahan gen dari binatang ke tanaman atau dari tanaman ke binatang. Jika berasal
dari hewan halal berarti halal namun jika berasal dari hewan haram berarti haram. Contoh
salah satu kasus pada padi Nihonbare yang manggunakan sitokrom p450 babi berarti
haram (Sagara, 2013). Kedua perpindahan gen dari serangga ke tanaman, asalkan tidak
memicu pembentukan racun atau zat lain yang membahayakan berarti halal. Ketiga
perpindahan gen dari hewan ke hewan, asalkan berasal dari hewan halal berarti halal
asalkan tidak menimbulkan bahaya kesehatan, dan sebaliknya.
10. Resiko titik kritis pada enzim mikrobial produk bioteknologi dapat berasal dari media
yang digunakan untuk pertumbuhan dan penyegaran, gen sisipan, zat aditif yang
ditambahkan untuk stabilitas enzim cair (Hasanah 2016) dan dari resin kromatografi
untuk purifikasi (Suryani, 2010).
Silabus dan RPP Bioteknologi SMA
Standar Kompetensi : 5. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada salingtemas.
Alokasi
Materi Pokok/Materi Sumber/
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu
Pembelajaran Bahan/Alat
(menit)
5.1 Menjelaskan arti, Bioteknologi Menganalisis berbagai produk Menjelaskan arti Bioteknologi.
prinsip dasar, hasil bioteknologi, seperti kecap, Menjelaskan prinsip-prinsip
dan jenis-jenis
Arti dan Prinsip dasar Jenis tagihan: 6 X 45’ Sumber:
Bioteknologi. tauco, tempe dll menemukan arti dasar bioteknologi.
bioteknologi. dan prinsip dasar bioteknologi Menjelaskan nilai tambah yang Tugas Kelompok, Buku acuan yang
melalui diskusi kelas. diperoleh atas pengembangan unjuk kerja, ulangan relevan.
Menggali informasi melalui Bioteknologi. harian.
VCD/CD/gambar-gambar/charta
tentang proses pembuatan
kecap/tauco/tempe. Alat:
Diskusi kelas tentang prinsip arti Bentuk instrumen
OHP/komputer, LCD,
dan prinsip dasar Bioteknologi. Produk pengamatan CD/VCD player.
sikap, tes pilihan
ganda, tes uraian.
Bahan:
LKS, kecap, tauco,
tempe dll., CD/VCD
pembuatan kecap,
tempe dll.
Jenis-jenis Bioteknologi. Mendiskusikan jenis-jenis Membedakan bioteknologi Jenis tagihan: 2 X 45’ Sumber:
Alokasi
Materi Pokok/Materi Sumber/
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu
Pembelajaran Bahan/Alat
(menit)
bioteknologi yang berkembang konvensional dan modern. Tugas Kelompok, Buku acuan yang
dari masa lalu sampai sekarang, Mengkategorikan produk unjuk kerja, ulangan relevan, internet
dari yang sederhana sampai bioteknologi konvensional dan harian, ulangan akhir
yang kompleks. modern semester.
Melakukan studi literatur/CD Menjelaskan perbedaan
Alat:
interaktif/penelusuran internet prinsip dasar pengembangan
menemukan pengembangan bioteknologi konvensional dan OHP/komputer, LCD,
Bioteknologi modern. modern. Bentuk instrumen
Membandigkan Bioteknologi Produk pengamatan
konvensional dan modern
sikap, tes pilihan Bahan:
menemukan persamaan/
ganda, tes uraian, tes
perbedaan diantara keduanya. LKS, bahan
lisan.
presentasi, kecap,
tauco, tempe dll., CD
interaktiff
bioteknologi.
D. Materi Pembelajaran
Materi Reguler dan Remedial
Fakta
Bioteknologi adalah kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat penting dalam
peningkatan mutu hidup manusia. Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,
alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Konsep
Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi Konvensional
Konsep dasar
Contoh Penerapan
Bioteknologi Modern
Konsep dasar
Contoh Penerapan
Dampak Bioteknologi bagi kehidupan manusia
Dampak Positif
Dampak Negatif
Prinsip
Bioteknologi konvensional
Bioteknologi modern
Prosedural
Mekanisme kultur jaringan
Mekanisme rekayasa genetika
Mekanisme kloning
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, Observasi, Presentasi kelompok dan Proyek
Model : Project Based Learning (PjBL)
F. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Media/Alat : LCD Proyektor, Power Point, Lembar observasi
Bahan :-
Sumber Belajar : Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Erlangga
G. Kegiatan Pembelajaran
Fase II:
Guru membimbing siswa mengambil
Langkah Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
Membuat tema produk bioteknologi yang akan
perencanaan dibuat, bahan yang akan digunakan,
langkah-langkah pembuatan, waktu
pengerjaan dan waktu pengumpulan
produk.
Siswa mengambil tema produk
bioteknologi konvensional yang akan
dibuat berdasarkan kepentingannya
bagi kehidupan manusia dan dapat
memanfaatkan bahan lain yang tidak
berbahaya sesuai dengan prinsip
kerjanya.
Siswa bersama kelompoknya
mendiskusikan produk bioteknologi
yang akan dibuat, bahan yang akan
digunakan, langkah-langkah
pembuatan, waktu pengerjaan dan
waktu pengumpulan produk.
Secara berkelompok siswa
mengajukan ide-ide kreatifnya
mengenai produk bioteknologi yang
akan mereka buat.
Guru mengarahkan siswa dalam
pengambilan tema agar sesuai dengan
prinsip pembuatan produk yang akan
dibuat
Perencanaan dilakukan secara
kolaboratif antara guru dan siswa agar
siswa merasa “memiliki” proyek
tersebut.
Instrumen Penilaian
Ket : Hanya ditandai siswa yang paling tinggi dan yang paling rendah. Selain itu, dianggap setara.
Ketentuan :
1. Rumus : Nilai Akhir (NA) = Jumlah skor yg diperoleh x 100
Jumlah skor maksimum
2. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :
A = Unggul (80-100) C = Perbaikan (60-69)
B = Kompeten (70-79)
RUBRIK PENILAIAN SIKAP
Ket : Hanya ditandai siswa yang paling tinggi dan yang paling rendah. Selain itu, dianggap setara.
Ketentuan :
1. Rumus : Nilai Akhir (NA) = Jumlah skor yg diperoleh x 100
Jumlah skor maksimum
2. Nilai keterampilan dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :
A = Unggul (80-100) C = Perbaikan (60-69)
B = Kompeten (70-79)
Rublik Penilaian Keterampilan
Ketentuan :
Skore perolehan
Nilai = =
Skore maksimum
Perolehan nilai kemudian dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :
A = Unggul (80-100) C = Perbaikan (60-69)
B = Kompeten (70-79)
LEMBAR KERJA SISWA
Kelompok :
Anggota : ..............................................
..............................................
..............................................
..............................................
..............................................
Topik : Produk Bioteknologi
Tujuan : Siswa mampu membuat inovasi produk bioteknologi konvensional serta menganalisis
manfaat bagi kelangsungan hidup manusia
Tangerang, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melakukan sidak ke pabrik pembuatan saus
dan kecap di Jl Bouraq, Neglasari, Tangerang. Di pabrik yang tak memiliki nama ini ditemukan hasil
produksi saus dan kecap ilegal. "Pertama, (pabrik ini) tanpa izin edar. Proses produksi ini sudah lama
berjalan tanpa melalui registrasi pada Badan POM, artinya Badan POM bisa menjamin produk yang beredar
terjamin keamanannya," kata Kepala BPOM RI Peni Kusumastuti Lukito di lokasi, Jumat (3/3/2017). Selain
beredar tanpa izin, saus dan kecap yang diproduksi pabrik ini mengandung bahan berbahaya. Jika
dikonsumsi, produk tersebut akan menyebabkan berbagai penyakit. Kandungannya sudah kita cek, ternyata
mengandung bahan kimia berlebih, pewarna, dan pengawet benzoat. Efeknya bisa ke ginjal," ujar Peni. Peni
melanjutkan pihaknya langsung mengambil tindakan tegas terhadap pengelola pabrik ini. Produksi dan
peredaran saus dan kecap tersebut akan segera dihentikan. "Ini melanggar undang-undang yang ada, yakni
menyebarkan produk tanpa izin edar, hukumannya 2 tahun atau denda Rp 4 miliar. Tentunya sekarang
penghentian secepatnya terhadap produksi ini dan penghentian peredarannya," tuturnya. Berdasarkan
pantauan di lokasi, kemasan saus dan kecap di pabrik ini dilabeli dengan berbagai merek. "Pabrik ini sudah
berjalan sejak 1980. Peredarannya secara luas sampai ke 5 provinsi di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera,"
ujarnya.
Baca artikel detiknews, "BPOM Temukan Pabrik Kecap dan Saus Ilegal di Tangerang"
selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-3437169/bpom-temukan-pabrik-kecap-dan-saus-ilegal-di-
tangerang. Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
***Selamat Bekerja***