Anda di halaman 1dari 15

PENGERTIAN FIKIH DAN MACAM-MACAMNYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Fiqih

Dosen Pengampu:
Yudi Febriandra, ME.,Sy

Disusun Oleh:
Ari Gusro Febriadi (12310614126)
Siti Lestari (12310623889)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS TARBIYAH KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas rahmat
dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah dengan
baik. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukan kepada kita jalan kebenaran.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu, yang telah
membimbing dan memberi banyak pengetahuan kepada penulis serta memberikan
kesempatan kepada penulis untuk membuat dan mempresentasikan makalah ini.
semoga Allah membalas dengan sebaik-baiknya.
Sebagai penutup, kritik dan saran kami harapkan dari segenap pembaca
atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini dan juga sebagai bahan
koreksi dan pembelajaran untuk perbaikan makalah berikutnya.

Pekanbaru, 19 September 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Pengertian Fiqih...................................................................................... 2
B. Macam-Macam Fiqih.............................................................................. 3
BAB III PENUTUP........................................................................................... 11
A. Kesimpulan............................................................................................. 11
B. Kritik dan saran....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fiqih adalah ilmu yang sangat penting bagi umat Islam, karena
dengan mempelajari fiqih, umat Islam akan mengetahui apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Fiqih juga dapat
menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupannya
sesuai dengan ajaran Islam.
Macam-macam fiqih dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu fiqih
ibadah dan fiqih muamalah. Selain itu, ada juga beberapa macam fiqih
lainnya, seperti fiqih munakahat, fiqih jinayat, dan fiqih siyasah.
Dalam makalah ini kita akan membahas Pengertian Fikih dan
Macam-Macamnya secara lebih terperinci.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Fiqih?
2. Apa Saja Macam-Macam Fiqih?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Fiqih
2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Fiqih

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqih
Pengertian fiqh atau ilmu fiqh sangat berkaitan dengan syariah,
karena fiqh itu pada hakikatnya adalah jabaran praktis dari syariah.1 Fiqh
secara etimologi berarti pemahaman yang mendalam dan membutuhkan
pengerahan potensi akal.2 Sedangkan secara terminologi fiqh merupakan
bagian dari syari’ah Islamiyah, yaitu pengetahuan tentang hukum syari’ah
Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa
dan berakal sehat (mukallaf) dan diambil dari dalil yang terinci.
Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin mengatakan fiqh
adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’I yang bersifat amaliah yang
digali dan ditemukan dengan dalil-dalil yang tafsili.
Penggunaan kata “syariah” dalam definisi tersebut menjelaskan
bahwa fiqh itu menyangkut ketentuan yang bersifat syar’I, yaitu sesuatu
yang berasal dari kehendak Allah. Kata “amaliah” yang terdapat dalam
definisi diatas menjelaskan bahwa fiqh itu hanya menyangkut tindak
tanduk manusia yang bersifat lahiriah. Dengan demikian hal-hal yang
bersifat bukan amaliah seperti masalah keimanan atau “aqidah” tidak
termasuk dalam lingkungan fiqh dalam uraian ini. penggunaan kata “digali
dan ditemukan” mengandung arti bahwa fiqh itu adalah hasil penggalian,
penemuan, penganalisisan, dan penentuan ketetapan tentang hukum. Fiqh
itu adalah hasil penemuan mujtahid dalam hal yang tdak dijelaskan oleh
nash.
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik benang merah, bahwa fiqh
dan syariah memiliki hubungan yang erat. Semua tindakan manusia di
dunia dalam mencapai kehidupan yang baik itu harus tunduk kepada
kehendak Allah dan Rasulullah. Kehendak Allah dan Rasul itu sebagian

1
Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh. Hal. 1
2
Prof. Dr. Rachmat Syafe’I, MA. Ilmu Ushul Fiqh. Hal. 18
2
terdapat secara tertulis dalam kitab-Nya yang disebut syari’ah. Untuk
mengetahui semua kehendak-Nya tentang amaliah manusia itu, harus ada
pemahaman yang mendalam tentang syari’ah, sehingga amaliah syari’ah
dapat diterapkan dalam kondisi dan situasi apapun dan bagaimanapun.
Hasilnya itu dituangkan dalam ketentuan yang terinci. Ketentuan yang
terinci tentang amaliah manusia mukalaf yang diramu dan diformulasikan
sebagai hasil pemahaman terhadap syari’ah itu disebut fiqh.
B. Macam-Macam Fiqih
Fiqih sendiri merupakan suatu ilmu yang mana menerangkan
berbagai hukum syara’, hal ini juga tentunya berkenaan dengan bagaimana
amal atau hukum dari segala perbuatan yang di lakukan oleh manusia.
Fiqih sendiri juga berasal dari dalil yang jelas, yang tentunya harus
diketahui oleh semua umat muslim. Fiqih juga memiliki beberapa bagian
atau macam, berikut ini adalah macam-macam fiqih.

1. Fiqih Ibadah
Fiqih ibadah adalah salah satu cabang ilmu fikih yang membahas
tentang hukum-hukum syar'i yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah
SWT. Ibadah dalam Islam adalah segala bentuk perbuatan yang dilakukan
oleh seorang mukallaf dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
Secara bahasa, fiqih berarti memahami sesuatu secara mendalam.
Secara istilah, fiqih adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum
syar'i yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf yang
dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang terperinci.
Fiqih ibadah mencakup berbagai macam ibadah, antara lain:
 Thaharah, yaitu bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
 Shalat, yaitu ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim yang
mukallaf.
 Zakat, yaitu ibadah yang berupa mengeluarkan sebagian harta yang
dimiliki untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya.

3
 Puasa, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang
membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
 Ibadah haji, yaitu ibadah yang dilaksanakan di Tanah Suci Mekkah
untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
Fiqih ibadah memiliki peran penting dalam kehidupan umat Islam.
Dengan mempelajari fiqih ibadah, umat Islam akan dapat memahami dan
melaksanakan ibadah dengan benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
Berikut adalah beberapa manfaat mempelajari fiqih ibadah:
 Membantu umat Islam untuk beribadah dengan benar.
 Menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
 Menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
 Mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Oleh karena itu, mempelajari fiqih ibadah merupakan hal yang
penting bagi setiap Muslim.3
2. Fiqih Muamalah
Fiqih muamalah adalah salah satu cabang ilmu fikih yang
membahas tentang hukum-hukum syar'i yang berkaitan dengan hubungan
manusia dengan manusia lainnya dalam bidang muamalah. Muamalah
adalah segala bentuk interaksi atau hubungan antara manusia dalam
kehidupan sehari-hari, baik yang berkaitan dengan harta benda, jasa,
maupun hal-hal lainnya.
Secara bahasa, fiqih berarti memahami sesuatu secara mendalam.
Secara istilah, fiqih adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum
syar'i yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf yang
dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang terperinci.
Fiqih muamalah membahas berbagai macam hal, antara lain:
 Jual beli, yaitu transaksi pertukaran harta benda dengan harta
benda lainnya.
 Utang-piutang, yaitu transaksi pinjam meminjam harta benda.

3
https://lpsi.uad.ac.id/tag/fiqih-ibadah-dan-prinsip-ibadah-dalam-islam/
4
 Sewa-menyewa, yaitu transaksi penggunaan harta benda dengan
imbalan tertentu.
 Pembagian harta warisan, yaitu pembagian harta yang ditinggalkan
oleh seseorang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya.
 Perikatan, yaitu kesepakatan antara dua orang atau lebih untuk
melakukan sesuatu.
Fiqih muamalah memiliki peran penting dalam kehidupan umat
Islam. Dengan mempelajari fiqih muamalah, umat Islam akan dapat
memahami dan melaksanakan transaksi muamalah dengan benar sesuai
dengan tuntunan syariat Islam.
Berikut adalah beberapa manfaat mempelajari fiqih muamalah:
 Membantu umat Islam untuk melakukan transaksi muamalah
dengan benar.
 Menjamin keadilan dan kesetaraan dalam transaksi muamalah.
 Menghindari kerugian dan kemudaratan dalam transaksi
muamalah.
 Mencapai kemaslahatan dalam transaksi muamalah.
Oleh karena itu, mempelajari fiqih muamalah merupakan hal yang
penting bagi setiap Muslim.
Berikut adalah beberapa contoh transaksi muamalah:
 Jual beli rumah
 Jual beli mobil
 Jual beli barang elektronik
 Utang-piutang
 Sewa rumah
 Sewa mobil
 Sewa jasa
 Pembagian harta warisan
 Perjanjian kerja

5
Semua transaksi muamalah tersebut harus dilakukan sesuai dengan
hukum-hukum syar'i yang telah ditetapkan dalam Islam.
3. Fiqih Munakahat
Fiqih Munakahat terdiri dari dua kata, yaitu fiqih dan munakahat.
Berikut penjelasan dari fiqih,munakahat, dan fiqih munakahat.
Fiqih adalah satu term dalam bahasa Arab yang terpakai dalam
bahasa sehari-hari orang Arab dan ditemukan pula dalam Al-Qur’an, yang
secara etimologi berarti “paham”. Dalam mengartikan fiqih secara
terminologis terdapat beberapa rumusan yang meskipun berbeda namun
saling melengkapi.4
Dalam definisi ini “fiqih diibaratkan” dengan “ilmu” karena
memang dia merupakan satu bentuk dari ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri dengan prinsip dan metodologinya.
Dalam literatur berbahasa Indonesia fiqih itu biasa disebut Hukum
Islam yang secara definitif diartikan dengan: “Seperangkat peraturan
berdasarkan wahyu Ilahi dan penjelasannya dalam sunnah Nabi tentang
tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini mengikat untuk
semua yang beragama Islam”.
Dengan pengertian ini fiqih itu mengikat untuk semua ummat
Islam dalam arti merupakan kewajiban umat Islam untuk
mengamalkannya. Mengamalkannya merupakan suatu perbuatan ibadah
dan melanggarnya merupakan pelanggaran terhadap pedoman yang telah
ditetapkan oleh Allah.
Sedangkan Kata “munakahat” term yang terdapat dalam bahasa
Arab yang berasal dari akar kata na-ka-ha, yang dalam bahasa Indonesia
kawin atau perkawinan.Kata kawin adalah terjemahan dari kata nikah
dalam bahasa Indonesia. Kata menikahi berarti mengawini, dan
menikahkan sama dengan mengawinkan yang berarti menjadikan
bersuami. Dengan demikian istilah pernikahan mempunyai arti yang sama
dengan perkawinan.
4
Husni M. Saleh, Fiqh Munakahat.(Surabaya : Dakwah Digital Press, 2008).hal 1
6
Dalam fiqih Islam perkataan yang sering dipakai adalah nikah atau
zawaj. Kata na-ka-ha banyak terdapat dalam Al-Qur’an dengan arti kawin,
seperti dalam surat an-Nisa’ ayat 3, yang artinya :
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: Dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
(kawinilah) seorang saja”.
Pengertian nikah atau zawaj secara bahasa syari’iah mempunyai
pengertian secara hakiki dan pengertian secara majazi. Pengertian nikah
atau ziwaj secara hakiki adalah bersenggama (wathi’) sedang pengertian
majazinya adalah akad. Kedua pengertian tersebut diperselisihkan oleh
kalangan ulama’ fiqih karena hal tersebut berimplikasi pada penetapan
hukum peristiwa yang lain, misalnya tentang anak hasil perzinaan. Namun
pengertian yang lebih umum dipergunakan adalah pengertian bahasa
secara majazi, yaitu akad.
Ada beberapa perbedaan pendapat diantara ulama’ tentang nikah.
1. Ulama’ Syafi’iyah berpendapat bahwa kata nikah itu berarti akad
dalam arti yang sebenarnya(hakiki), dapat berarti juga hubungan
kelamin, namun dalam arti tidak sebenarnya(majazi). Penggunaan kata
untuk bukan arti sebenarnya itu memerlikan penjelasan di luar kata itu
sendiri.
2. Ulama’ hanafiyah berpendapat bahwa kata nikah itu mengandung arti
secara hakiki untuk hubungan kelamin. Bila berarti juga untuk lainnya
seperti untuk akad adalah dalam arti majazi yang memerlukan
penjelasan untuk maksud tersebut.
Dalam arti terminologis dalam kitab-kitab terdapat beberapa
rumusan yang saling melengkapi. Perbedaan perumusan tersebut
disebabkan oleh berbeda dalam titik pandangan. Sedangkan arti dari Fiqh
Munakahat yaitu: Bila kata “fiqh” dihubungkan dengan kata “munakahat”,
maka artinya adalah perangkat peraturan yang bersifat amaliyah furu’iyah
7
berdasarkan wahyu Illahi yang mengatur hal ihwal yang berkenaan dengan
perkawinan yang berlaku untuk seluruh umat yang beragama Islam.5
Ruang lingkup fiqih munakahat ada 3 yaitu :
1. Meminang
Sebagai langkah awal dari perkawinan itu adalah menentukan dan
memilih jodoh yang akan hidup bersama dalam perkawinan. Dalam
pilihan itu dikemukakan beberapa alternatif kriteria dan yang paling utama
untuk dijadikan dasar pilihan. Setelah mendapatkan jodoh sesuai dengan
pilihan dan petunjuk agama, tahap selanjutnya menyampaikan kehendak
untuk mengawini jodoh yang telah didapatkan itu. Tahap inilah yang
disebut meminang atau khitbah.
2. Nikah
Sesudah itu masuk kepada bahasan perkawinan itu sendiri yang
menyangkut rukun dan syaratnya, serta hal-hal yang menghalangi
perkawinan itu. Selanjutnya membicarakan kehidupan rumah tangga
dalam perkawinan yang menyangkut kehidupan yang patut untuk
mendapatkan kehidupan yang sakinah, rahmah, dan mawaddah. Hak-hak
dan kewajiban dalam perkawinan.
3. Talak
Dalam kehidupan rumah tangga mungkin terjadi suatu hal yang
tidak dapat dihindarkan, yang menyebabkan perkawinan itu tidak mungkin
dipertahankan. Untuk selanjutnya diatur pula hal-hal yang menyangkut
putusnya perkawinan dan akibat-akibatnya. Dalam perkawinan itu lahir
anak, oleh karena itu dibicarakan hubungan anak dengan orang tuanya.
Setelah perkawinan putus tidak tertutup pula kemungkinan
pasangan yang telah bercerai itu ingin kembali membina rumah tangga.
Maka untuk itu dipersiapkan sebuah lembaga yaitu rujuk.
4. Fiqih Jinayat
Fikih jinayat terdiri dari dua kata, yaitu fikih dan jinayah.
Pengertian fikih secara etimologi berasal dari lafadz faqiha-yafqahu-fiqhan
5
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia.(Jakarta : Kencana, 2006), hal.2
8
yang berarti mengerti atau paham. Sedangkan menurut terminologi, fikih
adalah ilmu tentng hukum- hukum syara’ praktis yang diambil dari dalil-
dalil yang terperinci.
Kata jinâyât menurut bahasa Arab adalah bentuk jama‟ dari kata
jinâyah yang berasal dari janâ – dzanba – yajnîhi - jinâyatan yang berarti
melakukan dosa. Sekalipun isim mashdar (kata dasar), kata jinâyah
dipakai dalam bentuk jama‟ (plurals), karena ia mencakup banyak jenis
perbuatan dosa. Karena ia kadang mengenai jiwa dan anggota badan,
secara disengaja ataupun tidak.6 Kata ini juga berarti menganiaya badan
atau harta atau kehormatan.
Sedangkan menurut istilah syari‟at jinâyat adalah menganiaya
badan sehingga pelakunya wajib dijatuhi hukuman qishâsh atau membayar
diyat atau kafârah.
Jinayat adalah sebuah kajian ilmu hukum Islam yang berbicara
tentang kriminalitas. Dalam istilah yang lebih populer, hukum jinayah
disebut juga dengan hukum pidana Islam.7
Secara lebih rinci, manfaat mempelajari fiqih jinayat adalah
sebagai berikut:
1. Memahami hukum-hukum syar'i yang berkaitan dengan kejahatan.
Dengan mempelajari fiqih jinayat, umat Islam akan dapat memahami
apa saja yang dikategorikan sebagai kejahatan dalam Islam, serta
hukuman apa yang telah ditetapkan untuk setiap kejahatan tersebut.
Hal ini penting agar umat Islam dapat menghindari perbuatan-
perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
2. Mengembangkan rasa keadilan dan kemanusiaan.

6
Muhammad bin Ismâ‟il Ash-Shon‟âni, Subulus-Salâm al-Mûshilah Ila Bulughil- Marâm, tahqîq
Muhammad Shubhi Hasan Halâf, cetakan kedelapan tahun 1428 H, Dâr Ibnu al- Jauzi, KSA 7:
231.
7
Lihat Muhammad bin Shâlih Ibnu Utsaimîn, asy-Syarhul-Mumti’ ‘Ala Zâdil-Mustaqni’, cetakan
pertama tahun 1428 H, Dâr Ibnul-Jauzi, KSA 14/5 dan Shâlih bin fauzân al-Fauzân, Tashîl al-
Ilmâm Bi Fiqhi al-Ahâdits Min Bulûghil-Marâm, cetakan pertama tahun 1427 H tanpa penerbit.
5/117.
9
Pembahasan tentang kejahatan dalam fiqih jinayat tidak hanya
berfokus pada hukuman yang harus dijatuhkan kepada pelaku, tetapi
juga pada upaya untuk memberikan keadilan dan kemanusiaan kepada
korban. Hal ini penting agar umat Islam dapat memiliki rasa keadilan
dan kemanusiaan yang tinggi.
3. Mencegah terjadinya kejahatan.
Pemahaman tentang hukum-hukum syar'i yang berkaitan dengan
kejahatan dapat membantu umat Islam untuk mencegah terjadinya
kejahatan. Hal ini karena umat Islam akan mengetahui konsekuensi
dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-
Nya.
4. Menegakkan keadilan dan keamanan masyarakat.
Penerapan hukum-hukum syar'i yang berkaitan dengan kejahatan dapat
membantu untuk menegakkan keadilan dan keamanan masyarakat. Hal
ini karena hukum-hukum tersebut dapat memberikan efek jera kepada
pelaku kejahatan, serta memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Oleh karena itu, mempelajari fiqih jinayat merupakan hal yang penting
bagi setiap Muslim. Dengan mempelajari fiqih jinayat, umat Islam
dapat memahami hukum-hukum syar'i yang berkaitan dengan
kejahatan, serta dapat berperan dalam upaya untuk mencegah
terjadinya kejahatan dan menegakkan keadilan dan keamanan
masyarakat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fiqih adalah ilmu yang mempelajari hukum-hukum syariat Islam yang
bersifat amaliyah (dipraktikkan) dan digali dari dalil-dalil yang jelas. Secara
etimologi, fiqih berasal dari kata faqqaha yufaqqhihu fiqhan yang berarti
pemahaman.
Fiqih dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:
1. Fiqih ibadah adalah bagian dari fiqih yang membahas tentang hukum-
hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah SWT, seperti salat,
puasa, zakat, dan haji.
2. Fiqih muamalah adalah bagian dari fiqih yang membahas tentang hukum-
hukum yang berkaitan dengan interaksi antar manusia, seperti jual beli,
sewa-menyewa, dan perkawinan.
3. Fiqih munakahat adalah bagian dari fiqih yang membahas tentang hukum-
hukum yang berkaitan dengan perkawinan, seperti syarat-syarat
perkawinan, hak dan kewajiban suami-istri, dan perceraian.
4. Fiqih jinayat adalah bagian dari fiqih yang membahas tentang hukum-
hukum yang berkaitan dengan kejahatan dan pelanggaran, seperti
pembunuhan, pencurian, dan perzinahan.
B. Kritik dan Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan, agar
penulisan makalah kami untuk kedepannya menjadi lebih baik dari ini. Mudah-
mudahan para pembaca dapat memahami makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh. Kencana, 2006.

Prof. Dr. Rachmat Syafe’I, MA. Ilmu Ushul Fiqh. 2000.

Husni M. Saleh, Fiqh Munakahat. Surabaya : Dakwah Digital Press, 2008.

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta : Kencana,


2006.

Muhammad bin Ismâ‟il Ash-Shon‟âni, Subulus-Salâm al-Mûshilah Ila Bulughil-


Marâm, tahqîq Muhammad Shubhi Hasan Halâf, cetakan kedelapan
tahun 1428 H, Dâr Ibnu al- Jauzi, KSA 7: 231.

Lihat Muhammad bin Shâlih Ibnu Utsaimîn, asy-Syarhul-Mumti’ ‘Ala Zâdil-


Mustaqni’, cetakan pertama tahun 1428 H, Dâr Ibnul-Jauzi, KSA 14/5
dan Shâlih bin fauzân al-Fauzân, Tashîl al-Ilmâm Bi Fiqhi al-Ahâdits
Min Bulûghil-Marâm, cetakan pertama tahun 1427 H tanpa penerbit.
5/117.

https://lpsi.uad.ac.id/tag/fiqih-ibadah-dan-prinsip-ibadah-dalam-islam.

12

Anda mungkin juga menyukai