Anda di halaman 1dari 15

KONSEP FIQIH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah

FIQIH

Dosen Pengampu: Siti Mahmadatun, s, Sy., M.H.

Disusun oleh kelompok 1:

ADEK SETIAWAN (12330412756)


ALDIANSYAH PUTRA (12330413344)
ISMAIL AZIZ (12330412200)

PROGRAM STUDI ILMU HADITS


FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Fiqih. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga
untuk menambah wawasan baik bagi penulis maupun bagi yang membaca
makalah ini berkaitan tentang Konsep Fiqih.

Ucapan terimakasih juga kami berikan kepada ibuk Siti Mahmadatun,


s, Sy., M.H. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Fiqih. Yang telah
mengarahkan dan juga telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang telah dibuat ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami
menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun, guna penyusunan
makalah yang lebih baik untuk kedepannya. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terimakasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, 15 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................... 2
C. Tujuan Masalah .................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Ilmu Fiqh ............................................................... 3
1. Pengertian Ilmu Fiqh .................................................... 3
2. Sumber Hukum ............................................................ 5
3. Objek Kajian Ilmu Fiqh ................................................ 6
B. Tujuan dan Ruang Lingkup Kajian Ilmu Fiqh ................... 7
1. Tujuan Mempelajari Ilmu Fiqh ..................................... 7
2. Ruang Lingkup Kajian Ilmu Fiqh ................................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 10
B. Saran ................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fiqih atau hukum islam merupakan salah satu bidang studi islam yang
paling dikenal oleh Masyarakat. Hal ini antara lain karena fiqih terkait langsung
dengan kehidupan Masyarakat. Dari sejak lahir sampai dengan meninggal
dunia manusia selalu berhubungan dengan Fiqih. Fiqih sendiri secara singkat
diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang hukum syara’ yang bersifat
amaliyah yang diperoleh dari dalil-dalil terperinci.

Fiqih merupakan bagian dari entitas kehidupan di dunia Islam dan


mejadi salah satu subyek dalam pengkajian Islam, baik di Indonesia maupun di
dunia pada umumnya, oleh karena itu, fiqh dituntut untuk dikembangkan, agar
bidang ilmu itu memiliki makna bagi pengembangan keahlian dan untuk
selanjutnya dapat dimanfaatkan bagi pengembangan kehidupan manusia,
khususnya di dunia Islam.

Mempelajari ilmu fiqh menjadi sebuah sarana agar manusia bisa


menjalani kehidupan didunia dengan baik sesuai arahan yang telah tertulis
dalam panduan hukum islam, baik secara muamalah maupun secara ibadah.
Fiqh dalam konteks muamalah akan membahas bagaimana hubungan antara
manusia dengan manusia, sedangkan dalam konteks ibadan akan mempelajari
terkait bagaimana hubungan manusia dengan tuhan. Sehingga dengan
mempelajari ilmu fiqh diharapkan kehidupan setiap manusia akan lebih terarah.

Tujuan pembelajaran Fiqih adalah untuk membekali setiap manusia


agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara
terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan dalil aqli melaksanakan
dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Konsep Ilmu Fiqh?


2. Apa Tujuan dan Ruang Lingkup Kajian Ilmu Fiqh?

C. Tujuan Masalah
Tujuan dari pembahasan yang penulis lakukan adalah Untuk
mengetahui bagaimana konsep dari ilmu fiqih yang terdiri dari pengertian,
sumber hukum fiqh, serta objek kajian dari ilmu fiqh, dan juga untuk
mengetahui apa saja tujuan dan ruang lingkup kajian dari ilmu fiqh.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Ilmu Fiqh


1. Pengertian Fiqh
Secara etimologis, Fiqih berarti mengetahui dan memhami sesuatu yang baik.
Dalam terminologi Ushuliyyun (pakar Ushul fiqih), Fiqih didefinisikan sebagai Ilmu
tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis yang digali dari dalil-dalil yang
terperinci. Disebut Ilmu, karena Fiqih merupakan garapan manusia dengan
memperguanakn metode-metode tertentu, seperti Qiyas, Istihsan, Istishhab, dan lain-
lain. Disebut praktis karena ia berisi pedoman bagi kaum muslimin dalam melakukan
segala aktivitas ibadah maupun muamalah. Dengan demikian, hukum-hukum akidah
dan akhlak tidak termasuk fiqih, karena fiqih adalah hukum-hukum syara’ yang diambil
dari proses istidlal atau istinbath dan nazhar (analisis) dari sumber-sumber primernya
berupa al-Qur’an dan Hadist.
Ilmu fiqih merespons semua soal kehidupan sehingga harus dicek terus-menerus
apakah jawaban yang diberikan itu sudah memadai atau justru menjadi blunder, sebab
jawaban fiqih kerapkali tak ditunjang dengan argumentasi yang kokoh. 1 Rasulallah
SAW bersabda:
َ َ‫ َو َم ْجلِس ِف ْقه َخيْر مِ ْن ِع َبادَ ِة ِس ِتِّين‬, ‫ َو َل ِع َبادَة ِإ ّل ِب ِف ْقه‬, ‫َل َخي َْر فِي ق َِرا َءة ِإ ّل ِبتَدَبُّر‬
‫سنَة‬
Artinya: Tidak ada kebaikan dalam membaca (al-Qur’an) kecuali dengan
mentadaburinya, dan tidak ada ibadah tanpa mengetahui aturan fiqhnya, dan majelis
fiqih itu lebih baik dari beribadah selama 60 tahun.

Dari hadits tersebut jelas dikatakan bahwa mempelajari ilmu fiqh ini tidak bisa
dianggap hal yang sepele dikarenakan mempelajari ilmu fiqh ini memiliki fadhilah atau
keutamaan yang sangat tinggi.
Adapun para ulama memberikan pendapatnya mengenai apa yang dimaksud
dengan fiqh, antara lain yaitu:

1
Muhathir Muhammad Iqbal, Merumuskan Konsep Fiqh Islam Perspektif Indonesia, Jurnal Ilmu Syariah dan
Hukum, Vol 2, No 1, 2017, h. 3.

3
a. Rasyid Ridha
Rasyid Ridha memberikan pandangannya bahwa fiqh sebagaimana yang
terdapat dalam Al-Qur’an sebagai paham yang mendalam tentang hakikat-hakikat,
dengannya seseorang yang memiliki pengetahuan akan menjadi bijaksana,
mengamalkan dan berpendirian.2

b. Al-Jurjaniy
Menurut Al-Jurjaniy fiqh adalah ilmu yang dihasilkan oleh fikiran (melalui
ijtihad) dan memerlukan wawasan serta perenungan. Oleh karena itu, Allah tidak
bisa disebut sebagai faqih (ahli dalam fiqh), karena segala sesuatu telah jelas.
Sedangkan dalam faqih tersebut perlu menjelaskan maksud dan kehendak Allah
sebagai pembuat hukum atau syariat.3

c. Imam Syafi’i
Menurut Imam Syafi’I Fiqh adalah suatu ilmu pengetauan yang membahas
mengenai hukum-hukum syariah yang berlandaskan kepada dalil-dalilnya yang
terperinci.

Jadi, makna fikih adalah untuk mengetahui hukum-hukumAllah SWT atas


perbuatan mukallaf, baik itu wajib, haram, sunnah, makruh dan mubah. Ia diambil
dari kitab Al-Qur’an dan sunnah serta dalil yang dinishbahkan oleh pembuat syariat
(Allah) untuk diketahuinya. Jika ada hukum yang dikeluarkan dari dalil-dalil
tersebut, maka dinamakan “fikih”.4
Sumber-sumber ini bersifat tafshili (terperinci).1 Jadi dapat disimpulkan
bahwa Fiqih merupakan himpunan hukum yang diperoleh dari teks (nash) atau
kaidah-kaidah yang umum yang kebanyakan digali dengan menggunakan alat
ijtihad. Dengan definisi tersebut dapat dirumuskanhakikat fiqih yaitu:
a. Fiqih adalah ilmu tentang hukum Allah.
b. Didalam fiqih terdapat bahasan menegnai hal-hal yang bersifat amaliyah
furu’iyah.

2
Saifudin Nur, Ilmu Fiqih Suatu Pengantar Komrehensif Kepada Hukum Islam, 2019, h. 16.
3
Ibid, h. 17
4
Muhammad Yusuf Musa, Pengantar Studi Fikih Islam, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2014). h. 5.

4
c. Pengertianhukum Allah didasarkan apad dalil tafsili.
d. Fiqih itu digali dan ditemukan melalui penalaran dan Istidhal (kesimpulan)
seorang mujtahid.5
2. Sumber Hukum Fiqh
Fiqih merupakan salah satu cabang ilmu yang memberikan petunjuk kepada
manusia tentang tata cara melakukan ibadah yang tidak sembarangan saja, melainkan ada
sumber panduannya, dan sumbernya itu adalah melalui:

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an sendiri merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW yang berbahasa arab yang disampaikan melalui malaikat Jiblil
AS. Dan disampaikan pada umatnya. Allah SWT berfirman:

ْ ‫َوا َ ْو َح ْينَا ا ِٰلى م ْوسٰ ى ا َ ْن اَس ِْر ِب ِعبَا ِد‬


َ‫ي اِنّك ْم ُّمتّبَع ْون‬

"Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa, "Pergilah pada malam


hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), sebab pasti kamu akan
dikejar." (QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 52)

b. Al-Hadits

Hadits merupakan suatu perkataan atau ucapan, perbuatan, ketetapan dan


persetujuan dari nabi Muhammad SAW yang dijadikan landasan syariat islam,
hadits juga dijadikan sebagai sumber hukum islam dan kedudukannya tepat setelah
al-Qur’an. Allah SWT berfirman:

َ ْ ‫الرس ْو َل َوا ولِى‬


َ ‫ال ْم ِر مِ ْنك ْم ۚ فَ ِا ْن تَنَا زَ عْت ْم فِ ْي‬
‫ش ْيء‬ ّ ‫ّللا َوا َ طِ يْـعوا‬ َ ٰ ‫ٰيـاَيُّ َها الّ ِذيْنَ ٰا َمن ْوا اَطِ يْـعوا‬
‫سن ت َأ ْ ِويْل‬
َ ‫ال خِ ِر ۗ ٰذلِكَ َخيْر ّواَ ْح‬ ٰ ْ ‫ّلل َوا ْليَ ْـو ِم‬
ِ ٰ ‫لرس ْو ِل ا ِْن ك ْنـت ْم تؤْ مِ ن ْونَ بِا‬ ِ ٰ ‫فَرد ُّْوه اِلَى‬
ّ ‫ّللا َوا‬

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika
kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-
Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari

5
Amir Syarifudin, Garis-garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 8.

5
kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."(QS.
An-Nisa' 4: Ayat 59)

c. Ijma’

Ijma’ adalah suatu kesepakatan yang dilakukan oleh para ulama dalam
menetapkan suatu hukum dalam agama islam yang bersandarkan pada AL-Qur’an
dan Hadits.

d. Qiyas

Qiyas adalah menyamakan sesuatu yang tidak memiliki nash hukum dengan
sesuatu yang memiliki nash hukum berdasarkan kesamaan illat atau untuk
kemashlahatan ang diperhatikan syara’.

3. Objek Kajian Ilmu Fiqh


Objek Kajian Ilmu Fiqih Objek kajian Fiqih adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan perbuatan seorang mualaf. Misalnya apa saja ketentuan hukum mukalaf dalam
muamalah seperti jual beli, menyewakan, menggadaikan, membunuh, menuduh atau
menuduh orang lain berzina, mencuri, menghadiahkan dll. Juga termasuk aturan-aturan
ibadah seperti sholat, puasa, haji dan zakat untuk blasteran. Tujuannya adalah agar dia
memahami hukum saat mereka melakukan semua tindakan tersebut.

Dengan demikian dapat diapahami bahwa Objek Kajian Fiqih ada dua hal yaitu
ibadah dan muamalah:

a. Ibadah: perbuatan Mukallaf yang berhubungan dengan Allah. Contohnya shalat,


puasa, haji, dan lain sebagainya.
b. Muamalah: perbuatan Mukallaf yang berhubungan dengan sesama manusia.
Contohnya jual beli, sewa menyewa, pegadaian, pembunuhan, tuduhan atau menuduh
orang lain berzina, pencurian, wakaf, dan lain sebagainya.
Objek kajian Fiqih sangat luas. Hal ini karena hubungan manusia dengan manusia
lain mencakup banyak hal. Objek kajian Fiqih tidak luput dari berbagai aspek ini. Misalnya
Fiqh Ahwal as-Syakhsiyah (Hukum Keluarga), Fiqh Muamalah (Hukum Transaksi), Fiqh
Mawaris, Fiqh Munakahat, Fiqh Jinayah (Hukum Kriminal), Fiqh Murafa’at (Hukum

6
Acara), dan sebagainya. Ilmu Fiqih juga digunakan untuk mengetahui hukum-hukum
seperti sunah, haram, makruh dan lainnya.6

Ulama fikih sendiri mendefinisikan bahwa fikih dalam islam adalah sebagai
sekumpulan hukum amaaliyah (yang akan dikerjakan) yang disyariatkan dalam Islam.
Dalam hal ini kalangan fuqaha membaginya menjadi dua pengertian, yakni:

a. memelihara hukum furu’ (hukum keagamaan yang tidak pokok) secara mutlak
(seluruhnya) atau sebagiannya.
b. Materi hukum itu sendiri, baik yang bersifat qat’i maupun yang bersifat zanni.

B. Tujuan dan Ruang Lingkup Kajian Ilmu Fiqh

1. Tujuan Mempelajari Ilmu Fiqh

Mempelajari ilmu fiqih banyak sekali faedahnya bagi manusia. Dengan mengetehui
ilmu fiqih yang dita’rifkan ahli ushul, akan mengetahui mana yang halal dan yang haram,
mana yang disuruh mengerjakan dan mana yang dilarang. Ilmu fiqih juga memberi
petunjuk bagi manusia tentang segala hukum yang berhubungan dengan perbutan manusia.
Yang menjadi dasar dan pendorong bagi umat Islam untuk mempelajari ilmu fiqih ialah:

a. Untuk mencari kebiasaan faham dan pengertian dari agama Islam.


b. Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan kehidupan
manusia.
c. Kaum muslimin harus bertafaqquh artinya memperdalam pengetahuan dalam
hukum-hukum agama baik dalam bidang aqaid dan muamalat. Bertafaqquh artinya
memperdalam pengetahuan dalam hukum agama. Oleh karena demilkian sebagian
kaum muslimin harus pergi menuntut ilmu agama Islam guna disampaikan kepada
saudara-saudaranya,7

6
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-gunung-djati/ilmu-fiqh/resume-
objek-kajian-ilmu-fiqih/45778811, diakses pada 12 September, 2023.
7
Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 53.

7
2. Ruang Lingkup Kajian Ilmu Fiqh

Adapun dalam pembahasan ruang lingkup dalam kajian fiqh islam, maka memiliki
ruang lingkup kajian sebagai berikut:8

a. Berkaitan dengan Ibadah

Maksudnya yaitu yang mengatur tentang hubungan antara manusia dengan


tuhannya. Fiqih Ibadah adalah pemahaman terhadap yang berkaitan Dengan
peribadahan manusia kepada Allah SWT. Ibadah adalah segala bentuk hukum, baik
yang dapat dipahami maknanya (ma’qulat al-ma’na) seperti hukum yang menyangkut
dengan muamalah pada umumnya, maupun yang tidak dapat dipahami maknanya
(ghair ma’qulat ma’na).

Dari dua pengertian tersebut jika digabungkan, maka Fiqih Ibadah adalah ilmu
yang menerangkan tentang dasardasar hukum-hukum syar‟i khususnya dalam ibadah
khas seperti meliputi thaharah, shalat, zakat, shaum, hajji, kurban, aqiqah dan
sebagainya yang kesemuanya itu ditujukan sebagai rasa bentuk ketundukan dan
harapan untuk mecapai ridla Allah SWT.Islam menegakkan ibadah atas beberapa sendi
yang dapat membersihkan jiwa dan usaha melaksanakan dengan sewajarnya dan
dengan semestinya, dan tetap memelihara inti sari ibadah dan Setiap ibadah memiliki
hikmah.

b. Berkaitan dengan Muamalat

Yaitu yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia yang


menyangkut terkait benda, serta terkiat tentang hak dan kewajiban manusia satu sama
lainnya. Atau berdasarkan istilah syariat Islam menyatakan muamalah ialah suatu
kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara hidup sesama umat
manusia untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari

c. Berkaitan dengan Munakahat


Yaitu seperangkat peraturan, hukum atau tata laksana yang mengatur tata cara
perkawinan serta hal-hal yang muncul disebabkan adanya perkawinan tersebut, harus

8
Ruf’ah Abdullah, Fiqih Muamalah, (Serang: Media Madani, 2018), h. 10.

8
diikuti dan diamalkan oleh umat islam sebagai landasan dalam melakukan perkawinan
dan sebagai pijakan hukum dalam keabsahan sebuah perkawinan yang dihasilkan dari
pengkajian Al-Qur’an dan sunnah dengan cara ijtihad.9

d. Berkaitan dengan Mura’faat


Fikih murafa’at atau biasa dikenal dengan hukum acara peradilan islam adlah
ketentuan-ketentuan yang ditunjukkan kepada Masyarakat dalam usahanya mencari
kebenaran dan keadilan bila terjadi pencurian atas suatu ketentuan hukum materiil,
hukum acara meliputi ketentuan-ketentuan tentang cara bagaimana orang harus
menyelesaikan masalah dan mendapatkan keadilan dari hukum, apabila kepentingan
atau haknya dilanggar oleh orang lain atau sebaliknya, bagaimana cara
mempertahankan apabila dituntut oleh orang lain.10

9
M. Dahkan R, Fikih Munakahat, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 10-11.
10
Asadulloh Al-Faruq, Hukum Acara Peradilan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Yustika, 2009), h. 3.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Fiqih adalah untuk mengetahui hukum-hukumAllah SWT atas perbuatan
mukallaf, baik itu wajib, haram, sunnah, makruh dan mubah. Ia diambil dari kitab
Al-Qur’an dan sunnah serta dalil yang dinishbahkan oleh pembuat syariat (Allah)
untuk diketahuinya. Jika ada hukum yang dikeluarkan dari dalil-dalil tersebut,
maka dinamakan “fikih”.

Fiqih merupakan salah satu cabang ilmu yang memberikan petunjuk kepada
manusia tentang tata cara melakukan ibadah yang tidak sembarangan saja,
melainkan ada sumber panduannya, dan sumbernya itu adalah melalui Al-Qur’an,
Hadits, Ijma’, dan Qiyas.

Objek Kajian Fiqih ada dua hal yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah:
perbuatan Mukallaf yang berhubungan dengan Allah. Contohnya shalat, puasa,
haji, dan lain sebagainya. Muamalah: perbuatan Mukallaf yang berhubungan
dengan sesama manusia. Contohnya jual beli, sewa menyewa, pegadaian,
pembunuhan, tuduhan atau menuduh orang lain berzina, pencurian, wakaf, dan lain
sebagainya. Adapun tujuan mempelajari ilmu fiqih ialah:

1. Untuk mencari kebiasaan faham dan pengertian dari agama Islam.


2. Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan
kehidupan manusia.
3. Kaum muslimin harus bertafaqquh artinya memperdalam pengetahuan
dalam hukum-hukum agama baik dalam bidang aqaid dan muamalat.

Adapun dalam pembahasan ruang lingkup dalam kajian fiqh islam, maka
memiliki ruang lingkup kajian sebagai berikut:

1. Berkaitan dengan Ibadah


2. Berkaitan dengan Muamalat
3. Berkaitan dengan Munakahat
4. Berkaitan dengan Murafa’at

10
B. Saran
Penulis menyadari makalah masih jauh dari kesempurnaan, mungkin masih
banyak kesalahan yang terjadi, seperti penulisan yang kurang tepat atau
pembahasan yang kurang lengkap, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang mendukung agar penulisan makalah untuk kedepan bisa lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Abdullah, Ruf’ah, Fiqih Muamalah, Serang: Media Madani, 2018.

Al-Faruq, Asadulloh, Hukum Acara Peradilan Islam, Yogyakarta: Pustaka Yustika, 2009.

Karim, Syafi’I, Fiqih Ushul Fiqih, Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Musa, Muhammad Yusuf, Pengantar Studi Fikih Islam, Jakarta Timur: Pustaka Al-

Kautsar, 2014.

Nur, Saifudin, Ilmu Fiqih Suatu Pengantar Komrehensif Kepada Hukum Islam, 2019.

R, M. Dahkan, Fikih Munakahat, Yogyakarta: Deepublish, 2015.

Syarifudin, Amir, Garis-garis Besar Fiqih, Jakarta: Kencana, 2013.

B. JURNAL

Iqbal, Muhathir Muhammad, Merumuskan Konsep Fiqh Islam Perspektif Indonesia, Jurnal

Ilmu Syariah dan Hukum, Vol 2, No 1, 2017.

C. INTERNET
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-gunung-

djati/ilmu-fiqh/resume-objek-kajian-ilmu-fiqih/45778811 , diakses pada 12

September, 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai