Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH USHUL FIQH

PENGERTIAN USHUL FIQH

DosenPengampu :

Namirotul Qubaiyah, S.Pd.I, M.A

Disusun Oleh :

Briliana Fajrin Izza Zain/20206110435


Muhammad Riza Hanifudin/20206110440

UNIVERSITAS WAHIDIYAH FAKULTAS SYARIAH


PRODI AKHWAL AL SYAKHSIYAH
2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur alhamdulillhi robbil alamin kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas
limpahan nikmat, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya. Sholawat beserta salam yang seindah-
indahnya dan setepat-tepatnya penulis sanjungkan keharibaan beliau Rosulullah SAW, atas
syafa’at dan tarbiyahnya. Salam ikroman wata’dhiman wamahabbtan yang tulus kepangkuan
Ghoutsu Hadzaz Zaman RA, khususnya doa restu dari beliau Hadrotul Mukarrom Kyai Abdul
Madjid Ali Fikri RA. Pengasuh PerjuanganWahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo Al-
Munadhdhoroh. Sehingga diri ini mampu menyelesaikan makalah sebagai tugas harian
presentasi mata kuliah ushul fiqh, tentang pengertian ushul fiqh.
Disamping itu semua saya sadar masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
ini. Jadi kami mohon agar ibu dosen mau memberikan kritik dan sarannya agar kedepannya
mampu membuat makalah dengan benar.
Yang terakhir saya harap makalah mampu memberikan manfaat kepada teman-teman
dan semoga dapat membuat kita semakin paham akan materi tentang hukum dalam masyarakat
ini dan dapat mengamalkan ilunya di kehidupan sehari-hari. Mungkin sekian dari penulis ada
salah dari hukum. penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kediri, 24 September 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Pengertian Usul Fiqih..............................................................................................5
B. Objek pembahasan Ushul fiqh.................................................................................5
C. Aliran-Aliran Ushul Fiqh.........................................................................................6
D. Manfaat dan Tujuan Mempelajari Ushul Fiqh.........................................................7
E. Perbedaan Fiqh dan Ushul Fiqh...............................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Alquran sebagai way of life bagi umat manusia secara garis besar
mengandung dasar-dasar tentang akidah, syari’ah dan akhlak bagi
keberlangsungan kehidupan makhluk di jagad raya ini. Tujuan pembuatan,
penetapan, dan pembebanan hukum Islam adalah untuk mewujudkan
kemaslahatan hidup bagi umatnya, oleh karena itu pentingnya kita mempelajari
ushul fiqh ini karena Ushul fiqh adalah ilmu yang mempelajari kaidah dalam rangka
menghasilkan hukum syar’i. Sehingga dengan ilmu inilah seseorang bisa mengambil
kesimpulan hukum syar’i dari dalil-dalil yang ada. Sebagia sumber yang pasti karena
manusia membutuhkan kepastian untuk memperkuat keimanan masing-masinh. Sehingga
di sini kami akan sedikit menjelaskan seputar mengenai pengertian ushul fiqh.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di makalah ini adalah :

1) Pengertian Pemerintahan Desa

2) Objek Pembahasan Ushul Fiqh

3) Aliran-Aliran Ushul fiqh

4) Manfaat dan Tujuan Mempelajari Ushul Fiqh

5) Perbedaan Fiqh dan Ushul Fiqh

C. Tujuan Pembahasan

1) Untuk mengetahui dan memahami mengenai Pengertian ushul fiqh.

2) Untuk mengetahui dan memahami mengenai objek pembahasan ushul fiqh.

3) Untuk mengetahui dan memahami mengenai aliran-aliran ushul fiqh.

4) Untuk mengetahui dan memahami mengenai manfaat dan tujuan mempelajari ushul fiqh.

5) Untuk mengetahui dan memahami mengenai perbedaan fiqih dan ushul fiqh.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Usul Fiqih
Adapun Pengertian ini ditunjukkan dalam firman Allah ta’ala :

‫*يَ ْفقَهُوا قَوْ لِي‬ ‫َواحْ لُلْ ُع ْق َدةً ِّمن لِّ َسانِي‬


dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, sepaya mereka memahai perkataanku,
(QS. Thaha : 27 – 28)
Menurut Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, fiqh secara terminologi adalah :
ِ ‫ْرفَةُ اَأْلحْ َك ِام ال َّشرْ ِعيَّ ِة ْال َع َملِيَّ ِة بَِأ ِدلَّتِهَا التَّ ْف‬
‫ص ْيلِيَّ ِة‬ ِ ‫َمع‬

Mengenal hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyyah dengan dalil-dalilnya


yang terperinci.
pengertian ushul fiqih secara terminologi adalah :
‫ث ع َْن َأ ِدلَّ ِة ْالفِ ْق ِه اِإْل جْ َمالِيَّ ِة َو َك ْيفِيَّ ِة ااْل ِ ْستِفَا َد ِة ِم ْنهَا َو َحا ِل ْال ُم ْستَفِ ْي ِد‬
ُ ‫ِع ْل ٌم يَ ْب َح‬

Ilmu yang membahas dalil-dalil fiqh yang umum dan cara mengambil faedah dari
dalil tersebut serta membahas keadaan orang yang mengambil faedah.
Ushul fiqh merupakan gabungan dari dua kata, yakni ushul yang berarti
pokok, dasar, pondasi, dan kata "fiqh" secara literal berarti paham atau
mengerti tentang sesuatu3, kemudian mendapat tambahan ya’ nisbah yang
berfungsi mengkategorikan atau penjenisan. Penggunaan kata fiqh dengan
pengertian "paham", Menurut Abdul Wahab Khallaf, ushul fiqh adalah
Pengetahuan tentang kaidah-kaidah dan kajian-kajian yang digunakan untuk
menemukan hukum-hukum syarak suatu perbuatan yang diperoleh dari dalil-
dalilnya yang terperinci.1
Ushul fiqh adalah ilmu yang membahas dalil-dalil fiqh yang bersifat global, yaitu berupa
kaidah-kaidah umum; seperti :
1. Perintah menunjukkan hukum wajib selama tidak ada indikasi yang
memalingkannya dari hukum tersebut.

16
Abdul Wahab Khallaf, ’Ilmu Ushul al-Fiqh, Cet. Ke-12 (Kairo, Dar al-Qalam,
1978),hlm. 12.
2. Larangan menunjukkan hukum haram selama tidak ada indikasi yang
memalingkannya dari hukum tersebut.
3. Sahnya suatu amalan menunjukkan amalan tersebut telah terlaksana.
Dan sebagainya.
karenanya ushul fiqh juga dikatakan sebagai kumpulan kaidah atau
metode yang menjelaskan kepada ahli hukum Islam (fukaha) tentang cara
menetapkan, mengeluarkan atau mengambil hukum dari dalil-dalil syarak,
yakni Alquran dan Hadis Nabi atau dalil- dalil yang disepakati para ulama.

Kemudian di dalam ilmu ini dibahas pula tata cara pengambilan faedah hukum
dari dalil-dalil yang ada dengan mempelajari hukum-hukum  dan penunjukkannya;
seperti umum, khusus, mutlaq, muqoyyad, nasikh, mansukh, dan sebagainya.
Dengan memiliki ilmu tersebut maka kita bisa mengambil faedah-faedah hukum
atau mengambil kesimpulan hukum dari dalil-dalil fiqh yang ada.Selain itu, dibahas juga
dalam ilmu ini tentang ihwal mustafid. Atau bisa juga disebut dengan mujtahid; yaitu
mereka yang memiliki kapasitas ilmu sehingga mampu 2mengambil faedah hukum dari
dalil yang ada.
Pembahasan mengenai mustafid ini mencakup syarat-syaratnya, tingkatan-
tingkatannya, hukumnya, dan semacamnya.
Di sisi lain, dibahas juga tentang muqallid; yakni orang awam yang belum
memiliki kapasitas ilmu untuk bisa mengambil faedah hukum. Sehingga mereka
mengikuti para mujtahid yang sudah memiliki kapasitas untuk itu.

B. Objek Pembahasan Ushul Fiqh


Menurut Satria Effendi, sebagaimana dikutip oleh Suyatno,
memerinci objek kajian ushul fiqh meliputi 4 (empat) bagian yaitu :
1. Pembahasan mengenai hukum syarak dan yang berhubungan dengannya,
seperti hakim, mahkum fiqh, dan mahkum ‘alaih.
2. Pembahasan tentang sumber-sumber dan dalil-dalil hukum.

2
3. Pembahasan tentang cara menggali dan menarik hukum dari sumber-
sumber dan dalil-dalil.
4. Pembahasan tentang ijtihad3

Dari segi Seorang ahli fiqh membahas tentang bagaimana seorang mukallaf
melaksanakan shalat, puasa, menunaikan haji dan lain-lain yang berkaitan dengan fiqh
ibadah mahdhah, bagaimana melaksanakan kewajiban-kewajiban rumah tangganya,
apa yang harus dilakukan terhadap harta anggota keluarga yang meninggal dunia
dan sebagainya, yang menjadi objek pembahasan Al-Ahwal al-Syakhsiyah (Hukum
Keluarga).

Mereka juga membahas bagaimana cara melakukan muamalah dalam arti


sempit (Hukum Perdata), seperti jual beli, sewa-menyewa, patungan, dan lain
sebagainya. Maksiat apa saja yang dilarang serta sanksinya apabila larangan itu
dilanggar, atau bila kewajiban tidak dilaksanakan oleh seorang mukallaf dan lain-lain
pembahasan yang berkaitan dengan Fiqh Jinayah (Hukum Pidana Islam). 4Ke
lembaga mana saja seorang mukallaf bisa mengadukan masalahnya apabila dia
merasa dirugikan dan atau diperlakukan secara tidak adil, dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan Ahkam al-Qadha (Hukum Acara). Bagaimana perbuatan mukallaf di
dalam tujuannya, ushul fiqh adalah ilmu yang mempelajari kaidah dalam rangka
menghasilkan hukum syar’i. Sehingga dengan ilmu inilah seseorang bisa mengambil
kesimpulan hukum syar’i dari dalil-dalil yang ada.

Sementara ilmu fiqh itu adalah ilmu yang mempelajari status


hukum mukallaf atau menetapkan hukum pada setiap perbuatan mukallaf. Dengan ilmu
ini maka kita bisa mengetahui status hukum yang diperbuat oleh mukallaf.5

C. Aliran-Aliran Ushul Fiqh

Tiga aliran ilmu ushul fiqih:


3
Suyatno, Dasar-Dasar Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Cet. Ke-1, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2011, hlm. 23.
4
Sanusi Ahmad,Sohari,Ushul Fiqh, cet ke-1 (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),hlm.11
5
Ibid 12
a. Jumhur ulama disebut juga aliran Syafi’iyah, mutakallimin, Perintisnya adalah Imam
Syafi’I. Metode pembahasannya didasarkan oleh logika yang bersifat 6rasional dan
pembuktiannya oleh kaidah-kaidah yang ada. Fokusnya diarahkan kepada apa yang
dianggap rasional dan terdapat dalil baginya. Dengan demikian, dapat disimpulkan
pembahasan ushul fiqih aliran jumhur ini bersifat teoritis tanpa disertai contoh dan
bersifat murni karena tidak mengacu kepada mazhab fiqih tertentu yang sudah ada.
b. Hanafiyah (ahnaf) atau fuqaha.
Dicetuskan oleh Imam Abu Hanifah, disebut juga dengan aliran fuqaha (ahli fiqih).
Dalam merumuskan kaidah ushul fiqih, mereka berpedoman kepada pendapat fiqih
Abu Hanifah dan pendapat para muridnya serta melengkapinya dengan contoh-
contoh. Cara yang digunakan dengan istiqra’(induksi) terhadap pendapat-pendapat
imam sebelumnya. Metode yang dipakai oleh aliran Hanafiyah ini dalam menyusun
kaidah-kaidah ditempuh berdasarkan asumsi bahwa para imamnya terdahulu telah
menyandarkan ijtihadnya pada kaidah-kaidah ini atau bahasan-bahasan ushuliyah ini.
Jadi, semata-mata 7perhatian mereka itu tertuju kepada masalah ushul fiqih para
Imamnya yang diambil dari masalah-masalah furu’ dalam melakukan istinbat.
c. Campuran ialah gabungan antara metode Mutakallimin dan metode Hanafiyah.
Metode yang ditempuh yaitu dengan cara mengkombinasikan antara kedua aliran
diatas. Mereka memperhatikan kaidah-kaidah ushuliyah dan mengemukakan dalil-
dalil atas kaidah ini juga memperhatikan penerapannyaterhadap masalah fiqih
far’iyah dan relevansinya dengan kaidah-kaidah tersebut.

D. Manfaat dan Tujuan Mempelajari Ushul Fiqh


1. Menyingkap Hukum Permasalahan Kontemporer
Di era modern ini permasalahan kaum muslimin semakin lama semakin
kompleks. Banyak sekali masalah-masalah kontemporer yang tidak diketahui status
hukumnya.
Oleh karena itu, dengan mempelajari ushul fiqh inilah seseorang dapat
memecahkan permasalahan tersebut.

7
Ibid 16-18
2. Mengkaji dan Menguji Ulang Ijtihad Ulama Terdahulu
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa kebenaran hanya ada pada Al-Quran dan
As-Sunnah. Sementara kebenaran ijtihad para ulama tidak bersifat absolut. Karena
bagaimanapun kemampuan mereka dalam berijtihad mereka adalah manusia yang
berusaha memahami syariat Islam dengan segenap kemampuan mereka.
Yang patut kita pegang adalah bahwa tidak ada satupun dari mereka yang
mengklaim ijtihad mereka benar sepenuhnya.
Selain itu, banyak sekali terjadi perselisihan pendapat antara salah satu ulama
dengan ulama lainnya, terutama dalam permasalahan-permasalahan hukum yang
tidak dijumpai dalil tegas yang menunjukkan status hukumnya.
Disamping itu, ijtihad yang mereka hasilkan juga terikat dengan ruang dan waktu.
Apa yang mereka upayakan dalam menyingkap status hukum suatu permasalahan
yang belum ada di dalam Al-Quran dan As-Sunnah tentunya mempertimbangkan
kemaslahatan pada tempat dan apa yang terjadi saat itu.

Maka dengan ilmu ushul fiqh inilah kita bisa mengkaji dan menguji ulang
pendapat-pendapat ulama terdahulu. Sehingga kita bisa mengetahui mana pendapat
yang benar atau yang lebih kuat diantara pendapat yang ada sehingga dapat dijadikan
pijakan dalam menentukan hukum. ilmu ushul fiqh tidak hanya berguna bagi
para mujtahid atau ahli hukum saja, akan tetapi bagi semua orang Islam
untuk mencari kepastian hukum bagi setiap masalah yang mereka hadapi
sekalipun tidak sampai ketingkat mujtahid. Mereka akan memosisikan
dirinya sebagai muttabi’, yakni mengikuti pendapat para ahli dengan
mengetahui dalil dan alasan- alasannya.

E. Perbedaan fiqh dan Ushul Fiqh

Perbadaannya bahwa fiqh adalah ilmu yang membahas tentang


hukum-hukum praktis yang penetapannya diupayakan melalui
pemahaman yang mendalam terhadap dalil-dalil syarak yang terperinci
(tafshili). Sedangkan ushul fiqh adalah ilmu tentang kaidah-kaidah dan
pembahasan- pembahasan yang dijadikan sarana untuk menemukan
hukum- hukum syarak mengenai suatu perbuatan dari dalil-dalilnya yang
spesifik. Dengan demikian maka dapat diketahui perbedaan antara ilmu
fiqh dengan ilmu ushul fiqh. Ilmu fiqh berbicara tentang hukum dari
aspek perbuatan, sedangkan ilmu ushul fiqh berbicara tentang metode
dan proses bagaimana menemukan hukum.
Dilihat dari sudut aplikasinya, fiqh akan menjawab pertanyaan “apa
hukum suatau perbuatan”, sedangkan ushul Fiqh akan menjawab pertanyaan
“bagaimana cara menemukan atau proses penemuan hukum yang
digunakan”. Dengan kata lain, fiqh lebih bercorak produk, sedangkan ushul
fiqh lebih bercorak metodologis. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa fiqh
merupakan koleksi produk hukum, sedangkan ushul fiqh merupakan koleksi
metodologis yang sangat diperlukan untuk memproduk hukum.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari ushul fiqh
yaitu pengetahuan tentang kaidah-kaidah dan kajian-kajian yang digunakan
untuk menemukan hukum-hukum syarak suatu perbuatan yang diperoleh dari
dalil-dalilnya yang terperinci. dapat dipahami bahwa yang dikehendakli dengan Ushul
Fiqh adalah dalil-dalil seperti Al-Qur’an, Hadis Nabi, Ijma’ dan Qiyas. Aliran ushul fiqh
di bagi menjadi 3 yaitu aliran syafi'iyah, hanafiyah dan Campuran ialah gabungan antara
metode Mutakallimin dan metode Hanafiyah.
perbedaan antara keduanya ushul fiqh adalah pedoman atau aturan yang
membatasi dan menjelaskan cara-cara yang harus diikuti seorang fakih dalam usahanya
menggali dan mengeluarkan hukum syara’; dari dalilnya sedangkan fiqh adalah hukum-
hukum syara yang telah digali dan dirumuskan, atau fiqh adalah produk dari ushul fiqh.
Maka dengan ilmu ushul fiqh inilah kita bisa mengkaji dan menguji ulang
pendapat-pendapat ulama terdahulu. Sehingga kita bisa mengetahui mana pendapat yang
benar atau yang lebih kuat diantara pendapat yang ada sehingga dapat dijadikan pijakan
dalam menentukan hukum.

B. Saran

Dalam makalah ini, kami sebagai penulis menyadari bahwa masih ada kurangnya
baik dalam penulisan maupun isi dari materi yang dibahas.Oleh karena itu kami memberi
saran kepada teman-teman pembaca agar lebih menggali wawasan dari berbagai sumber,
baik dari sumber yang kami cantumkan maupun sumber lainnya yang berkaitan dengan
materi yang telah kami jelaskan pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Khallaf, ’Ilmu Ushul al-Fiqh, Cet. Ke-12 (Kairo, Dar al-Qalam, 1978)

https://kpi.ikhac.ac.id/wp-content/uploads/2019/04/Modul-Ushul-Fiqh.pdf di akses pada tanggal


23 september 2021 pukul 12.40

https://www.nasehatquran.com/2019/05/pengertian-ushul-fiqh.html diakses pada tanggal 23


september 2021 pukul 12:35

Suyatno, Dasar-Dasar Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Cet. Ke-1, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2011,

Sanusi Ahmad,Sohari,Ushul Fiqh, cet ke-1 (Jakarta: Rajawali Pers, 2015)

Alaiddin Koto, Ilmu Ushul,

Anda mungkin juga menyukai