Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATA KULIAH (RMK) BAB 3

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Dosen Pengampu:
AINUN ARIZAH, S.Pd, M.Si

OLEH:
ANDI AULIA RANA AKASY
105731126320
KELAS FA20B

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
1

RINGKASAN MATERI

KONSEP DAN PERAN PERILAKU ORGANISASI

A. Organisasi dan Manajemen


Organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai
tujuan. Berdasarkan pada pengertiannya, organisasi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Organisasi dalam arti statis, adalah gambaran secara
skematis tentang hubungan kerjasama antara orang-orang
yang terdapat dalam suatu usaha untuk mencapai sesuatu
tujuan.
2. Organisasi dalam arti dinamis, adalah setiap kegiatan yang
berhubungan dengan usaha merencanakan skema organis,
mengadakan departemenisasi, menetapkan wewenang,
tugas, dan tanggung jawab dari orang-orang di dalam suatu
badan/organisasi. Atau di singkat sebagai kegiatan-kegiatan
mengorganisir yaitu kegiatan menetapkan susunan
organisasi suatu usaha.
Dalam organisasi, ada hubungan yang erat antara manajemen,
organisasi, dan metode (tata kerja) yang apabila dilaksanakan
dengan benar, maka secara otomatis suatu tujuan organisasi
pun akan tercapai.

B. Keterlibatan Peran Manajer


Manajer sebagai seorang yang mengoordinasikan
kegiatan/pekerjaan (antar kelompok/departemen, orang, dll)
guna mencapai tujuan organisasi memiliki peranan penting bagi
keberhasilan organisasi, yaitu terletak pada kebutuhan akan
koordinasi, kendali dan perbaikan kinerja melalui komunikasi
yang harmonis.
Manajer diklasifikasikan menjadi tiga. Manajer Tingkat
Bawah menduduki posisi tingkatan paling bawah dan mengelola
2

pekerjaan individu non-manajerial yang terlibat dalam produksi


dan penciptaan produk organisasi (manajer lini, kantor,
mandor, dll). Manajer Tingkat Menengah mempunyai tugas
mengelola pekerjaan para manajer lini pertama, biasa disebut
kepala bagian, kepala biro, pemimpin proyek, manajer divisi, dll.
Manajer Tingkat Atas disebut manajemen puncak yang
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan dan
penyusunan rencana serta sasaran keseluruhan organisasi.
Manajer melaksanakan fungsi manajemen. Manajemen
sebagai sebuah proses yang diawali dengan merumuskan
sasaran, strategi untuk mencapai sasaran tersebut dan
membuat rencana untuk koordinasi (perencanaan). Rencana-
rencana tersebut diorganisasikan dengan menentukan
pembagian tugas dan siapa yang harus mengerjakannya, cara
pengerjaan tugasnya bagaimana bentuk pertanggung
jawaban/pelaporan dan tingkatan keputusan yang harus
diambil. Seorang manajer harus memiliki kepemimpinan untuk
bisa mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan koordinasi
agar apa yang telah diorganisasikan bisa tercapai dengan baik
dan pada akhirnya perlu bagi sebuah organisasi untuk
mengevaluasi apakah pekerjaan yang dikerjaan telah terlaksana
sesuai dengan rencana atau belum. Fungsi ini disebut fungsi
pengendalian.
Manajemen memiliki peran manajemen, yaitu peran antar-
pribadi karena melibatkan orang dan tugas lain yang bersifat
seremonial dan simbolis (pemimpin simbolis, pemimpin dan
penghubung), peran informasi karena manajemen
membutuhkan penerimaan, pengumpulan dan penyebaran
informasi (pemantau, penyebar dan juru bicara), peran
keputusan karena pada akhirnya manajer puncak melakukan
proses perundingan dan pengambilan keputusan. Untuk
melakukan tugasnya, maka manajer harus mempunyai
3

keahlian manajemen, yaitu keahlian teknikal yang mecakup


pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus seperti
komputer, akuntansi, dll. Keahlian tentang orang yaitu
kemampuan untuk mau bekerja sama dengan baik dengan
orang lain dan keahlian konseptual yaitu keahlian untuk
berpikir dan berkonsep tentang segala situasi yang rumit
sekalipun.

C. Mendefinisikan Perilaku Organisasi


Organisasi adalah sekumpulan orang yang diatur secara
sengaja yang memiliki tujuan/visi-misi yang sama dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan organisasi
tersebut menggambarkan hasil yang harus dicapai dalam
jangka pendek untuk mewujudkan visi jangka panjang. Karena
didalam organisasi terdiri dari sekumpulan orang yang
berperilaku maka lahirlah ilmu Perilaku Organisasi. Perilaku
Organisasi sebagai sebuat studi yang menyelidikan bagaimana
perilaku antar individu, antar kelompok serta struktur
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dalam organisasi
tersebut.

D. Beberapa Hal Penting dalam Perilaku Organisasi


Interaksi yang terjadi dari orang-orang yang berinteraksi
mengambarkan peran mereka. Peranan sosial menggambarkan
hak, tugas, kewajiban dan perilaku yang sesuai dengan orang
yang memegang posisi tertentu. Peran membedakan perilaku
dari orang yang menduduki posisi organisasi sekaligus
berfungsi mempersatukan kelompok dan fungsi koordinasi.
Seorang manajer harus bisa memahami peran yang harus
dimainkan oleh setiap anggota dengan cara mendidik anggota
tersebut mengenai perilaku yang diharapkan.
Untuk mempelajari sejumlah aturan dalam perilaku
manusia, konsep masyarakat dan budaya perlu
4

dipertimbangkan. Sistem masyarakat sosial menjadi perhatian


utama dari para akuntan keperilakuan dalam organisasi bisnis.
Budaya juga menjadi hal yang perlu diperhatikan karena
budaya dijadikan jalan hidup masyarakat. Budaya juga
merupakan norma dan nilai yang mengarahkan perilaku
anggota masyarakat termasuk didalam organisasi sehingga
budaya sebuah organisasi akan mewujudkan iklim organisasi.
Budaya organisasi adalah sebuah persepsi bersama yang
dianut oleh anggota-anggota organisasi sehingga persepsi
tersbut menjadi suatu sistem. Manajer harus peka terhadap hal
ini dikarenakan mempekerjakan karyawan yang nilai-nilainya
tidak selaras dengan nilai-nilai organisasi yang telah terjaga
akan menghasilkan karyawan yang kurang motivasi dan
komitmen. Komitmen mengindikasikan sampai sejauh mana
seorang karyawan berpihak pada organisasi dan tujuan-
tujuannya serta berniat mempertahankan keanggotaannya
dalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi memiliki
tingkatan, yaitu komitmen afektif yang terjadi apabila karyawan
ingin menjadi bagian dari organisasi karena ikatan emosional
(paling diinginkan oleh organisasi), komitmen kontinu yang
terjadi apabila karyawan bertahan pada sebuah organisasi
karena membutuhkan gaji atau keuntungan, dan yang terakhir
komitmen normatif yang terjadi apabila karyawan bertahan
menjadi anggota hanya karena merasa hal itu wajib untuk ia
lakukan.

E. Perubahan pada Tingkat Individu


• Perbedaan Individu.
Orang-orang memasuki kelompok dan organisasi dengan
karakteristik tertentu mempengaruhi perilaku mereka.
Karakteristik yang dimaksud dapat berupa kepribadian,
persepsi, nilai dan sikap. Karakteristik ini sebenarnya tetap
5

utuh ketika menggabungkan diri ke suatu organisasi, namun


ada kemungkinan bahwa organisasi dapat menimbulkan
perubahan terhadap diri individu tersebut.
• Motivasi.
Motivasi ada dalam diri seseorang sebagai dorongan dan
keinginan dalam wujud niat, harapan, keinginan dan tujuan
yang ingin dicapai sehingga bisa berperilaku tertentu.
• Pemberdayaan.
Pemberdayaan artinya manajer sedang menempatkan karyawan
yang berwenang terhadap apa yang mereka lakukan. Manajer
disini melakukan fungsi pengendaliannya dan karyawan
dituntut untuk bertanggungjawab akan pekerjaannya.
• Perilaku Etis.
Etika merupakan norma dan standar perilaku ketika
berinteraksi dengan orang lain. Akuntan merupakan profesi
yang keberadaannya sangat tergantung pada kepercayaan
masyarakat sehingga dalam menjalankan tugasnya, seorang
akuntan harus menjunjung tinggi etika. Untuk itu dikenal
istilah kode etik yaitu etika yang dituangkan dalam bentuk
aturan khusus sebagai aturan main sebuah profesi dalam
memberikan pelayanan kepada konsumennya.

F. Perubahan pada Tingkat Kelompok


• Bekerja dengan yang Lainnya.
Kekuatan kerja yang berkualitas tinggi melibatkan komunikasi,
pemikiran, pembelajaran dan bekerja dengan yang lainnya.
Artinya benyak keberhasilan dalam pekerjaan melibatkan
pengembangan hubungan dari orang-orang didalamnya.
• Perbedaan Kekuatan Kerja.
Organisasi didalamnya berkaitan dengan perbedaan gender,
ras, etnis, orientasi, seksual dan umur sehingga butuh proses
penyesuaian didalamnya. Kemampuan untuk menyesuaikan
6

terhadap banyak orang yang berbeda itu merupakan salah satu


kemampuan paling penting dan secara luas mendasari
perubahan yang dihadapi organisasi. Untuk bekerja secara
efektif, maka kita perlu mengetahui bagaimana budaya
membentuk mereka dan belajar menyesuaikan interaksi gaya
kita sendiri.

G. Perubahan pada Tingkat Organisasi


• Produktivitas.
Sebuah organisasi dikatakan produktif apabila mencapai tujuan
dengan mengirim input ke output pada biaya yang paling
rendah. Terdapat 2 unsur didalamnya yaitu efektif dan efisien.
Efektif berarti melakukan hal yang benar, sedangkan efisien
melakukan sesuatu dengan benar.
• Pengembangan Efektivitas Karyawan.
Saat ini, suasana pekerjaan semakin dinamis dimana semakin
banyak tugas yang dikerjakan dalam tim dan flesibilitas menjadi
semakin penting sehingga organisasi memerlukan karyawan
yang mau terlibat dalam perilaku “kewarganegaraan yang baik”.
• Menempatkan Orang Pertama.
Organisasi menjadi berhasil apabila tidak hanya memikirkan
laba, melainkan juga memperhatikan perkembangan
karyawannya. Manajer harus bisa menghabiskan waktu lebih
banyak untuk mengenali nilai dari orang orang yang bekerja.
• Mengelola dan Bekerja dalam Dunia Multikultural.
Batas dunia semakin tidak terlihat membuat kesempatan untuk
mengembangkan sayap hingga multikultur semakin terbuka.
• Fleksibilitas.
Fleksibilitas dalam manajemen sumber daya manusia dapat
diartikan perusahaan memerlukan pengembangan sistem
desentralisasi yang mengutamakan pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab secara berjenjang.
7

H. Dasar Motivasi Organisasi


• Menarik dan Menahan Orang dalam Sebuah Sistem.
Karyawan/seorang pekerja yang mempunyai kapabilitas yang
baik harus dijaga agar tetap berada dalam sistem karena
manusia memiliki fungsi yang penting. Maka dari itu
penempatan manusia dalam sistem harus tepat.
• Peranan Kinerja dapat Diandalkan.
Penentuan peran harus dilakukan dan harus memenuhi tingkat
kuantitas dan kualitas kinerja minimum.
• Perilaku Spontan dan Inovatif.
Organisasi dengan segala perencanaannya adalah hal yang sulit
ditebak. Tidak semua perencanaan menggambarkan
keakuratan dengan tepat sehingga organisasi harus
memberikan ruang kepada anggotanya untuk suportif, kreatif
dan spontan dalam setiap situasi.
• Kerja Sama.
• Perlindungan.
Tidak ada kewajiban bagi anggota organisasi untuk
menyelamatkan kehidupan dan properti organisasi, namun
apabila mereka tidak melakukan hal tersebut dianggap tidak
berharga.
• Ide Konstruktif.
Seorang pekerja didorong untuk menyampaikan saran
konstruktif ke dalam sistem melalui ide kreatif bagi perbaikan.
• Sikap yang Sesuai.
Anggota kelompok dapat memberikan kontribusi dengan
menciptakan iklim yang sesuai bagi komunitas yang ada dalam
organisasi.

I. Tipe Pola Motivasi


• Kepatuhan Norma Sistem.
Ketika anggota masuk dalam organisasi dengan sega sistem
8

yang ada, maka mereka harus menerima secara umum terhadap


aturan main yang berlaku.
• Imbalan Sistem Instrumental.
Imbalan seperti tunjangan, fasilitas rekreasi, kondisikerja yang
kondusif menjadi dasar motivasi anggota organisasi juga.
• Kepuasan Instrinsik terhadap Aturan Kinerja Spesifik.
Kepuasan timbul bukan karena mendapat lebih banyak uang
atau yang lain, melainkan karena aktivitas yang dikerjakan itu
memang menyenangkan ketika bisa menunjukkan ekspresi
keahlian dan bakat individu.
• Internalisasi Nilai Individu sesuai dengan Tujuan Organisasi.
Anggota organisasi juga bisa merasa puas bukan hanya karena
bisa menunjukkan keahliannya, melainkan karena tujuan
organisasi sesuai dengan tujuan dirinya.
• Kepuasan Sosial yang Diperoleh dari Hubungan Kelompok Primer.
Hal yang sering dilupakan ketika seseorang menarik diri dari
organisasi adalah kepuasan dari berbagai pengalaman dengan
kolega yang berpikiran sama ketika ia menjadi bagian dari
kelompok dimana ia diidentifikasi.

J. Pola Motivasi: Konsekuensi dan Syarat


• Kepatuhan Bukan Aturan Sah.
Kepatuhan merupakan sikap perilaku terhadap simbol otoritas
yang berdampak pada kinerja peran yang andal. Namun
kepatuhan terhadap aturan sah yang efektif membuat
pengawasan dari peran para anggota menjadi minimal.
• Kondisi kondusif bagi Aktivitas Penerimaan Aturan.
Penggunaan aturan harus memperhatikan 3 kondisi: 1)
ketepatan simbol otoritas dan relevansi aturan terhadap sistem
sosial yang terlibat, 2) kejelasan norma legal dari aturan dan 3)
penguatan karakter sanksi.
• Imbalan Sistem Instumental.
9

Kategori imbalan pertama adalah promosi dan berbagai


pengakuan. Kategori kedua adalah tunjangan, fasilitas rekreasi,
biaya perawatan hidup, keamanan kerja dan kondisi kerja yang
menyenangkan.
• Kondisi Kondusif terhadap Ganjaran Sistem yang Efektif.
Membuat suatu sistem semenarik mungkin dan penggunaan
imbalan sistem secara seragam pada seluruh anggota sistem
adalah kondisi paling penting agar imbalan seseorang menjadi
efektif.
• Ganjaran Individual Instrumental.
Imbalan pengakuan dan moneter pada individu untuk kinerja
individual diarahkan pada tingkat kualitas dan kuantitas kerja
yang tinggi untuk mendapat kinerja peran yang optimal dan
membantu menahan orang agar tetap berada dalam organisasi,
namun sulit untuk dilakukan.
• Kondisi Kondusif Imbalan Instrumental Individual.
3 kondisi agar imbalan dapat berfungsi: 1) imbalan dipahami
dengan jelas guna membenarkan usaha tambahan yang
dilakukan untuk mendapatkannya, 2) imbalan dipahami
berhubungan langsung dengan kinerja dan ditentukan menurut
prestasi, 3) imbalan dipahami sebagai sesuatu yang adil.
• Kepuasan Kerja Instrinsik.
Orang yang menyukai tipe pekerjaan yang dilakukannya tidak
akan khawatir terhadap fakta adanya aturan yang menentukan
jumlah produksi tertentu pada kualitas tertentu.
• Kondisi Kondusif terhadap Timbulnya Kepuasan Kerja Intrinsik.
Motivasi untuk memproduksi dan menghasilkan kualitas kerja
adalah kondisi keamanan, perluasan kerja bukan pemecahan
kerja.
• Internalisasi Nilai dan Tujuan Organisasional.
Internalisasi tujuan organisasional adalah: 1) beberapa tujuan
organisasi umum yang tidak unik, 2) terbentuk dengan nilai dan
10

tujuan subsistem organisasi.


• Kondisi Kondusif dari Internalisasi Tujuan Sistem.
3 faktor yang memberi kontribusi: 1) partisipasi dalam
keputusan-keputusan penting, 2) pemberian kontribusi
terhadap kinerja kelompok secara signifikan, 3) berbagi imbalan
dengan pencapaian kelompok.

K. Kepuasan Sosial dari Hubungan Kelompok Primer


Keinginan untuk menjadi bagian kelompok dengan
sendirinya hanya berfungsi menahan orang dalam sistem.
Walaupun kelompok dapat memberikan kepuasan
sosioemosional, pada saat yang bersamaan juga dapat
menghalangi orientasi kerja.

Anda mungkin juga menyukai