Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FIQIH DAN USHUL FIQIH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Dan Ushul Fiqih

Dosen Pengampu :

Muzayyin, M.E.

NIP: 2014087802

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Nalurita Emylia 222105020067

Nabila Almas S. 222105020068

Dinda Ayuliya Fatra 222105020074

Andika Putra Ramadhani 223105020004

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT., yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Adapun judul makalah ini adalah “FIQIH DAN USHUL
FIQIH” yang kami dapat selesaikan tepat waktu meskipun masih banyak
kesalahan atau kekurangan dalam penulisan dan isi yang terkandung di dalamnya.

Kami menulis makalah ini demi memenuhi salah satu tugas Fiqih dan Ushul
Fiqih. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Muzayyin, M.E. yang telah mempercayakan tugas sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.

Kami juga menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, baik dari segi materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
dan pengetahuan kami, oleh karena itu kami mengharapkan saran yang
membangun dan kontribusi dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jember, 15 Februari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................2

C. Tujuan .............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................3

A. Pengertian fiqih ...............................................................................................................3

B. Pengertian Ushul Fiqh .....................................................................................................5

C. Perbedaan fiqh dan ushul fiqh .........................................................................................6

D. Urgensi fiqh dan ushul fiqh .............................................................................................6

E. Hukum mempelajari ilmu ushul fiqh ..............................................................................7

F. Faedah mempelajari Ushul fiqh ......................................................................................8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................10

A. Kesimpulan ...................................................................................................................11

B. Saran ..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perintah hukum yang di tetapkan oleh allah SWT untuk seluruh para
hamba-nya. Seluruh hukum yang di tetapkan baik perintah maupun tidak
mengandung mashlahah. tidak ada hukum syara’ yang tidak mengandung
mashlahah. Seluruh perintah yang di berikan oleh allah SWT kepada
hambanya harus di lakukan dan mengandung manfaatnya dibaliknya, baik
secara langsung maupun tidak. Begitupun sebaliknya semua larangan allah
terkandung kemaslahatannya, yaitu terhindarnya umat manusia dari
kebinasaan dan kerusakan.
Islam sebagai agama yang rahmat bagi seluruh alam, memiliki
cakupan pokok-pokok yang saling terkait satu sama lain dan tidak tidak
dapat terpisahkan. Adapun beberapa garis besar ruang lingkup pendidikan
islam diantaranya akidah, akhlak, ibadah dan muamalah dunaiwiyah. Ilmu
yang mempelajari tentang hukum syara‟ yang berhubungan dengan
pelaksanaan kehidupan kepada umat islam dikenal dengan ilmu fiqh. Fiqih
didefinisikan sebagai ilmu tentang hukum hukum syara‟ yang bersifat
praktis yang di gali dari dalil dalil yang terperinci. Fiqih merupakan
pengetahuan yang di hasilkan melalui proses penelitian dengan dalil – dalil
rinci dan metodologi ushul fiqh. Ushul figh berfungsi untuk memahami
dalil- dalil rinci agar terhindar dari kesalahan penempatan dan pemakian
dalil – dalil tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut fiqih?
2. Apa yang dimaksut ushul fiqh?
3. Apa perbedaan fiqih dan ushul fiqh?
4. Urgensi fiqih dan ushul fiqh?
5. Apa hukum dari mempelajari ilmu ushul fiqh?
6. Apa faedah mempelajari fiqih dan ushul fiqh?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi fiqih
2. Untuk mengetahui definisi ushul fiqh
3. Untuk mengetahui perbedaan dari fiqih dan ushul fiqh
4. Untuk mengetahui urgensi dari fiqih dan ushul fiqh
5. Untuk memahami ilmu ushul fiqh
6. Untuk mengetahui faedah mempelajari fiqih dan ushul fiqh

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian fiqih
“Kata fiqih berasal dari bahasa arab dari kata faqiha-yafqohu-fiqhan
yang bermakna mengerti atau memahami asal kata tersebut digunakan al-
qur‟an dalam surah at-taubah (9);122 yang berbunyi:
‫ِيه َو ِليُىر ُِزوا‬ ِ ّ‫َو َما َكانَ ْال ُمؤْ ِمىُىنَ ِل َيى ِف ُسوا كَافَّةً فَلَ ْى ََل وَفَ َس ِمه ُك ِّل فسقة مىهم طابعة ليتفقهىا في الد‬
َ‫از َجعُىا ِإلَ ْي ِه ْم َل َع َّل ُه ْم تَرَ ُزون‬
َ َ‫قَ ْى َم ُه ْم ِإذ‬
Artinya: tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (kemedan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”1
Pernyataan yang berada di atas tersebut adalah yatafaqqoho fi al-din
bermakna agar umat manusia memahami agama islam. Hal ini merupakan
perintah allah SWT supaya di antara umat beragama ada suatu kelompok
yang akan berkenan mempelajari agama.
Di tinjau dari maknanya, ayat tersebut tidak menuju ke khususan ilmu
fiqh, tetapi ayat tersebut sudah menjaring pengertian ilmu fiqh itu sendiri.
Jadi artinya perintah untuk mempelajari agama sudah menjadi keseluruhan
hukum-hukum yang menjadi ketentuan agama. Sedangkan ketentuan
agama hanya bisa di lihat dalam kajian ilmu fiqh yang menjadi bagian
dalam praktik kesempurnaan dalam pelaksanaan agama disamping tauhid
dan akhlak.
“Secara definitif fiqh berarti”ilmu tentang hukum hukum syar‟i yang
bersifat amaliah yang di gali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsil”2

1
Nurhayati, M. A., & Sinaga, A. I. (2018). Fiqh dan ushul fiqh. Kencana. Hlm. 1
2
Ibid. Hlm. 2

3
Dari pengetian di atas fiqh berarti suatu ilmu pengetahuan, karna fiqh
diibaratkan ilmu. Ilmu fiqh tidak sama dengan ilmu yang lainnya, fiqh
bersifat zhanni jadi fiqh adalah suatu ilmu yang dapat dicapai oleh
mujtahid dengan zhan-nya, sedangkan ilmu itu tidak bersifat zhanni seperti
fiqh. Namun dikarenakan zhan yang berada di fiqh ini kuat maka ia
mendekati kepada ilmu. Kesimpulannya ilmu digunakan juga untuk fiqh.
Dari penjelasan di atas bentuk jamak dari kata “hukum” adalah “ahkam”.
Kenapa dalam bentuk jamak? Disebut dalam bentuk jamak karena untuk
menjelaskan kata fiqh itu merupakan ilmu tentang bentuk aturan-aturan
yang biasa di sebut sebagai hukum. Sedangkan kata “syar‟iyyal” atau
“syariah” dijelaskan dalam definisi tersebut bahwa fiqh itu menyangkut
suatu ketentuan yang bersifat syar‟i, yaitu suatu yang berasal dari
kehendak allah. Kata “amaliah” yang berada di penjelasan di atas itu juga
bahwasanya fiqh itu merupakan perilaku manusia yang bersifat lahiriah.
Dalam artian di atas jika hal – hal yang bersifat bukan amaliah seperti
maslah keimanan atau akidah tidak termasuk kedalam lingkungan fiqh.
Penggunaan kata “digali dan ditemukan” yang berarti fiqh itu hasil
penggalian penemuan, penganalisisan dan ketetapan tentang hukum. Karna
jika bukan dalam bentuk penggalian seperti contoh mengetahui semua hal
secara lahir dan jelas di katakan allah itu tidak disebut fiqh. Fiqh ini
merupakan hasil penemuan mujtahid yang tidak di jelaskan oleh nash.
Terakhir penggunaan kata “tafsili” dari penjelasan di atas dijelaskan dalil –
dalil yang digunakan untuk seorang fakih atau mujtahid dalam penggalian
dan penemuan yang ditemukannya itu, suatu ilmu yang didapat oleh orang
awam dari seorang mujtahid tidak termasuk ke dalam pengertian fiqh.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan fiqh adalah hukum-hukum
syam yang telah di gali dan telah dirumuskan dari dalil-dalilnya menurut
aturan yang telah ditentukan.

4
B. Pengertian Ushul Fiqh
Ushul fiqh terdiri dari dua kata, yaitu: “ushal” dan “ushul” merupakan
jamak (plural) dari kata anhl. Kata uhul secara etimologis mempunyai arti
berakar, berasal dari pangkal, asal, sumber pokok induk, pusatasas, dasar,
semula,asli, kaidah dan sisilah3. ushul fiqh merupakan ilmu pengetahuan
tentang suatu kaidah – kaidah yang merumuskan hukum dari suatu dalil–
dalil yang terperinci. Bila diartikan lebih sederhana lagi ushul fiqh adalah
kaidah yang menjelaskan cara untuk mengeluarkan hukum-hukum secara
terperinci dari dalil-dalilnya.
Ketika semisal dalam kitab-kitab fiqh ditemukan suatu ungkapan
“mengerjakan salat itu hukumnya wajib” wajibnya solat tersebut disebut
hukum syara. Tidak pernah di sebutkan dalam Al-Qur‟an maupun Hadist
bahwa salat itu hukumnya wajib, yang disebut dalam Al-Qur‟an hanyalah
suatu perintah untuk mengerjakan solat, yang berbunyi aqlimuu al-shalah
(kerjakanlah salat) ayat Al-Qur‟an tersebut disebut “dalil yara” untuk
merumuskan kewajiban solat disebut “hukum syana” dan firman allah.
Aqlimuu al-shalah.
Yang disebut “dalil syara” itu ada aturannya berbentuk kaidah
umpanya. Setiap suatu perintah itu hukumnya wajib pengetahuan tentang
suatu kaidah untuk melepaskan dalil-dalil tersebut. Itulah yang disebut
sebagai ushul fiqh.
Dari penjelasan di atas dapat diketahuai bahwasanya ushul fiqh adalah
suatu pedoman atau aturan-aturan yang membatasi dan menjelaskan cara
yang harus di ikuti oleh seorang fakih atau mujtahid dalam usahanya untuk
menggali dan mengeluarkan hukum-hukum syara dari dalilnya. Adapun
yang di perbincangkan dalam ushul fiqh adalah kaidah-kaidah fiqhiyah,
kaidah-kaidah ushuliyah, kaidah-kaidah bahasa. Dan metode dalam
berijtidad.

3
Ibid. Hlm. 3

5
C. Perbedaan fiqh dan ushul fiqh
Berikut ini merukapan perbedaan yang nyata antara fiqh dan ushul
fiqh.
kalau ilmu fiqh berbicara tentang dari sesuatu perbuatan, maka
ilmu ushul fiqh berbicara tentang metode dan proses bagaimana
4
menemukan hukum itu sendiri. Secara logikanya fiqh yang akan
menjawab pertanyaan “apa hukum dari suatu perbuatan” sedangkan ushul
fiqh yang akan menjawab pertanyaan “bagaimana proses atau cara
menemukan suatu hukum yang digunakan sebagai jawaban permasalahan
yang dipernyatakan tersebut”. Oleh karena itu fiqh lebih kepada suatu
produk sedangkan ushul fiqh lebih ke metodologis, dan juga fiqh itu lebih
ke koleksi produk hukum sedangkan ushul fiqh koleksi metodis yang
sangat diperlukan untuk memproduk hukum.
Untuk mengetahui perbedaan secara mendetail antara fiqh dan
ushul fiqh, maka terlebih dahulu sepenuhnya dicari tau ruang lingkup
tentang fiqh. Dimana ruang lingkup fiqh pembahasannya meliputi
perbuatan muqallaf, yaitu perbuatan-perbuatan yang ada sangkut pautnya
dengan tuhan, dan juga dengan keluarga dengan masyarakat dan negara,
baik berupa ketaatan maupun pelanggaran.

D. Urgensi fiqh dan ushul fiqh


Ulama merupakan pewaris nabi dalam mengajarkan nilai-nilai dan
ajaran-ajaran dalam agama Islam. 5Ulama mempunyai potensi dan juga
talenta dalam memahami pesan-pesan allah SWT dari dalam Al-Qur‟an
dan juga pesan pesan Nabi Muhammad SAW dari dalam sunahnya. Salah
satu potensi ulama yakni kemampuan meraka memahami, menganalisis,
dan memberikan konklusi terhadap hukum-hukum di dalam ushul fiqh dan
fiqh.

4
Pulungan, E. N. (2020). Fikih: Ushul Fikih.
5
Nurhayati, M. A., & Sinaga, A. I. (2018). Fiqh dan ushul fiqh. Kencana. Hlm. 6

6
Ushul Fiqih dan Fiqh merupakan hasil dari pemikiran ulama dan
faquha dalam menganalisis dalil-dalil dan suatu peristiwa yang muncul
secara bersamaan. Ushul fiqh dan fiqh sangat di butuhkan dalam
kehidupan manusia dalam menyesuaikan diri dengan keadaan dan kondisi
pada zaman meraka. Semisal fiqh dan ushul fiqh ini tidak ada, maka
mukalaf sangat sulit memenuhi perintah dan menjauhi larangan allah SWT
bahkan ketika beribadah dengan sempurna. Ketaatan dan ketakwaan akan
segera muncul ketika mempelajari fiqh secara baik dan benar.

E. Hukum mempelajari ilmu ushul fiqh


Ilmu ushul fiqh kaitannya sebagai bagian dari ilmu-ilmu syar‟i lebih
identik dengan ilmu alat yang berfungsi layaknya sebuah metodologi
dalam rangka memberikan pemahaman yang benar atas Al-Qur‟an dan
sunnah.6 Ilmu hukum untuk mempelajari ushul fiqh sama seperti
mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya, seperti: ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu
bahasa arab DLL.
Jadi pada penjelasan di atas, bahwa ilmu ushul fiqh tergantung pada
setiap individu umat islam. Islam digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:
mujtahid dan muqallid
Bagi seorang yang ingin menjadi mujtahid atau mufti maka untuk
mempelajari ilmu ushul fiqh adalah fardhu „ain baginya. Karena ilmu ini
merupakan salah satu syarat untuk seseorang berijtihad dalam rangka
melakukan istinbath hukum syara‟
Sedangkan bagi umat islam yang di kategorikan sebgai mudqallid,
yang dimana kewajibannya sebenarnya adalah mengamalkan Al-Qur‟an
dan sunnah melalui ijtihad mujtahid, maka hukumnya berkisar antara
fardhu kifayah dan sunnah mu‟akkadah. Hukum fardhu kifayah berlaku
ketika tidak ada seorangpun yang mempelajarinya, dan akan menjadi
sunnah mu‟akkadah ketika sudah ada yang mempelajarinya.

6
Ansory, I. (2015). Ushul Fiqih. rumahfikqih.com

7
F. Faedah mempelajari Ushul fiqh
Tujuan ushul fiqh menurut Abdul Wahhab Khallaf adalah menerapkan
kaidah-kaidahnya dan teori-teorinya tehadap dalil-dalil yang rinci untuk
menghasilkan hukum syara‟ yang di tunjuki dalil itu7. Jadi berdasarkan
kaidah – kaidah dan juga bahasan-bahasannya maka nash-nash syara‟
dapat di pahami dan hukum yang menjadi dhallahnya dapat diketahui dan
juga hukum yang menghilangkan kesamaran lafadz dapat juga diketahui.
Sedangkan dalam kitab ushul fiqh islami, Dr. Wahbah al-zuhaili
menjelaskan manfaaat mempelajari ilmu ushul fiqh dapat terlihat melalui
beberapa aspek yaitu:
1. Aspek sejarah
Dengan kaidah-kaidah ushul, maka kita akan mengetahui
sistematika nalar, metode istinbâth, serta upaya memperoleh hukum-
hukum syar'i secara komperehensif dan bertanggung jawab. 8Manfaat
seperrti ini meskipun dari aspek sejarah tidak boleh di bantah
urgensasinya. Karena diakui atau tidak, tidak ada satupun insan yang akan
mengelak ketika mempelajari sejarah manfaat yang akan didapat sangatlah
besar akan dapat kembali menghubungkan kepada leluhur-leluhurnya serta
diharapkan akan dapat mengambil sebuah pelajaran dari kejadian dan
peristiwa yang terjadi dimasa lalu.
2. Aspek ilmiyah dan amaliyah
Aspek manfaatnya sangat terasa bagi para mujtahid karena
upayanya yang mewujudkan kemampuan untuk menggali hukum dari
dalil-dalilnya. Sedangkan manfaat lain yang dapat dirasakan adalah dapat
mengetahui sistematika nalar para imam mujtahid, serta pijakan
(mustanad) mujtahid dalam menggalihukum. 9Dengan adanya ini, dapat
diharapkan para muqallid (pengguna madzhab) mempunyai sebuah alasan

7
Suryanto. (2011). Dasar-Dasar Ilmu Fiqih Dan Ushul Fiqih. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
8
Pulungan, E. N. (2020). Fikih: Ushul Fikih.
9
Ibid

8
untuk tunduk terhadap hukum-hukun yang sudah ditetapkan oleh para
mujtahid.
3. Aspek Ijtihad
Dalam aspek ini, ushul fiqh merupakan bidang ilmu yang
keberadaannya merupakan suatu keniscayaan bagi para mujtahid. Hal ini
sudah sangat jelas baik dijelaskan melalui lisan maupun tulisan. Imam Al-
Ghazali mengatakan bahwa ilmu ushul figh merupakan satu di antara tiga
ilmu yang harus dikuasai setiap mujtahid, dua lainya adalah hadits dan
bahasa Arab. Salim Madkur (Mesir), mengutip pendapat Al-Razy,
mengatakan bahwa ilmu ushul fiqh adalah ilmu yang paling penting yang
mesti dimiliki setiap mujtahid.10
4. Aspek Agama
Dari aspek ini ushul fiqh menjadi metode untuk menggariskan dan
menetapkan pokok-pokok hukum syaria‟ah dan dalil-dalilnya. Karena para
mukallaf, hadir hanya untuk melaksanakan pembenaan-pembenaan yang
datang dari syariah disamping perintah-perintah yang agamawi. Hal ini
sebagaimana di tegaskan oleh sebagian Ushuliy, bahwa salah satu faidah
mempelajari ushul fiqh adalah untuk mengetahui hukum- hukum Allah hal
mana ini adalah satu modal untuk mendapatkan kebahagian dunia maupun
akhirat.11
Keberhasilan para ulama dalam menghasilkan hukum-hukum dari
ilmu ushul fiqh itu sendiri mengandung 3 kemungkinan:
1. Hukum-hukum yang dihasilkan itu pada hakikatnya merupakan
pengulangan dari apa yang telah di hasilkan oleh para ulama mujtahid
terdahulu.12 Dalam hal ini penerapan ilmu ushul fiqh mengandung
makna, memahami cara-cara menemukan hukum melalui ushul fiqh
yang di praktikkan oleh para ulama mujtahid terdahulu.

10
Pulungan, E. N. (2020). Fikih: Ushul Fikih.
11
ibid
12
Dahlan, A. R. (2014). Ushul Fiqih. Jakarta: AMZAH.

9
2. Dengan mempelajari ilmu ushul fiqh dapat menghasilkan hukum-
hukum yang berbada dari ulama mujtahid terdahulu.13 Kemungkinan
besar ini bakal terjadi di karenakan perbedaaan waktu dan tempat dari
peristiwa hukum yang terjadi pada masa ulama dengan masa sekarang.
3. Dengan mempelajari ilmu ushul fiqh kita dapat menggunakan ilmu
ushul fiqh sebagai alat untuk melakukan perbandingan
(muqaraanah,comparative) terhadap hukum-hukum fqh yang telah
ada.14

G. Manfaat mempelajari Ushul Fiqh:


1. Seorang kaum muslimin akan mengetahui dalil-dalil hukum syar‟i dan
juga cara mengambil ketentuan-ketentuan hukum. Kesimpulanya,
seorang muslimin akan mampu melakukan sendiri mengambil
kesimupulan-kesimpulan dari hukum syara‟ dari sumber asli, yakni
Al‟quran dan Sunnah Rosul.
2. Seseorang dapat mengembalikan kesimpulan-kesimpulan yang telah di
ambil dari hukum syara‟ pada sumber-sumber pengambilannya. Jadi,
orang tersebut akan dapat mengamalkan hukum syara‟ tidak hanya
sebagai orang yang bertaqlid kepada orang lain tanpa tahu sumber
pengambilannya.
3. Dapat mengetahui dasar-dasar mujtahid pada masa silam dalam
membetuk beberapa pendapat fiqh lainnya. Sehingga akan dapat
mengerti secara mendalam benar atau tidaknya dan juga akan
mengetahui sejauh mana keberanan pendapat-pendapat yang
berkembang di dunia islam.

13
Ibid
14
ibid

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perintah untuk mempelajari agama sudah menjadi keseluruhan
hukum-hukum yang menjadi ketentuan agama. Sedangkan ketentuan
agama hanya bisa di lihat dalam kajian ilmu fiqh yang menjadi bagian
dalam praktik kesempurnaan dalam pelaksanaan agama disamping tauhid
dan akhlak. Oleh karena itu mempelajari Fiqih dan Ushul Fiqih ini sangat
penting. Disimpulkan fiqh adalah hukum-hukum syam yang telah di gali
dan telah dirumuskan dari dalil-dalilnya menurut aturan yang telah
ditentukan. Lalu ushul fiqh adalah suatu pedoman atau aturan-aturan yang
membatasi dan menjelaskan cara yang harus di ikuti oleh seorang fakih
atau mujtahid dalam usahanya untuk menggali dan mengeluarkan hukum-
hukum syara dari dalilnya. Adapun yang di perbincangkan dalam ushul
fiqh adalah kaidah-kaidah fiqhiyah, kaidah-kaidah ushuliyah, kaidah-
kaidah bahasa. Dan metode dalam berijtidad. Ushul Fiqih dan Fiqh
merupakan hasil dari pemikiran ulama dan faquha dalam menganalisis
dalil-dalil dan suatu peristiwa yang muncul secara bersamaan. Ushul fiqh
dan fiqh sangat di butuhkan dalam kehidupan manusia dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan dan kondisi pada zaman meraka.
Semisal fiqh dan ushul fiqh ini tidak ada, maka mukalaf sangat sulit
memenuhi perintah dan menjauhi larangan allah SWT bahkan ketika
beribadah dengan sempurna.

11
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, tentunya dalam penyusunan makalah
ini kami sebagai penyusun menyadari adanya kesalahan yang tidak kami
ketahui dan kami sadari. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik
yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki perbuatan
makalah untuk kdepannya, Terimakasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ansory, I. (2015). Ushul Fiqih. Retrieved from rumahfikqih.com

Dahlan, A. R. (2014). Ushul Fiqih. Jakarta: AMZAH.

Nurhayati, M. A. (2018). Fiqh dan ushul fiqh. Kencana.

Pulungan, E. N. (2020). Fikih: Ushul Fikih.

Sanusi, A. &. (2015). USHUL FIQIH. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Suryanto. (2011). Dasar-Dasar Ilmu Fiqih Dan Ushul Fiqih. Jogjakarta: AR-
RUZZ MEDIA.

13

Anda mungkin juga menyukai