Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KOMUNIKASI, KEDISIPLINAN, DAN TANGGUNG JAWAB

TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI UPT DINAS PENDIDIKAN


POLOKARTO SUKOHARJO

SUWARDI
Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo

Amin Wahyudi
Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRACT
Unit of District Education Office Polokarto Sukoharjo is a government
organization that aims to implement educational services for the community.
To achieve that purpose, support the good performance of all employees. The
number of samples taken 40 people in full of the entire employee population
UPT District Education Office Polokarto Sukoharjo. Data were collected
through questionnaires, then analyzed by Multiple Linear Regression, F-test
and t-test. The studies results are: (1) communication has a positive and
significant impact on Employee Performance Unit District Education Office
Polokarto Sukoharjo, (2) discipline does not have a positive and significant
impact on Employee Performance (3) has no responsibility for a positive and
significant impact on Employee Performance Unit District Education Office
Polokarto Sukoharjo, (4) Approximately 14% of variation in the dependent
variable (performance) can be explained by variations in the set of
independent variables (communication, discipline, and responsibility).

Keywords: communications, discipline, responsibility, performance

PENDAHULUAN masyarakat (public service) dengan


Berdasar kodratnya manusia dicipta- sebaik-baiknya oleh karena itu ia tidak
kan sebagai makhluk sosial atau human mempunyai maksud mencari keuntungan
society sehingga untuk memenuhi kebu- (organisasi sosial), contohnya organisasi
tuhan hidupnya manusia tidak hidup sen- pemerintah, organisasi LSM, dan organi-
diri, ia harus berinteraksi dengan manusia sasi kepemudaan. Sedangkan organisasi
yang lain. Interaksi tersebut berupa kerja- swasta cenderung untuk mencari keun-
sama yang terwujud melalui sikap saling tungan sebanyak-banyaknya dalam rang-
membantu, keterkaitan dan ketergantung- ka memberikan kesejahteraan anggota-
an satu dengan lainnya dalam bentuk ko- nya maupun upaya untuk tetap memperta-
munikasi. hankan eksistensinya (organisasi profit)
Dalam mewujudkan kesadaran be- contohnya adalah PT, CV, Firma, dan
kerjasama dengan manusia lainnya salah Persero. Walaupun demikian pada prin-
satu realita adalah upaya mengikatkan diri sipnya baik organisasi Pemerintah mau-
dengan masyarakat di sekitarnya ataupun pun swasta menerapkan pola kerja yang
dengan suatu organisasi yang akan dijadi- sama yaitu tetap berorientasi pada azas
kan tempat bekerja dalam rangka meme- efesiensi dan efektivitas, melalui penge-
nuhi kebutuhan hidupnya. Organisasi me- rahan segenap sumber daya yang dimiliki
nurut statusnya dapat digolongkan menja- seminimal mungkin untuk mendapatkan
di dua jenis organisasi yaitu pemerintah hasil semaksimal mungkin.
dan swasta. Keduanya mempunyai misi Suatu organisasi Pemerintah ideal-
yang berbeda yaitu organisasi pemerintah nya terdiri atas beberapa elemen seperti
berupaya memberikan pelayanan pada manusia (man), sumber dana (money),

Pengaruh Komunikasi, Kedisiplinan, dan Tanggung Jawab terhadap… (Suwardi & Amin W.) 99
peralatan (machine), pola dan metode mungkin juga kurangnya tanggung jawab
kerja (method). Dari beberapa elemen di terhadap pelaksanaan kerja. Hal tersebut
atas manusia memegang peranan yang sesuai dengan pendapat bahwa: “Apabila
strategis dibanding elemen lainnya, kare- ternyata ada hambatan terhadap tercapai-
na organisasi tidak akan dapat berjalan nya tujuan pribadi, maka orang tidak se-
kalau tidak digerakkan oleh manusia. Se- nang dan banyak mangkir, ada saja sebab
canggih apapun peralatan yang dimiliki, yang akan diajukan seperti merasa sakit,
sebesar apapun dana yang ada, bahkan segan, pekerjaan mulai lamban dan sete-
sebaik apapun kualitas bahan yang dimi- rusnya (Astrid S. Susanto. 2001: 45).
liki, tidak akan ada artinya apabila tidak Selain komunikasi, kedisiplinan se-
ada manusia sebagai pelaksananya. seorang dalam melaksanakan tugas juga
Untuk itu sudah semestinya apabila sangat berpengaruh terhadap kinerja se-
faktor manusia mendapatkan perhatian seorang, karena tanpa adanya penegak-
yang serius dari pimpinan organisasi, me- kan disiplin yang ketat maka kinerja se-
lalui pembinaan dan pengarahan secara seorang tidak akan dapat maksimal.
berkesinambungan agar para pegawai Kenyataan yang sering ditemui dalam
mempunyai kinerja yang optimal. Di sam- rutinitas pekerjaan di sebuah organisasi,
ping itu dibandingkan elemen yang lain bahwa staf tidak cukup pekerjaan untuk
dalam organisasi, manusia mempunyai ditangani dan harus mencari-cari pekerja-
spesifikasi yang unik. Hal tersebut terjadi an, bergosip, berbagai kegiatan tidak
karena secara fisik dan psikis karakter produktif dan lain sebagainya. Kondisi
manusia berbeda antara satu dengan inilah yang menyebabkan pegawai tidak
lainnya sehingga diperlukan penanganan merasa tertantang untuk memberikan
yang spesifik pula. kontibusi pada organisasi dan kurang
Manusia dalam organisasi yang ke-
memiliki kinerja yang baik. Untuk meng-
mudian disebut sebagai sumber daya me-
atasi hal tersebut maka peran pimpinan
rupakan pelaksana tugas dalam mencapai
organisasi dalam mendelegasikan tugas
tujuan organisasi secara optimal. Pada
pekerjaan pada bawahannya, memanfa-
pencapaian tujuan organisasi tersebut,
atkan staf pendukung secara optimal,
harus didukung oleh kinerja yang baik
oleh semua unsur personalia yang ada membangun tim kerja, penilaian kinerja
pada organisasi tersebut, karena tanpa dan konseling, keterampilan komunikasi
adanya kinerja yang baik sangat tidak dengan staf sangat diperlukan
mungkin tujuan dari sebuah organisasi
tersebut dapat tercapai. Secara sederhana Komunikasi
kinerja dapat diartikan sebagai kesuksesan Menurut Robbins Timpe Dale (2006:
seseorang di dalam melaksanakan suatu 134) “Komunikasi adalah proses yang di-
pekerjaan. (Gomes, 2002: 135). pergunakan oleh manusia untuk mencari
Kinerja, bukan merupakan hal yang kesamaan arti lewat transisi pesan sim-
muncul dengan sendirinya tetapi dipenga- bolik” Robins (2006:164) juga memberikan
ruhi oleh banyak faktor seperti komunikasi pendapat bahwa “Komunikasi merupakan
efektif antara pimpinan dengan staf atau saluran proses manajerial yaitu merenca-
antar staf itu sendiri, disiplin yang baik di nakan, mengorganisasikan, memimpin
semua unsur personalia, dan memiliki dan mengendalikan, sehingga wajar untuk
tanggung jawab terhadap tugas sesuai disimpulkan bahwa salah satu kekuatan
dengan Tupoksinya. Pelaksanaan prog- yang menghambat kinerja kelompok yang
ram kerja organisasi dalam suatu periode sukses adalah kurangnya komunikasi
sering kali terjadi hambatan dalam penca- yang efektif”. Menurut Robins (2006:132)
paian tujuan disebabkan kurangnya ko- “Komunikasi adalah penyampaian infor-
munikasi yang efektif antar personal orga- masi dan pengertian dengan mengguna-
nisasi, kurang disiplin dalam bekerja dan kan tanda-tanda yang sama”.

100 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 2 Desember 2010: 99 – 108
Dari berbagai pengertian komunikasi Js. Tjieng Tie (1994:132) menyata-
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: kan bahwa “disiplin adalah suatu kekuat-
1. Komunikasi menyangkut usaha men- an yang berkembang di dalam tubuh se-
transmisikan kejelasan informasi atau seorang dan menyebabkan ia dapat me-
gagasan dari seseorang kepada orang nyesuaikan diri dengan sukarela kepada
lain, sehingga penerima mengerti akan keputusan-keputusan, peraturan-peratur-
informasi atau gagasan yang disampai- an dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan
kan. tingkah laku”.
2. Komunikasi selalu menyangkut dua pi-
hak yaitu pengirim (sender) dan peneri- Tanggung Jawab
ma (receiver). Seorang pegawai dalam sebuah
3. Komunikasi merupakan suatu usaha birokrasi atau institusi mempunyai hak
untuk menciptakan pengertian di antara dan kewajiban yang harus dilaksanakan
pengirim dan penerima yang keduanya merupakan mata rantai
4. Komunikasi menekankan juga pada yang saling berkaitan. Hak merupakan
tujuan untuk merubah tingkah laku berkaitan dengan apa yang menjadi
orang lain yang meliputi perubahan miliknya setelah mereka melaksanakan
pengetahuan, sikap dan tindakan dari kewajiban, sedangkan kewajiban bersifat
penerima. apa yang harus dikerjakan. Dengan demi-
kian seorang pegawai negeri mempunyai
Kedisiplinan hak untuk mendapatkan penghasilan
Kata disiplin berasal dari bahasa sesuai dengan peraturan yang berlaku,
latin disciplina yang berarti “mengikuti sedangkan kewajibannya adalah melaksa-
orang belajar di bawah pengawasan se- nakan pekerjaan sesuai dengan TUPOKSI
orang pemimpin”. Disiplin menunjuk pada nya dengan penuh tanggung jawab. De-
kepatuhan seseorang dalam mengikuti ngan demikian, tanggung jawab yang di-
peraturan atau tata tertib karena didorong maksudkan disini adalah berkaitan erat
oleh adanya kesadaran yang ada pada dengan kewajiban seorang pegawai
kata hatinya. Menurut Soedijarto (2002: dalam melaksanakan pekerjaan secara
3), disiplin adalah keadaan tertib, rapi dan sungguh-sungguh secara konsekuen yang
teratur, disiplin berkaitan dengan mema- diberikan oleh seseorang/institusi.
tuhi peraturan baik peraturan di dalam se- Menurut Alex Nitisemito (2006: 169),
kolahan, keluarga, masyarakat maupun “Tanggung jawab dalam bekerja adalah
dalam lingkungan kerja. melakukan pekerjaan secara tuntas, tidak
Disiplin kerja pegawai merupakan menunda-nunda waktu, sehingga pekerja-
faktor yang sangat penting bagi setiap an lebih meningkat, bermutu dan dapat
organisasi, sebab dengan disiplin kerja dipertanggungjawabkan secara kedinasan
pegawai jalannya tugas atau pekerjaan dan hokum”. Pendapat di atas menekan-
akan lebih terjamin kelancarannya sehing- kan bahwa tanggung jawab menunjukkan
ga apa yang menjadi tujuan organisasi tingkat penyelesaian kerja dan kualitas
dapat tercapai secara efektif dan efisien. hasil pekerjaan yang mengarah pada
Pariata W, dkk. (2001:121) memberi- terciptanya efisiensi dan efektivitas dalam
kan pengertian disiplin kerja sebagai “kea- menyelesaikan pekerjaan. Usaha mening-
daan tertib di mana orang-orang yang ber- katkan produktivitas kerja dalam menca-
gabung dalam organisasi, tunduk pada pai tujuan diperlukan tanggung jawab
peraturan yang telah ada dengan senang yang tinggi seluruh personalia dalam
hati”. Menurut pendapat tersebut suatu suatu organisasi.
keadaan dapat dikatakan disiplin apabila Melalui tanggung jawab yang baik
orang-orang yang ada dalam suatu organi- diharapkan pekerjaan akan cepat terse-
sasi berperilaku tertib senang hati dan tun- lesaikan dan memperoleh hasil yang lebih
duk pada peraturan-peraturan yang ada. baik, seperti bahwa produktivitas tidak

Pengaruh Komunikasi, Kedisiplinan, dan Tanggung Jawab terhadap… (Suwardi & Amin W.) 101
hanya semata-mata tergantung kepada jadi lingkungan kerjanya yang tidak men-
faktor moral, masih banyak faktor lain dukung. Apakah pegawai tersebut mem-
yang juga mempengaruhi produktivitas punyai alat, peralatan, bahan dan suplai
namun faktor moral tetap merupakan yang memadai, apakah pegawai tersebut
faktor mental yang cukup besar mempunyai kondisi kerja yang mengun-
peranannya (Bukhori Zainun, 2007: 88). tungkan untuk bekerja, cukup informasi
untuk mengambil keputusan yang dikait-
Kinerja kan dengan pekerjaannya, waktu yang
Kinerja adalah penampilan hasil kar- memadai untuk melakukan pekerjaan
ya personil, baik kuantitas maupun kuali- yang baik dan lain-lainnya. Jika pegawai
tas dalam suatu organisasi (Yaslis Ilyas, tersebut tidak mendapatkannya maka
2005: 55). Menurut Bukhori Zainun (2007: akan mempengaruhi kinerjanya.
10), “Seseorang agar mencapai kinerja Untuk mengetahui sampai sejauh
yang tinggi tergantung pada kerja sama, mana tingkat hasil pelaksanaan pekerjaan
kepribadiaan, kepandaian yang beraneka pegawai, maka perlu diadakan suatu eva-
ragaman kepemimpinan keselamatan, pe- luasi terhadap hasil kerjanya. Ada bebera-
ngetahuan pekerjaan, kehadiran, kesetia- pa hal yang berkaiatan dengan penilaian
an, ketangguhan, dan inisiatif”. Demikian kinerja antara lain:
pula menurut Robins (2006:218), “Kinerja - Kinerja menunjukkan kepada penyele-
pegawai sebagai fungsi dari interaksi saian tugas yang dilakukan oleh pega-
antara kemampuan dan motivasi yaitu wai.
kinerja, jika ada yang tidak memadai, - Penilaian kinerja adalah uraian sis-
kinerja akan dipengaruhi secara negatif”. tematik dari kekuatan dan kelemahan
Di samping motivasi perlu juga dipertim- berkenaan dengan pekerjaan tersebut
bangkan kemampuan (kecerdasan dan dari seseorang ataupun kelompok.
keterampilan) untuk menjelaskan dan me- - Periode penilaian kinerja adalah ren-
nilai kinerja pegawai. Kesempatan untuk tang waktu di mana seseorang diamati
berkinerja perlu ditambahkan meskipun prestasi kerjanya untuk membuat
seorang pegawai mungkin bersedia dan laporan formal (Yaslis Ilyas, 2005: 86).
mampu. Hal ini untuk menghindari adanya Kinerja individu dinilai secara rutin
kendala dari kinerja. Kesempatan untuk lewat proses evaluasi hasil kerja. Dengan
berkinerja adalah tingkat-tingkat kinerja penilaian kinerja memungkinkan untuk
yang tinggi sebagian merupakan fungsi bersama-sama antara atasan dan bawah-
dari tidak diketahui adanya rintangan- an dalam menyusun suatu rencana untuk
rintangan yang menjadi kendala bagi memperbaiki hasil yang telah dicapai.
pegawai yang bersangkutan. Adapun alasan perlunya menilai prestasi
Berdasarkan pendapat tersebut da- kerja/ kinerja pegawai adalah sebagai
pat disimpulkan bahwa kinerja adalah berikut:
suatu hasil yang dicapai oleh pegawai - Menyediakan informasi sebagai dasar
dalam bidang pekerjaannya menurut pengambilan keputusan tentang pro-
kreteria tertentu yang berlaku untuk suatu mosi dan gaji.
pekerjaan tertentu dan dinilai oleh orang- - Menyediakan kesempatan bagi pega-
orang tertentu. Penilaian kinerja secara wai untuk bersama-sama meninjau
reguler yang dikaitkan dengan proses perilaku pegawai berkaitan dengan
pencapaian tujuan kinerja setiup personel. pekerjaan (Yaslis Ilyas (2005: 91).
Tindakan ini akan membuat personel un- Adapun tujuan yang diharapkan
tuk senantiasa berorientasi terhadap tuju- penulis dari mengadakan penelitian ini
an yang hendak dicapai. adalah untuk menganalisis signifikansi
Pegawai yang dinilai menunjukkan pengaruh komunikasi, kedisiplinan, dan
kemungkinan tidak berkinerja akan tetapi tanggung jawab terhadap kinerja pegawai,
sebenarnya dia mempunyai potensi, bisa di samping itu juga untuk mendeskripsikan

102 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 2 Desember 2010: 99 – 108
variabel yang dominan pengaruhnya ter- Teknik pengumpulan data dengan
hadap kinerja pegawai di UPT Dinas kuesioner yaitu merupakan daftar perta-
Pendidikan Kecamatan Polokarto Kabu- nyaan tertulis dengan mksud untuk me-
paten Sukoharjo. ngumpulkan data primer yang diperoleh
Manfaat penelitian ini diharapkan se- langsung dari sumber data/responden.
bagai sumbangan informasi bagi Dinas Agar data dapat diolah secara stasistik,
Pendidikan Kabupaten Sukoharjo tentang akan dilakukan scoring nilai berdasarkan
pengaruh komunikasi, kedisiplinan, tang- skala Likert sebagai berikut:
gung jawab terhadap kinerja pegawai di - Sangat Tidak Setuju (STS) dibobot 1
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Polo- - Tidak Setuju (TS) dibobot 2
karto Kabupaten Sukoharjo dan dengan - Netral (N) dibobot 3
mengetahui kontribusi komunikasi, kedi- - Setuju (S) dibobot 4
siplinan, tanggung jawab, terhadap kiner- - Sangat Setuju (SS) dibobot 5
ja, diharapkan kebijakan yang diambil da- Untuk mengetahui pengaruh antara
lam peningkatan kinerja akan berorientasi variabel independen (komunikasi, kedisi-
pada kemampuan berkomunikasi, kedisi- plinan, tanggung jawab dan motivasi)
plinan, dan tanggung jawab terhadap pe- terhadap variabel dependen (kinerja),
kerjaan. akan dipergunakan analisis regresi linear
berganda yang dihitung melalui program
METODE PENELITIAN SPSS Versi 13.
Penelitian dilaksanakan pada di kan- Persamaan Regresi yang digunakan
tor UPT Dinas Pendidikan Kecamatan (Gujarati, 2004):
Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Dipilih- Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
nya objek penelitian ini dengan alasan
tersedianya data yang relevan dengan ju- Keterangan:
dul penelitian dan diperolehnya izin pene- Y = kinerja
litian dari Kepala UPT Dinas Pendidikan a = konstanta
Kecamatan Polokarto Kabupaten Suko- b1 = koefisien regresi komunikasi
harjo. b2 = koefisien regresi kedisiplinan
Populasi adalah seluruh subjek yang b3 = koefisien regresi tanggung jawab
dimaksud untuk diselidiki (Masri Singarim- X1 = variabel komunikasi
X2 = variabel kedisiplinan
bun dan Sofyan Effendi, 2005:152). Popu-
X3 = variabel tanggung jawab
lasi dalam penelitian ini adalah semua pe-
e = error disturbance
gawai di UPT Dinas Pendidikan Kecamat-
Uji hipotesis yang digunakan adalah
an Polokarto sebanyak 40 orang. Teknik
uji t dan uji determinasi. Uji t digunakan
pengambilan sampel dari populasi meng-
untuk menguji apakah variabel indepen-
gunakan metode sensus, yaitu mengambil
den secara parsial berpengaruh secara
semua anggota populasi untuk dijadikan
signifikan terhadap variabel dependen.
sampel penelitian. Pengujian koefisien regresi secara parsial
Variabel-variabel yang digunakan disimpulkan melalui nilai p-value yaitu
dalam penelitian ini, terdiri dari satu apabila nilai signifikan penelitian menun-
variabel terikat (dependent variable) dan jukkan < 0,05 maka terdapat pengaruh
empat variabel bebas (independent variabel independen terhadap variabel
variable). Variabel terikat dalam penelitian dependen secara parsial.
ini adalah kinerja pegawai di UPT Dinas Uji koefisien determinasi (R2) digu-
Pendidikan Kecamatan Polokarto Kabu- nakan untuk mengukur seberapa jauh ke-
paten Sukoharjo (Y), sedangkan variabel mampuan variabel bebas dalam mene-
bebas dalam penelitian ini terdiri dari 3 rangkan variabel terikat atau untuk me-
(tiga variabel), yaitu: komunikasi (X1), ngetahui seberapa besar sumbangan
disiplin (X2), dan tanggung jawab(X3) pengaruh variabel independen terhadap

Pengaruh Komunikasi, Kedisiplinan, dan Tanggung Jawab terhadap… (Suwardi & Amin W.) 103
variabel dependen (Bambang Setiaji, 1 – 9 untuk variabel komunikasi dike-
2004:20). Menurut Imam Gozali (2004: tahui bahwa 8 pertanyaan mempu-
83), jika dalam uji empiris didapat nilai nyai nilai probabilitas yang lebih
Adjusted R Square (R2) negatif, maka nilai besar dari nilai kritis dengan taraf
Adjusted R Square (R2) dianggap bernilai nyata 5%, sedangkan 1 pertanyaan
nol. Secara matematis jika nilai R2 =1, (yaitu pertanyaan nomor 9) memiliki
maka Adjusted R2 = R2 -1. Adapun un-tuk nilai probabilitas yang lebih kecil dari
memudahkan pengujiannya dilakukan nilai kritikal dengan taraf nyata 5%.
dengan program SPSS V.13 Dengan demikian, 8 pertanyaaan
dinyatakan valid, dengan kata lain 8
HASIL DAN PEMBAHASAN pertanyaan tentang komunikasi ter-
Gambaran Umum Populasi sebut layak digunakan dalam pene-
Populasi dalam penelitian ini adalah litian ini.
semua pegawai di UPT Dinas Pendidikan b. Kedisiplinan
Kecamatan Polokarto, Kabupaten Suko- Berdasarkan hasil analisis komputer,
harjo sebanyak 40 orang. Karena jumlah pada uji validitas pertanyaan nomor
populasi tergolong kecil maka seluruh 1 – 9 untuk variabel kedisiplinan di-
populasi diteliti tanpa sampling (penelitian ketahui bahwa 8 pertanyaan mem-
sensus atau sampel penuh). Adapun jum- punyai nilai probabilitas yang lebih
lah kuesioner yang diedarkan sebanyak besar dari nilai kritikal dengan taraf
40, yang kembali 40, dan yang digunakan nyata 5%, sedangkan 1 pertanyaan
untuk keperluan analisis data sebanyak (yaitu pertanyaan nomor 7) memiliki
40 kuesioner nilai probabilitas yang lebih kecil dari
nilai kritikal dengan taraf nyata 5%.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Dengan demikian, 8 pertanyaaan
1. Uji Validitas dinyatakan valid, dengan kata lain 8
Uji validitas digunakan untuk me- pertanyaan tentang kedisiplinan
ngetahui tingkat pengaruh antara ko- tersebut layak digunakan dalam
munikasi, kedisiplinan, dan tanggung penelitian ini.
jawab dengan kinerja Pegawai UPT c. Tanggung Jawab
Dinas Pendidikan Kecamatan Polokarto Berdasarkan hasil analisis komputer,
Kabupaten Sukoharjo dalam menjalan- pada uji validitas pertanyaan nomor
kan fungsinya, guna menguji pengaruh 1 – 8 untuk variabel tanggung jawab
antara komunikasi yang terdiri dari 9 diketahui bahwa 6 pertanyaan mem-
pertanyaan, kedisiplinan terdiri dari 9 punyai nilai probabilitas yang lebih
pertanyaan, tanggung jawab terdiri dari besar dari nilai kritikal dengan taraf
8 pertanyaan, dan kinerja terdiri dari 8 nyata 5%, sedangkan 2 pertanyaan
pertanyaan. Pengujian validitas bertuju- (yaitu pertanyaan nomor 3 dan 5)
an untuk mengetahui apakah kuesioner memiliki nilai probabilitas yang lebih
yang dibagikan kepada responden la- kecil dari nilai kritikal dengan taraf
yak digunakan atau tidak. nyata 5%. Dengan demikian, 6 per-
Dalam pengujian validitas penga- tanyaaan dinyatakan valid, dengan
ruh antara komunikasi, kedisiplinan, kata lain 6 pertanyaan tentang tang-
dan tanggung jawab dengan kinerja gung jawab tersebut layak diguna-
Pegawai UPT Dinas Pendidikan Keca- kan dalam penelitian ini.
matan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, d. Kinerja
diperoleh jawaban bahwa hasil penye- Berdasarkan hasil analisis komputer,
baran kuesioner tersebut sebagian be- pada uji validitas pertanyaan nomor
sar valid. 1 – 8 untuk variabel kinerja diketahui
a. Komunikasi bahwa 7 pertanyaan mempunyai
Berdasarkan hasil analisis komputer, nilai probabilitas yang lebih besar
pada uji validitas pertanyaan nomor dari nilai kritikal dengan taraf nyata

104 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 2 Desember 2010: 99 – 108
5%, sedangkan 1 pertanyaan (yaitu 2. Uji Autokorelasi
pertanyaan nomor 3) memiliki nilai Untuk mendeteksi ada tidaknya
probabilitas yang lebih kecil dari nilai autokorelasi, pada penelitian ini meng-
kritikal dengan taraf nyata 5%. De- gunakan Run Test untuk menguji apa-
ngan demikian, 7 pertanyaaan dinya- kah antar residual terdapat hubungan
takan valid, dengan kata lain 7 per- korelasi yang signifikan atau tidak.
tanyaan tentang kinerja tersebut la- Berdasarkan hasil uji autokorelasi
yak digunakan dalam penelitian ini. ternyata antar residual terdapat korelasi
yang tidak signifikan karena nilai antar
2. Uji Reliabilitas residualnya (= 0,423) lebih besar dari
Untuk mengukur reliabilitas kuesio- 0,05. Ini berarti H0 diterima sebab
ner pada penelitian ini, digunakan relia- residual adalah random, dengan kata
bility analysis statistic dengan teknik lain tidak terjadi autokorelasi.
cronbach alpha (α). Teknik ini merupa-
kan teknik pengujian dengan konsisten- 3. Uji Heteroskedastisitas
si reliabilitas antaritem dengan indeks Dari hasil uji nilai signifikansi
konsistensi yang cukup sempurna masing-masing variabel dependen
(Sekaran, 2000: 206). Tujuan dilakukan penelitian ini lebih besar dari 0,05 yang
pengujian adalah untuk mengetahui ke- berarti tidak ada yang signifikan. Jadi
andalan suatu alat ukur yang diguna- tidak terjadi heteroskedastisitas, de-
kan. Pengujian tersebut dilakukan pada ngan kata lain model regresi penelitian
data yang telah dinyatakan valid. Me- ini lolos uji heteroskedastisitas.
nurut Sekaran (2000), keofisien alpha
yang semakin mendekati nilai 0,8 dan 4. Uji Normalitas
di atasnya menunjukkan bahwa koefisi- Uji normalitas bertujuan untuk
en tersebut cocok; reliabel dengan menguji apakah dalam model regresi,
penyimpangan kesalahan minimal yang variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal atau tidak.
disebabkan kesalahan susunan kata,
Pada penelitian ini, uji normalitas
perintah, atau faktor lain, dan nilai
menggunakan uji statistik nonparame-
antara 0,6 sampai 0,79 dikategorikan
trik Kolmogorov-Smirnov Test.
reliabilitas diterima, serta nilai alpha
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-
kurang dari 0,6 dikatakan reliabilitasnya
Smirnov ternyata nilai Kolmogorov-
kurang baik.
Smirnov adalah 0,869, yang berarti
tidak signifikan karena lebih besar dari
Uji Asumsi Klasik 0,05. Hal ini berarti H0 diterima, artinya
1. Uji Multikolinearitas data residual berdistribusi normal, de-
Ada tidaknya gejala kolinearitas ko- ngan kata lain model regresi penelitian
relasi yang erat antara sesama variabel ini lolos uji normalitas.
penjelas dalam model regresi ini, dapat
diketahui dari mengamati matrik korela- Analisis Regresi
si. Model estimasi yang digunakan da-
Berdasarkan hasil uji dari variabel lam analisis data pada penelitian ini ada-
dependen tidak ada yang nilai toleran- lah model regresi linear berganda. Agar
sinya kurang dari 0,10; begitu juga VIF- dapat dianalisis hasilnya maka model
nya tidak ada yang lebih besar dari 10. regresi tersebut harus memenuhi asumsi
Ini berarti tidak terjadi gejala multikoli- OLS (Ordinary Least-Squares) yang anta-
nearitas sehingga variabel dependen ra lain adalah multikolinearitas, autokore-
(komunikasi, kedisiplinan, dan tang- lasi, heteroskedastisitas, dan normalitas.
gung jawab) tersebut dapat dinyatakan Berdasarkan uji asumsi klasik terse-
lolos uji multikolinearitas. but di atas, ternyata model regresi yang

Pengaruh Komunikasi, Kedisiplinan, dan Tanggung Jawab terhadap… (Suwardi & Amin W.) 105
Tabel 1
Uji Koefisien Regresi
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 19.505 3.481 5.604 .000
KOMUNIKASI .397 .167 .540 2.378 .023
KEDISIPLINAN .054 .163 .067 .333 .741
TANGGUNG_JWB .310 .213 .291 1.459 .153
a. Dependent Variable: KINERJA_PGW

Sumber: Data Primer diolah

Tabel 2
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .449a .202 .135 3.66504
a. Predictors: (Constant), TANGGUNG_JWB,
KEDISIPLINAN, KOMUNIKASI

Sumber: Data Primer diolah

digunakan pada penelitian ini telah lolos gawai UPT Dinas Pendidikan Keca-
uji klasik. Dengan demikian, persamaan matan Polokarto Kabupaten Sukohar-
regresi linear bergandanya, adalah seba- jo akan meningkat apabila komunikasi
gai berikut: meningkat, dengan asumsi faktor-
faktor lainnya tidak berubah (konstan).
Ŷ = 19,505 + 0,397 X1 + 0,054 X2 + 0,310 X3
3. b2 = 0,054
Berdasarkan persamaan tersebut Karena variabel ”kedisiplinan” tidak
dan hasil analisis sebelumnya, maka da- berpengaruh secara signifikan, tanda
pat dilakukan interpretasi sebagai berikut: di depan koefisien tidak memiliki arti.
1. Konstanta (a) = 19,505 4. b3 = 0,310
Nilai konstanta ini (nilainya positif) me- Karena variabel ”tanggung jawab”
nunjukkan nilai kinerja Pegawai UPT tidak berpengaruh secara signifikan,
Dinas Pendidikan Kecamatan Polo- tanda di depan koefisien tidak meiliki
karto Kabupaten Sukoharjo yang da- arti.
pat dicapai, apabila tidak ada penga- Pengujian Hipotesis
ruh variabel independen (dalam hal ini 1. Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t)
adalah komunikasi, kedisiplinan, dan a. Pengujian terhadap Komunikasi
tanggung jawab mempunyai). Berdasarkan hasil analisis regresi
2. b1 = 0,397 linear berganda, terlihat bahwa
Karena variabel ”komunikasi” berpe- besarnya nilai t-hitung untuk gaya
ngaruh secara signifikan, berarti tanda kepemimpinan adalah 2,378, se-
positif dan nilai koefisien regresi untuk dangkan besarnya t-tabel adalah
variabel komunikasi mempunyai pe- 2,025. Ini berarti t-hitung lebih be-
ngaruh yang berarti, yaitu: kinerja Pe- sar dari t-tabel sehingga H0 ditolak

106 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 2 Desember 2010: 99 – 108
dan Ha diterima. Hal ini menunjuk- demikian, hipotesis 1 penelitian ini
kan bahwa secara parsial komuni- yang mengatakan bahwa: ”Ling-
kasi berpengaruh secara signifikan kungan kerja berpengaruh positif
terhadap kinerja Pegawai UPT Di- dan signifikan, secara parsial, ter-
nas Pendidikan Kecamatan Polo- hadap kinerja dosen dan karyawan
karto Kabupaten Sukoharjo. De- universitas Slamet Riyadi Surakar-
ngan demikian, hipotesis 1 peneliti- ta” tidak terbukti kebenarannya.
an ini yang mengatakan bahwa:
”komunikasi berpengaruh positif 2. Analisis Determinasi (R2)
dan signifikan, secara parsial, ter- Dari hasil komputasi, terlihat bahwa
hadap kinerja Pegawai UPT Dinas koefisien determinasi (Adjusted R2)
Pendidikan Kecamatan Polokarto untuk model penelitian ini adalah 0,135.
Kabupaten Sukoharjo” terbukti ke- Artinya 13,5% variasi variabel depen-
benarannya. den (kinerja) mampu dijelaskan oleh
b. Pengujian terhadap Kedisiplinan variasi himpunan variabel independen
Berdasarkan hasil analisis regresi (komunikasi, kedisiplinan, dan tanggung
linear berganda, terlihat bahwa be- jawab) dalam model ini.
sarnya nilai t-hitung untuk kedisi-
plinan adalah 0,333, sedangkan be- KESIMPULAN
sarnya t-tabel adalah 2,025. Ini ber- Berdasarkan pembahasan dan hasil
arti t-hitung lebih kecil dari t-tabel penelitian tentang pengaruh komunikasi,
sehingga H0 diterima dan Ha dito- kedisiplinan, dan tanggung jawab terha-
lak. Hal ini menunjukkan bahwa dap kinerja Pegawai UPT Dinas Pendidik-
secara parsial kedisiplinan tidak an Kecamatan Polokarto Kabupaten Su-
berpengaruh secara signifikan ter- koharjo, maka dapat disusun kesimpulan
hadap kinerja Pegawai UPT Dinas sebagai berikut:
Pendidikan Kecamatan Polokarto 1. Komunikasi mempunyai pengaruh po-
Kabupaten Sukoharjo. Dengan sitif dan signifikan terhadap Kinerja
demikian, hipotesis 1 penelitian ini Pegawai UPT Dinas Pendidikan
yang mengatakan bahwa: ”kedisi- Kecamatan Polokarto Kabupaten
plinan berpengaruh positif dan sig- Sukoharjo. Hal ini terbukti dari hasil uji-t
nifikan, secara parsial, terhadap yang menunjukkan adanya pengaruh
kinerja Pegawai UPT Dinas Pendi- signifikan dari komunikasi, serta ada-
dikan Kecamatan Polokarto Kabu- nya tanda positif dari nilai koefisien
paten Sukoharjo” tidak terbukti ke- regresi yang memiliki arti bahwa apa-
benarannya. bila komunikasi yang ada diterapkan
c. Pengujian terhadap Tanggung maka akam semakin meningkat kinerja
jawab Pegawai UPT Dinas Pendidikan Keca-
Berdasarkan hasil analisis regresi matan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.
linear berganda, terlihat bahwa be- 2. Kedisiplinan pengaruhnya tidak signifi-
sarnya nilai t-hitung untuk tanggung kan terhadap Kinerja Pegawai UPT
jawab adalah 1,459, sedangkan be- Dinas Pendidikan Kecamatan Polokarto
sarnya t-tabel adalah 2,025. Ini ber- Kabupaten Sukoharjo. Hal ini terbukti
arti t-hitung lebih kecil dari t-tabel dari hasil uji-t yang menunjukkan tidak
sehingga H0 diterima dan Ha dito- adanya pengaruh yang signifikan dari
lak. Hal ini menunjukkan bahwa se- kedisiplinan terhadap kinerja. Hal ini
cara parsial tanggung jawab tidak mengindikasikan bahwa kedisiplinan
berpengaruh secara signifikan ter- terhadap kinerja Pegawai UPT Dinas
hadap kinerja Pegawai UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Polokarto
Pendidikan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo masih jauh dari
Kabupaten Sukoharjo dengan harapan.

Pengaruh Komunikasi, Kedisiplinan, dan Tanggung Jawab terhadap… (Suwardi & Amin W.) 107
3. Tanggung jawab pengaruhnya tidak Usman Utomo, 2000. Manajemen Kepe-
signifikan terhadap Kinerja Pegawai gawaian, Mandar Maju, Bandung.
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Wursanto. 2005. dasar dasar Manajemen
Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Hal ini Personalia. Remadja Rosdakarya,
terbukti dari hasil uji-t yang menunjuk- Bandung.
kan tidak adanya pengaruh yang signi- http://www.iklantourmurah. com/tag/spss).
fikan dari tanggung jawab terhadap Di akses tanggal 9 Januari 2010
kinerja. Hal ini mengindikasikan bahwa http://ssantoso.blogspot.com/2009/02/
tanggung jawab yang mendukung ki- materi-v-uji-autokorelasi.html. Diak-
nerja Pegawai UPT Dinas Pendidikan ses tanggal 9 Januari 2010
Kecamatan Polokarto Kabupaten Suko- http://psikologistatistik.blogspot.com/2006/
harjo masih jauh dari harapan. 10/uji-asumsi-1-uji-normalitas.html.
4. Berdasarkan nilai koefisien determinasi Di akses tanggal 9 Januari 2010.
(Adjusted R2), ternyata hanya 15,5%
variasi variabel dependen (kinerja)
mampu dijelaskan oleh variasi himpun-
an variabel independen (komunikasi,
kedisiplinan, dan tanggung jawab). Se-
dangkan 86% diterangkan oleh variabel
lain di luar model ini, yang terangkum
dalam kesalahan acak.

DAFTAR PUSTAKA
Gomes, 2002. Manajemen. Penerjemah
Diana Angelica. Salemba Empat,
Jakarta.
Gujarati, D., 2004. Ekonometrika Dasar.
Alih Bahasa Sumarno Zein. Erlang-
ga, Jakarta.
Imam Ghozali. 2001. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: BP UNDIP.
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi,
2005. Metode Penelitian Survey,
Jakarta: LP3ES.
Pariata W, dkk. 2001. Ensiklopedia
Administras. Mas Agung, Jakarta
PP No. 10 Tahun 1979. tentang Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3). LAN, Jakarta
Simamora, 2007. Manajemen Sumber
Daya Manusia,STIE YKPN, Edisi
kedua, Yogyakarta.
Sondang P Siagian. 2005, Filsafat Admi-
nistrasi, Gunung Agung, Jakarta.
Suharsimi Arikunto, 2007.Prosedur Pene-
litian: Suatu Pendekatan Praktek,
Rineka Cipta, Jakarta.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bi-
dang Sosial, Remadja Rosdakarya,
Bandung.

108 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 2 Desember 2010: 99 – 108

Anda mungkin juga menyukai