Anda di halaman 1dari 5

FENOMENA KOMUNIKASI DALAM KERANGKA TEORI KOMUNIKASI

IMANUELLA DAVINA PUTRI 233516516116


ILMU KOMUNIKASI
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari di rumah tangg
a, di tempat pekerjaan, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada ma
nusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi memiliki peranan yang sangat pe
nting dalam kehidupan manusia, baik secara individu, kelompok, maupun dalam organisa
si.

Komunikasi yang berkualitas adalah komunikasi yang efektif. Maksudnya adalah


bagaimana dalam sebuah proses interaksi komunikasi, pesan oleh komunikator dapat ters
ampaikan dengan baik, dan memberi efek pada si penerima pesan . Efek-efek yang dihara
pkan dalam berkomunikasi antara lain efek kognitif , efek pada sikap, maupun efek pada
perilaku. Sehingga, dalam menyampaikan pesan agar sesuai dengan tujuan komunikasi ya
ng efektif, komponen-komponen komunikasi seperti communicator , message , channel ,
dan communicant harus diperhatikan, agar komunikasi yang dilakukan dapat memberikan
efek bagi penerima. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dimungkiri begit
u juga halnya bagi suatu organisasi. Untuk membentuk kerjasama yang baik antara organi
sasi dan para anggota, maka dibutuhkan bentuk hubungan serta komunikasi yang baik ant
ara para anggota organisasi. Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila
tidak ada komunikasi, koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan dengan baik.

Dalam komunikasi organisasi, terminologi yang melekat dalam konteks tersebut a


dalah komunikasi dan organisasi. Berdasarkan teori Karl Weick, organisasi bukanlah susu
nan yang terbentuk oleh posisi dan peranan, tetapi oleh aktivitas komunikasi. Lebih panta
s untuk dikatakan «berorganisasi» daripada «organisasi» karena organisasi itu itu sendiri
merupakan sesuatu yang dicapai manusia melalui sebuah proses komunikasi yang berkela
njutan. Kegiatan yang dijalankan oleh sebuah organisasi akan sangat berpengaruh pada pe
rkembangan organisasi itu sendiri. Perkembangan organisasi juga ditentukan oleh perilak
u yang di tunjukan oleh para anggota organisasi yang ada didalamnya. Dalam hal ini peril
aku disebuah organisasi adalah tergatung oleh budaya yang ditanamkan di lingkungan org
anisasi.

Pengelolaan yang baik terhadap sosialisasi budaya orgaisasi sangat diperlukan ba


gi sebuah organisasi. Adnanputra mendefinisikan strategi sebagai bagian terpadu dari suat
u rencana , sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan , yang pada akh
irnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Dalam hal ini, st
rategi adalah sebuah perencanaan yang disusun untuk mengelola organisasi. Strategi sang
at dibutuhkan oleh sebuah organisasi, karena tanpa adanya perencanaan yang baik yang di
buat melalui strategi, maka sebuah organisasi tidak dapat berhasil mencapai tujuan-tujuan
nya, baik di masa sekarang maupun tujuan di masa yang akan datang.

Tanpa adanya perencanaan yang tersetruktur dalam proses, sistem dan aktivitas so
sialisasi budaya organisasi maka nilai-nilai budaya tidak akan dapat tersampaikan dengan
baik kepada karyawan, sehingga hal tersebut dapat menghambat dari pencapaian tujuan s
osialisasi budaya organisasi itu sendiri. Trasfer nilai-nilai tersebut dapat melalui peran dar
i orang-orang yang berada dalam organisasi, seperti top manager, manager, maupun adan
ya dirancang program-program sosialisasi yang membantu karyawan baru mengetahui da
n mempelajari nilai, norma, dan budaya organisasi, melalui berbagai karakteristik dari bu
daya organisasi itu sendiri. Dampak dari nilai korporat yang membudaya di lingkungan or
ganisasi akan memotivasi karyawan yang biasanya mereka akan berusaha secara maksima
l untuk melaksanakan pekerjaan mereka dengan dedikasi dan semangat yang tinggi. Corp
orate value adalah nilai-nilai dalam perusahaan yang dapat memotivasi karyawan guna m
encapai tujuan perusahan dalam hal ini budaya perusahaan. Setiap organisasi memiliki nil
ai-nilai perusahaan yang membudaya, yang berfungsi untuk membentuk aturan atau pedo
man dalam berfikir dan bertindak dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Nilai-nilai per
usahaan yang dapat disosialisasikan dan terpelihara dengan baik akan mampu memacu or
ganisasi ke arah perkembangan yang lebih baik.

2. Rumusan Masalah
Bagaimana strategi sosialisasi budaya orgaisasi komunikasi?
PEMBAHASAN

1. Komunikasi Organisasi
Komunikasi dianggap efektif paling tidak mengahasilkan 5 hal yaitu pengertian, kesenangan,
pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Tubbs & Sylvia moss dalam bukunya
Understanding Human communication mengemukakan bahwa komunikasi yang efektif disebut efektif
apabila penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana yang dimaksudkan oleh p
engirim. Sumber utama kesalahpahaman dalam komunikasi adalah cara penerima menangkap makna
suatu pesan berbeda dari yang dimaksud oleh pengirim, karena pengirim gagal mengkomunikasikan
maksudnya dengan tepat. Salah satu bidang dari komunikasi adalah organisasi.
Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi dalam organ
isasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi
menurut Goldhaber didefinisikan sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu j
aringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti
atau yang saling Komunikasi organisasi dapat didefinisikan pertunjukan dan penafsiran pesan di antar
a unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri
dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Komunikasi ini berlangsung ketika orangorang yang berada pada tataran menejemen mengiri
mkan pesan kepada bawahannya. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat
otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Peranan komunikasi dalam bu
daya organisasi dapat dilihat secara berlainan tergantung pada budaya yang dikonsepsikan. Bila buday
a dianggap sebagai himpunan artifak simbolik yang dikomunikasikan kepada anggota organisasi untu
k pengendalian organisasi, maka komunikasi dapat diartikan sebagai sarana yang memungkinkan pero
lehan hasilnya.
Bila budaya ditafsirkan sebagai pembentukkan pemahaman, proses komunikasi itu sendiri me
njadi pusat perhatian utama karena proses inilah yang merupakan pembentukan makna tersebut .

Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Disam
ping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dal
am struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peratura
n tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan t
ugas dan pekerjaan dengan baik. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpar
tisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. Seperti halnya komunikasi organisa
si membantu menyampaikan nilai-nilai inti organisasi yang menjadi aturan-aturan bagi karyawan dala
m berperilaku di lingkungan organisasi.

2. Budaya Organisasi
Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang pada dasarnya merupakan saluran
komunikasi primer. Fungsinya menyalurkan informasi dan memberi interpretasi terhadap informasi.
Melalui jaringan informal, kehebatan perusahaan diceritakan dari waktu ke waktu, sebagai cara berko
munikasi informal, jaringan budaya merupakan pembawa nilai-nilai budaya dan mitologi kepahlawan
an. Dalam lingkungan kehidupannya, manusia dipengaruhi oleh budaya dimana ia berada, seperti nilai
– nilai, keyakinan, perilaku sosial atau masyarakat yang kemudian menghasilkan budaya sosial atau b
udaya masyarakat.
Hal yang sama juga terjadi pada anggota organisasi, dengan segala nilai, keyakinan dan perila
kunya di dalam organisasi yang kemudian akan menciptakan budaya organisasi. Menurut Edgar Schei
n dalam Kreitner dan Kinicki , bahwa menanmkan sebuah budaya melibatkan proses belajar. Karenan
ya, pada anggota organisasi mengajarkan satu sama lain mengenai nilai-nilai, keyakinan, pengharapan,
dan perilaku yang dipilih organisasi. Desain secara ruangan fisik, lingkungan kerja, dan bangunan.
Sebagai alternatif pengaturan tempat kerja adalah hoteling, di mana pekerja menggunakan te
mpat secara temporer, tidak permanen. Pembentukan peranan secara hati-hati, program pelatihan, pem
belajaran, dan pelatihan oleh para manajer dan supervisor. Reaksi pimpinan terhadap insiden yang krit
is dan krisis organisasi. Menurut Deal & Kennedy seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ad
a lima unsur pembentuk budaya organisasi, dan salah satun unsur pembentuk budaya organisasi adala
h nilai-nilai.

Anda mungkin juga menyukai