Oleh:
(12B)
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas pada Mata Kuliah Praktikum Sosial Pertanian. Selain itu,
laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten Dosen yang
ini.Tidak lupa pula seluruh rekan-rekan pihak terkait yang telah banyak
membantupenulis. Tidak ada yang pantas diberikan selain balasan dari Allah
Penulis menyadari, laporan yang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
PAGE \* MERGEFORMAT ix
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
.............................................................................................................................
ii
Daftar isi
.............................................................................................................................
iii
Daftar tabel
.............................................................................................................................
Daftar gambar
.............................................................................................................................
vi
Abstrak
.............................................................................................................................
vii-viii
BAB I PENDAHULUAN
1-6
PAGE \* MERGEFORMAT ix
1.2. Permasalahan...........................................................................................
1.3. Tujuan......................................................................................................
1.4. Manfaat....................................................................................................
BAB II TEORI
9-13
14-15
16-18
19-24
24-37
24-25
25
25-37
PAGE \* MERGEFORMAT ix
BAB III PEMBAHASAN
38-46
3.2.....................................................................................................................
Usahatani.......................................................................................................
46-55
56-58
59-60
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan.............................................................................................
61-62
4.2. Saran.......................................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................................................................
64-66
LAMPIRAN (DOKUMENTASI)
.............................................................................................................................
67-69
PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR TABEL
.............................................................................................................................
55
.............................................................................................................................
56
PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR GAMBAR
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
42
.............................................................................................................................
44
PAGE \* MERGEFORMAT ix
Gambar 4 Grafik lamanya bekerja sebagai petani
.............................................................................................................................
46
.............................................................................................................................
56
.............................................................................................................................
29
.............................................................................................................................
29
.............................................................................................................................
29
.............................................................................................................................
29
PAGE \* MERGEFORMAT ix
BAB I
PENDAHULUAN
Sektor pertanian juga dapat menambah devisa bagi negara. Selain itu, pertanian
juga merupakan salah satu sektor yang dipersiapkan untuk menghasilkan produk
yang memiliki kualitas dan nilai ekonomis sehingga dapat bersaing pada era pasar
bebas.
Salah satu sektor pertanian yang menjadi pusat perhatian adalah sektor
sayuran dan tanaman hias mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan.
Selain itu permintaan akan produk holtikultura semakin meningkat, hal ini
meningkat.
holtikultura meliputi sayur- sayuran, buah-buahan dan tanaman hias. Salah satu
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Tanaman cabai merupakan salah satu komoditas yang berperan dalam mendukung
perekonomian nasional karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, potensi ekspor
yang baik, intensif dalam menyerap tenaga kerja dan menjadi sumber pendapatan
umum terjadi dalam suatu usaha, terutama bagi usaha kecil seperti usahatani.
internal dan eksternal seperti terbatasnya modal, kurangnya sumber daya manusia,
lemahnya jaringan usaha dan tidak tersedianya sarana dan prasarana yang
lebih kompleks antara lain karena persyaratan untuk memperoleh kredit formal
atau modal sulit dipenuhi oleh petani, resiko usahatani yang tinggi dan adanya
bantuan modal. Hal ini karena penghasilan petani dinilai terlalu kecil dan tidak
bahwa pertanian dengan skala usaha kecil menjadi salah satu kekhawatiran
perbankan dalam memberikan kredit ke petani karena resiko gagal panen dan
biaya produksi semakin tinggi. Selain itu, terdapat lembaga keuangan non formal
seperti pelaku agribisnis atau juragan yang bersedia membantu permodalan yang
PAGE \* MERGEFORMAT 43
dibutuhkan petani. Kondisi di lapang memperlihatkan petani lebih memilih
masalah administrasi dan agunan menjadi salah satu kendala bagi petani untuk
untuk berurusan dengan sistem administrasi yang rumit sehingga petani lebih
juragan atas dasar kepercayaan (trust) sehingga mudah diakses oleh petani.
Peminjaman modal petani kepada juragan bersifat man to man atau orang ke
orang yang menimbulkan hubungan kerjasama antara juragan dengan petani cabai
lepas dari tauke. Tauke adalah orang yang yang melakukan jual beli tanaman hasil
tanaman holtikultura, karena harga ditentukan oleh tauke. Petani harus menjual
hasil kebun mereka melalui tauke yang kemudian tauke memasok langsung ke
utama, selalu dipersulit atau bahkan tidak diterima oleh pengumpul. Disinilah
hubungan sosial terbentuk antara petani dan tauke (hubungan patron klien).
Hubungan patron klien sebagai ikatan yang terjalin antara dua orang
dimana seorang individu dengan status sosial dan ekonomi yang lebih tinggi
PAGE \* MERGEFORMAT 43
keuntungan-keuntungan kepada seseorang dengan status sosial ekonomi yang
yang berprofesi sebagai seorang tengkulak atau sering disebut dengan tauke,
modal besar untuk menampung semua hasil panen para petani. Menjadi seorang
tauke tidak hanya bermodalkan dengan modal yang besar, melainkan menjadi
seorang tauke juga memiliki tanggung jawab yang cukup besar. Selain itu tauke
juga harus bisa menarik minat petani agar selalu berlangganan padanya.
dan pengaruh.2Sedangkan klien berarti “bawahan” atau orang yang diperintah dan
yang disuruh. Selanjutnya pola hubungan patron-klien merupakan aliansi dari dua
kelompok komunitas atau individu yang tidak sederajat, baik dari segi status,
yang lebih rendah (inferior), dan patron dalam kedudukan yang lebih tinggi
orang atau lebih, dimana dalam hubungan tersebut salah satu orang tersebut
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Mengenai hubungan patron-klien yang ada pada masyarakat yakni
berkaitan dengan :
keakraban.
menguntungkan
Dalam hal ini terjadi interaksi antara petani dengan tauke , interaksi
merupakan suatu proses sosialisasi antar individu dengan individu lain dan suatu
masyarakat adalah hal yang wajar dan ini menjadi motivasi mereka untuk
memberi dan menerima, dimana dalam hubungan tersebut mereka saling mengisi
permasalahan yang dihadapi oleh petani karet di Desa Muara Musu, 3). Adanya
ketergantungan pemasaran produksi karet petani terhadap tauke, 4). Petani karet
tidak memiliki modal yang besar seperti tauke, 4). Tauke bersedia memberikan
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Petani menghadapi masa krisis akibat menderita kerugian karena harga
hortikultura (cabai, tomat, dan sayuran) umumnya mengalami fluktuasi tajam dan
sulit diprediksi. Hal itu menyebabkan petani menderita kerugian dan akhirnya
kondisi sosial ekonomi, tidak terbiasa menjual sendiri hasil panen ke pasar, dan
jumlah panen yang relatif kecil menyebabkan sejumlah petani lebih memilih
yang lebih besar sehingga memanfaatkan situasi itu dengan memposisikan sebagai
lazim terjadi dalam mayarakat pedesaan. Ikatan antra pelindung (patron) dan yang
dilindungi (klien) adalah suatu bentuk asuransi sosial yang banyak dijumpai
orang yang berada dalam posisi untuk membantu klien- kliennya tersebut
seringkali berusaha sebisa mungkin memberikan arti moral dalam hubungan itu,
oleh karena kedudukan mereka dalam menghadapi patron sering sekali lemah.
Dalam suatu kondisi yang stabil, hubungan kekuatan antara patron dan
klien menjadi suatu norma yang mempunyai kekuatan moral tersendiri dimana
didalamnya berisi hak-hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh kedua
PAGE \* MERGEFORMAT 43
belah pihak. Norma-norma tersebut akan dipertahankan sejauh memberikan
mempertahankankeuntungannya.
hubungan (relasi) antara satu sama lain. Hubungan-hubungan tersebut terjadi dan
tak pernah berhenti. Salah satu bentuk hubungan tersebut adalah hubungan patron
klien atau yang biasa dikenal dengan 'patronase' (patronage). Sebuah hubungan
dimana terdapat unsur pertukaran. Dimana dalam hubungan patron klien ini
hubungan patron klien merupakan bentuk dari interaksi tetap dan terus menerus
dalam skala waktu tertentu yang memperlihatkan suatu hubungan yang kekuatan
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Dalam suatu masyarakat senantiasa tercipta sebuah hubungan sosial
antara individu dengan individu lainnya terutama individu yang terkait dengan
aktifitas dan segala proses produksi pertanian. Baik dalam hal proses produksi dan
pemasaran hail pertanian. Hubungan seperti ini juga terbentuk pada masyarakat
petani yang berpola dalam struktur sosial yang tetap. Struktur sosial merupakan
suatu sistem hak dan kewajiban dalam suatu masyarakat yang memegang dan
Hubungan kerja yang ada terbentuk pada petani gambir dan tauke
membentuk suatu hubungan yang sifatnya patron klien. Hubungan seperti ini
didasarkan atas adanya peranan dan status dari seseorang. Keterbatasan waktu,
tenaga dan modal menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kerjasama yang
hubungan timbal balik. Hal ini karena pada umumnya, induk semang adalah orang
atau pihak yang memiliki kekuasaan dalam suatu masyarakat atau komunitas dan
kliennya. Sedangkan sebaliknya, para klien harus membalas budi baik yang telah
diberikan induk semang dan melakukan pembelaan terhadap pihak lain sebagai
saingannya.
1.2. Permasalahan
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Hubungan kerjasama patron klien terjalin karena permasalahan kurangnya
mengalami kerugian yang pada akhirnya terjadi kelangkaan uang atau kekurangan
subsistensi sepanjang tahun. Petani cabai tidak bisa secara sepihak memutus
harus dilunasi.
holtikultura?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.
PAGE \* MERGEFORMAT 43
3. Mengetahui bahagian yang diterima petani holtikultura
1.4. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
berkenaan dengan profile petani dan komoditas usahatanu yang ada di Kelurahan
2.Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
teori yang didapat dibangku kuliah agar dapat melakukan observasi dan
b. Bagi Lembaga
umumnya dan Fakultas Pertanian Pasca Sarjana jurusan Magister Agribisnis pada
khususnya.
PAGE \* MERGEFORMAT 43
PAGE \* MERGEFORMAT 43
BAB II
TEORI
untuk dapat memelihara dan mengembangbiakan tanaman atau hewan agar tetap
lestari sehingga dapat memperoleh hasil yang bermanfaat dan berguna dalam
pertanian yang dilakukan oleh masyarakat agar bisa mendapatkan hasil yang
juga secara tidak langsung menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi para
ekspansi dan juga peluang bisnis serta pekerjaan yang tepat, meningkatkan
PAGE \* MERGEFORMAT 43
perlindungan tanaman, menjaga kedaulatan dan keamanan pangan, serta
1. Budidaya Buah-buahan
2. Budidaya Perikanan
ini:
1. Budidaya Perikanan
diuntungkan oleh hasil kelautan dan perikanannya. Untuk itu, penting untuk
tetap terjaga. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis ikan yang biasa
dibudidayakan:
Ikan Lele
Ikan Cupang
Ikan Mas
Ikan Mujair
Ikan Gurame
Ikan Nila
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Tidak hanya terbatas pada budidaya jenis ikan-ikan tertentu saja, budidaya
2. Budidaya Sayuran
dengan bekerja untuk kelangsungan dan kesehatan tubuh manusia. Oleh karena
itu, persediaan sayuran perlu diperhatikan agar tetap dapat memenuhi kebutuhan
manusia.
Bayam
Kangkung
Seledri
Pakcoy
Selada
3. Budidaya Buah-Buahan
budidaya tanaman buah. Hasil budidaya ini biasanya menghasilkan buah buahan
PAGE \* MERGEFORMAT 43
17 segar yang layak untuk dijual beli dan dikonsumsi. Jenis buah yang sering
Semangka
Jambu
Salak
Durian
Anggur
Jeruk
Melon
Mangga
Apel
Seperti namanya, aktivitas pada budidaya satu ini memiliki tujuan untuk
Sebagian besar orang yang menanam jenis budidaya satu ini memiliki
pendapat jika hasil dari budidaya ini sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari–
hari dan juga bernilai ekonomis. Beberapa contoh dari budidaya tanaman pangan,
yaitu:
Padi
Kedelai
Kacang Tanah
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Jagung
Singkong
Gandum
Sapi
Kerbau
Kambing
Domba
Ayam
Bebek
pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk
diambil manfaat atau hasil panennya. Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai
inti dari usaha tani. Budidaya tanaman dapat dilakukan di seluruh wilayah
penataan ruang.
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Indonesia merupakan negara kepulauan. Di mana pulau-pulau tersebar di
mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Hanya ada dua musim di Indonesia,
yaitu musim badai dan musim kemarau. Indonesia adalah salah satu negara
dengan gunung berapi yang paling boros, maka sebagian besar tanah subur.
Indonesia juga merupakan negara dengan wilayah dusun yang sangat luas. Di
antara kawasan hortikultura dan kawasan modern untuk memperoleh nilai tambah
kontribusi antara lain dalam asimilasi kerja dan produksi nilai tambah yang lebih
tinggi dalam berbagai item yang diciptakan. Sub areal agraris yang berpeluang
besar untuk dikembangkan adalah sub areal tanaman pangan (Novia Cahyawati
dkk, 2020). Berbagai jenis tanaman di Indonesia, misalnya, tanaman pangan yang
terdiri dari padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan produk tanaman
yang terdiri dari bahan alam, sayuran, tanaman hias, dan tanaman terapeutik dapat
Indonesia, sektor pertanian juga memegang peranan yang sangat penting dalam
PAGE \* MERGEFORMAT 43
perekonomian nasional. Kontribusi sector pertanian terhadap PDB Indonesia,
berada pada urutan kedua (13,45%) setelah sektor Industri Pengolahan (BPS,
2020)
Dari data Ketenagakerjaan Sektor Pertanian Tahun 2017- 2018, mayoritas SDM
pertanian (37,53%) memiliki pendidikan terakhir yaitu sekolah dasar (SD) (BPS,
2021). Selain itu, mayoritas petani di Indonesia (55,33%) pun hanya menguasai
lahan kurang dari 0,5 ha (BPS. 2013) atau merupakan petani gurem. Tingkat
kemiskinan petani juga bisa dilihat dari rendahnya nilai tukar petani (NTP), yang
pada tahun 2018 hanya diangka 101,09 (BPS, 2019). Sektor pertanian juga
merupakan sektor yang sangat bergantung pada kondisi alam. Hal ini membuat
produktivitas tanaman pun sangat rentan dan tidak menentu (Liliane & Charles,
2020). Selain dari sisi produksi, harga jual produk pertanian pun sangat fluktuatif
masakan atau sebagai sayuran, buah yang satu ini juga memiliki manfaat
kesehatan. Salah satunya adalah mencegah penyakit kangker karena dalam buah
vitamin c pada cabai cukup tinggi dapat mencegah kekurangan vitamin c sepeerti
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Salah satu kendala dalam budidaya cabai adalah adanya gangguan
menghasilkan, gangguan penyakit pada tanaman cabai sangat banyak jenisnya dan
yang paling sering ditemui adalah penyakit keriting, busuk buah dan antraknosa.
Penyakit penyakit tersebut disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu dan
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum para ahli
Selatan.Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah
menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu (Iriany et
all, 2012).
PAGE \* MERGEFORMAT 43
intensif. Keterbatasan ini disebabkan oleh harga benih yang relatif mahal,
dan penyakit yang masih rendah dan kebutuhan pupuk yang cukup tinggi. Di
samping itu juga karena kurangnya informasi dan pengetahuan petani mengenai
Istilah patron berasal dari bahasa Latin “patronus” atau “ pater”, yang
berarti ayah (father). Oleh Karena itu, patron adalah seorang yang memberikan
beberapa orang. Sedangkan klien juga berasal dari istilah Latin “cliens”yang
berarti pengikut. Dalam literatur ilmu sosial patron merupakan konsep hubungan
strata sosial dan penguasaan sumber ekonomi. Konsep patron selalu diikuti oleh
konsep klien, tanpa konsep klien konsep patron tentu saja tidak ada.Menurut
Scott, patron-klien merupakan hubungan timbal balik antara dua orang (dyadic)
yang memiliki perbedaan tingkat status sosial ekonomi. Pihak yang memiliki
tingkat status sosial ekonomi yang lebih tinggi (patron) akan berusaha
bagi kliennya yang memiliki status sosial ekonomi lebih rendah. Klien yang
menggunakan jasa patron akan memiliki kredit sosial dan berusaha membayar
disebut dengan istilah clientelism. Istilah ini merujuk pada sebuah bentuk
organisasi sosial yang dicirikan oleh hubungan patron-klien, dimana patron yang
PAGE \* MERGEFORMAT 43
berkuasa dan kaya memberikan pekerjaan, perlindungan, infrastuktur, dan
dan pengaruh”, sedangkan “klien” berarti “bawahan atau orang yang diperintah
dan yang disuruh Salah satu ciri yang mencolok dalam hubungan patronase adalah
belah pihak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Scott dalam Heddy (1998) yang
dan jasa kepada klien guna melanjutkan hidup. Hal inilah yang akan memicu
sikap membalas yang dimiliki oleh klien. Apalagi pemberian tersebut dirasa
cukup besar manfaatnya bagi klien. Sehingga pada akhirnya akan menciptakan
hubungan antara pengusaha dan petani pemilik ini sangatlah dekat. Hal ini
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Hubungan kerja yang begitu erat antara pengusaha dan petani pemilik
akan berimbas pada perbedaan perlakuan yang diterimanya. Hal ini terwujud
kepada petani ketela. Dari sekian pekerja yang dimiliki oleh pengusaha tentu
mereka akan diprioritaskan terlebih dahulu atau reward yang diberikan ke pihak
lain.
Hal itu menandakan bahwa mereka sangat diperhatikan dan disegani oleh
pengusaha, dan mungkin inilah salah satu cara pengusaha agar petani pemilik
selalu berpihak dan tetap loyal kepadanya. Hubungan patronase yang terjadi
diantara pengusaha dan petani pemilik secara tidak langsung akan menciptakan
ketergantungan pada petani ketela mengenai modal yang telah diberikan oleh
pengusaha. Secara umum modal digunakan untuk biaya tanam hingga panen.
menggarap atau mengolah lahan milik orang lain dengan sistem bagi hasil. Sistem
bagi hasil merupakan keuntungan yang diperoleh akan dibagi dua dengan pemilik
sawah dan petani penggarap. Hubungan pengusaha dengan petani penggarap ini
hanya dapat terlihat ketika proses produksi pertanian terutama dalam hal
Hubungan kelekatan yang terjadi diantara keduanya tentu tidak seerat dengan
sangatlah jarang. Tingkat interaksi yang rendah yang terjadi diantara pengusaha
dan petani penggarap ini tentu akan mempengaruhi pemberian reward yang
diterima olehnya.
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Mereka akan menerima reward sebagaimana dengan petani lainnya
mendapatkan tambahan uang, maka petani penggarap ini tidak. Tidak hanya
mengenai pemberian reward saja yang rendah, hubungan patronase yang tercipta
diantara keduanya pun juga ikut rendah. Ketergantungan petani penggarap pada
pengusaha hanya terlihat ketika penerimaan hasil penjualan panen. Bila uang hasil
panen dapat diterima dengan cepat maka petani penggarap akan dengan cepat pula
miliknya kepada orang lain dalam waktu tertentu. Dalam kurun waktu tersebut,
pemilik lahan tidak berkuasa atas lahannya, sehingga bisa dikatakan sebagai alih
kekuasaan sementara waktu. Hubungan pengusaha dan petani penggarap ini tentu
bermula ketika mereka melakukan perjanjian, tepatnya mengenai berapa lama dan
Dalam hal ini terjadi proses tawar-menawar diantara keduanya. Hubungan yang
menyewakan saja, selebihnya tidak. Bisa dibilang bahwa petani penggadai ini
perluasan produksi pertanian karena tanahnya ini akan digunakan untuk menanam
ketela. Mereka hanya bertemu ketika awal perjanjian dibuat dan perjanjian
berakhir.
Maka tak heran jika hubungan kelekatan yang terjadi diantara keduanya
hubungan diantara keduanya tampak tidak begitu akrab. Mereka hanyalah cukup
PAGE \* MERGEFORMAT 43
mengenal satu sama lain tanpa mengenal akrab begitu dalam. Yang terpenting
adalah mengenai kejelasan hubungan perjanjian yang telah mereka buat. Mengacu
pada hubungan patronase tentu tidak ada rasa saling ketergantungan diantara
tidak adanya perlakuan khusus atau istimewa yang terjadi diantara keduanya.
yang tidak memiliki lahan pertanian dan mengolah lahan milik orang lain dengan
mendapatkan upah. Upah tersebut merupakan bayaran atas tenaga dan waktu yang
telah dikeluarkan oleh petani untuk bekerja. Besarnya upah yang diberikan
Buruh tani biasanya bekerja mulai dari pagi hari sampai menjelang Zuhur
bahkan sampai sore hari tergantung cepat selesai atau tidaknya pekerjaan yang
mereka kerjakan. Hubungan pengusaha dan buruh tani bisa dikatakan sebagai
hubungan yang tak langsung. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya interaksi
Mereka bekerja sesuai atas perintah yang diberikan oleh pemilik lahan dan
pemilik lahan bekerja sesuai dengan perintah yang dikehendaki oleh pengusaha.
Dalam hal ini pemilik sawah berada dalam posisi tengah yaitu antara pengusaha
PAGE \* MERGEFORMAT 43
dan buruh tani. Jika sekalipun pengusaha dan buruh tani berinteraksi,
Intensitas bertemu yang begitu rendah yang terjadi antara pengusaha dan
yang mendalam. Mereka hanya saling mengenal satu sama lain tanpa harus
ini adalah pemilik lahan yang merupakan pihak perantara diantara keduanya.
dengan pemilik lahan, dimana buruh tani akan menurut segala perintah yang
diberikan. Namun hubungan tersebut sifatnya hanya semu karena sentral perintah
hanyalah terdapat pada pengusaha. Hubungan kelekatan yang begitu rendah antara
pengusaha dan buruh tani membuat tidak ada perlakuan khusus yang tercipta
diantara keduanya.
Hal ini terlihat ketika disamaratakannya reward untuk buruh tani. Reward
yang mereka dapatkan setara dengan reward petani lainnya (kecuali pemilik
lahan) yaitu hanya mendapatkan bingkisan saja tanpa ada tambahan lainnya dan
itupun melalui pemilik lahan. Maka tak heran jika hubungan antara pengusaha dan
berada dalam posisi atas atau kuat ssudah selayaknya pengusaha melakukan
PAGE \* MERGEFORMAT 43
berbagai upaya perlindungan pada petani yang bertujuan untuk memberikan rasa
sebagainya dari petani atau pemilik pertama secara langsung. Sistem yang
pengalihan hak guna dimana tanaman telah siap untuk dipanen dan dihargai secara
umum.
keuntungan yaitu bisa dengan leluasa atau fleksibel berinteraksi dengan keduanya.
Oleh karena itu memungkinkan tengkulak memiliki sistem informasi yang jauh
lebih lengkap . Sistem kerja yang mengharuskan petani menyetorkan seluruh hasil
panen kepada pengusaha secara tidak langsung membebaskan petani dari jeratan
tengkulak.
ketidaktahuan informasi yang dimiliki oleh petani ketela tidak akan terjadi
bilamana petani ketela tergabung dalam sistem kerja dengan pengusaha. Hal ini
dikarenakan sistem informasi yang dimiliki oleh pengusaha dan petani ketela
Proteksi Harga.
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Proteksi harga terwujud dalam mekanisme perjanjian yang dilakukan oleh
menentukan berapa standar harga yang digunakan untuk membeli dan telah
Posisi yang lemah membuat petani hanya bisa posisi dan beberapa
kelemahan petani ini membawa konsekuensi pada daya tawar menawar petani
yang rendah. Oleh karena posisi ini, seluruh proses yang dilakukan mulai
penanaman, pemanenan dan uang hasil panen diterima oleh kembali petani pun
harta yang dimiliki oleh seseorang dalam jumlah yang besar. Kepemilikan modal
yang besar sangat berpengaruh terhadap nilai, posisi dan kekuasaan seseorang
masyarakat. Dibalik pemberian modal yang diberikan kepada petani, ternyata ada
sebagai tali pengikat agar petani selalu konsisten dengan bentuk kuasa yang
dilakukan oleh pengusaha kepada petani ketela agar mereka terus terikat
didalamnya. Modal sengaja diberikan diawal oleh pengusaha agar petani merasa
PAGE \* MERGEFORMAT 43
pengikat tersebut dimaksudkan agar petani tidak melakukan kerjasama dengan
pihak lain.
petani ketela (klien) pada dasarnya merupakan sebuah pengalihan perhatian untuk
petani. Jika dicermati lebih mendalam bahwa hal tersebut merupakan suatu bentuk
proteksi yang dilakukan oleh pengusaha kepada petani dengan tujuan tidak bisa
bekerjasama dengan pihak lain serta selalu senantiasa mengabdi dengan cara
memenuhi bahan baku ketela agar sesuai target yang telah ditetapkan. Hubungan
yang tercipta antara patron dan klien pada akhirnya akan menimbulkan
ketergantungan klien pada patron. Petani sebagai klien yang berada dalam posisi
yang lemah tentu akan selalu bergantung kepada pihak yang lebih kuat yaitu
upaya patron dalam memberikan berbagai bantuan atau pertolongan kepada klien
ketika sedang kesusahan. Merujuk konsep Blau, jaminan sosial yang diberikan
Salah satu cara agar hubungan patron klien yang terjadi antara pengusaha
keripik dengan petani ketela dapat berjalan dengan mulus, diperlukan adanya
pertukaran. Pihak yang satu (atas) memberikan sesuatu yang berharga kepada
pihak lain (bawah) baik dalam bentuk barang maupun jasa. Dengan adanya
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Pertukaran timbal balik yang terjadi pada dasarnya terbagi menjadi dua,
yaitu secara seimbang dan tidak seimbang. Seimbang maksudnya adalah salah
satu pihak menerima ganjaran sesuai dengan apa yang diberikannya atau bersifat
simetris. Sedangkan tidak seimbang yaitu apa yang diterima oleh salah satu pihak
dengan kedudukan atau posisi masing-masing pihak. Pertukaran timbal balik yang
dilakukan oleh pengusaha industri kepada petani ketela terwujud dalam, pertama
adalah memberikan pinjaman hutang kepada para petani apabila ada kebutuhan
yang dianggap memiliki hasil panen yang bagus. Bonus tersebut dapat berupa
tambahan uang panen/ balenan maupun dalam bentuk barang. Ketiga, pengusaha
memberikan paket wisata ziarah wali secara gratis dan paket bingkisan setiap
reward yang diberikan oleh pengusaha kepada petani yang berupa pemberian
hutang guna biaya pendidikan dan kesehatan serta penambahan uang panen atau
pertukaran yang dilakukan oleh pengusaha kepada petani jelas adanya (berwujud)
dan hal tersebut memang disengaja oleh pengusaha. Dalam pertukaran ekstrinsik
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Hal tersebut dimaksudkan agar nantinya pengusaha memperoleh balasan
atas kebaikan yang dilakukannya kepada petani. Kebaikan yang dilakukan oleh
difikirkan dengan baik dan hal tersebut berorientasi pada tujuan daripada
pihak.
petani tentu akan mengarah pada pertukaran intrinsik yang dimulai dari adanya
secara tidak langsung dalam diri petani atas sejumlah hadiah yang telah
diterimaya dimana hadiah tersebut telah dianggap sebagai apresiasi atas kinerja
mereka. Adapun kewajiban moral yang dimaksud adalah keinginan petani untuk
petani yang baik dengan menghasilkan hasil panen yang memuaskan dan selalu
yang telah dipaparkan diatas mengenai bentuk balasan yang diberikan oleh petani
a kepada pengusaha yang tergolong dalam pertukaran intrinsik, dapat ditarik garis
besar bahwa berapapun jumlah balasan yang diberikan oleh petani kepada
pengusaha tidak akan pernah sebanding dengan apa yang telah diterimanya. Maka
tak heran jika seringkali klien akan terus merasa memiliki hutang budi kepada
PAGE \* MERGEFORMAT 43
patron Dalam hubungan patron-klien, kuasa yang besar jelaslah dimiliki oleh
patron.
besar jika dibandingkan dengan klien. Maka tak heran jika patron seringkali
diposisikan dalam lapisan atas/ordinat. Karena merasa berkuasa atau berhak atas
dengan kehendaknya.
dalam penelitian ini berupa sikap loyal petani kepada pengusaha, selalu
pemasaran yang bekerja langsung dengan petani dan melakukan transaksi dengan
pengecer.
PAGE \* MERGEFORMAT 43
BAB III
PEMBAHASAN
yang tentunya harus di ikuti dengan penyediaan fasilitas oleh Pemerintah Kota
Pekanbaru yang mana tujuan utama adanya pemerintah adalah untuk menciptakan
pembentukan dan susunan perangkat daerah Kota Pekanbaru pasal 3 ayat 1 dan
ayat 2. Di Kecamatan Tenayan Raya terdapat 13 (tiga belas) kelurahan hasil dari
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 4 Tahun 2016 yakni : Kelurahan Kulim,
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Kelurahan Sialangsakti, Kelurahan Tuahnegri, Kelurahan Industritenayan,
Kelurahan Pebatuan merupakan salah satu kelurahan yang hadir dari hasil
pemekaran Kelurahan Kulim dimana terjadi dua kali pembagian wilayah dalam
akhir Juli 2017 yang mana merupakan awal lahirnya Kelurahan Pebatuan
memiliki luas wilayah + 3,46 KM2 dan dibantu dalam melayani masyarakat oleh
awal bulan Agustus 2017 disahkan Peraturan oleh Walikota Pekanbaru Nomor
saat ini adalah + 7,91 KM2 yang terdiri dari RT 47 / RW 15 dan memiliki
Perda Nomor 4 Tahun 2016 dan Peraturan Wali Kota Pekanbaru 188
Sebelah Timur berbatas dengan anak sungai sail dan jalan seroja
(Kelurahan Pebatuan)
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Seiring dengan berjalannya waktu, sesuai dengan Peraturan Daerah Kota
dari wilayah:
Kelurahan Kulim;
Kelurahan Mentangor;
Kelurahan Pebatuan;
Kelurahan Pematangkapau.
januari 2021. Kelurahan Pebatuan saat ini memiliki luas wilayah + 8,12 KM 2,
yang terdiri dari RT 48/ RW 15 dengan jumlah penduduk + 10,879 jiwa dan
yang tidak setara yang terjaling secara perorangan antara seorang pemuka
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Tahun 1960-1970-an, tenaga buruh di hargai kisaran 300-400
secara kelompok dengan masih menggunakan tenaga kerbau lalu pada tahun
hubungan special antar dua pihak dimana pihak yang memiliki status ekonomi
dan memberi manfaat pada pihak status sosial yang ekonominya lebih rendah.
c) Pertukaran antara dua macam, yang langsung (dalam jaringan interaksi yang
relatif kecil) dan kurang langsung (dalam sistem sosial yang lebih besar)
PAGE \* MERGEFORMAT 43
dalam penelitian ini profil petani responden ditinjau berdasarkan usia, jumlah
kelamin, tingkat pendidikan, umur, luas lahan dan pengalaman bertani. Jumlah
responden yang diteliti adalah 3 orang dengan dibagi menjadi 3 profil petani
yaitu, (1) profil petani jagung, (2) profil petani cabe geprek, dan (3) profil petani
ubi jalar
1. Usia
umurnya lebih muda memilki fisik lebih kuat dari orang yang berusia lebih tua.
kerja berusia 15 tahun - 64 tahun atau jumlah seluruh penduduk dalam satu
Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap
tenaga kerja mereka dan jika mau berpartisipasi dalam kegiatan tersebut
(Arisandi, 2018).
tingkatan usia produktif berada pada kisaran 15 – 64. tahun sedangkan usia 0-15
belum produktif dan > 64 tahun tergolong tidak produktif. Lebih dari 64 tahun
tidak produktif dan usia 0-15 tahun tergolong belum produktif. Pada lokasi
peneltian dengan umur yang rata rata produktif turut berperan besar dalam
PAGE \* MERGEFORMAT 43
keaktifan kelompok walaupun ada beberapa yang masih pasif dan merupakan
umur tua lebih sulit untuk menerima masukan dan lebih tidak perduli usahanya.
Petani yang muda lebih mudah untuk melakukan inovasi dalam usaha taninya
psikis. Ada kecenderungan bahwa seseorang yang berumur muda cenderung lebih
kuat secara fisik dari pada yang bemmur muda, namun secara psikis yang berumur
lebih tua lebih matang dalam pemikiran dari pada yang bemmur muda. Pada
kisaran umur tertentu seseorang berada pada usia produktif. Umur responden
antara 50-60 tahun, dimana sebagian besar (88%) termasuk kategori usia
produktif (usia 15-64 tahun). Ini menunjukkan bahwa dari segi sumberdaya
usahatani seperti kacang tanah, jagung, cabe geprek, dan ubi jalar
Budi berumur 51 tahun dan telah menjadi petani yang memiliki usahatani
budidaya jagung dan cabe geprek baru selama 1 tahun setelah mengalami
PAGE \* MERGEFORMAT 43
b. Usia dari Responden Petani Kacang Tanah dan Bawang Merah
Responden bernama Pak Suradi. Pak Suradi Berumur 57 tahun dan sudah
pemilik lahan 1/2 hektar. serta seluruh modal berasal dari Pak Suradi
usia
60
50
40
30
20
10
0
Pak Budi Pak Suradi Buk Marina
usia
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Gambar 2. Grafik usia petani di Kelurahan Perbatuan
penduduk berkisar di usia (40-60 tahun) yang berarti masih berada diusia
2. Luas lahan
yang dimiliki petani responden serta luasan lahan pertanian sewaan yang
penelitian ini lahan pribadi milik Pak Suardi yang di kelola bersama atau
berkelompok oleh Pak Budi dan Buk Marina. sehingga hasil pertanian
bagi hasil modal dikembalikan ke pak suradi dan hasil akan dibagi dua.
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Perbatuan dikatagorikan tempat untuk budidaya tanaman yang baik
Semakin luas lahan yang dikelola oleh petani maka akan semakin
besar risiko yang akan dihadapi petani, maka dari itu petani memilih
mengasuransikan lahan yang kurang dari satu hektare. Hasil ini berbeda
kesehariannya
Pendapatan yang didapat oleh petani selain dari usaha tani yaitui
dilakukan diluar waktu usaha tani atau pekerjaan utama petani yang
tani cenderung keadaan finansialnya lebih baik dan petani yang menjadi
sampingan.
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Berdasarkan hasil survey wawancara petani di Kelurahan Perbatuan,
bahwa tidak ada satu pun petani mempunyai pekerjaan sampingan dan
100%
Hal ini kemudian menjadi menarik karena kurang lebih 1/3 dari total
usahatani ubi jalar, ,jagung, cabai, dan kacang tanah sebagai pekerjaan
Ini dapat membuktikan bahwa usahatani ubi jalar adalah usahatani yang
4. Lama Usaha
PAGE \* MERGEFORMAT 43
dalam suatu kegiatan usaha tani. Petani yang memilki pengalaman usaha
ada yang masih 1 tahun menjadi petani, ada yang sudah 5 tahun menjadi
petani dan ada para petani yang sudah cukup lama menjadi seorang petani
yakni kurang lebih 30 tahun lamanya. Petani yang cukup lama bertani
terhadap proses belajar, dengan pengalaman yang ada akan lebih berhati-
Lama Bekerja
Lama Bekerja
30
5
1
P ak Bu d i P ak Su rad i Bu k Mar i n a
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Sistem penjualan adalah suatu kesatuan proses yang saling
adalah setiap orang-perorang atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
sekaligus pedagang hasil pertanian dan hasil bumi lainnya dengan cara
(ijon) maupun sudah panen. Istilah Tauke juga dapat disebut sebagai
PAGE \* MERGEFORMAT 43
perantara atau yang membeli hasil bumi dan sebagainya dari petani. Tauke
sangat berperan penting dalam proses jual beli, karena dengan adanya
tauke dengan harga 50 para tauke bisa menjualnya dengan harga 80.
3.2.1. Petani
PAGE \* MERGEFORMAT 43
a. Pendapatan Usaha tani Jagung
yang dapat diketahui dari selisih antara penerimaan total dan biaya
ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang, serta
tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5-6. Waktu tanam
yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Desember, walaupun ada risiko kegagalan. Tanaman cabai
aerase yang baik. Cabe tidak menyukai curah hujan yang terlalu
PAGE \* MERGEFORMAT 43
2. Petani Kacang Tanah dan Bawang merah
panen total yang lebih sedikit serta harga jual tinggi serta lebih
PAGE \* MERGEFORMAT 43
putih (AC Putih) dan varietas ubi ungu. Varietas kuningan putih
yang kontinyu sepanjang tahun. Ciri fisik tanaman ubi jalar ini
adalah daunnya yang runcing dan agak tipis serta berwarna hijau
tua. Sedangkan varietas ubi ungu memiliki ciri fisik daunnya lebar
dan tumbuh lebat serta warna daun yang hijau agak keunguan.
jalar di lahan milik pribadi. Pola tanam ubi jalar yang digunakan
menyakap lahan milik orang lain. Sewa lahan atau pohon ubi jalar
dibayar dengan menggunakan hasil panen ubi. Selain itu, ada juga
PAGE \* MERGEFORMAT 43
frekuensi pemupukan tanaman ubi jalar yang dilakukan oleh
tahun. Hal ini dirasa cukup bagi petani karena dosis yang diberikan
dimaksudkan agar akar dapat bernafas dengan lebih baik dan air
hujan. Hal ini dikarenakan jenis pupuk NPK yang digunakan petani
terkena air.
PAGE \* MERGEFORMAT 43
ubijalar adalah merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya
tenaga kerja luar keluarga karena tenaga kerja yang berasal dari
jalar.
3.2.2. Pedagang
1. Bapak Jabar
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Dasar (SD). Pekerjaan tauke/pengepul ini meruapakan pekerjaan
PAGE \* MERGEFORMAT 43
pembelian hasil usahatani bisa dilakukan secara langsung maupun
melalui transfer.
Bapak Jabar sediakan juga lebih baik dari pada timbangan di tauke
kepada Bapak Jabar. Hingga saat ini kurang lebih ada 7 petani yang
dari petani.
yaitu tenaga kerja tetap gajinya per bulan dan tenaga kerja buruh
a. Perhari : Rp 150.000
b. Perbulan : Rp 3.000.000
tambahan
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Dari usaha yang Bapak Jabar jalankan ia tidak tergabung
b. Konsumen : eceran
pusat penjualan dan banyak orang yang dating kesana dari berbagai
daerah.
hubungan usaha, bahwa orang yang menggunakan pengaruh atau sumber sumber
dayanya terutama yang bersifat ekonomis. Patron berasal dari kata paronust yang
berarti “bangsawan” sementara klien berasal dari clien yang berarti pengikut.
Salah satu tokoh yang berbicara tentang patron klien sebagai suatu
hubungan antara dua orang yaitu seseorang atau individu dengan memiliki status
sosial dan ekonomi yang lebih tinggi (patron) dimana menggunakan pengaruh
kepada seseorang yang memiliki satatus yang lebih rendah (klien) sehingga klien
membalas dengan memberikan jasa pribadi kepada patron (Scott. 1972 dalam
Ahimsa: 4). Scott adalah sorang ahli sosiologi dan Antropologi yang banyak
PAGE \* MERGEFORMAT 43
berkecimpung dengan tema-tema seputar patronase. Scott memang tidak secara
terpenting dari pola hubungan semacam ini. Menurut Scott, hubungan patron klien
berawal dari adanya pemberian barang atau jasa yang dapat dalam berbagai
bentuk yang sangat berguna atau diperlukan oleh salah satu pihak, bagi pihak
Johnson 1988:190 (dalam Khosyi’ah, 2015: 15) menjelakan bahwa hal ini
dapat berarti bahwa reward dan cost yang dipertukarkan tersebut kurang lebih
sama nilainya jangka panjang atau jangka pendek, semangat untuk terus
lain harus dibalas. Adapun asusmsi dasar yang diajukan oleh teori ini adalah
bahwa transaksi pertukaran akan terjadi apabila kedua belah pihak dapat
(khosyi’ah. 2015: 15). Kedudukan dan Kemampuan sosial yang tinggi yang
berbeda disebabkan karena adanya kemampuan yang berbeda antara setiap orang.
Ketidakseimbangan terjadi karena patron berada dalam posisi pemberi barang atau
jasa yang sangat diperlukan bagi klien dan keluarganya agar mereka dapat tetap
hidup. Rasa wajib membalas pada diri klien muncul akibat pemberian tersebut,
selama pemberian itu masih mampu memenuhi kebutuhan klien yang paling
PAGE \* MERGEFORMAT 43
pokok. Jika klien merasa apa yang dia berikan tidak dibalas sepantasnya oleh
patron, dia akan melepaskan diri dari hubungan tersebut tanpa sanksi.
Ciri kedua adalah sifat tatap muka. Sifat ini memberi makna bahwa
hubungan patron klien adalah hubungan pribadi, yaitu hubungan yang didasari
Ciri ketiga adalah sifatnya luwes dan meluas. Dalam relasi ini bantuan
tidak hanya pada saat mengalami musibah, tetapi juga bila mengalami kesulitan
mengurus sesuatu. Oengan kata lain, hubungan ini dapat dimanfaatkan untuk
berbagai macam keperluan oleh kedua belah pihak, sekaligus sebagai jaminan
responden petani jagung dan cabe geprek. Dikatakan dalam sebuah wawancara
bahwa hubungan timbal balik antara Bapak Suradi dengan pedagang masih
Bapak Suradi memulai budidaya penanaman usaha cabe dan jagung mulai
pada tahun 1990-an di Riau, sebelumnya Bapak Suradi sudah menjadi petani sejak
lama. Sehubungan dengan itu, rata-rata penjualan cabe dan jagung yang bisa
dijual oleh bapak Suradi mencapai 100-300 kilogram paling banyak per sekali
masa musim panen. Awal mula terjadinya kegiatan penjualan antara Bapak Banjar
PAGE \* MERGEFORMAT 43
dengan petani ubi dan petani sayur lainnya adalah dikarenakan kenal dari kawan
ke kawan atau para petani yang mencari dan menghubungi taukenya. Dalam
hubungan ini tidak ada kontrak kerja secara tertulis antara petani dengan
taukenya.
Dulu awal mula menjadi tauke jika para petani ada yang terdesak atau
memberi bantuan seperti meminjamkan uang. Namun, sekarang sudah tidak lagi
karena banyak penipuan yang terjadi. Besarnya jumlah produksi cabe dan jagung
tidak berpengaruh terhadap besarnya pinjaman yang Bapak Banjar berikan kepada
petani.
sistemnya ada yang secara langsung di tempat dan ada yang dibayar ketika
baramg telah habis terjual. Bapak Banjar tidak ada memberikan bonus THR
Karena petani tidak terikat, tidak ada diberikan bantuan tidak ada dapat
komoditinya kepada tauke Pak Sudarjo. Dengan hal ini, ada beberapa
langkahlangkah yang senantiasa Pak Banjar lakukan agar mengikat dan menarik
minat para petani agar tetap setia menjual komoditinya kepada Pak Sudarjo.
Melakukan pendekatan
Rajin silaturahmi
Ramah
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Terkadang harga beli dibayar lebih tinggi daripada tauke lain
patron dengan pihak klien adalah Rp. 60.00 dan paling rendah Rp. 45.00
tergantung harga pasar nya. Bapak Suradi hanya ingin menjual kepada
telah dibuat bersama, jika harga cabe dan jagung turun, maka bapak Suradi akan
menyimpan hasil tani nya dan beralih menjual cabe dan jagung tersebut pada
pasar yang ada di kelurahan Pebatuan tersebut. Pasar dibuka setiap hari pukul
08.00 – 17.00 WIB dan bapak Suradi menjual hasil ubi kayu nya kepada para
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Potensi wilayah adalah segala sesuatu yang dimiliki (Sumber Daya Alam
dan Sumber Daya Manusia) suatu wilayah baik yang telah dimobilisir maupun
PAGE \* MERGEFORMAT 43
yang belum dimobilisir yang dapat mendukung upaya meningkatkan
antara petani dan pedagang. Hubungan tersebut tentunya menjadi patokan bagi
petani untuk mendapatkan sebuah keuntungan melewati jalur kerja sama. Pola
individu yang tidak sederajat. Baik dari segi status, kekuasaan, maupun
(inferior), dan patron dalam kedudukan yang lebih tinggi (superior). Hubungan
patron-klien itu sendiri telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Tanpa
disadari relasi patron-klien ini telah mendarah daging dan bertransformasi dalam
berbagai macam bentuk dengan berbagi variasi jenis eksploitasi dan penekanan
terhadap pihak klien yang tentu selalu menjadi pihak yang tidak punya banyak
tahun. Bapak Suradi adalah seorang perantau yang berasal dari Jawa.
3. Bapak Suradi mulai Bertani 30 tahun yang lalu, modal awal yang
dibutuhkan pak Suradi untuk memulai budidaya pertanian nya sekitar 10-20 Juta.
PAGE \* MERGEFORMAT 43
4. Bapak Banjar yang berumur 50 tahun memiliki sekitar 7 petani yang
aktif yang selalu menjual usaha tani mereka kepadanya. Pak sudarjo sudah
Banjar (pedagang) awalnya adalah bertemu di stasiun AKAP lalu berkenalan dan
6. Rata rata bobot komoditi yang dijual Pak Sudarjo adalah kisaran 100-
300kg. Selanjutnya bapak Banjar tidak bermitra ke pabrik atau lembaga lainnya.
uang kepada pedagang yang membuat hubungan tersebut masih baik-baik saja
walaupun terkadang pembayaran oleh pedagang yang telat akan tetapi bapak
4.2. Saran
namun masih ada beberapa kekurangan di daerah kelurahan yang bisa diperbaiki.
adapun saran yang dapat peneliti sampaikan pada pembahasan ini yaitu :
PAGE \* MERGEFORMAT 43
2. Para Petani yang berada di kelurahan pebatuan, kesulitan untuk
mendapatkan bantuan berupa modal ataupun pupuk, maka dalam hal ini
diperlukan nya peran dari pemerintah ataupun dari Lembaga atau pihak
satu koperasi agar para petani tidak kesusahan untuk mengakses pinjaman
yang berlebihan.
Saran yang sudah diberikan semoga dapat dijadikan bahan pelajaran baik
bagi peneliti, pembaca, dan objek yang diteliti agar tidak terbuang segala manfaat
yang bisa sumber daya alam dan manusia berikan kepada kita, dan tentunya
khusus bagi pangsa pasar di kelurahan Binawidya agar selalu berjalan dengan baik
PAGE \* MERGEFORMAT 43
DAFTAR PUSTAKA
Ansyari, I., Harsasto, P., & Fitriyah, F. (2019). Analisis Patron Klien Terhadap
BPS. (2020). PDB Indonesia Triwulan 2016- 2020. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Fuad, I. Z., Aenurofik, A., & Rosyid, A. 2015. Belenggu Tengkulak Atas Petani
Kustiari, R., Sejati, W. K., & Yulmahera, R. 2017.Market integration and price
https://doi. org/10.1355/9789814379281-007
Kajian Awal Interaksi Antara Party-Id Dan Patron-Klien. Jurnal Penelitian Politik.
PAGE \* MERGEFORMAT 43
Pratama, R. A. (2017). Patronase dan Klientalisme Pada Pilkada Serentak Kota
Sinaga, H., & Widiono, S. 2015. Pola Hubungan Patron-Klien Pada Komunitas
No.14
PAGE \* MERGEFORMAT 43
LAMPIRAN
PAGE \* MERGEFORMAT 43