Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : EKO SULISTIAWATI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 031367927

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4440 / KEUANGAN PUBLIK

Kode/Nama UPBJJ : 20 / BANDAR LAMPUNG

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
JAWABAN
1. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa
pendapatan negara adalah semua penerimaan yang berasal dari penerimaan perpajakan,
penerimaan negara bukan pajak serta penerimaan hibah dari dalam dan luar negeri. Dari
penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa sumber pendapatan negara berasal dari tiga sektor
yaitu: pajak, non pajak dan hibah. Tiga sumber ini yang jadi lumbung penerimaan kas negara.
Besarnya penerimaan yang diterima negara ditetapkan oleh Kementerian Keuangan atas
persetujuan presiden yang dibahas bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Adapun
sumber pendapatan negara non-pajak terdiri dari keuntungan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), pengelolaan sumber daya alam, pinjaman, barang sitaan, percetakan uang atau
sumbangan. Berikut beberapa contohnya:

 Sumber penerimaan dari barang–barang yang dikuasai atau milik pemerintah. Barang-
barang yang dikuasai negara ini kemudian disewakan kepada pihak swasta. Kemudian,
biaya sewanya akan dimasukkan ke dalam kas negara sebagai salah satu sumber
pendapatan negara.
 Perusahaan yang melakukan monopoli dan oligopoli ekonomi. Seperti disebutkan, salah
satu sumber pendapatan negara non-pajak adalah keuntungan Badan Usaha Milik
Negara. Perusahaan negara biasanya bersifat monopoli dan berskala besar. Keuntungan
dari BUMN ini menjadi pendapatan negara yang disisihkan untuk pembiayaan negara
itu sendiri.
 Harta terlantar adalah harta peninggalan yang dianggap terlantar atau tidak ada
seorangpun yang mengajukan klaim atasnya. Maka dalam hal ini negara berhak
mengumumkan, jika tidak ada ahli waris yang mendatangi dan mengambil haknya
dalam kurun waktu yang ditentukan, harta tersebut menjadi milik negara.
 Denda yang dijatuhkan untuk kepentingan umum. Denda yang dimaksud adalah
hukuman berupa sitaan atau pembayaran yang telah disepakati besarannya. Untuk
barang sitaan biasanya akan dilelang untuk kemudian hasilnya masuk dalam kas negara.
 Retribusi dan iuran lainnya. Retribusi sendiri adalah pungutan yang berkaitan dengan
jasa Negara. Menurut Undang–Undang Nomor 19 Tahun 1997, yang disebut sebagai
objek retribusi adalah jasa umum atau jasa untuk kepentingan dan pemanfaatan umum,
jasa usaha dan perizinan tertentu.
 Hibah adalah pemberian yang diberikan kepada pemerintah tapi bukan bersifat
pinjaman. Hibah sifatnya sukarela dan diberikan tanpa ada kontrak khusus. Dana
bantuan yang didapat biasanya diperuntukkan bagi pembiayaan pembangunan. Di
samping itu, penerimaan yang berasal dari luar negeri juga bisa berupa pinjaman
program atau pinjaman proyek dengan jangka waktu tertentu. Lembaga internasional
yang pernah memberi bantuannya pada Indonesia antara lain Bank Dunia (World Bank),
ADB (Asean Development Bank), dan IMF (International Monetary Fund).

2. Syarat pemungutan pajak adalah landasan prinsip yang harus ada dalam setiap aktivitas
pemungutan pajak. Berikut ini 5 syarat pemungutan pajak di Indonesia.
 Syarat Keadilan (pemungutan pajak harus adil).
 Syarat Yuridis (pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang).
 Syarat Ekonomis (pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian nasional).
 Syarat Finansial (pemungutan pajak harus efisien).
 Syarat Sederhana (sistem pemungutan pajak harus sederhana).
Dalam setiap aktivitas pemungutan pajak, penerapan sekian syarat tersebut punya arti yang
penting. Sebab, tanpa syarat tersebut, aktivitas pemungutan pajak bisa menghadapi kendala
bahkan melenceng dari target yang ditetapkan. Pemungutan pajak harus berlandaskan keadilan,
baik dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam pelaksanaan pemungutan pajak.
Landasan keadilan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai keadilan bagi
masyarakat. Contoh dari adil yang dimaksud antara lain:
 Wajib pajak memiliki hak dan kewajiban yang diatur oleh undang-undang.
 Setiap warga negara yang memenuhi syarat sebagai wajib pajak haruslah menyetorkan
pajaknya.
 Adanya sanksi untuk pelanggaran-pelanggaran pajak yang terjadi.
Pemungutan pajak selalu didasarkan pada undang-undang yang berlaku. Salah satu undang-
undang yang mengatur pemungutan pajak adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum Perpajakan. Dengan adanya pengaturan dalam bentuk undang-
undang, pemerintah memberikan jaminan hukum bagi terlaksananya aktivitas pemungutan
pajak. Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas perekonomian yang dapat
mengakibatkan kelesuan perekonomian nasional. Contohnya, pemungutan pajak tidak boleh
mengganggu aktivitas produksi ataupun perdagangan yang sedang berlangsung. Pemungutan
pajak harus dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga hasil yang diperoleh maksimal.
Efisien maksudnya pemungutan pajak harus dilakukan dengan mudah, tepat sasaran, tepat
waktu dan biaya minimal. Efektif artinya pemungutan pajak harus membawa hasil sesuai
perhitungan yang telah dilakukan. Dalam syarat ini, biaya pemungutan pajak harus lebih kecil
daripada pemasukan pajak yang diterima kas negara. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
dan mudah dimengerti wajib pajak. Sistem pemungutan pajak yang sederhana akan membantu
wajib pajak dalam melaporkan pajak mereka dan mendorong masyarakat memenuhi kewajiban
perpajakan. Dengan demikian, pemasukan negara dari pajak akan semakin meningkat. Syarat
pemungutan pajak di Indonesia berkaitan dengan sistem pemungutan pajaknya yaitu
sistem withholding tax. Dalam sistem ini pemungutan pajak berupa pemungutan dan/atau
pemotongan. Pemungutan ini berkaitan dengan jumlah pajak yang dipungut untuk pembayaran-
pembayaran yang dianggap memiliki potensi menghasilkan pendapatan bagi penerima
pembayaran, misalnya PPh pasal 22. Sedangkan maksud dari pemotongan pajak disini adalah
jumlah pajak yang dipotong oleh pemberi penghasilan atas jumlah penghasilan yang diberikan
kepada penerima penghasilan sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah penghasilan yang
diterimanya, contohnya PPh pasal 21 dan PPh pasal 23.

3. Pengaruh pajak terhadap produksi sebagai keseluruhan berlangsung melaluipengaruh-


pengaruhnya terhadap kerja, tabungan, dan investasi. Apabila investasi dapatdiarahkan dengan
baik, maka akan dapat membuat pekerjaan lebih produktif. Investasiini dapat berupa investasi
materiil maupun investasi sumber daya manusia.Investasi materiil memberikan kepada para
pekerja alat-alat materiil untuk dapatbekerja lebih produktif dan lebih efisien. Investasi ini
dapat berbentuk bangunan-bangunan, mesin-mesin, alat-alat angkutan, tenaga listrik dan
sebagainya, sedangkaninvestasi dalam bidang sumber daya manusia akan dapat membuat para
pekerja lebihefisien sebagai salah satu faktor produksi. Investasi dalam bentuk ini dapat
dalambentuk tingkat kesehatan yang lebih baik, skill, pengetahuan khusus dan sebagainya.
Investasi sumber daya manusia maupun investasi materiil hanya mungkinterjadi bila ada
tabungan dalam masyarakat. Pada kenyataannya, besarnya tabungandan investasi tidak secara
otomatis akan sama. Kadang-kadang terjadi bahwatabungan lebih tinggi dari investasi, maka
akibatnya ialah akan terjadi pengangguran,perusahaan-perusahaan menjadi lesu, harga-harga
akan menurun sehingga akan terjadi deflasi. Sebaliknya dapat pula terjadi kenaikan harga dan
investasi, danperusahaan-perusahaan mendapatkan untung.

Anda mungkin juga menyukai