Oleh:
LAILATUL MASYKUROH
NIM. 361741311161
Magang Kerja Industri Dibuat dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kelulusan Mata Kuliah Magang Kerja Industri Program Studi Agribisnis
Politeknik Negeri Banyuwangi
Oleh:
LAILATUL MASYKUROH
NIM. 361741311161
ii
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya sehingga laporan Magang Kerja Industri
(MKI) Pendampingan Desa yang berjudul “Pembibitan Sawi Pakcoy Hidroponik
Menggunakan Spons Bekas pada Kelompok Tani Sumber Urip Desa Watukebo ”
dapat diselesaikan dengan baik. Tulisan ini merupakan laporan Magang Kerja
Industri (MKI) Pendampingan Desa yang telah dilaksanakan mulai tanggal 1
September sampai dengan 1 November 2020 bertempat di Dusun Patoman, Desa
Watukebo, Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi. Laporan ini tidak
akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terimaksaih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ayah dan Ibu selaku orang tua yang selalu mendukung, membimbing, dan
mendoakan.
2. Bapak Son Kuswadi, Dr. Eng. selaku Direktur Politeknik Negeri Banyuwangi.
3. Bapak Dedy Hidayat Kusuma, S.T., M.Cs. selaku Wakil Direktur I Politeknik
Negeri Banyuwangi.
4. Bapak Danang Sudarso Widya Prakoso Joyo Widakdo, S.P., M.M. selaku
Koordinator Program Studi D4 Agribisnis.
5. Ibu Ari Istanti, S.P., M.P. selaku Koordinator Magang Kerja Industri.
6. Ibu Sari Wiji Utami, S.P., M.M. selaku Dosen Pembimbing yang telah
menyediakan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan serta saran
kepada penulis, sehingga laporan Magang Kerja Industri dapat diselesaikan
dengan baik.
7. Bapak Ardito Atmaka Aji, S.ST, M.M. selaku Dosen Penguji yang telah
menyediakan waktunya untuk menguji hasil MKI Pendampingan Desa yang
telah dilakukan.
8. Bapak Moch. Sayidi selaku Ketua Kelompok Tani Sumber Urip dan
Pembimbing Lapang di Dusun Patoman Desa Watukebo.
9. Ibu Hj. Sri Bunik Eka Diana, S.pd. selaku Kepala Desa Watukebo.
10. Serta seluruh warga dan peserta pendampingan desa yang ada di Dusun
Patoman Desa Watukebo.
v
11. Teman-teman program studi D-IV Agribisnis khususnya angkatan 2017.
12. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan demi terwujudnya
penyusunan laporan ini.
Lailatul Masykuroh
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan. ..........................................................................16
Tabel 4.2 Estimasi Biaya Pembibitan Sawi Pakcoy............................................56
ix
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kelompok Tani Sumber Urip .........................8
Gambar 3.1 Lokasi Kelompok Tani Sumber Urip .............................................15
Gambar 4.1 Kegiatan Survey pada Kelompok Tani Sumber Urip......................26
Gambar 4.2 Styrofoam dan Spons Bekas ..........................................................27
Gambar 4.3 Botol Bekas dan Gelas Plastik Bekas .............................................27
Gambar 4.4 Kain Flanel dan Tali Tampar .........................................................27
Gambar 4.5 Membersihkan Styrofoam, Botol, dan Gelas Palstik Bekas ............28
Gambar 4.6 Melapisi Styrofoam .......................................................................29
Gambar 4.7 Melubangi Botol dan Styrofoam Bekas .........................................30
Gambar 4.8 Melubangi Botol dan Gelas Plastik dengan Solder .........................31
Gambar 4.9 Gelas Plastik yang Sudah Dilubangi ..............................................31
Gambar 4.10 Memotong Kain Flanel dan Tali Tampar .....................................32
Gambar 4.11 Memasang Kain Flanel dan Mengikat Botol ................................33
Gambar 4.12 Pembuatan Rak ...........................................................................34
Gambar 4.13 Rak yang Sudah Jadi ...................................................................34
Gambar 4.14 Penyemaian Benih Sawi Pakcoy ..................................................35
Gambar 4.15 Penyuluhan dan Tanya Jawab pada Ibu-Ibu di Kelompok
Tani Sumber Urip ........................................................................36
Gambar 4.16 Pengenceran Larutan Nutrisi .......................................................37
Gambar 4.17 Pengukuran Larutan Nutrisi .........................................................38
Gambar 4.18 Penanaman Sawi Pakcoy Hidroponik. .........................................39
Gambar 4.19 Penyulaman Bibit ........................................................................39
Gambar 4.20 Pengecekan dan Pengadukan Lurutan Nutrisi di Botol dan
Styrofoam ....................................................................................40
Gambar 4.21 Menyemprot Pestisida Nabati pada Tanaman ..............................41
Gambar 4.22 Pembuatan dan Pemasangan Yellow Trap ....................................42
Gambar 4.23 Hasil Panen Sawi Pakcoy ............................................................43
Gambar 4.24 Sortasi dan Grading Hasil Panen .................................................44
Gambar 4.25 Pengemasan Sawi Pakcoy Hidroponik .........................................45
xi
Gambar 4.26 Pemotongan Spons Bekas Kasur ................................................. 46
Gambar 4.27 Pelubangan Spons Bekas ............................................................ 47
Gambar 4.28 Pencucian Spons ......................................................................... 47
Gambar 4.29 Kemasan dan Bentuk Benih Sawi Pakcoy ................................... 48
Gambar 4.30 Memasukkan Benih kedalam Spons dan
Membasahi dengan Air .............................................................. 50
Gambar 4.31 Spons yang Sudah Ada Benih ..................................................... 50
Gambar 4.32 Penyemaian Benih Sawi Pakcoy ................................................. 52
Gambar 4.33 Pemindahan Benih Sawi Pakcoy ................................................. 52
Gambar 4.34 Bibit Berumur 2 HSS dan 7 HSS ................................................ 53
Gambar 4.35 Perawatan Bibit Sawi Pakcoy ..................................................... 53
Gambar 4.36 Bibit Berumur 14 HSS................................................................ 53
Gambar 4.37 Penyuluhan dan Hasil Pembibitan Sawi Pakcoy.......................... 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data – Data Pendukung .................................................................63
Lampiran 2 Lembar Nilai Pembimbing Lapang ................................................64
Lampiran 3 Lembar Nilai Dosen Pembimbing ..................................................65
Lampiran 4 Lembar Nilai Dosen Penguji ..........................................................66
Lampiran 5 Rekapitulasi Nilai MKI .................................................................67
Lampiran 6 Berita Acara Ujian MKI. ...............................................................68
Lampiran 7 Kartu Kendali Bimbingan MKI .....................................................70
Lampiran 8 Lembar Kerja Harian MKI ...........................................................72
Lampiran 9 Surat Keterangan Selesai Magang............................................... 103
Lampiran 10 Biodata Penulis. ........................................................................ 104
xiii
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial. Budidaya tanaman ini
tidak memerlukan lahan yang luas, bisa juga dilakukan di pekarangan, di teras
rumah, ataupun di tembok rumah warga. Perawatan hidroponik ini sangat mudah,
karena tumbuhan, tanaman atau sayur-sayuran dapat tumbuh dengan mudah tanpa
menggunakan tanah, hanya dengan talang air, botol-botol kemasan yang sudah
tidak terpakai dan juga bisa memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak
diperlukan seperti ember, baskom dan sebagainya (Satya dkk, 2017). Dengan
menanam menggunakan cara hidroponik, maka hasil panen akan lebih cepat, bisa
memanfaatkan barang yang ada untuk menanam, dan memanfaatkan barang bekas
seperti spons bekas, styrofoam bekas, botol bekas air mineral, gelas plastik bekas,
dan sebagainya.
Beberapa keuntungan hidroponik, yaitu ramah lingkungan karena tidak
menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah, menggunakan
air hanya 1/20 dari tanaman biasa. Hidroponik dapat memanfaatkan limbah rumah
tangga untuk dijadikan media penanaman sayuran organik. Limbah-limbah rumah
tangga yang dapat dimanfaatkan, seperti botol bekas, ember bekas, selang, pot,
paralon, sumbu kompor dan barang- barang rumah tangga lainnya (Rosliani &
Sumarni, 2005). Penanaman sayuran melalui hidroponik juga dapat menghasilkan
nilai ekonomis. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap mudahnya becocok
tanam tanpa lahan,. Sehingga prospek dari tanaman hidroponik masih potensial
untuk dikembangkan.
Salah satu teknik hidroponik yang dapat digunakan yaitu teknologi
hidroponik system sumbu yang tersikulasi. Hidroponik sumbu (wicks) adalah
salah satu metode hidroponik yang sederhana dengan menggunakan sumbu
sebagai penghubung antara nutrisi dan bagian perakaran pada media tanam
(Kamalia, et al., 2017). Sistem sumbu dalam teknik hidroponik dikenal sebagai
sistem pasif karena tidak ada bagian yang bergerak, kecuali air yang mengalir
melalui saluran kapiler dari sumbu yang digunakan. Teknik ini merupakan teknik
yang mudah diterapkan dan tidak membutuhkan biaya yang banyak dalam
pengadaan alatnya (Yuliantika dan Nurul, 2017).
Dusun Patoman merupakan salah satu dusun di Desa Watukebo, terdapat
Kelompok Tani yaitu Sumber Urip. Sebagian kecil anggota yang terdapat dalam
2
Kelompok Tani Sumber Urip tersebut adalah ibu-ibu yang berprofesi sebagai Ibu
Rumah Tangga. Meskipun ibu-ibu tersebut bergabung dalam Kelompok Tani
Sumber Urip, mereka kurang begitu produktif dan cenderung masif. Terlebih lagi
selama ini tidak ada kegiatan penyuluhan untuk memberdayakan ibu-ibu tersebut,
kegiatan-kegiatan yang diadakan selama ini hanya fokus untuk pemberdayaan
bapak-bapak saja. Sebagian besar ibu-ibu tersebut hanya mengandalkan dari
penghasilan suami, sebagian kecil saja dari mereka yang memiliki pekerjaan
sampingan seperti berjualan. Barang bekas di sekitar rumah warga Dusun
Patoman seperti spons/busa bekas, botol plastik bekas, gelas plastik bekas, dan
lainnya selama ini hanya dibuang begitu saja atau langsung dibakar. Sementara
barang-barang tersebut sebenarnya masih memiliki nilai untuk dimanfaatkan
menjadi media bercocok tanam hidroponik, sehingga ide untuk melakukan MKI
Pendampingan Desa tentang bercocok tanam secara hidroponik sesuai dengan
masalah bagai warga di Dusun Patoman.
Untuk mencapai kemandirian ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok
Tani Sumber Urip di Dusun Patoman, maka potensi yang ada perlu digali. Kondisi
yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa ibu-ibu rumah tangga di Dusun
Patoman tersebut memiliki potensi besar untuk diberdayakan. Adapun
pemberdayaan yang akan dilakukan adalah dengan memberi pelaatihan
hidroponik dengan alasan sebagai berikut : 1) Sebagian besar ibu-ibu di Dusun
Patoman tidak memiliki pekerjaan sampingan, sehingga bercocok tanam dengan
hidroponik dapat menghasilkan untuk meningkatkan perekonomian keluarga. 2)
Bercocok tanam dengan hidroponik tidak membutuhkan lahan luas, cukup
dilakukan di halaman sekitar rumah. 3) Bercocok tanam dengan hidroponik
mudah dilakukan tanpa harus pergi jauh dari rumah sehingga tidak mengganggu
pekerjaan rutin di rumah. 4) Setiap hari warga membutuhkan sayuran untuk
dikonsumsi, selama ini warga membeli sayuran tersebut dari pasar atau penjual
keliling. Apabila warga menanam sayuran sendiri maka bisa menghemat
pengeluaran. 5) Barang-barang bekas yang tidak bernilai bisa dimanfaatkan
sebagai media dalam bercocok tanam dengan hidroponik sehingga meningkatkan
nilai barang bekas.
3
Tanaman sawi pakcoy (Brassica Juncea L.) merupakan salah satu jenis
sayur yang bisa dibudidayakan secara hidroponik karena memiliki komersial dan
prospek yang baik. Pakcoy adalah salah satu jenis tanaman sayur-sayuran yang
sangat digemari masyarakat baik masyarakat kelas bawah maupun masyarakat
kelas atas (Haryanto, 2001).
Pembibitan (persemaian benih dari biji-bijian) merupakan langkah atau
proses awal dalam melakukan budidaya tanaman. Dimana benih-bnih yang dibeli
atau diperoleh dari hasil penen sebelumnya harus disemai terlebih dahulu sebelum
ditanam. Spons/busa bekas merupakan salah satu media tanam yang bias
digunakan untuk pembibitan sawi pakcoy secara hidroponik. Keberadaan
spons/busa bekas di Dusun Patoman cukup melimpah, bahkan biasanya warga
sekitar membuangnya begitu saja atau langsung membakarnya sehingga bias
menimbulkan polusi udara. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menulis laporan
akhir MKI Pendampingan Desa dengan judul “Pembibitan Sawi Pakcoy
Hidroponik pada Kelompok Tani Sumber Urip di Desa Watukebo”.
1.3 Tujuan
Tujuan kegiatan MKI sebagai berikut :
1. Mengetahui kegiatan MKI Pendampingan Desa di Dusun Patoman Desa
Watukebo.
2. Mengetahui pembibitan sawi pakcoy hidroponik menggunakan media
spons bekas pada ibu-ibu rumah tangga di Dusun Patoman Desa
Watukebo.
4
1.4 Manfaat MKI
1.4.1 Bagi Mahasiswa
a. Dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori yang diterima di
jenjang akademik dengan ilmu yang diterapkan dan dibagikan kepada
masyarakat.
b. Dapat mengembangkan keterampilan, wawasan, dan pengalaman yang
dimiliki mahasiswa dalam melakukan pendampingan desa kepada
masyarakat.
5
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
6
BAB 2
GAMBARAN UMUM
7
b) Poktan SUMBER URIP sebagai organisasi usaha dalam melaksanakan
usahanya berprinsip memanfaatkan dan mendayagunakan sumberdaya ekonomi
dan potensi wilayah demi kemajuan dan kemakmuran anggotanya.
8
Jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi Kelompok Tani Sumber
Urip tersebut adalah Ketua, Penyuluh Pertanian Lapang dan Pendamping, Komisi
Persetujuan, Sekretaris, Bendahara, Pengurus ICS, Penyuluh Internal, Seksi
Pembenihan, Inspektor Internal, Seksi Pembelian dan Pemasaran Hasil, Seksi
Pupuk dan Pestisida Organik.
Berikut penjabaran mengenai tugas dan tanggungjawab dalam struktur
organisasi Kelompok Tani Sumber Urip :
1. Ketua
Kelompok Tani Sumber Urip diketuai oleh Bapak Moch. Sayidi. Beliau
merupakan penduduk asli di Dusun Patoman Desa Watukebo yang saat ini
juga menjabat sebagai Ketua HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air).
Berikut tugas dan tanggungjawabnya sebagai Ketua Kelompok Tani
Sumber Urip :
a) Mengorganisasikan, menggerakkan, membimbing, dan mengerahkan
kegiatan kelompok.
b) Sebagai pemimpin kelompok yang bertanggung jawab ke dalam dan ke
luar jalannya organisasi.
2. Sekretaris
Bapak Sunaryo saat ini yang menjabat sebagai sekretaris Kelompok Tani
Sumber Urip. Tugas dan tanggungjawabnya dalam Kelompok Tani
Sumber Urip tidak terlalu banyak, yaitu :
- Bertanggungjawab atas kelancaran administrasi kelompok dan
menyimpang, mengatur buku-buku administrasi kelompok.
3. Bendahara
Ibu Lutfiyatul Hasanah yang ditunjuk sebagai Bendahara Kelompok Tani
Sumber Urip yang tugasnya, yaitu bertanggungjawab atas kelancaran
administrasi keuangan kelompok.
4. Divisi Pembenihan
Pada divisi ini yang diberikan tanggungjawab yaitu Bapak Ishak dan
Bapak Ponidi, tugasnya yaitu menyeleksi benih (bagus atau tidak) yang
akan ditanam untuk menjadi bibit di lahan petani.
9
5. Divisi Pembelian & Pemasaran Hasil
Divisi Pembelian dan Pemasaran Hasil ini dipercayakan pada Bapak
Miswat dan Bapak Tarmadi, tugasnya antara lain :
- Menangani pembelian dan pengadaan/pengumpulan beras organik dari
anggota kelompok.
- Memasarkan hasil beras organik produksi kelompok tani “Sumber Urip”
kepada pelaku pasar atau langsung kepada konsumen.
6. Divisi Pupuk & Pestisida Organik
Divisi ini dipercayakan pada Bapak Moch. Sayidi yang sekaligus Ketua
Kelompok Tani Sumber Urip dan Bapak Sutrisno, yang tugasnya
menangani pembuatan serta kebutuhan pupuk dan pestisida
organik pada lahan anggota.
7. Penyuluh & Pendamping
Bapak Sutrisno selaku penyuluh dan pendamping Kelompok Tani Sumber
Urip bertanggungjawab melakukan kunjungan secara teratur kepada petani
untuk memberikan saran-saran guna peningkatan produksi dan kualitas
produk, serta memberikan bantuan jika ada permasalah dalam produksi.
8. Penyuluh Internal
Bapak Slamet Budiono yang selaku menjabat sebagai penyuluh internal,
diantaranya memiliki tugas :
a) Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada petani dalam rangka
pertanian organik, peningkatan produksi, dan kualitas produk.
b) Mengkoordinasi pembelian input-input pertanian yang diijinkan untuk
pertanian organik.
A. Uraian Tugas Pengurus Internal Control System
1. Koordinator Ics
Tugas Koordinator ICS adalah sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi pelaksanaan/penerpan ICS (Internal Control
System/sistem kontrol internal)
b. Mengorganisir pelaksanaan registrasi dan inspeksi internal
c. Mempersiapkan sarana registrasi dan inspeksi
10
d. Memastikan bahwa setiap petani telah diregistrasi dan diinspeksi
e. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan Inspeksi Eksternal dengan LSO,
berperan sebagai kontak person bagi lembaga sertifikasi
a. Tugas Anggota ICS :
f. Membantu tugas-tugas koordinator dalam hal pelaksanaan ICS
g. Membantu mengkoordinir petugas inspektor internal –
h. Mencatat dan mendokumentasikan semua proses kegiatan ICS
i. Membuat peta lahan Poktan “Sumber Urip”
2. Inspektor Internal
Inspektor ini merupakan inspektor yang bertanggungjawab tentang hal-hal
yang berkaitan dalam kepengurusan Kelompok Tani Sumber Urip itu sendiri.
Berikut ini tugas dari Inspektor Internal :
a. Membantu pembuatan peta lokasi/sketsa lahan petani.
b. Melakukan pendaftaran/registrasi petani.
c. Melaksanakan inspeksi internal minimal 1 kali dalam setahun dan
melakukan dokumentasi terhadap hasil inspeksi dalam Formulir Inspeksi
Internal.
d. Melakukan kunjungan secara rutin ke tempat-tempat pengumpulan beras
organik selama musim panen untuk memastikan prosedur pembelian
produk yang berasal dari anggota ICS sesuai standar internal organik.
3. Komisi Persetujuan/Pembuat Keputusan Organik
Berikut ini adalah tugas dari Komisi Persetujuan :
a. Melakukan penilaian terhadap hasil inspeksi internal
b. Mengambil keputusan status keorganikan sesuai Prosedur
Pengambilan Keputusan Organik dalam pertemuan tersebut
c. Melakukan pertemuan minimal 1 kali dalam setahun
setelah inspeksi internal
d. Melakukan dokumentasi terhadap semua keputusan
tentang petani yang memperoleh sanksi
e. Menandatangani hasil keputusan untuk diajukan/dikirim ke
lembaga sertifikasi (LSO)
11
f. Melakukan penilaian terhadap calon anggota baru ICS
“Sumber Urip”.
12
2.5 Data Pembimbing Lapang
13
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
14
BAB 3
PELAKSANAAN MAGANG KERJA INDUSTRI
15
3.2 Jadwal Pelaksanaan
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan MKI
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
a. Mengumpulkan spons bekas
b. Memotong dan melubangi spons bekas
Selasa, 1 September 2020
c. Mencuci dan membersihkan spons bekas
d. Persiapan dan penyemaian benih sawi pakcoy
a. Mengumpulkan styrofoam bekas
Rabu, 2 September 2020 b. Mengumpulkan gelas plastik bekas
c. Mengumpulkan botol bekas air mineral
a. Membeli alat dan bahan lain yang dibutuhkan
Kamis, 3 September 2020
b. Mencuci styrofoam bekas
a. Mencuci botol bekas
Jumát, 4 September 2020
b. Mencuci gelas plastik bekas
Melubangi styrofoam bekas dengan pelubang dari
Sabtu, 5 September 2020
kawat
Melubangi botol bekas dengan pelubang dari
Minggu, 6 September 2020
kawat
Melubangi gelas plastik bekas menggunakan
Senin, 7 September 2020
solder
Melubangi botol bekas air mineral menggunakan
Selasa, 8 September 2020
solder
a. Memotong kain flanel menggunakan gunting
Rabu, 9 September 2020 b. Memotong tali tampar menggunakan gunting
c. Memasang kain flanel pada gelas plastik
Kamis, 10 September 2020 Mengikat botol bekas menggunakan tali tampar
Jumát, 11 September 2020 Mengikat botol bekas menggunakan tali tampar
a. Membeli kayu, alat dan bahan yang lain untuk
Sabtu, 12 September 2020 membuat rak
b. Membuat rak dari kayu
Minggu, 13 September 2020 Membuat rak dari kayu
16
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan MKI (Lanjutan)
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
a. Memperbaiki rak
Senin, 14 September 2020 b. Mempersiapkan alat dan bahan serta materi
untuk penyuluhan
a. Menyiapkan dan mengecek ulang alat, bahan,
dan materi untuk penyuluhan
Selasa, 15 September 2020 b. Menyiapkan konsumsi
c. Penyuluhan (penyampaian materi, tanya
jawab, dan demonstrasi)
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
Rabu, 16 September 2020 b. Menyulami bibit yang mati atau layu
c. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
Kamis, 17 September 2020 b. Menyulami bibit yang mati atau layu
c. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
Jum’at, 18 September 2020 b. Menyulami bibit yang mati atau layu
c. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Menyulami bibit yang mati atau layu
Sabtu, 19 September 2020
c. Pemberian nutrisi pada tanaman di botol
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
Minggu, 20 September 2020 b. Menyulami bibit yang mati atau layu
c. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
Senin, 21 September 2020 b. Menyulami bibit yang mati atau layu
c. Mengecek tanaman pada sore hari
17
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan MKI (Lanjutan)
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Pemberian nutrisi pada tanaman di botol
Selasa, 22 September 2020 c. Membersihkan tanaman dari hama dan
penyakit
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Memindahkan rak
c. Membuat atap untuk rak
Rabu, 23 September 2020
d. Membersihkan tanaman dari hama dan
penyakit
e. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Membuat pestisida nabati dari tembakau
b. Menyemprot tanaman dengan pestisida nabati
Kamis, 24 September 2020
c. Mengecek tanaman pada pagi hari
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Pemberian nutrisi ulang pada tanaman di
styrofoam
Jumát, 25 September 2020
c. Membersihkan tanaman dari hama dan
penyakit
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Pemberian nutrisi pada tanaman di botol
Sabtu, 26 September 2020 c. Membersihkan tanaman dari hama dan
penyakit
d. Mengecek tanaman pada sore hari
18
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan MKI (Lanjutan)
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
a. Membuat pestisida nabati dari tembakau
b. Menyemprot tanaman dengan pestisida nabati
c. Membersihkan tanaman dari hama dan
Minggu, 27 September 2020
penyakit
d. Mengecek tanaman pada pagi hari
e. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Membuat yellow trap
Senin, 28 September 2020
c. Memasang plastik UV pad arak
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Mengumpulkan botol bekas
Selasa, 29 September 2020
c. Mengumpulkan gelas plastik bekas
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Memotong kain flanel dan tali tampar
Rabu, 30 September 2020 c. Penyemaian benih sawi pakcoy
d. Pemberian nutrisi pada tanaman di botol
e. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Membersihkan tanaman dari hama dan
penyakit
Kamis, 1 Oktober 2020
c. Membuat pestisida nabati dari tembakau
d. Menyemprot tanaman dengan pestisida nabati
e. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Melubangi gelas plastik
Sabtu, 3 Oktober 2020 c. Melubangi botol bekas dengan pelubang dari
kawat
d. Mengecek tanaman pada sore hari
19
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan MKI (Lanjutan)
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Pemberian nutrisi pada tanaman di botol
Minggu, 4 Oktober 2020 c. Membuat pestisida nabati dari tembakau
d. Menyemprot tanaman dengan pestisida nabati
e. Memgecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Mengikat botol bekas dengan tali tampar
Senin, 5 Oktober 2020
c. Memasang kain flanel pada gelas plastik
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
Selasa, 6 Oktober 2020 b. Pemberian nutrisi pada tanaman di botol
c. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
Rabu, 7 Oktober 2020 b. Membersihkan tanaman dari hama dan penyakit
c. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Pemberian nutrisi pada tanaman di botol
Kamis, 8 Oktober 2020 c. Membuat pestisida nabati dari tembakau
d. Menyemprot tanaman dengan pestisida nabati
e. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Membersihkan tanaman dari hama dan penyakit
Jumát, 9 Oktober 2020
c. Menakar nutrisi untuk tanaman
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
Sabtu, 10 Oktober 2020 b. Mengisi nutrisi dan air baku kedalam Styrofoam
c. Mengecek tanaman pada sore hari
20
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan MKI (Lanjutan)
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Pemberian nutrisi pada tanaman di botol
Minggu, 11 Oktober 2020 c. Membuat pestisida nabati dari tembakau
d. Menyemprot tanaman dengan pestisida nabati
e. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Memasang gantungan botol di tembok rumah
Senin, 12 Oktober 2020 warga
c. Pindah tanam bibit sawi pakcoy
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Menambahkan nutrisi dan air baku kedalam
Selasa, 13 Oktober 2020 Styrofoam
c. Menyulami bibit yang mati atau layu
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Menyulami bibit yang mati atau layu
Rabu, 14 Oktober 2020
c. Pemberian nutrisi pada tanaman di botol
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Menyulami bibit yang mati atau layu
Kamis, 15 Oktober 2020 c. Membuat pestisida nabati dari tembakau
d. Menyemprot tanaman dengan pestisida nabati
e. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
Jumát, 16 Oktober 2020 b. Menyulami bibit yang mati atau layu
c. Pemberian nutrisi pada tanaman di botol
d. Mengecek tanaman pada sore hari
21
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan MKI (Lanjutan)
22
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan MKI (Lanjutan)
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
a. Panen pertama sai pakcoy hidroponik
b. Penyuluhan cara sortasi, grading, dan
Selasa, 25 Oktober 2020
mengemas sawi pakcoy hidroponik
c. Menjual sawi pakcoy hidroponik
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
Rabu, 26 Oktober 2020 b. Penambahan nutrisi pada tanaman di botol
c. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
Kamis, 27 Oktober 2020 b. Mengisi air baku kedalam styrofoam
c. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Panen kedua sawi pakcoy hidroponik
Jumát, 28 Oktober 2020 b. Sortasi, grading, mengemas dan menjual sawi
pakcoy hidroponik
a. Mengecek tanaman pada pagi hari
b. Menambah nutrisi tanaman di botol
Sabtu, 29 Oktober
c. Diskusi bersama dengan pembimbing lapang
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Panen ketiga sawi pakcoy hidroponik
b. Mengecek tanaman pada pagi hari
Minggu, 30 Oktober 2020 c. Sortasi, grading, mengemas, dan menjual sawi
pakcoy hidroponik
d. Mengecek tanaman pada sore hari
a. Meracik nutrisi AB Mix dan membagikannya
kepada peserta
Senin, 31 Oktober 2020
b. Diskusi bersama dengan pembimbing lapang
dan para peserta pendampingan
a. Diskusi bersama dengan pembimbing lapang
Selasa, 1 November 2020 b. Tanya jawab dengan para peserta
c. Salam perpisahan
Sumber : Kegiatan MKI, 2020
23
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
24
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Survey
Survey lokasi dilaksanakan sebanyak 2 kali di RT 02/RW 05, Dusun
Patoman Desa Watukebo, tepatnya di Kelompok Tani Sumber Urip yang diketuai
oleh Bapak Moch. Sayidi. Survey yang pertama yaitu menemui Bapak Moch.
Sayidi selaku Kelompok Tani Sumber Urip. Survey yang kedua ini merupakan
peninjauan ulang lokasi untuk memastikan bahwa lokasi tersebut memang tepat
untuk dilaksanakan MKI Pendampingan Desa. Peninjauan ulang tersebut mulai
dari tempat untuk melaksanakan kegiatan MKI, tempat untuk melakukan
sosialisasi atau penyuluhan, dan rumah-rumah warga yang bersedia untuk tempat
25
budidaya sayur hidroponik dari barang bekas. Pemilihan lokasi pada Kelompok
Tani Sumber Urip tersebut karena terdapat beberapa alas an :
1. Permintaan dari Ketua Kelompok Tani Sumber Urip itu sendiri agar
program pendampingan desa dilakukan di Kelompok Taninya.
2. Ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Tani tersebut kurang produktif
dan belum mengetahi tentang budidaya sayuran secara hidroponik.
3. Banyaknya limbah spons yang terdapat di lingkungan sekitar, seperti
limbah spons, gelas plastik, dan botol mineral.
26
c. Limbah gelas plastik didapatkan dari sisa orang yang selesai hajatan atau
bisa juga membelinya di tempat rongsokan dengan harga Rp 7000/kg.
Gambar 4.3 Botol Bekas dan Gelas Plastik Bekas (Dokumentasi MKI, 2020)
Gambar 4.4 Kain Flanel dan Tali Tampar (Dokumentasi MKI, 2020)
27
Gambar 4.5 Membersihkan Styrofoam, Botol, dan Gelas Plastik Bekas
(Dokumentasi MKI, 2020)
28
Gambar 4.6 Melapisi Styrofoam (Dokumentasi MKI, 2020)
29
d. Sedangkan untuk jumlah lubang pada botol bekas hanya bisa dilubangi
maksimal 2 lubang dengan jarak 12 cm.
e. Ulangi langkah-langkah pelubangan tersebut sampai selesai.
Cara yang kedua yaitu melubangi botol bekas dan gelas plastik dengan solder :
a. Sambungkan solder ke arus listrik dan tunggu sampai panas.
b. Kemudian lubangi bagian tengah botol bekas diantara dua lubang yang ada
dengan menggunakan solder. Lubang yang dibutuhkan cukup 2 lubang
kecil saja untuk memudahkan nanti saat pengadukan larutan nutrisi pada
saat mengendap.
c. Pelubangan pada gelas plastik dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada
bagian bawah, sisi samping, dan sisi samping bawah. Pada sisi samping,
jumlah lubang yang dibutuhkan cukp 10 lubang saja, untuk bagian ssisi
samping bawah dilubangi pada sisi kanan dan kirinya yang akan
digunakan untuk memasukkan kain flannel nantinya. Lubang dibuat
sedikit memanjang bukan lingkaran. Sedangkan lubang untuk bagian
bawah gelas plastik bisa dibentuk menyilang atau membentuk huruf X,
bisa juga dibuat lingkaran kecil-kecil sampai semua bagian bawah tersebut
penuh.
30
Gambar 4.8 Melubangi Botol dan Gelas dengan Solder
(Dokumentasi MKI, 2020)
Gambar 4.9 Gelas Plastik yang sudah dilubangi (Dokumentasi MKI, 2020)
31
Gambar 4.10 Memotong Kain Flanel dan Tali Tampar
(Dokumentasi MKI, 2020)
32
e. Setelah botol pertama selesai diikat, kemudian beralih ke botol kedua
untuk diikat. Jarak antara botol pertama dan kedua adalah 30 cm, agar
jarak yang dihasilkan akurat harus menggunakan penggaris untuk
mengukurnya. Kemudian ikat kedua sisi botol kedua sama seperti
mengikat botol yang pertama.
f. Lakukan langkah-langkah tersebut sampai dengan botol yang ketiga.
Setelahsemua botol selesai diikat, selanjutnya sisa tali tampar yang bagian
atas digabung atau dijadikan satu lalu diikat untuk memudahkan nanti saat
digantung dengan paku di tembok-tembok rumah warga.
33
plastik UV bagian sampingnya agar tanaman tidak terkena air hujan, debu dan
binatang pengganggu terutama ayam.
34
Gambar 4.14 Penyemaian Benih Sawi Pakcoy
(Dokumentasi MKI, 2020)
4.1.10 Penyuluhan
Pada tahap penyuluhan, dibagi menjadi 3 sesi, yaitu penyampaian materi,
Tanya jawab, dan demonstrasi (praktik). Materi yang disampaikan saat
penyuluhan yaitu materi terkait hidroponik, apa itu hidroponik, manfaat dan
keuntungan menanam dengan cara hidroponik, metode hidroponik dengan system
wick (sistem sumbu), jenis-jenis sayuran yang dapat dibudidayakan dengan
hidroponik, pembuatan media hidroponik dengan memanfaatkan barang-barang
bekas mulai dari pembibitan dengan spons/busa bekas hingga pemanfaatan botol
plastik dan gelas plastik bekas untuk menanam hidroponik, serta peluang usaha
kedepannya dari budidaya sayur secara hidroponik.
Pada sesi tanya jawab, peserta penyuluhan yang terdiri dari ibu-ibu
dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang diberikan yaitu
tentang hidroponik. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seperti jenis tanaman
dan sayuran apa saja yang bisa ditanam secara hidroponik, apa bisa limbah spons
digunakan sebagai media pembibitan, bagaimana cara pembibitan sawi pakcoy
dengan media spons bekas, dan lain sebagainya.
Sesi demonstrasi ini dibagi menjadi dua, yaitu setelah sesi ceramah dan
sesi tanya jawab. Setelah sesi ceramah, kegiatan demonstrasi yang dilakukan
adalah pembibitan sawi pakcoy dengan menggunakan spons/busa bekas dan
pembuatan media hidroponik dengan botol bekas, gelas plastik bekas, dan
styrofoam bekas. Sedangkan setelah sesi diskusi dan tanya jawab, demonstrasi
yang dilakukan yaitu penakaran larutan nutrisi AB Mix dan cara penanaman sawi
pakcoy dengan barang bekas.
35
Gambar 4.15 Penyuluhan dan Tanya Jawab pada Ibu-Ibu di Kelompok Tani
Sumber Urip (Dokumentasi, 2020)
36
Gambar 4.16 Pengenceran Larutan Nutrisi
(Dokumentasi MKI, 2020)
37
Gambar 4.17 Pengukuran Larutan Nutrisi
(Dokumentasi MKI, 2020)
38
Gambar 4.18 Penanaman Sawi Pakcoy Hidroponik (Dokumentasi MKI, 2020)
Sedangkan pengecekan nutrisi ini dilakukan setiap hari sebanyak dua kali
yaitu pada pagi hari dan sore hari. Hal ini dilakukan agar nutrisi yang dibutuhkan
tanaman tercukupi setiap harinya. Langkah-langkah dalam mengecek nutrisi pada
tanaman adalah sebagai berikut :
39
a. Setiap paginya larutan nutrisi yang ada pada wadah Styrofoam harus
diaduk, sedangkan pada botol bekas cukup dengan digoyang-goyangkan
saja agar larutan nutrisi tersebut tidak mengendap.
e. Setiap pagi dan sore hari, larutan nutrisi harus dicek kadar ppm nya
dengan menggunakan alat TDS meter.
f. Jika kadar nutrisinya lebih dari 1200 ppm, maka perlu ditambahkan air
bersih. Tetapi jika kadar nutrisinya kurang dari 900 ppm, maka perlu
ditambahkan pekatan nutrisi A dan B sampai nutrisi yang dibutuhkan
tercukupi.
g. Penambahan pekatan nutrisi maupun air bersih di botol bekas biasanya
dilakukan setiap 3 atau 4 hari sekali pada saat baru pindah tanam. Setelah
memasuki usia 4 mingguan hampir mendekati masa panen,
penambahannya dilakukan lebih cepat yaitu 1 atau 2 hari sekali. Karena
pada masa itu sawi pakcoy sudah tumbuh besar sehingga lebih banyak
membutuhkan dan menyerap larutan nutrisi.
h. Sedangkan pada wadah Styrofoam biasanya hanya ditambahkan air bersih
saja, karena larutan nutrinya yang lama-kelamaan mengendap sehingga
kadar ppm nya semakin tinggi.
40
4.1.14 Pembuatan Pestisida Nabati dan Yellow Trap
Kebanyakan budidaya sawi pakcoy secara hidroponik dilakukan didalam
greenhouse sehingga tidak terlalu membutuhkan pestisida untuk mengendalikan
hama dan penyakit. Tetapi budidaya sawi pakcoy secara hidroponik kali ini
dilakukan di alam terbuka tanpa greenhouse dan naungan, bertepatan dengan
musim tanam padi, dan cuaca yang tidak menentu sehingga tanaman sawi pakcoy
banyak yang terserang hama seperti hama ulat dan lalat daun (leaf miner). Untuk
mengatasi hama ulat dapat menggunakan atau mengaplikasikan pestisida nabati
dari daun tembakau yang lebih aman daripada menggunakan pestisida kimia.
Berikut ini cara pembuatan dan pengaplikasian pestisida nabati dari tembakau :
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu daun tembakau, timbangan digital,
wadah, air bersih, saringan dan sprayer.
b. Daun tembakau sebelumnya ditimbang terlebih dahulu menggunakan
timbangan digital seberat 10 gram.
c. Kemudian masukkan kedalam wadah atau panci dan ditambahkan air
sebanyak 500 ml, lalu direbus hingga mendidih.
d. Setelah itu diamkan sampai tembakau benar-benar dingin, baru bisa disaring
untuk memisahkan daun tembakau dengan air rebusannya.
e. Selanjutnya air rebusan dari daun tembakau tadi ditambahkan lagi air
sebanyak 500 ml kemudian masukkan kedalam sprayer.
f. Lalu semprotkan pestisida nabati tersebut pada tanaman yang terkena hama
secara merata.
41
Pada hama lalat daun (leaf miner) tidak bisa hanya dengan menggunakan
pestisida nabati saja, tetapi juga harus menggunakan perangkap (jebakan).
Perangkap (jebakan) untuk hama lalat daun dikenal dengan sebutan yellow trap.
Langkah-langkah dalam pembuatan yellow trap :
a. Alat dan bahan yang diperlukan seperti gunting, lakban, plastik ukuran besar,
kertas berwarna kuning, dan lem plastik.
b. Kertas kuning dipotong dengan ukuran 30 cm x 30 cm, lalu masukkan
kedalam plastik. Warna kuning dipilih karena lalat daun sangat menyukai
warna kuning.
c. Kemudian bagian depan plastik diberi lem tikus secukupnya (sampai merata).
Tujuan pemberian lem tikus ini adalah agar nanti saat lalat daun tertarik pada
warna kuning dari kertas ini dan hinggap diatasnya, lalat langsung melekat
pada lem sehingga tidak bisa lepas lagi.
d. Setelah diberi lem, selanjutnya perangkap diletakkan di tembok-tembok yang
terdapat tanaman sawi pakcoy dengan menempelkannya menggunakan lakban
atau selotip.
42
mencabutnya dengan menggunakan tangan atau memotong bagian bawahnya
dengan gunting. Pada saat mencabut atau memotongnya perlu berhati-hati agar
sawi pakcoy tidak rusak atau cacat dan masih terlihat bagus serta segar.
43
Gambar 4.24 Sortasi dan Grading Hasil Panen (Dokumentasi MKI, 2020)
44
d. Lakukan lngkah-langkah tersebut sampai dengan sawi pakcoy grade B dan
C.
4.2 Pembahasan
Kegiatan pelatihan pembibitan sawi pakcoy hidroponik menggunakan
media spons/busa bekas merupakan salah satu serangkaian kegiatan MKI
Pendampingan Desa. Melalui kegiatan ini, masyarakat desa khususnya ibu-ibu
yang tergabung dalam Kelompok Tani Sumber Urip di Dusun Patoman bisa
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan budidaya tanaman secara hidroponik
terutama proses pembibitannya. Alat dan bahan yang diperlukan dalam
pembibitan, yaitu spons bekas, pemotong spons (gergaji kecil), nampan plastik,
benih sawi pakcoy, dan air bersih. Adapun tahap-tahapnya yaitu mulai dari tahap
persiapan hingga pembibitan sebagai berikut :
45
Spons yang didapat tersebut selanjutnya dipotong menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil terlebih dahulu dengan menggunakan gergaji kecil.
b. Selanjutnya spons tersebut diukur menggunakan penggaris dengan ukuran 2
cm x 2 cm, kemudian langsung dipotong dengan gergaji kecil lagi.
c. Spons yang dipotong berjumlah 1500 potongan sesuai dengan jumlah benih
yang akan disemai.
46
Gambar 4.27 Pelubangan Spons Bekas (Dokumentasi, 2020)
47
4.2.4 Penyemaian Benih Sawi Pakcoy
Penyemaian benih sawi pakcoy dilakukan sebelum dilaksanakannya
pelatihan kepada peserta pendampingan desa. Jenis sayur yang akan
dibudidayakan secara hidroponik adalah sawi pakcoy varietas Flamingo (benih
sawi daging hibrida F1).
Gambar 4.29 Kemasan dan Bentuk Benih Sawi Pakcoy (Dokumentasi, 2020)
48
tempat yang gelap agar benih cepat berkecambah. Setelah benih berkecambah,
baru dipindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari sampai bibit siap untuk
pindah tanam.
a. Siapkan media spons yang sudah dicuci bersih serta alat dan bahan lainnya
yang dibutuhkan.
b. Letakkan media spons kedalam nampan plastik dan tata dengan rapi sampai
nampan terisi penuh dengan spons. Pastikan saat menata spons posisinya
tidak terbalik, yang terdapat lubang berada di bagian atas.
c. Basahi semua spons tersebut dengan sedikit air yaitu kurang lebih 250 ml
agar spons tidak mudah berantakan saat memasukkan benih.
d. Kemudian masukkan benih sawi pakcoy satu per satu kedalam lubang spons.
Benih yang dimasukkan tidak boleh lebih dari satu, jika lebih dari satu dan
nantinya benih itu tumbuh semua, maka harus tetap disisakan satu untuk
setiap lubang spons agar pertumbuhannya nanti tidak terganggu dan bisa
maksimal.
e. Setelah semua benih dimasukkan kedalam lubang spons, selanjutnya media
spons tersebut disiram lagi dengan air sebanyak 250 ml secara merata.
f. Lalu letakkan nampan plastik tersebut di tempat yang gelap dan lembap
selama semalaman. Tujuannya yaitu agar benih lebih cepat berkecambah.
g. Setelah semalaman, biasanya benih yang berkualitas bagus sudah ada yang
mulai berkecambah dan nampan plastik tersebut harus segera dipindah ke
tempat yang cukup terkena sinar matahari agar tidak terjadi etiolasi.
Kelebihan menyemai benih secara langsung yaitu caranya sangat mudah
dan sederhana dan tidak butuh waktu yang lama. Sedangkan kelemahannya adalah
kemungkinan benih gagal untuk berkecambah dan tumbuh lebih besar dan posisi
benih saat dimasukkan kedalam lubang spons kebanyakan salah karena benih
belum berkecambah.
49
Gambar 4.30 Memasukkan Benih kedalam Spons dan Membasahi dengan Air
(Dokumentasi MKI, 2020)
Gambar 4.31 Spons yang Sudah Ada Benih (Dokumentasi MKI, 2020)
50
benih sawi pakcoy dengan cara tidak langsung antara lain benih sawi pakcoy, kain
lap, media spons bekas, air bersih, nampan plastik, dan pinset.
Langkah-langkah dalam penyemaian benih sawi pakcoy secara tidak langsung
yaitu sebagai berikut :
a. Letakkan kain lap dalam nampan plastik dan bagi menjadi dua bagian, yang
satu digunakan untuk alas dan satunya sebagai penutup.
b. Kemudian taburkan benih sawi pakcoy diatas kain lap tersebut sampai
merata.
c. Setelah itu tutup benih sawi pakcoy tersebut dengan kain lap tersebut.
d. Taruh nampan di tempat yang gelap dan lembap selama semalaman.
e. Setelah semalaman, benih sawi pakcoy sudah mulai banyak yang
berkecambah dan harus segera dipindahkan ke media spons bekas.
f. Pemindahan benih sawi pakcoy yang sudah mulai berkecambah sebenarnya
hampir sama dengan cara yang pertama.
g. Susun media spons diatas nampan plastik sampai penuh,
h. Siram media spons dengan air sebanyak 250 ml sampai merata agar spons
tidak mudah berantakan setelah disusun.
i. Selanjutnya masukkan satu per satu benih sawi pakcoy yang sudah
berkecambah tadi kedalam lubang spons. Pada cara yang kedua ini harus
sangat teliti dalam memasukkan benihnya, jangan sampai posisi benihnya
terbalik. Bagian benih yang sudah berkecambah atau keluar bagian yang
berwarna putih itu posisinya berada di bawah.
j. Setelah semua benih sawi pakcoy dimasukkan ke media spons, siram lagi
dengan air sebanyak 250 ml secara merata.
k. Benih sawi pakcoy yang sudah disemai tersebut harus segera dipindahkan ke
tempat yang terkena sinar matahari agar tidak terjadi etiolasi atau kutilang.
Kelebihan menyemai benih secara tidak langsung ini adalah kegagalan
benih untuk berkecambah dan tumbuh lebih kecil dan posisi benih saat
dimasukkan kedalam lubang spons bisa tepat karena benih sudah berkecambah.
Sedangkan kelemahannya adalah caranya yang terbilang cukup rumut dan
memakan waktu yang lebih lama daripada cara yang pertama.
51
Gambar 4.32 Penyemaian Benih Sawi Pakcoy (Dokumentasi, 2020)
52
menembus dasar spons, artinya bibit tersebut belum siap untuk pindah tanam.
Bibit yang siap untuk pindah tanam biasanya berumur 10-15 hari. Cara merawat
bibit sawi pakcoy adalah sebagai berikut :
a. Setelah benih sawi pakcoy berkecambah dan mulai muncul daun, maka benih
tersebut sudah menjadi bibit.
b. Bibit sawi pakcoy tersebut harus disiram dengan air bersih sebanyak 2 kali
setiap harinya.
c. Air bersih yang dibutuhkan untuk menyiram bibit setiap kali penyiraman
untuk satu nampan adalah 500 ml.
d. Siram bibit secara perlahan dan hati-hati. Pastikan air tersebut sampai
menembus media spons yang digunakan.
e. Lakukan penyiraman dan pengecekan pada media spons dan bibitnya secara
intensif agar tidak kekeringan dan layu.
Gambar 4.34 Bibit Berumur 2 HSS dan 7 HSS (Dokumentasi MKI, 2020)
53
4.2.6 Sosialisasi kepada Anggota Kelompok Tani Sumber Urip
Sebelum praktik penanaman sawi pakcoy dengan metode hidroponik
dilakukan, terlebih dahulu diadakan sosialisasi program pelatihan kepada 10 orang
peserta yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang akan mengikuti kegiatan
pendampingan desa ini, salah satunya yaitu pembibitan yang merupakan langkah
utama dalam budidaya secara hidroponik. Sosialisasi tentang penyampaian materi
dilakukan di teras Musholla. Pada saat sosialisasi, ditunjukkan dan dijelaskan apa
saja alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan pembibitan sawi
pakcoy dengan sistem hidroponik. Materi sosialisasi disusun dan diprint yang
selanjutnya dibagikan kepada para peserta. Materi tersebut berisi penjelasan
tentang hidroponik, langkah-langkah dan diperbanyak oleh gambar-gambar,
karena hampir semuanya peserta sosialisasi tersebut tidak bisa baca tulis. Selain
dengan kertas, penyampaian materi juga menggunakan laptop agar peserta
semakin tertarik lagi.
Setelah penyampaian materi, para peserta diajari secara langsung untuk
melakukan pembibitan dengan media spons. Ketertarikan peserta sangat terlihat
dari rasa keingintahuan dan antusiasme mereka selama penyampaian materi
hingga demonstrasi berlangsung. Agar peserta yang terdiri dari ibu-ibu rumah
tangga tersebut semakin tertarik tentang pembibitan sayur menggunakan media
spons bekas, maka sebelumnya telah dilakukan pembibitan sendiri oleh
mahasiswa MKI sebagai contoh kepada peserta seperti apa bibit sawi pakcoy yang
sudah siap pindah tanam dan bahwa spons bekas masih bisa dimanfaatkan untuk
media pembibitan.
54
4.2.7 Estimasi Biaya Pembibitan Sawi Pakcoy
Perhitungan biaya pada pembibitan sawi pakcoy sangat penting dilakukan
untuk agar proses pembibitan dapat berjalan lancar. Estimasi biaya ini juga pasti
dilakukan oleh seorang pelaku usaha untuk memastikan bahwa pengusaha tersebut
mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan bibit sawi pakcoy. Sebelum
memasuki perhitungan biaya pembibitan sawi pakcoy hidroponik, perlu diketahui
terlebih dahulu asumsi-asumsi sebagai berikut :
a. Rak yang digunakan untuk pembibitan dibentuk (didesign) menjadi 2 tingkat
dengan luas 150 cm x 60 cm.
b. Setiap tingkatnya bisa diisi 5 nampan plastik, dengan jumlah 150 potongan
spons yang sudah dilubangi (ukuran 2 cm x 2 cm) untuk setiap nampannya.
c. Tanaman yang disemai adalah sayuran jenis sawi pakcoy.
d. Jumlah benih yang disemai adalah 1500 benih per kemasan dengan tingkat
pertumbuhan sekitar 90%. Berarti jumlah benih yang kemungkinan dapat
tumbuh, yaitu :
Bibit tumbuh = Jumlah benih yang disemai x persentase tumbuh
= 1500 benih x 90%
= 1350 bibit
e. Waktu pembibitan benih sawi pakcoy berkisar 10-15 hari.
f. Perhitungan untuk penyusutan = Biaya/masa pemakaian
55
Tabel 4.2 Estimasi Biaya Pembibitan Sawi Pakcoy
Harga/satuan Biaya
Uraian
(Rp) (Rp)
A. BIAYA INVESTASI
1. RAK SEMAI
a. Alat dan bahan pembuatan rak 75.000 75.000
b. Tenaga kerja 1 orang (tukang) 25.000 25.000
SUB TOTAL (Rp) 100.000
2. PERALATAN
a. Nampan plastik 10 buah 8.000 80.000
b. Gergaji kecil 1 buah 10.000 10.000
c. Gunting 1 buah 5.000 5.000
d. Pinset 1 buah 3.000 3.000
e. Kain lap 1 buah 2.000 2.000
f. Gelas ukur 500 ml 1 buah 10.000 10.000
SUB TOTAL (Rp) 110.000
TOTAL BIAYA INVESTASI (Rp) 210.000
Harga/satuan Biaya
Uraian
(Rp) (Rp)
B. BIAYA PRODUKSI
1. BIAYA TETAP
a. Tenaga kerja 1 orang 100.000 100.000
b. Air 160 liter 1.000 16.000
c. Penyusutan rak semai 10 tahun 10.000 10.000
d. Penyusutan peralatan 5 tahun 22.000 22.000
SUB TOTAL (Rp) 148.000
2. Biaya Variabel untuk 1500 Benih
a. Benih sawi pakcoy 1 kemasan 15.000 15.000
b. Spons 15.000 15.000
SUB TOTAL (Rp) 30.000
TOTAL BIAYA PRODUKSI (Rp) 178.000
56
Harga/satuan Biaya
Uraian
(Rp) (Rp)
C. PENDAPATAN
Penjualan bibit sawi pakcoy (1350
250 337.500
bibit)
KEUNTUNGAN (Rp) 159.500
~ PERHITUNGAN :
57
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
58
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Laporan MKI di PT Benih Citra Asia, Jember
antara lain yaitu:
1. Kegiatan MKI Pendampingan Desa yang dilakukan di Dusun Patoman Desa
Watukebo yaitu pembibitan sayur pakcoy hidroponik menggunakan spons/busa
bekas dapat berjalan dengan lancar. Peserta Pendampingan Desa yang terdiri
dari ibu-ibu rumah tangga sangat antusias dan tertarik dengan pelatihan yang
diberikan. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan mulai dari tahap awal
hingga akhir.
2. Ibu-ibu rumah tangga yang mengikuti pelatihan tentang pembibitan sawi
pakcoy dengan media spons/busa bekas cukup memahami dengan baik apa
yang disampaikan saat dijelaskan tahapan-tahapan dalam pembibitan, mulai
dari pemotongan, pelubangan, pencucian hingga memasukkan benih sawi
pakcoy kedalam spons yang telah dilubangi.
5.2 Saran
Diharapkan adanya keberlanjutan dari kegiatan MKI Pendampingan Desa
ini sehingga nantinya semua warga yang ada di Dusun Patoman tersebut dapat
benar-benar bisa memanfaatkan pekarangan yang dimiliki, serta diharapkan
adanya bantuan dan keterlibatan dari berbagai pihak terutama pemerintah desa
untuk mendukung dan memfasilitasinya.
59
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
60
DAFTAR PUTAKA
Haryanto. 2001. Sawi dan Selada. Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Izzuddin, A. 2016. Wirausaha Santri Berbasis Budidaya Tanaman Hidroponik.
Jurnal Pengabdian Masyarakat/DIMAS, 12(2) : 351-366.
Kamalia, S., Parawita, D., dan Raden, S. 2017. Teknologi Hidroponik Sistem
Sumbu pada Produksi Selada Lollo Rossa (Lactuca sativa L.) dengan
Penambahan CaCl2 sebagai Nutrisi Hidroponik. Jurnal Agroteknologi.
11(1): 96-104.
Roidah, I.S. 2014. Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik.
Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO, 1(2) : 43-50.
Satya, T.M., Tejaningrum, A., & Hanifah. 2017. Manajemen Usaha Budidaya
Hidroponik. Jurnal Dharma Bhakti Ekuitas, 1(2) : 53-57.
Yuliantika, L. dan Nurul, K.D. 2017. Evektivitas Media Tanam dan Nutrisi
Organik dengan Sistem Hidroponik Wick pada Tanaman Sawi Hijau
(Brassica juncen L.). Prosiding Seminar Nasional SIMBIOSIS II. Madiun.
hlm 228-238.
61
---Halaman ini sengaja dikosongkan---
62
Lampiran I. Data - Data Pendukung
63
Lampiran 2. Lembar Nilai Pembimbing Lapang
64
Lampiran 3. Lembar Nilai Dosen Pembimbing
65
Lampiran 4. Lembar Nilai Dosen Penguji
66
Lampiran 5. Rekapitulasi Nilai MKI
67
Lampiran 6. Berita Acara Ujian MKI
68
69
Lampiran 7. Kartu Kendali Bimbingan MKI
70
71
Lampiran 8. Lembar Kerja Harian MKI
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
Lampiran 9. Surat Keterangan Selesai MKI
103
Lampiran 10. Biodata Penulis
BIODATA
RIWAYAT PENDIDIKAN
Periode Institusi Tempat Jurusan
2015- 2017 SMA SULTAN AGUNG Banyuwangi IPA
ROGOJAMPI
2011 - 2014 MTs. ROGOJAMPI KOTA Banyuwangi Umum
2005 - 2011 SDN 1 KAOTAN Banyuwangi Umum
104
KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN
Manajemen Produksi dan Manajemen Agribisnis
Mampu Berbahasa Indonesia Dengan Lancar
Mampu mengoperasikan komputer (Windows 7, Windows 8, Windows 10)
Mampu Mengoperasikan Microsoft Office
(Ms. Word, Ms. Excel, Ms. Power Point)
105