Dosen Pembimbing:
Saputranur M,sos
Disusun Oleh:
Iqlima (2241912011)
Akmaluddin Annaba (2241912021)
Farid Kasman (2241912045)
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata “Fiqih” pada awalnya oleh orang-orang Arab bagi seseorang yang
ahli dalam mengawinkan Onta, yang mampu membedakan mana yang betina
dan mana yang jantan. Dengan sendirinya, ungkapan “Fiqih” di kalangan
mereka sudah lumrah digunakan. Dari ungkapan ini, dapat diberi pengertian
”pemahaman dan pengertian yang mendalam tentang suatu hal”. Al-Qur’an
menggunakan kata “Fiqih” dalam pengertian ”memahami” secara umum
sebanyak 20 kali. Ungkapan al-Qur’an (agar mereka melakukan pemahaman
dalam agama), menunjukkan bahwa pada masa klasik istilah “Fiqih” tidak
hanya digunakan dalam pengertian hukum saja, akan tetapi mempunyai arti
yang lebih luas mencakup semua aspek kehidupan dalam Islam, baik
theologis, ekonomis dan hukum. Pada periode awal kita temukan sejumlah
istilah seperti Fiqih, ‘ilm, iman, tauhid, tazkir dan hikmah, yang digunakan
dalam pengertian yang sangat luas, tetapi dikemudian hari arti yang banyak
itu menyatu dalam pengertian yang sangat sempit dan khusus.
Alasan terjadinya perubahan ini adalah karena masyarakat muslim semasa
hidup Rasul tidaklah komplek dan beraneka ragam sebagaimana tumbuh
berkembangnya Islam kemudian. Pada masa awal Islam istilah “Fiqih” dan
ilmu sering digunakan bagi pemahaman secara umum. Rasul pernah
mendoakan Ibnu Abbas dengan mengatakan (ya Allah berikanlah dia
pemahaman dalam agama). 2 Dari pendapat tersebut bisa kita tangkap bahwa
maksud dari pemahaman tersebut adalah bukan hanya bidang hukum semata,
melainkan juga pemahaman tentang Islam secara luas.
Dalam pemahaman yang luas itu, fiqih mempunyai hal pokok yang sangat
penting untuk di ketahui dan memiliki objek untuk mengkaji berbagai
hukum-hukum perbuatan yang di syari’atkan oleh islam.
III
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hal pokok yang terdapat dalam kajian ilmu fiqih?
2. Apa saja objek kajian untuk mempelajari ilmu fiqih?
C. Tujuan
1. Mengetahui dengan jelas hal pokok di dalam kajian ilmu fiqih.
2. Mengetahui objek-objek kajian dalam mempelajari ilmu fiqih.
IV
BAB II
PEMBAHASAN
1
pengabdian kalau kita tidak mengenal dari Asma, Sifat Dzat-Nya, apa
yang mungkin dan apa yang tidak mungkin menyertai dzat-Nya agar
kita terhindar dari penisbatan pensifatan yang keliru terhadap-Nya.
‘Dan tidak ada amalan yang bisa memperdekat hambaKu denganKu
melebihi keaktifannya menjalankan kewajiban yang telah difardhukan.
Dan senantiasa hambaKu berusaha memperdekat dirinya kepadaKu
dengan melakukan yang sunnah-sunnah (nawafil) hingga Aku
mencintainya.’ (HR Bukhari). Salah satu hadist qudsi mengisaratkan
bahwa perintah Allah SWT ada yang bersifat Fardlu dan Nawafil. Fardlu
adalah perintah yang bersifat wajib dan menjadi dasar dari bentuk
penghambaan dan pengabdian. Sedang Nawafiladalah keuntungan dan
kemenangan yang memiliki derajat (Tingkatan).
Beberapa contoh kajian fiqih ibadah dalam kitab-kitab ulama salaf
adalah antara lain :
a. Thaharoh, para ulama sepakat terkait alat, media yang dapat digunakan
untuk bersuci adalah air/debu.
b. Shalat, salah satu tujuan dari diisyaratkannya sholat adalah untuk
mewujudkan rasa syukur terhadap banyaknya kenikmatan yang Allah
berikan, di samping itu shalat juga memiliki manfaat yang bersifat
diniyah yang fundamental adalah keshalihan mental/kejiwaan dan juga
memiliki manfaat secara ijtamiyah.
c. Haji, disamping pelaksanaan haji adalah kewajiban yang bersifat
mahdloh juga adanya persiapan, sarana yang dibutuhkan untuk
menunaikannya. Supaya mereka menghadiri hal-hal yang bermanfaat
bagi mereka, berupa: pengampunan bagi dosa-dosa mereka, pahala
mengerjakan manasik haji dan ketaatan mereka, serta perolehan
keuntungan dalam perniagaan mereka dan kepentingan-
kepentingan lain, dan agar mereka menyebut nama Allah ketika
menyembelih hewan (Nusuk),kurban yang mereka jadikan
pendekatan diri kepada Allah.
2
2. Fiqih muamalah
Fiqih muamalah yaitu semua bentuk kegiatan transaksional seperti;
deposito, jual beli, pidana, perdata antar sesama manusia baik secara
individu maupun lembaga bahkan negara. hal pokok kajian ini bermakna
hasil hasil ijtihad seseorang atau sekelompok orang tentang hukum bagi
bebrbagai macam transaksi/kegiatan manusia yang dilakukan sesuai
dengan ajaran islam. Salah satu kajian fiqih muamalah adalah ekonomi.
Pengertian dari ekonomi itu sendiri adalah salah satu ilmu sosial yang
mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
Dalam perkembangan pada kajian fiqih muamalah ini mengenalkan
tentang adanya modal sosial Modal sosial dapat didefinisikan sebagai
serangkaian nilai dan norma informal yang dimilki bersama diantara
para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan
terjadinya kerjasama diantara mereka (Francis Fukuyama, 2002: xii).
Tiga unsur utama dalam modal sosial adalah :
a. Trust (kepercayaan)
Trust (kepercayaan) dapat mendorong seseorang untuk
bekerjasama dengan orang lain untuk memunculkan aktivitas
ataupun tindakan bersama yang produktif.
b. Reciprocal (timbal balik)
Unsur penting kedua dari modal sosial adalah reciprocal
(timbal balik), dapat dijumpai dalam bentuk memberi, saling
menerima dan saling membantu yang dapat muncul dari interaksi
sosial (Soetomo, 2006: 87).
c. Interaksi Sosial
Social capital atau modal sosial juga berperan pemting dalam
menjalankan sebuah instusi hal ini merupakan modal yang berpengaruh
terhadap keberhasilan sebuah usaha atau kegiatan organisasi, tanapa
adanya modal sosial memungkinkan Kerjasama diantara suatu
kelompok atau masyarakat sosial di dalam sebuah
3
lembaga/perusahaan akan menjadi kendala tersendiri. Keberhasilan
individu, perusahaan, organisasidimungkinkan karena prinsip dasar
modal sosial yang menekankan pentingnya menjaga hubungan
baik dan kepercayaan baik antara sesama warga masyarakat.
4
yang telah dilakukan hamba yang taat kepada-Nyadan memberi
hukuman bagi yang melanggar ketentuan-Nyadengan balasan
pedih lagi menyakitkan.
Munculnya penggunaan istilah fiqih muamalah dan fiqih ibadah
bisa jadi menyumbangkan banyak implikasi dimasyarakat, antara lain
adalah keengganan untuk melakukan aktifitas yang tidak
dikategorikan sebagai fiqih ibadah. padahal sesungguhnya fiqih ibadah
pasti melalui fiqih muamalah dan fiqih muamalah bersinggungan
dengan fiqih ibadah.
4. Fiqih munakahat
adalah hukum yang mengatur tata cara perkawinan atau pernikahan
dan segala hal yang berkaitan dengannya.
Fiqih munakahat harus diikuti dan diamalkan oleh umat Muslim
sebagai landasan dalam melakukan perkawinan demi mewujudkan
pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah.
Fiqih munakahat bersumber dari ajaran Alquran dan hadits sebagai
dalil naqlinya. Salah satu ayat yang menerangkan munakahat adalah Surat
Ar Ra'd ayat 38 yang artinya:
“Dan, sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum
Kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.
Dan, tidak ada hak bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu ayat
(mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitab
(yang tertentu).” (QS. Ar Ra'd: 38).
Pokok Bahasan Fiqih Munakahat, yaitu :
1. Meminang
Meminang atau khitbah adalah langkah awal dalam pernikahan,
yaitu tahap di mana seorang lelaki menyampaikan kehendak, maksud,
dan tujuannya untuk menikahi jodoh yang telah didapatkan, lalu
menjadikannya istri yang sah dan halal.
5
2. Menikah
Setelah meminang, menikah adalah langkah selanjutnya sebagai
pembuktian nyata dari khitbah yang sudah dilaksanakan. Lingkup ini
membahas mengenai pernikahan itu sendiri, meliputi rukun dan
syaratnya serta hal-hal yang menghalangi pernikahan tersebut.
Selain itu, dalam lingkup ini pula dibahas bagaimana membangun
kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah,
lengkap dengan hak-hak dan kewajiban dalam perkawinan.
3. Talak
Kehidupan rumah tangga tak selamanya indah, ada kalanya terjadi
suatu hal yang tidak terhindarkan dan membuat pernikahan tidak bisa
dipertahankan. Pemutusan hubungan ikatan pernikahan itulah yang
disebut dengan talak.
Untuk selanjutnya, diatur pula hal-hal yang menyangkut putusnya
perkawinan dan akibat-akibatnya, seperti hubungan anak dengan
orangtua dan pembagian harta selama pernikahan.
6
yang ada di dalmnya, kalimat mujmla perlu penjelasan operasional, dan
kalimat mutlak melahirkan pengertian tidak terbatas.
Dengan demikian, objek kajian ushul fiqih itu adalah dali dalil syara’
secara keseluruhan, dari sudut ketetapan hukumnya yang bersifat kulli, untuk
kemduian di rumuskan kaidah kidahnya yang di pakai dlam mengkaji hukum
dari nash nash yang terinci dalam al qur’an dan al sunnah, agar ditemukan
pesan pesan hukum dari kedua sumber tersebut. Oleh sebab itu Abdu
Alwahhab Khalaf menyimpulkan bahwa objek kajian ushul fiqih itu adalah
dalil kulli untuk untuk menetapkan rumusan rumusan hukum hukum kulli
juga.
7
yang menerangkan tentang aturan-aturan agama yang berhubungan dengan
segala perbuatan mukallaf. Maka, dari sini dapat dipahami bahwa obyek
material atau dari ilmu fiqih adalah ajaran-ajaran Islam itu sendiri, yakni
penjelasan-penjelasan syara’ itulah yang menjadi sasaran pembahasan dari
ilmu fiqih.
Dengan demikian, yang menjadi sasaran atau obyek dari ilmu fiqih
adalah semua ajaran-ajaran Islam yang juga dibahas atau menjadi obyek
bahasan selain ilmu fiqih. Karena obyek formal adalah obyek kajian dari
disiplin ilmu tertentu yang belum bisa dijadikan sebagai pembeda antara
satu bidang atau disiplin ilmu dengan ilmu yang lain. Misalnya seperti
obyek material berupa “ajaran agama”.
Ajaran agama di samping menjadi obyek material dari ilmu fiqih
ajaran agama juga menjadi obyek kajian dari ilmu yang lain, misalnya
ilmu tasawwuf dan ilmu kalam. Adapun yang dapat membedakan antara
satu disiplin ilmu dengan yang lain adalah obyek formal dari
masingmasing disiplin ilmu tersebut, karena obyek formal dari tiap-tiap
ilmu pasti tidak akan sama.
2. Objek formal
Objek formal adalah sudut pandang dari mana subyek menelaah
obyek materialnya. Setiap ilmu pasti memiliki obyek formal supaya dapat
dibedakan antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain.Setelah
diketahui obyek material dari ilmu fiqih adalah ajaran Islam, maka ajaran
Islam dari aspek apanya yang dikupas atau dibahas oleh ilmu fiqih itulah
yang menjadi obyek formalnya.
Dengan demikian obyek formal ilmu fiqih yang merupakan aspek dari
obyek formal yang dikaji oleh subyek adalah ajaran-ajaran Islam yang
berhubungan dengan perbuatan mukallaf. Jadi, ajaran Islam yang tidak
berkaitan dengan perbuatan mukallaf tidak menjadi bahasan dari ilmu
fiqih. Ajaran agama yang ada hubungannya dengan perbuatan mukallaf
inilah yang membedakan antara ilmu fiqih dengan ilmu lainnya.
8
Melalui pembahasan mengenai fiqih dalam sudut pandang filsafat
ilmu ini tampak jelas bahwa fiqih adalah satu disiplin ilmu yang memiliki
kebenaran sebagaimana ilmu pengetahuan yang lain. Hal ini juga
memberikan pembuktian bahwa fiqih bukan hanya produk pemikiran
semata, namun fiqih merupakan tatanan kehidupan sekaligus ilmu
pengetahuan yang dapat dibuktikan kebenarannya.
9
a. Ibadah, mencakup satu perempat bagian yang pertama dari Fiqih.
b. Nikah, serta persoalan-persoalan yang berkaitan dengannya, seperempat
bagian kedua.
c. Jual beli, serta persoalan-persoalan yang berkaitan dengannya,
seperempat bagian ketiga.
10
c. Nikah
d. Jinayat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu fiqih adalah ilmu yang penting dalam kehidupan sehari hari
dikarenakan ilmu fiqih adalah ilmu yang menuntun umat manusia terkhusus
umat muslim untuk tetap berada pada jalan yang benar dan dalam ilmu fiqih
pula umat muslim bisa belajar segala sesuatu yang berkaitan dengan Islam
secara benar Ilmu ini pula dapat dijadikan pedoman sebagai pegangan untuk
Dunia maupun akhirat karena didalam ini terdapat beberapa hal pokok ilmu
fiqih contou fiqih ibadah yang membahas mengenai cara melakukan perintah
allah dengan sesuai perintah yang kedua ada fiqih muamalah yang membahas
mengenai kehidupan yang benar saat berada didunia dan terakhir ilmu fiqih
ibadah dan fiqih muamalah yang berkaitan 1 sama lain yang membahas
bahwasannya ilmu fiqih ibadah dan ilmu fiqih muamalah sama pentingnya
karena jika kita belajar keduanya maka kita akan menjadi umat muslim yang
berada pada jalan yang benar karna mengikuti Ilmu fiqih yang sudah pasti
ilmu yang benar menuntun umat islam untuk jadi lebih baik. Jadi diharapkan
untuk semua umat muslim dapat mempelajari semua ilmu yang terkandung
dalam fiqih agar menjadi umat yang taat kepada allah dan rasulnya.
B. Saran
Dengan penyelesaian makalah ini kami mengharapkan masukan yeng
membangun bimbingan dalam penyempuaan penyajian selanjutnya. Semoga
dengan ini yang kami dapat memberi manfaat dan semoga umat Islam
11
senantiasa menjaga memelihara dan mengamalkan ajaran ilmu fiqih dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
12
1
3