TUGAS 1
2. Jawaban
a) Dennis Gouran mengasumsikan bahwa untuk membuat keputusan yang efektif dalam
sebuah kelompok adalah komunikasi dan seluruh anggota kelompok peduli terhadap
topik pembicaraan.
b) Berpikir Dasar Komunikasi Pemerintahan (BDKP) adalah sistem Kerjasama para
pejabat serta pemimpin Rakyat Indonesia untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan serta kualitas kerja sama di bidang Politik. Hal ini meliputi Pihak Yaitu :
Pejabat Kenegaraan.
3. Jawaban :
a) definisi sugesti dari sudut pandangan populer atau kamus. Sugesti adalah pengaruh yang
halus, hampir tidak kentara, yang dialami seseorang tanpa ia sadari, di mana sumber pengaruh
ini berasal dari orang lain, yang mengakibatkan timbulnya respon dalam diri orang ini tanpa ia
menyadari sumber atau asal pengaruh (sugesti) dan seringkali juga tanpa menyadari
kejadiannya. Definisi yang lebih teknis menyatakan bahwa sugesti adalah komunikasi
bermakna yang secara sengaja, terstruktur, dan sistematis dilakukan oleh seseorang, bisa
disebut sebagai hipnotis, suggestor, operator, hipnoterapis, terhadap orang lain, yang disebut
sebagai subjek, klien, atau suggestee, dengan tujuan membangkitkan respon secara sukarela
di pihak subjek, yang mana respon ini tidak akan timbul tanpa adanya sugesti. Bila dilihat dari
proses pemberian sugesti hingga sugesti dijalankan maka kita mengenal dua proses. Proses
pertama adalah afferent yaitu masuknya sugesti ke pikiran seseorang, dimengerti, dan diterima
oleh pikiran bawah sadarnya. Setelah diterima maka sugesti ini dijalankan dalam bentuk respon
tertentu. Ini disebut dengan efferent. Ditinjau dari aspek kepatuhan dan ketelitian pelaksanaan
sugesti maka kita juga mengenal dua jenis sugesti. Pertama, sugesti yang bersifat immediate,
yaitu sugesti yang menghasilkan respon tindakan yang sepenuhnya sejalan dengan instruksi
yang diberikan. Contohnya bila operator mensugestikan subjek mengambil buku maka subjek
mengambil buku.Kedua, sugesti yang bersifat mediate. Dalam hal ini klien menjalankan
instruksi yang diberikan namun tidak sepenuhnya sama dengan yang disugestikan. Contohnya
bila operator mensugestikan subjek untuk mengambil buku dan subjek ternyata “memutuskan”
mengambil pensil. Subjek tetap menjalankan sugesti “mengambil sesuatu” namun tidak persis
sama seperti yang disugestikan oleh operator.
b) Paradigma adalah nuansa berpikir seseorang atau sekelompok orang dalam memandang
dan menyikapi objek dan subjek tertentu. Terkait dengan Kegiatan Belajar 3 ini adalah,
cara pandang terhadap komunikasi pemerintah. Ilmu pengetahuan sifatnya nisbi dan
kebenaran yang dikemukakannya juga bersifat relatif. Walaupun salah satu persyaratan
ilmu pengetahuan adalah harus dapat diterima secara universal, namun dalam kurun
waktu tertentu tetap mengalami perubahan, termasuk ilmu-ilmu eksakta, karena pola
berpikir manusia cenderung tumbuh dan berkembang. Secara filosofis ilmu
pengetahuan memang sangat terbatas kompetensinya. Keterbatasan tersebut disebabkan
antara lain oleh sifat abstrak yang terdapat dalam kebenaran ilmu pengetahuan itu
sendiri, namun sangat mutlak diperlukan dalam kehidupan ini. Itulah sebabnya dalam
revolusi ilmu pengetahuan muncul peran apa yang disebut dengan paradigma-
paradigma. Berikut ini diuraikan beberapa pengantar memasuki paradigma komunikasi
pemerintahan. Dalam sistem pemerintahan, Aristoteles mendukung adanya segelintir
masyarakat yang dianggap sebagai budak belian, karena dianggap sejalan dengan garis
hukum alam, dan dia bahkan percaya kerendahan martabat wanita dibandingkan kaum
laki-laki. Ini tentu saja dipengaruhi budaya yang berlaku pada waktu itu. Namun, pada
kesempatan lain Aristoteles berpendapat bahwa kemiskinan adalah bapak revolusi
dengan menyatakan bahwa barang siapa yang sudah merenungi secara mendalam
tentang arts tau seni memerintah manusia, memprediksi bahwa nasib imperium
tergantung pada pendidikan generasi penerusnya. Komunikasi antarmanusia
dimaksudkan sebagai jalan untuk memahami interaksi yang terjadi sekaligus sebagai
kontrol dalam berinteraksi guna menemukan makna tentang perilaku dan nilai aspirasi
manusia. Secara metodologis aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif yang lazim digunakan dalam ilmu sosiologi dan antropologi
sebagaimana dikemukakan Judistira K. Garna pada Pidato pengukuhan Jabatan Guru
Besar dalam bidang Antropologi dan Sosiologi pada FISIP UNPAD 21 Juni 2001,
berjudul “Pendekatan Etnografi ke Arah Kebijakan Kebudayaan dalam Perkembangan
Peradaban Indonesia”. Inilah cikal bakal yang dapat dijadikan paradigma dasar
komunikasi antara pemerintah dengan masyarakatnya. Ketika komunikasi itu dilakukan
dengan pihak ketiga maka suasana itu termasuk dalam ranah komunikasi publik
sebagaimana dikemukakan Molefi K. Asante dan Jerry K. Frye (1977) yang
berpendapat bahwa “other people are involved in the communicative event, either as
message originators or receivers. Orang-orang berkomunikasi untuk mengoper pesan
kepada penerima pesan baik secara individual maupun kelompok. Apabila komunikasi
diartikan sebagai proses interaksi dan penyampaian informasi, maka proses interaksi
tersebut berlangsung dalam suatu jaringan kerja komunikasi yang dapat terjadi melalui
struktur formal atau proses informal. Hakikat jaringan kerja adalah suatu pola-pola
saluran komunikasi dari pesan-pesan ke dan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau
di antara anggota dalam satu kelompok. Jaringan komunikasi yang muncul dapat secara
terpusat, menyebar sekuensial, dan resiprokal. Oleh karena saluran komunikasi formal
ditetapkan melalui hierarki organisasi dan wewenang, serta tanggung jawab maka arus
informasi dalam proses komunikasi bervariasi antara komunikasi vertikal, komunikasi
horizontal, dan komunikasi diagonal. Komunikasi vertikal sebagaimana telah diuraikan
pada bab terdahulu, merupakan komunikasi di mana arus informasi dalam organisasi
mengalir dari superior ke supervisor hingga ke subordinasi atau dari orang pada jenjang
hierarki paling tinggi ke jenjang hierarki paling bawah.