Disusun Oleh:
1. Ghina Caturyna Purnama ( 15213067 )
2. Cahya Isnaini ( 15213068 )
3. Faiz Amrullah ( 15213120 )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan-Nya
sehingga tugas makalah yang berjudul “Pengertian dan Kedudukan Fiqh dalam Pandangan
Islam” ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai salah satu kewajiban
memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Fiqh Keuangan dan Ekonomi Islam.
Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyumbangkan ide dan referensinya sehingga makalah ini selesai tepat
waktu. Saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan dengan maksud untuk
mewujudkan kesempurnaan dan meminimalisir kesalahan pada tugas-tugas kami selanjutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 4
A. Latar belakang masalah 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB 2 6
1. Apa pengertian dari fiqh muamalah? 6
2. Bagaimana kedudukan fiqh muamalah dalam pandangan Islam? 6
3. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup fiqh muamalah? 7
4. Bagaimana karakteristik dari fiqh muamalah? 7
5. Bagaimana perkembangan fiqh muamalah dalam era modern? 7
BAB 3 9
A. Simpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB 1
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dan paling mulia yang
telah diciptakan oleh Allah SWT. Manusia adalah makhluk sosial, Allah menciptakan
manusia untuk saling tolong menolong. Sesama manusia selalu memiliki hubungan
yang erat.
Dalam Al-Qur’an surah Al Hujurat ayat 49 : 13 yang artinya “ Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang-orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Maksud ayat tersebut adalah Allah
menciptakan manusia untuk saling berinteraksi. Pada umumnya, manusia itu saling
membutuhkan bantuan orang lain untuk mencapai apa yang telah direncanakan.
Selain itu, dalam surah At-Tin ayat 4 yang artinya : “Dan sesungguhnya telah
Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan.
Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” Dari
pemaparan ayat tersebut menjelaskan bahwa kelebihan manusia diantara makhluk-
makhluk Allah yang lain adalah potensinya, misalnya akal, perasaan dan
kepercayaannya. Akal itulah yang menyebabkan orang dapat berilmu dan berbudaya.
Karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang
lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan panduan-panduan
berupa hukum untuk mengatur semua kegiatan didalam kesehariannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam Islam, syariat atau fiqh atau hukum dibagi menjadi dua bagian, yakni
bagian ibadah yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah SWT dan
bagian muamalah yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia.
Bagian ibadah terangkum dalam Rukun Islam yang lima (syahadat, shalat,
puasa, zakat, dan haji). Sedangkan bagian muamalah mencakup semua aspek hidup
manusia dalam interaksinya dengan manusia lain, mulai dari masalah pernikahan,
perdagangan/ekonomi, sosial, sampai politik. Jadi, fiqh muamalah merupakan aturan
atau hukum yang mengatur segala urusan didalam kehidupan manusia yang diperoleh
dari dalil-dalil islam secara rinci.
Fiqh Islam itu mempunyai keistimewaan dan karakteristik khusus, antaralain sebagai
berikut:
Fiqh muamalah atau muamalah sendiri secara istilah adalah ilmu yang
bersumber dari Al-Quran dan Al-Sunnah yang mengatur hubungan interaksi antar
sesama manusia demi mencapai kemaslahatan bersama. Karena bersumber dari Al-
Quran itulah fiqh muamalah bersifat fleksibel mengikuti perkembangan zaman namun
tetap tanpa mengubah aturan dasarnya.
Kita ambil contoh pada sektor lembaga keuangan: bank. Betulkah bahwa
tanpa adanya lembaga bank, manusia bisa mempertahankan hidupnya. Hal ini kiranya
mudah dipahami kalau kita ingat bahwa alat pemuas kebutuhan pokok, seperti
misalnya pangan, sandang, papan, dan sebagainya hanya bisa dipenuhi dengan cara
mengkonsumsi barang-barang konsumsi fisik seperti misalnya beras, kain, bangunan
perumahan, dan sebagainya; dan bukan dengan cara menkonsumsi jasa perkreditan
yang dihasilkan oleh bank pada khususnya dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
Namun demikian tidak berarti bahwa jasa keuangan yang dihasilkan oleh lembaga-
lembaga keuangan tidak bermanfaat.
Lembaga keuangan seperti bank saat ini sudah seperti jamur. Berkembang
pesat bahkan di daerah yang terpencil sekalipun. Dulu, bank hanya ada satu jenis.
Tapi sekarang sudah mencabang menjadi dua yaitu bank konvensional dan bank
syariah. Itu semua berkaitan dengan fiqh muamalah yang kita bahas sebelumnya yang
mengatakan bahwa fiqh muamalah bersifat dinamis sesuai perkembangan zaman.
Sebelumnya, bank konvensional dianggap sah-sah saja oleh umat muslim, tapi
lambat laun, makin dikaji dan terus dikaji bank konvensional mengandung sistem
yang dilarang oleh Al-Quran yang salah satunya adalah mengenai riba. Ulama-ulama
Indonesia dan tentunya MUI mengkaji lebih dalam dan mencari solusi bagaimana
lembaga keuangan bisa tetap berjalan namun sesuai dengan syariat agama Islam. Lalu
lahirlah bank dengan sistem syariat islam pertama di Indonesia yaitu bank Muamalat.
Setelahnya, makin banyak lagi bank-bank syariah yang tersebar di hampir seluruh
wilayah Indonesia.
Itulah salah satu contoh bagaimana kinerja dari fiqh muamalah yang dapat
mengatur dan memberi solusi terbaik untuk kehidupan manusia dalam bidang apapun
tanpa harus terpaku oleh sistem atau hukum yang kaku. Karena Al-Quran yang
menjadi pedoman dari fiqh muamalah ini bersifat dinamis dan fleksibel.
BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam Islam, syariat atau fiqh atau hukum dibagi menjadi dua bagian, yakni
bagian ibadah yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah SWT dan
bagian muamalah yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia.
Fiqh muamalah atau muamalah sendiri secara istilah adalah ilmu yang
bersumber dari Al-Quran dan Al-Sunnah yang mengatur hubungan interaksi antar
sesama manusia demi mencapai kemaslahatan bersama. Karena bersumber dari Al-
Quran itulah fiqh muamalah bersifat fleksibel mengikuti perkembangan zaman namun
tetap tanpa mengubah aturan dasarnya.
Kita ambil contoh yang sebelumnya bank konvensional dianggap sah-sah saja
oleh umat muslim, tapi lambat laun, makin dikaji dan terus dikaji bank konvensional
mengandung sistem yang dilarang oleh Al-Quran yang salah satunya adalah mengenai
riba. Ulama-ulama Indonesia dan tentunya MUI mengkaji lebih dalam dan mencari
solusi bagaimana lembaga keuangan bisa tetap berjalan namun sesuai dengan syariat
agama Islam. Lalu lahirlah bank dengan sistem syariat islam pertama di Indonesia
yaitu bank Muamalat. Setelahnya, makin banyak lagi bank-bank syariah yang tersebar
di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Itulah salah satu contoh bagaimana kinerja dari fiqh muamalah yang dapat
mengatur dan memberi solusi terbaik untuk kehidupan manusia dalam bidang apapun
tanpa harus terpaku oleh sistem atau hukum yang kaku. Karena Al-Quran yang
menjadi pedoman dari fiqh muamalah ini bersifat dinamis dan fleksibel.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Zaky Mubarok Latif, dkk. 2014. Akidah Islam. Yogyakarta: UII Press.
Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.