(Hevea braziliensis. L)
oleh :
2022
USAHA BUDIDAYA TANAMAN KARET
(Hevea braziliensis. L)
oleh :
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Penilaian Akhir
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Kepala SMK Pertanian Pembangunan Negeri Sembawa
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
budidaya tanaman karet dengan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,keluarga dan para sahabatnya hingga
akhir zaman.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................... 2
II. PELAKSANAAN
A. Waktu dan Pelaksanaan............................................................... 3
B. Jadwal Kegiatan........................................................................... 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kerja Pengalaman Utama............................................................ 4
1. Potensi Wilayah...................................................................... 4
2. Teknik Produksi...................................................................... 4
B. Analisis Usaha Tani..................................................................... 31
C. Kerja Pengalaman Lainnya.......................................................... 45
D. Integrasi Partisipasi Masyarakat.................................................. 49
IV. PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................... 50
B. Saran............................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 48
LAMPIRAN........................................................................................... 49
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal kegiatan PKL Budidaya tanaman karet di Pusat Penelitian Karet
Sembawa ................................................................................................ 3
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
adalah sebagai berikut:
1. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman khususnya tentang usaha
budidaya tanaman karet.
2. Belajar menjadi seorang wirausaha yang baik.
3. Melatih siswa untuk bermasyarakat dalam lingkungan kerja.
1
II. PELAKSANAAN
B. Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Jadwal kegiatan PKL budidaya tanaman karet di Pusat
Penelitian Karet Sembawa.
Bulan
No Kegiatan Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembibitan Sawit
2 Pembibitan Karet
3 Pemeliharaan TM
Karet & Penyadapan
4 Pengolahan Hasil
5 Pemeliharaan TBM &
Pemeliharaan TM
Karet
6 Pemeliharaan TM &
Pemeliharaan TBM
Karet
2
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Teknik Produksi
a. Penyiapan Batang Bawah
1) Persiapan Lahan Pembibitan
Untuk menghasilkan bahan tanam yang bermutu diperlukan
persiapan atau pengolahan tanah yang memenuhi syarat,
sehingga dapat membentuk pertanaman yang sempurna.
Lahan yang akan digunakan untuk pembibitan sebaiknya
yag relatif datar,mudah dijangkau,dekat dengan air, dan bebas
penyakit Jamur Akar Putih (JAP). Penyiapan lahan pembibitan
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara mekanis dengan
3
menggunakan traktor dan cara manual dengan menggunakan
cangkul.
a) Persiapan lahan dengan cara mekanis
Pengolahan tanah dengan cara mekanis menggunakan
traktor dapat dilaksanakan pada lahan yang relatif datar.
Pengolahan dilakukan sebanyak dua kali bajak dengan
kedalaman 40-50 cm dengan selang waktu tiga minggu dan
dua kali garu dengan selang waktu satu minggu. Traktor yang
biasa digunakan memiliki kekuatan 75 HP dengan 4 buah
piringan bajak polos atau bercelah dengan diameter 70 cm.
b) Persiapan lahan dengan manual
Pengolahan tanah secara manual menggunakan cangkul,
biasa dilakukan pada lahan yang berteras/miring, dan
pembibitan dengan skala kecil. Pengolahan tanah dengan cara
manual dilakukan pada kedalaman 40-50 cm.
c) Pengajiran lahan
Setelah lahan siap tanam, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengajiran yang disesuaikan dengan jarak tanam
yang diinginkan. Adapun jarak tanam dipembibitan dengan
pola segi empat dapat dilihat pada tabel 2. Jarak tanam ganda
umumnya digunakan pada pembibitan batang bawah.
Pemilihan jarak tanam disesuaikan dengan pelaksanaan
okulasi yang akan dilakukan.
Tabel 2. Jarak Tanam di Pembibitan dengan Pola Segi Empat.
Jarak tanam Jumlah Tegakan Cara Okulasi
(cm) (Batang/ha)
20 x 20 x 50 114.285 Okulasi hijau
4
Benih untuk batang bawah harus berasal dari biji
terpilih yang diketahui pohon induknya dengan klon-klon
yang dianjurkan, yaitu GT1 , PR300, PR228, AVROS2037,
PB260, BPM24, PB330, dan RRIC100
b) Pemungutan dan seleksi biji
Biji dipungut dua hari sekali, kemudian diseleksi
berdasarkan ukuran, bentuk dan warna biji. Biji yang
terkumpul diseleksi lebih lanjut dengan cara dipantulkan
atau direndam dalam air.
Biji yang baik adalah bila dipantulkan diatas lantai
semen biji akan melenting, sedangkan bila direndam
didalam air biji akan terapung 1/3 bagian dan 2/3 bagian
lain terendam.
3) Penyemaian Benih
a) Bedengan persemaian
Bedengan persemaian digunakan sebagai tempat
pendederan biji. Media yang digunakan adalah serbuk
gergaji dan mempunyai naungan berupa atap.
Atap yang digunakan adalah atap dan karung goni
yang dikombinasikan sehingga apabila saat penyiraman air
yang keluar relatif terbatas dan kelembapan tetap terjaga
baik. Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali dalam satu
hari, yaitu pada pagi hari dan sore hari.
b) Pendederan benih
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
mendederkan benih, yaitu dengan cara teratur dan cara
ditebar. Pendederan benih dengan cara teratur yaitu biji
disusun berjajar dengan jarak antar biji 1 cm. Dengan
pendederan yang teratur, pemindahan kecambah lebih
mudah dilakukan karena pertumbuhan relatif lebih
seragam dan bisa dilakukan sampai stadium pancing atau
stadium satu payung daun.
5
Dengan pendederan cara ditebar , pemindahan
kecambah harus dilakukan pada stadium mentis atau
stadium bintang. Pemindahan kecambah yang terlambat
pada cara pendederan tebar akan menghasilkan bibit yang
berakar bengkok atau bercabang.
(1) (2)
Gambar 1. (1) Penyusunan Benih secara tebar.
(2) Penyusunan Benih secara teratur.
c) Penanaman kecambah
Kecambah yang baik adalah kecambah yang muncul
dalam selang waktu 5-21 hari setelah pendederan biji.
Kecambah diambil dari bedengan pendederan dengan hati-
hati agar bakal akar tidak rusak. Untuk kecambah yang
telah berstadia satu payung daun,daunnya perlu
digugurkan terlebih dahulu dan akar tunggangnya
dipotong miring 10 cm dari leher akar.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore
hari untuk menghindari “stres” di lapangan, dan
kecambah diangkutdi dalam ember yang berisi air.
d) Pemeliharaan tanaman di pembibitan
Pemeliharaan tanaman di pembibitan terdiri atas
empat kegiatan yaitu:
(1) Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman
yang sudah mati, kerdil, tumbuh dua tunas, dan
beridikasi akar bengkok agar pertumbuhannya
seragam dan populasi tanaman per hektar tetap tinggi.
(2) Pengendalian Gulma
6
Pengendalian gulma dapat dilakukan secara
manual menggunakan alat atau secara kimiawi.
Pengendalian gulma secara manual dapat dilakukan
dengan menggunakan sabit, parang, cangkul, garpu,
dan sebagainya sampai pembibitan berumur empat
bulan. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan
setelah tanaman berumur > 4 bulan dengan
menggunakan sprayer. Penyemprotan dilakukan
dengan interval 1-3 bulan sesuai dengan kondisi
gulma.
(3) Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit perlu dilakukan pada bibit
yang berdaun muda, menggunakan fungisida dengan
dosis dan interval aplikasi tertentu. Fungisida yang
digunakan adalah bayleton.
(4) Pemupukan
Pemupukan sudah harus dilakukan dalam selang
waktu satu bulandengan dosis tertentu, dengan pupuk
tunggal atau majemuk.
b. Penyiapan Batang Atas
1) Klon Anjuran Batang Atas
Rekomendasi klon untuk batang atas dikelompokan mejadi
dua yaitu kelompok klon penghasil lateks dan penghasil lateks
kayu. Klon- klon tersebut adalah sebagai berikut :
a) Klon penghasil lateks terdiri atas IRR104, IRR112, PB 217,
BPM 107, PR261, BPM109, BPM24, PB260, PB330, dan
PB340
b) Klon penghasil kayu terdiri atas IRR105, IRR118, IRR32,
IRR39, IRR41, IRR42, PB330, PB340, RRIC100, BPM1,
AVROS2037
2) Penanaman
7
Sebelum melakukan penanaman pemilihan lokasi dan
perencanaan luasan merupakan langkah pertama dalam
membangun kebun entres. Lokasi untuk kebun entres memiliki
beberapa syarat yaitu : bebas penyakit, topografi datar, dekat
dengan jalan, dekat dengan sumber air, mudah dijangkau dan
mudah diawasi, serta bebas dari gangguan alam. Sedangkan luas
kebun entres yang akan dibangun harus disesuaikan dengan
rencana luas penanaman.
Adapun kegiatan penyiapan lahan untuk kebun entres meliputi:
a) Pembukaan lahan
Pembukaan lahan ini dapat dilakukan dengan cara semi
mekanis atau mekanis penuh. Pembukaan lahan yang
dilakukan, yaitu seluruh pohon dan sisa akar dikeluarka dari
areal, setelah itu dilakukan ripper 1 dan 2 menyilang. Lalu
dilakukan luku 1 kali menyilang dan garu 1 kali dilakukan
menyilang, setelah itu lakukan ayap akar 1-3 kali. Alat alat
yang digunakan dalam ayap akar ini adalah parang dan
karung.
b) Pengajiran
Dalam kegiatan pengajiran ini alat alat yang digunakan
antara lain: meteran, ajir, dan tali plastik. Jarak tanam yang
umum digunakan yaitu 1 m x 1 m, antar petak klon dibuat
jalan untuk pembatas selebar 1,5 m sampai 2 m dan setiap
petak berisi 100 pohon.
c) Pembuatan lubang tanam
Dalam pembuatan lubang tanam, ukuran lubang tanam
yang digunakan yaitu 40 cm x 40 cm x 40 cm. Adapun alat
yang digunakan yaitu cangkul. Dua minggu sebelum tanam,
lubang tanam diberi pupuk dasar SP36 dengan dosis
250gr/lubang tanam.
8
Gambar 2. Pembuatan Lubang Tanam
3) Pemeliharaan
Pemeliharaan kebun entres meliputi kegiatan penyiangan,
pemupukan, pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit.
Pemurnian kebun entres dilakukan pada saat tanaman berpayung
dua atau tiga dengan berpedoman pada ciri dan deskripsi klon
pada tanaman muda.
4) Pemanenan
Pemanenan entres dilakukan dengan cara memotong serong.
Pemanenan pertama dilakukan pada ketinggian 30 cm dari
pertautan okulasi. Selanjutnya tunas yang tumbuh dipelihara dua
buah setiap batang. Untuk pemanenan tahun berikutnya
sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan
gunting pangkas, pisau tajam, atau gergaji entres.
c. Pembuatan Bahan Tanam
1) Teknik Okulasi
Ada tiga macam teknik okulasi pada tanaman karet, yaitu
okulasi dini, okulasi hijau, okulasi coklat. Ketiga macam okulasi
tersebut relatif sama perbedaannya hanya terletak pada umur
batang bawah dan batang atasnya. Perbedaan okulasi dapat diliat
pada tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan antara Okulasi Dini, Hijau, dan Cokelat
Teknik Umur batang Umur, ukuran, warna entres
okulasi bawah
(bulan)
9
Dini 2-3 2-3 minggu, garis tengah 0,5 cm,
hijau muda
10
1 2
3 4
Gambar 4. Tahapan Pembuatan Jendela Okulasi.
11
(6) Perisai mata okulasi yang baik adalah perisai mata yang
pada kulit bagian dalam ada titik putih yang menonjol.
1 2
3 4
5 6
Gambar 5. Tahapan Pembuatan Mata Perisai Okulasi
d) Penempelan perisai mata okulasi
Penempelan perisai mata okulasi dilakukan pada batang
bawah segera setelah jendela okulasi dibuka. Tahapan
penempelan mata okulasi adalah sebagai berikut :
(1) Setelah perisai mata okulasi disiapkan, secepatnya
jendela okulasi dibuka dan perisai mata okulasi
dimasukkan ke dalam jendela.
(2) Jendela okulasi ditutup dengan cara menekan bagian
ujung jendela, bersamaan dengan itu bagian ujung perisai
yang dipegang dipotong dan dibuang.
12
(3) Jendela okulasi yang sudah ditutup langsung diikat
menggunakan pita plastik okulasi.
1 2 3
Gambar 6. Tahapan Penempelan Mata Perisai Okulasi
e) Pembalutan
Bahan yang digunakan untuk membalut adalah pita
plastik okulasi. Pembalutan dilakukan agar perisai mata
okulasi benar benar menempel ke batang bawah serta
melindungi okulasian dari air dan kotoran.
13
1 2
Gambar 8. Tahapan Pemeriksaan Hasil Okulasi.
2) Bahan Tanam
a) Stum mata tidur
Stum mata tidur adalah bibit okulasi yang mata
okulasinya masih belum tumbuh. Keuntungan menggunakan
stum mata tidur antara lain: waktu penyiapannya lebih mudah
dan cepat, harganya relatif murah. Kelemahan stum mata
tidur antara lain: persentase kematian cukup tinggi (15-20%),
kemungkinan tumbuhnya tunas palsu, dan pertumbuhan
tanaman kurang seragam.
b) Bibit dalam polybag
Bibit dalam polybag adalah stum mata tidur yang
ditumbuhkan dalam polybag sampai mempunyai satu atau
dua payung daun. Selain itu dapat dibuat dari batang bawah
yang ditumbuhkan dan diokulasi dalam polybag. Ukuran
polybag yang digunakan adalah ukuran standar 40 cm x 25
cm dan polybag kecil dengan ukuran panjang 35 cm dan
lebar 13-15 cm.
Keuntungan bibit okulasi dalam polybag antara lain:
persentase kematian rendah, pertumbuhan seragam,
penularan penyakit dari pembibitan dapat dihindari, dan masa
TBM lebih singkat dibanding stum mata tidur. Kelemahan
bibit dalam polybag antara lain: waktu penyiapan lebih lama,
pengangkutan dan pengeceran bibit lebih sulit, serta harga
relatif lebih mahal.
14
d. Persiapan Lahan dan Penanaman untuk Produksi
1) Persiapan Lahan Replanting
Persiapan lahan replanting adalah peremajaan tanaman karet
setelah tanaman yang lama sudah dianggap tidak ekonomis lagi.
Kegiatan persiapan lahan untuk tanaman ulang karet adalah
sebagai berikut:
a) Penebangan pohon (menumbang)
Penebangan pohon pada areal replanting menggunakan
mesin penebang pohon dan traktor. Pohon yang ditebang
dengan ketinggian 30 cm dari permukaan tanah dengan
menggunakan chain saw.
b) Pembongkaran tunggul
Pembongkaran tunggul batang karet dilakukan dengan
menggunakan traktor. Tujuan pembongkaran tunggul batang
karet yaitu untuk membersihkan areal agar terhindar dari
penyakit Jamur Akar Putih (JAP).
c) Membajak
Pembajakan dilakukan dengan sistem mekanis
menggunakan traktor. Tujuan dilakukannya pembajakan
adalah untuk memperhalus tekstur tanah dan mempermudah
penanaman. Pembajakan tanah dilakukan sebanyak dua kali
agar akar yang masih tertinggal didalam tanah dapat
terangkat ke atas permukaan tanah.
d) Menggaru
Penggaruan areal dilakukan dua kali , garuh ke 1 sejajar
dengan arah stakingan sedangkan garuh ke 2 memotong
tegak lurus garuhan ke 1 . tujuan penggaruan untuk
mengecilkan ukuran tanah, meratakan permukaan tanah,
memudahkan dalam pengajiran dan penanaman.
e) Mengayap akar
Ayap akar adalah kegiatan mencabut dan mengumpulkan
sisa akar, tunggul, dan ranting hasil dari bajak 1, bajak 2, dan
15
garu. Kegiatan ini bertujuan agar tidak ada lagi sisa kayu,
akar, tunggul, dan ranting yang tersisa karena jika terkena air
hujan akan membusuk sehingga dapat menyebabkan
timbulnya jamur akar putih (JAP).
2) Persiapan Tanam
Kegiatan yang dilakukan dalam persiapan tanam meliputi:
a) Pengajiran
Pengajiran merupakan kegiatan menentukan letak tanam
sesuai dengan jarak tanam dan bentuk tanam. Sebelum
pengajiran dilakukan siapkan ajir induk berupa kayu gelam
berdiameter 30 cm dengan panjang 2,5-3 m. Sedangkan ajir
anakan berupa bambu yang telah dibelah atau kayu gelam
yang berukuran kecil sepanjang 1 m.
Pengajiran dilakukan dengan menggunakan rumus
phytagoras. Pertama pasang ajir induk lalu tarik tali
sepanjang 4 m kearah utara atau selatan dan 3 m kearah
timur dan barat, sehingga didapat segitiga siku siku yang
bersiku pada ajir induk. Tali diperpanjang lagi dengan
meluruskan dua titik yang dimulai dari ajir induk 42 m, lalu
ajir anakan ditancapkan pada titik yang telah diberi tanda ajir
dengan jarak tanam 6 m x 3 m.
b) Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara
membersihkan daerah sekitar lubang tanam. Kemudian
membuat lubangl tanam dengan jarak 20 cm dari ajir dengan
panjang 60 cm, lebar 60 cm, dan kedalaman 60 cm.
Pada saat penggalian lubang tanam diusahakan topsoil
dipisahkan dari subsoil dengan cara meletakkannya disebelah
kanan dan kiri lubang.
16
c) Pemupukan dasar
Pemupukan dasar bertujuan untuk memberikan unsur
hara awal pada saat bibit baru ditanam. Adapun pupuk yag
digunakan adalah sebagai berikut:
(1) TSP
Pupuk TSP diberikan dengan dosis 100g/lubang tanam
dan 200g/lubang tanam yang dekat dengan rumpukan.
Pupuk TSP berfungsi untuk menambah kesuburan tanah.
(2) Belerang
Pupuk belerang diberikan dengan dosis 50g/lubang tanam
dan 100g/lubang tanam yang dekat dengan rumpukan.
Fungsi dari pupuk belerang adalah untuk mencegah
terjadinya penyakit Jamur Akar Putih (JAP). Jarak antara
waktu pemupukan dan penanaman adalah 5-7 hari dengan
tujuan mencegah matinya tanaman karena panas yang
ditimbulkan oleh pupuk yang baru dimasukkan ke dalam
lubang tanam.
3) Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu dilakukan
penyeleksian terhadap bibit karet dengan tujuan agar
mendapatkan bibit yang baik. Ciri-ciri bibit yang baik adalah
berumur 6 bulan atau memiliki 2 payung, daun bagian atas
sudah tua, pertumbuhan normal, dan tidak terserang penyakit.
Ada dua cara penanaman bibit karet, yaitu penanaman
dengan menggunakan bibit polybag dan bibit Stum Mata Tidur
(SMT). Dari dua bahan tanam tersebut, yang digunakan oleh
Balai Penelitian Sembawa adalah bibit dalam polybag. Cara
penanaman bibit karet adalah sebagai berikut: Masukkan bibit
polybag kedalam lubang tanam yang terlebih dahulu polybag
disayat bagian samping kiri atau samping kanan.
17
e. Pemeliharaan
a) Pemeliharaan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) antara
lain:
(1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan 2 minggu setelah tanam
tujuannya untuk mempertahankan jumlah populasi tanaman,
dengan menggunakan bahan tanam yang seumur dengan
tanaman yang akan disulam. Tanaman yang disulam adalah
tanaman yang mati, kerdil, atau terserang hama penyakit.
(2) Penyiangan Manual
Penyiangan di pemeliharaan TBM yaitu merombet.
Merombet adalah membuang tanaman penutup tanah
(legium cover crop) yang tumbuh liar hingga dapat melilit
batang tanaman dengan menggunakan alat parang atau arit.
Jika tidak dibuang dapat merusak bidang sadap pada batang
tanaman.
18
(4) Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3
bulan. Pupuk yang digunakan adalah Urea dan KCL dengan
perbandingan 2 : 1 dan dosis pemupukan 10 gram/batang.
Tujuannya adalah untuk menjaga kesuburan dan
pertumbuhan tanaman. Cara pemberian pupuk dengan
sistem menabur disekitar tanaman. Interval pemupukan
4kali/tahun. Berikut ini adalah rekomendasi pemupukan
TBM menurut buku Sapta Bina Karet tahun 2009.
Tabel 4. Rekomendasi Pemupukan pada TBM
Jenis pupuk
Umur
Urea SP36 KCL Kisrit Frekuensi
Tanaman
g/p/th g/p/th g/p/th g/p/th Pemupukan
1 250 150 100 50 6 kali/th
2 250 250 200 75 6 kali/th
3 250 250 250 100 6 kali/th
4 300 250 250 100 6 kali/th
5 300 250 250 100 6 kali/th
(5) Pembokoran
Pembokoran merupakan kegiatan membersihkan gulma
secara manual menggunakan cangkul disekitar tanaman
karet dengan jarak 1 m dari tanaman karet. Pembokoran
dilakukan pada saat tanaman belum berwarna coklat.
Tujuan pembokoran adalah sebagai berikut :
(a) Untuk merangsang pertumbuhan akar.
(b) Untuk menghindari terjadinya persaingan untuk
mengambil unsur hara antara tanaman dengan gulma.
(c) Untuk memudahkan dalam pemupukan.
(6) Penyanggulan
Penyanggulan merupakan kegiatan mengumpulkan dan
mengikat daun karet bagian teratas pada tanaman karet yang
mencapai ketinggian 275-300 cm dengan kondisi daun
19
bagian atas sudah tua. Teknik penyanggulan adalah sebagai
berikut:
(a) Tempat penyanggulan
Penyanggulan dilakukan pada payung teratas, daun
agak tua dan tinggi sanggulan 2,75-3 m di atas
pertautan okulasi.
(b) Cara penyanggulan
Rangkaikan daun pada payung teratas dan diatur
sedemikian rupa lalu diikat dengan tali rafia atau karet
gelang.
(c) Pembentukan dan perawatan cabang
Setelah tunas sudah terlihat akan muncul, lalu
diseleksi 3-5 tunas yang akan dijadikan calon batang
dan letak cabang satu sama lain berhadapan secara
melingkar.
(7) Pendongkelan
Mendongkel adalah kegiatan membersihkan lahan dari
gulma yang berupa anakan kayu beserta akar akarnya
dengan menggunakan cangkul.
Tujuan mendongkel adalah sebagai berikut :
(a) Agar anakan kayu benar benar mati.
(b) Agar tidak terjadinya persaingan dalam pengambilan
unsur hara antara tanaman, gulma, dan anakan kayu.
(c) Untuk menjaga kebersihan kebun/sanitasi kebun.
b) Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) yaitu :
(1) Mendongkel dan Menebas
Kegiatan mendongkel di TM sama halnya seperti
kegiatan mendongkel di TBM, perbedaaannya hanya
banyak sedikitnya gulma berkayu yang tumbuh di sekitar
tanaman karet.
20
(2) Penyemprotan
Penyemprotan merupakan salah satu cara pengendalian
gulma dengan cara kimiawi menggunakan herbisida.
Kegiatan ini dilakukan apabila waktu sudah siang atau tidak
berembun lagi agar racun yang digunakan efektif.
Konsentrasi penyemprotan 4 L/ha dengan konsentrasi for-
mulasi 6 cc/L air.
(3) Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 5
tahun. Pupuk yang digunakan Urea, SP36, KCL dan dosis
pemupukan urea 350 gram SP36 260 gram KCL 300
gram/batang, dengan interval pemupukan 2 kali/tahun.
Tujuan pemupukan untuk mempertahankan kesuburan tanah
dan menjaga kelestariannya, menjadi keseimbangan pada
tanah dan tanaman, menigkatkan pertumbuhan tanaman,
meningkatkan dan mempertahankan produksi,
meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Berikut ini
adalah rekomendasi pemupukan bagi TM menurut Buku
Sapta Bina tahun 2009.
21
Tabel 5. Rekomendasi pemupukan TM.
Umur Jenis Pupuk
tanaman
Urea SP36 KCL Kisrit Frekuensi
(tahun)
g/p/th g/p/th g/p/th g/p/th Pemupukan
6-15 350 260 300 75 2kali/th
16-25 300 190 250 75 2kali/th
25 s/d T-2 200 150 2kali/th
22
(d) Panel Application adalah dioles diatas alur sadap, dosisnya
2gr/ph/app.
(5) Pengendalian Penyakit
(a) Penyakit Jamur Akar Putih (JAP)
Penyebab penyakit Jamur Akar Putih (JAP) terjadi
karena cuaca yang lembab sehingga tanaman karet mudah
terserang penyakit JAP. Gejala serangan JAP yaitu kuning
pucat pada daun, daun terlipat kedalam, timbul daun
muda, bunga, serta buah gejala umumnya tentu saja pada
akarnya yang berwarna putih. Upaya pengendalian yang
dilakukan yaitu dengan membuat parit isolasi di sekitar
tanaman (mengelilingi), lalu parit tersebut disiram
fungsida dengan dosis 3cc/liter air.
(b) Mikrosis Kulit
Ciri-ciri tanaman karet terserang penyakit Mikrosis
kulit adalah adanya bercak hitam atau membusuk
dicabang karet. Upaya pengendalian yang dilakukan
adalah dikuas dengan bahan aktif benlate, agrosit, dan
antiko.
(c) Jamur Upas
Penyakit Jamur Upas menyerang bagian kulit yang
menyebabkan kulit membusuk dan mengering kemudian
mengelupas. Penyakit ini menyerang tanaman belum
menghasilkan (TBM). Upaya pengendalian penyakit
Jamur Upas adalah mengeruk pada bagian yang
membusuk atau terserang kemudian diolesi dengan
fungisida.
(d) Kering Alur Sadap
Penyakit kering alur sadap disebabkan karena
penyadapan terlalu sering. Gejala penyakit KAS mula
mula ditandai dengan tidak mengalirnya lateks pada
bagian alur sadap. Kemudian dalam beberapa minggu saja
23
keseluruhan alur sadap ini kering dan tidak mengeluarkan
lateks. Kekeringan ini dapat meluas dari satu kulit ke kulit
lainnya yang seumur. Cara pengendaliannya yaitu
menghindari penyadapan yang terlalu sering dan
mengurangi pemakaian stimulan serta perlu pemberian
pupuk ekstra untuk mempercepat pemulihan kulit.
f. Penyadapan
Penyadapan merupakan suatu tindakan membuka pembuluh
lateks, agar lateks yang terdapat di dalam pohon karet keluar.
Sistem penyadapan hendaknya mampu menghasilkan lateks yang
banyak, biaya rendah, dan tidak menggangu kesinambungan
tanaman. Oleh karena itu, pelaksanaan penyadapan harus
mengikuti aturan atau norma yang benar.
1) Menentukan Matang Sadap
a) Matang sadap pohon
Tanaman karet telah dapat disadap kalau lilit batang telah
mencapai 45 cm pada ketinggian 100 cm diatas pertautan
okulasi.
b) Matang sadap kebun
Suatu kebun sudah dapat disadap jika areal tersebut,
minimum 60% tanaman telah mencapai kriteria matang sadap
pohon. Khusus klon tertentu ( quick starter ) seperti klon
PB235, PB260, RRIM712, dan seri IRR, secara ekonomis
penyadapan sudah dapat dilakukan jika minimal 40% telah
matang sadap pohon.
2) Persiapan Bukaan Sadap
a) Menggambar bidang sadap
Menggambar bidang sadap dilakukan dengan menggunakan
mal sadap. Mal sadap adalah sepotong kayu yang panjangnya
130 cm pada bagian ujungnya dilengkapi dengan plat seng
selebar 6 cm dengan panjang 50-60 cm. Plat seng dipakukan
24
pada ujung kayu dengan posisi membentuk sudut 120o-135o.
Tahapan penggambaran bidang sadap sebagai berikut:
(1) Membuat garis sandaran depan dan belakang dengan
membagi lingkar batang menjadi 2 bagian.
(2) Mal sadap dipasang pada garis sandaran depan dan dibuat
garis miring menurut mal sadap.
(3) Garis sandaran belakang ke garis sandaran depan
(setengah spiral).
25
Gambar 12. Pemasangan Talang dan Mangkok Sadap
3) Pelaksanaan Penyadapan
a) Kedalaman irisan kulit
Kedalaman irisan sadap yang dianjurkan adalah 1-1,5 mm
agar kulit pulihan dapat terbentuk dengan baik, dengan
harapan agar penyadapan dapat bertahan selama 25-30 tahun.
b) Ketebalan konsumsi kulit
Ketebalan konsumsi kulit yang dianjurkan adalah 1,5-2 mm
dengan tujuan agar lateks yang dikeluarkan lebih teratur.
c) Waktu penyadapan
Penyadapan pada umumnya dilakukan pada pukul 06.00-
08.00 WIB karena turgor masih terbuka dan lateks yang
mengalir lebih banyak dibandingkan jika penyadapan
dilakukan pada siang hari.
d) Frekuensi penyadapan
Frekuensi penyadapan yang dianjurkan adalah 3 hari sekali
pada 2 tahun pertama, dan 2 hari sekali pada tahun tahun
selanjutnya. Penyadapan yang dilakukan setiap hari dengan
panjang irisan sadap setengah spiral dapat memicu timbulnya
penyakit kering alur sadap karena pohon kelelahan.
26
Gambar 13. Pelaksanaan Penyadapan
g. Pengumpulan Lateks
Langkah langkah pengumpulan lateks adalah sebagai berikut:
1) Lateks hasil penyadapan yang berbeda di dalam mangkok
dimasukkan ke dalam ember 10 L, lalu dipindahkan ke dalam
ember berukuran 40 L.
2) Setelah itu lateks dibawa ke tempat pengumpulan hasil (TPH)
dan ditimbang, lalu disaring dan dimasukkan ke dalam bak
penampung.
3) Masukkan amonia (NH3) agar lateks tidak cepat membeku
4) Terakhir, lateks diangkut ke pabrik menggunakan mobil tanki.
h. Penanganan Hasil
Sebelum lateks dibawa ke pabrik, terlebih dahulu dilakukan
penghitungan Kadar Karet Kering (K3) dengan menggunakan
metrolax. Tujuan dilakukannya penghitungan K3 adalah untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas lateks, agar lateks memiliki
harga jual yang tinggi. Setelah K3 dihitung lateks dimasukkan ke
dalam tanki mobil dan diberi amonia dengan tujuan agar lateks
tidak mudah membeku.
Sedangkan cup lumb langsung dibawa ke pabrik dan
ditimbang, kemudian cup lumb dimasukkan ke dalam bak dengan
ukuran panjang 10 m, lebar 1 m, dan tinggi 1 m. Kemudian cup
lumb tersebut dicampur lateks murni dan diberi 1 L asam semut, 1
L deurop, dan 195 L air. Tujuannya adalah untuk menghilangkan
bau, mempercepat pembekuan dan terhindar dari serangga.
27
Keesokkan harinya cup lumb dan lateks muri akan membeku
dan menjadi slab. Kemudian dipotong sepanjang 1 m
menggunakan gergaji dan akan dibiarkan selama 2-3 hari.
i. Pengelolaan
Jenis bahan olahan pabrik meliputi:
1) Lateks
Lateks merupakan tetesan dari pohon karet berwarna putih
seperti susu.
2) Cup Lumb
Cup lumb adalah tetesan lanjutan yang tertinggal di dalam
mangkok.
3) Slab
Slab adalah bekuan yang berasal dari cup lumb yang dicampur
dengan lateks murni dan dibiarkan selama minimal 2 hari.
j. Pemasaran Hasil
1) Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran yang digunakan oleh Balai Penelitian
Sembawa adalah sistem tender tertutup, yang artinya
menggunakan sistem pelelangan. Lateks yang dipasarkan harus
memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh pabrik, yaitu:
a) Bersih dan bebas dari kontaminasi.
b) Tidak direndam dalam air atau dijemur di bawah terik
matahari.
c) Kadar karet keringnya tinggi.
28
2) Rantai Tata Niaga
Rantai tata niaga di Balai Penelitian Sembawa adalah sebagai
berikut:
29
B. Analisa Usaha tani
Analisa usaha budidaya tanaman karet untuk areal 1 ha selama dari tahun ke-
0 sampai dengan tahun ke-10. Harga dalam usaha tani ini pada tahun 2022 adalah
sebagai berikut:
1. INPUT
Input tahun ke-0 (TBM 1)
a. Biaya saprodi
Bibit polibag 550 tan @Rp 9000 = Rp 495.000
Pupuk pospat 110 kg @Rp10.400 = Rp 1.144.000+
Total = Rp 1.639.000
30
Pemupukan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 485.000 +
Total = Rp 7.141.000
Total input tahun ke-0 (1+2+3) = Rp 9.072.665
31
Input tahun ke-2 (TBM III)
a. Biaya saprodi
Herbisida Round Up 1 liter @Rp 74.000 = Rp 74.000
Pupuk Urea 48,3 Kg @Rp 8.000 = Rp 386.000
Pupuk SP36 35,1 Kg @Rp 10.400 = Rp 365.000
Pupuk KCL 31,5 Kg @Rp 9.900 = Rp 311.850
Pupuk Kisrit 11 Kg @Rp 5.000 = Rp 55.000 +
Total = Rp 1.091.850
b. Biaya penyusutan alat dan perkakas
1 = Rp 136.500
1 buah sprayer @Rp 409.500, x Rp 409.000
3
1 = Rp 30.3333
1 buah cangkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3
1 = Rp 6.666 +
1 buah ember @Rp 20.000, x Rp 20.000
3
Total = Rp 173.499
32
Pupuk KCL 38,9 Kg @Rp 9.900 =Rp 385.110 +
Total = Rp 1.250.070
33
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Pengukuran lilit batang 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Penggambaran mal sadap 1 HK @Rp. 97.000= = Rp 97.000 +
Total = Rp 1.261.000
34
Herbisida Round Up 1 liter @Rp 74.000 = Rp 74.000
Pupuk Urea 150 Kg @Rp 8.000 = Rp 1.200.000
Pupuk SP36 135 Kg @Rp 10.400 = Rp 1.404.000
Pupuk KCL 135 Kg @Rp 9.900 = Rp 1.336.500
Pupuk Kisrit 50 Kg @Rp 5.000 = Rp 250.000 +
Total = Rp 4.264.500
35
Pemupukan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Bidang sadap 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Sensus Tanaman 0.3 HK @Rp 97.000 = Rp 29.100
Pemasangan 4 alat sadap 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Karyawan penyadap HL 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000 +
Total = Rp 1.445.300
Total biaya input ke 5 (a+b+c) = Rp 6.331.130
36
Total = Rp 258.165
c. Biaya tenaga kerja
Tebas gawangan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel Kayu 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Tebas rendahan 0,6 HK @Rp 97.000 = Rp 58.2000 +
Total = Rp 640.200
Totak biaya input ke 6 (a+b+c) = Rp 5.396.865
37
c. Biaya tenaga kerja
Tebas gawangan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel Kayu 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Tebas rendahan 0,6 HK @Rp 97.000 = Rp 58.200
Pemupukan 3 HK @Rp 97.000 =Rp 291.000
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Bidang sadap 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Sensus tanaman @Rp 97.000 =Rp 97.000
Karyawan penyadap HL 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000 +
Total = Rp 1.416.200
Totak biaya input ke 7 (a+b+c) = Rp 6.172.865
38
1 = Rp 15.000
1 buah piasu sadap @45.000, x Rp 45.000
3
1 = Rp 116.666
1 buah sprayer @Rp 350.000, x Rp 350.000
3
1 = Rp 22.833
1 ember pungut 10 liter@Rp68.500,
3
xRp68.500
1 = Rp 70.000 +
1 ember lateks 40 liter@Rp 10.000, x
3
Rp210.00
Total = Rp 258.165
c. Biaya tenaga kerja
Tebas gawangan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel Kayu 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Tebas rendahan 0,6 HK @Rp 97.000 = Rp 58.200
Pemupukan 3 HK @Rp 97.000 =Rp 291.000
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Bidang sadap 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Sensus tanaman @Rp 97.000 =Rp 97.000
Karyawan penyadap HL 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000 +
Total = Rp 1.416.000
Totak biaya input ke 8 (a+b+c) = Rp 6.172.865
39
1 = Rp 3.333
1 buah ember @Rp 10.000, x Rp 10.000
3
1 = Rp 30.333
1 buah cangkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3
1 = Rp 15.000
1 buah piasu sadap @45.000, x Rp 45.000
3
1 = Rp 116.666
1 buah sprayer @Rp 350.000, x Rp 350.000
3
1 = Rp 22.833
1 ember pungut 10 liter@Rp68.500,
3
xRp68.500
1 = Rp 70.000 +
1 ember lateks 40 liter@Rp 10.000, x
3
Rp210.00
Total = Rp 258.165
c. Biaya tenaga kerja
Tebas gawangan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel Kayu 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Pemupukan 3 HK @Rp 97.000 =Rp 291.000
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Bidang sadap 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Sensus tanaman 0,3 HK @Rp 97.000 =Rp 29.100
Karyawan penyadap HL 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000 +
Total = Rp 1.290.100
Totak biaya input ke 9 (a+b+c) = Rp 6.046.765
40
TM V = Rp 6.046.765 +
= Rp 30.120.490
Bunga modal seluruh input tahun ke-5 sampai tahun ke-9 dengan berdasarkan
bunga 8,50% ;
TM I = 8,50% x Rp 6.331.130 x 5 = Rp 2.690.730
TM II = 8,50% x Rp 5.396.865 x 4 = Rp 1.834.934
TM III = 8,50% x Rp 6.172.865 x 3 = Rp 1.574.080
TM IV = 8,50% x Rp 6.172.865 x 2 = Rp 1.049.387
TM V = 8,50% x Rp 6.046.765 x 1 = Rp 513.975 +
= Rp 7.663.106
Total input tahun ke-5 sampai ke-9
Total input = Input + Bunga modal
= Rp 30.120.490 + Rp 7.663.106
= Rp 37.783.596
Total Input TBM + Input TM
= Rp 25.214.800+ Rp 37.783.596
= Rp 62.998.396
2. OUTPUT
41
c. 1 bulan menghasilkan = 4,83 KK/ha x 10 hari
= 48,3 kg KK/ha
d. Penyusutan 3% = 48,3 kg x 0,03
= 1,449 kg
e. Jadi 1 bulan menghasilkan = 48,3 kg - 1,449 kg
= 46,851 kg KK/ha
f. 1 tahun menghasilkan = 46,851 kg KK/ha x 12
= 562,212 kg KK/ha
g. Harga jual KKK = Rp 23.600
Jadi total Output tahun ke-6
562,212 x Rp 23.600 = Rp 13.268.203
42
d. Penyusutan 3% = 92 kg x 0,03
= 2,76 kg
e. Jadi 1 bulan menghasilkan = 92 kg – 2,76 kg
= 89,24 kg KK/ha
f. 1 tahun menghasilkan = 89,24 kg KK/ha x 12
= 1.070,88 kg KK/ha
g. Harga jual KKK = Rp 23.600
Jadi total Output tahun ke-8
1.070,88 x Rp 23.600 = Rp 25.272.768
43
d. Penyusutan 3% = 173,3 kg x 0,03
= 5,199 kg
e. Jadi 1 bulan menghasilkan = 173,3 kg – 5,199 kg
= 168,101 kg KK/ha
f. 1 tahun menghasilkan = 168,101 kg KK/ha x 12
= 2.017,212 kg KK/ha
g. Harga jual KKK = Rp 23.600
Jadi total Output tahun ke-10
2.017,212 x Rp 23.600 = Rp 39.335.634
1. Income
Income = Output – Input
= Rp 131.196.651 - Rp 62.998.396
= Rp 68.198.255
2. Rasio O/I
44
Output
Rasio =
Input
131.196.651
=
62.998.396
= 2,0
Jadi setiap Input Rp 1,- yang digunakan dalam usaha budidaya tanaman
karet akan mendapatkan Output sebesar Rp 2,0
3. Tingkat Balik Modal
= 131.196.651
68.198.255
Investasi =
120
Laba per bulan = 568.318
Input
=
Laba Per Bulan
62.998.396
Tingkat Balik Modal =
568.318
= 110,85
Jadi, tingkat balik modal terjadi pada 11 tahun 8 bulan 5 hari.
45
a. Pembibitan
Pembibitan adalah kegiatan awal-awal di lapangan bertujuan
untuk mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah
disiapkan beberapa bulan (12 bulan)sebelum penanaman dilapangan,
agar bibit yang ditanam tersebut memenuhi syarat, baik umurnya
maupun ukurannya.
Syarat-syarat lokasi pembibitan
1). Dekat sumber air dan air tersedia cukup banyak dengan
kualitas yang sesuai (terutama volume air tersedia cukup pada
musim kemarau)
2). Topografi datar dan diusahakan terletak di dekat areal tanam
3). Tidak tergenang dan bebas dari banjir pada musim hujan
4). Lokasi harus mudah dijangkau dan akses ke pembibitan harus
baik
5). Dekat dengan emplasemen sehingga pengawasan dapat lebih
intensif
6). Aman dari pencurian dan serangan hama
Pembibitan yang digunakan adalah sistem pembibitan dua tahap,
pembibitan dua tahap terdiri dari pembibitan awal (Pre Nursery) dan
pembibitan utama (Main Nursery)
(1) Pembibitan Awal (Pre Nursery)
Lokasi pre-nursery harus berdekatan dengan main-
nursery.Lokasi ini harus dibersihkan dari gulma maupun kayu serta
diratakan tanahnya. Pada pembibitan awal, bedengan – bedengan di
siapkan pada areal pembibitan yang telah diolah dengan ukuran
lebar 1,2 m dan pajang 20 m, serta tinggi 20 cm. Jarak antara
bedengan 60 m yang berfungsi sebagai parit drainase sekaligus
sebagai jalan untuk kegiatan pembibitan.
Polybag yang digunakan pada pembibitan awal (Pre Nursery)
adalah polybag berukuran 10 cm x 15 cm, kemudian isi
dengan tanah top soil yang telah di saring dari kotoran (akar –
46
akar)diayak,.Isikan tanah tersebut ke baby bag sampai penuh
(1 kg/baby bag) dan dipadatkan. sampai penuh ( 1 kg/baby
bag)bagian polybag. Sebelum kecambah ditanam, polybag di
siram air agar tidak terbentuk rongga udara di dalamnya.
Kecambah ditanam di tengah – tengah polybag dengan
kedalaman 2 – 2,5 cm danTimbun kembali dengan tanah
setebal 1 - 1,5 cm dan tidak boleh dipadatkan.Pastikan bahwa
arah plumulah (bakal tunas) ke atas dan arah radikula (bakal
akar) ke bawah. Biasanya setelah 7 – 10 hari plumulah akan
muncul.Siram bibit dalam polybag tersebut secara teratur dua
kali sehari yaitu pagi dan sore hari secara hati – hati agar bibit
tidak rusak terkena air siraman ,Bila pada malam hari turun
hujan > 8 mm, maka besok paginya tidak perlu disiram.
Kebutuhan air adalah 0,2 - 0,3 liter per baby bag per hari.,
Untuk memperoleh bibit yang tumbuh subur
(2) Pembibitan Utama (Main Nursery)
Pembibitan utama memerlukan lahan yang luas karena bibit
ditanam dengan jarak tanam yang lebih besar. Di lokasi pembibitan
harus tersedia sumber air. Areal pembibitan harus terbuka, bebas
dari gulma,dan terhindar dari gangguan hewan-hewan liar
pengangu lainya. Parit – parit pembuangan air harus dibuat untuk
membuang kelebihan air.
Pada pembibitan utama digunakan polybag dengan ukuran 40
cm x 50 cm dengan ketebalan 0,12 mm. Kemudian polybag di isi
dengan tanah top soil (lapisan atas) hingga tidak bercampur dengan
batu atau kerikil. Tekstur tanah sebaiknya lempung berliat dan
mempunyai sifat drainase yang baik.Untuk tanah mineral dengan
kandungan liat tinggi, maka harus dicampur pasir.Tanah dicampur
dengan pupuk RP (Rock Phosphate ) sebanyak 150 gr/100 kg
tanah. Pada waktu pencampuran tanah harus kering dan
pencampuran tanah dengan pupuk harus homogen.Isikan tanah
tersebut ke Large bag (15 kg per large bag ),kemudian bibir
47
kantong dilipat keluar sehingga jarak permukaan tanah menjadi 2
cm dari bibir kantong). Pengisian tanah diusahakan cukup padat
dan Large bag berdiri tegak (tidak bengkok atau patah pinggang).
Tanah yang diisikan ke dalam Large bag harus dalam keadaan
kering. Jangan mengisi tanah basah apalagi yang berkadar liat
tinggi ke dalam large bag, karena akan terjadi pemadatan yang
berakibat buruk bagi pertumbuhan akar.di bawah permukaan
polybag dan agak di padatkan. Sebelum ditanam, polybag harus di
siram selam 7 hari agar tanah pengisi polybag tidak membetuk
rongga udara atau kantong air. Setiap polybag disusun dengan jarak
90 cm x 90 cm x 90 cm atau 75 cm x 75 cm x 75 cm dengan sistem
segitiga sama sisi tergantung pada umur bibit yang kelk akan di
pindahkan ke lapangan.
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan pada pembibitan utama yaitu
sebagai berikut:
1) Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari jika hujan tidak
turun Penyiraman bibit dilakukan 2 (dua) kali sehari, yaitu
sejak pagi hingga pukul 11.00 dan pukul 15.00 sampai selesai.
Kebutuhan air rata-rata untuk setiap bibit adalah 2 - 3 liter per
Large bag per hari tergantung umur bibit.Bila terjadi hujan
minimal 8 mm pada hari sebelumnya, maka tidak perlu
dilakukan penyiraman pada hari itu.
2) Penyiangan gulma
Penyiangan dilakukan jika terdapat gulma yang tumbuh di
dalam polybag dan sekitar polybag dengan cara di cabut.
3) Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk memperoleh bibit yang sehat,
tumbuh cepat, dan subur. Pupuk yang diberikan yaitu Urea
dalam bentuk larutan dan pupuk majemuk. Sebelum dilakukan
pemupukan hendaknya dilakukan pencabutan rumput atau
48
gulma 4 – 4 hari
4) Penggemburan tanah
Sbelum penggemburan tanah, polybag juga sebaiknya
dilakukan agar pupuk mudah masuk dan diserap oleh tanaman.
IV. PENUTUP
A. Simpulan
49
Dari kegiatan prakerin ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat menambah
pengetahuan serta keterampilan penulis dalam budidaya karet.
2. Dengan melakukan kegiatan ini penulis dapat mengetahui prospek
budidaya tanaman karet dimasa yang akan datang.
3. Dengan melakukan kegiatan ini penulis dapat membandingkan antara
teori dengan kenyataan di lapangan yang sering sekali tidak sesuai
dengan melakukan praktik secara langsung.
B. Saran
Adapun saran yang dapat Penulis berikan, yaitu :
1. Sebaiknya pihak sekolah melakukan pengawasan secara langsung
dengan cara melihat setiap kelompok kerja atau setiap divisi di lokasi
Praktik Kerja Lapangan (PKL).
2. Sebaiknya pembimbing exsternal lebih memahami apa yang dikerjakan
di lapangan bukan saja secara praktik, tetapi juga secara teori.
3. Sebaiknya siswa mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental
demi kelancaran Praktik Kerja Lapangan (PKL).
DAFTAR PUSTAKA
50
Anwar, C. (1996). Sapta Bina Usaha Tani Karet Rakyat. Sembawa: Balai
Penelitian Sembawa.
Karyudi, (2006). Pedoman Penyadapan Tanaman Karet. Sungai Putih: Balai
Penelitian Sungai Putih.
Sihombing.1995. Budidaya Tanaman Karet. Medan: Balai Penelitian Sungei
Putih
LAMPIRAN
51
Lampiran 1. Jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PUSLITBUN
SEMBAWA Tahun 2022
No Hari/Tanggal/Bulan/Tahun Jenis Kegiatan
1 Senin, 3 Januari 2022 Serah Terima
2 Selasa, 4 Januari 2022 Pengendalian gulma secara manual (tebas
3 Rabu, 5 Januari 2022 Pewiwilan
4 Kamis, 6 Januari 2022 Merombet
5 Jumat, 7 Januari 2022 Mengunjungi Perpusatakaan
6 Sabtu, 8 Januari 2022 Penyulaman Kelapa Sawit
7 Senin, 10 Januari 2022 Pewiwilan
8 Selasa, 11 Januari 2022 Bokoran/Piringan
9 Rabu, 12 Januari 2022 Penyemprotan kimiawi
10 Kamis, 13 Januari 2022 Pengendalian gulma secara manual (tebas)
11 Jumat, 14 Januari 2022 Senam dan membaca buku
12 Sabtu, 15 Januari 2022 Penggambaran bidang sadap dan pemasan-
gan alat sadap
13 Senin, 17 Januari 2022 Penggambaran bidang sadap dan pemasan-
gan alat sadap
14 Selasa, 18 Januari 2022 Penggambaran bidang sadap dan pemasan-
gan alat sadap
15 Rabu, 19 Januari 2022 Penggambaran bidang sadap dan pemasan-
gan alat sadap
16 Kamis, 20 Januari 2022 Penggambaran bidang sadap dan pemasan-
gan alat sadap
17 Jumat, 21 Januari 2022 Mengunjungi Perpustakaan
18 Sabtu, 22 Januari 2022 Mendongkel kayu
19 Senin, 24 Januari 2022 Kunjungan ke pembibitan prenursery ke-
lapa sawit
20 Selasa, 25 Januari 2022 Pemberian materi perkecambahan sawit
dan kunjungan ketempat proses perkecam-
bahan
21 Rabu, 26 Januari 2022 Seleksi bibit sawit
52
22 Kamis, 27 Januari 2022 Penanaman kecambah sawit
23 Jumat, 28 Januari 2022 Senam dan mengunjungi perpusatakaan
24 Sabtu, 29 Januari 2022 Pemupukan di pembibitan prenursery
25 Senin, 31 Januari 2022 Penyiangan gulma dan pemindahan bibit
double tone kelapa sawit ke polybag
26 Rabu, 02 Februari 2022 Seleksi bibit (PN)
27 Kamis, 03 Februari 2022 Nanam PN ke MN
28 Jumat, 04 Februari 2022 Senam dank e perpustakaan
29 Sabtu, 05 Februari 2022 Nanam PN ke MN
30 Senin, 07 Februari 2022 Penambahan tanah pada bibit polybag
karet dan pemberian warna
31 Selasa, 08 Februari 2022 Penambahan tanah pada bibit polybag
karet
32 Rabu, 09 Februari 2022 Pewiwilan
33 Kamis, 10 Februari 2022 Pengendalian gulma secara manual
34 Jumat, 11 Februari 2022 Senam dan membaca
35 Sabtu, 12 Februari 2022 Penyiangan gulma
36 Senin, 14 Februari 2022 Perawatan kebun entres penyiangan gulma
dan peremajaan entres
37 Selasa, 15 Februari 2022 Melakukan kegiatan okulasi di kebun en-
tres
38 Rabu, 16 Februari 2022 Pengendalian gulma secara manual
39 Kamis, 17 Februari 2022 Stimulan
40 Jumat, 18 Februari 2022 Sunam dan membaca
41 Sabtu, 19 Februari 2022 Pengendalian gulma secara manual (tebas)
42 Senin, 21 Februari 2022 Pemantauan
43 Selasa, 22 Februari 2022 Pemupukan TM Karet
44 Rabu, 23 Februari 2022
45 Kamis, 24 Februari 2022 Tatacara penyadapan dan pengukuran K3
46 Sabtu, 26 Februari 2022 Kunjungan ke pabrik pengolahan hasil
47 Selasa, 01 Maret 2022
48 Rabu, 02 Maret 2022 Penanaman kelapa sawit
53
49 Jumat, 04 Maret 2022 Kunjungan ke perpustakaan
50 Sabtu, 05 Maret 2022 Pengendalian gulma manual (tebas lorong)
TM karet
51 Senin, 07 Maret 2022 Penanaman bibit TBM sawit
52 Selasa, 08 Maret 2022 Pemupukan TBM sawit
53 Rabu, 09 Maret 2022 Penyiangan gulma manual
54 Kamis, 10 Maret 2022 Penanaman bibit TBM sawit
55 Jumat, 11 Maret 2022 Kunjungan ke perpustakaan
56 Sabtu, 12 Maret 2022 Mengumpuli brondolan kelapa sawit
57 Senin, 14 Maret 2022 Membokor kelapa sawit
58 Selasa, 15 Maret 2022 Uji kompetensi
59 Rabu, 16 Maret 2022 Pengendalian gulma
60 Kamis, 17 Maret 2022 Pengendalian gulma secara manual (tebas)
61 Jumat, 18 Maret 2022
62 Sabtu, 19 Maret 2022 Pembokoran TBM
BLANKO KONSULTASI
54
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
55