DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. H. Ahmad Sudirman Aabbas, MA
Disusun Oleh:
Dodi Priatna
Mustaghfiri Nabil Rowad
Dengan mengucap puji syukur alhamdulilah kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah kami dengan judul “PENGERTIAN,RUANG LINGKUP DAN SEJARAH
PERKEMBANGAN USHUL FIQH” ini dalam keadaan sehat wal’afiat tanpa kurang suatu
apapun.
Tujuan utama penulis membuat makalah ini agar pembaca dapat mengetahui akan
kebutuhan manusia terhadap agama dan untuk memenuhi Mata Kuliah Ushul Fiqh tahun
pelajaran 2022/2023.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan pihak-pihak lain, oleh karena itu kami
tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Ahmad Sudirman Aabbas, MA selaku dosen pembimbing mata kuliah
Ushul Fiqh.
2. Orang tua yang selalu mendukung dan memotivasi kami dalam setiap langkah.
3. Serta rekan-rekan semua, khususnya kelas Semester II yang telah banyak membantu
menyelesaikan makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatkami harapkan agar
kedepannya menjadi lebih baik lagi.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa dan STITDQ pada
umumnya.
Penulis
II
DAFTAR ISI
Tujuan ...................................................................................................2
Kesimpulan ...........................................................................................10
Saran .....................................................................................................10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Fiqh yang bersumber dari kitab suci Al-Quran dan Hadist Nabi,ternyata
mampu bertahan dan terus mengetahui kehidupan muslim, baik individu maupun
kelompok. Ushul fiqh juga merupakan suatu ilmu yang berisikan tentang kaidah yang
menjelaskan cara-cara mengistinbatkan hukum dari dalil-dalilnya.Bahasan tentang
kaidah-kaidah kebahasaan ini penting mengingat kedua hokum Islam, yaitu Al-Qur’an
dan sunnah berbahasa arab, untuk membimbing mujtahid dalam memahami al-Qur’an
dan sunnah sebagai landasan dalam menetapkan hukum tentu perlu mengetahui tentang
lafal dan ungkapan yang terdapat padakeduanya. Rumusan Masalah
Oleh karena itu diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantuuntuk
dapat memahami komponen-komponen hukum syara’ beserta dalil-dalilnya secara
lebih ringkas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengerian Fiqh Dan Ushul Fiqh ?
2. Apa Ruang Lingkup Fiqh Dan Ushul Fiqh ?
3. Jelaskan Sejarah Fiqh Dan Ushul Fiqh !
C. Tujuan
1. Untuk Pengerian Fiqh Dan Ushul Fiqh
2. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Fiqh Dan Ushul Fiqh
3. Untuk mengetahui Sejarah Fiqh Dan Ushul Fiqh
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dan fiqh adalah, jika ushul fiqh itu pedoman yang membatasi dan menjelaskan
cara-cara yang harus diikuti seorang fakih dalam usahanya menggali dan
mengeluarkan hukum syara’ dari dalilnya Sedangkan fiqh itu hukum-hukum
syara’ yang telah digali dan dirumuskan dari dalil menurut aturan yang sudah
ditentukan itu
B. Ruang Lingkup Fiqh Dan Ushul Fiqh
a. Ruang Lingkup Fiqh
Ruang lingkup ilmu Fiqh, meliputi berbagai bidang di dalam hukum-
hukum syara’, antara lain :
Ruang lingkup Ibadat, ialah cara-cara menjalankan tata cara peribadatan
kepada Allah SWT.
Ruang lingkup Mu’amalat, ialah tata tertib hukum dan peraturan
hubungan antar manusia sesamanya
Ruang lingkup Munakahat, ialah hukum-hukum kekeluargaan dalam
hukum nikah dan akibat-akibat hukumnya.
Ruang lingkup Jinayat, ialah tindak pelanggaran atau penyimpangan
dari aturan hukum Islam sebagai tindak pidana kejahatan yang dapat
menimbulkan bahaya bagi pribadi, keluarga, masyarakat, dan Negara
b. Ruang Lingkup Ushul Fiqh
Berdasarkan kepada beberapa definisi di atas, terutama definisi yang
dikemukakan oleh al Baidhawi dalam kitab Nihayah al-Sul, yang menjadi ruang
lingkup kajian (maudhu’). Ushul fiqh, secara global adalah sebagai berikut:
Sumber dan dalil hukum dengan berbagai permasalahannya.
Bagaimana memanfaatkan sumber dan dalil hukum tersebut.
Metode atau cara penggalian hukum dari sumber dan dalilnya.
Syarat – syarat orang yangberwenang melakukan istinbat(mujtahid )
dengan berbagai permasalahannya
3
Menurut Al-Ghazali dalam kitab al-Mustashfa ruang lingkup kajian
Ushul fiqh , yaitu:
4
2) Periode Sahabat
Periode ini bermula dari tahun 11 H (sejak nabi wafat)sampai
abad pertama hijriyah (kurang lebih 101 H)
Pada periode ini kaum muslimin telah memiliki rujukan hukum
syariat yang sempurna berupa Al Quran dan Hadist rasul.Tetapi tidak
semua orang memahami materi atau kaidah hokum yang terdapat pada
kedua sumber tersebut.Karena :
Karena tidak semua orang mempunyai kemampuan yang
samamaupun karena masa atau pergaulan mereka yang tidak
begitudekat dengan nabi.
Karena belum tersebar luasnya materi atau teori teori hukum
dikalangan kaum muslimin akibat perluasan daerah.
Banyaknya peristiwa baru yang belum pernah terjadi padamasa
Rasulullah saw yang ketentuan hukum nya tidak ditemukan
dalam nash syariat.
5
3) Periode Kesempurnaan
Perode ini disebut juga sebagai periode pembinaan dan
pembukuan hukum islam. Pada masa ini fiqih islam mengalami
kemajuan yang pesat sekali. Penulisan dan pembukuan hokum islam
dilakukan dengan intensif, baik berupa penulisan hadist-hadist nabi,
fatwa para sahabat dan tabi’in, tafsir Al Quran,kumpulan pendapat
imam-imam fiqih, dan penyusunan ilmu ushulfiqih.
Diantara faktor lain yang sangat menentukan pesatnya
perkembangan ilmu fiqh khususnya atau ilmu pengetahuan umumnya,
pada periode ini adalah sebagai berikut:
Adanya perhatian pemerintah (khalifah) yang besar tehadap ilmu
fiqh khususnya.
Adanya kebebasan berpendapat dan berkembangnya diskusi-
diskusi ilmiah diantara paraulama.
Telah terkodifikasinya referensi-referensi utama, seperti Al-
Qur’an (pada masa khalifah rasyidin), hadist (pada masa
Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz), Tafsir dan Ilmu tafsir pada abad
pertama hijriah, yang dirintis Ibnu Abbas (wafat 68H) dan
muridnya Mujahid(wafat 104H) dan kitab-kitab lainnya.
4) Periode Kemunduran
Pada periode ini, pemerintah Bani Abbasiyah akibat berbagai
konflik politik dan berbagai faktor sosiologis lainnya dalam keadaan
lemah. Banyak daerah melepaskan diri dari kekuasaanya.Pada
umumnya ulama pada masaitu sudah lemah kemauannya untuk
mencapai tingkat mujtahid mutlak sebagaimana dilakukan oleh para
pendahulu mereka pada periode kejayaan. Periode Negara yang berada
dalam konflik, tegang dan lain sebagainya itu ternyata sangat
berpengaruh kepada kegairahan ulama yang mengakji ajaran Islam
langsung dari sumber aslinya Al-Qur’an dan hadist. Mereka puas hanya
dengan mengikuti pendapat-pendapat yang telah ada, dan meningkatkan
diri kepada pendapat tersebut kedalam mazhab-mahzhab fiqhiyah. Sikap
seperti inilah kemudian mengantarakan umat islam terperangkap
kedalam pikiran yang jumud dan statis.
6
Beberapa faktor yang mendorong lahirnya sikap taklid dan
kemuduran adalah :
Efek samping dari pembukuan fiqih pada masa sebelumnya
Fanatisme mazhab yang sempit
Pengangkatan hakim-hakim muqallid
5) Periode Kebangkitan Kembali
Pada periode ini umat islam menyadari kemunduran dan
kelemahan mereka sudah berlangsung semakin lama itu. Ahli sejarah
mencatat bahwa kesadaran itu terutama sekali muncul ketika Napoleon
Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1789 M.
Gerakan pembaharuan ini cukup berpengaruh pula terhadap
perkembangan fiqih. Banyak di antara pembaharuan itu juga adalah
ulama-ulama yang berperan dalam perkembangan fiqih itu
sendiri.Mereka berseru agar umat islam meninggalkan taklid dan
kembali kepada Al-Qur’an dan hadist mengikuti jejak para ulama di
masa sahabat dan tabi’in terdahulu. Mereka inilah disebut golongan
salaf seperti Muhammad Abdul Wahab di Saudi Arabia, Muhammad Al-
Sanusi di Libya dan Maroko, Jamal Al-Din Al-Afghani,Muhammad
Abduh, Muhammad asyid Rida, dimesir, dan lain sebagainya.
b. Sejarah Ushul Fiqh
Secara garis besar perkembangan Ushul Fiqh melalui 3 periode
yaitu:
1. Zaman Rasulullah
D izaman Rasulullah SAW sumber hukum Islam hanya dua,
yaitu Al-Quran dan Assunnah. Apabila suatu kasus terjadi,Nabi SAW
menunggu turunnya wahyu yang menjelaskan hokum kasus tersebut.
Apabila wahyu tidak turun, maka Rauslullah SAW menetapkan hukum
kasus tersebut melalui sabdanya, yang kemudian dikenal dengan hadits
atau Sunnah.
Pada masa Nabi Muhammad masih hidup, seluruh permasalahan
fiqih (hukum Islam) dikembalikan kepada Rasul.Pada masa ini dapat
dikatakan bahwa sumber fiqih adalah wahyu Allah SWT. Namun
7
demikian juga terdapat usaha dari beberapa sahabat yang menggunakan
pendapatnya dalam menentukan keputusan hukum.
2. Zaman Sahabat
Setelah wafatnya Rasulullah, maka yang berperan besar dalam
pembentukan hukum islam adalah para sahabat nabi.Periode ini dimulai
pada tahun 11 H sampai pertengahan abad 50H. Meninggalnya
Rasulullah memunculkan tantangan bagi para sahabat. Munculnya
kasus-kasus baru menuntut sahabat untuk memecahkan hukum dengan
kemampuan mereka atau dengan fasilitas khalifah. Sebagian sahabat
sudah dikenal memiliki kelebihan di bidang hukum, di antaranya Ali bin
Abi Thalib, Umar bin Khattab, Abdullah Ibnu Mas’ud, Abdullah Ibn
Abbas, dan Abdullah bin Umar. Karir mereka berfatwa sebagian telah
dimulai pada masa Rasulullah sendiri. Pada era sahabat ini digunakan
beberapa cara baru untuk pemecahan hukum, di antaranya ijma sahabat
dan maslahat mursalah.
3. Zaman Tabi’in
Pada masa ini juga semakin banyak terjadi perbedaan dan
perdebatan antara para ulama mengenai hasil ijtihad, dalil dan jalan-
jalan yang ditempuhnya. Perbedaan dan perdebatan tersebut,bukan saja
antara ulama satu daerah dengan daerah yang lain,tetapi juga antara para
ulama yang sama-sama tinggal dalam satu daerah.Kenyataan-kenyataan
di atas mendorong para ulama untuk menyusun kaidah-kaidah syari’ah
yakni kaidah-kaidah yang bertalian dengan tujuan dan dasar-dasar
syara’ dalam menetapkan hukum dalam berijtihad.
8
BAB III
PENUTUPAN
A. Simpulan
1. Fiqh adalah Sekumpulan hukum syara’ yang berhubungan dengan
perbuatan yang diketahui melalui dalil-dalilnya yang terperinci dan
dihasilkan dengan jalan ijtihad. Sedangkan Ushul fiqh adalah
ilmu kaidah-kaidah dan pembahasan-pembahasannya yang merupakan
cara untuk menemukan hukum-hukum syara yang amaliah dari dalil-
dalilnya yang terperinci. Ushul fiqh mengkaji hukum-hukum syara’
yang meliputi tuntunan berbuat, meninggalkan. Kajian Fiqh adalah
semua perbuataan mukallaf yang berkaitan dengan hukum syara’, yang
membahas tentang seluk beluk hukum-hukum islam dan yang ada
hubungannya dengan tindakan mukallaf.
2. Kegunaan utama ilmu ini adalah untuk mengetahui kaidah-kaidah yang
bersifat kulli (umum) dan teori-teori yang terkait dengannya untuk
diterapkan pada dalil-dalil tafsili (terperinci) sehingga dapat
diistinbathkan hukum syara’yang ditunjukkan. Dan dengan ushul fiqh
dapat dicarikan jalan keluar menyelesaikan dalil-dalil yang kelihatan
bertentangan satu sama lain. Dan juga kegunaannya dapat menerapkan
hukum syara’ terhadap segala perbuatan dan perkataan mukallaf, yang
merupakan rujukan bagi hakim dalam menetapkan keputusannya dan
menjadi pedoman bagi mufti dalam mengeluarkan fatwa. Bahkan fiqh
menjadi petunjuk berharga bagi setiap mukallaf dalam menetapkan
hokum perktaaan dan perbuatannya sehari-hari.
B. Kata Penutup
Demikianlah makalah yang sangat sederhana ini, penulis berharap
semoga bermanfaat bagi kita. Saran dan kritik kami harapkan demi
perbaikan selanjutnya,tak lupa di ucapkan terimakasih
9
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahhab Khallaf,Kaidah-kaidah Hukum Islam Ilmu Ushul FikihJakarta :PT Raja
Grafindo Persada, 2002
Aliddin Koto, Ilmu Fiqih dan Ushul FiqhJakarta: RajaGrafindo Persada, cet. 3,2004
10