Anda di halaman 1dari 62

USAHA BUDIDAYA TANAMAN KARET

(Hevea braziliensis. L)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Dibuat sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti PAS Genap

oleh :

Muhammad Burya Nazarudin (06.1.001.2.20.055)

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA

2022
USAHA BUDIDAYA TANAMAN KARET

(Hevea braziliensis. L)

oleh :

Muhammad Burya Nazarudin (06.1.001.2.20.055)

Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Penilaian Akhir

Semester Genap diSMK Pertanian Pembangunan Negeri Sembawa

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Zulkipli.,M.Si Fitriani, SE.,M.Pd


NIP.19651123 199803 1 003 NIP.19780912 200604 2 019

Mengetahui,
Kepala SMK Pertanian Pembangunan Negeri Sembawa

Yudi Astoni, S.TP., M.Se


NIP.19800102 00312 1 002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
budidaya tanaman karet dengan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,keluarga dan para sahabatnya hingga
akhir zaman.

Laporan ini dibuat berdasarkan hasil kegiatan selama pelaksanaan Praktik


Kerja Lapangan (PKL) budidaya tanaman karet yang dilaksanakan di Pusat
Penelitian Karet Sembawa. Kegiatan ini dilakukan dari tanggal 03 Januari - 19
Maret 2022.

Dalam penyusunan laporan ini, Penulis mendapatkan dukungan dan


bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak-pihak berikut:
1. Yudi Astoni, S.TP., M.Se selaku kepala SMK Pertanian Pembangunan Negeri
Sembawa.
2. Dr. Zulkipli, M.Si selaku Pembimbing I.
3. Fitriani, SE.,M.Pd selaku Pembimbing II.
4. Kedua orang tua semua pihak yang telah memberi dukungan serta bantuan
dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penulisan masih banyak kekurangan baik dalam
teknik menulis maupun tata bahasa maka penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan laporan yang akan datang. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Sembawa, Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................... 2
II. PELAKSANAAN
A. Waktu dan Pelaksanaan............................................................... 3
B. Jadwal Kegiatan........................................................................... 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kerja Pengalaman Utama............................................................ 4
1. Potensi Wilayah...................................................................... 4
2. Teknik Produksi...................................................................... 4
B. Analisis Usaha Tani..................................................................... 31
C. Kerja Pengalaman Lainnya.......................................................... 45
D. Integrasi Partisipasi Masyarakat.................................................. 49
IV. PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................... 50
B. Saran............................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 48
LAMPIRAN........................................................................................... 49

iii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal kegiatan PKL Budidaya tanaman karet di Pusat Penelitian Karet
Sembawa ................................................................................................ 3

Tabel. 2 Jarak Tanam di Pembibitan dengan Pola Segi Empat.............. 5

Tabel. 3 Perbedaan antara Okulasi Dini, Hijau, dan Cokelat.................. 10

Tabel. 4 Rekomendasi Pemupukan pada TBM....................................... 20

Tabel. 5 Rekomendasi Pemupukan TM.................................................. 23

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. 1 Penyusunan benih ................................................................. 7

Gambar. 2 Pembuatan Lubang Tanam.................................................... 9

Gambar. 3 Persiapan Okulasi.................................................................. 11

Gambar. 4 Tahapan Pembuatan Jendela Okulasi.................................... 12

Gambar. 5 Tahapan Pembuatan Mata Perisai Okulasi............................ 13

Gambar. 6 Tahapan Penempelan Mata Perisai Okulasi.......................... 14

Gambar. 7 Membuat Pita dengan Plastik Okulasi................................... 14

Gambar. 8 Tahapan Pemeriksaan Hasil Okulasi..................................... 15

Gambar. 9 Kegiatan Penyiangan Manual (Merombet)........................... 19

Gambar. 10 Pemberian Pupuk pada TM................................................. 22

Gambar. 11 Menggambar bidang sadap.................................................. 26

Gambar. 12 Pemasangan talang & mangkok sadap................................ 27

Gambar. 13 Pelaksanaan Penyadapan..................................................... 28

Gambar. 14 Cup Lumb cetak.................................................................. 30

v
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran. 1 Jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PUSLITBUN


SEMBAWA Tahun 2022....................................................................... 52

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-


PPN) Sembawa merupakan sekolah kejuruan dibidang pertanian yang
berada di bawah Kementrian Pertanian (KEMENTAN) dengan tujuan
untuk menghasilkan tenaga teknisi yang handal, mampu bersaing dalam
usaha agribisnis serta mempunyai jiwa wirausaha, disiplin, dan
bertanggung jawab.Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diselenggarakan
rangkaian kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah acuan pembelajaran untuk


melaksanakan kegiatan bagi siswa di lapangan guna mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan lebih tentang budidaya tanaman karet, serta
belajar menjadi seorang wirausaha yang baik.
Tanaman karet (Hevea braziliensis. L) merupakan tanaman yang
berasal dari lembah sungai Amazon. Brazil, Amerika Serikat. Tanaman
karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peluang
strategis dalam sistem usaha perkebunan berkelanjutan, baik secara
ekonomis maupun sosial. Secara ekonomis karet dapat menjadi sumber
pendapatan petani dan sumber devisa negara nonmigas, sedangkan secara
sosial merupakan komoditas perkebunan yang telah sejak lama dan
keberadaannya merupakan penyediaan lapangan kerja yang cukup luas
terutama didaerah sentra industri.

B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
adalah sebagai berikut:
1. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman khususnya tentang usaha
budidaya tanaman karet.
2. Belajar menjadi seorang wirausaha yang baik.
3. Melatih siswa untuk bermasyarakat dalam lingkungan kerja.

1
II. PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada kelas
XI semester genap dimulai pada tanggal 03 Januari sampai 19 Maret 2022
di Pusat Balai Penelitian Karet Sembawa desa Lalang Sembawa
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

B. Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Jadwal kegiatan PKL budidaya tanaman karet di Pusat
Penelitian Karet Sembawa.
Bulan
No Kegiatan Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembibitan Sawit
2 Pembibitan Karet
3 Pemeliharaan TM
Karet & Penyadapan
4 Pengolahan Hasil
5 Pemeliharaan TBM &
Pemeliharaan TM
Karet
6 Pemeliharaan TM &
Pemeliharaan TBM
Karet

2
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kerja Pengalaman Utama


1. Potensi Wilayah

Kondisi iklim di Kebun Riset Balai Penelitian Sembawa


dengan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 80-90% dan suhu
udara maksimum setiap tahun 32ºC serta suhu udara minimum 22º-
35ºC. Curah hujan rata-rata 2200-2500 mm/tahun serta terdapat dua
bulan kering, yaitu bulan Juli dan Agustus. Ordo tanah Ultisol
(Podsolik merah kuning) dengan tekstur lempung berliat hingga
berpasir, drainase agak baik, dan struktur teguh. Ketinggian tempat ±
0-10 m di atas permukaan laut dan topografi tergolong datar sampai
berombak dengan lereng 0-15%. Kesuburan tanah tergolong rendah
sampai sedang dan pH tanah 5-6. (Sumber: www.balitsembawa.com)

Tanaman karet dapat hidup pada lingkungan yang memiliki


suhu optimum sekitar 25ºC – 30ºC, ketinggian tempat 0 – 400 m
(Diatas Permukaan Laut) dpl, curah hujan optimum 2000 – 2500
mm/tahun dan pH tanah 4 – 8. Berdasarkan aspek topografi kondisi
tanah dan iklim lokasi di Pusat Penelitian Karet sembawa sangat
berpotensi untuk diusahakan.

2. Teknik Produksi
a. Penyiapan Batang Bawah
1) Persiapan Lahan Pembibitan
Untuk menghasilkan bahan tanam yang bermutu diperlukan
persiapan atau pengolahan tanah yang memenuhi syarat,
sehingga dapat membentuk pertanaman yang sempurna.
Lahan yang akan digunakan untuk pembibitan sebaiknya
yag relatif datar,mudah dijangkau,dekat dengan air, dan bebas
penyakit Jamur Akar Putih (JAP). Penyiapan lahan pembibitan
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara mekanis dengan

3
menggunakan traktor dan cara manual dengan menggunakan
cangkul.
a) Persiapan lahan dengan cara mekanis
Pengolahan tanah dengan cara mekanis menggunakan
traktor dapat dilaksanakan pada lahan yang relatif datar.
Pengolahan dilakukan sebanyak dua kali bajak dengan
kedalaman 40-50 cm dengan selang waktu tiga minggu dan
dua kali garu dengan selang waktu satu minggu. Traktor yang
biasa digunakan memiliki kekuatan 75 HP dengan 4 buah
piringan bajak polos atau bercelah dengan diameter 70 cm.
b) Persiapan lahan dengan manual
Pengolahan tanah secara manual menggunakan cangkul,
biasa dilakukan pada lahan yang berteras/miring, dan
pembibitan dengan skala kecil. Pengolahan tanah dengan cara
manual dilakukan pada kedalaman 40-50 cm.
c) Pengajiran lahan
Setelah lahan siap tanam, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengajiran yang disesuaikan dengan jarak tanam
yang diinginkan. Adapun jarak tanam dipembibitan dengan
pola segi empat dapat dilihat pada tabel 2. Jarak tanam ganda
umumnya digunakan pada pembibitan batang bawah.
Pemilihan jarak tanam disesuaikan dengan pelaksanaan
okulasi yang akan dilakukan.
Tabel 2. Jarak Tanam di Pembibitan dengan Pola Segi Empat.
Jarak tanam Jumlah Tegakan Cara Okulasi
(cm) (Batang/ha)
20 x 20 x 50 114.285 Okulasi hijau

40 x 40 x 50 44.444 Okulasi coklat

(sumber: Sapta Bina Usaha Tani Karet 2009)

2) Penanganan Benih Batang Bawah


a) Klon anjuran untuk batang bawah

4
Benih untuk batang bawah harus berasal dari biji
terpilih yang diketahui pohon induknya dengan klon-klon
yang dianjurkan, yaitu GT1 , PR300, PR228, AVROS2037,
PB260, BPM24, PB330, dan RRIC100
b) Pemungutan dan seleksi biji
Biji dipungut dua hari sekali, kemudian diseleksi
berdasarkan ukuran, bentuk dan warna biji. Biji yang
terkumpul diseleksi lebih lanjut dengan cara dipantulkan
atau direndam dalam air.
Biji yang baik adalah bila dipantulkan diatas lantai
semen biji akan melenting, sedangkan bila direndam
didalam air biji akan terapung 1/3 bagian dan 2/3 bagian
lain terendam.
3) Penyemaian Benih
a) Bedengan persemaian
Bedengan persemaian digunakan sebagai tempat
pendederan biji. Media yang digunakan adalah serbuk
gergaji dan mempunyai naungan berupa atap.
Atap yang digunakan adalah atap dan karung goni
yang dikombinasikan sehingga apabila saat penyiraman air
yang keluar relatif terbatas dan kelembapan tetap terjaga
baik. Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali dalam satu
hari, yaitu pada pagi hari dan sore hari.
b) Pendederan benih
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
mendederkan benih, yaitu dengan cara teratur dan cara
ditebar. Pendederan benih dengan cara teratur yaitu biji
disusun berjajar dengan jarak antar biji 1 cm. Dengan
pendederan yang teratur, pemindahan kecambah lebih
mudah dilakukan karena pertumbuhan relatif lebih
seragam dan bisa dilakukan sampai stadium pancing atau
stadium satu payung daun.

5
Dengan pendederan cara ditebar , pemindahan
kecambah harus dilakukan pada stadium mentis atau
stadium bintang. Pemindahan kecambah yang terlambat
pada cara pendederan tebar akan menghasilkan bibit yang
berakar bengkok atau bercabang.

(1) (2)
Gambar 1. (1) Penyusunan Benih secara tebar.
(2) Penyusunan Benih secara teratur.
c) Penanaman kecambah
Kecambah yang baik adalah kecambah yang muncul
dalam selang waktu 5-21 hari setelah pendederan biji.
Kecambah diambil dari bedengan pendederan dengan hati-
hati agar bakal akar tidak rusak. Untuk kecambah yang
telah berstadia satu payung daun,daunnya perlu
digugurkan terlebih dahulu dan akar tunggangnya
dipotong miring 10 cm dari leher akar.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore
hari untuk menghindari “stres” di lapangan, dan
kecambah diangkutdi dalam ember yang berisi air.
d) Pemeliharaan tanaman di pembibitan
Pemeliharaan tanaman di pembibitan terdiri atas
empat kegiatan yaitu:
(1) Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman
yang sudah mati, kerdil, tumbuh dua tunas, dan
beridikasi akar bengkok agar pertumbuhannya
seragam dan populasi tanaman per hektar tetap tinggi.
(2) Pengendalian Gulma

6
Pengendalian gulma dapat dilakukan secara
manual menggunakan alat atau secara kimiawi.
Pengendalian gulma secara manual dapat dilakukan
dengan menggunakan sabit, parang, cangkul, garpu,
dan sebagainya sampai pembibitan berumur empat
bulan. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan
setelah tanaman berumur > 4 bulan dengan
menggunakan sprayer. Penyemprotan dilakukan
dengan interval 1-3 bulan sesuai dengan kondisi
gulma.
(3) Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit perlu dilakukan pada bibit
yang berdaun muda, menggunakan fungisida dengan
dosis dan interval aplikasi tertentu. Fungisida yang
digunakan adalah bayleton.
(4) Pemupukan
Pemupukan sudah harus dilakukan dalam selang
waktu satu bulandengan dosis tertentu, dengan pupuk
tunggal atau majemuk.
b. Penyiapan Batang Atas
1) Klon Anjuran Batang Atas
Rekomendasi klon untuk batang atas dikelompokan mejadi
dua yaitu kelompok klon penghasil lateks dan penghasil lateks
kayu. Klon- klon tersebut adalah sebagai berikut :
a) Klon penghasil lateks terdiri atas IRR104, IRR112, PB 217,
BPM 107, PR261, BPM109, BPM24, PB260, PB330, dan
PB340
b) Klon penghasil kayu terdiri atas IRR105, IRR118, IRR32,
IRR39, IRR41, IRR42, PB330, PB340, RRIC100, BPM1,
AVROS2037
2) Penanaman

7
Sebelum melakukan penanaman pemilihan lokasi dan
perencanaan luasan merupakan langkah pertama dalam
membangun kebun entres. Lokasi untuk kebun entres memiliki
beberapa syarat yaitu : bebas penyakit, topografi datar, dekat
dengan jalan, dekat dengan sumber air, mudah dijangkau dan
mudah diawasi, serta bebas dari gangguan alam. Sedangkan luas
kebun entres yang akan dibangun harus disesuaikan dengan
rencana luas penanaman.
Adapun kegiatan penyiapan lahan untuk kebun entres meliputi:
a) Pembukaan lahan
Pembukaan lahan ini dapat dilakukan dengan cara semi
mekanis atau mekanis penuh. Pembukaan lahan yang
dilakukan, yaitu seluruh pohon dan sisa akar dikeluarka dari
areal, setelah itu dilakukan ripper 1 dan 2 menyilang. Lalu
dilakukan luku 1 kali menyilang dan garu 1 kali dilakukan
menyilang, setelah itu lakukan ayap akar 1-3 kali. Alat alat
yang digunakan dalam ayap akar ini adalah parang dan
karung.
b) Pengajiran
Dalam kegiatan pengajiran ini alat alat yang digunakan
antara lain: meteran, ajir, dan tali plastik. Jarak tanam yang
umum digunakan yaitu 1 m x 1 m, antar petak klon dibuat
jalan untuk pembatas selebar 1,5 m sampai 2 m dan setiap
petak berisi 100 pohon.
c) Pembuatan lubang tanam
Dalam pembuatan lubang tanam, ukuran lubang tanam
yang digunakan yaitu 40 cm x 40 cm x 40 cm. Adapun alat
yang digunakan yaitu cangkul. Dua minggu sebelum tanam,
lubang tanam diberi pupuk dasar SP36 dengan dosis
250gr/lubang tanam.

8
Gambar 2. Pembuatan Lubang Tanam

3) Pemeliharaan
Pemeliharaan kebun entres meliputi kegiatan penyiangan,
pemupukan, pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit.
Pemurnian kebun entres dilakukan pada saat tanaman berpayung
dua atau tiga dengan berpedoman pada ciri dan deskripsi klon
pada tanaman muda.
4) Pemanenan
Pemanenan entres dilakukan dengan cara memotong serong.
Pemanenan pertama dilakukan pada ketinggian 30 cm dari
pertautan okulasi. Selanjutnya tunas yang tumbuh dipelihara dua
buah setiap batang. Untuk pemanenan tahun berikutnya
sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan
gunting pangkas, pisau tajam, atau gergaji entres.
c. Pembuatan Bahan Tanam
1) Teknik Okulasi
Ada tiga macam teknik okulasi pada tanaman karet, yaitu
okulasi dini, okulasi hijau, okulasi coklat. Ketiga macam okulasi
tersebut relatif sama perbedaannya hanya terletak pada umur
batang bawah dan batang atasnya. Perbedaan okulasi dapat diliat
pada tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan antara Okulasi Dini, Hijau, dan Cokelat
Teknik Umur batang Umur, ukuran, warna entres
okulasi bawah
(bulan)

9
Dini 2-3 2-3 minggu, garis tengah 0,5 cm,
hijau muda

Hijau 4-6 3-4 bulan, garis 0,5-1 cm, hijau


Cokelat 7-18 1-2 tahun, garis tengah 2,5-4 cm,
cokelat

Dalam pelaksanaan okulasi terdapat enam tahap utama yang


harus diperhatikan, yaitu:
a) Kesiapan batang bawah
Kriteria batang bawah yang sudah siap di okulasi adalah
sebagai berikut:
(1) Lilit batang tanaman berkisar 5-7 cm pada ketinggian 5
cm.
(2) Tunas ujung dalam keadaan tidur atau daun tua.

Gambar 3. Persiapan Okulasi


b) Pembuatan jendela okulasi
Langkah langkah pembuatan jendela okulasi sebagai berikut:
(1) Bersihkan batang bawah dari berbagai macam kotoran
(2) Batang bawah yang sudah bersih diiris vertikal sebanyak
dua buah dengan ukuran 5-10 cm dari permukaan tanah,
panjang irisan 5-7 cm, dan lebar irisan 1/3 dari lilit
batang.
(3) Buatlah potongan melintang di atas irisan vertikal dan
dibukakan sedikit ujungnya utuk bukaan dari atas, dan
diawah irisan vertikal utuk bukaan dari bawah.

10
1 2

3 4
Gambar 4. Tahapan Pembuatan Jendela Okulasi.

c) Pembuatan perisai mata okulasi


Perisai mata okulasi dibuat dalam rangka pengambilan
mata dari entres klon unggul. Perisai mata okulasi ini akan
diokulasikan pada batang bawah yang sudah dibuat jendela
okulasinya. Langkah langkah pembuatan perisai mata okulasi
adalah sebagai berikut:
(1) Mata yang baik untuk calon perisai okulasi adalah mata
yang berada dibekas ketiak daun.
(2) Perisai mata okulasi dibuat dengan mengiris kayu entres
yang bermata baik, dengan ukuran lebar 1 cm dan
panjang 5-7 cm.
(3) Untuk bukaan jendela okulasi dari atas maka posisi mata
pada kayu entres menghadap ke atas, dan sebaliknya.
(4) Penyayatan perisai mata okulasi dilakukan dengan
mengikutsertakan sedikit bagian kayu.
(5) Lepaskan kulit dari kayu dengan cara menarik bagian
kayunya.

11
(6) Perisai mata okulasi yang baik adalah perisai mata yang
pada kulit bagian dalam ada titik putih yang menonjol.

1 2

3 4

5 6
Gambar 5. Tahapan Pembuatan Mata Perisai Okulasi
d) Penempelan perisai mata okulasi
Penempelan perisai mata okulasi dilakukan pada batang
bawah segera setelah jendela okulasi dibuka. Tahapan
penempelan mata okulasi adalah sebagai berikut :
(1) Setelah perisai mata okulasi disiapkan, secepatnya
jendela okulasi dibuka dan perisai mata okulasi
dimasukkan ke dalam jendela.
(2) Jendela okulasi ditutup dengan cara menekan bagian
ujung jendela, bersamaan dengan itu bagian ujung perisai
yang dipegang dipotong dan dibuang.

12
(3) Jendela okulasi yang sudah ditutup langsung diikat
menggunakan pita plastik okulasi.

1 2 3
Gambar 6. Tahapan Penempelan Mata Perisai Okulasi

e) Pembalutan
Bahan yang digunakan untuk membalut adalah pita
plastik okulasi. Pembalutan dilakukan agar perisai mata
okulasi benar benar menempel ke batang bawah serta
melindungi okulasian dari air dan kotoran.

Gambar 7. Membalut Pita dengan plastik okulasi


f) Pembukaan dan pemeriksaan okulasi
Setelah okulasi berumur 2-3 minggu, maka balutan
okulasi dapat dibuka untuk di periksa keberhasilannya.
Balutan dibuka dengan cara mengiris plastik okulasi dari
bawah ke atas, tepat di samping jendela okulasi.
Keberhasilan okulasi dapat diketahui dengan cara
membuat cungkilan pada perisai mata okulasi di luar
matanya. Apabila cungkilan berwarna hijau berarti okulasi
dinyatakan berhasil.

13
1 2
Gambar 8. Tahapan Pemeriksaan Hasil Okulasi.
2) Bahan Tanam
a) Stum mata tidur
Stum mata tidur adalah bibit okulasi yang mata
okulasinya masih belum tumbuh. Keuntungan menggunakan
stum mata tidur antara lain: waktu penyiapannya lebih mudah
dan cepat, harganya relatif murah. Kelemahan stum mata
tidur antara lain: persentase kematian cukup tinggi (15-20%),
kemungkinan tumbuhnya tunas palsu, dan pertumbuhan
tanaman kurang seragam.
b) Bibit dalam polybag
Bibit dalam polybag adalah stum mata tidur yang
ditumbuhkan dalam polybag sampai mempunyai satu atau
dua payung daun. Selain itu dapat dibuat dari batang bawah
yang ditumbuhkan dan diokulasi dalam polybag. Ukuran
polybag yang digunakan adalah ukuran standar 40 cm x 25
cm dan polybag kecil dengan ukuran panjang 35 cm dan
lebar 13-15 cm.
Keuntungan bibit okulasi dalam polybag antara lain:
persentase kematian rendah, pertumbuhan seragam,
penularan penyakit dari pembibitan dapat dihindari, dan masa
TBM lebih singkat dibanding stum mata tidur. Kelemahan
bibit dalam polybag antara lain: waktu penyiapan lebih lama,
pengangkutan dan pengeceran bibit lebih sulit, serta harga
relatif lebih mahal.

14
d. Persiapan Lahan dan Penanaman untuk Produksi
1) Persiapan Lahan Replanting
Persiapan lahan replanting adalah peremajaan tanaman karet
setelah tanaman yang lama sudah dianggap tidak ekonomis lagi.
Kegiatan persiapan lahan untuk tanaman ulang karet adalah
sebagai berikut:
a) Penebangan pohon (menumbang)
Penebangan pohon pada areal replanting menggunakan
mesin penebang pohon dan traktor. Pohon yang ditebang
dengan ketinggian 30 cm dari permukaan tanah dengan
menggunakan chain saw.
b) Pembongkaran tunggul
Pembongkaran tunggul batang karet dilakukan dengan
menggunakan traktor. Tujuan pembongkaran tunggul batang
karet yaitu untuk membersihkan areal agar terhindar dari
penyakit Jamur Akar Putih (JAP).
c) Membajak
Pembajakan dilakukan dengan sistem mekanis
menggunakan traktor. Tujuan dilakukannya pembajakan
adalah untuk memperhalus tekstur tanah dan mempermudah
penanaman. Pembajakan tanah dilakukan sebanyak dua kali
agar akar yang masih tertinggal didalam tanah dapat
terangkat ke atas permukaan tanah.
d) Menggaru
Penggaruan areal dilakukan dua kali , garuh ke 1 sejajar
dengan arah stakingan sedangkan garuh ke 2 memotong
tegak lurus garuhan ke 1 . tujuan penggaruan untuk
mengecilkan ukuran tanah, meratakan permukaan tanah,
memudahkan dalam pengajiran dan penanaman.
e) Mengayap akar
Ayap akar adalah kegiatan mencabut dan mengumpulkan
sisa akar, tunggul, dan ranting hasil dari bajak 1, bajak 2, dan

15
garu. Kegiatan ini bertujuan agar tidak ada lagi sisa kayu,
akar, tunggul, dan ranting yang tersisa karena jika terkena air
hujan akan membusuk sehingga dapat menyebabkan
timbulnya jamur akar putih (JAP).

2) Persiapan Tanam
Kegiatan yang dilakukan dalam persiapan tanam meliputi:
a) Pengajiran
Pengajiran merupakan kegiatan menentukan letak tanam
sesuai dengan jarak tanam dan bentuk tanam. Sebelum
pengajiran dilakukan siapkan ajir induk berupa kayu gelam
berdiameter 30 cm dengan panjang 2,5-3 m. Sedangkan ajir
anakan berupa bambu yang telah dibelah atau kayu gelam
yang berukuran kecil sepanjang 1 m.
Pengajiran dilakukan dengan menggunakan rumus
phytagoras. Pertama pasang ajir induk lalu tarik tali
sepanjang 4 m kearah utara atau selatan dan 3 m kearah
timur dan barat, sehingga didapat segitiga siku siku yang
bersiku pada ajir induk. Tali diperpanjang lagi dengan
meluruskan dua titik yang dimulai dari ajir induk 42 m, lalu
ajir anakan ditancapkan pada titik yang telah diberi tanda ajir
dengan jarak tanam 6 m x 3 m.
b) Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara
membersihkan daerah sekitar lubang tanam. Kemudian
membuat lubangl tanam dengan jarak 20 cm dari ajir dengan
panjang 60 cm, lebar 60 cm, dan kedalaman 60 cm.
Pada saat penggalian lubang tanam diusahakan topsoil
dipisahkan dari subsoil dengan cara meletakkannya disebelah
kanan dan kiri lubang.

16
c) Pemupukan dasar
Pemupukan dasar bertujuan untuk memberikan unsur
hara awal pada saat bibit baru ditanam. Adapun pupuk yag
digunakan adalah sebagai berikut:
(1) TSP
Pupuk TSP diberikan dengan dosis 100g/lubang tanam
dan 200g/lubang tanam yang dekat dengan rumpukan.
Pupuk TSP berfungsi untuk menambah kesuburan tanah.
(2) Belerang
Pupuk belerang diberikan dengan dosis 50g/lubang tanam
dan 100g/lubang tanam yang dekat dengan rumpukan.
Fungsi dari pupuk belerang adalah untuk mencegah
terjadinya penyakit Jamur Akar Putih (JAP). Jarak antara
waktu pemupukan dan penanaman adalah 5-7 hari dengan
tujuan mencegah matinya tanaman karena panas yang
ditimbulkan oleh pupuk yang baru dimasukkan ke dalam
lubang tanam.

3) Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu dilakukan
penyeleksian terhadap bibit karet dengan tujuan agar
mendapatkan bibit yang baik. Ciri-ciri bibit yang baik adalah
berumur 6 bulan atau memiliki 2 payung, daun bagian atas
sudah tua, pertumbuhan normal, dan tidak terserang penyakit.
Ada dua cara penanaman bibit karet, yaitu penanaman
dengan menggunakan bibit polybag dan bibit Stum Mata Tidur
(SMT). Dari dua bahan tanam tersebut, yang digunakan oleh
Balai Penelitian Sembawa adalah bibit dalam polybag. Cara
penanaman bibit karet adalah sebagai berikut: Masukkan bibit
polybag kedalam lubang tanam yang terlebih dahulu polybag
disayat bagian samping kiri atau samping kanan.

17
e. Pemeliharaan
a) Pemeliharaan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) antara
lain:
(1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan 2 minggu setelah tanam
tujuannya untuk mempertahankan jumlah populasi tanaman,
dengan menggunakan bahan tanam yang seumur dengan
tanaman yang akan disulam. Tanaman yang disulam adalah
tanaman yang mati, kerdil, atau terserang hama penyakit.
(2) Penyiangan Manual
Penyiangan di pemeliharaan TBM yaitu merombet.
Merombet adalah membuang tanaman penutup tanah
(legium cover crop) yang tumbuh liar hingga dapat melilit
batang tanaman dengan menggunakan alat parang atau arit.
Jika tidak dibuang dapat merusak bidang sadap pada batang
tanaman.

Gambar 9. Kegiatan penyiangan manual (Merombet)


(3) Pewiwilan
Pewiwilan dilakukan dengan cara membuang tunas
palsu menggunakan pisau okulasi atau arit dengan
ketinggian kurang dari 2,5-3 m. Sedangkan tunas tunas
yang tumbuh lebih dari 3 m diatas tanah dibiarkan.
Pemotongan tunas dilakukan sebelum tunas berkayu.

18
(4) Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3
bulan. Pupuk yang digunakan adalah Urea dan KCL dengan
perbandingan 2 : 1 dan dosis pemupukan 10 gram/batang.
Tujuannya adalah untuk menjaga kesuburan dan
pertumbuhan tanaman. Cara pemberian pupuk dengan
sistem menabur disekitar tanaman. Interval pemupukan
4kali/tahun. Berikut ini adalah rekomendasi pemupukan
TBM menurut buku Sapta Bina Karet tahun 2009.
Tabel 4. Rekomendasi Pemupukan pada TBM
Jenis pupuk
Umur
Urea SP36 KCL Kisrit Frekuensi
Tanaman
g/p/th g/p/th g/p/th g/p/th Pemupukan
1 250 150 100 50 6 kali/th
2 250 250 200 75 6 kali/th
3 250 250 250 100 6 kali/th
4 300 250 250 100 6 kali/th
5 300 250 250 100 6 kali/th
(5) Pembokoran
Pembokoran merupakan kegiatan membersihkan gulma
secara manual menggunakan cangkul disekitar tanaman
karet dengan jarak 1 m dari tanaman karet. Pembokoran
dilakukan pada saat tanaman belum berwarna coklat.
Tujuan pembokoran adalah sebagai berikut :
(a) Untuk merangsang pertumbuhan akar.
(b) Untuk menghindari terjadinya persaingan untuk
mengambil unsur hara antara tanaman dengan gulma.
(c) Untuk memudahkan dalam pemupukan.
(6) Penyanggulan
Penyanggulan merupakan kegiatan mengumpulkan dan
mengikat daun karet bagian teratas pada tanaman karet yang
mencapai ketinggian 275-300 cm dengan kondisi daun

19
bagian atas sudah tua. Teknik penyanggulan adalah sebagai
berikut:
(a) Tempat penyanggulan
Penyanggulan dilakukan pada payung teratas, daun
agak tua dan tinggi sanggulan 2,75-3 m di atas
pertautan okulasi.
(b) Cara penyanggulan
Rangkaikan daun pada payung teratas dan diatur
sedemikian rupa lalu diikat dengan tali rafia atau karet
gelang.
(c) Pembentukan dan perawatan cabang
Setelah tunas sudah terlihat akan muncul, lalu
diseleksi 3-5 tunas yang akan dijadikan calon batang
dan letak cabang satu sama lain berhadapan secara
melingkar.
(7) Pendongkelan
Mendongkel adalah kegiatan membersihkan lahan dari
gulma yang berupa anakan kayu beserta akar akarnya
dengan menggunakan cangkul.
Tujuan mendongkel adalah sebagai berikut :
(a) Agar anakan kayu benar benar mati.
(b) Agar tidak terjadinya persaingan dalam pengambilan
unsur hara antara tanaman, gulma, dan anakan kayu.
(c) Untuk menjaga kebersihan kebun/sanitasi kebun.
b) Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) yaitu :
(1) Mendongkel dan Menebas
Kegiatan mendongkel di TM sama halnya seperti
kegiatan mendongkel di TBM, perbedaaannya hanya
banyak sedikitnya gulma berkayu yang tumbuh di sekitar
tanaman karet.

20
(2) Penyemprotan
Penyemprotan merupakan salah satu cara pengendalian
gulma dengan cara kimiawi menggunakan herbisida.
Kegiatan ini dilakukan apabila waktu sudah siang atau tidak
berembun lagi agar racun yang digunakan efektif.
Konsentrasi penyemprotan 4 L/ha dengan konsentrasi for-
mulasi 6 cc/L air.
(3) Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 5
tahun. Pupuk yang digunakan Urea, SP36, KCL dan dosis
pemupukan urea 350 gram SP36 260 gram KCL 300
gram/batang, dengan interval pemupukan 2 kali/tahun.
Tujuan pemupukan untuk mempertahankan kesuburan tanah
dan menjaga kelestariannya, menjadi keseimbangan pada
tanah dan tanaman, menigkatkan pertumbuhan tanaman,
meningkatkan dan mempertahankan produksi,
meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Berikut ini
adalah rekomendasi pemupukan bagi TM menurut Buku
Sapta Bina tahun 2009.

Gambar 10. Pemberian Pupuk bagi TM

21
Tabel 5. Rekomendasi pemupukan TM.
Umur Jenis Pupuk
tanaman
Urea SP36 KCL Kisrit Frekuensi
(tahun)
g/p/th g/p/th g/p/th g/p/th Pemupukan
6-15 350 260 300 75 2kali/th
16-25 300 190 250 75 2kali/th
25 s/d T-2 200 150 2kali/th

(4) Pemberian Stimulan (Ethrel)


Pada tanaman menghasilkan terdapat kegiatan pemberian
stimulan (Ethrel) yang diaplikasikan dengan cara dioleskan
pada bidang sadap atau batang karet menggunakan kuas
tujuannya untuk mendapatkan produksi yang lebih. Untuk
menghambat pembekuan dibidang sadap sehingga pengaliran
lateks lebih lama. Bahan aktif stimulan adalah ethepon dengan
jenis ethrel 10 LS yang dilarutkan dengan aquades dengan
perbandingan 1:3 dengan dosis 0,5 gram/ha. Waktu pemberian
stimulan dibiarkan selama 24 jam sebelum dan sesudah sadap.
Bahan perangsang yang biasa dipakai untuk pemasangan
dengan oles adalah stimulan berbahan aktif etepon dengan
merek ethrel,ELS, dan cepha. Bahan aktif ini mengeluarkan
gas etilen yang berfungsi memperlambat proses penyumbatan
pembuluh lateks. Mengethrel adalah mengolesi bidang sadap
dengan stimulan. Fungsi dari mengethrel yaitu meningkatkan
produksi yang sifatnya sementara dan membuka pipa kapiler.
Ada empat macam ethrel adalah sebagai berikut :
(a) Groove Application adalah skrap dibuang atau dicuplik,
dosisnya 1 gr/ph/app.
(b) Lace Application adalah skrap tidak dibuang, dosisnya 1
gr/ph/app.
(c) Bark Application adalah dikerok selebar konsumsi satu
bulan, dosisnya 2gr/ph/app.

22
(d) Panel Application adalah dioles diatas alur sadap, dosisnya
2gr/ph/app.
(5) Pengendalian Penyakit
(a) Penyakit Jamur Akar Putih (JAP)
Penyebab penyakit Jamur Akar Putih (JAP) terjadi
karena cuaca yang lembab sehingga tanaman karet mudah
terserang penyakit JAP. Gejala serangan JAP yaitu kuning
pucat pada daun, daun terlipat kedalam, timbul daun
muda, bunga, serta buah gejala umumnya tentu saja pada
akarnya yang berwarna putih. Upaya pengendalian yang
dilakukan yaitu dengan membuat parit isolasi di sekitar
tanaman (mengelilingi), lalu parit tersebut disiram
fungsida dengan dosis 3cc/liter air.
(b) Mikrosis Kulit
Ciri-ciri tanaman karet terserang penyakit Mikrosis
kulit adalah adanya bercak hitam atau membusuk
dicabang karet. Upaya pengendalian yang dilakukan
adalah dikuas dengan bahan aktif benlate, agrosit, dan
antiko.
(c) Jamur Upas
Penyakit Jamur Upas menyerang bagian kulit yang
menyebabkan kulit membusuk dan mengering kemudian
mengelupas. Penyakit ini menyerang tanaman belum
menghasilkan (TBM). Upaya pengendalian penyakit
Jamur Upas adalah mengeruk pada bagian yang
membusuk atau terserang kemudian diolesi dengan
fungisida.
(d) Kering Alur Sadap
Penyakit kering alur sadap disebabkan karena
penyadapan terlalu sering. Gejala penyakit KAS mula
mula ditandai dengan tidak mengalirnya lateks pada
bagian alur sadap. Kemudian dalam beberapa minggu saja

23
keseluruhan alur sadap ini kering dan tidak mengeluarkan
lateks. Kekeringan ini dapat meluas dari satu kulit ke kulit
lainnya yang seumur. Cara pengendaliannya yaitu
menghindari penyadapan yang terlalu sering dan
mengurangi pemakaian stimulan serta perlu pemberian
pupuk ekstra untuk mempercepat pemulihan kulit.

f. Penyadapan
Penyadapan merupakan suatu tindakan membuka pembuluh
lateks, agar lateks yang terdapat di dalam pohon karet keluar.
Sistem penyadapan hendaknya mampu menghasilkan lateks yang
banyak, biaya rendah, dan tidak menggangu kesinambungan
tanaman. Oleh karena itu, pelaksanaan penyadapan harus
mengikuti aturan atau norma yang benar.
1) Menentukan Matang Sadap
a) Matang sadap pohon
Tanaman karet telah dapat disadap kalau lilit batang telah
mencapai 45 cm pada ketinggian 100 cm diatas pertautan
okulasi.
b) Matang sadap kebun
Suatu kebun sudah dapat disadap jika areal tersebut,
minimum 60% tanaman telah mencapai kriteria matang sadap
pohon. Khusus klon tertentu ( quick starter ) seperti klon
PB235, PB260, RRIM712, dan seri IRR, secara ekonomis
penyadapan sudah dapat dilakukan jika minimal 40% telah
matang sadap pohon.
2) Persiapan Bukaan Sadap
a) Menggambar bidang sadap
Menggambar bidang sadap dilakukan dengan menggunakan
mal sadap. Mal sadap adalah sepotong kayu yang panjangnya
130 cm pada bagian ujungnya dilengkapi dengan plat seng
selebar 6 cm dengan panjang 50-60 cm. Plat seng dipakukan

24
pada ujung kayu dengan posisi membentuk sudut 120o-135o.
Tahapan penggambaran bidang sadap sebagai berikut:
(1) Membuat garis sandaran depan dan belakang dengan
membagi lingkar batang menjadi 2 bagian.
(2) Mal sadap dipasang pada garis sandaran depan dan dibuat
garis miring menurut mal sadap.
(3) Garis sandaran belakang ke garis sandaran depan
(setengah spiral).

Gambar 11. Menggambar bidang sadap

b) Memasang talang dan mangkok sadap


Talang sadap dibuat dari seng dengan lebar 2,5 cm dengan
panjang 8 cm, dipasang 5-10 cm dari ujung irisan sadap
bagian bawah, tepat diatas garis sandaran depan. Talang
sadap berfungsi untuk mengalirkan cairan lateks dari bidang
irisan menuju mangkok sadap. Mangkok sadap yang terbuat
dari plastik atau aluminium dipasang pada jarak 15-20 cm di
bawah talang sadap. Mangkok sadap diletakkan di atas cincin
mangkok yang diikat menggunakan talu. Fungsi mangkok
sadap sebagai tempat untuk menampung tetesan lateks.

25
Gambar 12. Pemasangan Talang dan Mangkok Sadap

3) Pelaksanaan Penyadapan
a) Kedalaman irisan kulit
Kedalaman irisan sadap yang dianjurkan adalah 1-1,5 mm
agar kulit pulihan dapat terbentuk dengan baik, dengan
harapan agar penyadapan dapat bertahan selama 25-30 tahun.
b) Ketebalan konsumsi kulit
Ketebalan konsumsi kulit yang dianjurkan adalah 1,5-2 mm
dengan tujuan agar lateks yang dikeluarkan lebih teratur.
c) Waktu penyadapan
Penyadapan pada umumnya dilakukan pada pukul 06.00-
08.00 WIB karena turgor masih terbuka dan lateks yang
mengalir lebih banyak dibandingkan jika penyadapan
dilakukan pada siang hari.
d) Frekuensi penyadapan
Frekuensi penyadapan yang dianjurkan adalah 3 hari sekali
pada 2 tahun pertama, dan 2 hari sekali pada tahun tahun
selanjutnya. Penyadapan yang dilakukan setiap hari dengan
panjang irisan sadap setengah spiral dapat memicu timbulnya
penyakit kering alur sadap karena pohon kelelahan.

26
Gambar 13. Pelaksanaan Penyadapan

g. Pengumpulan Lateks
Langkah langkah pengumpulan lateks adalah sebagai berikut:
1) Lateks hasil penyadapan yang berbeda di dalam mangkok
dimasukkan ke dalam ember 10 L, lalu dipindahkan ke dalam
ember berukuran 40 L.
2) Setelah itu lateks dibawa ke tempat pengumpulan hasil (TPH)
dan ditimbang, lalu disaring dan dimasukkan ke dalam bak
penampung.
3) Masukkan amonia (NH3) agar lateks tidak cepat membeku
4) Terakhir, lateks diangkut ke pabrik menggunakan mobil tanki.

h. Penanganan Hasil
Sebelum lateks dibawa ke pabrik, terlebih dahulu dilakukan
penghitungan Kadar Karet Kering (K3) dengan menggunakan
metrolax. Tujuan dilakukannya penghitungan K3 adalah untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas lateks, agar lateks memiliki
harga jual yang tinggi. Setelah K3 dihitung lateks dimasukkan ke
dalam tanki mobil dan diberi amonia dengan tujuan agar lateks
tidak mudah membeku.
Sedangkan cup lumb langsung dibawa ke pabrik dan
ditimbang, kemudian cup lumb dimasukkan ke dalam bak dengan
ukuran panjang 10 m, lebar 1 m, dan tinggi 1 m. Kemudian cup
lumb tersebut dicampur lateks murni dan diberi 1 L asam semut, 1
L deurop, dan 195 L air. Tujuannya adalah untuk menghilangkan
bau, mempercepat pembekuan dan terhindar dari serangga.

27
Keesokkan harinya cup lumb dan lateks muri akan membeku
dan menjadi slab. Kemudian dipotong sepanjang 1 m
menggunakan gergaji dan akan dibiarkan selama 2-3 hari.

Gambar 14. Cup Lumb Cetak

i. Pengelolaan
Jenis bahan olahan pabrik meliputi:
1) Lateks
Lateks merupakan tetesan dari pohon karet berwarna putih
seperti susu.
2) Cup Lumb
Cup lumb adalah tetesan lanjutan yang tertinggal di dalam
mangkok.
3) Slab
Slab adalah bekuan yang berasal dari cup lumb yang dicampur
dengan lateks murni dan dibiarkan selama minimal 2 hari.
j. Pemasaran Hasil
1) Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran yang digunakan oleh Balai Penelitian
Sembawa adalah sistem tender tertutup, yang artinya
menggunakan sistem pelelangan. Lateks yang dipasarkan harus
memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh pabrik, yaitu:
a) Bersih dan bebas dari kontaminasi.
b) Tidak direndam dalam air atau dijemur di bawah terik
matahari.
c) Kadar karet keringnya tinggi.

28
2) Rantai Tata Niaga
Rantai tata niaga di Balai Penelitian Sembawa adalah sebagai
berikut:

RANTAI TATA NIAGA


Kebun Balai Penelitian Sembawa

Lateks Cup Lump

Pabrik PT. Cakrawala PT. Bintang

29
B. Analisa Usaha tani
Analisa usaha budidaya tanaman karet untuk areal 1 ha selama dari tahun ke-
0 sampai dengan tahun ke-10. Harga dalam usaha tani ini pada tahun 2022 adalah
sebagai berikut:
1. INPUT
Input tahun ke-0 (TBM 1)
a. Biaya saprodi
Bibit polibag 550 tan @Rp 9000 = Rp 495.000
Pupuk pospat 110 kg @Rp10.400 = Rp 1.144.000+
Total = Rp 1.639.000

b. Biaya penyusutan alat dan perkakas


1
Rumus penyusutan=( x Harga beli)
Jule
1 = Rp 30.333
1 buah cangkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3
1 = Rp 136.500
1 buah sprayer @ Rp 409.500, x Rp 409.500
3
1 = Rp 11.666
1 buah arit @Rp 35.000, x Rp 35.000
3
Ajir 550 batang @Rp 150 = Rp 82.500
1 = Rp 6.666
1 buah ember @Rp 20.000, x Rp 20.000
3
Tali ajir @ Rp 25.000 = Rp 25.000 +
Total = Rp 292. 665

c. Biaya tenaga kerja


Penyiapan lahan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Pembajakan traktor 4 JKT (Jam Kerja Traktor) = Rp 2.000.000
@ Rp 500.0000
Mengayap akar 12 HK @ Rp97.000 = Rp. 1.164.000
Pengajiran 5 HK @Rp 97.000 = Rp 485.000
Pembuatan lubang tanam 14 HK @Rp 97.000 = Rp 1.358.000
Penanaman 14 HK @Rp 97.000 = Rp 1.358.000

30
Pemupukan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 485.000 +
Total = Rp 7.141.000
Total input tahun ke-0 (1+2+3) = Rp 9.072.665

Input tahun ke-1 (TBM II)


a. Biaya saprodi
Herbisida Round Up 1 liter @Rp 74.000 = Rp 74.000
Pupuk Urea 38,5Kg @Rp 8.000 = Rp 308.000
Pupuk SP36 30 Kg @Rp 10.400 = Rp 312.000
Pupuk KCL 28 Kg @Rp 9.900 = Rp 277.200
Pupuk Kisrit 9 Kg @Rp 5.000 = Rp 45.000 +
Total = Rp 1.016.200

b. Biaya penyusutan alat dan perkakas


1 = Rp 136.500
1 buah sprayer @Rp 409.500, x Rp 409.000
3
1 = Rp 30.3333
1 buah cangkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3
1 = Rp 6.666 +
1 buah ember @Rp 20.000, x Rp 20.000
3
Total = Rp 173.499

c. Biaya tenaga kerja


Dongkel anakan kayu 5 HK @Rp 97.000 = Rp 485.000
Pupuk tanaman 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Miwil 0,3 HK @Rp 97.000 = Rp 29.100
Sensus tanaman 0,3 HK @Rp 97.000 = Rp 29.100
Penyulaman 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000 +
Total = Rp 1.125.200
Total biaya input tahun ke-1 (1+2) = Rp 2.141.400

31
Input tahun ke-2 (TBM III)
a. Biaya saprodi
Herbisida Round Up 1 liter @Rp 74.000 = Rp 74.000
Pupuk Urea 48,3 Kg @Rp 8.000 = Rp 386.000
Pupuk SP36 35,1 Kg @Rp 10.400 = Rp 365.000
Pupuk KCL 31,5 Kg @Rp 9.900 = Rp 311.850
Pupuk Kisrit 11 Kg @Rp 5.000 = Rp 55.000 +
Total = Rp 1.091.850
b. Biaya penyusutan alat dan perkakas
1 = Rp 136.500
1 buah sprayer @Rp 409.500, x Rp 409.000
3
1 = Rp 30.3333
1 buah cangkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3
1 = Rp 6.666 +
1 buah ember @Rp 20.000, x Rp 20.000
3
Total = Rp 173.499

c. Biaya Tenaga Kerja


Tebas gawangan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel kayu-kayu 4 HK @Rp 97.000 = Rp 388.000
Pemupukan tanaman 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Semprot barisan 1 HK @ Rp 97.000 = Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000 +
Total = Rp 1.164.000
Total biaya input tahun ke-2 (a+b+c) = Rp 2.429.349

Input tahun ke-3 (TBM IV)


a. Biaya saprodi
Herbisida Round Up 1 liter @Rp 74.000 = Rp 74.000
Pupuk Urea 48,3 Kg @Rp 8.000 = Rp 386.400
Pupuk SP36 38,9 Kg @Rp 10.400 = Rp 404.560

32
Pupuk KCL 38,9 Kg @Rp 9.900 =Rp 385.110 +
Total = Rp 1.250.070

b. Biaya penyusutan alat dan perkakas


1 = Rp 136.500
1 buah sprayer @Rp 409.500, x Rp 409.000
3
1 = Rp 30.333
1 buah cangkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3
1 = Rp 6.666 +
1 buah ember @Rp 20.000, x Rp 20.000
3
Total = Rp 173.499

c. Biaya Tenaga Kerja


Tebas gawangan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel kayu-kayu 4 HK @Rp 97.000 = Rp 388.000
Pemupukan tanaman 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Menunas 0,3 Kg @Rp 97.000 = Rp 29.100 +
Total = Rp 1.193.100
Total biaya input tahun ke-3 (a+b+c) = Rp 2.616.669

Input tahun ke-4 (TBM V)


a. Biaya saprodi
Herbisida Round Up 1 liter @Rp 74.000 = Rp 74.000
Pupuk Urea 56,9 Kg @Rp 8.000 = Rp 455.200
Pupuk SP36 34,1 Kg @Rp 10.400 = Rp 354.640
Pupuk KCL 52 Kg @Rp 9.900 = Rp 514.800 +
Total = Rp 1.398.640

b. Biaya Tenaga Kerja


Tebas gawangan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel kayu-kayu 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Pemupukan tanaman 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000

33
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Pengukuran lilit batang 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Penggambaran mal sadap 1 HK @Rp. 97.000= = Rp 97.000 +
Total = Rp 1.261.000

c. Biaya penyusutan alat dan perkakas


1 = Rp 136.500
1 buah sprayer @Rp 409.500, x Rp 409.000
3
1 = Rp 30.333
1 buah cangkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3
1 = Rp 6.666 +
1 buah ember @Rp 20.000, x Rp 20.000
3
Total = Rp 173.166
Total biaya input tahun ke-4 (a+b+c) = Rp 2.833.139
Total Input TBM
Input TBM I = Rp 9.072.665
Input TBM II = Rp 2.314.899
Input TBM III = Rp 2.429.349
Input TBM IV = Rp 2.616.669
Input TBM V = Rp 2.833.139 +
Total = Rp 19.266.721

Bunga modal seluruh input pada TBM tanaman karet luas 1 Ha :


TBM I = 8,50% x Rp 9.072.665 x 5 = Rp 3.855.882
TBM II = 8,50% x Rp 2.314.899 x 4 = Rp 787.065
TBM III = 8,50% x Rp 2.429.349 x 3 = Rp 619.483
TBM IV = 8,50% x Rp 2.616.669 x 2 = Rp 444.833
TBM V = 8,50% x Rp 2.833.139 x 1 = Rp 240.816 +
Total = Rp 5.948.079
Total Input = Input + Bunga Modal = Rp 19.266.721 + Rp 5.948.079
= Rp 25.214.800
Input tahun ke-5 (TM I)
a. Biaya Saprodi

34
Herbisida Round Up 1 liter @Rp 74.000 = Rp 74.000
Pupuk Urea 150 Kg @Rp 8.000 = Rp 1.200.000
Pupuk SP36 135 Kg @Rp 10.400 = Rp 1.404.000
Pupuk KCL 135 Kg @Rp 9.900 = Rp 1.336.500
Pupuk Kisrit 50 Kg @Rp 5.000 = Rp 250.000 +
Total = Rp 4.264.500

b. Biaya penyusutan alat dan perkakas


1 = Rp 201.666
550 mangkok sadap @Rp 1.100, x Rp
3
605.000
1 = Rp 15.000
1 pisau sadap @Rp 45.000, x Rp 45.000
3
1 = Rp 20.333
2 rol tali Plastik @Rp 61.000, x Rp 61.000
3
1 = Rp 47.666
550 talang sadap @Rp 260, x Rp 143.000
3
1 = Rp 100.833
550 kawat mangkok @Rp 550, x Rp 302.500
3
1 = Rp 116.666
1 Sprayer @Rp 350.000, x Rp 350.000
3
1 = Rp 30.333
1 canngkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3
1 = Rp 22.833
1 ember pungut 10 liter @Rp68.500 xRp
3
68.500
1 = Rp 70.000+
1 ember lateks40 liter @Rp210.000
3
xRp210.000
Total = Rp 625.330

c. Biaya tenaga kerja


Tebas gawangan 3 Hk @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel kayi 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Tebas rendaha 0.6 HK@Rp 97.000 = Rp 58.200

35
Pemupukan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Bidang sadap 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Sensus Tanaman 0.3 HK @Rp 97.000 = Rp 29.100
Pemasangan 4 alat sadap 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000
Karyawan penyadap HL 1 HK @Rp 97.000 = Rp 97.000 +
Total = Rp 1.445.300
Total biaya input ke 5 (a+b+c) = Rp 6.331.130

Input tahun ke-6 (TM II)


a. Biaya saprodi
Round up 1 liter @Rp 74.000 = Rp 74.000
Pupuk Urea 175 kg @Rp 8.000 = Rp 1.400.000
Pupuk SP36 130 kg @Rp 10.400 = Rp 1.352.000
Pupuk KCl 150 kg @Rp 9.900 = Rp 1.485.000
Pupuk kistrit 37,5kg @Rp 5.000 = Rp 187.500 +
Total = Rp 4.498.500

b. Biaya penyusutan alat dan perkakas


1 = Rp 3.333
1 buah ember @Rp 10.000, x Rp 10.000
3
1 = Rp 30.333
1 buah cangkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3
1 = Rp 15.000
1 buah piasu sadap @45.000, x Rp 45.000
3
1 = Rp 116.666
1 buah sprayer @Rp 350.000, x Rp 350.000
3
1 = Rp 22.833
1 ember pungut 10 liter@Rp68.500,
3
xRp68.500
1 = Rp 70.000 +
1 ember lateks 40 liter@Rp 10.000, x
3
Rp210.00

36
Total = Rp 258.165
c. Biaya tenaga kerja
Tebas gawangan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel Kayu 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Tebas rendahan 0,6 HK @Rp 97.000 = Rp 58.2000 +
Total = Rp 640.200
Totak biaya input ke 6 (a+b+c) = Rp 5.396.865

Input tahun ke-7 (TM III)


a. Biaya saprodi
Round up 1 liter @Rp 74.000 = Rp 74.000
Pupuk Urea 175 kg @Rp 8.000 = Rp 1.400.000
Pupuk SP36 130 kg @Rp 10.400 = Rp 1.352.000
Pupuk KCl 150 kg @Rp 9.900 = Rp 1.485.000
Pupuk kistrit 37,5kg @Rp 5.000 = Rp 187.500 +
Total = Rp 4.498.500

b. Biaya penyusutan alat dan perkakas


1 = Rp 3.333
1 buah ember @Rp 10.000, x Rp 10.000
3
1 = Rp 30.333
1 buah cangkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3
1 = Rp 15.000
1 buah piasu sadap @45.000, x Rp 45.000
3
1 = Rp 116.666
1 buah sprayer @Rp 350.000, x Rp 350.000
3
1 = Rp 22.833
1 ember pungut 10 liter@Rp68.500,
3
xRp68.500
1 = Rp 70.000 +
1 ember lateks 40 liter@Rp 10.000, x
3
Rp210.00
Total = Rp 258.165

37
c. Biaya tenaga kerja
Tebas gawangan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel Kayu 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Tebas rendahan 0,6 HK @Rp 97.000 = Rp 58.200
Pemupukan 3 HK @Rp 97.000 =Rp 291.000
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Bidang sadap 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Sensus tanaman @Rp 97.000 =Rp 97.000
Karyawan penyadap HL 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000 +
Total = Rp 1.416.200
Totak biaya input ke 7 (a+b+c) = Rp 6.172.865

Input tahun ke-8 (TM IV)


a. Biaya saprodi
Round up 1 liter @Rp 74.000 = Rp 74.000
Pupuk Urea 175 kg @Rp 8.000 = Rp 1.400.000
Pupuk SP36 130 kg @Rp 10.400 = Rp 1.352.000
Pupuk KCl 150 kg @Rp 9.900 = Rp 1.485.000
Pupuk kistrit 37,5kg @Rp 5.000 = Rp 187.500 +
Total = Rp 4.498.500

b. Biaya penyusutan alat dan perkakas


1 = Rp 3.333
1 buah ember @Rp 10.000, x Rp 10.000
3
1 = Rp 30.333
1 buah cangkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3

38
1 = Rp 15.000
1 buah piasu sadap @45.000, x Rp 45.000
3
1 = Rp 116.666
1 buah sprayer @Rp 350.000, x Rp 350.000
3
1 = Rp 22.833
1 ember pungut 10 liter@Rp68.500,
3
xRp68.500
1 = Rp 70.000 +
1 ember lateks 40 liter@Rp 10.000, x
3
Rp210.00
Total = Rp 258.165
c. Biaya tenaga kerja
Tebas gawangan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel Kayu 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Tebas rendahan 0,6 HK @Rp 97.000 = Rp 58.200
Pemupukan 3 HK @Rp 97.000 =Rp 291.000
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Bidang sadap 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Sensus tanaman @Rp 97.000 =Rp 97.000
Karyawan penyadap HL 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000 +
Total = Rp 1.416.000
Totak biaya input ke 8 (a+b+c) = Rp 6.172.865

Input tahun ke-9 (TM V)


a. Biaya saprodi
Round up 1 liter @Rp 74.000 = Rp 74.000
Pupuk Urea 175 kg @Rp 8.000 = Rp 1.400.000
Pupuk SP36 130 kg @Rp 10.400 = Rp 1.352.000
Pupuk KCl 150 kg @Rp 9.900 = Rp 1.485.000
Pupuk kistrit 37,5kg @Rp 5.000 = Rp 187.500 +
Total = Rp 4.498.500
b. Biaya penyusutan alat dan perkakas

39
1 = Rp 3.333
1 buah ember @Rp 10.000, x Rp 10.000
3
1 = Rp 30.333
1 buah cangkul @Rp 91.000, x Rp 91.000
3
1 = Rp 15.000
1 buah piasu sadap @45.000, x Rp 45.000
3
1 = Rp 116.666
1 buah sprayer @Rp 350.000, x Rp 350.000
3
1 = Rp 22.833
1 ember pungut 10 liter@Rp68.500,
3
xRp68.500
1 = Rp 70.000 +
1 ember lateks 40 liter@Rp 10.000, x
3
Rp210.00
Total = Rp 258.165
c. Biaya tenaga kerja
Tebas gawangan 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Dongkel Kayu 3 HK @Rp 97.000 = Rp 291.000
Pemupukan 3 HK @Rp 97.000 =Rp 291.000
Semprot barisan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Semprot gawangan 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Bidang sadap 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000
Sensus tanaman 0,3 HK @Rp 97.000 =Rp 29.100
Karyawan penyadap HL 1 HK @Rp 97.000 =Rp 97.000 +
Total = Rp 1.290.100
Totak biaya input ke 9 (a+b+c) = Rp 6.046.765

Total seluruh input TM :


TM I = Rp 6.331.130
TM II = Rp 5.396.865
TM III = Rp 6.172.865
TM IV = Rp 6.172.865

40
TM V = Rp 6.046.765 +
= Rp 30.120.490
Bunga modal seluruh input tahun ke-5 sampai tahun ke-9 dengan berdasarkan
bunga 8,50% ;
TM I = 8,50% x Rp 6.331.130 x 5 = Rp 2.690.730
TM II = 8,50% x Rp 5.396.865 x 4 = Rp 1.834.934
TM III = 8,50% x Rp 6.172.865 x 3 = Rp 1.574.080
TM IV = 8,50% x Rp 6.172.865 x 2 = Rp 1.049.387
TM V = 8,50% x Rp 6.046.765 x 1 = Rp 513.975 +
= Rp 7.663.106
Total input tahun ke-5 sampai ke-9
Total input = Input + Bunga modal
= Rp 30.120.490 + Rp 7.663.106
= Rp 37.783.596
Total Input TBM + Input TM
= Rp 25.214.800+ Rp 37.783.596
= Rp 62.998.396

2. OUTPUT

Output tahun ke-6 (TM I)


a. 1 hari menghasilkan KKK (kadar 30%) = 4,83 kg KK/ha
b. 1 hari menghasilkan lateks basah = 16,1 kg/ha

41
c. 1 bulan menghasilkan = 4,83 KK/ha x 10 hari
= 48,3 kg KK/ha
d. Penyusutan 3% = 48,3 kg x 0,03
= 1,449 kg
e. Jadi 1 bulan menghasilkan = 48,3 kg - 1,449 kg
= 46,851 kg KK/ha
f. 1 tahun menghasilkan = 46,851 kg KK/ha x 12
= 562,212 kg KK/ha
g. Harga jual KKK = Rp 23.600
Jadi total Output tahun ke-6
562,212 x Rp 23.600 = Rp 13.268.203

Output tahun ke-7 (TM II)


a. 1 hari menghasilkan KKK (kadar 30%) = 6,41 kg KK/ha
b. 1 hari menghasilkan lateks basah = 18,86 kg/ha
c. 1 bulan menghasilkan = 6,41 kg KK/ha x 10 hari
= 64,1 kg KK/ha
d. Penyusutan 3% = 64,1 kg x 0,03
= 1,923 kg
e. Jadi 1 bulan menghasilkan = 64,1 kg - 1,923 kg
= 62,177 kg KK/ha
f. 1 tahun menghasilkan = 62,177 kg KK/ha x 12
= 746,124 kg KK/ha
g. Harga jual KKK = Rp 23.600
Jadi total Output tahun ke-7
746,124 x Rp 23.600 = Rp 17.608.526

Output tahun ke-8 (TM III)


a. 1 hari menghasilkan KKK (kadar 30%) = 9,2 kg KK/ha
b. 1 hari menghasilkan lateks basah = 21,66 kg/ha
c. 1 bulan menghasilkan = 9,2 kg KK/ha x 10 hari
= 92 kg KK/ha

42
d. Penyusutan 3% = 92 kg x 0,03
= 2,76 kg
e. Jadi 1 bulan menghasilkan = 92 kg – 2,76 kg
= 89,24 kg KK/ha
f. 1 tahun menghasilkan = 89,24 kg KK/ha x 12
= 1.070,88 kg KK/ha
g. Harga jual KKK = Rp 23.600
Jadi total Output tahun ke-8
1.070,88 x Rp 23.600 = Rp 25.272.768

Output tahun ke-9 (TM IV)


a. 1 hari menghasilkan KKK (kadar 30%) = 13 kg KK/ha
b. 1 hari menghasilkan lateks basah = 30 kg/ha
c. 1 bulan menghasilkan = 13 kg KK/ha x 10 hari
= 130 kg KK/ha
d. Penyusutan 3% = 130 kg x 0,03
= 3,9 kg
e. Jadi 1 bulan menghasilkan = 130 kg – 3,9 kg
= 126,1 kg KK/ha
f. 1 tahun menghasilkan = 126,1 kg KK/ha x 12
= 1.513,2 kg KK/ha
g. Harga jual KKK = Rp 23.600
Jadi total Output tahun ke-9
1.513,2 x Rp 23.600 = Rp 35.711.520

Output tahun ke-10 (TM V)


a. 1 hari menghasilkan KKK (kadar 30%) = 17,33 kg KK/ha
b. 1 hari menghasilkan lateks basah = 57,76 kg/ha
c. 1 bulan menghasilkan = 17,33 kg KK/ha x 10 hari
= 173,3 kg KK/ha

43
d. Penyusutan 3% = 173,3 kg x 0,03
= 5,199 kg
e. Jadi 1 bulan menghasilkan = 173,3 kg – 5,199 kg
= 168,101 kg KK/ha
f. 1 tahun menghasilkan = 168,101 kg KK/ha x 12
= 2.017,212 kg KK/ha
g. Harga jual KKK = Rp 23.600
Jadi total Output tahun ke-10
2.017,212 x Rp 23.600 = Rp 39.335.634

Total seluruh Output TM :


TM I = Rp 13.268.203
TM II = Rp 17.608.526
TM III = Rp 25.272.768
TM IV = Rp 35.711.520
TM V = Rp 39.335.634 +
= Rp 131.196.651

1. Income
Income = Output – Input
= Rp 131.196.651 - Rp 62.998.396
= Rp 68.198.255
2. Rasio O/I

44
Output
Rasio =
Input
131.196.651
=
62.998.396
= 2,0
Jadi setiap Input Rp 1,- yang digunakan dalam usaha budidaya tanaman
karet akan mendapatkan Output sebesar Rp 2,0
3. Tingkat Balik Modal
= 131.196.651
68.198.255
Investasi =
120
Laba per bulan = 568.318
Input
=
Laba Per Bulan
62.998.396
Tingkat Balik Modal =
568.318
= 110,85
Jadi, tingkat balik modal terjadi pada 11 tahun 8 bulan 5 hari.

C. Kerja Pengalaman Lain

Pembibitan Kelapa Sawit

45
a. Pembibitan
Pembibitan adalah kegiatan awal-awal di lapangan bertujuan
untuk mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah
disiapkan beberapa bulan (12 bulan)sebelum penanaman dilapangan,
agar bibit yang ditanam tersebut memenuhi syarat, baik umurnya
maupun ukurannya.
Syarat-syarat lokasi pembibitan
1). Dekat sumber air dan air tersedia cukup banyak dengan
kualitas yang sesuai (terutama volume air tersedia cukup pada
musim kemarau)
2). Topografi datar dan diusahakan terletak di dekat areal tanam
3). Tidak tergenang dan bebas dari banjir pada musim hujan
4). Lokasi harus mudah dijangkau dan akses ke pembibitan harus
baik
5). Dekat dengan emplasemen sehingga pengawasan dapat lebih
intensif
6). Aman dari pencurian dan serangan hama
Pembibitan yang digunakan adalah sistem pembibitan dua tahap,
pembibitan dua tahap terdiri dari pembibitan awal (Pre Nursery) dan
pembibitan utama (Main Nursery)
(1) Pembibitan Awal (Pre Nursery)
Lokasi pre-nursery harus berdekatan dengan main-
nursery.Lokasi ini harus dibersihkan dari gulma maupun kayu serta
diratakan tanahnya. Pada pembibitan awal, bedengan – bedengan di
siapkan pada areal pembibitan yang telah diolah dengan ukuran
lebar 1,2 m dan pajang 20 m, serta tinggi 20 cm. Jarak antara
bedengan 60 m yang berfungsi sebagai parit drainase sekaligus
sebagai jalan untuk kegiatan pembibitan.
 Polybag yang digunakan pada pembibitan awal (Pre Nursery)
adalah polybag berukuran 10 cm x 15 cm, kemudian isi
dengan tanah top soil yang telah di saring dari kotoran (akar –

46
akar)diayak,.Isikan tanah tersebut ke baby bag sampai penuh
(1 kg/baby bag) dan dipadatkan. sampai penuh ( 1 kg/baby
bag)bagian polybag. Sebelum kecambah ditanam, polybag di
siram air agar tidak terbentuk rongga udara di dalamnya.
Kecambah ditanam di tengah – tengah polybag dengan
kedalaman 2 – 2,5 cm danTimbun kembali dengan tanah
setebal 1 - 1,5 cm dan tidak boleh dipadatkan.Pastikan bahwa
arah plumulah (bakal tunas) ke atas dan arah radikula (bakal
akar) ke bawah. Biasanya setelah 7 – 10 hari plumulah akan
muncul.Siram bibit dalam polybag tersebut secara teratur dua
kali sehari yaitu pagi dan sore hari secara hati – hati agar bibit
tidak rusak terkena air siraman ,Bila pada malam hari turun
hujan > 8 mm, maka besok paginya tidak perlu disiram.
Kebutuhan air adalah 0,2 - 0,3 liter per baby bag per hari.,
Untuk memperoleh bibit yang tumbuh subur
(2) Pembibitan Utama (Main Nursery)
Pembibitan utama memerlukan lahan yang luas karena bibit
ditanam dengan jarak tanam yang lebih besar. Di lokasi pembibitan
harus tersedia sumber air. Areal pembibitan harus terbuka, bebas
dari gulma,dan terhindar dari gangguan hewan-hewan liar
pengangu lainya. Parit – parit pembuangan air harus dibuat untuk
membuang kelebihan air.
Pada pembibitan utama digunakan polybag dengan ukuran 40
cm x 50 cm dengan ketebalan 0,12 mm. Kemudian polybag di isi
dengan tanah top soil (lapisan atas) hingga tidak bercampur dengan
batu atau kerikil. Tekstur tanah sebaiknya lempung berliat dan
mempunyai sifat drainase yang baik.Untuk tanah mineral dengan
kandungan liat tinggi, maka harus dicampur pasir.Tanah dicampur
dengan pupuk RP (Rock Phosphate ) sebanyak 150 gr/100 kg
tanah. Pada waktu pencampuran tanah harus kering dan
pencampuran tanah dengan pupuk harus homogen.Isikan tanah
tersebut ke Large bag (15 kg per large bag ),kemudian bibir

47
kantong dilipat keluar sehingga jarak permukaan tanah menjadi 2
cm dari bibir kantong). Pengisian tanah diusahakan cukup padat
dan Large bag berdiri tegak (tidak bengkok atau patah pinggang).
Tanah yang diisikan ke dalam Large bag harus dalam keadaan
kering. Jangan mengisi tanah basah apalagi yang berkadar liat
tinggi ke dalam large bag, karena akan terjadi pemadatan yang
berakibat buruk bagi pertumbuhan akar.di bawah permukaan
polybag dan agak di padatkan. Sebelum ditanam, polybag harus di
siram selam 7 hari agar tanah pengisi polybag tidak membetuk
rongga udara atau kantong air. Setiap polybag disusun dengan jarak
90 cm x 90 cm x 90 cm atau 75 cm x 75 cm x 75 cm dengan sistem
segitiga sama sisi tergantung pada umur bibit yang kelk akan di
pindahkan ke lapangan.
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan pada pembibitan utama yaitu
sebagai berikut:
1) Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari jika hujan tidak
turun Penyiraman bibit dilakukan 2 (dua) kali sehari, yaitu
sejak pagi hingga pukul 11.00 dan pukul 15.00 sampai selesai.
Kebutuhan air rata-rata untuk setiap bibit adalah 2 - 3 liter per
Large bag per hari tergantung umur bibit.Bila terjadi hujan
minimal 8 mm pada hari sebelumnya, maka tidak perlu
dilakukan penyiraman pada hari itu.
2) Penyiangan gulma
Penyiangan dilakukan jika terdapat gulma yang tumbuh di
dalam polybag dan sekitar polybag dengan cara di cabut.
3) Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk memperoleh bibit yang sehat,
tumbuh cepat, dan subur. Pupuk yang diberikan yaitu Urea
dalam bentuk larutan dan pupuk majemuk. Sebelum dilakukan
pemupukan hendaknya dilakukan pencabutan rumput atau

48
gulma 4 – 4 hari
4) Penggemburan tanah
Sbelum penggemburan tanah, polybag juga sebaiknya
dilakukan agar pupuk mudah masuk dan diserap oleh tanaman.

D. Integrasi Partisipasi Masyrakat


Untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat penulis melakukan
semacam Integrasi Partisipasi Masyarakat seperti :
1. Senam pagi setiap hari Jum’at.
2. Kunjungan ke perpustakaan Balai Penelitian Sembawa.

IV. PENUTUP

A. Simpulan

49
Dari kegiatan prakerin ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat menambah
pengetahuan serta keterampilan penulis dalam budidaya karet.
2. Dengan melakukan kegiatan ini penulis dapat mengetahui prospek
budidaya tanaman karet dimasa yang akan datang.
3. Dengan melakukan kegiatan ini penulis dapat membandingkan antara
teori dengan kenyataan di lapangan yang sering sekali tidak sesuai
dengan melakukan praktik secara langsung.
B. Saran
Adapun saran yang dapat Penulis berikan, yaitu :
1. Sebaiknya pihak sekolah melakukan pengawasan secara langsung
dengan cara melihat setiap kelompok kerja atau setiap divisi di lokasi
Praktik Kerja Lapangan (PKL).
2. Sebaiknya pembimbing exsternal lebih memahami apa yang dikerjakan
di lapangan bukan saja secara praktik, tetapi juga secara teori.
3. Sebaiknya siswa mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental
demi kelancaran Praktik Kerja Lapangan (PKL).

DAFTAR PUSTAKA

50
Anwar, C. (1996). Sapta Bina Usaha Tani Karet Rakyat. Sembawa: Balai
Penelitian Sembawa.
Karyudi, (2006). Pedoman Penyadapan Tanaman Karet. Sungai Putih: Balai
Penelitian Sungai Putih.
Sihombing.1995. Budidaya Tanaman Karet. Medan: Balai Penelitian Sungei
Putih

LAMPIRAN

51
Lampiran 1. Jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PUSLITBUN
SEMBAWA Tahun 2022
No Hari/Tanggal/Bulan/Tahun Jenis Kegiatan
1 Senin, 3 Januari 2022 Serah Terima
2 Selasa, 4 Januari 2022 Pengendalian gulma secara manual (tebas
3 Rabu, 5 Januari 2022 Pewiwilan
4 Kamis, 6 Januari 2022 Merombet
5 Jumat, 7 Januari 2022 Mengunjungi Perpusatakaan
6 Sabtu, 8 Januari 2022 Penyulaman Kelapa Sawit
7 Senin, 10 Januari 2022 Pewiwilan
8 Selasa, 11 Januari 2022 Bokoran/Piringan
9 Rabu, 12 Januari 2022 Penyemprotan kimiawi
10 Kamis, 13 Januari 2022 Pengendalian gulma secara manual (tebas)
11 Jumat, 14 Januari 2022 Senam dan membaca buku
12 Sabtu, 15 Januari 2022 Penggambaran bidang sadap dan pemasan-
gan alat sadap
13 Senin, 17 Januari 2022 Penggambaran bidang sadap dan pemasan-
gan alat sadap
14 Selasa, 18 Januari 2022 Penggambaran bidang sadap dan pemasan-
gan alat sadap
15 Rabu, 19 Januari 2022 Penggambaran bidang sadap dan pemasan-
gan alat sadap
16 Kamis, 20 Januari 2022 Penggambaran bidang sadap dan pemasan-
gan alat sadap
17 Jumat, 21 Januari 2022 Mengunjungi Perpustakaan
18 Sabtu, 22 Januari 2022 Mendongkel kayu
19 Senin, 24 Januari 2022 Kunjungan ke pembibitan prenursery ke-
lapa sawit
20 Selasa, 25 Januari 2022 Pemberian materi perkecambahan sawit
dan kunjungan ketempat proses perkecam-
bahan
21 Rabu, 26 Januari 2022 Seleksi bibit sawit

52
22 Kamis, 27 Januari 2022 Penanaman kecambah sawit
23 Jumat, 28 Januari 2022 Senam dan mengunjungi perpusatakaan
24 Sabtu, 29 Januari 2022 Pemupukan di pembibitan prenursery
25 Senin, 31 Januari 2022 Penyiangan gulma dan pemindahan bibit
double tone kelapa sawit ke polybag
26 Rabu, 02 Februari 2022 Seleksi bibit (PN)
27 Kamis, 03 Februari 2022 Nanam PN ke MN
28 Jumat, 04 Februari 2022 Senam dank e perpustakaan
29 Sabtu, 05 Februari 2022 Nanam PN ke MN
30 Senin, 07 Februari 2022 Penambahan tanah pada bibit polybag
karet dan pemberian warna
31 Selasa, 08 Februari 2022 Penambahan tanah pada bibit polybag
karet
32 Rabu, 09 Februari 2022 Pewiwilan
33 Kamis, 10 Februari 2022 Pengendalian gulma secara manual
34 Jumat, 11 Februari 2022 Senam dan membaca
35 Sabtu, 12 Februari 2022 Penyiangan gulma
36 Senin, 14 Februari 2022 Perawatan kebun entres penyiangan gulma
dan peremajaan entres
37 Selasa, 15 Februari 2022 Melakukan kegiatan okulasi di kebun en-
tres
38 Rabu, 16 Februari 2022 Pengendalian gulma secara manual
39 Kamis, 17 Februari 2022 Stimulan
40 Jumat, 18 Februari 2022 Sunam dan membaca
41 Sabtu, 19 Februari 2022 Pengendalian gulma secara manual (tebas)
42 Senin, 21 Februari 2022 Pemantauan
43 Selasa, 22 Februari 2022 Pemupukan TM Karet
44 Rabu, 23 Februari 2022
45 Kamis, 24 Februari 2022 Tatacara penyadapan dan pengukuran K3
46 Sabtu, 26 Februari 2022 Kunjungan ke pabrik pengolahan hasil
47 Selasa, 01 Maret 2022
48 Rabu, 02 Maret 2022 Penanaman kelapa sawit

53
49 Jumat, 04 Maret 2022 Kunjungan ke perpustakaan
50 Sabtu, 05 Maret 2022 Pengendalian gulma manual (tebas lorong)
TM karet
51 Senin, 07 Maret 2022 Penanaman bibit TBM sawit
52 Selasa, 08 Maret 2022 Pemupukan TBM sawit
53 Rabu, 09 Maret 2022 Penyiangan gulma manual
54 Kamis, 10 Maret 2022 Penanaman bibit TBM sawit
55 Jumat, 11 Maret 2022 Kunjungan ke perpustakaan
56 Sabtu, 12 Maret 2022 Mengumpuli brondolan kelapa sawit
57 Senin, 14 Maret 2022 Membokor kelapa sawit
58 Selasa, 15 Maret 2022 Uji kompetensi
59 Rabu, 16 Maret 2022 Pengendalian gulma
60 Kamis, 17 Maret 2022 Pengendalian gulma secara manual (tebas)
61 Jumat, 18 Maret 2022
62 Sabtu, 19 Maret 2022 Pembokoran TBM

BLANKO KONSULTASI

54
Praktik Kerja Lapangan (PKL)

TAHUN AJARAN 2021/2022

Guru Pembimbing I : Dr. Zulkipli, M.Si

Guru Pembimbing II : Fitriani, SE.,M.Pd

No Hari/Tanggal Materi Konsultasi Paraf

55

Anda mungkin juga menyukai