Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN ILMU FIQIH DENGAN ILMU LAINNYA

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Fiqih

Dosen Pengampu : Sabari, M. Sos

Disusun Oleh :

Adi Putra Pamungkas

NIM : 204.2021.001

SEMESTER V
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS DAKWAH DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDIN SAMBAS
TAHUN 2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Lainnya.

Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fiqih dari dosen pengampu yaitu bapak Sabari, M. Sos. Selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah pengetahuaan pembaca tentang hubungan ilmu
fiqih dengan ilmu lainnya.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kapada bapak Sabari, M. Sos


selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqih. Berkat tugas yang diberikan ini dapat
menambah wawasan penulis dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan banyak terimkasih kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Penulis sadar dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik dan saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Wasalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Sambas, 01 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... iii


A. Latar Belakang ............................................................................. iii
B. Rumusan Masalah ........................................................................ iv
C. Tujuan Masalah ........................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 1
A. Pengertian Ilmu Fiqih ................................................................. 1
B. Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Lainnya ........................... 2
C. Urgensi Ilmu Fiqih Bagi Umat Islam ........................................ 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10


A. Kesimpulan ................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah agama tentu harus disertai dengan ilmu yang
mengatur tentang agama islam salah satunya, agama islam adalah agama
yang sempurna yang di dalamnya terdapat banyak sekali ilmu-ilmu yang
mengaturnya, salah satu ilmunya adalah ilmu fiqih.
Fiqih adalah satu bidang ilmu dalam syariat islam yang secara
khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek
kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun
kehidupan manusia dengan tuhannya. Beberapa ulama fiqih seperti Imam
Abu Hanifah mendefinisikan fiqih sebagai pengetahuan seorang muslim
tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba allah. Sebagaimana
diketahui bahwa hukum merupakan salah satu aspek terpenting lainnya.
Dengan adanya hukum, manusia bersama komunitasnya dapat
menjalankan bergam aktifitasnya dengan tenang dan tanpa perasaan was-
was. Dan dengan hukum pula manusia dapat mengetahui manakah
pekerjaan yang diperbolehkan untuk dilakukan. Fiqih sebagai produk
hukum tentu perlu mendapat penjelasan tentang apa dan bagaimana fiqih
bisa menjadi sebuah ketetapan hukum.
Namun dewasa ini, ada sebagian masyarakat yang belum
mengetahui apa itu fiqih, yang menyababkan masyarakat sulit sekali
menerima perbedaan yang ada dalam perkara agama. Oleh karena hal ini,
penulis merasa perlu menulis makalah yang berjudul “Hubungan Ilmu
Fiqih dengan Ilmu Lainnya” agar masyarakat dapat memahami apa itu
fiqih dan apa hubungannya dengan ilmu-ilmu yang lain.

iii
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang, maka masalah dalam makalah
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian Fiqih ?
2. Apa hubungan ilmu fiqih dengan ilmu lainya ?
3. Apa urgensi mempelajari ilmu fiqih bagi umat islam ?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian fiqih.
2. Mengetahui hubungan ilmu fiqih dengan ilmu lainnya.
3. Mengetahui urgensi mempelajari ilmu fiqih bagi umat islam.

iv
1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqih
Secara etimologi fikih berarti mengerti dan memahami,
pemahaman yang mendalam tentang tujuan suatu ucapan dan perbuatan.
Sedangkan menurut bahasa fikih berasal dari kata faqqaha yufaqqhihu
fiqhan yang berarti pemahaman.1 Pemahaman sebagaimana dimaksud di
sini, adalah pemahaman tentang agama Islam. Dengan demikian, fiqh
menunjuk pada arti memahami agama Islam secara utuh dan
komprehensif.
Dari sini bisa ditarik bahwa fiqih memberikan pengertian
kepemahaman dalam hukum syari’at yang sangat dianjurkan oleh Allah
dan Rasulnya. Sedang orang yang ahli dalam ilmu fiqih itu sendiri disebut
dengan faqih yang jamaknya disebut fugoha. Menurutnya fiqih merupakan
pengertian Zhann tentang hukum syari’at yang berhubungan dengan
tingkah laku manusia. Jadi hakikat ilmu yang mempelajari tentang hukum-
hukum syara’ yang berkaitan dengan pembuatan dan ucapan seseorang
yang diambil dari dalil-dalil yang jelas, yaitu Al-Qur’an dan as-sunnah.
Secara istilah, fiqh adalah:

‫العلم ابالحكام الشرعية العملية املكتسب من ادلتها التفصيلية‬


Artinya: ‚Ilmu tentang hukum-hukum Syar’i yang bersifat amali yang
digali dari dalil-dalil yang terperinci‛.2
Sementara, ad-Dimyathi mendefisinikan fiqh sebagai “Mengetahui hukum
Syar’i dengan metode ijtihad”
Menambahkan dari Wahab Khallaf, ad-Dimiyathi fokus pada
metode yang digunakan dalam fiqh, yaitu metode ijtihad. Karena itu bisa
dipastikan bahwa hampir semua diktum fiqh adalah produk ijtihad para

1
M. Noor Harisudin, Pengantar Ilmu Fiqih (Jakarta: Pena Sabila, 2013), hlm. 1
2
Abd. Wahab Khallaf, Ilmu Ushul al-Fiqh (Indonesia al-Haromain, 2004), hlm. 11
2

ulama. Dengan kata lain, kita bisa mengatakan bahwa fiqh adalah produk
ijtihad ulama.

B. Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Lainnya


1. Ushul Fiqih
Ilmu Fiqih merupakan produk dari Ushul Fiqh. Ilmu Fiqh
berkembang seiring berkembangnya Ilmu Ushul Fiqh. 3 Ilmu fiqh akan
bertambah maju jika ilmu Ushul Fiqh mengalami kemajuan. Ilmu
Ushul Fiqh adalah ilmu alatalat yang menyediakan bermacam-macam
ketentuan dan kaidah sehingga diperoleh ketetapan hukum syara’ yang
harus diamalkan manusia. Logikanya, kalau ilmu alatnya maju, maka
pastinya produknya –dalam hal ini fiqh-juga maju.
2. Ilmu Tauhid4
Tauhid dalam bahasa artinya menjadikan sesuatu Esa. Yang
dimaksud disini adalah mempercayai bahwa Allah itu Esa. Sedangkan
secara istilah ilmu tauhid adalah yang membahas segala kepecayaan-
kepercayaan yang diambil dari dalil-dalil keyakinan dan hukum-
hukum di dalam islam termasuk hukum mempercayai Allah itu Esa.
Ilmu tauhid adalah sumber semua ilmu. Ilmu keislaman, sekaligus
yang terpenting dan paling utama.
Ilmu fiqih sangat erat kaitannya dengan ilmu tauhid, karena
sumber ilmu fiqih yang pokok adalah Al-Qur’an dan As-sunnah.
Mengakui Al-Qur’an sebagai sumber hukum yang pertama dan paling
utama, berangkat dari keimanan Al-Qur’an diturunkan Allah dengan
perantara malaikat kepada nabi muhammad sebagai utusannya. Disini
Ilmu Fiqih sudah memerlukan keimanan kepada Allah sebagai wahyu
Allah, keimanan kepada Rosul, keimanana kepada hari akhir, dan
keimanan kepada qada dan qadar. Selanjutnya oleh karena tujuan akhir
ilmu fiqih untuk mencapai keridhoan Allah didunia maupun
3
M. Noor Harisudin, Ilmu Ushul Fiqh I, (Surabaya: Pena Salsabila, 2014), hlm. 11
4
Wahyudi, “Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya”, dalam Jurnal
Pendidikan Kreatif, Vol. 02 No. 02/tahun 2021, hlm. 58
3

diakhirat,maka sudah pasti harus yakin pula akan adanya hari akhir.
Hari pembalasan segala amal perbuatan manusia.
Singkatnya hubungan ilmu fiqih dengan ilmu tauhid seperti
hubungan antara bangunan dan pondasi. Ilmu tauhid merupakan
pondasi yang kokoh, sedangkan bangunan yang berdiiri tegak dengan
megahnya diatas pondasi yang kokoh dan kuat itulah ilmu fiqih.
3. Ilmu Hadis5
Hadist adalah berita yang berasal dari Nabi Muhammad baik
berupa perkataan (qauliyah), perbuatan (fi’iliyah), atau
pengakuan/persetujuan terhadap perkataan atau perilaku orang lain
(taqrir). Hadist adalah sumber ajaran dan norma islam kedua, untuk
memahami ajaran dan norma islam tidak lepas dari hadist nabi
Muhammad. Beliau adalah penafsir pertama dan utama atas ayat-
ayatAl-Qur’an yang diterima dari Allah.
Jika seseorang ingin memahami makna Al-Qur’an, maka ia
harus memahami dan menguasai hadist Nabi Muhammad. Dengan lain
ungkapan bahwa fiqih tidak dapat dipahami dengan baik bahkan tidak
dapat dikembangkan melalui ijtihad manakala pelakunya
mengesampingkan hadist Nabi Muhammad.
4. Ilmu Tafsir6
Ilmu tafsir adalah bagian dari kajian Al-Qur’an yang
membahas tentang penafsiran dari ayat-ayat Al-Qur’an, baik tafsir ayat
dengan ayat maupun ayat dengan hadist. Telah kita ketahui bahwa
sumber utama dan paling utama adalah Al-Qur’an. Ilmu islam pertama
yang menyentuh Al-Qur’an adalah tafsir. Menurut istilah ilmu tafsir
adalah upaya untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an dengan segudang
tata cara agar kita tidak tersesat,dapat memahami dan mengerti makna
yang sesungguhnya ayat-ayat Al-Qur’an.

5
Wahyudi, “Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya”..., hlm. 59
6
Wahyudi, “Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya”..., hlm. 59
4

Dengan adanya ilmu tafsir diharapkan kehendak Allah yang


tertuang dalam Al-Qur’an dapat diketahui dan dipahami. Tafsir yang
berusaha mengurai dan menjelaskan khusus ayat-ayat yang
berhubungan dengan norma atau hukum disbut tafsir ayat ahkam.
Inilah yang menjadi hubungan antara ilmu fiqih dengan ilmu tafsir.
5. Ilmu Falak7
Menurut bahasa, falak artinya orbit atau peredaran/lintasan
benda-benda langit, sehingga ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang
memepelajari lintasan-lintasan benda lagit khususnya bumi, bulan, dan
matahari pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui
posisi benda langit tersebut antar satu dengan lainnya agar dapat
diketahui waktu-waktu dipermukaan bumi.
Istilah ilmu falak dapat disejajarkan dengan istilah practical
astronomi (astronomi praktis) yang terdapat dalam dunia astronomi.
Dinamakan demikian karena hasil perhitungan dari ilmu ini dapat
dipraktekkan atau dimanfaatkan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dinamakan juga ilmu hisab karena kegiatan yang menonjol dari ilmu
ini ialah menghitung kedudukan tiga benda langit diatas.
Jadi disini hubungan antara ilmu falak dengan ilmu fiqih adalah
dimana ketika kita mempelajari ilmu falak maka akan nampak
kebesaran Allah sehingga kita dapat selalu mengingat Allah dan tidak
merusak alam.
6. Ilmu Tasawuf8
Terkait dengan tasawuf, fiqh ibarat jasad dan tasawuf adalah
ruhnya. Jasad tanpa ruh adalah tidak dapat hidup. Sementara ruh tanpa
jasad juga tidak bisa berfungsi apaapa. Keduanya harus saling
melengkapi satu dengan lainnya. Sekadar ilustrasi, fiqh tidak
membahas ikhlas dalam sholat karena itu bahasan tasawuf. Fiqh hanya
membahas syarat dan rukun sholat apa saja –tidak peduli sholatnya
7
Wahyudi, “Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya”..., hlm. 59
8
M. Noor Harisudin, Pengantar Ilmu Fiqih..., hlm. 11-12.
5

dilakukan dengan ikhlas atau riya’. Di sinilah letak kekurangan fiqh


yang semestinya harus dilengkapi dengan ilmu tasawuf.
Tasawuf dan fiqih adalah dua disiplin ilmu yang saling
menyempurnakan. Jika terjadi pertentangan antara keduanya, berarti
disitu terjadi kesalahan dan penyimpangan. Maksudnya, boleh jadi
seorang sufi berjalan tanpa fiqih, atau seorang ahli mengabaikan ilmu
tasawufnya. Jadi, seorang ahli sufi harus bertasawuf (sufi), harus
memahami dan mengikuti aturan fiqih. Sebaliknya, seorang ahli fiqh
harus berpegangan pada tasawuf agar ada kendali moralnya.
7. Ilmu Tarikh (Sejarah)
Ilmu Sejarah atau Tarikh memiliki tiga dimensi; masa lalu,
masa kini dan kemungkinan-kemungkinannya pada masa yang akan
datang.Untuk mengetahui bagaimana ilmu fiqh di masa lalu,
bagaimana sekarang dan bagaimana kemungkinankemungkinannya
pada masa yang akan datang bisa ditelusuri dari ilmu Sejarah Islam
dan Sejarah Hukum Islam atau lebih dikenal dengan Tarikh al-
Tasyri’.9
Masa lalu dan masa sekarang memberikan data dan fakta.
Dengan fakta ini dicari latar belakangnya serta ditelusuri kandungan
maknanya, sehingga ditemukan benang merahnya yang merupakan
semangat ajaran Islam pada umumnya dan semangat ilmu fiqh pada
khususnya berlaku sepanjang masa. Penerapan semangat ajaran ini
tentu akan berubah sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang
dihadapinya karena kemaslahatan yang juga berubah-ubah
sebagaimana bunyi kaidah: takhtalifu almaslahatu fihi bi thaghayyurul
ahkam bi taghayyuril azminah wal amkinah wal amkinah wal akhsasi
wamin huna wujida alijtihadu.10 Perubahan hukum bergantung pada
perubahan waktu, tempat dan keadaan atau individu, karena itu
dibutuhkan ijtihad.

9
Saifudi Mujtaja, Pengantar Ilmu Fiqih (Jember: STAIN Press, 2010), hlm. 58-59.
10
Mahmud Shaltut, Tafsir al-Qur’an al-Karim, (Kairo: Dar as Suruq: 1979), hlm. 546.
6

Demikianlah, apa yang dianggap sebuah maslahah di masa lalu


bisa dianggap tidak maslahah di masa kini. Sebaliknya, apa yang tidak
dianggap maslahah pada masa lalu bisa dianggap maslahah di masa
sekarang. Di sinilah letak pentingnya tarikh tasyri’ dalam hubungannya
dengan fiqh.
8. Falsafah Hukum Islam11
Ilmu Fiqh juga memiliki hubungan erat dengan falsafah hukum
Islam. Falsafah hukum Islam, secara objektif, berusaha
mengungkapkan nilai-nilai, hikmah-hikmah, manfaat dan kegunaan
syariat bagi kehidupan manusia. Sehingga, dalam implementasinya,
kesadaran dan pengertian mendalam akan dimiliki umat Islam dalam
mengamalkan atau mempraktekkan hukum Islam.
Falsafah hukum Islam sangat menentukan dan menguatkan
kesadaran hukum umat Islam. Karena Falsafah Hukum Islam akan
menuntun umat Islam untuk memahami hikmah dan manfaat
disyariatkannya sebuah hukum Islam. Sehingga, umat Islam akan
sadar dengan sendirinya dalam mengimlementasikan Syari’at. Dengan
adanya kesadaran hukum ini, implementasi fiqh dalam kehidupan umat
Islam akan semakin semarak. Begitupun, pelanggaran terhadap
ketentuan dalam fiqh dapat dieliminasi frekuensinya.
9. Muqaranat al-Madzhab ( Perbandingan Madzhab ) 12
Perbandingan madzhab ini lebih tepat disebut sebagai cara
mempelajari fiqh dengan membandingkan antara satu madzhab dengan
madzhab lainnya. Madzhab secara bahasa berarti yang dilalui dan
dilewati sesuatu yang menjadi tujuan seseorang, sedangkan menurut
para ulama dan ahli agama Islam, madzhab adalah metode (manhaj)
yang dibuat setelah melalui pemikiran dan penelitian sebagai pedoman
yang jelas untuk kehidupan umat, lain lagi menurut ulama fiqh.
Menurut mereka, yang dimaksud dengan madzhab adalah sebuah
11
M. Noor Harisudin, Pengantar Ilmu Fiqih..., hlm. 13-14.
12
Wahyudi, “Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya”..., hlm. 62
7

metodologi fiqh khusus yang dijalani oleh seorang ahli fiqh mujtahid,
yang berbeda dengan ahli fiqh lain, yang mengantarkan memilih
sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu’.
C. Urgensi Mempelajari Ilmu Fiqih Bagi Umat Islam13
1. Tafaquh fid-dien (Memperdalam Pemahaman Agama)
Tafaquh fid-dien (memperdalam pemahaman agama) Adalah
Perintah Dan Hukumnya Wajib. Mempelajari islam adalah pertama
setiap muslim yang sudah aqil baligh. Ilmu-ilmu ke-Islaman yang
utama adalah bagaimana mengetahui mau-Nya Allah SWT terhadap
diri kita.Dan itu adalah ilmu syariah. Allah SWT berfirman :“Tidak
wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab,
hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah
kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah."
Akan tetapi : "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena
kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap
mempelajarinya”.” (QS. Ali Imran : 79)
2. Syariah Adalah Pengawal Quran & Sunnah
Ilmu syariah telah berhasil menjelaskan dengan pasti dan tepat
tiap potong ayat dan hadits yang bertebaran. Dengan menguasai ilmu
syariah, maka Quran dan Sunnah bisa dipahami dengan benar
sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkannya. Sebaliknya, tanpa
penguasaan ilmu syariah, Al-Quran dan Sunnah bisa diselewengkan
dan dimanfaatkan dengan cara yang tidak benar. Munculnya beragam
aliran yang aneh dan lucu itu lantaran tidak dipahaminya nash-nash Al-
Quran dan sunnah dengan benar. Padahal untuk menjalankan Al-Quran
dan Sunnah dibutuhkan metode pemahaman yang baik dan benar.Dan
metode untuk memahaminya adalah fiqih itu sendiri. Bila dikatakan
bahwa orang yang tidak menguasai ilmu fiqih akan cenderung
menyelewengkan makna keduanya.

13
Wahyudi, “Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya”..., hlm. 65-67
8

3. Syariah Adalah Porsi Terbesar Ajaran Islam


Dibandingkan dengan masalah aqidah, akhlaq atau pun bidang
lainnya, masalah syariah dan fiqih adalah porsi terbesar dalam
khazanah ilmu-ilmu keIslaman. Istilah ulama identik dengan ahli
syariah ketimbang ahli di bidang lainnya. Sebab seorang ahli fiqih itu
pastilah seorang yang ahli di bidang tafsir, ilmu hadits, ilmu bahasa,
ilmu ushul fiqih dan beragam disiplin ilmu lainnya. Di masa lalu kita
bisa mendapatkan seorang muhaddits tapi bukan faqih. Namun tidak
pernah didapat seorang faqih yang bukan muhaddits.
4. Kelemahan Pergerakan Umumnya Pada Syariah
Umumnya kelemahan gerakan dakwah adalah kurangnya
pemahaman dan aplikasi syariah, baik di jajaran pimpinan atau pun
para kadernya. Kelemahan di sisi syariah ini akan melahirkan amat
banyak masalah lainnya. Seperti saling tuding antar kelompok sebagai
ahli bid`ah, atau saling menjelek-jelekkan satu sama lain. Paling tidak
ada rasa di dalam hati masing-masing kelompok itu bahwa dirinya
sajalah yang paling benar. Sementara kelompok lain itu pasti salah,
sesat dan harus dijauhi. Padahal semua itu tidak perlu terjadi manakala
mereka punya pemahaman ilmu-ilmu syariah yang lumayan. Sebab di
dalam disiplin ilmu syariah kita diajari bagaimana etika dan aturan
dalam berbeda pendapat. Sehingga kalau kita mengetahui saudara kita
berbeda pendapat dengan kita, sama sekali tidak pernah merusak
persaudaraan dengannya. Apalagi sampai merendahkan atau
menghinanya.
5. Menangkal Tipu Daya Orientalis dan Sekuleris
Racun pemikiran Orientalis dan Sekuleris tidak akan mempan
bila tubuh umat diimunisasi dengan pemahaman syariah Setiap
individu muslim pada dasarnya bisa dengan mudah terserang tusukan
tajam para orientalis ini. Maka dengan menguasai ilmuilmu syariah,
diharapkan bisa menjadi penangkal semua racun yang merusak dan
mematikan. Rata-rata generasi muda cendekiawan Islam yang
9

terpengaruh sihir para orientalis itu disebabkan mereka tidak punya


latar belakang keilmuwan yang benar dari sisi syariah Islam. Sehingga
begitu berkenalan dengan ragam pemikiran barat yang palsu itu,
dengan mudah bisa terpengaruh dan merasa jatuh cinta.
10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu fiqh merupakan ilmu pengetahuan yang saling berkaitan
dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti Ilmu Akhlak, Ilmu Tauhid, Ilmu
Sejarah, Muqaranat al-Madzhab, Falsafah Hukum Islam, dan Ilmu
Hukum.Karena ilmu fiqh tidak berdiri sendiri tetapi ada pengaruh dan
hubungan dari ilmu-ilmu lainnya yang akhirnya melengkapi ilmu fiqh itu
sendiri.Dan menjadikan ilmu fiqh lebih berwarna kedudukannya sebagai
ilmu Islam.
Inti dari ilmu Fiqih adalah hukum yang membahas diri manusia
dengan Tuhan melalui kehidupan sehari-hari yang bersumber pada dalil-
dalil yang tafsili yang diambil dari dalam Al-Qur’an dan Hadits.Ilmu Fiqih
erat kaitannya dengan ilmu-ilmu lainnya karena berkaitan langsung
dengan kegiatan manusia.
B. Saran
Didalam pembuatan makalah yang berjudul Hubungan Ilmu Fiqih
dengan Ilmu Lainnya ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan, maka
dari itu kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar kedepannya penulis dapat memperbaikinya. Kami sebagai penulis
sangat mengapresiasi keritikan maupun saran dari pembaca, sekian dan
terimakasih.
11

DAFTAR PUSTAKA

Harisudin M. Noor. Ilmu Ushul Fiqh I. Surabaya: Pena Salsabila. 2014.


Harisudin M. Noor. Pengantar Ilmu Fiqih. Jakarta: Pena Sabila. 2013.
Khallaf Abd. Wahab. Ilmu Ushul al-Fiqh. Indonesia al-Haromain. 2014
Mujtaja Saifudi. Pengantar Ilmu Fiqih. Jember: STAIN Press. 2010.
Shaltut Mahmud. Tafsir al-Qur’an al-Karim. Kairo: Dar as Suruq: 1979.
Wahyudi. W. (2021) “Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya”.
dalam Jurnal Pendidikan Kreatif, (02) (02), 58

Anda mungkin juga menyukai