Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Ibadah dan
Muamalah
Penyusun:
Aradika Lulunta
2021.01.1.0047
2021/ 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“FIQIH MUAMALAH’’engan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dorongan
motivasi dari berbagai pihak sehingga kesulitan yang dirasakan oleh penulis dapat teratasi.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Edi Junaedi, S.Hut.,S.Ag,M.Pd.I selaku
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar, serta semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan baik dalam susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, penulis dengan tangan terbuka mengharapkan segala kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis mengharapkan dari makalah
ini dapat mengambil manfaat dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan pertimbangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian maju, masalah
muamalah pun dapat disesuaikan sehingga mampu mengakomodasi kemajuan tersebut.
Karena sifatnya yang terbuka tersebut, dalam bidang muamalah berlaku asas umum,
yakni pada dasarnya semua akad dan muamalah boleh dilakukan, kecuali ada dalil yang
membatalkan dan melarangnya. Dari prinsip dasar ini dapat dipahami bahwa semua
perbuatan yang termasuk dalam kategori muamalah boleh saja dilakukan selama tidak
ada ketentuan atau nash yang melarangnya. Oleh karena itu, kaidah-kaidah dalam bidang
muamalah dapat saja berubah seiring dengan perubahan zaman, asal tidak bertentangan
dengan ruh Islam.
Dilihat dari segi bagian-bagiannya, ruang lingkup syariah dalam bidang muamalah,
menurut Abdul Wahhab Khallaf, meliputi:
Menurut Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 2018, Prinsip-prinsip muamalah secara umum
adalah:
- kebolehan dalam melakukan aspek muamalah, baik, jual, beli, sewa menyewa ataupun
lainnya. Prinsip dasar muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
- muamalah dilakukan atas pertimbangan membawa kebaikan bagi manusia dan atau untuk
menolak segala yang merusak.
- muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keseimbangan (tawazun). Konsep ini
dalam syariah meliputi berbagai segi antara lain meliputi keseimbangan antara pembangunan
material dan spiritual; pemanfaatan serta pelestarian sumber daya.
Macam-macam muamalah
Syirakh
Dalam ilmu muamalah, syirah merupakan suatu akad di mana dua pihak yang melakukan
kerjasama dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Selain itu, syirakh juga bisa
dimaknai mencampurkan dua bagian menjadi satu, sehingga tidak bisa dibedakan antara satu
dengan yang lainnya.
Adapun rukun syirakh di antaranya barang harus halal, objek akad harus pekerjaan dan
modal, dan pihak pelaku akad harus memiliki kecakapan melakukan pengelolaan harta.
Jual Beli
Dalam hukum Islam, kegiatan ekonomi memiliki arti suatu kegiatan atau kesepakatan dalam
menukar barang dengan tujuan untuk dimiliki selamanya. Adapun beberapa syarat saat proses
jual beli di antaranya berakal sehat, transaksi dilakukan atas dasar kehendak sendiri, dan
penjual maupun pembeli harus punya akal, baligh, dan lain sebagainya
Secara umum apa itu muamalah mencakup dua aspek yang menjadi ruang lingkupnya. Kedua
aspek ini yakni aspek adabiyah dan madaniyah.
Aspek Adabiyah
Aspek Adabiyah adalah segala aspek yang berkaitan dengan masalah adab dan akhlak, seperti
ijab kabul, saling meridhai, tidak ada keterpaksaan, kejujuran, dan sebagainya.
Aspek Madiyah
Aspek Madiyah mencakup segala aspek yang terkait dengan kebendaan. Ini meliputi halal
haram, syubhat untuk diperjual belikan, benda-benda yang menimbulkan kemadharatan, dan
lainnya. Dalam aspek madiyah ini contohnya adalah al-bai (jual beli)’, ar-rahn (gadai),
kafalah wad dhaman (jaminan dan tanggungan), hiwalah (pengalihan hutang), as-syirkah
(perkongsian), al-mudharabah (perjanjian profit & loss sharing), alwakalah (perwakilan), al-
ijarah (persewaan/ pengupahan).