Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat – Nya , yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada kami. Sehingga hami dapat menyelesaikan masalah tentang “ Konsep Pengantar Ilmu
Fiqih”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari bapak “Yahdi Dinul Haq, S.HI.,MH”
pada mata kuliah “ Pengantar Ilmu Fiqih” di UIN Sjech M. Djamil Jambek Bukittinggi. Selain
itu, pemakalah juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan pembaca.
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan pemakalah terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam menurut satu-satumya agama yang mengatur berbagai aspek dalam kehidupan,
sehingga melahirkan banyak disiplin ilmu salahsatunya adalah ilmu ushul fiqih, pada zaman
rasulullah belum ada pembagian khusus tentang ilmu ushul fiqih karena pada zaman rasulullah
menjawabnya melalui wahyu dan ilham dari Allah, tanpa memerlukan dasar-dasar dan kaidah-
kaidah untuk ,menginstimbatkan hukum.
Namun, seiring perkembangan islam semakin meluas keseluruh penjuru dunia tentunya
banyak sekali permasalahan-permasalahan kini para sahabat berfatwa menurut nash-nash yang
mereka pahami. Bila jawabannya tidak ditentukan dalam alqur’an dan hadits, mereka melakukan
ijtihad. Untuk melakukan ijtihad dibutuhkan ilmu khusus dalam mengijtihad suatu masalah, yaitu
dengan mengetahui ushul fiqih.
Memahami ushul fiqih merupakan modal utama dalam mengistimbatkan suatu perkara
fiqih muncul karena adanya ushul fiqih. Dengan demikian, ushul fiqih mempunyai peranan
penting dalam perkembangan fiqih mengambil hukum tanpa dasar hanyalah suatu kedustaan
yang nyata. Lain halnya dengan metode mujtahid dalam mengambil hukum.
Kebutuhan terhadap ushul fiqih ini senantiasa tidak padam, karena masyarakat senantiasa
bergerak dinamis terutama atas ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga seakan hukum islam
itu senantiasa berpacu dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dari Ilmu Fiqih?
2. Apa yang di maksud dengan Ushul Fiqih?
3. Apa itu pengertian dari Qawaid Fiqhiyah?
4. Apa perbedaan antara Syariah Fiqh dan Hukum Islam?
4
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Ilmu Fiqih
2. Untuk mengetahui pengertian dari Ushul Fiqih
3. Untuk mengetahui pengertian dari Qawaid Fiqhiyah
4. Untuk mengetahui perbedaan antara Syariah Fiqih dan Hukum Islam
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
mendapat tambahan ya’ nisbah yang berfungsi mengkategori atau perjenisan. Antara lain
tersebut dalam QS At-taubah 122.
Adapun pengertian fiqih secara terminologis atau menurut istilah syara’ adalah fiqih ialah
pemahaman ilmu hukum-hukum syara’ yang kenaan dengan amaliah manusia yang diambil dari
dalil-dalil syarak yang terperinci.
Sebagai nama dari suatu bidang ilmu dalam khazanah studi keislaman, para ulama
mengungkapkan definisi ilmu ushul fiqih dalam berbagai redaksi menurut abdul wahab khallaf
ushul fiqih adalah Pengetahuan tentang kaidah-kaidah dan kajian yang digunakan untuk
menemukan hukum-hukum syara’ suatu perbuatan yang peroleh dari dalil-dalilnya yang
terperinci.
Sedangkan menurut Abdul Hamid Hakim ushul fiqih adalah dalil fiqih secara global,
seperti ucapan para ulama: sesuatu yang dikatakan sebagai perintah adalah menandakan sebuah
kewajiban, suatu yang dikatakan sebagai larangan adalah menandakan keharaman, dan suatu
yang dikatakan sebagai kumpulan perbuatan Nabi Muhammad saw, ijmak dan qiyas (analogi)
adalah sebuah hajjah.
Ushul fiqih juga dikatakan kumpulan kaidah atau metode yang menjelaskan kepada ahli
hukum islam (fuqaha) tentang cara menetapkan, mengeluarkan atau mengambil hukum dari
dalil-dalil syara’, yakni alqur’an dan hadits nabi atau dalil-dalil yang disepakati ulama.
7
c) Syariat adalah ketetapan Allah dan ketentuan Rasul-Nya, karena itu berlaku abadi
sedangkan fikih adalah karya manusia yang tida berlaku abadi, dapat berubah dari
masa ke masa.
d) Syariat hanya satu, sedangkan fikih mungkin lebih dari satu [misalnya] terlihat pada
aliran aliran hukum yang disebut dengan istilah mazahib atau mazhab-mazhab itu.
e) Syariat menunjukkan kesatuan dalam Islam, sedangkan fikih menunjukkan
keragamannya
8
kemaha adilan tuhan) yang berhak meggunakan akalnya sebagai sumber hukum. Disisi lain, nabi
muhammad shallallahu wa sallam bersabda,
‘aku telah tinggalkan pada aku pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama
berpegang kepada keduanya. (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-nya’.(Hadits Sahilah
Lighairihi H.R Malik;al-hakim,al-baihaqi,Ibnu Nashr Ibnu Hazm).
9
D. PERBEDAAN ANTARA SYARIA`T,FIQH DAN HUKUM ISLAM
1. Syaria‘t
Terdapat istilah syarî’ah dalam hukum Islam yang harus dipahami sebagai sebuah
intisari dari ajaran Islam itu sendiri. Syarî’at atau ditulis juga syarî’ah secara etimologis (bahasa)
sebagaimana dikemukakan oleh Hasbi as-Shiddieqy adalah “Jalan tempat keluarnya sumber mata
air atau jalan yang dilalui air terjun” yang kemudian diasosiasikan oleh orang-orang Arab
sebagaiُ ِ ْيَقة َ ّ لطر ا ُ ْ ُم ْ َستِ ْقي َمة الat-thariqah al-mustaqîmah, sebuah jalan lurus10 yang harus diikuti
oleh setiap umat muslim. Pergeseran makna dari denonatif, sumber mata air, menjadi jalan yang
lurus tersebut memiliki alasan yang bisa dinalar. Setiap makhluk hidup pasti membutuhkan air
sebagai sarana menjaga keselamatan dan kesehatan tubuh, guna bisa bertahan hidup di dunia.
Secara terminologis (istilah) syarî’ah diartikan sebagai tata aturan atau hukum-hukum
yang disyariatkan oleh Allah kepada hamba-Nya untuk diikuti. Diperjelas oleh pendapat Manna’
alQhaththan, bahwa syarî’at berarti “segala ketentuan Allah yang disyariatkan bagi hamba-
hamba-Nya, baik menyangkut akidah, ibadah, akhlak, maupun muamalah”
2. Fiqh
Secara ringkas fiqih adalah dugaan kuat yang dicapai oleh seorang mujtahid dalam
usahanya menemukan hukum Tuhan.16 Fiqih memiliki keterkaitan dengan hukum-hukum syara’
yang bersifat praktis yang bersumberkan kepada dalil-dalil terperinci. Hukumhukum syara’
tersebutlah yang dinamai dengan fiqih; baik ia dihasilkan dengan jalan ijtihad ataupun tanpa
ijtihad. Sehingga jelas sekali bahwa hukum-hukum yang terkait dengan bidang akidah dan
akhlak tidak termasuk dalam pembahasan ilmu fiqih dan tidak pula dikatakan sebagai Ilmu Fiqih
3. Hukum Islam
Hukum Islam Al-Quran dan literatur hukum Islam sama sekali tidak menyebutkan
kata hukum Islam sebagai salah satu istilah. Yang ada di dalam al-Quran adalah kata syarî’ah,
fiqh, hukum Allah, dan yang seakar dengannya. Istilah hukum Islam merupakan terjemahan dari
islamic law dalam literatur Barat. Istilah ini kemudian menjadi populer. Untuk lebih memberikan
kejelasan tentang makna hukum Islam maka perlu diketahui lebih dulu arti masing-masing kata.
Kata hukum secara etimologi berasal dari akar kata bahasa Arab, yaitu َ ْ َم َحك- َ ح ُك ُم يhakama-
yahkumu yang kemudian bentuk mashdar-nya menjadi ُ ماًْحكhukman, yang memiliki arti
kebijaksanaan.
10
Arti lain yang muncul dari akar kata tersebut adalah “kendali atau kekangan kuda”,
yakni bahwa keberadaan hukum pada hakikatnya adalah untuk mengendalikan atau mengekang
seseorang dari hal-hal yang dilarang oleh agama. Makna “mencegah atau menolak” juga menjadi
salah satu arti dari lafadz hukmu yang memiliki akar kata hakama tersebut. Mencegah
ketidakadilan, mencegah kedzaliman, mencegah penganiayaan, dan menolak mafsadat lainnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara etimotologi fiqih berasal dari kata faqqaha, tufaqqihu fiqham yang berarti
pemahaman tentang agama islam. Dengan demikian fiqih pada arti memahami agama islam
secara utuh dan komperentif.Sedangkan Ushul fiqih merupakan gabungan dari dua kata yaitu
ushu yang berarti pokok, dasar, pondasi dan kata “fiqih” secara literal berarti paham atau
mengerti tentang sesuatu. Kemudian mendapat tambahan ya’ nisbah yang berfungsi
mengkategori atau perjenisan.
Qawaid Fiqhiyah adalah kata majemuk yang terbentuk dari dua kata, yakni kata qawaid
dan fiqhiyah, kedua kata itu memiliki pengertian tersendiri. Secara etimologi, berarti; asas,
landasan, dasar atau fondasi sesuatu, baik yang bersifat kongkret, materi, atau inderawi seperti
fondasi bangunan rumah, maupun yang bersifat abstrak, non materi dan non indrawi seperti
ushuluddin [dasar agama]. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kaidah yaitu rumusan asas
yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti.
Serta perbedaan antara syria`h,fiqh,dan hukum islam, Terdapat istilah syarî’ah dalam
hukum Islam yang harus dipahami sebagai sebuah intisari dari ajaran Islam itu sendiri. Syarî’at
atau ditulis juga syarî’ah secara etimologis (bahasa) sebagaimana dikemukakan oleh Hasbi as-
Shiddieqy adalah “Jalan tempat keluarnya sumber mata air atau jalan yang dilalui air terjun”.
Secara ringkas fiqih adalah dugaan kuat yang dicapai oleh seorang mujtahid dalam
usahanya menemukan hukum Tuhan.16 Fiqih memiliki keterkaitan dengan hukum-hukum syara’
yang bersifat praktis yang bersumberkan kepada dalil-dalil terperinci. Hukumhukum syara’
tersebutlah yang dinamai dengan fiqih;
Hukum Islam Al-Quran dan literatur hukum Islam sama sekali tidak menyebutkan kata
hukum Islam sebagai salah satu istilah. Yang ada di dalam al-Quran adalah kata syarî’ah, fiqh,
hukum Allah, dan yang seakar dengannya. Istilah hukum Islam merupakan terjemahan dari
islamic law dalam literatur Barat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Wahbah az – zuhaily, ushul fiqh al-islamy, jilid I, damaskus; darul fikri, 2005.
13