PENDAHULUAN
Pengkajian terhadap budaya organisasi sebagai salah satu aspek dari perilaku
organisasi, secara keilmuan memiliki arti penting, karena dapat turut membangun
konstruksi perilaku organisasi secara keseluruhan sebagai suatu ilmu terapan,
misalnya dengan memetakan budaya organisasi dalam suatu model penelitian,
sehingga dari variabel-variabel yang dikaji dan dianalisis dapat diperoleh gambaran
yang lebih jelas atau dapat lebih menggambarkan fenomena-fenomena yang ada dalam
realitasnya. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan memahami
karakteristik budaya suatu organisasi, dan tidak terkait dengan apakah karyawan
menyukai karakteristik itu atau tidak. Kinerja sendiri adalah suatu hal yang
berorientasi ke masa depan, disesuaikan spesifik berdasarkan kondisi khusus dari
setiap organisasi/individu dan didasarkan atas suatu model kausal yang
menghubungkan antara input dan output (Lebas 1995). Sebuah organisasi mempunyai
budaya masing-masing. Ini menjadi salah satu pembeda antara satu organisasi dengan
organisasi lainnya. Budaya sebuah organisasi ada yang sesuai dengan anggota atau
karyawan baru, ada juga yang tidak sesuai sehingga seorang anggota baru atau
karyawan yang tidak sesuai dengan budaya organisasi tersebut harus dapat
menyesuaikan kalau dia ingin bertahan di organisasi tersebut.
Budaya organisasi ini dapat membuat suatu organisasi menjadi terkenal dan
bertahan lama. Yang jadi masalah tidak semua budaya organisasi dapat menjadi
pendukung organisasi itu. Ada budaya organisasi yang tidak sesuai dengan
perkembangan zaman. Maksudnya tidak dapat menyocokkan diri dengan
lingkungannya, dan lebih ditakutkan lagi organisasi itu tidak mau menyesuaikan
budaya nya dengan perkembangan zaman karena dia merasa paling benar.
1
Dalam keadaan inilah anggota tidak akan mendapatkan kepuasan kerja. Memang
banyak faktor lain yang menyebabkan anggota tidak memperoleh kepuasan kerja, tapi
faktor budaya organisasi merupakan faktor yang utama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Budaya Organisasi adalah sistem dari shared values, keyakinan, dan kebiasaan yang
ada pada sebuah organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk
menciptakan norma-norma perilaku.
Menurut G. R. Terry, manajemen diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri
atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan dan usaha mencapai sasaran-sasaran dengan memanfaatkan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya.
Sementara itu, Kata kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang
padanannya dalam bahasa Inggris adalah performance, yang sering diindonesiakan
4
menjadi kata performa..Pengertian Kinerja menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut:
1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan
pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (tolovitch and Keeps,
1992)
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja
(Griffin, 1987)
5. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan
oleh individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn,
1991)
Dari kedua kata manajemen dan kinerja, jika digabungkan menjadi satu kata
baru yaitu Manajemen Kinerja (Performance Management). Beberapa definisi
diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut:
5
1. Manejemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus
dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi
ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai
pekerjaan yang akan dilakukan (Bacal, 1994).
2. Manajemen kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari
organisasi, tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam
suatu kerangka tujuan, standar, dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati
(Armstrong, 2004).
6
Kinerja sendiri adalah suatu hal yang berorientasi ke masa depan, disesuaikan
spesifik berdasarkan kondisi khusus dari setiap organisasi/individu dan didasarkan atas
suatu model kausal yang menghubungkan antara input dan output. Jadi, kesimpulan
dari manajemen kinerja adalah kegiatan yang mengkaji ulang kinerja secara
berkesinambungan untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja lebih lanjut.
2. Budaya
7
kepada suatu komunitas tertentu, baik itu berbentuk organisasi, perusahaan, atau
masyarakat.
3. Organisasi
Salah satu hal penting dalam memahami budaya organisasi adalah bahwa
kita seyogyanya memahami pendekatan-pendekatan yang mempengaruhi cara
berpikir atau cara pandang terhadap organisasi. organisasi menurut Robbins
(2001:4) diartikan sebagai suatu unit sosial yang dikoordinasikan dengan sadar,
yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar dasar yang relatif
terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama.
4. Budaya organisasi
Pemaparan tentang pengertian budaya dan organisasi sebagaimana telah
dikemukakan sebelumnya tentu saja tidak serta merta dapat disatukan begitu saja.
Namun demikian dapat dilihat esensi dari masing-masing term yang membentuk
pengertian budaya organisasi.
8
Menurut Osborne & Plastrik (2000), budaya organisasi adalah seperangkat
perilaku, perasaan, dan kerangka psikologis yang terinternalisasi sangat mendalam
dan dimiliki bersama oleh anggota organisasi.
Definisi lain dikemukakan Robbins (2002: 247), bahwa budaya
organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggotaanggota
organisasi; suatu sistem dari makna bersama.
9
c) Memberikan arah dan memperkuat standar perilaku untuk mengendalikan
pelaku organisasi agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang
telah disepakati bersama.
10
seberapa besar seseorang diberi wewenang dalam melaksanakan
tugassnya, betapa berat tanggungiawab yang harus dipikul sesuai dengan
kewenanganaya dan seberapa luas kebebasan mengambil keputusan.
d) Integritas, yaitu sebenp jauh keterkaitan dan kerja sama yang ditekankan
dalam melaksanakan tugas dan masing-masing unit di dalam suatu
organisasi dengan koordinasi yang baik.
11
j) Pola komunikasi, yang terbatas pada hierarki formal dari setiap
perusahaan.
B. Manajemen Kinerja
1. Manajemen Kinerja
Secara mendasar, Manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang
dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan / peninjauan kinerja, penilaian
kinerja dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaan dan hukuman.
Rangkaian kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara berkelanjutan. Menurut
Baird (1986) definisi Manajemen Kinerja adalah suatu proses kerja dari kumpulan
orang- orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dimana proses kerja
ini berlangsung secara berkelanjutan dan terus- menerus.
Menurut Direktorat Jenderal Anggaran (2008), manajemen kinerja merupakan
suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi
melalui pengembangan performansi aspek-aspek yang menunjang keberadaan
suatu organisasi. Pada implementasinya, manajemen kinerja tidak hanya
berorientasi pada salah satu aspek, melainkan aspek-aspek terintegrasi dalam
mendukung jalannya suatu organisasi.
b) Fokus pada proses dan hasil. Manajemen kinerja menjadi suatu sistem
yang tidak hanya berorientasi pada hasil (pandangan tradisional). Proses
12
menjadi salah satu aspek penunjang yang penting dalam penentuan hasil
yang baik.
13
2.4 Fungsi Budaya Organisasi, Karakteristik
A. Fungsi Budaya Organisasi
Fungsi budaya organisasi pada umumnya sulit untuk dibedakan dengan
fungsi budaya kelompok organisais dan budaya organisasi, hal ini dikarenakan
budaya adalah gejala sosial. Budaya organisasi memiliki fungsi yang sangat
penting. Fungsi budaya organisasi adalah sebagai tapal batas tingkah laku individu
yangada:
Selain itu, beberapa ahli juga pernah menjelaskan tentang fungsi budaya
organisasi tersebut, diantaranya adalah:
14
8. Pengganti formalisasi
9. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
10. Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga
terbentuk nation-state
2. Menumbuhkan rasa memiliki dan jati diri sebuah organisasi dan para
anggotanya
15
1. Inovasi dan pengambilan resiko : tingkat daya dorong karyawan untuk bersikap
inovatif dan berani mengambil resiko.
5. Orientasi terhadap tim : tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur dalam tim,
bukan secara perorangan.
Masing-masing karakteristik ini berada dalam suatu kesatuan, dari tingkat yang
rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Menilai suatu organisasi dengan
menggunakan tujuh karakter ini akan menghasilkan gambaran mengenai budaya
organisasi tersebut. Gambaran tersebut kemudian menjadi dasar untuk perasaan
saling memahami yang dimiliki anggota organisasi mengenai organisasi mereka,
bagaimana segala sesuatu dikerjakan berdasarkan pengertian bersama tersebut, dan
cara-cara anggota organisasi seharusnya bersikap. (Robbins, 2002 ; 279).
16
pemanfaatan budaya perusahaan adalah salah satu solusi dalam menghadapi
tantangan yang kian kompleks. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai
sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk
meningkatkan kinerja.
1. Tujuan Strategik
17
Tujuan strategik berhubungan dengan kegiatan pegawai sesuai dengan tujuan
organisasi. Pelaksanaan suatu strategi memerlukan penjelasan mengenai hasil
yang ingin dicapai, perilaku, karakteristik pegawai yang diperlukan,
pengembangan pengukuran, dan sistem umpan balik bagi kinerja pegawai.
2. Tujuan Administratif
Tujuan administratif berhubungan dengan evaluasi kerja untuk keperluan
keputusan administratif, pengkajian, promosi, pemutusan hubungan kerja, dan
lain-lain.
3. Tujuan Pengembangan
Perfomance management juga bertujuan untuk melakukan pengembangan
kapasitas pegawai yang berpotensi di bidang kerjanya, memberikan pelatihan bagi
pegawai yang kinerjanya kurang baik, serta penempatan pegawai pada posisi yang
tepat.Selain itu, terdapat beberapa tujuan khusus dari performance management,
yaitu:
18
B. Manfaat Manajemen Kinerja
Menurut Wibowo (2010), perfomance management memberikan manfaat bagi
perusahaan secara keseluruhan, manajer, dan juga setiap individu di dalam
organisasi tersebut. Berikut penjelasannya;
19
c) Untuk membantu mengembangkan kinerja dan kemampuan karyawan.
d) Sebagai peluang untuk memanfaatkan waktu yang berkualitas.
e) Sebagai dasar objektivitas dan kejujuran dalam mengukur kinerja.
f) Untuk membantu agar pegawai fokus pada tujuan, rencana perbaikan, dan
cara bekerja.
4. Terdapat siklus manajemen kinerja yang baku dan dipatuhi seluruh elemen
perusahaan, yaitu berupa perencanaan kinerja, pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasi.
20
7. Penerapan konsep manajemen berdasarkan kompetensi, “the right man in
the right place” demi mencapai kinerja perusahaan yang lebih ba
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan teori-teori diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
22
tingkat produktivitas. Selain itu, budaya organisasi juga mencakup
pemahaman budaya yang dicapai melalui interaksi yang terjadi antar
karyawan dengan pihak manajemen.
3.2 Saran
Saran yang penulis berikan dalam kajian budaya organisasi adalah bahwa
budaya dalam organisasi seharusnya dapat di junjung tinggi dan dijaga dalam
suatu organisasi. Lebih mensosialisasikan budaya organisasi perusahaan
seperti visi dan misi perusahaan kepada
23