Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL BUSINESS PLAN COMPETITION 2019

(Paten Bisa) Pakan Ternak Dari Bungkil Inti Sawit

Diusulkan Oleh:
(Ariful Ramadhan; 1907111671; 2019)
(Fitra Alidaei; 1907124354; 2019)
(Nadia Sukma; 1707111264; 2017)

PRODI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat
dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan
tugas kewirausahaan ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan
dari penyusunan proposal ini adalah untuk mengikuti Lomba Business Plan
Competition 2019.
Dalam proses penyusunan proposal ini kami menjumpai hambatan, namun
berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
proposal ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami
menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini
bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Pekanbaru, 10 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
EXECUTIVE SUMMARY...................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan...................................................................................2
BAB II USAHA
2.1 Identifikasi Peluang Usaha......................................................................3
2.2 IdeUsaha..................................................................................................3
2.3 Deskripsi Usaha.......................................................................................4
2.4 Visi dan Misi...........................................................................................4
BAB III PROSES PRODUKSI
3.1 Skala Laboratorium.................................................................................5
3.2 Skala Industri...........................................................................................6
3.3 Uji Pakan.................................................................................................7
BAB IV PEMASARAN
4.1 Analisa Pasar...........................................................................................9
4.2 Analisa SWOT.........................................................................................9
4.3 Strategi Pemasaran................................................................................12
4.4 Pengembangan Untuk Masa Depan.......................................................13
BAB V ANALISA ASPEK FINANSIAL
5.1 Proyeksi Pendapatan..............................................................................14
5.2 Proyeksi Aliran Kas...............................................................................14
5.3 Neraca....................................................................................................14
5.4 Sumber Modal dan Penggunaannya......................................................15
5.5 Analisis Break – Even dan Payback Period...........................................15
BAB VI PENUTUP

ii
6.1 Kesimpulan............................................................................................17
6.2 Closing Statement..................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................19

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Omset yang Didapat dalam Setahun......................................................14


Tabel 5.2 Tabel Proyeksi Aliran Kas.....................................................................14
Tabel 5.3 Neraca....................................................................................................15
Tabel 5.4 Sumber Modal........................................................................................15
Tabel 5.5 Penggunaan modal.................................................................................15

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bungkil Sawit.......................................................................................3


Gambar 2.2 Pakan Ternak........................................................................................4

v
EXECUTIVE SUMMARY

Riau merupakan penghasil sawit yang besar sehingga akan menghasilkan


limbah sawit salah satunya bungkil inti sawit. Bungkil inti sawit (BIS)
ketersediannya semakin meningkat karena produksi sawit setiap tahun mengalami
peningkatan serta memiliki komposisi nutrisi yang baik. Sehingga bungkil inti
sawit dapat ditingkatkan mutunya sebagai pakan ternak. Karena bungkil inti sawit
memiliki komposisi zat- zat sebagai berikut : protein kasar 15,14%; lemak kasar
6,08%; serat kasar 17,18%; kalsium 0,47%; fosfor 0,72%; dan BETN 57,80%
serta memiliki energy brutonya adalah 5088 kkal/kg (Lab. Kimia Makanan
Ternak Unpad, 2004).
Pakan ternak dari bungkil inti sawit sangat bermanfaat untuk ke depannya
karena memanfaatkan sumber daya alam Riau yaitu sawit. Semakin meningkatnya
jumlah peternakan khususnya unggas maka semakin meningkat pula kebutuhan
akan pakan ternak. Proses produksi pakan ternak di Riau tidak terlalu banyak
sehingga bisnis pakan ternak dari BIS ini akan berpeluang besar. Dengan adanya
produksi pakan ternak di daerah Riau tersendiri maka harganya akan lebih murah
karena biaya distribusinya berkurang. Dari beberapa faktor tersebut dapat dilihat
bahwa prospek pakan ternak dari bungkil inti sawit sangat besar.

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bungkil inti sawit (BIS) merupakan hasil samping industri minyak kelapa
sawit, ketersediaannya semakin meningkat, sejalan dengan perkembangan
perkebunan kelapa sawit yang tumbuh sekitar 18% setiap tahunnya. Perkebunan
kelapa sawit pada tahun 2009 di Indonesia mencapai 7,125 juta Ha dengan
produksi CPO 19.500 ribu ton dan inti sawit 3.543 ribu ton. Bila kandungan BIS
sekitar 45% dari inti sawit (Aritonang, 1986) maka produksi BIS pada tahun 2009
sebesar 1.594 ribu ton. Kandungan nutrisi BIS cukup baik, protein kasar 15 -
20%, lemak kasar 2,0 - 10,6%, serat kasar 13 - 21,30%, NDF 46,7 – 66,4%, ADF
39,6 - 44%, energi kasar 19,1 - 20,6 MJ/kg, abu 3 - 12%, kalsium 0,20 - 0,40%
dan fosfor 0,48 - 0,71% (Alimon, 2006; O’mara, 1999). Variasi kandungan nutrisi
tersebut disebabkan adanya perbedaan dalam proses pengolahan inti sawit, yaitu
pengolahan secara kimiawi atau fisik.
Peternakan unggas saat ini berkembang dengan pesat dan sudah
diklasifikasikan sebagai industri biologis. Dalam industri biologis terjadi interaksi
empat variabel yang tidak dapat dipisahkan yaitu: peternak sebagai subyek yang
harus dijamin meningkat pendapatan dan kesejahteraannya, ternak sebagai obyek
yang ditingkatkan produksinya, lahan basis. ekologi yang mendukung pakan dan
lingkungan budidaya, serta teknologi sebagai alat/rekayasa untuk mencapai
tujuan. Menurut Badan Pusat Statistik (2007) populasi unggas khususnya ayam
pedaging, ayam petelur dan itik pedaging terjadi peningkatan, hal ini dikarenakan
produknya yang disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena
merupakan sumber gizi yang baik, rasanya enak dan harganya relatif murah. Di
samping itu, keberhasilan industri perunggasan ini selain ditopang oleh
penguasaan manajemen beternak dan pengadaan bibit yang baik juga di imbangi
dengan penyediaan ransum yang berkualitas. Sedemikian penting peranan ransum
pada peternakan unggas sehingga biaya tersebut mencapai 70-80% dari total biaya
produksi.
Untuk mengurangi biaya pakan perlu memanfaatkan pakan alternatif yang
merupakan produk sumber daya alam Indonesia berupa Limbah perkebunan dan

1
hasil ikutannya dari pabrik minyak kelapa sawit yang tersedia relatif banyak
sepanjang tahun seperti Bungkil Inti Sawit (BIS). Karena itu pakan ternak dari
BIS akan menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
Masyarakat umum biasanya memberi makan unggas dari sisa- sisa
makanan. Padahal banyak jenis-jenis pakan yang bisa diberikan. Hal ini
dikarenakan dengan membeli pakan ternak mereka akan mengeluarkan uang dan
tempat membeli pakan jauh dari pemukiman. Dengan adanya peluang bisnis ini
akan membantu masyarakat untuk mendapatkan pakan ternak dari segi harga yang
murah serta distribusi yang dekat.
Sehingga bungkil yang hanya sebagai limbah produksi sawit atau hanya
dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler menjadi sebuah produk yang memiliki
nilai jual lebih tinggi. Dengan adanya produksi pakan ternak dari BIS akan
membantu masyarakat untuk mendapatkan pakan ternak dengan harga yang lebih
murah. Selain itu, akan membuka lapangan perkerjaan baru karena akan
membutukan orang-orang untuk bekerja dalam proses produksi pakan.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mampu membuat produk pakan dari bungkil inti sawit
2. Mengembangkannya menjadi usaha
3. Memperkenalkan produk kepada masyarakat
1.3 Manfaat Penulisan
1. Untuk memperkenalkan bahwa pakan ternak bisa dibuat dari bungkil inti
sawit
2. Untuk membuka pemikiran memanfaatkan yang ada di sekitar sebagai
peluang bisnis.

2
BAB II
USAHA

2.1 Identifikasi Peluang Usaha


Usaha yang dilakukan adalah usaha pembuatan pakan ternak dari bungkil
inti sawit. Pembuatan usaha ini memanfaatkan sumber daya yang terdapat di Riau
yaitu sawit. Proses produksi sawit berupa minyak baik CPO maupun PKO. Pada
proses tersebut menghasilkan limbah, salah satunya bungkil inti sawit. Sehingga
bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena memiliki komposisi gizi.
2.2 Ide Usaha
Bisnis pakan ternak dari bungkil inti sawit (BIS) didasarkan pada semakin
meningkatkan peternakan unggas sehingga akan meningkatkan kebutuhan pakan
ternak. Pakan ternak biasanya didapatkan dari luar provinsi Riau sehingga
membutuhkan biaya distribusi padahal Riau berpotensi untuk memproduksi pakan
ternak sendiri dengan sumber daya alam yang dimiliki.

Gambar 2.1 Bungkil Sawit


Riau memiliki perkebunan sawit yang luas atau dapat dikatakan sebagai
sumber utama mata pencaharian. Selama ini, masyarakat hanya menjual buah
untuk mendapatkan minyak mentah saja. Padahal jika dikaji sawit dapat dijadikan
berbagai produk. Pada saat harga minyak sawit turun, masyarakat akan bingung
dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari. Sehingga perlu sumber mata
pencaharian lain yang akan membantu saat harga minyak sawit murah. Salah
satunya dengan memanfaatkan bungkil inti sawit sebagai pakan ternak. Sehingga
akan membuka lapangan pekerjaan baru atau sumber mata pencaharian baru dan
masyarakat yang memiliki unggas akan mudah mendapatkan pakan ternak dengan
harga yang murah.

3
2.3 Deskripsi Usaha

Gambar 2.2 Pakan ternak


Sebelum memproduksi dalam skala besar maka dilakukan dalam skala
laboratorium terlebih dahulu serta dilakukan pengujian. Lalu dikenalkan kepada
masyarakat melalui organisasi Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). Pada
Gapoktan dilakukan sosialisasi dan praktek langsung cara pembuatan pakan
ternak dari bungkil inti sawit. Bungkil inti sawit didapat dari pabrik minyak sawit.
Dalam pengembangan usaha bekerja sama dengan Gapoktan untuk mencari
tenaga kerja serta sumber modal. Produk akan dikenalkan pada dinas pertanian
dan perternakan kabupaten dan provinsi. Lalu, dilakukan pemasaran sampai ke
daerah terpencil. Jika sudah berkembang, akan dibuka tempat produksi di
berbagai daerah. Pemasaran produk akan bekerja sama dengan pemerintahan agar
masyarakat percaya dengan produk tersebut dan menjadi asset sumber
pencaharian baru untuk daerah tersebut.
2.4 Visi dan Misi
2.4.1 Visi
1. Menjadikan pakan ternak sebagai usaha
2. Memperkerjakan orang-orang
3. Mengembangkan menjadi produk terkenal
2.4.2 Misi
1. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat
2. Memperkenalkan kepada dinas pemerintahan
3. Memperkenalkan menggunakan social media

4
BAB III
PROSES PRODUKSI
3.1 Skala Laboratorium
3.1.1 Alat- Alat
1. Ayakan
2. Kompor
3. Mesin cetak
4. Oven
5. Panci
6. Pengaduk
7. Timbangan
8. Wadah pencampur
3.1.2 Bahan- Bahan
1. Bungkil Inti Sawit
2. Konsentrat
3. Air
4. Premix/mineral
3.1.3 Proses Pengolahan
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mash
a. Menimbang bahan yang akan di gunakan
b. Mengeringkan bahan tersebut, dengan cara memasukkan kedalam
oven dengan suhu 60 selama 72 jam.
c. Menghaluskan bahan yang sudah kering dengan menggunakan
blender dan mengayat bahan sampai halus
d. Mencampur semua bahan sampai homogen
2. Crumble dan pellet
a. Menimbang bahan yang akan digunakan
b. Mencampur semua bahan sampai homogen
c. Menambahkan air secukupnya hingga membentuk adonan dengan
kadar air 25-30%

5
d. Memasak adonan tersebut sampai berwarna kecoklatan sambil diaduk
e. Setelak masak angkat adonan dari panci dan siap dicetak.
f. Khusus crumbele, hanya diayak dan untuk pellet dicetak
menggunakan mesin pencetak pellet
g. Kemudian mengeringkan menggunakan oven atau trik matahari.
3.2 Skala Industri
3.2.1 Pengeringan ( Drying)
Pengeringan bahan pakan dilakukan dengan tujuan untuk menurangi kadar
air sehingga dalam proses penggilingan diperoleh tepung yang baik. Pada
umumnya pengeringan dilakukan hingga memperoleh kadar air sampai 20%.
3.2.2 Penggilingan (Milling)
Proses penggilingan dilakukan terhadap bahan baku berbentuk butiran, yaitu
jagung, bungkil kelapa dan bungkil kacang kedelai untuk diolah menjadi tepung
halus. Sebelum digiling bahan disaring dengan scanner yang di dalamnya
dipasang magnet untukmemisahkan bahan dari benda-benda logam halus yang
dapat mengakibatkan rusaknya mesin giling. Bahan-bahan halus hasil
penggilingan kemudian disimpan sementara di dalam bin (chamber) dengan
conveyor dan elevator untuk proses selanjutnya
3.2.3 Pencampuran (Mixing)
Pencampuran bertujuan untuk mencampur semua bahan baku dan bahan
tambahan dengan komposisi tertentu untuk menjadi pakan.Pencampuran
dilakukan berdasarkan formula atau ramuan pakan ternak yang akan diproduksi.
Sebelum dicampur semua bahan ditimbang dengan timbangan otomatis yang
terdapat diatas mesin pencampur dan kemudian dicurahkan ke dalam mesin
pencampur (mixer) untuk dicampur dan diaduk dengan obat-obatan, vitamin dan
mineral.
3.2.4 Pembutiran (Pelleting)
Pembutiran bertujuan untuk membetuk hasil pencampuran menjadi bentuk
pellet, hasil pencampuran terlebih dahulu dipanaskan dengan uap panas bersuhu
980 yang dialirkan ke dalam chamber pellet sehingga bentuk bahan tersebut
menajadi bubur panas. Bubur panas ini kemudian dialirkan menuju
hygieneseryang suhunya 920 dan bertujuan untuk menghigieniskan pakan,

6
kemudian dialirkan menuju cetakan berbentuk lingkaran dengan saringan
berdiameter 3-5 mm disisinya yang terdapat di ujung mesin pellet dan
ditekan/dipress keluar melalui saringan tersebut. Hasil pengepresan adalah pakan
berbentuk bulat memanjang dengan diameter yang sesuai dengan diameter
saringan pellet.Selanjutnya, pakan dipotong sesuai ukuran oleh pisau-pisau yang
bergerak secara otomatis. Hasil dari proses ini berbentuk butiran-butiran yang
disebut pellet. Pellet kemudian dialirkan melalui pipa ke mesin pendinginan
(cooler).
3.2.5 Pendinginan (Cooler)
Pendinginan bertujuan untuk mendinginkan pelletdan mengurangi
kelembaban pada pellet akibat dipanaskan dengan uap panas di chamber pellet.
Karena pellet yang masih panas dan mengandung kadar air tinggi akan mudah
terserang jamur sehingga produk tidak tahan lama.Pelletdidinginkan di mesin
pendingin (Cooler) dengan bantuan dua blower, blower pertama mengalirkan
udara dingin ke pellet, sedangkan blower kedua menghisap dan mengalirkan
udara panas ke udara bebas.
3.2.6 Penghancuran (Crumbling)
Proses ini khusus digunakan untuk produk crumble. Penghancuran bertujuan
untuk menghancurkan pellet menjadi butiran-butiran yang lebih kecil dan halus
yang disebut crumble.

3.3 Uji Pakan


Pengujian Kualitas Pakan Ternak
3.3.1 Uji fisik
a. Tingkat homogenitas
b. Tinngkat kehalusan
c. Tingkat kekerasan
d. Stabilitas dalam air
3.3.2 Uji kimiawi
a. Analisis proksimat
b. Analisa nutrient
c. Pengujian kimia
d. Skor kimia

7
e. Indispensable amino index (IAAI)
f. Essential amino acid index (EAAI)
3.3.3 Uji biologis
a. Tingkat kelangsungan hidup
b. Pertumbuhan mutlak
c. Rasio konversi pakan
d. Rasio effisiensi pakan
e. Koefesien pencernaan
f. Carcus deposition
g. Nilai biologis
h. Net protein utilization
i. Evaluasi energi pakan
j. Pengukuran lain

8
BAB IV

PEMASARAN

4.1 Analisa Pasar


Dalam industri pakan ternak dari bungkil sawit ini bersaing dalam
memasarkan produknya kepada para peternak dengan berbagai strategi
yang berbeda pula. Siagian (2002) menyatakan bahwa dalam sistem
industri peternakan menghadapi dua pasar yaitu pasar “input” untuk
mendapatkan bahan baku dan juga pasar “output” untuk menjual produksinya
yang berupa pakan, obat-obatan maupun bibit. Selanjutnya dikatakan pula,
adalah suatu hal yang bijaksana apabila masalah pemasaran produk senantiasa
dipikirkan sejak sebelum usaha dimulai maupun pada usaha yang berlangsung
dalam hal pengembangan usaha tersebut. Keberhasilan perusahaan dalam
pemasaran dengan memperhatikan lingkungannya. Adapun lingkungan
yang dimaksud, tentunya berupa variable-variabel yang dapat dikontrol
(biasa disebut bauran pemasaran) yang meliputi produk, harga, promosi
dan distribusi

4.2 Analisa SWOT


Menurut Siagian (2002) bahwa Analisis SWOT merupakan salah satu
instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis stratejik, keampuhan
tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk
memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga
sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang
terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan
harus dihadapi. Jika para penentu strategi perusahaan mampu melakukan
kedua hal tersebut dengan tepat, biasanya upaya untuk memilih dan
menentukan strategi yang efektif membuahkan hasil yang diharapkan. Berikut
beberapa analisis strategis sebagai berikut:
a. Kekuatan (Strength)

9
Dua lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan mencakup lingkungan
internal dan lingkunganeksternal. Lingkungan internal terdiri atas faktor kekuatan
dan kelemahan. Industri pakan ternak faktor yang menjadi kekuatan
pengembangan usaha meliputi sebagai berikut.
1. Penerapan atau penguasaan teknologi tinggi pada industri pakan ternak
dalam memproduksi pakan ternak menjadi efisien untuk mencapai target
penjualan.
2. Tingkat keuntungan usaha cukup besar karena industri pakan termasuk
industri padatmodal dengan menggunakan teknologi tinggi, sehingga
efisiensi produksi dapat dicapai.
3. Ketersediaan sumberdaya manusia yang murah dalam jumlah cukup
banyak merupakankeunggulan komparatif untuk berinvestasi di Indonesia.
4. Lokasi industri yang strategis berada di daerah sentra peternakan unggas,
karena lokasi untuk industri telah dipetakan menurut tata ruang wilayah.
5. Jaringan/distribusi pemasaran sudah terkoordinasi. Hal ini karena
disamping perusahaan memiliki peternakan sendiri, juga menjalin
kerjasama dengan peternakan mitra.
6. Aksesbilitas untuk mendapatkan bahan baku cukup baik, karena terdapat
informasi yangcukup banyak untuk mendapatkan bahan baku dan
umumnya industri pakan menjadi pelanggan beberapa pemasok bahan
baku impor.
7. Kualitas produk yang terjamin di bawah pengawasan Quality Control
perusahaan yang sesuai dengan standar internasional, karena produk
diproduksi dengan teknologi mekanisasi yang canggih.
8. Kualitas bahan baku terjamin. Bahan baku diperoleh dari impor yang
sudah sesuaidengan standar internasional.

b. Kelemahan (Weakness)
Faktor kelemahan dalam industri ini meliputi sebagai berikut.
1. Bahan baku utama masih tergantung impor yang sangat dipengaruhi oleh
nilai kurs matauang.

10
2. Kebutuhan modal/investasi cukup besar karena industri pakan ternak ini
termasuk industri padat modal dengan menggunakan teknologi tinggi.
3. Volume bahan baku subtitusi masih relatif terbatas.
4. Fluktuasi harga bahan baku.
5. Struktur industri rentan terhadap fluktuasi nilai tukar. Hal ini disebabkan
oleh pengadaan bahan baku utama yang masih impor.
6. Kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah yang akan
mempengaruhi efektifitasdan efisiensi produksi pakan ternak, meskipun
tersedia dalam jumlah besar dan murah.
c. Peluang (Opportunities)
Lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan berupa peluang dan
ancaman. Faktor peluangini meliputi sebagai berikut.
1. Dukungan pemerintah pada agribisnis peternakan yang tidak hanya
berhenti pada tingkat budidaya tetapi juga mendorong industri yang
mempunyai keterkaitan ke belakang(backward linkage) dan keterkaitan
ke depan (foreward linkage). Industri pakan ternak sangat penting
peranannya dalam menunjang pembangunan peternakan unggas
nasional.Kebijakan pemerintah yang menjadikan bahan baku pakan dan
pakan menjadi komoditasstrategis berimplikasi pada penghapusan
pengenaan PPN 10% terhadap komoditastersebut.
2. perbaikan kondisi ekonomi makro. Adanya perbaikan perekonomian
nasional yangdiindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di
tahun 2000 yang semakin kuatmemberikan harapan untuk berinvestasi
dan berusaha kembali. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang
membaik, sub sektor peternakan yang merupakan pasar industri pakan
nampak mengalami pemulihan dan pertumbuhan yang cukup signifikan.
3. Trend permintaan produk yang cenderung meningkat yang ditunjukkan
dengan semakin meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat akan
produk-produk
4. Industri perunggasan semakin berkembang. Meningkatnya permintaan
masyarakatterhadap produk peternakan dan semakin membaiknya
perekonomian indonesia membuatindustri perunggasan menjadi

11
bergairah, sehingga memberikan peluang bagi berkembangnya industri
pakan ternak
5. Terdapatnya bahan baku alternatif yang cukup beragam, meskipun dalam
volume yangmasih terbatas.
d. Ancaman (Threat)
Faktor ancaman yang perlu diantisipasi oleh industri pakan adalah sebagai
berikut.
1. Situasi politik dan keamanan dalam negeri yang masih rawan akan
berdampak negatif pada jalannya bisnis pakan ternak. Selain faktor
keamanan yang rawan kerusuhan jugadampak pada melemahnya nilai
tukar yang mempengaruhi pembiayaan impor bahan baku.
2. Kesepakatan AFTA/NAFTA atau perdagangan bebas. Secara
keseluruhan bisnis perunggasan belum siap menghadapi perdagangan
bebas. Efektifitas dan efisiensi masihmenjadi kendala untuk bersaing
dengan industri luar negeri.
3. Fluktuasi nilai tukar mata uang yang berimplikasi pada pembiayaan
impor bahan bakukarena lebih kurang 80% bahan baku tersebut masih
diimpor.

4.3 Strategi Pemasaran


Promosi yang diterapkan oleh kami lebih banyak melalui persentase
kepada calon pelanggan (personnel selling). Selain itu strategi dalam pemasaran
dalam dilakukan sebagai berikut :
1. Menetapkan harga sama pada semua agen terlepas kedaerah mana
pakan-pakan tersebut akan diangkut.
2. Lokasi berada dijalur tol yang mendukung kegiatan pemasaran
karena berada dijalur trasportasi yang aman dan lancar sehingga
lebih memudahkan pengangkutan produk ketempat para agen
3. Menerapkan kebijakan untuk tidak mendistribusikan pakan secara
langsung ke agen, tetapi agenlah yang mengambil langsung
4. Menerapkan tahap order, tahap adminstrasi, tahap penjualan, dan
tahap pengangkutan produk ke agen

12
5. Menerapkan terjadinya hubungan secara individu dengan para agen
untuk mendukung kegiatan usahanya. Salah satu usaha yang dilakukan
yaitu dengan kunjungan kedaerah para agen untuk membangun
hubungan dan komunikasi yang baik, memberikan hadiah pada hari
raya seperti pemberian parcel, baju kaos dan spanduk berlogo
perusahaan

4.4 Pengembangan Untuk Masa Depan


Senantiasa mempertahankan dan meningkatkan kualitas pakan ternak
serta menjaga kontuinitas ketersediaan barang. berusaha memaksimalkan
pemasarannya dengan memasarkan satu macam merek saja dan tidak
melakukan penambahan produk merek baru, menciptakan citra dalam pikiran
para konsumen bahwa produk kita adalah lebih superior dibandingkan dengan
merek-merek pakan lain.Pengawasan mutu produk pakan tidak hanya
menyangkut pembuktian dari standar kualitas yang dilakukan pada setiap
bahan baku yang diterima untuk disimpan atau digunakan dipabrik, tetapi
juga melibatkan pemantauan yang cermat terhadap perubahan kualitas bahan
selama penyimpanan sebelum digunakan dan selama pengolahannya.

13
BAB V
ANALISA ASPEK FINANSIAL

5.1 Proyeksi Pendapatan


Tabel 5.1 Omset yang didapat dalam setahun
Jumlah Harga (Rp)
1 Karung 200.000
20 karung 4.000.000
600 pcs/ bulan 120.000.000
600* 12 1.440.000.000

5.2 Proyeksi Aliran Kas


Tabel 5.2 Tabel Proyeksi Aliran Kas
Deskripsi Januari Februari Maret April Mei Juni

Cash In

120.000.00 100.000.0 120.000.00 110.000.00


Penjualan 110.000.000 110.00.000
0 00 0 0

50.000.00
Modal kerja 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000
0

Cash Out

Peralatan
10.000.00
yang 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
0
digunakan

Gaji
5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
karyawan

Packing 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

Transportas 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000

14
i

50.000.00
Biaya bahan 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000
0

Surplus 78.000.00
98.000.000 88.000.000 88.000.000 98.000.000 88.000.000
0

5.3 Neraca
Tabel 5.3 Neraca
Aktiva (Rp) Pasiva (Rp)
Aktiva Lancar Kewajiban lancar
1 Kas 120.000.000 1 Utang dagang 20.000.000
2 Piutang dagang 20.000.000 2 Utang biaya 10.000.000
3 Persediaan 50.000.000 Total kewajiban lancar 30.000.000
Barang
Total aktiva lancar 190.000.000 Ekuitas
Aktiva tetap 1 Modal 50.000.000
1 Peralatan 10.000.000 2 Laba/ rugi 5.000.000
2 Transportasi 5.000.000 Total ekuitas 45.000.000

5.4 Sumber Modal dan Penggunaannya


Tabel 5.4 Sumber modal
Sumber Modal (Rp)
Pinjam bank 35.000.000
Tabungan 40.000.000
Total 75.000.000

Tabel 5.5 Penggunaan modal


Keterangan Jumlah
Peralatan yang digunakan 10.000.000
Gaji karyawan 5.000.000

15
Packing 2.000.000
Transportasi 5.000.000
Biaya bahan 50.000.000
Total 72.000.000

5.5 Analisis Break – even dan Payback Period


5.5.1`Analisis Break- even
Investasi awal = 75.000.000
Total perbulan = 600 x 200.000
= 120.000.000
Net income = 120.000.000 –35.000.000
= 85.000.000
Net loss period = 75.000.000 – 120.000.000
= (-45.000.000)
Break- even = (Net loss period/ net income) + 1
= (-45.000.000/85.000.000) + 1
= (-0,47)
Berarti untuk balik modal mebutuhkan waktu tidak sampai 1 bulan
5.5.2 Analisis Payback Period
Laba Produksi Perbulan
Biaya tetap per bulan = 15.000.000 : 12
= 1.250.000
Biaya tetap per sekali produksi = 1.250.000 : 30
= 41.000
Total biaya sekali produksi = biaya tetap per sekali produksi + biaya
variabel per produksi
= 41.000 + 50.000.000
= 50.041.000
Laba kotor per produksi = total harga penjualan produk – total biaya
sekali produksi
= 120.000.000 – 50.041.000
= 69.959.000

16
Laba bersih = laba kotor - biaya operasional
= 69.959.000 – 15.000.000
= 54.959.000
Payback period = biaya total : laba
= 72.000.000 : 54.959.000
= 1,3 kali produksi

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Bungkil inti sawit dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak
2. Pakan ternak dapat dijadikan peluang bisnis karena berlimbahnya bungkil
inti sawit
3. Estimasi keuntungan perbulan sebesar 120.000.000

6.2 Closing Statement


Bungkil inti sawit memiliki komposisi gizi yang baik digunakankan untuk
pembuatan pakan ternak. Jumlah ternak selalu mengalami peningkatan, sehingga
kebutuhan pakan semakin besar juga. Jumlah bungkil inti sawit berlimpah dan
belum termanfaatkan secara optimal. Sehingga bungkil inti sawit dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alimon, A.R. 2006. The Nutritive Value of Palm Kernel Cake for Animal Feeds.
Palm Oil Develop. 40: 12-14.
Aritonang, D. 1986. Perkebunan Kelapa Sawit, Sumber Pakan Ternak. Litbang
Pertanian. 4: 93-99.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2007. Peternakan Indonesia Dalam Angka. BPS
Indonesia, Jakarta.
Laboratorium Kimia makan Ternak Unpad. 2004. Fakultas Peternakan,
Universitas Padjadjaran, Sumedang.
O’Mara, F. P., F. J. Mulligan, E. J. Cronin, M. Rath And P. J. Caffrey. 1999. The
Nutritive Value Of Palm Kernel Meal Measured In Vivo And Using Rumen
Fluid And Enzymatic Techniques. Livest. Prod. Sci. 60: 305-316.
Siagian, S.P. 2002. Manajemen Strategik, Bumi Aksara, Jakarta.

18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua
Nama Lengkap : Ariful Ramadhan
NIM : 1907111671
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Riau
Alamat : Jalan Bangau Sakti, Panam, Pekanbaru
No Hp/WA : 081276365122
E-mail : arifulramadhan3@gmail.com
Riwayat Organisasi : 1. Club Olimpiade Kimia

19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anggota 1
Nama Lengkap : Fitra Alidaei
NIM : 1907124354
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Riau
Alamat : Marpoyan, Pekanbaru
No Hp/WA : 082268031619
E-mail : alifitra0109@gmail.com
Riwayat Organisasi : 1. Club Olimpiade Kimia

20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anggota 2
Nama Lengkap : Nadia Sukma
NIM : 1707111264
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Riau
Alamat : Jalan Kamboja, Kos Nayla, kecamatan Tampan
No Hp/WA : 081372051739
E-mail : nadiasukma244@gmail.com
Riwayat Organisasi : 1. Universitas Riau Cendekia
2. KWU BEM Fakultas Teknik

21

Anda mungkin juga menyukai