Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDAHULUAN TENTANG FIQIH DAN


SYARIAH

Disusun Oleh:
Fitrah Salam Al- Farabi (12250514321)
Dwi Hengky Putra (12250511252)
M. Akbar Toyib(12250511271)

Dosen Pengampu:
Arif Marsal, Lc.,M.A.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

TEKNIK ELEKTRO

2022
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil‘alamin. Kami mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan
bersyukurn, meminta ampunan dan memohon pertolongan. Tak lupa shalawat juga
tercurahkan bagi Nabi Muhammad SAW, Yaitu syariat agama Islam yang sempurna. Satu-
satunya syariat islam dari Rasulullah SAW adalah karunia terbesar bagi alam semesta.

Berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa
makalah ini dengan tepat waktu. Adapun makalah ini kami tulis guna memenuhi tugas mata
kuliah di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Makalah yang berjudul
“Pendahuluan Tentang Fiqih Dan Syariah “. ini berisi tentang hasil penyusunan makalah
yang bertemakan “Pengertian Fiqih dan Syariah”. Agar para pembaca bisa mengetahui apa
pembahasan berkaitan dengan tema yang akan dibahas .Tak lupa pula, penulis ucapkan
terima kasih kepada Bapak Arif Marsal, Lc.,M.A. selaku dosen pengampu yang telah
membimbing kami dengan memberikan banyak ilmu.

Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kami menyadari bahwa banyak
kekurangan dan kelemahan pada penyusunan dan penulisan. Demi kesempurnaan makalah
ini, kami sangat berharap adanya perbaikan, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB 1....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................................5

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................5

BAB II...................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN...................................................................................................................................6

A. Pengertian Fiqih ..................................................................................................................6

B. Pengertian syariah................................................................................................................7

C. Menyebutkan pengertian fiqih dan syariah serta menjelaskan persamaan dan perbedaan
keduanya, beserta contoh-contohnya ..................................................................................8

D. Sumber sumber Fiqih Dan Syariah......................................................................................9

BAB III KESIMPULAN............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fiqih atau Hukum Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling dikenal
oleh masyarakat. Hal ini antara lain karena Fiqih terkait langsung dengan kehidupan
masyarakat. Dari sejak lahir sampai dengan meninggal dunia manusia selalu berhubungan
dengan Fiqih. Fiqih adalah pengetahuan tentang hukum syara yang bersifat amaliyah yang
diperoleh dari dalil-dalil terperinci.

Zainuddin Ali mengemukakan bahwa kata Fikih (Fikih dalam bahasa Indonesia) secara
etimologis artinya paham, pengertian dan pengetahuan. Fikih secara terminologis adalah
hukum-hukum syara' yang bersifat praktis (Amanah) yang diperoleh dari dalil-dalil yang
terperinci.3 Kalau fikih dihubungkan dengan perkataan ilmu, maka disebutlah ilmu Fikih.
Ilmu Fikih adalah ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan norma-norma dasar dan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW
yang direkam di dalam kitab-kitab hadis. Pengertian ini menunjukkan, bahwa antara Syariah
dan Fikih, mempunyai hubungan yang sangat erat, yaitu dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan.

A. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Pengertian Fiqih dan Syariah?


2. Coba jelaskan persamaan dan perbedaan fiqih dan syariah.
3. Contoh -contoh tentang fiqih dan syariah.
4. Sumber-sumber tentang fiqih dan syariah.

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian Fiqih dan Syariah.
2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan fiqih dan syariah.
3. Untuk mengetahui contoh contoh fiqih dan syariah.
4. Untuk mengetahui sumber tentang fiqih dan syariah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqih

Al-Fiqih dalam bahasa arab mengetahui sesuatu dengan mengerti (al-‘ilm bisyai’I ma’a al-
fahm). Ibnu Al-Qayim mengatakan bahwa fiqih lebih khusus dari pada paham, yakni
pemahaman mendalam terhadap berbagai isyarat Al-Quran, secara tekstual maupun
kontekstual. Tentu saja, secara logika, pemahaman akan diperoleh apabila sumber ajaran yang
dimaksudkan bersifat tekstual, sedangkan pemahaman dapat dilakukan secara tekstual maupun
kontekstual. Hasil dari pemahaman terhadap teks-teks ajaran islam disusun secara sistematis
agar mudah diamalkan. Oleh karena itu, ilmu fiqih merupakan ilmu yang mempelajari ajran
islam yang disebut dengan syariat yang bersifat amaliah (praktis) yang diperoleh dari dalil-dalil
yang sistemati.

Secara terminologi Al-Quran dan sunnah, Fiqih adalah pengetahuan yang luas dan
mendalam mengenai perintah-perintah dan realitas Islam dan tidak memeiliki relevansi khusus
dengan bagian ilmu tertentu. Akan tetapi, dalam terminology ulama, istilah fiqih secara khusus
diterapkan pada pemahaman yang mendalam atas hukum-hukum Islam.

Artinya :“Mereka berkata: “Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu
katakan itu dan Sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara
Kami; kalau tidaklah Karena keluargamu tentulah kami Telah merajam kamu, sedang kamupun
bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami.(Q.S. Huud: 91)

Dari ayat-ayat diatas, dapat dipahami bahwa arti fiqih secara leksikal adalah
pemahaman, sedangkan objek yang dipahami bersifat umum, bias berupa kalimat yang
digunakan dalam komunikasi atau dialog, berupa ciptaan Allah, berupa tubuh manusia dan
fungsinya, dan sebagainya. Semua diseur oleh Allah untuk dipahami oleh manusia. Adapun arti
fiqih secara terminology ada beberapa pendapat yang mendefenisikannya :

Al- Imam Muhammad Abu Zahro’, mendefenisikan fiqih dengan “fiqih adalah ilmu
yang berkaitan dengan hokum-hukum syara’ amaliyah dari dalil-dalilnya yang terperinci”

1.Abdul Hamid Hakim mendefenisikan dengan :


5
“Ilmu yang berkaitan dengan hokum-hukum syara’ yang hokum-hukum itu didapatkan dengan
cara berijtihad”

2.Imam Abu Hanifah mendefenisikan :

“Ilmu yang menerangkan perihal hak-hak dan kewajiban.”

3.lama-ulama Syafi’iyah menerangkan :

“fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hokum syara’ yang berkaitan dengan amaliyah
orang mukhalaf yang dininstibathkan dari dalil-dalil yang terperinci.”

4.Menurut Abdul Wahab Khallaf, Fiqih Adalah :

“Ia adalah pengetahuan yang berkaitan dengan hokum-hukum syara’ amaliyah, yang hukum-
hukum itu didapatkan dari dalil-dalil yang terperinci dan ia merupakan kumpulan hukum-
hukum syara’amaliyah yang akan diambil faedahnya dari dalil-dalil yang terperinci”.

Dengan berbagai defenisi tersebut dapatlah ditarik kesimpulan bahwa arti “Fiqih” itu adalah
ilmu mengenai pemahaman tentang hukum-hukum syara’ yang berkaitan dengan amaliyah
orang mukallaf, baik amaliyah anggota badan maupun amaliyah hati, hukum-hukum syara’ itu
didapatkan berdasarkan dan ditetapkan berdasarkan dalil-dalil tertentu (Al-Qur’an dan al-
Hadis) dengan cara ijtihad.

B. PENGERTIAN SYARIAH

Menurut etimologi ,Syari’at berarti al-thariqah al-sunnah; atau jalan dan juga dapat
diartikan sumber mata air yang hening bening . Sedangkan pengertian/ta’rif menurut
terminologi/istilah yang umumnya dipakai oleh para ulama salaf, dalam memberikan batas
pengertian syari’at Islam sebagai suatu pedoman hidup dan ketetapan hukum yang digariskan
oleh Allah SWT . Secara lengkap batasan tersebut adalah:

“Hukum yang disyari’atkan Allah untuk hamba-hamba-Nya yang telah didatangkan para Nabi-
nabi baik berhubungan dengan cara menyebutkannya, yang dinamai fa’riyah amaliyah, yang
untuknyalah didewakan ilmu fiqhi maupun yang berhubungan dengan itiqad yang dinamai

6
ashliyah ‘itiqadiyah yang untuknyalah didewakan ilmu kalam dan syara itu dinamai pula Addin
dan Millah” .

Syari’ah dinamakan Ad-Din memiliki pengertian bahwa ketetapan peraturan Allah yang
wajib ditaati. Ummat harus tunduk melaksanakan ad-Din (syari’at) sebagai wujud ketaatan
kepada hukum Allah. Ad-Din dalam bahasa Arab berarti hukum. Syari’ah dinamakan Al Millah
mempunyai makna bahwa agama bertujuan untuk mempersatukan para pemeluknya dalam
suatu perikatan yang teguh . dapat pula bermakna pembukuan atau kesatuan hukum-hukum
agama. Syari’ah sering juga disebut syara’, yaitu aturan yang dijalani manusia, atau suatu
aturan agama yang wajib dijalani oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di
dunia maupun kelak di akhirat .

Menurut kamus bahasa Indonesia pengertian syari’ah adalah :“Hukum agama yang
diamalkan menjadi peraturan-peraturan upacara yang bertalian dengan agama Islam, palu
memalu, hakekat balas membalas perbuatan baik (jahat) dibalas dengan baik (jahat) “.

Syari’ah secara umum adalah segala aturan hukum yang diwahyukan kepada para nabi
berupa kitab suci seperti : Taurat, Zabur, injil dan Al-Qur’an, maupun berupa syari’ah yang
disampaikan kepada para nabi yang tidak berupa kitab/tidak dibukukan sebagai kitab yang
mempunyai nama, misalnya syari’ah Nabi Adam, syari’at Nabi Ibrahim maupun nabi-nabi yang
lainnya yang diwahyukan kepada mereka untuk membentengi ummat dimana mereka
diutus. Syari’ah Islam adalah peraturan/ hukum-hukum agama yang diwahyukan kepada nabi
besar Muhammad SAW, yaitu berupa kitab suci Al-Qur’an, sunnah/hadist nabi yang diperbuat
atau disabdakan dan yang ditakrirkan oleh nabi termasuk juga bagian dari syari’at Islam .

Syari’ah meliputi di dalamnya semua tingkah laku manusia , yang disandarkan pada
wahyu Allah dan sunnah Rasul-Nya. Dalam perkembangan hukum Islam dikenal ijtihad hal
disandarkan kepada Fiqih yang di dalamnya termuat hukum hasil kecerdasan mengistimbatkan
satu nilai hukum. Di dalam fiqih didapati suatu tindakan sah atau tidak sah, boleh atau tidak,
sedangkan di dalam syari’ah didapati tindakan hukum boleh dan terlarang, harus diakui bahwa
syari’at dan fiqh mempunyai perbedaan, tetapi dalam perkembangannya para ulama tidak
terlalu prinsipil membedakannya.

C. Persamaan dan perbedaan fiqih dan syariah beserta contoh-contohnya


7
Syariah dan Fiqih , adalah dua hal yang mengarahkan kita ke jalan yang benar .
Dimana , Syariah bersumber dari Allah SWT, Al-Qur'an, Nabi Muhammad SAW, dan
Hadist. Sedangkan Fiqh bersumber dari para Ulama dan ahli Fiqh , tetapi tetap merujuk pada
Al-Qur'an dan Hadist, adalah dua hal yang mengarahkan kita ke jalan yang benar . Dimana ,
Syariah bersumber dari Allah SWT, Al-Qur'an, Nabi Muhammad SAW, dan Hadist.
Sedangkan Fiqh bersumber dari para Ulama dan ahli Fiqh , tetapi tetap merujuk pada Al-
Qur'an dan Hadist. Perbedaan Syari'ah dan Fiqih

Perbedaan fiqih dan syariah yang perlu diketahui yaitu :

1. Ketentuan syariah terdapat dalam Al Quran dan kitab-kitab hadits. Syariah yang dimaksud
adalah wahyu Allah dan sunah Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya. Sedangkan fiqih adalah
sebuah pemahaman manusia yang memenuhi tentang syariah dan terdapat dalam kitab-kitab
fiqih.

2. Syariah bersifat fundamental dan cakupannya lebih luas. Bahkan meliputi akhlak dan
akidah. Sedangkan fikih bersifat instrumental dan cakupannya terbatas pada hukum yang
mengatur perbuatan manusia.

3. Syariat adalah ketetapan Allah dan ketentuan Rasul-nya sehingga berlaku abadi. Sementara,
Fiqih merupakan karya manusia dan sangat dimungkinkan mengalami perkembangan zaman.

4. Syariah hanya satu, sedang fikih berjumlah banyak karena merupakan pemahaman
manusia, seperti terlihat dalam mazhab-mazhab fikih.

5. Syariah menunjukkan konsep kesatuan dalam Islam, sedang fikih menunjukkan keragaman
pemikiran yang memang dianjurkan dalam Islam

CONTOH FIQIH

Fiqih merupakan hukum-hukum yang mengatur menyenai syariat Islam, contohnya dalam
kehidupan sehari-hari adalah berikut ini:

1. Ketika terkena najis, boleh membersihkan dengan memercikkan air atau berwudhu.

2. Gerakan shalat dilakukan berdasarkan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

3. Tata cara berpuasa dilakukan berdasarkan perintah Allah Swt.

4. keputusan para alim ulama bahwa vaksinasi dan imunisasi diperbolekan.

5. menganalogikan narkotika, yang pada zaman Nabi Muhammad tidak ada, dengan
8
khamr (minuman memabukkan). Karena sifat yang menimbulkan membahayakan
kesehatan, kecanduan dan ketergantungan sama seperti khamr, maka narkotika
dianggap sama hukumnya dan dianggap haram

Al Maidah ayat 90 berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

Contoh Syariah

1. Membayar Zakat

Setiap umat Islam yang memenuhi syarat memiliki kewajiban untuk membayar zakat fitrah
setiap tahunnya. Membayar zakat fitrah adalah salah satu cara untuk mencuci harta dari hal-
hal yang buruk.

Kewajiban membayar zakat fitrah tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 43.

‫َو َاِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا ُتوا الَّز ٰك وَة َو اْر َك ُعْو ا َم َع الَّراِكِع ْيَن‬

Artinya: “Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang
rukuk.”

2. Jujur dalam berdagang dengan memenuhi timbangan dan takaran

Praktik kecurangan masih banyak terjadi dalam aktivitas jual beli. Masih ada penjual nakal
yang sengaja mengurangi timbangan dan takaran serta tidak jujur dalam memasarkan
produknya, sehingga merugikan konsumen.

Dalam ajaran Islam, berbuat curang adalah sesuatu yang dilarang karena merugikan orang
lain. Ayat yang menegaskan larangan tersebut adalah surah Hud ayat 85.

‫َو َٰي َقْو ِم َأْو ُفو۟ا ٱْلِم ْك َياَل َو ٱْلِم يَز اَن ِبٱْلِقْس ِط ۖ َو اَل َتْبَخُسو۟ا ٱلَّناَس َأْش َيٓاَء ُهْم َو اَل َتْع َثْو ۟ا ِفى ٱَأْلْر ِض ُم ْفِسِد يَن‬

Artinya: “Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan
adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu
membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan".”

3. Berbuat Adil kepada Seluruh Manusia


9
Allah SWT memerintahkan umat Islam selalu berlaku adil kepada seluruh manusia di muka
bumi . Perintah ini tertuang dalam berbagai ayat Al-Qur'an, salah satunya surah An-Nahl
ayat 90.

‫ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن َو ِاْيَتۤا ِئ ِذ ى اْلُقْر ٰب ى َو َيْنٰه ى َع ِن اْلَفْح َش ۤا ِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.”

4. Menikah dengan Tuntunan Agama Islam

Pernikahan adalah awal dari pembentukan peradaban. Karena itu, Nabi Muhammad SAW
menekankan betapa pentingnya pernikahan

“Barang siapa yang telah menikah, berarti telah menyempurnakan setengah tuntunan agama.
Lalu, hendaklah dirinya takut kepada Allah dalam menunaikan setengah keduanya!" (HR.
Malik)

D. Sumber-sumber Fiqih dan Syariah

Mekanisme pengambilan hukum dalam Islam harus berdasarkan sumber-sumber hukum


yang telah dipaparkan ulama. Sumber-sumber hukum islam terbagi menjadi 2: sumber
primer dan sumber sekunder. Alquran dan sunnah merupakan sumber primer. Hukum-hukum
yang diambil langsung dari Alquran dan Sunnah sudah tidak bertambah dan disebut sebagai
syariah.

Adapun sumber hukum sekunder yaitu ijmak, qiyas, dan sumber hukum lain. Hukum-hukum
yang diambil dari sumber sekunder disebut fikih. Ijmak dan qiyas merupakan sumber hukum
yang disepakati oleh empat mazhab fikih: Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Sumber
hukum lain seperti kebiasaan masyarakat, perkataan sahabat, dan istihsan diperselisihkan
kevalidannya di antara mazhab-mazhab yang ada.

1. Al-Qur'an
Al Quran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Tulisannya
berbahasa Arab dengan perantaraan Malaikat Jibril.
Al Quran juga merupakan hujjah atau argumentasi kuat bagi Nabi Muhammad SAW dalam
10
menyampaikan risalah kerasulan dan pedoman hidup bagi manusia serta hukum-hukum yang
wajib dilaksanakan. Hal ini untuk mewujudkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat serta
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Al Quran sebagai kalam Allah SWT dapat dibuktikan dengan ketidaksanggupan atau
kelemahan yang dimiliki oleh manusia untuk membuatnya sebagai tandingan, walaupun
manusia itu adalah orang pintar.

Dalam surat Al Isra ayat 88, Allah berfirman:

‫ُقْل َّلِٕىِن اْج َتَم َعِت اِاْل ْنُس َو اْلِج ُّن َع ٰٓلى َاْن َّيْأُتْو ا ِبِم ْثِل ٰهَذ ا اْلُقْر ٰا ِن اَل َيْأُتْو َن ِبِم ْثِلٖه َو َلْو َك اَن َبْعُضُهْم ِلَبْع ٍض َظِهْيًرا‬

Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
(dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun
mereka saling membantu satu sama lain."

2. Hadist

Seperti yang kita tahu selama ini bahwa hadis sebagai sunnah Rasulullah. Isi hadis itu sendiri
juga tidak lain perkatan dan ucapan Rasulullah SAW yang masih ada kaitannya dalam
kehidupan manusia. Dimana setiap apa yang diucapkan Nabi Muhammad akan menjadi
sunnah. Seluruh umat Islam telah sepakat dan berpendapat serta mengakui bahwa sabda,
perbuatan dan persetujuam Rasulullah Muhammad SAW tersebut adalah sumber hukum
Islam yang kedua sesudah Al Quran. Banyak ayat-ayat di dalam Al Quran yang
memerintahkan untuk mentaati Rasulullah SAW seperti firman Allah SWT dalam Q.S Ali
Imran ayat 32:

٣٢ - ‫ُقْل َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو الَّرُسْو َل ۚ َفِاْن َتَو َّلْو ا َفِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب اْلٰك ِفِر ْيَن‬

Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa
Allah tidak menyukai orang-orang kafir."

3. Ijma
Imam Syafi'i memandang ijma sebagai sumber hukum setelah Al Quran dan sunah Rasul.
Dalam moraref atau portal akademik Kementerian Agama bertajuk Pandangan Imam Syafi'i
tentang Ijma sebagai Sumber Penetapan Hukum Islam dan Relevansinya dengan
perkembangan Hukum Islam Dewasa Ini karya Sitty Fauzia Tunai, Ijma' adalah salah satu
metode dalam menetapkan hukum atas segala permasalahan yang tidak didapatkan di dalam
Al-Quran dan Sunnah. Sumber hukum Islam ini melihat berbagai masalah yang timbul di era
11
globalisasi dan teknologi modern.
Jumhur ulama ushul fiqh yang lain seperti Abu Zahra dan Wahab Khallaf, merumuskan ijma
dengan kesepakatan atau konsensus para mujtahid dari umat Muhammad pada suatu masa
setelah wafatnya Rasulullah SAW terhadap suatu hukum syara' mengenai suatu kasus atau
peristiwa.
Ijma dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu ijma sharih dan ijma sukuti. Ijma sharih atau
lafzhi adalah kesepakatan para mujtahid baik melalui pendapat maupun perbuatan terhadap
hukum masalah tertentu. Ijma sharih ini juga sangat langka terjadi, bahkan jangankan yang
dilakukan dalam suatu majelis, pertemuan tidak dalam forum pun sulit dilakukan.
Bentuk ijma yang kedua dalah ijma sukuti yaitu kesepakatan ulama melalui cara seorang
mujtahid atau lebih mengemukakan pendapatanya tentang hukum satu masalah dalam masa
tertentu kemudian pendapat itu tersebar luas serta diketahui orang banyak. Tidak ada
seorangpun di antara mujtahid lain yang menggungkapkan perbedaan pendapat atau
menyanggah pendapat itu setelah meneliti pendapat itu.

4. Qiyas
Sumber hukum Islam selanjutnya yakni qiyas (analogi). Qiyas adalah bentuk sistematis dan
yang telah berkembang fari ra'yu yang memainkan peran yang amat penting. Sebelumnya
dalam kerangka teori hukum Islam Al- Syafi'i, qiyas menduduki tempat terakhir karena ia
memandang qiyas lebih lemah dari pada ijma.

BAB III

KESIMPULAN

Syariah adalah hukum Islam yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah yang belum
dicampuri daya nalar (ijtihad). Fikih adalah hukum Islam yang bersumber dari pemahaman
terhadap syariah atau pemahaman terhadap nash, baik al-Quran maupun Sunnah.jadi kita
harus menerapkan fiqih dan syariah dalam kehidupan sehari hari jangan sampai kita
melanggar nya setiap perbuatan yang kita lakukan akan di pertanggungjawabkan di akhirat
kelak.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://bajur.desa.id/berita/read/sumber-hukum-islam-apa-saja-5201082006

http://pai.ftk.uin-alauddin.ac.id/artikel/detail_artikel/225

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5659109/5-perbedaan-fiqih-dan-syariah-dalam-
hukum-islam

http://syariahdanfiqih.blogspot.com/2011/09/pengertian-persamaan-dan-perbedaan.html

13

Anda mungkin juga menyukai