Anda di halaman 1dari 24

RENCANA TINDAK LANJUT

Rizka Yohana
20230001
Pengelolaan Danau Wabe Di Unit PTPN Way Berulu Pesawaran Sebagai
Ekowisata.

Adapun tujuan observasi ini adalah sebagai berikut

1. mengaktisipasi keselamatan yang ada di wisata di Danau Wabe


2. memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Danau Wabe
3. memperbaiki ekosistem yang ada di Danau ranau bioremediasi limbah
pebuangan agar aman dan nyaman dikujungi.
Deskripsi Lokasi Kegiatan Ekowisata
1. Nama Eko Wisata : Danau Wabe
2. Tempat/Alamat : Desa Wiyono Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.
Secara geografis topografi danau Wabe terletak di dekat kawasan PTPN dan
pemukiman warga.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia
baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan hidup adalah suatu kesatuan fisik yang mencakup sumber daya alam
yang mendukung pemenuhan keperluan hidup manusia. Sedangkan menurut UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Beberapa bentuk kerusakan
lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a) Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
b) Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran
sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c) Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan. Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung
maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
 Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
 Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
 Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
 Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
 Pembuangan sampah di sembarang tempat.
Pada dasarnya, pengolahan secara biologi dalam pengendalian pencemaran air,
termasuk upaya bioremediasi, dengan memanfaatkan bakteri bukan hal baru namun
telah memainkan peran sentral dalam pengolahan limbah konvensional sejak tahun
1900-an (Mara, Duncan and Horan, 2003). Pengolahan air tercemar secara biologi pada
prinsipnya adalah meniru proses alami self purification di sungai dalam mendegradasi
polutan melalui peranan mikroorganisma. Teknologi bioremediasi dalam pengendalian
badan air tercemar dapat dilakukan melalui proses: isolasi, pengujian bakteri dalam
mengdegradasi zat pencemar, identifikasi bakteri, dan perbanyakan bakteri. Isolat
bakteri tersebut dapat berasal dari bakteri “indigenous” atau dari “commercial product”.
Baik bakteri “indigenous” maupun commercial product” dapat mereduksi bahan
pencemar logam Pb, nitrat, nitrit, bahan organik (COD), sulfida, kekeruhan, dan amonia
di sungai maupun danau. . Perbanyakan bakteri indigenous dilakukan melalui tahapan:
pembuatan kultur stok, pemeliharaan kultur, perbanyakan kultur tahap I, perbanyakan
kultur tahap II, dan pembuatan kultur produksi. Sedangkan perbanyakan bakteri yang
berasal dari commercial product tinggal mengencerkan produk dengan dosis yang telah
ditetapkan pada kemasannya
1. Teknik pengumpulan data:
1) Wawancara
2) Observasi
3) Dokumentasi

1. Informan/Key Person
1) Warga sekitar Danau Wabe.
2) Ketua Karang Taruna
1. Prosedur Kerja Yang Dilakukan
Tahapan observasi yang saya lakukan untuk menjawab tujuan yang sudah saya rumuskan yaitu:
2. Saya melakukan survey berupa pencarian informasi di google terkait dengan ekowisata Danau Wabe
Unit PTPN Way Berulu Pesawaran.
3. Saya menghubungi teman dekat yang ada di sekitar Pesawaran untuk mencari informasi tambahan
tentang pengelolaan Danau Wabe Unit PTPN Way Berulu Pesawaran.
4. Saya melakukan observasi secara langsung ke lokasi Danau Wabe Unit PTPN Way Berulu
Pesawaran pada Sabtu 25 September 2021 Pukul 15.00
5. Saya melakukan wawancara terhadap narasumber yang tinggal di dekat Danau Wabe Unit PTPN
Way Berulu Pesawaran.
6. Saya mendapatkan data yang sesui dengan informasi yang saya dapatkan dari internet.
7. Kemudian saya mengolah data hasil pengamatan ini kedalam AKPK, RPE dan saat ini saya
kembangkan ke dalam RPE sesuai dengan format yang ada.
1. Data Hasil Observasi
Fasilitas yang ada di Danau tidak cukup lengkap, fasilitas umum seperti toilet juga belum
tersedia, lahan parkir kendaraan untuk pengunjung cukup luas. Danau ini masih sangat kosong
dengan rumput liar yang tumbuh sangat subur. Hanya tersedia satu gazebo di dekat Danau. Danau
tersebut dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah oleh unit PTPN Way Berulu di Daerah
Pesawaran yang mencemari air sungai dengan ciri mengeluarkan aroma tidak sedap dari
permukaan Danau. Di ketahui bahwa Danau Wabe tidak pernah dikelola secara khusus oleh unit
PTPN Way Berulu Pesawaran mapun warga setempat. Padahal jika pengelolaan dilakukan dengan
sangat baik akan menjadi potensi objek wisata yang cukup popular di era sekarang. Akses masuk
yang cukup jauh dari jalan utama dan jalanan yang berlubang membuat Danau ini hamper tidak
diketahui keberadaanya oleh masyarakat selain didaerah tersebut.
Gambar Keterangan

Area sekitar danau luas serta


ditanami rerumput hijau yang
pada. Pemandangan yang
menyejukan mata karena sangat
asri dan teduh.
 
Gambar Keterangan

terdapat satu buat gazebo besar


yang bersih dan masih kokoh,
belum adanya terlihat pelapukan
pada kayu gazebo.  
Gambar Keterangan

area danau yang cukup luas dan tidak


adanya pengelola menjadikan
dibeberapa titik terlihat seperti tandus
dan banyak ditanami rumput liar yang
cukup tinggi.
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana terkait kepemilikan area Danau Wabe Danau Wabe ini milik Unit PTPN Way Berulu jadi
dan Sekitarnya? kami warga setempat tidak memiliki hak untuk
melakukan pengelolaan ataupun perawatan sekitar
danau.

Apakah Danau Wabe boleh dikunjungi oleh Tidak ada izin khusus untuk mengunjungi Danau
siapapun? Wabe dan Daerah sekitarnya karena menyatu
dengan pemukiman warga dan tidak dikelola
sebagai area wisata.

Apakah warga sering mencium aroma tidak sedap Aroma yang terpancar dari danau timbul dan
dari Danau Wabe? tenggelam, terkadang sangat pekat tapi terkadang
tidak ada aroma sama sekali.
Apakah pencemaran air danau tersebut berdampak Sampai saat ini tidak ada keluhan dari masyarakat
pada masyarakat sekitar? terkait pencemaran air danau yang terbilang masih
ringan. Hanya saja seringkali tercium bau tidak sidap
dari permukaan danau.

Apakah danau ini ramai di kunjungi? Tidak ramai, rata-rata pengunjung adalah warga
daerah sini saja atau anak-anak sekolah yang
mengerjakan tuugas kelompok di gazebo dekat
danau.

Apakah ada rencana untuk melakukan pengelolaan Sepertinya tidak ada rencana pengelolaan, tapi
terkait Danau tersebut? mungkin akan dibicarakan dahulu dengan pihak
PTPN karena ini adalah wilayahnya.
PEMBAHASAN
Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada kegiatan pariwisata konvensional. Dampak
negatif ini bukan hanya dikemukakan dan dibuktikan oleh para ahli lingkungan tetapi juga para budayawan, tokoh
masyarakat dan pelaku bisnis pariwisata itu sendiri. Dampak berupa kerusakan lingkungan, terpengaruhnya budaya
lokal secara tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat setempat dan persaingan bisnis yang mulai
mengancam lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat setempat. . Prinsip ekowisata adalah sebagai berikut:
1. Meminimalkan dampak fisik, sosial, perilaku, psikologis.
2. Membangun kesadaran lingkungan, budaya dan rasa hormat.
3. Memberikan pengalaman positif bagi pengunjung dan tuan rumah.
4. Memberikan manfaat keuangan langsung bagi konservasi atau pelestarian lingkungan hidup.
5. Menghasilkan keuntungan finansial bagi masyarakat lokal, industri swasta.
6. Memberikan pengalaman interpretatif yang mengesankan bagi pengunjung untuk meningkatkan sensitivitas terhadap
iklim politik, lingkungan, sosial tempat tujuan wisata.
7. Membangun, mengoperasikan fasilitas atau infrastruktur dengan meminimalkan dampak lingkungan.
8. Mengakui hak-hak, keyakinan spiritual komunitas adat dan memberdayakan mereka.
Danau wabe memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi
ekowisata dalam upaya menarik wisatawan local dan melestarikan lingkungan.
Namun sayangnya, Danau Wabe tidak dikelola dengan baik sehingga menjadi
tempat bermuara limbah dari perusahaan yang dibuang dan menghasilkan aroma
yang tidak sedap. Air dalam danau wabe di duga mengandung zat yang berbahaya
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Menurut pemaparan Bapak Udin selaku
tokoh masyarakat sekitar bahwa, pada air Danau wabe sudah dilakukan uji coba
terkait kandungan zat didalamnya dengan hasil PH 7,7 dan TSS 34mg/L limbah
masih dalam keadaan normal. Bapak Udin berharap warga sekitar tetap menjaga
kebersihan sekitar danau walaupun air danau belum sepenuhnya bersih dari
limbah. Berikut ini diampirkan foto danau yang sudah diambil oleh pengamat.
Menindak lanjuti hasil wawancara dan bservasi yang telah dilakukan, ada upaya
sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi aroma tidk sedap
yang timbul dari air danau. Upaya tersebut dengan cara menanam tanaman air seperti
Tanaman air terdiri atas empat jenis, yaitu Mendong (Iris sibirica), Teratai (Nymphaea
firecrest), Kiambang (Spirodella polyrrhiza) dan Hidrilla (Hydrilla verticillata). Teknik
ini diesebut juga dengan sistemm simulasi tanaman air. Penurunan kandungan Coliform
pada proses bioremediasi tidak terjadi secara langsung melalui proses penyerapan oleh
tanaman air, melainkan melalui proses penguraian terlebih dahulu kenudian diikuti oleh
proses penyerapan (Suriawiria, 2003). Sebagaimana diketahui bahwa Coliform
merupakan salah satu mikroorganisme fakultatif aerob yang memanfaatkan bahanbahan
organic di dalam perairan sebagai media tempat hidup. Melalui proses penyaringan,
penguraian dan penyerapan bahan-bahan organic tersebut sebagian diantaranya
mengalami perubahan bentuk menjadi lebih sederhana, dan yang lain diserap oleh
tanaman air. Dalam keadaan demikian Coliform tidak dapat lagi memanfaatkan bahan-
bahan organic tersebut untuk kelangsungan hidupnya. Akibatnya Coliform mengalami
kondisi kritis dan kematian, sehingga jumlahnya jumlahnya menjadi berkurang
Dengan menurunnya limbah setelah dilakukan upaya bioremediasi sistem
simulasi tanaman air, daerah sekitar danau dapat dimanfaatkan sebagai objek
ekowisata untuk mengembangkan potensi local dan meningkatkan perekonomian
masyarakat sekitar dengan dibuat tempat untuk self-healing seperti yang sedang
trend dikalangan generasi z saat ini. Beberapa solusi yang dapat diadopsi anatar
lain seperti berikut ini :
Selain dapat memelihara lingkungan sekitar dan meningkatkan nilai ekonomi
masyarakat sebagai proses perwujudan ekowisata didaerah. Pemberdayaan
ekonomi juga memperhatikan kesejahteraan penduduk sekitar tempat wisata.
Dengan terpeliharanya lingungan ekowisata dapat dijadikan sebagai kesadaran
dalam karakteristik pengertian lingkungan hidup. Lingkungan yang memiliki
potensi pariwisata alam harus diberdayakan agar memiliki nilai wisata yang
tinggi bagi pengunjung atau wisatawan. Sebagai contoh apabila terdapat sungai
yang memiliki lengkungan yang indah dan air terjun yang tidak begitu tinggi
dengan kejernihan air yang baik maka dengan sedikit hiasan di sekitarnya sudah
bisa dijadikan sebagai objek wisata. Selain itu pendidikan dalam 
pengertian lingkungan yang dimaksud dalam ekowisata adalah penambahan
penambahan edukasi tempat wisata yang diperkaya dengan pembelajaran di
dalamnya. Pada kasus ini sebagai contoh apabila wisata air terjun maka
ditambahkan madding dengan bertempelkan proses terjadinya air terjun, dan
lain–lain.
●Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Prinsip ekowisata merupakan berbagai prinsip yang mengatur untuk menyatukan konservasi
lingkungan hidup, pengembangan masyarakat dan wisata yang berkelanjutan, berjalan seiringan.
Danau Wabe tidak dikelola dengan baik sehingga menjadi tempat bermuara limbah dari perusahaan
yang dibuang dan menghasilkan aroma yang tidak sedap. Air dalam danau wabe di duga
mengandung zat yang berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Menindak lanjuti hasil
wawancara dan bservasi yang telah dilakukan, ada upaya sederhana yang dapat dilakukan oleh
masyarakat untuk mengurangi aroma tidk sedap yang timbul dari air danau. Upaya tersebut dengan
cara menanam tanaman air seperti Tanaman air terdiri atas empat jenis, yaitu Mendong (Iris
sibirica), Teratai (Nymphaea firecrest), Kiambang (Spirodella polyrrhiza) dan Hidrilla (Hydrilla
verticillata). Teknik ini diesebut juga dengan sistemm simulasi tanaman air.
2. Prinsip ekowisata merupakan berbagai prinsip yang mengatur untuk
menyatukan konservasi lingkungan hidup, pengembangan masyarakat dan wisata
yang berkelanjutan, berjalan seiringan. Danau wabe memiliki potensi yang besar
untuk dikembangkan menjadi ekowisata dalam upaya menarik wisatawan local
dan melestarikan lingkungan. Daerah sekitar danau dapat dimanfaatkan sebagai
objek ekowisata untuk mengembangkan potensi local dan meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar dengan dibuat tempat untuk self-healing seperti
yang sedang trend dikalangan generasi z saat ini.
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme yang telah dipilih untuk
ditumbuhkan pada polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkan kadar
polutan tersebut. Teknologi bioremediasi dalam pengendalian badan air tercemar
dapat dilakukan melalui proses: isolasi, pengujian bakteri dalam mengdegradasi
zat pencemar, identifikasi bakteri, dan perbanyakan bakteri. Isolat bakteri tersebut
dapat berasal dari bakteri “indigenous” atau dari “commercial product”. Baik
bakteri “indigenous” maupun commercial product” dapat mereduksi bahan
pencemar logam Pb, nitrat, nitrit, bahan organik (COD), sulfida, kekeruhan, dan
amonia di sungai maupun danau.
SEO & Marketing Icons

Anda mungkin juga menyukai