Anda di halaman 1dari 11

ILMU FIQHI

Makalah ini dipresentasikan salah satu mata kuliah Fiqhi


Dari jurusan Akhwalu Syakhsiah semester tiga
Tahun akademik 2023/2024

KELOMPOK 5
1. YUNARTA 22410194
2. NAUFAL FAUZAN 22410249

Dosen Pengampu : KM. Sulaeman Nuhung, S.H.I., S.Pd., M.H

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)


AS’ADIYAH SENGKANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita bersyukur atas kehadirat Allah Swt. karena dengan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ilmu
fiqhi” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan makalah kami tentu tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang
telah turut membantu kami dan juga adanya motivasi serta dorongan dari orang tua. Kami penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah
kami.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah kami jauh dari kata sempurna, maka kami
mohon saran dan kritik, agar kiranya kami dapat menjadikan pelajaran untuk lebih baik lagi dalam
Menyusun makalah kedepannya.

Sengkang, 5 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2

A. Defenisi Ilmu Fiqhi.......................................................................................... 2


B. Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu Fiqhi.................................................... 4
C. Ruang Lingkup Ilmu Fiqhi............................................................................... 5

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 7

A. Kesimpulan....................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya, fiqih itu adalah sebuah disiplin ilmu yang sebenarnya tidak
dikenal di masa Nabi Muhammad SAW. Namun walaupun demikian, bukan berarti
di masa Nabi Muhammad SAW itu tidak mengenal kajian-kajian dari ilmu ini,
sebab sumber dari disiplin ilmu ini adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Keberadaan
ilmu fiqh justru menjadi salah satu ilmu keislaman yang hingga detik ini masih
berkembang, terbukti dengan adanya kekayaan warisan khazanah di berbagai
kegiatan kajian fiqih. Berhubung fiqih ini adalah cabang ilmu, maka tentunya akan
bersifat ilmiah, logis, dan memiliki objek serta kaidah tertentu. Fiqih berbeda
dengan tasawuf yang lebih condong pada perasaan dan gerakan hati.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Defenisi Ilmu Fiqhi
2. Apa Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu Fiqhi
3. Apa Saja Ruang Lingkup Ilmu Fiqhi
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Defenisi Ilmu Fiqhi
2. Untuk Mengetahui Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu Fiqhi
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Ilmu Fiqhi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Ilmu Fiqhi


Secara etimologi, kata “fiqh” itu berasal dari istilah “faqqaha yufaqqihu
fiqhan” yang artinya ‘pemahaman’. Artinya, ilmu fiqih adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana pemahaman akan agama Islam secara utuh dan
komprehensif. Apabila dianalisis secara bahasa, kata “fiqh” ini pun masih sama
berartikan ‘pemahaman’, sesuai dengan firman Allah SWT pada QS. Hud ayat 91.
Adapun defenisi ilmu fiqhi sebagai ilmu, hukum, syariat, dan amaliyah
sebagai berikut :
1. Sebagai Ilmu
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fiqh sebagai cabang ilmu
pasti akan bersifat ilmiah, logis, dan memiliki objek serta kaidah tertentu.
Dalam hal ini, ilmu ini tentunya akan berbeda dengan tasawuf yang lebih
mengandalkan perasaan dan gerakan hati manusia. Sebagai ilmu, fiqh juga
jelas tidak seperti tarekat yang berupa pelaksanaan ritual-ritual.
Definisi fiqh sebagai cabang ilmu, itu berarti dapat dipelajari atas
kaidah-kaidah yang memang bisa diuji dan dipresentasikan secara ilmiah.
Bahkan di dunia akademik secara ilmiah pun, fiqh telah menjadi cabang
ilmu pengetahuan yang bersifat akademis, sehingga wajar saja dipelajari di
universitas manapun. Menurut buku Pembelajaran Fiqih karya Dr. Hafsah,
fiqh sebagai cabang ilmu inipun dapat dibagi menjadi 5 kategori hukum
perbuatan manusia (mukallaf), yakni:

a) Wajib atau fardhu. Artinya, segala sesuatu yang jika dilaksanakan


pasti akan mendapatkan pahala. Sementara jika ditinggalkan atau
bahkan diabaikan, justru akan mengakibatkan dosa.
b) Mandub atau Sunna’. Artinya, segala sesuatu yang bila dikerjakan
pasti akan mendapatkan pahala, sedangkan jika tidak dikerjakan
tetap tidak mengakibatkan dosa.

2
c) Ibaha’ dan muba’. Artinya, segala sesuatu yang dikerjakan tidak
akan mendatangkan pahala, tetapi juga tidak berdosa jika
mengerjakannya.
d) Karaha’ atau makruh. Artinya, segala sesuatu yang dianjurkan untuk
tidak dikerjakan. Namun, jika dikerjakan pun tetap tidak
mendapatkan dosa.
e) Haram. Artinya, segala sesuatu yang dikerjakan pasti akan
mendapatkan dosa. Itulah mengapa, akan ada ganjaran pahala bagi
yang tidak mengerjakannya.

2. Sebagai hukum
fiqih selain menjadi cabang ilmu, juga secara khusus termasuk
dalam cabang ilmu hukum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu fiqh itu
adalah ilmu hukum, terutama dalam agama Islam.
3. Sebagai syariat
Selain menjadi cabang ilmu dan hukum, fiqih juga menjadi wilayah
kajian dari hukum syariat, yakni hukum yang bersumberkan dari Allah
SWT dan segala yang telah menjadi ketetapan-Nya. Itulah mengapa, kita
sebagai makhluk ciptaan-Nya, harus mempelajari, menjalankan, dan
mengajarkan ilmu fiqh ini kepada umat manusia lain.
Keberadaan ilmu ini bukanlah ilmu yang dibuat oleh manusia secara
100%, tetapi berasal dari Allah SWT. Terlebih lagi, sumber dari ilmu ini
adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Keterlibatan manusia dalam cabang ilmu
ini hanyalah sebatas menganalisis, merinci, memilah, dan menyimpulkan
apa yang telah Allah SWT firmankan kepada kita melalui Al-Quran.
4. Sebagai amaliyah
Fiqih sebagai amaliyah, artinya hukum fiqh ini akan terbatas pada
hal-hal yang memang bersifat amaliyah badaniyah saja, bukan yang bersifat
ruh, perasaan, atau kejiwaan lainnya. Yap, ilmu ini hanya akan membahas
tentang hukum-hukum dalam Islam yang bersifat fisik alias yang terlihat
secara kasat mata saja. Sementara itu, apa yang ada di dalam hati dan
pikiran manusia, tidak termasuk dalam hal amaliyah ini.
Kemudian defensi ilmu fiqhi menurut parah ahli sebagai berikut :

3
1. Ulama-ulama Hanafiyah
“Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban serta
berhubungan dengan amalan para mukallaf”.
2. Pengikut Imam Syafi’i
“Ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan
dengan perbuatan para mukallaf yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari dalil-
dalil yang terperinci.
3. Abdul Wahhad Khalaf
“Suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum-hukum
syara’ (agama) yang didapatkan dari dalil-dalil yang terperinci.”

B. Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu Fiqhi


Sebenarnya, sejarah perkembangan Ilmu Fiqih itu sangat panjang, bahkan
sudah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW hanya saja saat itu ilmu ini belum
dianggap sebagai disiplin ilmu secara khusus. Perkembangannya pun dimulai dari
masa Nabi Muhammad SAW, kemudian berlanjut ke masa Khulafaur Rasyidin,
hingga masa Tabi’in yang mengalami kemunduran dan kemajuan dalam perjalanan
waktunya. Menurut artikel penelitian berjudul Fiqih Dalam Perspektif Filsafat
Ilmu: Hakikat dan Objek Ilmu Fiqih, berikut ini sejarah singkat dari perkembangan
ilmu fiqh.
Keberadaan ilmu fiqh tentu saja lahir bersamaan dengan lahirnya agama
Islam di dunia ini. Mengingat bahwa ilmu ini menjadi kumpulan peraturan yang
mengatur bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan, hingga manusia dengan
sesama manusia. Terlebih lagi dalam agama Islam itu juga mengatur berbagai
bidang kehidupan umatnya, mulai dari akidah, ibadah, dan mua’malah yang
bersumber dari Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Yap, semua yang telah
diterangkan melalui firman Allah SWT di Al-Quran, diperjelas lagi oleh Nabi
Muhammad SAW melalui sunnahnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sumber ilmu
fiqh adalah Al-Quran dan As-Sunnah.
Selanjutnya, di masa pemerintahan islam yang dipimpin oleh sahabat Nabi,
banyak terjadi beragam peristiwa besar yang baru ada. Untuk itu, para sahabat Nabi
menetapkan hukum akan adanya peristiwa baru tersebut dengan berijtihad. Ketika
melakukan ijtihad, mereka memperoleh 2 hasil yakni kesepakatan pendapat antar

4
para sahabat yang disebut dengan “ijma”; dan perbedaan pendapat antar sahabat
yang disebut “atsar”.
pada masa itu, hasil ijtihad tidak dibukukan sehingga belum bisa disebut
sebagai ilmu. Namun, dapat diterapkan untuk memecahkan suatu masalah, yang
kemudian disebut dengan fiqih.
pada abad kedua dan ketiga Hijriah, daerah Arab semakin luas dan bangsa-
bangsa yang tidak memeluk agama Islam pun turut menyebar, sehingga sering
terjadi peristiwa baru yang belum pernah ada sebelumnya. Atas dasar itulah yang
membuat para sahabat Nabi kembali berijtihad untuk mencari hukum dari
peristiwa-peristiwa tersebut. Di masa ini, sudah dimulai gerakan pembukuan
sunnah, fiqih, dan ilmu lainnya. Fuqaha adalah sebutan orang yang berkecimpung
di dunia ilmu fiqh.

C. Ruang Lingkup Ilmu Fiqhi


Secara umum, pembahasan akan ilmu ini memang hanya mencakup 2
bidang saja yakni fiqh ibadah dan fiqh muamalah. Menurut buku Pembelajaran
Fiqih karya Dr. Hafsah, pada fiqh ibadah lebih mengatur pada bagaimana
hubungan manusia dengan Tuhannya, seperti ibadah shalat, zakat, memenuhi nazar,
haji, dan lainnya. Lalu, pada fiqh muamalah lebih mengatur bagaimana hubungan
manusia dengan manusia, seperti ketentuan jual-beli, perkawinan, sewa-menyewa,
warisan, dan lainnya.
dalam hal ini pun Musthafa A. Zarqa sudah membagi ruang lingkup dalam
kajian ilmu fiqh menjadi 6 bidang, yakni:
1. Fiqhi Ibadah
yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan bidang
Ubudiyah. Mulai dari shalat, puasa, hingga ibadah haji.
2. Ahwal Syahsiyah
yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan kehidupan
keluarga. Mulai dari perkawinan, nafkah, perceraian, hingga ketentuan
nasab.
3. Fiqhi Muamalah

5
yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan hubungan sosial
di antara umat Islam, dengan konteks bidang ekonomi dan jasa. Mulai dari
gadai barang, jual-beli, hingga sewa-menyewa.
4. Fiqhi Jinayah
yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan sanksi-sanksi
atas tindak kejahatan kriminal. Mulai dari hudud, diat, hingga qiyas.
5. Fiqhi Siyasah
yakni ketentuan-ketentuan yang berkenaan pada hubungan warga negara
pada suatu pemerintahan negara. Biasanya, cenderung berhubungan pada
politik dan birokrasi pemerintahan suatu negara.
6. Ahlam Khuluqiyah
yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan pada bagaimana etika
pergaulan seorang muslim dalam tatanan kehidupan sosial.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi, kata “fiqh” itu berasal dari istilah “faqqaha yufaqqihu
fiqhan” yang artinya ‘pemahaman’. Artinya, ilmu fiqih adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana pemahaman akan agama Islam secara utuh dan
komprehensif. Apabila dianalisis secara bahasa, kata “fiqh” ini pun masih sama
berartikan ‘pemahaman’, sesuai dengan firman Allah SWT pada QS. Hud ayat 91.
Adapun defenisi ilmu fiqhi diantaranya dari segi ilmu, hukum, syariat,
amaliyah dan beberapa dari para ahli.
Ruang lingkup ilmu fiqhi terbagi menjadi 6 bidang diantaranya, fiqhi
ibadah, Ahwal Syahsiyah, fiqhi muamalah, fiqhi jinayah, fiqhi Siyasah, dan Ahlam
Khuluqiyah.

7
DAFTAR PUSTAKA
Nashr, Sutomo Abu. (2018). Antara Fiqih dan Syariah. Jakarta Selatan: Rumah Fiqih
Publishing.

Shaifudin, Arif. (2019). Fiqih Dalam Perspektif Filsafat Ilmu: Hakikat dan Objek Ilmu
Fiqih. Al-Manhaj Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam, Vol 1(2).
Harisudin, M. Noor. (2019). Pengantar Ilmu Fiqih. Surabaya: Pena Salsabila

Hidayatullah. (2019). FIQIH. Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan Muhammad


Arsyad Al-Banjari.

Hafsah. (2016). Pembelajaran Fiqh. Medan: Perdana Mulya Sarana.

Bahrudin, Moh. (2019). Ilmu Ushul Fiqh. Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja.

Sarwat, Ahmad. (2011). Seri Fiqih Kehidupan (1): Ilmu Fiqih. Jakarta Selatan: DU
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai