Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGERTIAN USHUL FIQH


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ushul Fiqh

Dosen Pengampu:

Ust. Ade Abdul Muqit M.pd.I

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

Dini Fitria Irbah (2386208025)

Mella Puspitasari Putri Alghifari (2386208053)

Naila Izzati (2386208097)

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS PTIQ JAKARTA

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah ushul fiqh dengan judul “pengenrtian ushul
fiqh, hubungan ushul fiqh dengan ilmu fiqh serta tujuan mempelajarinya”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberi do’a, saran dan kritik hingga makalah ini dapat di
selesaikan, dan kami harap makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua.

Bogor, 17 Januari 2024

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai umat islam yang beriman, sudah selayaknya kita mengerti dan
melaksanakan apa yang Allah kehendaki, serta menjauhi apa yang tidak diridhoi
Allah. Untuk mengetahui dan melaksanakan kehendak Allah kita harus mengetahui
hukum Islam yang telah ada. Namun, hukum Islam menghadapi tantangan lebih
serius, terutama pada abad kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Untuk menjawab berbagai permasalahan baru yang berhubungan dengan


hukum Islam, para ahli yang sudah tidakbisa lagi sepenuhnya mengandalkan ilmu
tentang fiqih, hasil ijtihad di masa lampau. Alasannya, karena ternyata warisan fiqih
yang terdapat dalam buku-buku klasik, bukan saja terbatas kemampuannya dalam
menjangkau masalah-masalah baru yang belum ada sebelumnya.

Oleh karena itu, umat Islam perlu mengadakan penyegaran kembali terhadap
warisan fiqih. Dalam konteks ini, ijtihad menjadi sebuah kemestian dan metode
ijtihad mutlak harus dikuasai oleh mereka yang akan melakukannya. Metode ijtihad
itulah yang dikenal dengan ushul fiqih.

Ilmu Ushul Fiqh adalah suatu ilmu yang menguraikan tentang metode yang
dipakai oleh para imam mujtahid dalam menggali dan menetapkan hukum syar’i dari
nash yaitu dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi.

Kandungan Ushul Fiqh menguraikan dasar-dasar serta metode penetapan


hukum taklif yang bersifat praktis yang menjadi pedoman bagi para faqih dan
mujtahid untuk dapat beristinbat (mengambil hukum) dengan tepat. Pertumbuhan
Ushul Fiqh tidak lepas dari perkembangan hukum islam sejak zaman Rasulullah
SAW.

Sampai pada zaman tersusunnya Ushul Fiqh sebagai salah satu bidang ilmu
pada abad ke-2 Hijriyah. Di zaman Rasulullah SAW. Menunggu turunnya wahyu
yang menjelaskan hukum kasus tersebut melalui sabda-Nya, yang kemudian dikenal
dengan hadist atau sunnah.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ushul Fiqh ?
2. Apa perbedaan antara Ushul Fiqh dan Fiqh?
3. Apa saja ruang lingkup kajian Ushul Fiqh?
4. Apa tujuan mempelajari Ushul Fiqh?

C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Ushul Fiqh
2. Untuk mengetahui perbedaan antara Ushul Fiqh dan Fiqh
3. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian Ushul Fiqh
4. Untuk mengetahui tujuan mempelajari Ushul Fiqh

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ushul Fiqh

Ushul fiqh merupakan gabungan dari dua kata, yakni ushul yang berarti
pokok, dasar, pondasi, dan kata "fiqh" secara literal berarti paham atau mengerti
tentang sesuatu.1

Adapun pengertian fiqh secara terminologis atau menurut istilah syarak adalah :
‫ الِعل ِبا اَالحَك اِم اَّشرِع ِة ال ِل ِة ا كَت بُث ِم ن َأدؤ اَّلِت ا الَّتفِص يِل ِة‬: ‫الِف ق‬
‫َي‬ ‫َه‬ ‫َي َعَم َي ُمل َس‬ ‫ُه ُه َو ُم‬
Artinya : Fiqh ialah pemahaman tentang hukum-hukum syarak yang berkenaan
dengan amaliah manusia yang diambil dari dalil-dalil syarak yang terperinci.2

ushul fiqh juga sebagai kumpulan kaidah atau metode yang menjelaskan
kepada ahli hukum Islam (fukaha) tentang cara menetapkan, mengeluarkan atau
mengambil hukum dari dalil-dalil syarak, yakni Alquran dan Hadis Nabi atau dalil-
dalil yang disepakati para ulama.3

A. Perbedaan Antara Fiqh dan Ushul Fiqh

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa fiqh adalah ilmu yang


membahas tentang hukum-hukum praktis yang penetapannya diupayakan melalui
pemahaman yang mendalam terhadap dalil-dalil syarak yang terperinci (tafshili).
Sedangkan ushul fiqh adalah ilmu tentang kaidah-kaidah dan pembahasanpembahasan
yang dijadikan sarana untuk menemukan hukumhukum syarak mengenai suatu
perbuatan dari dalil-dalilnya yang spesifik. Dilihat dari sudut aplikasinya, fiqh akan
menjawab pertanyaan “apa hukum suatau perbuatan”, sedangkan ushul Fiqh akan
menjawab pertanyaan “bagaimana cara menemukan atau proses penemuan hukum
yang digunakan”. Dengan kata lain, fiqh lebih bercorak produk, sedangkan ushul fiqh
lebih bercorak metodologis.4

B. Ruang Lingkup Kajian Ushul Fiqh

Berdasarkan berbagai pemaparan di atas, terutama berbagai definisi yang


dipaparkan oleh para ulama ahli ilmu Ushul Fiqh dapat diketahui ruang lingkup kajian
(maudhu’)dari Ushul fiqh secara global diantaranya:

1
Dr. Bahrudin Moh M.Ag, Ilmu Ushul Fiqh, Hal 3.
2
Dr. Bahrudin Moh M.Ag, Ilmu Ushul Fiqh, Hal 4
3
Dr.Bahrudin Moh M.Ag ,Ilmu Ushul Fiqh , Hal 6
4
Dr.Bahrudin Moh M.Ag ,Ilmu Ushul Fiqh , Hal 6

3
1. Sumber dan dalil hukum dengan berbagai permasalahannya.
2. Bagaimana memanfaatkan sumber dan dalil hukum tersebut.
3. Metode atau cara penggalian hukum dari sumber dan dalilnya.
4. Syarat-syarat orang yang berwenang melakukan istinbat (mujtahid)
dengan berbagai permasalahannya.12

Menurut Al-Ghazali dalam kitab al-Mustashfa (tanpa tahun, 1:8) ruang


lingkup kajian Ushul fiqh ada 4, yaitu :
a. Hukum-hukum syara’, karena hukum syara’ adalah tsamarah (buah/hasil) yang
dicari oleh ushul fiqh.
b. Dalil-dalil hukum syara’, seperti al-kitab, sunnah dan ijma’, karena semuanya ini
adalah mutsmir (pohon).
c. Sisi penunjukkan dalil-dalil (wujuh dalalah al-adillah), karena ini adalah thariq
al-istitsmar (jalan / proses pembuahan). Penunjukkan dalil-dalil ini ada 4, yaitu
dalalah bil manthuq (tersurat), dalalah bil mafhum (tersirat), dalalah bil dharurat
(kemadharatan), dan dalalah bil ma’na al-ma’qul (makna rasional).
d. Mustatsmir (yang membuahkan) yaitu mujtahid yang menetapkan hukum
berdasarkan dugaan kuatnya (zhan). Lawan mujtahid adalah
muqallid yang wajib mengikuti mujtahid, sehingga harus menyebutkan syarat-syarat
muqallid dan mujtahid serta sifat-sifat keduanya.5

C. Tujuan Mempelajari Ushul Fiqh

Tujuan mempelajari ilmu ushul fiqh adalah mengetahui dan mnerapkan dalil-
dalil ijmaly untuk menggali hukum-hukum syar’I yang bersifat amali tersebut.
Barangkali orang bertanya, mengapa kit akita harus mempelajari metodenya.
Bukankah pintu ijtihad telah di tutup? Jika demikan, untuk ap akita belajar ushul fiqh?
Oleh karna itu, kalaupun kita tidak melakukan ijtihad, tujuan kita mempelajari ushul
fiqh adalah untuk mengetahui nalar dan metode yang di lakukan para mujtahid.
Belajar ushul fiqh juga membuat kita dapat memhami mustnad (pijakan) yang
digunakan oleh seorang mujtahid. Oleh karna itu, ushul fiqh sebagaimana ditegaskan
di dalam Wahbah az-zahaili, merupakan salah satu ilmu yang harus dimiliki seorang
mujtahid selainm ilmu Bahasa arab dan ilmu hadist ( wahbah az-
zuhaili:2005,jilid1,38-39)6
Sementara itu, bagaimana dikatakan olwh Wahab Khollaf, tujuan dan manfaat
mempelajari fiqh bersifat praktis, yaitu mengetahui hukum fiqh atau hukum syar’I
atas perbuatan dan perkataan manusia (Wahab Khollaf: 1977,14). Selanjutnya, setelah
mengetahui, tujuannya agar hukum fiqh di terapkan dalam kehidupan sehar-hari.
Tidak ada artinya ilmu tentang hukum fiqh yang tidak di praktekan dalam kehidupan.

5
Ramli,S.Ag.MH. Ushul fiqh, Yogyakarta: Nota Media: 2021, hal 5-6
6

4
5

Anda mungkin juga menyukai