KELOMPOK 5
1. YUNARTA 22410194
2. NAUFAL FAUZAN 22410249
Alhamdulillah, senantiasa kita bersyukur atas kehadirat Allah Swt. karena dengan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ilmu
fiqhi” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan makalah kami tentu tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang
telah turut membantu kami dan juga adanya motivasi serta dorongan dari orang tua. Kami penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah
kami.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah kami jauh dari kata sempurna, maka kami
mohon saran dan kritik, agar kiranya kami dapat menjadikan pelajaran untuk lebih baik lagi dalam
Menyusun makalah kedepannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
A. Kesimpulan....................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, fiqih itu adalah sebuah disiplin ilmu yang sebenarnya tidak
dikenal di masa Nabi Muhammad SAW. Namun walaupun demikian, bukan berarti
di masa Nabi Muhammad SAW itu tidak mengenal kajian-kajian dari ilmu ini,
sebab sumber dari disiplin ilmu ini adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Keberadaan
ilmu fiqh justru menjadi salah satu ilmu keislaman yang hingga detik ini masih
berkembang, terbukti dengan adanya kekayaan warisan khazanah di berbagai
kegiatan kajian fiqih. Berhubung fiqih ini adalah cabang ilmu, maka tentunya akan
bersifat ilmiah, logis, dan memiliki objek serta kaidah tertentu. Fiqih berbeda
dengan tasawuf yang lebih condong pada perasaan dan gerakan hati.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Defenisi Ilmu Fiqhi
2. Apa Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu Fiqhi
3. Apa Saja Ruang Lingkup Ilmu Fiqhi
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Defenisi Ilmu Fiqhi
2. Untuk Mengetahui Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu Fiqhi
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Ilmu Fiqhi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
c) Ibaha’ dan muba’. Artinya, segala sesuatu yang dikerjakan tidak
akan mendatangkan pahala, tetapi juga tidak berdosa jika
mengerjakannya.
d) Karaha’ atau makruh. Artinya, segala sesuatu yang dianjurkan untuk
tidak dikerjakan. Namun, jika dikerjakan pun tetap tidak
mendapatkan dosa.
e) Haram. Artinya, segala sesuatu yang dikerjakan pasti akan
mendapatkan dosa. Itulah mengapa, akan ada ganjaran pahala bagi
yang tidak mengerjakannya.
2. Sebagai hukum
fiqih selain menjadi cabang ilmu, juga secara khusus termasuk
dalam cabang ilmu hukum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu fiqh itu
adalah ilmu hukum, terutama dalam agama Islam.
3. Sebagai syariat
Selain menjadi cabang ilmu dan hukum, fiqih juga menjadi wilayah
kajian dari hukum syariat, yakni hukum yang bersumberkan dari Allah
SWT dan segala yang telah menjadi ketetapan-Nya. Itulah mengapa, kita
sebagai makhluk ciptaan-Nya, harus mempelajari, menjalankan, dan
mengajarkan ilmu fiqh ini kepada umat manusia lain.
Keberadaan ilmu ini bukanlah ilmu yang dibuat oleh manusia secara
100%, tetapi berasal dari Allah SWT. Terlebih lagi, sumber dari ilmu ini
adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Keterlibatan manusia dalam cabang ilmu
ini hanyalah sebatas menganalisis, merinci, memilah, dan menyimpulkan
apa yang telah Allah SWT firmankan kepada kita melalui Al-Quran.
4. Sebagai amaliyah
Fiqih sebagai amaliyah, artinya hukum fiqh ini akan terbatas pada
hal-hal yang memang bersifat amaliyah badaniyah saja, bukan yang bersifat
ruh, perasaan, atau kejiwaan lainnya. Yap, ilmu ini hanya akan membahas
tentang hukum-hukum dalam Islam yang bersifat fisik alias yang terlihat
secara kasat mata saja. Sementara itu, apa yang ada di dalam hati dan
pikiran manusia, tidak termasuk dalam hal amaliyah ini.
Kemudian defensi ilmu fiqhi menurut parah ahli sebagai berikut :
3
1. Ulama-ulama Hanafiyah
“Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban serta
berhubungan dengan amalan para mukallaf”.
2. Pengikut Imam Syafi’i
“Ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan
dengan perbuatan para mukallaf yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari dalil-
dalil yang terperinci.
3. Abdul Wahhad Khalaf
“Suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum-hukum
syara’ (agama) yang didapatkan dari dalil-dalil yang terperinci.”
4
para sahabat yang disebut dengan “ijma”; dan perbedaan pendapat antar sahabat
yang disebut “atsar”.
pada masa itu, hasil ijtihad tidak dibukukan sehingga belum bisa disebut
sebagai ilmu. Namun, dapat diterapkan untuk memecahkan suatu masalah, yang
kemudian disebut dengan fiqih.
pada abad kedua dan ketiga Hijriah, daerah Arab semakin luas dan bangsa-
bangsa yang tidak memeluk agama Islam pun turut menyebar, sehingga sering
terjadi peristiwa baru yang belum pernah ada sebelumnya. Atas dasar itulah yang
membuat para sahabat Nabi kembali berijtihad untuk mencari hukum dari
peristiwa-peristiwa tersebut. Di masa ini, sudah dimulai gerakan pembukuan
sunnah, fiqih, dan ilmu lainnya. Fuqaha adalah sebutan orang yang berkecimpung
di dunia ilmu fiqh.
5
yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan hubungan sosial
di antara umat Islam, dengan konteks bidang ekonomi dan jasa. Mulai dari
gadai barang, jual-beli, hingga sewa-menyewa.
4. Fiqhi Jinayah
yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan sanksi-sanksi
atas tindak kejahatan kriminal. Mulai dari hudud, diat, hingga qiyas.
5. Fiqhi Siyasah
yakni ketentuan-ketentuan yang berkenaan pada hubungan warga negara
pada suatu pemerintahan negara. Biasanya, cenderung berhubungan pada
politik dan birokrasi pemerintahan suatu negara.
6. Ahlam Khuluqiyah
yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan pada bagaimana etika
pergaulan seorang muslim dalam tatanan kehidupan sosial.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi, kata “fiqh” itu berasal dari istilah “faqqaha yufaqqihu
fiqhan” yang artinya ‘pemahaman’. Artinya, ilmu fiqih adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana pemahaman akan agama Islam secara utuh dan
komprehensif. Apabila dianalisis secara bahasa, kata “fiqh” ini pun masih sama
berartikan ‘pemahaman’, sesuai dengan firman Allah SWT pada QS. Hud ayat 91.
Adapun defenisi ilmu fiqhi diantaranya dari segi ilmu, hukum, syariat,
amaliyah dan beberapa dari para ahli.
Ruang lingkup ilmu fiqhi terbagi menjadi 6 bidang diantaranya, fiqhi
ibadah, Ahwal Syahsiyah, fiqhi muamalah, fiqhi jinayah, fiqhi Siyasah, dan Ahlam
Khuluqiyah.
7
DAFTAR PUSTAKA
Nashr, Sutomo Abu. (2018). Antara Fiqih dan Syariah. Jakarta Selatan: Rumah Fiqih
Publishing.
Shaifudin, Arif. (2019). Fiqih Dalam Perspektif Filsafat Ilmu: Hakikat dan Objek Ilmu
Fiqih. Al-Manhaj Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam, Vol 1(2).
Harisudin, M. Noor. (2019). Pengantar Ilmu Fiqih. Surabaya: Pena Salsabila
Bahrudin, Moh. (2019). Ilmu Ushul Fiqh. Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja.
Sarwat, Ahmad. (2011). Seri Fiqih Kehidupan (1): Ilmu Fiqih. Jakarta Selatan: DU
Publishing.