Oleh :
PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
Oleh :
ROBBINOV DWI ARDI
10070304022
Dosen Pembimbing
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir denga judul “Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap
Swasembada Beras Di Kabupaten Bekasi”. Tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini, antara lain:
1. Orang tua dan Keluarga yang telah memberikan dorongan, baik moril
maupun material.
2. Ibu Dr. Saraswati, Ir., MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Perencanaan
Wilayah dan Kota.
3. Bapak Dr. H. Ivan Chofyan, Ir., M.SP., selaku Koordinator Tugas Akhir.
4. Ibu Dr. Ina Helena Agustina, Ir., MT. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
6. Ibu Lely Syiddatul Akliyah, ST., Msi., yang telah memberikan masukan
kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Serta kepada pihak-pihak yang telah membantu yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu.
Wassalam
Bandung, 19 Februari 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................. 7
1.4 Ruang Lingkup ................................................................... 8
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah............................................ 8
1.4.2 Ruang Lingkup Materi .............................................. 10
1.5 Metodologi ........................................................................... 10
1.5.1 Kerangka Pemikiran ................................................. 10
1.5.2 Metode Pendekatan Studi ........................................ 12
1.5.3 Metode Pengumpulan Data ...................................... 12
1.5.4 Metode Analisis ........................................................ 13
1.6 Sistematika Pembahasan .................................................... 16
ii
BAB III GAMBARAN UMUM
3.1 Kebijakan Pembangunan Kabupaten Bekasi ....................... 36
3.1.1 Kebijakan Pertanian Nasional................................... 36
3.1.2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Jawa Barat ............................................................... 38
3.1.2.1 Rencana Struktur Ruang ............................ 38
3.1.2.2 Rencana Pola Ruang .................................. 40
3.1.2.3 Rencana Kawasan Strategis ....................... 42
3.1.3 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bekasi 2012-2017 .................................. 44
3.1.4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Bekasi ...................................................................... 45
3.1.4.1 Rencana Struktur Ruang ............................ 45
3.1.4.2 Rencana Pola Ruang .................................. 50
3.1.4.3 Rencana Kawasan Strategis ....................... 51
3.2 Gambaran Umum Lahan Pertanian Kabupaten Bekasi ........ 55
3.2.1 Perkembangan Spasial Lahan Pertanian.................. 57
3.2.2 Perkembangan Sosial Ekonomi................................ 66
3.2.2.1 Kependudukan ........................................... 66
3.2.2.2 Perekonomian ............................................ 70
BAB IV ANALISIS
4.1 Analisis Perubahan Lahan ................................................... 78
4.2 Analisis Produksi Padi ......................................................... 83
4.3 Analisis Surplus Defisit ........................................................ 85
4.4 Analisis Kebutuhan Lahan ................................................... 87
4.5 Sintesa Hasil Analisis .......................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Artinya : “Hanya seumpama hidup di dunia seperti air yang Kami turunkan dari
langit, lalu bercampur dengan tumbuh-tumbuhan bumi, diantara
makanan yang dimakan manusia dan binatang ternak. Sehingga
apabila bumi itu telah sampai pada puncak keindahannya serta
berhias dan penduduknya menduga bahwa mereka dapat
menguasainya datanglah perintah Kami waktu malam atau siang, lalu
kami jadikan bumi itu seperti yang telah dipotong tanamannya
seolah-olah tidak ada kemarin itu. Demikinanlah Kami terangkan
beberapa ayat bagi kaum yang memikirkan” (Q.S Yunus ayat 24)
1
2
sektor pertanian ke industri dan jasa), maupun secara fisik. Perkembangan fisik
merupakan manifestasi perkembangan demografis dan ekonomi yang pada
gilirannya perlu diakomodasikan dalam ruang. Memasuki tahun 1990-an di
Kabupaten Bekasi telah banyak proyek yang dibangun yang menyerap ribuan
tenaga kerja. Hal ini tidak terlepas dari sejak dikeluarkannya kebijaksanaan-
kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi berupa penyederhanaan prosedur
perijinan yang memberikan hasil nyata yaitu meningkatnya jumlah investasi dan
kegiatan industri di daerah tersebut. Apalagi dengan adanya keputusan presiden
No.53 Tahun 1989 terutama untuk kawasan industri, serta alokasi lahan untuk
kawasan industri seluas 3.000 Ha di Kabupaten Bekasi, sebagaimana ditetapkan
dalam surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat
No.593/SK/BAPPEDA /Tahun 1990.
Ruang lingkup studi ini dibagi dalam dua bagian, yaitu ruang lingkup
wilayah dan ruang lingkup materi. Ruang lingkup wilayah merupakan
pembatasan pada wilayah studi dari sudut pandang geografis, sedangkan ruang
lingkup materi berkaitan dengan batasan materi yang akan dibahas dalam
penelitian ini.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1 Peta Orientasi
Kabupaten Bekasi.
9
1.5 Metodologi
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Swasembada
Beras di Kabupaten Bekasi
(Sumber: Hasil Perumusan, 2015)
12
Untuk memperoleh data-data yang dipakai dalam studi ini metode yang
dilakukan adalah dengan cara survey data sekunder dan primer. Data sekunder
diperoleh dari instansi-instansi pemerintah terkait seperti Bappeda, BPN,
BPMPPT, Kantor Statistik, dan BIG. Dari instansi-instansi ini didapatkan data-
data yang dibutuhkan.
Tabel 1.1
Kebutuhan Data
No Kelompok Data Jenis Data
1 Peta Peta Penggunaan Lahan
2 Kebijakan Kebijakan Tata Ruang (RTRW)
Kebijakan Pertanian
3 Kependudukan Jumlah Penduduk
4 Pertanian Jumlah Produksi Pertanian
5 Studi Terdahulu Studi Terkait Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian
Sumber: Hasil Perumusan, 2015
13
A. Analisis Deskriptif
B. Analisis Spasial
Menurut Sutani (2009) dalam Astuti (2011), dalam perhitungan laju alih
fungsi lahan pertanian digunakan persamaan penyusutan lahan. Laju alih fungsi
lahan dapat ditentukan dengan cara menghitung laju penyusutan lahan secara
parsial. Laju penyusutan lahan secara parsial dapat dijelaskan secara berikut:
𝐿𝐿𝑡𝑡− 𝐿𝐿𝑡𝑡−1
𝑉𝑉 = 𝑥𝑥 100%
𝐿𝐿𝑡𝑡−1
dimana:
V = Laju penyusutan lahan (%);
𝐿𝐿𝑡𝑡 = Luas lahan tahun ke-t (ha);
𝐿𝐿𝑡𝑡−1 = Luas lahan tahun sebelum t (ha).
Laju alih fungsi lahan dapat ditentukan melalui selisih antara luas lahan
tahun ke-t dengan luas lahan tahun sebelum t (t-1). Kemudian dibagi dengan
luas tahun sebelum t tersebut dan dikalikan dengan 100 persen. Hal ini dilakukan
juga pada tahun-tahun berikutnya sehingga diperoleh laju alih fungsi lahan setiap
tahun. Nilai V < 0 berarti bahwa luas lahan tersebut mengalami penyusutan.
15
dimana:
𝐾𝐾𝑘𝑘 = kebutuhan konsumsi penduduk (kg/kapita/tahun);
𝑆𝑆𝑘𝑘 = standar konsumsi, bernilai 99 kg/kapita/tahun;
𝑦𝑦𝑡𝑡 = Jumlah penduduk tahun ke – t (jiwa).
dimana:
𝐾𝐾𝑔𝑔 = kebutuhan gabah (kg/kapita/tahun);
𝐾𝐾𝑘𝑘 = konsumsi beras (ton/kapita/tahun);
Nilai 62,74 adalah faktor konversi beras ke gabah berdasarkan pada hasil survei
susut panen dan pasca panen gabah beras kerjasama BPS dan Kementan
(2009).
dimana:
𝐾𝐾𝑠𝑠 = Kebutuhan lahan sawah (ha)
𝐾𝐾𝑔𝑔 = Kebutuhan gabah (ton)
𝑃𝑃𝑔𝑔 = Produksi gabah per hektar (ton/tahun), dimana:
16
dimana:
𝑃𝑃𝑔𝑔 = Produksi gabah per hektar (ton/tahun)
𝑄𝑄𝑡𝑡 = Produkstivitas (ton/ha)
𝐼𝐼𝐼𝐼 = Intensitas Pertamanan, dimana:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang studi, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup studi, ruang lingkup materi,
metodologi serta sistematika pembahasan.
BAB IV ANALISIS
Pada bab ini berisi analisis perubahan lahan pertanian, analisis produksi
padi, analisis surplus defisit, analisis kebutuhan luas lahan pertanian
dan sintesa hasil analisis.
17
18
kegiatan pertanian. Hal ini tercermin pada nilai land rent untuk kegiatan pertanian
yang cenderung lebih kecil dibandingkan untuk kegiatan non pertanian.
lahannya karena tergiur akan harga lahan yang ditawarkan oleh para investor.
Secara empiris, alih fungsi lahan melalui cara ini umumnya berkorelasi positif
dengan proses urbanisasi (pengkotaan). Dampak alih fungsi lahan terhadap
eksistensi lahan pertanian dengan pola ini berlangsung cepat dan nyata.
diberikan kepada pihak lain. Konsumsi di luar rumah tangga adalah konsumsi
makanan yang berbahan baku beras yang diperoleh/dibeil di luar rumah tangga.
Data dan informasi adalah merupakan dua hal yang berbeda, data pada
dasarnya adalah suatu kenyataan apa adanya sedangkan informasi adalah data
yang mempunyai arti dalam konteks tertentu untuk pemakaiannya. Informasi
sangat penting unuk menganalisis situasi khusus dan menentukan kebutuhan
informasi pemakainya.
Ada tiga tugas utama SIG (Scholten dan Stiwell, 1990), yaitu :
1. Penyimpanan, manajemen dan integrasi data spasial dalam jumlah besar.
2. Kemampuan dalam analisis yang berhubungan secara spesifik dengan
komponen data geografis.
3. Mengorganisasikan dan mengatur data dalam jumlah besar, sehingga
informasi tersebut dapat dipergunakan oleh semua pemakainya.
26
Ada dua struktur data dalam Sistem Informasi Geografis yaitu struktur
data raster dan vektor. Struktur data raster berarti suatu data yang terdiri dari
kumpulan grid cell, dimana setiap cell memiliki nilai yang berhubungan dengan
atribut. Struktur vektor merupakan kumpulan titik (koordinat), segmen garis yang
mewakili atribut geografi dan merupakan suatu seri dari satu titik ke titik lain.
1989), yang diakibatkan oleh kurangnya kemampuan perangkat lunak SIG dalam
(Yeh, 1991) yang meliputi:
1. Proyeksi yaitu dengan model-model yang diperlukan untuk membuat
keputusan yang rasional mengenai kependudukan, kecenderungan ekonomi,
pola guna lahan, dan permintaan transportasi.
2. Evalusi.
3. Pemakaianny, saat ini masih banyak dirasa kurang popular dan perencana
memang semestinya lebih memperhatikan pemanfaatn informasi
dibandingkan dengan pembuatan/pengolahan data.
Gambar 2.1
GIS dan Proses Perencanaan
32
1. Peta digital rupa bumi skala 1 : 50.000, yang bersumber dari BIG yang
diterbitkan pada tahun 2000. Peta digital tersebut menggunakan sistem
koordinat UTM (Universal Transver Mercator). Peta dasar ini memuat
informasi garis batas administrasi desa, Kecamatan dan Kabupaten, jaringan
jalan, sungai, garis pantai, dan penggunaan lahan. Peta digital rupa bumi ini
kemudian dijadikan sebagai peta dasar dan acuan bagi peta tematik lainnya.
3. Peta penggunaan lahan tahun 1988, 1990, 2008 dan 2010 yang bersumber
dari BIG. peta ini berupa peta analog dengan skala 1 : 50.000.
Ketelitian peta – peta yang dihasilkan merupakan salah satu faktor yang
menentukan kualitas hasil analisis, sesuai dengan prinsip Garbages In Garbages
Out (GIGO). Peta batas administrasi yang dijadikan sebagai peta sampel dari
peta tematik lainnya untuk mengetahui tingkat ketelitian peta yang dihasilkan.
Pemilihan peta ini didasarkan bahwa peta batas administrasi ini merupakan peta
acuan yang menjadi dasar untuk pembuatan peta tematik lainnya.
𝐿𝐿𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 − 𝐿𝐿𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝑥𝑥 100%
𝐿𝐿𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
Tabel 2.1
Ketelitian Peta Batas Administrasi Kabupaten Bekasi
Luas Data Luas Peta Kesalahan Ketelitian
Kecamatan
(Ha) (Ha) (%) (%)
Setu 6.217 6.466,04 0,04 99,96
Serang Baru 6.380 5.446,30 0,15 99,85
Cikarang Pusat 4.760 4.993,98 0,05 99,95
Cikarang Selatan 5.174 4.013,57 0,22 99,78
Cibarusah 5.040 4.386,75 0,13 99,87
Bojongmangu 6.006 4.639,96 0,23 99,77
Cikarang Timur 5.131 5.536,50 0,08 99,92
Kedungwaringin 3.153 5.426,70 0,72 99,28
Cikarang Utara 4.330 5.412,90 0,25 99,75
Karangbahagia 4.610 5.226,07 0,13 99,87
Cibitung 4.530 3.835,25 0,15 99,85
Cikarang Barat 5.369 2.914,43 0,46 99,54
Tambun Selatan 4.310 15.138,69 2,51 97,49
Tambun Utara 3.443 9.497,02 1,76 98,24
Babelan 6.360 5.966,88 0,06 99,94
Tarumajaya 5.463 5.677,22 0,04 99,96
Tambelang 3.791 4.840,51 0,28 99,72
Sukawangi 6.719 3.865,29 0,42 99,58
Sukatani 3.752 6.852,25 0,83 99,17
Sukakarya 4.240 3.489,06 0,18 99,82
Pebayuran 9.635 4.382,49 0,55 99,45
Cabangbungin 4.970 3.312,16 0,33 99,67
Muaragembong 14.009 5.423,00 0,61 99,39
Kabupaten Bekasi 127.392 126.743,03 0,01 99,99
Sumber: Hasil Perhitungan, 2015
1. Lahan beririgasi;
2. Lahan reklamasi rawa pasang surut dan nonpasang surut (lebak); dan/atau
3. Lahan tidak beririgasi.
36
37
Gambar 3.1
Peta Rencana Struktur Ruang RTRW Provinsi Jawa Barat
40
Gambar 3.2
Peta Rencana Pola Pemanfaatan Ruang RTRW Provinsi Jawa Barat
42
Tabel 3.1
Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat
Kepentingan KSP Kriteria Arahan Penanganan
Pertumbuhan KSP Koridor • Kawasan yang • Berpotensi sebagai
Ekonomi Bekasi- diprioritaskan menjadi kawasan ekonomi untuk
Cikampek kawasan yang dapat persaingan di tingkat
mendorong perekonomian regional
Jawa Barat • Perlu sinergitas
• Penurunan kualitas infrastruktur
lingkungan • Perlu sinergitas
pembangunan antar
daerah
• Perlu dikendalikan agar
tidak merambah
kawasan lahan basah
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Barat, 2009-2029
43
Gambar 3.3
Peta Rencana Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat
44
Tabel 3.2
Orde Kota Kabupaten Bekasi
Wilayah Ibukota Pusat
No Kecamatan Fungsi WP
Pengembangan (WP) Kecamatan WP
1 Tambun Selatan Tambun ●
pengembangan industri,
2 Cibitung Wanasari
perdagangan dan jasa,
3 Cikarang Timur Jatibaru
I perumahan dan
4 Cikarang Barat Telaga Asih
permukiman, pariwisata dan
5 Cikarang Utara Cikarang Kota pendukung kegiatan industri
6 Cikarang Selatan Sukadamai
7 Cikarang Pusat Sukamahi ● utama pengembangan
8 Cibarusah Cibarusah pusat pemerintahan
9 Bojongmangu Bojongmangu kabupaten, industri,
II
10 Setu Ciledug perumahan dan
permukiman skala besar,
11 Serang Baru Sukasari pertanian dan pariwisata.
12 Sukatani Sukamulya ●
13 Pebayuran Kertasari
14 Sukakarya Sukakarya
pengembangan pertanian
15 Tambelang Sukarapih
III lahan basah, perumahan
16 Sukawangi Sukawangi
dan permukiman
17 Cabangbungin Lenggahjaya
18 Karang Bahagia Karangbahagia
19 Kedungwaringin Kedungwaringin
20 Tarumajaya Pantai Makmur ● pengembangan wilayah,
21 Muaragembong Pantai Mekar simpul transportasi laut dan
22 Babelan Babelan Kota udara, pertambangan,
perumahan dan
IV
permukiman, pertanian
23 Tambun Utara Sriamur lahan basah dan
pelestarian kawasan hutan
lindung
Sumber: RTRW Kabupaten Bekasi, 2011-2031
Tabel 3.3
Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi Tahun 2010-2030
Luas Proyeksi Penduduk (jiwa)
No Kecamatan
(Ha) 2010 2015 2020 2025 2030
1 Setu 6.216 103.784 115.218 126.651 140.371 154.091
2 Serang Baru 6.380 88.144 103.181 118.218 136.262 154.306
3 Cikarang Pusat 4.760 59.523 70.738 81.952 95.410 108.868
4 Cikarang Selatan 5.174 121.224 150.199 179.174 213.944 248.714
5 Cibarusah 5.039 84.301 97.269 110.237 125.799 141.361
6 Bojong Mangu 6.006 32.166 34.729 37.293 40.369 43.445
7 Cikarang Timur 5.131 99.811 110.847 121.883 135.126 148.369
8 Kedungwaringin 3.153 69.012 75.802 82.592 90.740 98.888
9 Cikarang Utara 4.330 214.825 237.399 259.974 287.063 314.152
10 Karangbahagia 4.610 101.623 109.995 118.367 128.413 138.459
11 Cibitung 4.530 209.806 252.779 295.752 347.319 398.886
12 Cikarang Barat 5.369 215.438 245.617 275.796 312.010 348.224
13 Tambun Selatan 4.310 480.220 555.911 631.602 722.431 813.260
14 Tambun Utara 3.442 126.514 148.218 169.922 195.966 222.010
15 Babelan 6.360 208.959 245.055 281.152 324.467 367.782
16 Tarumajaya 5.463 119.804 143.632 167.460 196.054 224.648
17 Tambelang 3.791 44.371 46.257 48.143 50.406 52.669
18 Sukawangi 6.719 46.507 51.962 57.418 63.964 70.510
19 Sukatani 3.752 85.578 94.714 103.850 114.813 125.776
20 Sukakarya 4.240 58.675 64.506 70.336 77.333 84.330
21 Pebayuran 9.634 123.593 136.495 149.396 164.878 180.360
22 Cabangbungin 4.970 61.262 62.976 64.690 66.747 68.804
23 Muaragembong 14.009 48.182 52.796 57.410 62.947 68.484
Kabupaten Bekasi 127.388 2.803.322 3.206.295 3.609.268 4.092.832 4.576.396
Sumber: RTRW Kabupaten Bekasi, 2011-2031
49
Gambar 3.4
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bekasi
50
52
53
Gambar 3.5
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bekasi
54
Gambar 3.6
Peta Kawasan Strategis Kabupaten Bekasi
55
Tabel 3.5
Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Bekasi Tahun 1988
Luas Penggunaan Lahan Tahun 1988 (ha)
Padang
No Kecamatan Ladang/ Hutan Perkebunan/ Rumput/ Lahan Badan
Sawah
Tegalan Bakau Kebun Alang- Terbangun Air
Alang
1 Setu 2.254,59 612,70 0,00 965,50 20,58 1.817,93 11,77
2 Serang Baru 4.255,10 110,55 0,00 242,53 0,00 1.217,78 28,36
3 Cikarang Pusat 3.950,01 54,01 0,00 294,76 18,75 1.038,01 71,32
4 Cikarang Selatan 2.282,46 757,72 0,00 66,53 915,34 1.362,20 29,20
5 Cibarusah 2.952,77 125,86 0,00 181,26 139,36 567,28 47,04
6 Bojong Mangu 3.236,28 640,42 0,00 770,22 3,57 729,53 66,27
7 Cikarang Timur 3.943,19 153,79 0,00 114,38 40,49 924,04 50,20
8 Kedungwaringin 2.273,23 1.696,41 0,00 21,28 3,33 541,64 29,90
9 Cikarang Utara 1.632,96 107,82 0,00 13,49 472,13 1.594,61 23,36
10 Karangbahagia 3.732,90 60,75 0,00 26,46 0,00 819,86 0,00
11 Cibitung 3.305,81 97,70 0,00 24,97 107,09 830,03 21,16
12 Cikarang Barat 2.367,85 121,30 0,00 93,32 1.231,17 1.675,45 47,41
13 Tambun Selatan 1.765,82 234,15 0,00 85,73 576,30 1.707,74 14,89
14 Tambun Utara 2.658,10 51,77 0,00 10,59 8,44 555,38 27,88
15 Babelan 4.559,95 269,82 9,19 0,85 102,51 900,10 623,38
16 Tarumajaya 4.198,16 2,24 0,00 0,00 167,75 474,95 18,37
17 Tambelang 3.130,84 11,46 0,00 2,03 1,62 343,10 0,00
18 Sukawangi 6.327,47 42,77 0,00 0,00 0,00 424,09 57,92
19 Sukatani 3.318,27 14,08 0,00 32,48 4,56 495,89 0,00
20 Sukakarya 4.387,81 51,15 0,00 3,14 9,33 370,30 19,60
21 Pebayuran 8.217,00 170,52 0,00 19,42 20,12 937,62 132,33
22 Cabangbungin 4.165,30 100,39 0,00 31,55 52,32 510,47 133,94
23 Muaragembong 3.429,27 461,00 114,84 8,24 24,66 451,92 10.086,03
Kabupaten Bekasi 82.345,16 5.948,36 124,03 3.008,72 3.919,41 20.289,90 11.540,34
Sumber: Hasil Olah Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Bekasi Tahun 1988
59
Tabel 3.6
Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Bekasi Tahun 1995
Luas Penggunaan Lahan Tahun 1995 (ha)
Padang
No Kecamatan Ladang/ Hutan Perkebunan Rumput/ Lahan Badan
Sawah
Tegalan Bakau /Kebun Alang- Terbangun Air
Alang
1 Setu 2.226,48 568,09 0,00 993,50 63,64 1.793,77 31,86
2 Serang Baru 4.170,77 71,04 0,00 311,94 127,72 1.218,28 67,20
3 Cikarang Pusat 3.916,72 45,93 0,00 291,47 49,84 1.043,37 79,37
4 Cikarang Selatan 2.321,63 735,50 0,00 74,78 874,89 1.354,81 51,29
5 Cibarusah 2.817,66 123,45 0,00 308,35 138,46 567,36 49,40
6 Bojong Mangu 3.236,34 625,69 0,00 764,01 3,57 729,50 81,00
7 Cikarang Timur 3.946,05 152,58 0,00 114,37 44,23 918,07 50,77
8 Kedungwaringin 2.272,78 44,28 0,00 22,05 26,88 519,06 29,28
9 Cikarang Utara 1.662,53 98,57 0,00 13,49 459,90 1.568,16 32,60
10 Karangbahagia 3.732,61 60,74 0,00 26,46 0,00 811,53 0,00
11 Cibitung 3.255,54 97,69 0,00 24,96 107,13 880,29 21,10
12 Cikarang Barat 2.646,02 99,21 0,00 81,15 937,62 1.696,74 75,75
13 Tambun Selatan 1.403,18 218,76 0,00 86,82 466,12 2.155,24 52,39
14 Tambun Utara 2.498,83 41,16 0,00 8,05 8,44 727,81 27,88
15 Babelan 4.542,27 299,55 9,19 0,85 74,40 935,45 113,27
16 Tarumajaya 4.232,61 0,00 0,00 0,00 97,50 516,31 576,57
17 Tambelang 3.125,55 11,45 0,00 0,00 1,62 345,01 5,19
18 Sukawangi 6.333,08 33,52 0,00 0,00 0,01 415,09 70,26
19 Sukatani 3.318,15 14,09 0,00 32,46 4,56 496,03 0,00
20 Sukakarya 4.389,47 51,15 0,00 3,13 9,43 369,52 17,80
21 Pebayuran 8.086,23 130,93 0,00 19,42 134,00 953,14 173,18
22 Cabangbungin 4.149,71 107,98 0,00 32,82 51,92 513,64 138,64
23 Muaragembong 5.766,56 458,33 375,50 8,22 21,30 449,93 8.055,96
Kabupaten Bekasi 84.050,77 4.089,67 384,69 3.218,30 3.703,16 20.978,17 9.800,76
Sumber: Hasil Olah Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Bekasi Tahun 1995
61
Tabel 3.7
Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Bekasi Tahun 2008
Luas Penggunaan Lahan Tahun 2008 (ha)
Padang
No Kecamatan Ladang/ Hutan Perkebunan Rumput/ Lahan Badan
Sawah
Tegalan Bakau /Kebun Alang- Terbangun Air
Alang
1 Setu 1.626,70 1.152,19 0,00 959,89 393,04 1.506,86 38,34
2 Serang Baru 2.993,13 878,14 0,00 475,95 370,98 1.211,42 37,26
3 Cikarang Pusat 1.824,41 1.835,48 0,00 301,86 424,38 960,48 80,10
4 Cikarang Selatan 1.229,81 1.583,53 0,00 41,94 277,93 2.233,75 45,94
5 Cibarusah 2.736,27 128,00 0,00 181,30 138,18 777,85 51,97
6 Bojong Mangu 3.163,05 715,38 0,00 760,32 3,96 720,86 82,60
7 Cikarang Timur 3.546,49 67,67 0,00 112,14 87,92 1.334,05 77,80
8 Kedungwaringin 2.283,99 7,98 0,00 21,28 3,33 567,19 30,66
9 Cikarang Utara 1.446,75 131,70 0,00 13,49 478,29 1.732,39 32,63
10 Karangbahagia 3.703,67 30,55 0,00 26,46 30,16 849,12 0,00
11 Cibitung 2.466,06 501,29 0,00 23,09 108,25 1.226,94 61,13
12 Cikarang Barat 457,93 2.300,32 0,00 59,52 379,54 2.220,11 119,09
13 Tambun Selatan 1.317,84 412,18 0,00 73,40 285,29 2.209,32 84,26
14 Tambun Utara 2.290,56 47,07 0,00 7,71 0,00 933,53 33,27
15 Babelan 3.924,19 192,12 9,19 0,85 153,69 1.563,74 622,19
16 Tarumajaya 3.856,64 0,00 0,00 0,00 305,01 754,99 506,01
17 Tambelang 3.126,29 11,46 0,00 0,00 1,62 347,66 2,03
18 Sukawangi 6.299,45 27,86 0,00 0,00 0,00 452,03 72,91
19 Sukatani 3.314,38 9,88 0,00 32,48 8,80 499,75 0,00
20 Sukakarya 4.382,99 51,15 0,00 3,14 9,33 374,30 19,60
21 Pebayuran 8.310,24 10,59 0,00 19,42 21,63 952,50 182,61
22 Cabangbungin 4.187,73 46,93 0,00 31,55 52,32 529,44 146,00
23 Muaragembong 3.419,84 518,22 193,19 8,24 91,41 401,74 10.220,62
Kabupaten Bekasi 71.908,40 10.659,68 202,38 3.154,02 3.625,03 24.360,00 12.547,01
Sumber: Hasil Olah Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Bekasi Tahun 2008
63
Tabel 3.8
Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Bekasi Tahun 2010
Luas Penggunaan Lahan Tahun 2010 (ha)
Padang
No Kecamatan Ladang/ Hutan Perkebunan Rumput/ Lahan Badan
Sawah
Tegalan Bakau /Kebun Alang- Terbangun Air
Alang
1 Setu 1.766,84 521,26 0,00 0,00 0,00 3.261,90 31,87
2 Serang Baru 1.396,57 0,11 176,78 2.102,40 0,00 2.172,98 117,46
3 Cikarang Pusat 1.550,84 0,00 521,74 1.105,29 0,00 2.169,45 76,22
4 Cikarang Selatan 594,50 0,00 256,74 1.116,73 0,00 3.384,77 60,17
5 Cibarusah 2.221,89 0,00 0,00 358,65 0,00 1.200,58 44,03
6 Bojong Mangu 3.372,39 263,66 0,00 307,95 0,00 1.287,18 73,95
7 Cikarang Timur 2.991,21 609,78 0,00 121,01 0,00 1.454,50 45,59
8 Kedungwaringin 2.019,80 132,71 0,00 0,00 0,00 732,63 27,74
9 Cikarang Utara 590,99 293,02 0,00 121,07 0,00 2.800,38 29,77
10 Karangbahagia 2.516,27 1.029,33 0,00 0,00 0,00 1.094,36 0,00
11 Cibitung 2.839,68 195,17 0,00 0,00 0,00 1.330,79 21,10
12 Cikarang Barat 1.274,42 492,22 0,00 0,00 0,00 3.708,31 76,77
13 Tambun Selatan 985,75 320,91 0,00 155,65 0,00 2.857,86 40,34
14 Tambun Utara 2.042,31 0,00 0,00 0,00 0,00 1.240,68 27,24
15 Babelan 3.329,79 1.001,00 0,00 0,00 0,00 1.967,46 114,33
16 Tarumajaya 4.049,49 94,73 0,00 0,00 0,00 1.080,43 7,51
17 Tambelang 2.039,30 967,18 0,00 0,00 0,00 477,38 5,20
18 Sukawangi 5.451,73 645,66 0,00 0,00 0,00 694,43 60,43
19 Sukatani 2.315,94 858,31 0,00 0,00 0,00 691,03 0,00
20 Sukakarya 4.285,31 0,00 0,00 0,00 0,00 537,40 17,80
21 Pebayuran 8.038,12 0,00 0,00 0,00 0,00 1.288,37 160,68
22 Cabangbungin 2.085,39 2.012,91 0,00 0,00 0,00 742,04 121,12
23 Muaragembong 5.966,29 1.000,08 0,00 0,00 0,00 799,43 7.024,92
Kabupaten Bekasi 63.724,82 10.438,06 955,26 5.388,74 0,00 36.974,34 8.184,25
Sumber: Hasil Olah Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Bekasi Tahun 2010
65
Dari tabel dan gambar diatas dapat dilihat pada kurun waktu 1988 –
2010 terjadi perubahan penggunaan lahan yeng cukup signifikan, terutama
perubahan penggunaan dari pertanian menjadi lahan terbangun baik itu untuk
perumahan ataupun industri. Pada kurun waktu tersebut lahan persawahan
berkurang dari 82.345,16 pada tahun 1988 menjadi 62.724,82 ha pada tahun
2010 atau berkurang sebesar 18.620,33 ha, sedangkan lahan terbangun
mengalami penambahan dari 20.978,17 ha pada tahun 1988 menjadi 36.974,34
ha pada tahun 2010 atau bertambah sebesar 16.684,44 ha.
3.2.2.1 Kependudukan
67
Tabel 3.10
Kepadatan Penduduk Kabupaten Bekasi Tahun 2004-2013
Kepadatan Penduduk (jiwa/km²)
No Kecamatan
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Setu 1.189 1.236 1.251 1.295 1.336 1.385 1.796 1.890 1.908 2.072
2 Serang Baru 940 977 990 1.024 1.057 1.096 1.624 1.771 1.791 2.002
3 Cikarang Pusat 834 867 878 909 938 972 1.192 1.273 1.285 1.421
4 Cikarang Selatan 1.511 1.571 1.592 1.648 1.700 1.763 2.764 3.012 3.053 3.580
5 Cibarusah 1.149 1.195 1.211 1.254 1.294 1.341 1.480 1.542 1.558 1.666
6 Bojongmangu 390 406 411 425 438 453 417 418 418 425
7 Cikarang Timur 1.383 1.438 1.457 1.507 1.556 1.613 1.780 1.840 1.860 1.961
8 Kedungwaringin 1.572 1.635 1.656 1.713 1.768 1.833 1.765 1.789 1.803 1.852
9 Cikarang Utara 3.562 3.704 3.754 3.884 4.009 4.157 5.325 5.566 5.642 6.065
10 Karangbahagia 1.604 1.668 1.691 1.750 1.805 1.872 1.966 2.007 2.028 2.103
11 Cibitung 3.055 3.177 3.220 3.331 3.437 3.564 4.317 4.590 4.658 5.107
12 Cikarang Barat 2.786 2.897 2.936 3.037 3.134 3.250 3.941 4.138 4.194 4.531
13 Tambun Selatan 7.613 7.916 8.023 8.301 8.567 8.884 9.675 10.083 10.239 10.897
14 Tambun Utara 2.487 2.586 2.621 2.712 2.799 2.903 3.983 4.303 4.358 4.841
15 Babelan 2.225 2.314 2.345 2.426 2.504 2.597 3.295 3.492 3.541 3.904
16 Tarumajaya 1.450 1.508 1.528 1.581 1.631 1.692 2.001 2.110 2.134 2.359
17 Tambelang 880 915 926 957 987 1.023 933 933 935 937
18 Sukawangi 594 617 625 646 666 691 642 648 651 666
19 Sukatani 1.627 1.692 1.715 1.775 1.932 1.900 1.874 1.907 1.926 1.990
20 Sukakarya 993 1.032 1.045 1.082 1.117 1.158 1.002 1.004 1.008 1.017
21 Pebayuran 917 954 966 1.000 1.032 1.070 963 969 975 988
22 Cabangbungin 937 974 986 1.020 1.052 1.090 963 959 963 952
23 Muara Gembong 248 258 261 270 278 288 253 254 255 257
Kabupaten Bekasi 1.531 1.592 1.613 1.669 1.722 1.786 2.065 2.162 2.187 2.357
Sumber: Kabupaten Bekasi Dalam Angka Tahun 2005-2014
68
69
Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur pada batas usia kerja,
dimana batas usia kerja setiap negara berbeda-beda. Usia kerja adalah
penduduk berumur 15 tahun keatas yang telah dianggap mampu melaksanakan
pekerjaan, mencari kerja, bersekolah, mengurus rumah tangga dan kelompok
lainnya seperti pensiunan (Disnaker, 2008). Industri pengolahan menjadi sektor
yang sangat potensial dalam meningkatkan perekonomian, karena selain sumber
pendapatan pajak yang sangat besar bagi Pemerintah Kabupaten Bekasi dan
pemerintah pusat, juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar,
sehingga memberi peluang bagi kesejahteraan masyarakat dan kualitas
daerahnya. Di Kabupaten Bekasi terdapat 844 industri besar dan sedang dan
sudah menyerap 286.855 tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja ini meningkat
2% dari tahun sebelumnya.
Tabel 3.11
Jumlah Penduduk Bekerja di Kabupaten Bekasi Tahun 2009-2013
3.2.2.2 Perekonomian
Penopang utama kinerja ekonomi yang diukur dengan nilai PDRB dan
laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bekasi masih terdapat pada sektor
industri. Sementara itu sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami
peningkatan sejalan dengan pertumbuhan sektor industri. Jika pada tahun 2012
sektor industri hanya tumbuh sebesar 10,75%, tahun 2013 tumbuh sebesar
12,27%. Walaupun pertumbuhan sektor industri hanya 1,52% tetap
mempengaruhi kinerja ekonomi Kabupaten Bekasi karena sektor industri sangat
dominan dan outputnya cukup besar, sampak ini berpengaruh terhadap
penyerapan tenaga kerja. Sektor unggulan kedua yakni sektor perdagangan,
hotel dan restoran yang pada tahun 2013 tumbuh sebesar 16,09%. Untuk lebih
jelasnya nilai PDRB Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas
Dasar Harga Konstan 200 menurut Lapangan Usaha dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 3.12
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2013 (juta
rupiah)
No Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 1.075.082 1.195.392 1.307.709 1.499.043 1.727.887 1.963.978 2.233.340 2.523.638 2.690.275 3.036.423
2 Pertambangan dan Penggalian 637.621 936.096 1.184.350 1.337.136 1.521.509 1.588.019 1.777.325 1.922.219 1.756.857 1.558.578
3 Industri Pengolahan 38.762.016 45.831.406 53.380.233 58.962.715 65.216.650 69.659.344 75.037.440 82.574.745 91.449.278 102.673.539
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.311.133 1.461.785 1.534.164 1.699.075 1.894.723 2.091.706 2.302.109 2.533.409 2.774.183 3.246.078
5 Bangunan 504.931 598.771 679.305 803.754 1.188.305 1.422.164 1.645.159 1.915.102 2.311.303 2.809.998
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3.991.279 4.758.799 5.526.634 6.296.696 7.315.043 8.405.349 9.424.762 10.692.526 12.118.726 14.069.135
7 Pengangkutan dan Komunikasi 648.574 781.906 903.690 1.020.633 1.370.231 1.509.043 1.666.073 1.866.136 2.054.348 2.399.237
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8 509.821 585.809 655.265 751.220 1.012.605 1.163.521 1.306.609 1.468.227 1.591.333 1.820.346
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 947.898 1.025.953 1.348.180 1.497.490 1.730.601 1.932.670 2.133.906 2.357.285 2.593.518 2.934.952
PDRB 48.388.355 57.175.917 66.519.529 73.867.761 82.977.554 89.735.793 97.526.722 107.853.286 119.339.822 134.548.286
Sumber: Kabupaten Bekasi Dalam Angka Tahun 2005-2014
72
Tabel 3.13
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2004-2013 (%)
No Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 2,22 2,09 1,97 2,03 2,08 2,19 2,29 2,34 2,25 2,26
2 Pertambangan dan Penggalian 1,32 1,64 1,78 1,81 1,83 1,77 1,82 1,78 1,47 1,16
3 Industri Pengolahan 80,11 80,16 80,25 79,82 78,60 77,63 76,94 76,56 76,63 76,31
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,71 2,56 2,31 2,30 2,28 2,33 2,36 2,35 2,32 2,41
5 Bangunan 1,04 1,05 1,02 1,09 1,43 1,58 1,69 1,78 1,94 2,09
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,25 8,32 8,31 8,52 8,82 9,37 9,66 9,91 10,15 10,46
7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,34 1,37 1,36 1,38 1,65 1,68 1,71 1,73 1,72 1,78
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8 1,05 1,02 0,99 1,02 1,22 1,30 1,34 1,36 1,33 1,35
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 1,96 1,79 2,03 2,03 2,09 2,15 2,19 2,19 2,17 2,18
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber: Kabupaten Bekasi Dalam Angka Tahun 2005-2014
73
Tabel 3.14
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun
2004-2013 (%)
No Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 10,60 11,19 9,40 14,63 15,27 13,66 13,72 13,00 6,60 12,87
2 Pertambangan dan Penggalian 45,43 46,81 26,52 12,90 13,79 4,37 11,92 8,15 -8,60 -11,29
3 Industri Pengolahan 11,33 18,24 16,47 10,46 10,61 6,81 7,72 10,04 10,75 12,27
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 26,54 11,49 4,95 10,75 11,52 10,40 10,06 10,05 9,50 17,01
5 Bangunan 16,68 18,58 13,45 18,32 47,84 19,68 15,68 16,41 20,69 21,58
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 12,60 19,23 16,14 13,93 16,17 14,90 12,13 13,45 13,34 16,09
7 Pengangkutan dan Komunikasi 13,95 20,56 15,58 12,94 34,25 10,13 10,41 12,01 10,09 16,79
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8 7,98 14,90 11,86 14,64 34,79 14,90 12,30 12,37 8,38 14,39
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 23,06 8,23 31,41 11,07 15,57 11,68 10,41 10,47 10,02 13,16
PDRB 18,16 16,34 11,05 12,33 8,14 8,68 10,59 10,65 12,74
Sumber: Kabupaten Bekasi Dalam Angka Tahun 2005-2014
74
75
Tabel 3.15
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 (juta rupiah)
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013
1. PERTANIAN 990.908,29 1.041.797,11 1.098.034,60 1.147.820,69 1.195.672,68
a. Tanaman Bahan Makanan 636.201,14 664.576,89 704.097,88 736.797,20 769.453,02
b. Tanaman Perkebunan 3.955,80 3.980,89 4.054,93 4.075,90 4.116,81
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 292.291,59 310.121,38 324.030,33 337.415,90 348.422,06
d. Kehutanan 369,21 365,89 364,97 364,40 362,81
e. Perikanan 58.090,53 62.752,06 65.486,49 69.167,29 73.317,97
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 678.180,90 744.832,90 747.781,53 629.720,56 516.060,42
a. Minyak dan Gas Bumi 672.688,28 739.559,99 742.656,26 624.736,46 511.214,74
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 5.492,62 5.272,91 5.125,27 4.984,10 4.845,68
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 40.653.221,28 42.896.819,96 45.402.607,90 48.238.395,60 51.078.304,41
a. Industri Migas - - - - -
1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - -
2. Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 40.653.221,28 42.896.819,96 45.402.607,90 48.238.395,60 51.078.304,41
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 1.943.770,55 2.035.127,77 2.174.127,00 2.377.967,70 2.595.177,54
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 4.021.883,44 4.070.146,04 4.157.247,17 4.072.610,10 3.847.977,79
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 102.133,23 96.107,37 100.423,90 107.093,80 117.703,13
4. Kertas dan Barang Cetakan 351.708,51 371.404,19 396.696,81 439.584,30 491.870,74
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 9.162.394,95 9.459.722,44 9.970.358,26 10.681.110,30 11.243.180,39
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 159.095,54 158.459,15 160.107,03 184.495,90 197.500,54
7. Logam Dasar Besi & Baja 506.190,47 483.424,40 485.467,23 514.573,20 553.028,92
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 23.683.929,88 25.464.208,17 27.160.124,44 29.027.814,00 31.169.462,63
9. Barang lainnya 722.114,69 758.220,43 798.056,06 833.146,30 862.402,73
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 940.190,20 1.014.336,16 1.080.212,47 1.147.807,00 1.229.585,29
a. Listrik 802.695,73 867.794,35 922.595,57 978.161,20 1.045.913,73
b. Gas 121.024,43 128.818,41 138.570,33 148.686,10 160.402,10
c. Air Bersih 16.470,03 17.723,40 19.046,57 20.959,70 23.269,46
5. BANGUNAN 711.629,09 802.717,61 883.517,63 997.191,07 1.125.489,75
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 5.244.796,77 5.722.772,86 6.202.826,34 6.676.402,00 7.216.387,14
a. Perdagangan Besar & Eceran 4.852.537,64 5.296.544,84 5.744.632,53 6.193.198,60 6.696.966,94
b. Hotel 20.776,36 22.463,40 24.409,29 26.047,40 28.457,48
c. Restoran 371.482,77 403.764,62 433.784,52 457.156,00 490.962,73
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 803.964,40 867.276,13 948.099,02 1.017.268,10 1.117.372,51
a. Pengangkutan 484.139,77 517.976,47 562.577,74 603.813,20 659.900,47
1. Angkutan Rel 1.048,78 1.131,43 1.198,64 1.296,20 1.410,84
2. Angkutan Jalan Raya 409.069,55 436.599,94 474.362,32 509.618,40 557.085,14
3. Angkutan Laut - - - - -
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 298,04 292,08 291,74 301,40 288,22
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 73.723,39 79.953,02 86.725,04 92.597,20 101.116,27
76
Tabel 3.16
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bekasi
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 (%)
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013
1. PERTANIAN 5,94 5,14 5,40 4,53 4,17
a. Tanaman Bahan Makanan 6,33 4,46 5,95 4,64 4,43
b. Tanaman Perkebunan -0,94 0,63 1,86 0,52 1,00
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 5,50 6,10 4,49 4,13 3,26
d. Kehutanan -0,25 -0,90 -0,25 -0,16 -0,44
e. Perikanan 4,48 8,02 4,36 5,62 6,00
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,39 9,83 0,40 -15,79 -18,05
a. Minyak dan Gas Bumi 3,46 9,94 0,42 -15,88 -18,17
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian -4,05 -4,00 -2,80 -2,75 -2,78
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4,06 5,52 5,84 6,25 5,89
a. Industri Migas - - - - -
1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - -
2. Gas Alam Cair - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 4,06 5,52 5,84 6,25 5,89
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 9,45 4,70 6,83 9,38 9,13
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 2,59 1,20 2,14 -2,04 -5,52
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya -2,35 -5,90 4,49 6,64 9,91
77
78
79
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
1988
1995
2008
2010
Gambar 4.1
Diagram Perkembangan Luas Lahan Pertanian di Kabupaten Bekasi
Tabel 4.1
Penyusutan Luas Lahan Pertanian Sawah di Kabupaten Bekasi
Tabel 4.2
Luas Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Bekasi Tahun 1988-2010
Penggunaan Lahan Luas
No Kecamatan %
Tahun 1988 Tahun 2010 (ha)
1 Setu Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 282,71 0,23
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 748,52 0,60
Sawah Lahan Terbangun 439,16 0,35
2 Serang Baru Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 51,16 0,04
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 111,08 0,09
Sawah Lahan Terbangun 762,42 0,61
3 Cikarang Pusat Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 2,56 0,00
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 23,28 0,02
Sawah Lahan Terbangun 1.105,11 0,88
4 Cikarang Selatan Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 384,42 0,31
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 38,02 0,03
Sawah Lahan Terbangun 814,25 0,65
5 Cibarusah Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 50,54 0,04
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 64,02 0,05
Sawah Lahan Terbangun 483,64 0,39
6 Bojong Mangu Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 100,26 0,08
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 152,55 0,12
Sawah Lahan Terbangun 321,64 0,26
7 Cikarang Timur Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 89,89 0,07
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 36,41 0,03
Sawah Lahan Terbangun 404,41 0,32
8 Kedungwaringin Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 30,52 0,02
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 17,62 0,01
Sawah Lahan Terbangun 141,59 0,11
9 Cikarang Utara Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 101,92 0,08
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 13,48 0,01
Sawah Lahan Terbangun 657,03 0,53
10 Karangbahagia Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 57,40 0,05
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 26,46 0,02
Sawah Lahan Terbangun 190,83 0,15
11 Cibitung Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 38,61 0,03
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 12,33 0,01
Sawah Lahan Terbangun 436,46 0,35
12 Cikarang Barat Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 39,85 0,03
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 52,92 0,04
Sawah Lahan Terbangun 1.004,93 0,80
13 Tambun Selatan Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 83,92 0,07
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 32,78 0,03
Sawah Lahan Terbangun 905,01 0,72
14 Tambun Utara Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 50,92 0,04
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 10,57 0,01
Sawah Lahan Terbangun 615,72 0,49
15 Babelan Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 112,43 0,09
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 0,85 0,00
Sawah Lahan Terbangun 948,90 0,76
16 Tarumajaya Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 0,53 0,00
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 0 0,00
Sawah Lahan Terbangun 575,39 0,46
17 Tambelang Ladang/Tegalan Lahan Terbangun 6,42 0,01
Perkebunan/Kebun Lahan Terbangun 2,03 0,00
Sawah Lahan Terbangun 124,32 0,10
81
Pada tabel diatas dapat dilihat perubahan lahan pertanian menjadi lahan
terbangun berdasarkan peta penggunaan lahan tahun 1988 dan 2010. Terjadi
perubahan lahan pertanian ladang/tegalan sebesar 1.770,46 ha atau sekitar
1,42% dari luas Kabupaten Bekasi, sedangkan untuk perkebunan/kebun sebesar
1.391,68 ha atau 1,11% dan yang terbesar berubah adalah lahan pertanian
sawah yaitu sebesar 11.047,77 ha atau 8,83% dari luas Kabupaten Bekasi.
82
84
85
Tabel 4.4
Produksi Padi Yang Hilang Akibat Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Bekasi
Sawah
Luas Alih Produksi
No Kecamatan
Fungsi Padi Yang
Lahan (ha) Hilang (ton)
1 Setu 487,75 2.793,35
2 Serang Baru 2.858,53 16.370,81
3 Cikarang Pusat 2.399,17 13.740,06
4 Cikarang Selatan 1.687,97 9.666,99
5 Cibarusah 730,88 4.185,74
6 Bojong Mangu 136,11 779,50
7 Cikarang Timur 951,99 5.452,03
8 Kedungwaringin 253,42 1.451,35
9 Cikarang Utara 1.041,97 5.967,35
10 Karangbahagia 1.216,63 6.967,62
11 Cibitung 466,13 2.669,52
12 Cikarang Barat 1.093,44 6.262,11
13 Tambun Selatan 780,07 4.467,43
14 Tambun Utara 615,79 3.526,60
15 Babelan 1.230,16 7.045,12
16 Tarumajaya 148,67 851,44
17 Tambelang 1.091,54 6.251,28
18 Sukawangi 875,74 5.015,38
19 Sukatani 1.002,33 5.740,34
20 Sukakarya 102,50 587,03
21 Pebayuran 178,89 1.024,49
22 Cabangbungin 2.079,91 11.911,63
23 Muaragembong 2.537,02 14.529,52
Kabupaten Bekasi 18.620,33 106.638,64
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Alih fungsi lahan pertanian yang terjadi di Kabupaten Bekasi jika terus
berlanjut akan mengancam ketahanan pangan di wilayah tersebut. Lahan
pertanian yang terus menurun akan menyebabkan produksi beras yang menurun
pula. Hal ini bertabrakan dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, dimana
kebutuhan akan beras akan terus meningkat. Simulasi ini dilakukan dengan
membandingkan jumlah beras yang dapat diproduksi dan jumlah beras yang
dibutuhkan masyarakat pada tahun mendatang. Menurut data Kementerian
Pertanian dan Badan Pusat Statistik, pada tahun 2015 konsumsi beras perkapita
penduduk Indonesia sebesar 114 kg per tahun. Jika di konversi ke Gabah Kering
Giling (GKG), maka kebutuhan per kapita penduduk Kabupaten Bekasi adalah
181,70 kg/kapita/tahun (angka faktor konversi Gabah Kering Giling ke beras
adalah 62,74%). Selanjutnya dari Gabah Kering Giling (GKG) ke Gabah Kering
86
Panen (GKP) dengan angka konversi 83,12%, maka kebutuhan Gabah Kering
Panen (GKP) per kapita penduduk Kabupaten Bekasi adalah 218,60
kg/kapita/tahun.
Tabel 4.5
Analisis Surplus Defisit Gabah di Kabupaten Bekasi
Jumlah Produksi Konsumsi Surplus (+)
Tahun Penduduk Padi Gabah /Defisit (-)
(jiwa) (ton) (ton) (ton)
2004 1.950.209 585.357 426.315,69 159.041,31
2005 2.027.902 528.794 443.299,38 85.494,62
2006 2.054.795 553.292 449.178,19 104.113,81
2007 2.125.960 573.411 464.734,86 108.676,14
2008 2.193.856 586.374 479.576,92 106.797,08
2009 2.274.842 665.884 497.280,46 168.603,54
2010 2.630.401 628.939 575.005,66 53.933,34
2011 2.753.961 636.572 602.015,87 34.556,13
2012 2.786.548 597.939 609.139,39 -11.200,39
2013 3.002.112 610.203 656.261,68 -46.058,68
Proyeksi Penduduk
2015 3.206.295 400.983,26 700.896,09 -299.912,83
2020 3.609.268 400.983,26 788.985,98 -388.002,73
2025 4.092.832 400.983,26 894.693,08 -493.709,82
2030 4.576.396 400.983,26 1.000.400,17 -599.416,91
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa sejak tahun 2012,
Kabupaten Bekasi telah mengalami defisit beras dikarenakan kebutuhan
berasnya lebih besar daripada produksi berasnya. Kebutuhan gabah pada tahun
2030 diperkirakan sebesar 1.000.400,17 ton dengan produksi diperkirakan hanya
87
400.983,26 ton. Hal ini menjadi tidak baik dikarenakan dahulu Kabupaten Bekasi
merupakan lumbung padi nasional sekarang mengalami defisit karena alih fungsi
lahan pertanian.
92.550 ℎ𝑎𝑎
𝐼𝐼𝐼𝐼 =
52.966 ℎ𝑎𝑎
𝐼𝐼𝐼𝐼 = 1,82
Tabel 4.6
Kebutuhan Luas Lahan Sawah di Kabupaten Bekasi
Jumlah Kebutuhan Produksi Kebutuhan Luas
Tahun Penduduk Gabah Per Tahun Lahan Sawah
(jiwa) (ton/tahun) (ton) (ha)
2012 2.786.548 609.139,39 9,46 64.391,06
2013 3.002.112 656.261,68 9,46 69.372,27
2015 3.206.295 700.896,09 9,46 74.090,50
2020 3.609.268 788.985,98 9,46 83.402,32
2025 4.092.832 894.693,08 9,46 94.576,44
2030 4.576.396 1.000.400,17 9,46 105.750,55
Sumber: Hasil Analisis, 2015
88
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan luas lahan di Kabupaten
Bekasi agar swasembada beras terus meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk. Luas lahan sawah pada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Bekasi 2011-2031 yang hanya 35.173,97 ha tentunya tidak
akan mencukupi kebutuhan beras penduduk Kabupaten Bekasi itu sendiri, ini
mengakibatkan terus defisitnya beras di Kabupaten Bekasi.
Tabel 4.7
Luas Perubahan Lahan Pertanian Tahun 2010 Menjadi Lahan Terbangun pada
RTRW Kabupaten Bekasi
Penggunaan Lahan Luas
No Kecamatan
Tahun 2010 RTRW (ha)
1 Setu Ladang/Tegalan Industri 5,85
Ladang/Tegalan Permukiman 294,44
Sawah Industri 21,64
Sawah Permukiman 755,04
2 Serang Baru Hutan Sekunder Industri 114,85
Hutan Sekunder Permukiman 61,92
Perkebunan/Kebun Industri 276,09
Perkebunan/Kebun Permukiman 368,00
Sawah Industri 30,85
Sawah Permukiman 533,95
3 Cikarang Pusat Hutan Sekunder Industri 94,14
Hutan Sekunder Permukiman 427,58
Perkebunan/Kebun Industri 334,11
Perkebunan/Kebun Permukiman 740,06
Sawah Industri 279,61
Sawah Permukiman 677,00
4 Cikarang Selatan Hutan Sekunder Industri 13,10
Hutan Sekunder Permukiman 243,64
Perkebunan/Kebun Industri 255,63
Perkebunan/Kebun Permukiman 755,47
Sawah Industri 167,21
Sawah Permukiman 277,38
5 Cibarusah Perkebunan/Kebun Permukiman 38,09
Sawah Permukiman 539,82
6 Bojong Mangu Perkebunan/Kebun Industri 0,00
Sawah Industri 350,79
7 Cikarang Timur Perkebunan/Kebun Permukiman 37,27
Ladang/Tegalan Industri 7,69
Ladang/Tegalan Permukiman 52,93
Sawah Industri 378,34
Sawah Permukiman 598,15
8 Kedungwaringin Sawah Industri 290,99
Sawah Permukiman 6,74
9 Cikarang Utara Perkebunan/Kebun Permukiman 63,75
Ladang/Tegalan Industri 0,67
Ladang/Tegalan Permukiman 251,65
Sawah Industri 172,04
Sawah Permukiman 373,45
10 Karangbahagia Ladang/Tegalan Permukiman 0,92
Sawah Permukiman 445,75
11 Cibitung Ladang/Tegalan Industri 28,90
Ladang/Tegalan Permukiman 130,84
Sawah Industri 26,75
Sawah Permukiman 683,08
12 Cikarang Barat Ladang/Tegalan Industri 321,54
Ladang/Tegalan Permukiman 99,64
Sawah Industri 573,00
Sawah Permukiman 566,50
13 Tambun Selatan Perkebunan/Kebun Permukiman 151,10
Ladang/Tegalan Permukiman 307,67
93
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari studi ini adalah adanya pengaruh yang cukup serius
dari alih fungsi lahan pertanian terhadap swasembada beras di Kabupaten
Bekasi. Pengaruh tersebut adalah Kabupaten Bekasi tidak swasembada beras
lagi, padahal dulu Kabupaten Bekasi dikenal sebagai salah satu lumbung padi
nasional. Pola alih fungsi lahan yang terjadi adalah menjadi lahan sawah menjadi
ladang atau tegalan terlebih dahulu sebelum menjadi permukiman atau industri
yang tentunya tidak dapat dirubah lagi menjadi lahan sawah. Laju penyusutan
lahan pertanian sawah selama kurun waktu 1988-2010 yaitu 22 (dua puluh dua)
tahun terakhir di Kabupaten Bekasi sebesar 22,61% atau seluas 931,02 ha per
tahunnya. Akibat terjadi penyusutan lahan pertanian sawah, maka produksi padi
di Kabupaten Bekasi juga mengalami pengurangan yaitu sebesar 106.638,64 ton
atau 4.847,21 ton setiap tahunnya.
Hasil studi ini juga menjawab sasaran studi yang memperlihatkan tidak
terjadi swasembada beras lagi Kabupaten Bekasi mulai dari tahun 2012, yaitu
terjadi kekurangan kebutuhan gabah sebesar 11.200,39 ton. Kebijakan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi 2011-2031 yang menetapkan
luas lahan pertanian yang hanya sebesar 35.173,97 ha dikarenakan
ditetapkannya Kabupaten Bekasi sebagai wilayah penyangga PKN Jabodetabek
yang ruang wilayahnya diperuntukkan untuk permukiman, industri dan jasa.
Karena faktor tersebut tidak terkendalinya laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Bekasi yang menyebabkan besarnya penduduk Kabupaten Bekasi
yang juga memerlukan kebutuhan pangan, salah satunya beras. Dengan luas
lahan pertanian sawah sebesar 35.173,97 ha tidak akan mencukupi kebutuhan
beras. Idealnya untuk memenuhi swasembada beras di Kabupaten Bekasi maka
dibutuhkan lahan seluas 105.750,55 ha atau Kabupaten Bekasi kekurangan
lahan pertanian sawah sebesar 70.576,58 ha.
94
95
5.2 Rekomendasi
a. Kelompok Buku
1. Agus H Atmadilaga dan Dodi Sukjadi. 1998. Pemetaan Citra Satelit
(Space Map) sebagai Pemacu Industri Jasa Penginderaan Jauh dan
SIG di Indonesia. Jakarta: Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumber
Daya Alam BPPT.
2. Arronof, S. 1989. Geographyc Information System: A Management
Perspectif. WDL Publication. Canada.
3. Barlowe R. 1978. Land Resources Economics: The Economics of
Real Estate. Prentice-Hall. New Jersey.
4. Departemen Agama RI. 1999. Al Qur’an dan Terjemahan. CV. Asy
Syifa’ Semarang.
5. Sumaryanto, et al. 2005. Analisis Kebijaksanaan Konversi Lahan
Sawah ke. Penggunaan Non Pertanian. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
6. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2003.
Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian.
Departemen Petanian. Jakarta.
h. Internet
37. http://news.klikbekasi.co/2015/09/07/alih-fungsi-lahan-pertanian-di-
kabupaten-bekasi-kebanyakan-untuk-industri-dan-perumahan/