Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR FIQIH MUAMALAH

Disusun Untuk Melengkapi


Tugas Mata Kuliah Fiqih Muamalah

Disusun Oleh: Kelompok 3

1 Thomas Alfa Edison : 2020505038

2 Dimi : 2020504052

Dosen pengampu: Ahmad Nizam, S.Ag, M.H.I

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN2021/2022

Page | 1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah telah mencurah limpahkan rahmat dan inayah-Nya kepada saya
sehingga saya biasa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tak lupa, sholawat serta salam
semoga selalu terlimpah curah kepada junjunan Nabi besar Muhammad SAW. Saya
bersyukur akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun saya mengetahui
pasti banyak kekurangan di dalamnya.

Makalah saya kali ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur dari mata kuliah Fiqih
Muamalah yang diampu oleh bapak Ahmad Nizam, S.Ag, M.H.I berkat beliau kami bisa
menggali lebih dalam mengenai materi konsep dasar fiqih muamalahselesainya makalah saya
kali ini tidak lepas dari berbagai bantuan makalah-makalah yang ada di internet dan berbagai
patokan yang telah disampaikan oleh dosen saya.

Dibalik itu semua, saya menyadari bahwa banyak kesalahan yang terdapat dalam
makalah ini, baik itu dari segi materi tata bahasa, maupun struktur kepenulisan. Oleh Karena
itu, saya sangat menerima berbagai saran maupun pendapat dari pembaca semua agar saya
bias membuat makalah yang lebih baik lagi kedepanya.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat menginspirasi dan juga
bermanfaat bagi pembaca semua, dan khususnya dapat bermanfaat bagi penulis pula. Aamiin
yaa robbal alamiin.

Palembang, 28 Agustus

Penulis

Page | 2
A. Latar Belakang Masalah

Islam memberikan aturan-aturan yang longgar dalam bidang muamalah, karena


bidang tersebut amat dinamis mengalami perkembangan.Meskipun demikian, Islam
memberikan ketentuan agar perkembangan di bidang muamalah tersebut tidak menimbulkan
kerugian salah satu pihak. Bidang muamalah berkaitan dengan kehidupan duniawi, namun
dalam prakteknya tidak dapat dipisahkan dengan ukhrawi, sehingga dalam ketentuannya
mengadung aspek halal, haram, sah, rusak dan batal.

Sebagian besar kehidupan manusia diisi dengan aktivitas muamalah (ibadah dalam
arti luas), dan selebihnya sebagian kecil waktunya diisi dengan aktivitas ibadah (ibadah
dalam arti sempit yaitu ibadah ritual, seperti : shalat, puasa, zakat, haji). Tidaklah mungkin
Allah SWT Yang Maha Tahu melepaskan kendali aspek muamalah begitu saja tanpa ada
aturan dari-Nya. Dengan demikian ajaran Islam yang lengkap dan menyeluruh ini sebagian
besar mengatur tentang muamalah. Para Sahabat dan para Ulama menegaskan pentingnya
memahami muamalah atau mempelajari fiqh muamalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fiqih muamalah?
2. Bagaimana pembagian fiqih muamalah?
3. Apa saja ruang lingkup fiqih muamalah?
4. Bagaimana fiqih muamalah dan sistem ekonomi Islam?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa pengertian atau analisa fiqih muamalah
2. Untuk mengetahui bagaimana pembagian dari fiqih muamalah
3. Untuk mengetahui apa ruang lingkup fiqih muamalah
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan fiqih muamalah dan sistem ekonomi Islam

Page | 3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqih Muamalah

Istilah Fiqh Muamalat ini, terangkai dari dua kata yanki Fiqh dan Muamalat.
1
Kata Fiqh berasal dari (‫ )فقه>ا – يفق>ه – فقه‬yang artinya pengetahuan dan pemahaman
tentang sesuatu. 2Makna ini dipertegas oleh Abi al-Husan Ahmad, bahwa kata fiqh
menunjuk pada maksud sesuatu atau ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya, setiap ilmu
yang berkaitan dengan sesuatu disebut fiqh. 3Secara etimologis, kata fiqh juga
berarti “kecenderungan dalam memahami sesuatu secara mutlak”‖ atau” mengetahui
sesuatu, memahami, dan menanggapi secara sempurna”.
4
Begitu juga Wahbah al-Zuhaili mendefinisikan kata fiqh secara bahasa
adalah al-fahmnu (pemahaman), baik pemahaman secara holistik maupun parsial.
5
Kata Fiqh pada mulanya digunakan oleh orang Arab untuk menyebutkan seseorang
yang ahli dalam mengawinkan unta, dan yang mampu membedakan unta betina
yang sedang birahi dengan unta betina yang sedang bunting. Ungkapan fahlun
faqihan, sebagai julukan bagi seseorang yang ahli dalam masalah unta, merupakan
kata umum yang digunakan di kalangan mereka. Dari ungkapan ini dapat diyakini
bahwa Fiqh berarti pengetahuan dan pemahamn yang mendalam tentang sesuatu.6

Kata muamalat (‫ )مع>>امالت‬yang kata tunggalnya muamalat(‫ )المعامله‬yang


berakar pada kata aa’mala secara arti keta mengandung”saling berbuat” atau berbuat
secara timbal baliku.Lebih sederhana lagi berarti”hubungan antara orang dan
orang”7. Muamalah secara etimologi sama dan semakna dengan al-mufa’alah yaitu
slaing berbuat. Kata ini menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang dengan seseorang atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan
masing-masing. 8Atau muamalah secara etimologi itu artinya saling bertindak , atau
saling mengamalkan.

Secara terminologi, muamalah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu, yaitu
pengertian muamalah Dalam arti luas dan dalam arti sempit.

1
Dedi Supriyadi, M.Ag., Sejarah Hukum Islam, Dari Kawasan Jazirah Arab Sampai Indonesia,
(Bandung:CV. Puataka Setia, 2007), h.20-21.
2
Sya’ban Muhammad Isma’il, al-Tasyri’ al- islamiy mashadihuru wa athwaru, (Kairo al-Nahdah
al-Misriyah, 1985), h.10.
3
Abi al-Husan Ahmad, Mu’jam Maqayis al-Lughah, Juz IV, (Beirut: Dar al-Fikr, 1997), h.442.
4
Umar Shihab, al-Qur’an dan Kekenyalan Hukum, (Semarang: Dina Utama, 1993), h.28., Lihat
juga, Abu Bakar Aceh, Ilmu Fiqih Islam Dalam Lima Madzhab, (Jakarta: Islamic Reseach Institute,
1997), h.11.
5
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqih al-Islami wa Adillatuhu, Juz 1. h. 33.
6
Ahmad Hasan, Pintu Itjihad Tertutup, (Bandung: slaman, 1994), h.1.
7
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Bogor: Kencana, 2003), cet. Ke-1, hlm.175.
8
Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), cet.ke-2, hlm.vii

Page | 4
Pengertian muamalah dalam arti luas yaitu”menghasilkan duniawi supaya
menjadi sebab suksesnya masalah ukhrawary”.9

Menurut Muhammad Yusuf Musa yang dikutip Absul Madjid:”Muamalah


adalah peraturan-peraturan Allah yang harus diikuti dan ditaati Dalam hidup
bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia”.10

”Muamalah adalah segala peraturan yang diciptakan Allah untuk mengatur


hubungan manusia dengan manusia dalam hidup dan kehidupan”.11

Jadi pengertian muamalah dalam arti luas yaitu aturan-aturan (hukum-


hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam kaitanya dengan urusan duniawi
dalam pergaulan sosial.

Adapun pengertian muamalah dalam arti sempit (khas), dindefinisikan oleh


para ulama sebagai berikut:

a. Menurut Hudhari Byk uang dikutip oleh Hendi Suhendi, “muamalah adalah
semua akad yang membolehkan manusia saling menukar manfaatnya”.12

b. Menurut Rasyid Ridha, “muamalah adalah tukar menukar barang atau sesuatu
yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan”.13

Jadi dari definisidiatas dapat dipahami bahwa pengertian muamalah dalam


arti sempit (khas) yaitu semua akan yang membolehkan manusia saling menukar
manfaatnya dengan cara-cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan Allah dan
manusia wajib mentaati-Nya.

Adapun pengertian Fiqih Muamalah, sebagaimana yang dikemukakan oleh


Abdullah al-Sattar Fathullah Sa’id yang dikutip oleh Nasrun Haroen yaitu “hukum-
hukum yang berkaitan dengan tindakan manusia dalam persoalan-persoalan
keduniaan, misalnya dalam persoalan jual-beli, utang-piutang, kerja sama dagang,
perserikatan, kerja sama dalam penggarapan tanah, dan sewa -men Nasrun Haroen,
Fiqih Muamalah,...hlm, vii.
yewa”.14

9
Lihat al-Dimyati, I’anah al-Thalibin, (Semarang: Toha Putra, t.th), hlm.2.
10
Lihat Abdul Madjid, Pokok-Pokok Fiqih Muamalah dan Hukum Kebendaan dalam Islam,
(Bandung: IAIN Sunan Gunung Jati, 1986),hlm.1.
11
Ibid.
12
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 2.
13
Ibid
14
Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah,...hlm, vii.

Page | 5
B. Pembagian Fiqih Muamalah

Menurut Ibn Abidin yang dikutip oleh Hendi Suhendi, Fiqih muamalah terbagi
menjadi lima bagian15, yaitu:

1. Mu’awadha Maliyah (hukum Kebendaan)


2. Munakahat (hukum Perkawinan)
3. Mukhashamat (hukum Acara)
4. Amanat dan Ariyah (pinjaman)
5. Tirkah (harta peninggalan)

Ibn Abidin adalah salah seorang yang mendefinisikan muamalah secara luas
sehingga masalah munakahat termasuk salah satu bagaun fiqih muamalah, padahal
munakahat diatur dalam disiplin ilmu tersendiri, yitu fiqih munakahat. Demikian
pula tirkah, (harta peninggalan atau warisan) juga termasuk bagian fiqih muamalah,
padahal tirkah telah dijelaskan dalam disiplin ilmu tersendiri, yaitu fiqih mawaris.

Pendapat al-Fikri yang juga dikutip oleh Hendi Suhendi16 menyatakan bahwa
muamalah dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut:

1. Al-muamalah al-Madiyah, yaitu muamalah yang mengkaji objeknya, sehingga


sebagian ulama berpendapat bahwa muamalah al-madiyah ialah muamalah
bersifat Kebendaan kerena objek fiqih muamalah adalah benda yang
bakal,haram,dan syubhat untuk diperjualbelikan, benda-benda yang
memudaratkan, dan mendatangkan kemaslahatan bagi manusia, serta segi-segi
yang lainya.
2. Al-Muamalah al-Adabiyah, yaitu muamalah yang ditinjau dadi segi cara tukar-
menukar benda yang bersumber dari pancaimdra manusia, yang unsur
penegaknya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban, misalnya jujur, hasud,
dengki, dan dendam.

Muamalah al-madiyah yang dimaksud al-Fikri ialah aturan-aturan yang


ditinjau dadi segi objeknya. Oleh karena itu, jual beli benda bagi muslim bukan
hanya sekedar memperoleh untung yang sebesar-besarnya, tetapi secara vertikal
bertujuan untuk memperoleh tuda Allah dan secara horizontal bertujuan untuk
memperoleh keuntungan sehingga benda-benda yang diperjualbelikan akan
senantiasa dirujukkan (dikembalikan) kepada aturan-aturan Allah. Benda-benda
yang Haran diperjualbelikan menurut syara, tidak akan diperjualbelikan, karena
tujuan jual beli bukan semata untuk memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk
mencari ridha Allah.

15
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah,... hlm.3.
16
Ibid, hlm.3. Lihat pula Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia,
2006), cet. Ke-3, hlm.17.

Page | 6
Muamalah al-adabiayah adalah aturan-aturan Allah yang berkaitan dengan
aktivitas manusia dalam hidup bermasyarakat dilihat dari segi subjeknya, yaitu
manusia sebagai pelakunya. Dengan demikian, maksud muamalah adabiyah itu
antara Kain berkisar dalam kerelaan Sari kedua bela piham yang melangsungkan
akad, dan ijab kabul.

C. Ruang Lingkup Fiqih Muamalah

Page | 7
Sesuai dengan pembagiam muamalah, sebagaimana telah dijelaskan di atas,
maka ruang lingkup fiqih muamalah juga terbagi menjadi dua, yaitu ruang lingkup
muamalah madiyah dan adabiyah.

1) Ruang lingkup pembahasan muamalah madiyah ialah masalah:


2) Jual beli (al-aba’i/al-tijarah),
3) Gadai (al-rahn)
4) Jaminan dan tanggungan (khafalah dan dhaman)
5) Pemindahan utang (al-hiwalah)
6) Jatuh bangkrut (taflis)
7) Natasamo bertindak (al-hajru)
8) Perseroan atau perkongsian (al-syirkah)
9) Perseroan harta dan tenaga (al-mudharabah)
10) Sewa-menyewa (al-ijarah)
11) Pemberian hak guna pakai (al-‘ariayah)
12) Barang titipan (al- wadhi’ah)
13) Barang temuan (al-luqathah)
14) Garapan tanah (al-muzara’ah)
15) Sewa-menyewa tanah (al-mukhabarah)
16) Upah (ujrah al-‘amal)
17) Gugatan (al-syuf’ah)
18) Sayembara (al-ji’alah)
19) Pembagiam kekayaan bersama (al- qismah)
20) Pemberian (al-hibah)
21) Pembebasan (al-ibra)
22) Damai (al- shulhu)

Dan ditambah dengan beberapa masalah kontemporer (al-mu’ashirah/al-


muhaditsah), seperti masalah bunga bank, dan asuransi kredit.

Ruang lingkup muamalah yang bersifat adabiyah ialah:

Page | 8
1) Ijab kabul
2) Saling meridhai
3) Tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak
4) Hak dan kewajiban
5) Kejujuran pedagang
6) Penipuan
7) Pemalsuan
8) Penimbunan

Dan segala sesuatu yang bersumber dari indra manusia yang ada kaitanya
dengan peredara harta dalam hidup bermasyarakat.17

D. Fiqih Muamalah Dan Sistem Ekonomi Islam

17
Lihat Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, hlm. 5. Lihat pula Rahmat, Fiqh Muamalah, hlm. 17 –
18.

Page | 9
Diskursus relasi antara Fiqh Muamalah dengan ekonomi Islam berkutat
diantara perdebatan apakah Fiqh Muamalah lebih awal dari pada Ekonomi Islam
perspektif science (sebagai Ilmu)? Apakah ekonomi Islam lahir setelah para sarjana
Muslim membukukan pembahasan Fiqh Muamalah? Ataukah pembahasan ekonomi
Islam lebih besar cakupannya dengan Fiqh Muamalah karena bukan hanya
membahas sisi hukum dan etika? Dan masak banya lagi perdebatan lainnya. Di sini,
menarik untuk mengutip analisis Dr. H. Abbas Arfan, Lc., M.H.,18perihal hubungan
antara Fiqh Muamalah dengan ekonomi Islam sebagaimana berikut:

Pertama, ekonomi (Islam) memiliki fungsi yang berbeda dari Fiqh


Muamalah), yakni fungsi deskripsi dan identifikasi fakta-fakta, penemuan terhadap
hubungan-hubungan dan hukum-hukum yang menghubungkan fenomena ekonomi
secara serentak, dan mengupayakan manfaat ekonomis diantara ketentuan-ketentuan
syariah atau menentukan akibat-akibat ekonomis baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang dalam kehidupan ekonomi. Pada sisi lain, fungsi fiqh adalah untuk
mengidentifikasi perintah-perintah syariah dari bukti-bukti tekstual yang terinci
dalam hukum aktivitas ekonomi. Perbedaan fungsi tersebut dapat dilihat pula dari
perbedaan dasar antara fiqh (muamalat) dengan ekonomi (Islam) adalah bahwa
tujuan fiqh yang utama adalah memahami asumsi-asumsi normatif yang secara
esensial merupakan perintah-perintah syariah. Asumsi-asumsi normatife ini dalam
kenyataannya menempati totalitas semu dari fiqh (the quasi-totality of fiqh). Pada
sisi lain, tujuam ekonomi Islam (maupun ekonomi positif) yang utama adalah
memahami asumsi-asumsi deskriptif dalam rangka mengidentifikasi realitas-realita
dan menghubungkan realitas itu dengan fenomena ekonomi secara serentak. Dalam
karangka fikir di atas, dengan mengemukakan contoh berikut ini, memungkinkan
untuk melakukan klarifikasi terhadap adanya perbedaan fungsi antara ekonomi
Islam dengan Fiqh Muamalah. Dalam kasus monopoli misalnya, teks-teks fiqh akan
mengemukakan bukti-bukti tekstual untuk mendukung pelanggaran monopoli, apa
saja yang tidak boleh dimonopoli, dan sifat serta syarat yang bagaimana suatu
monopoli dilarang. Sedangkan karya-karya di bidang ekonomi (Islam) akan
melakukan identifikasi terhadap akar terjadinya monopli, tipe-tipe monopoli,
pengaruhnya terhadap distribusi pendapatan, adanya perlakuan pricing yang berbeda
antara pasar monopoli dengan pasarkompetitif, berbedaan kuantitas barang yang
dijual dan lain sebagainya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam memfokuskan


diri pada aspek deskriptif dari fenomena, berusaha melakukan identifikasi terhadap
faktor-faktor yang mempegaruhinya dan terhadap hubungan-hubungan kausal yang
relevan. Sedangkan Fiqh Muamalah melihat fenomena (ekonomi) dari aspek yang
normatif, yakni bagaimana aturan syariah terhadap fenomena tersebut kemudian

18
Dr. H. Abbas Arfan, Lc., M.H., 99 Kaidah Fiqih Muamalah Kuliyah, (Malang: UIN Maliki
Press, 2013), 99-102.

Page | 10
menetapkan kriteria kebolehan dan larangan tergantung fenomena dan fakta yang
dihadapi.

Menurut Monzer Khaf, suatu perbedaan harus ditarik antara berbagai bagian
dari hukum Islam yang memahami fiqh muamalah dengan ekonomi Islam. Bagian
yang disebut pertama (Fiqh Muamalah) menetapkan kerangka di bidang hukum
untuk kepentingan bagian yang disebut belakangan (ekonomi Islam), sedangkan
yang disebut belakangan (ekonomi Islam) mengkaji proses dan pengulangan
kegiatan manusia yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi dalam
masyarakat muslim. Menurutnya, ekonomi Islam dibatasi oleh hukum dagang Islam,
tetapi itu bukan satu-satunya pembatas mengenai kajian mengenai ekonomi tersebut.
Sistem sosial Islam dan aturan-aturan keagamaan mempunyai pengaruh, atau
bahkan lebih banyak terhadap cakupan ekonomi dibandingkan dengan sistem
hukum sendiri. Tidak adanya pembedaan fiqh muamalah dengan ekonomi Islam
seperti itu merupakan sumber lain dari kesalahan konsep dalam literatur mengenai
Ekonomi Islam. Beberapa buku menggunakan alat-alat analisis fiqh dalam ekonomi,
sedangkan buku-buku yang lain mengkaji ekonomi Islam dari perspektif fiqh.
Sebagai contoh, teori konsumsi kadang-kadang berubah pernyataan kembali ke
hukum Islam mengenai beberapa jenis makanan dan minuman, bukan kajian
mengenai perilaku konsumen terhadap sejumlah barang konsumsi yang tersedia, dan
teori produksi diperkecil maknanya sebagai kajian tentang hak pemilik dalam Islam
yang tidak difokuskan pada perilaku perusahaan sebagai unit produksi. Hal ini yang
tidak menguntungkan dalam membahas ekonomi Islam dalam peristilahan fiqh
muamalah adalah bahwa rancangan seperti itu, pada dasarnya terpecah-pecah,
parsial dan kehilangan keterkaitan secara menyeluruh dengan teori ekonomi yang
menjadi mainstream.

Meskipun Anas Zarqa dan Monzar Khaf mengakui adanya perbedaan


mendasar antara Fiqh Muamalah dan ekonomi Islam, maupun terhadap adanya
keterkaitan antara keduanya, akan tetapi tidak disebutkan secara eksplisit bagian-
bagian yang manakah dalam Fiqh Muamalah yang mempunyai keterkaitan dengan
ekonomi Islam. Untuk mempertegas adanya keterkaitan antara bagian Fiqh
Muamalah dengan ekonomi Islam secara eksplisit, ada baiknya diikuti pendapat
Syamsul Anwar sebagai berikut:

“pada tiga dasawarsa terakhir ini fiqh muamalah mendapat arti penting yang
lebih besar dengan lahirnya ilmu ekonomi Islam dengan institusi perbankan dan
asuransi Islam. Ilmu ekonomi Islam terkait dengan fiqh muamalah secara erat.
Bukan pada fase dalam perjalanan ilmu ini mencari bentuk dimana ia dianggap
sebagai cabang fiqh muamalat. Walaupun kemudian pandangan itu tidak dapat
dibenarkan. Namun hal ini menunjukan betapa pentingnya fiqh muamalah bagi
Ekonomi Islam, khususnya menyangkut perbankan dan asuransi Islam.

Page | 11
Kedua, join fungsi antara fiqh muamalah dengan ekonomi Islam. Dalam hal
ini, adalah formulasi terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi dan ketentuan-
ketentuan yang berkaitan dengan kesejahteraan publik. Contoh yang sangat baik
untuk dikemukakan dalam hal ini adalah kebijakan fiskal dan perbendaharaan
negara (bayt al-mal). Secara historis kebijakan fiskal dan perbedaan negara dalam
Islam mengalami evolusi sejak masa Rosulullah SAW sampai beberapa generasi
berikutnya dan hingga sekarang kajian di bidang ini tetap mendapat perhatian yang
sangat signifikan. Sumbangan teoritas dalam bidang ini sangat berarti bagi
penguatan baik fiqh muamalah maupun ekonomi Islam. Meskipun kedua disiplin
keilmuan tersebut akan melihat dari sudut kajian yang berbeda, tetapi dapat dilihat
dengan adanya joint function keduanya dalam bidang ini. Dengan melihat joint
function antara fiqh muamalah dengan ekonomi islam yang begitu akomodatif,
sehingga ada beberapa penulis menyamakan fiqh muamalah dengan ekonomi Islam.
Qodri Azizy misalnya, menyatakan bahwa yang benar adalah bahwa ekonomi Islam
merupakan fiqh muamalah atau cabang dari ilmu fiqh atau ilmu keIslaman, bukan
cabang dari ilmu ekonomi sekuler. Oleh karena itu, masalah keterkaitan antara fiqh
muamalah dengan ekonomi Islam muncul bagi orang yang berpandangan bahwa
antara fiqh muamalah dengan ekonomi Islam adalah tidak sama dan tidak muncul
bagi mereka yang berpendapat sebaliknya (yaitu menyamakan antara antara fiqh
muamalah engan ekonomi Islam), sebab tidak ada perbedaan dari segi objek
material.

Ketiga, fungsi yang mendukung fiqh,dalam hal ini, adalah suatu fungsi
dalam rangka membentuk faqih (pakar fiqh) sampai pada pemahaman terhadap
peraturan syariah yang semestinya dalam khasus-khasus tertentu, dimana faktor-
faktor ekonomi dapat berperan dalam menentukan diantara beberapa aturan yang
mungkin lebih relevan untuk diterapkan dari pada yang lain. Sebagaimana dipahami
bahwa ketentuan-ketentuan syariah adalah dalam rangka merealisasikan
kemaslahatan (istislah atau consideration of public interest). Ekonomi Islam
diharapkan dapat memainkan peran penting dalam merealisasikan kemaslahatan
tersebut dalam konteks istihsan. Operasionalisasinya dapat dilihat apabila dalam
kasus perdagangan internasional, misalnya GATT, AFTA, WTO, ekonomi Islam
dalam kerangka istihsan dapat memberikan pandangan yang berguna bagi faqih
untuk menentukan sikap antara meratifikasi atau tidak perjanjian dagang
internasional tersebut.

Page | 12
KESIMPULAN

1. Pengertian Fiqih Muamalah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdullah al-


Sattar Fathullah Sa’id yang dikutip oleh Nasrun Haroen yaitu “hukum-hukum yang
berkaitan dengan tindakan manusia dalam persoalan-persoalan keduniaan, misalnya
dalam persoalan jual-beli, utang-piutang, kerja sama dagang, perserikatan, kerja
sama dalam penggarapan tanah, dan sewa -menyewa”.
2. Menurut Ibn Abidin yang dikutip oleh Hendi Suhendi, Fiqih muamalah terbagi
menjadi lima bagian, yaitu:
a. Mu’awadha Maliyah (hukum Kebendaan)
b. Munakahat (hukum Perkawinan)
c. Mukhashamat (hukum Acara)
d. Amanat dan Ariyah (pinjaman)
e. Tirkah (harta peninggalan)
3. Ruang lingkup fiqih muamalah juga terbagi menjadi dua, yaitu ruang lingkup
muamalah madiyah dan adabiyah.
4. Ekonomi Islam mengkaji proses dan pengulangan kegiatan manusia yang berkaitan
dengan produksi, distribusi dan konsumsi dalam masyarakat muslim.

Page | 13
DAFTAR PUSTAKA

1. Dedi Supriyadi, M.Ag., Sejarah Hukum Islam, Dari Kawasan Jazirah Arab Sampai
Indonesia, Bandung:CV. Puataka Setia, 2007.
2. Sya’ban Muhammad Isma’il, al-Tasyri’ al- islamiy mashadihuru wa athwaru, Kairo
al-Nahdah al-Misriyah, 1985.
3. Abi al-Husan Ahmad, Mu’jam Maqayis al-Lughah, Beirut: Dar al-Fikr, 1997.
4. Umar Shihab, al-Qur’an dan Kekenyalan Hukum, Semarang: Dina Utama, 1993,
Abu Bakar Aceh, Ilmu Fiqih Islam Dalam Lima Madzhab, Jakarta: Islamic Reseach
Institute, 1997.
5. Ahmad Hasan, Pintu Itjihad Tertutup, Bandung: slaman, 1994.
6. Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, Bogor: Kencana, 2003.
7. Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.
8. al-Dimyati, I’anah al-Thalibin, Semarang: Toha Putra, t.th.
9. Abdul Madjid, Pokok-Pokok Fiqih Muamalah dan Hukum Kebendaan dalam Islam,
Bandung: IAIN Sunan Gunung Jati, 1986.
10. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
11. Ibid, Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2006.
12. Abbas Arfan, Lc., M.H., 99 Kaidah Fiqih Muamalah Kuliyah, Malang: UIN Maliki
Press, 2013.
13. Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat, Kencana, Jakarta, 2010.

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai