Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FIQIH

KETERKAITAN ILMU FIQIH DENGAN ILMU LAINNYA (TAUHID, TASAWUF,


DAN USUL FIQIH)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih

Dosen Pengampu

Abdul Khamid M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelompok IV

Indana Shidqi (63010220010)

Rina Nurlita (63010220010)

Sri Wahyuningsih (63010220035)

Kelas 2A

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SALATIGA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan hidayah Nya sehingga penyusunan Makalah Fiqih yang berjudul
“Keterkaitan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Lainnya (Tauhid, Tasawuf, dan Usul Fiqih)” dapat
terselesaikan.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Fiqih. Dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini. Terlepas dari itu kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam dalam
penulisan makalah ini baik dari segi bahasa, perumusan masalah ataupun pembahasan nya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritikan dari pembaca agar
dapat menjadi bahan perbaikan untuk makalah ini.

Semoga makalah yang kami susun ini dapat membantu rekan-rekan dalam memahami
materi dan pembelajaran fiqih ini.

Salatiga, 27 Maret 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................2

A. Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Tauhid.....................................................................2

B. Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Tasawuf...................................................................3

C. Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ushul Fiqh.......................................................................4

KESIMPULAN..........................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata “fiqih” secara bahasa, berasal dari kata ‫ فَقِهَ – يَ ْفقَهُ – فِ ْقهًا‬yang berarti “mengerti”
atau faham. Setiap memahami atau mengerti pada sesuatu maka itulah fiqih, yang
mana yang dimaksud adalah pemahaman dalam hukum syari’at Islam sebagaimana
menjadi perintah dan larangan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Fiqih menurut istilah:

ِ ‫ْال ِع ْل ُم بِاْألحْ َك ِام ال َّشرْ ِعيَّ ِة ْال َع َملِيَّ ِة ْال ُم ْكتَ َسبُ ِم ْن َأ ِدلَّتِهَا التَّ ْف‬
‫صيلِيَّ ِة‬

Yaitu, suatu ilmu yang mempelajari syari’at yang bersifat amaliyah (perbuatan) yang
diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut. Menurut pengertian
ahli fiqih (Fuqaha), fiqih merupakan pengertian zhanni (dugaan atau sangkaan)
tentang hukum syari’at yang berhubungan dengan tingkah laku manusia. Dalil-dalil
dalam fiqih itu bersifat tafsili (terperinci) sebagaimana pada pengertian di atas dimana
statusnya adalah zhanni maka hukum yang dihasilkannya pun bersifat zhanni,
sedangkan hukum yang bersifat zhanni tentunya ada tali penghubungnya, dan yang
dimaksud dengan tali penghubung tersebuta dalah Ijtiha. Maka, orang yang memiliki
berpendapat dalam fiqih itu sama dengan ijtihad dan orang berijtihad disebut dengan
Mujtahid.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hubungan ilmu fiqih dengan ilmu tauhid ?
2. Apa hubungan ilmu fiqih dengan ilmu tasawuf ?
3. Apa hubungan ilmu fiqih dengan ushul fiqih ?

C. Tujuan
1. Mengetahui hubungan ilmu fiqih dengan ilmu tauhid
2. Mengetahui hubungan ilmu fiqih dengan ilmu akhlak
3. Mengetahui hubungan ilmu fiqih dengan ushul fiqih

1
2

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Tauhid


Tauhid dalam bahasa artinya menjadikan sesuatu Esa. Yang dimaksud disini adalah
mempercayai bahwa Allah itu Esa. Sedangkan secara istilah ilmu tauhid adalah yang
membahas segala kepecayaan-kepercayaan yang diambil dari dalil-dalil keyakinan
dan hukum-hukum di dalam islam termasuk hukum mempercayai Allah itu Esa. Ilmu
tauhid adalah sumber semua ilmu. Ilmu keislaman, sekaligus yang terpenting dan
paling utama.
Allah berfirman dalam Q.S Muhammad:19

‫ت َوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم ُمتَقَلَّبَ ُك ْم َو َم ْث ٰوى ُك ْم‬ َ ِ‫فَا ْعلَ ْم اَنَّهٗ ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل هّٰللا ُ َوا ْستَ ْغفِرْ لِ َذ ۢ ْنب‬
ِ ۚ ‫ك َولِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِم ٰن‬

Artinya : maka ketahuilah,bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan,Tuhan)


selain Allah dan memohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang orang
mu’min lakilaki dan perempuan.Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan
tempat kamu
tinggal”
Ilmu fiqih sangat erat kaitannya dengan ilmu tauhid,karena sumber ilmu fiqih
yang pokok adalah Al-Quran dan As-sunnah. Mengakui Al-Quran sebagai sumber
hukum yang pertama dan paling utama, berangkat dari keimanan al-quran diturunkan
Allah dengan perantara malaikat kepada nabi muhammad sebagai utusannya. Disini
Ilmu Fiqih sudah memerlukan keimanan kepada Allah sebagai wahyu Allah,
keimanan kepada Rosul, keimanana kepada hari akhir, dan keimanan kepada qada dan
qadar. Selanjutnya oleh karena tujuan akhir ilmu fiqih untuk mencapai keridhoan
Allah didunia maupun diakhirat,maka sudah pasti harus yakin pula akan adanya hari
akhir. Hari pembalasan segala amal perbuatan manusia.Seperti yang kita ketahui
aspek hukum dari perbuatan manusia ini menjadi obyek pembahasan ilmu fiqih.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan keimanan ini dibahas didalam ilmu
tauhid.Singkatnya hubungan ilmu fiqih dengan ilmu tauhid seperti hubungan antara
bangunan dan pondasi. Ilmu tauhid merupakan pondasi yang kokoh,sedangkan
3

bangunan yang berdiiri tegak dengan megahnya diatas pondasi yang kokoh dan kuat
itulah ilmu fiqih.

B. Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ilmu Tasawuf


Tasawuf adalah suatu usaha dan upaya dalam rangka mensucikan diri
(tazkiyyatnunnafs) dengan cara menjauhkan diri dari pengaruh kehidupan dunia yang
menyebabkan lalai dari Allah SWT untuk kemudian hanya memusatkan perhatiannya
hanya kepada Allah SWT. Pengertian ini merupakan pengertian Tasawuf secara
khusus yang biasanya dilakukan oleh para sufisme (orang yang memfokuskan
kehidupannya untuk dselalu beribadah dan dekat kepada Allah SWT).. Pada dasarnya,
praktik yang dilakukan yaitu mewariskan ajaran islam berupa etika kehidupan
sederhana, zuhud, tawakkal, kerendahan hati, nilai-nilai kesabaran dan lain
sebagainya. Sehingga tasawuf berkaitan dengan batiniyah. Sedangkan fiqh berkaitan
dengan amalan syari'at.
Terkait dengan hubungan antara ilmu fiqih dengan ilmu tasawuf yaitu fiqh diibaratkan
sebagai jasad sedangkan tasawuf diibaratkan sebagai ruhnya. Keduanya ini haruslah
saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Karena , tidaklah mungkin suatu jasad
bisa hidup tanpa adanya ruh didalamnya . Sedangkan ruh tidak mungkin bisa
berfungsi tanpa adanya jasad. Berikut contoh ilusrasinya, fiqh tidak membahas ikhlas
dalam sholat karena itu bahasan tasawuf. Fiqh hanya membahas syarat dan rukun
sholat saja -tidak peduli sholatnya dilakukan dengan ikhlas atau riya'.Disinilah letak
kekurangan fiqh yang semestinya harus dilengkapi dengan ilmu tasawuf.
Sehinga, ditemukan hasil dimana Ilmu Fiqh dan Ilmu tasawuf merupakan dua jenis
disiplin ilmu yang saling berkaitan dan terdapat hubungan yang erat antara keduanya.
Namun, Jika terjadi ketidaksinambungan atau pertentangan antara keduanya hal itu
menandakan bahwa telah terjadi kesalahan dan penyimpangan terhadap ibadahnya.
Jadi, seorang ahli sufi harus memahami dan megikuti aturan fiqh. Sebaliknya, seorang
ahli fiqh harus berpegangan pada tasawuf agar ada kendali moralnya.
4

C. Hubungan Ilmu Fiqih dengan Ushul Fiqh


Fiqh adalah proses pembelajaran untuk mengetahui hukum-hukum (syariat) Islam,
sedang Ushul fiqh adalah kaidah-kaidah yang dibutuhkan untuk mengeluarkan hukum
dan perbuatan-perbuatan manusia yang dikehendaki oleh fiqh.
Hubungan antar fiqh dan Ushul Fiqh sangat erat, hingga tidak dapat dipisahkan. Kata
“Ushul” berasal dari bahasa Arab ‘al-ashl’ yang berarti
usul-usul/kaidah/pondasi/dasar. Sedangkan fiqh adalah pemahaman atas suatu hal.
Yang berarti Ushul fiqh adalah ilmu tentang kaidah yang menggariskan suatu hukum
syara yang bersifat Amaliah dari dalil-dalil yang terperinci. Dengan kata lain, Ushul
fiqh adalah kaidah yang menjelaskan metode, cara, mengeluarkan hukum-hukum
islam dari dalilnya (Sumber dalil: Al-Qur’an, Al-Hadist, Al-ijma atau kesepakatan
para ulama, dan Al-Qiyas).
Apa tujuan mempelajari ilmu Ushul fiqh? Ya, tentu saja untuk mengetahui Dasar-
dasar dalam berdalil dan membedakan suatu dalil, sedangkan fiqh sendiri adalah
menjalankan hukum syara. Fungsi Ushul fiqh adalah sebagai alat, sarana, dan metode,
mengetahui dasar hukum dan tujuan syara, serta mengistimbatkan (menarik
kesimpulan) daripada dalil syara.
Secara umum, para fuqaha (ahli fikih) membagi aliran penulisan ushul fiqh menjadi
dua, yaitu mutakallimin (Syafi’iyyah) dan aliran fuqaha (Aliran Hanafiyah). Dari
kedua aliran tersebut lahir aliran gabungan, yaitu: (1) Mutakallimin (Syafi’iyyah),
yaitu membangun teori tanpa terpengaruh maslahah furuq (perbedaan), ijtihad (bisa
menggunakan akal dan logika ‘royun’), falsafah, dan kantuk (ilmu kebenaran), (2)
Aliran fuqoha (Hanafiyah), ulama majhab Hanafi membangun teori tidak berdasarkan
furuq, ijtihad, tetapi dengan menggunakan hadist praktis, dan (3) Aliran mutaakhirin
(penggabungan dua aliran/metode Syafi’iyah dengan Hanafiyah
BAB III
PENUTUP

D. Kesimpulan
lmu fiqh merupakan ilmu pengetahuan yang saling berkaitan dengan ilmu-ilmu
lainnya, seperti Ilmu Tauhid, Ilmu Tasawuf dan Ushul fiqh. Hubungan ilmu fiqih
dengan ilmu tauhid seperti hubungan antara bangunan dan pondasi. Ilmu tauhid
merupakan pondasi yang kokoh,sedangkan bangunan yang berdiiri tegak dengan
megahnya diatas pondasi yang kokoh dan kuat itulah ilmu fiqih. Terkait dengan
hubungan antara ilmu fiqih dengan ilmu tasawuf yaitu fiqh diibaratkan sebagai jasad
sedangkan tasawuf diibaratkan sebagai ruhnya. Keduanya ini haruslah saling
melengkapi satu dengan yang lainnya. Karena , tidaklah mungkin suatu jasad bisa
hidup tanpa adanya ruh didalamnya . Sedangkan hubungan fiqih dengan Ushul fiqh
yaitu Fiqh merupakan proses pembelajaran untuk mengetahui hukum-hukum (syariat)
Islam, sedang Ushul fiqh adalah kaidah-kaidah yang dibutuhkan untuk mengeluarkan
hukum dan perbuatan-perbuatan manusia yang dikehendaki oleh fiqh. Oleh karena itu,
ilmu fiqh tidak berdiri sendiri tetapi ada pengaruh dan hubungan dari ilmu-ilmu
lainnya yang akhirnya melengkapi ilmu fiqh itu sendiri.

E. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi pembaca
semuanya.Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca
maupun penyusun dapat memahami lebih dalam tentang hubungan ilmu fiqh dengan
ilmu-ilmu lainnya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Khasanah, N. (2020, November 5). Hubungan Ilmu Fiqh dengan Ilmu Tasawuf, Ilmu Kalam, Ilmu
Filsafat, Ilmu Tauhid. Dipetik Maret 27, 2023, dari Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/nur18224/5fa3682d8ede486797624042/hubungan-ilmu-fiqh-
dengan-ilmu-tasawuf-ilmu-kalam-ilmu-filsafat-ilmu-tauhid?page=2&page_images=1

Wahyuddin. (2021). Hubungan Imu Fiqih dengan Imu Pengetahuan Lainnya. Jurnal Pendidikan
Kreatif, Volume II, No 2 .

Wajdi, M. F. (2021, Mei 29). Pengantar Fikih dan Ushul Fikih. Dipetik Maret 27, 2023, dari IMMIM:
https://immimpangkep.ponpes.id/blogguru/blog/pengantar-fikih-dan-ushul-fikih/
#:~:text=Fiqh%20adalah%20proses%20pembelajaran%20untuk,erat%2C%20hingga%20tidak
%20dapat%20dipisahkan

Anda mungkin juga menyukai