FIQIH MUNAKAHAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama
Dosen Pengampu Mata Kuliah Maqdum Biahmada, S.Pd.I,M.Pd.I
Disusun Oleh :
1. Rey Disna Pramestia 22.13021.0240
2. Silvira Syahrosh Oktamia 22.13021.0331
3. Hernanda Bagus Hanafi 22.13021.0354
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pernikahan adalah anjuran Allah SWT bagi manusia untuk mempertahankan
keberadaannya dan mengendalikan perkembangbiakan dengan cara yang sesuai
dan menurut kaidah norma agama. Laki-laki dan perempuan memiliki fitrah yang
saling membutuhkan satu sama lain. Pernikahan dilangsungkan untuk mencapai
tujuan hidup manusia (baca tujuan pernikahan dalam islam) dan mempertahankan
kelangsungan jenisnya. Fiqih pernikahan atau munakahat adalah ilmu yang
menjelaskan tentang syariat suatu ibadah termasuk pengertian, dasar hukum dan
tata cara yang dalam hal ini menyangkut pernikahan.
kurang
َ! َع ْن َع ْبِد ِهَّللَا ْبِن َم ْسُعوٍد رضي هللا عنه َقاَل َلَنا َر ُسوُل ِهَّللَا صلى هللا عليه وسلم ( َيا َم ْعَش َر َالَّش َباِب
َو َم ْن َلْم َيْسَتِط ْع َفَع َلْيِه ِبالَّص ْو ِم, َو َأْح َص ُن ِلْلَفْر ِج, َفِإَّنُه َأَغُّض ِلْلَبَص ِر, َمِن اْسَتَطاَع ِم ْنُك ُم َاْلَباَء َة َفْلَيَتَز َّو ْج
; َفِإَّنُه َلُه ِو َج اٌء ) ُم َّتَفٌق َع َلْيِه
2.3 Perbedaan Antara Fiqih, Fiqih Ibadah, Fiqih Jinayat, Dan Fiqih
Mu’amalah Dan Munakahah
a) Fiqih
Fiqh dalam bahasa Arab berarti "pemahaman yang mendalam". Dalam
konteks Islam, fiqh mengacu pada ilmu tentang hukum-hukum Islam
yang bersifat praktis yang diperoleh dari dalil-dalil terperinci. Secara
sederhana, fiqh dapat diartikan sebagai petunjuk praktis tentang
bagaimana menjalankan ibadah dan kehidupan sehari-hari sesuai
dengan ajaran islam. Fiqh merupakan salah satu ilmu yang sangat
penting dalam islam. Dengan mempelajari fiqh, umat islam dapat
memahami dan menjalankan agamanya dengan baik.
b) Fiqih Ibadah
Fiqh Ibadah adalah cabang ilmu fiqh yang secara khusus membahas
tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah mahdhah dengan
benar dan sesuai dengan syariat Islam, seperti shalat, puasa, zakat,
haji, dan kurban. Fiqih ibadah merupakan ilmu yang sangat penting
bagi umat Islam. Dengan mempelajari fiqih ibadah, umat Islam dapat
menjalankan ibadah mahdhah dengan benar dan khusyuk, sehingga
dapat mencapai derajat ketaatan yang tinggi kepada Allah SWT.
c) Fiqih Jinayat
Secara terminologi kata jinayat mempunyai beberapa pengertian,
seperti yang diungkapkan oleh Abd al Qodir Awdah bahwa jinayat
adalah perbuatan yang dilarang oleh syara' baik perbuatan itu
mengenai jiwa, harta benda, atau lainnya. Dalam istilah yang lebih
populer, fiqh jinayat disebut hukum pidana Islam. Fikih Jinayat ini
mengatur berbagai aspek tindak pidana, seperti jenis-jenisnya,
hukumannya, dan tata cara pembuktiannya.
d) Fikih Muamalah
Fikih Muamalah adalah cabang ilmu fiqh yang membahas tentang
hukum-hukum Islam yang mengatur hubungan antar individu dalam
berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan politik Fikih
Muamalah ini mengatur berbagai aspek hubungan antar individu,
seperti jual beli, sewa-menyewa, pernikahan, warisan, dan lain
sebagainya. dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam.
e) Fikih Munakahah
Fikih Munakahah adalah cabang ilmu fiqh yang membahas tentang
hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan pernikahan. tentang
bagaimana membangun pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan
rahmah sesuai dengan syariat Islam. Fikih Munakahah ini mengatur
berbagai aspek pernikahan, seperti rukun nikah, syarat sah nikah, hak
dan kewajiban suami istri, dan lain sebagainya.
3.1.1 Nikah
Nikah adalah perjanjian perkawinan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan
ketentuan hukum dan ajaran agama.Secara istilah, pernikahan adalah akad yang
menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya.Dari
akad itu juga, muncul hak dan kewajiban yang mesti dipenuhi masing-masing
pasangan.
Ketentuan mengenai pernikahan ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam
Alquran surah Ar-Rum ayat 21:
3. Hutang yang dimiliki suami atau istri akan menjadi tanggung jawab masing-
masing.
4. Apabila salah satu bermaksud menjual harta kekayaannya maka tidak perlu
meminta persetujuan pasangannya.
5. Dalam hal suami atau istri akan mengajukan fasilitas kredit tidak perlu
meminta persetujuan pasangannya untuk menjaminkan harga kekayaannya.
6. Menjamin berlangsungnya harta peninggalan keluarga.
7. Melindungi kepentingan pihak istri apabila pihak suami melakukan poligami.
8. Menghindari motivasi perkawinan yang tidak sehat.
Hak dan kewajiban suami istri dalam pernikahan dapat diterangkan melalui
perjanjian pernikahan, yang menetapkan peran, hak, dan kewajiban masing-
masing dalam rumah tangga. Berikut adalah beberapa aspek hak dan kewajiban
suami istri dalam pernikahan.
1. Nafkah: Suami harus memberi nafkah kepada istri, yang dapat berisi
pakaian, tempat tinggal, dan nafkah batin seperti cinta dan kasih .
4. Menjaga diri saat suami tak ada: Istri harus membatasi tamu-tamu yang
datang ke rumah dan tidak menerimanya masuk ke dalam rumah jika ada
tamu lawan .
5. Menggauli istri: Suami harus menggauli istri dengan baik dan adil .
7. Hak asuh anak: Perjanjian pernikahan juga dapat memuat tentang hak asuh
anak saat terjadi perceraian .
11. Hak asuh anak: Perjanjian pernikahan juga dapat mengatur hak asuh
bersama atau tunggal .
12. Dalam hal ini, perjanjian pernikahan dapat menjadi alat yang penting
untuk menetapkan hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam rumah
tangga.
Perceraian: Perceraian adalah keputusan salah satu pihak dalam pernikahan untuk
memutuskan hubungan kawinnya. Perceraian dapat disebabkan oleh berbagai alasan,
seperti kekurangan cinta, kekurangan kesadaran, kekurangan kewangan, dan
kekurangan kewajiban .
2. Kematian: Jika salah satu pihak mati, maka pernikahan akan berakhir secara
otomatis.
4. Pengajuan pemutus pernikahan: Jika salah satu pihak memiliki alasan untuk
memutuskan pernikahan, maka pihak tersebut dapat membuat pengajuan
pemutus pernikahan kepada pihak yang berwenang .
6. Pemutus perjanjian pernikahan oleh hukum: Jika salah satu pihak tidak
mengikuti perjanjian pernikahan, maka perjanjian dapat diputuskan oleh
hukum .
Pada umumnya, pernikahan dapat berakhir atau putus karena berbagai alasan,
dan perjanjian pernikahan dapat memuat tentang cara mengatur hal-hal
tersebut.