OLEH:
RADA RANTIKA
01.01.20.191
Menyutujui:
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Mengetahui:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, dan Hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kesesuaian Lahan di Kawasan
Pertanian terpadu Desa Parbuluan V Kecamataan Parbuluan Kabupaten Dairi
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei s/d 31 Agustus 2023.
Laporan ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas MBKM Politeknik
Pembangunan Pertanian Medan Tahun Akademik 2022/2023. Penulis menyadari
bahwa laporan ini tidak mungkin berjalan lancar tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak/Ibu:
1. Ir. Yuliana Kasrini,M.Si. selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan.
2. Tience Elizabet Pakpahan,S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pertanian.
3. Makruf Wicaksono, S.ST, MP. Selaku dosen mata kuliah pelestarian sumber
daya lahan
4. Charles Capah Thamrin Pembimbing Eksternal.
5. Panitia pelaksana PKL II dan Panitia MBKM.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan ini.
Demikian penyusunan Laporan ini, semoga dapat berguna bagi penulis
dan pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
A. Kesimpulan ................................................................................................ 27
B. Saran ........................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28
LAMPIRAN .......................................................................................................... 29
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
C. Manfaat
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pelestarian sumber daya lahan adalah upaya untuk menjaga, memelihara, dan
mengelola lahan dengan tujuan untuk menjaga produktivitasnya, mencegah
degradasi lahan, dan menghindari kerusakan lingkungan. Pelestarian sumber daya
lahan sangat penting karena lahan merupakan salah satu sumber daya alam yang
terbatas dan esensial dalam mendukung kehidupan manusia, seperti untuk
pertanian, perumahan, industri, dan ekosistem alami (Brady, N. C., & Weil, R. R.
2016).
Terdapat beberapa jenis tanah di indonesia diantaranya adalah lahan sawah,
lahan gambut, lahan kering, lahan rawa dan lahan pasang surut. Lahan daratan
Indonesia mencakup luasan kurang lebih 191,09 juta ha, terdiri atas lahan kering
seluas kurang lebih 144,47 juta ha, lahan rawa seluas kurang lebih 34,12 juta ha,
lahan basah non rawa seluas kurang lebih 9,44 juta ha, dan sisanya
permukiman/perkotaan, areal pertambangan dan tubuh air (waduk, danau, sungai).
Berdasarkan ekosistemnyalahan kering, lahan rawa, dan lahan basah non rawa
tersebut terdapat di dataran rendah seluas kurang lebih 154,60 juta ha dan di
dataran tinggi seluas kurang lebih 33,44 juta ha.
A. Sumber Daya Lahan Berdasarkan Prinsip Konservasi
3
dalam menangani sendiri kawasan konservasi yang dimilikinya. Hal ini
mengimplementasikan suatu mekanisme untuk memikul biaya secara bersama-
sama, melalui pembagian yang adil antara biaya dan manfaat dari pengelolaan
kawasan konservasi, baik di antara bangsa dan kawasan yang dilindungi serta
masyarakat sekitarnya.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, konservasi sumber
daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara danmeningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Sumber
daya alam yang selama ini menjadi pendukung utama pembangunan nasional
perlu diperhatikan keberlanjutan pengelolaannya agar dapat memenuhi
kepentingan generasi saat ini dan masa depan.
Untuk itu, telah dilaksanakan berbagai kebijakan, upaya, dan kegiatan yang
berkesinambungan untuk mempertahankan keberadaan sumber daya alam sebagai
modal dalam pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
seluruh bangsa dengan tetap mempertahankan dayadukung dan fungsi lingkungan
hidup. Sampai saat ini masih terjadi berbagai kerusakan, pencemaran, dan
bencana alam akibat pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang
mengesampingkan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
Hal ini menjadi tantangan dalam meningkatkanfungsi lingkungan hidup
sebagai penyediaan sumber daya alam untuk pembangunan nasional. Saat ini
masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya alam dan kelestarian
lingkungan hidup semakin kompleks karena dampak perubahan iklim yangsudah
dirasakan dan diperkirakan akan bertambah besar apabila tidak diantisipasi
melalui kegiatan adaptasi, mitigasi dan konservasi. Kegiatan ini merupakan upaya
atau tindakan untuk menjaga keberadaan SDAL secara terus menerus
berkesinambungan baik mutu maupun jumlah, sehingga dapat menghemat
penggunaan sumber daya alamdan memperlakukannya berdasarkan hukum alam.
Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau
melindungi alam. Konservasi (conservation) adalah pelestarian atau perlindungan.
Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris conservation, yang artinya
4
pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan,konservasi
dapatdiartikan adalah sebagai berikut:
1. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi
yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak
menyediakan jasa yang sama tingkatannya;
2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan
dan sumber daya alam (fisik);
3. Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia
atau transformasi fisik;
4. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan;
5. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola,
sementara keanekaragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan
mempertahankan lingkungan alaminya
6. Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna
kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik (Piagam Burra, 1981).
Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang
dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan
dengan cara pengawetan (Peter Salim dan Yenny Salim, 1991). Kegiatan
konservasi selalu berhubungan dengan suatu kawasan, kawasan itu sendiri
mempunyai pengertian yakni wilayah dengan fungsi utama lindung atau
budidaya (Undangundang No. 32 Tahun 2009). Kawasan lindung adalah
kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan,
dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan
berkelanjutan. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisidan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
5
B. Jenis Lahan
b) Lahan Kering
Lahan kering didefinisikan sebagai hamparan lahan yang tidak pernah
tergenang atau digenangi air pada sebagian besar waktu dalam setahun atau
sepanjang waktu (Dariah et al,. 2004). Kebanyakan lahan kering terletak pada
dataran rendah, yaitu lahan kering yang letaknya < 700 m dpl dan lahan kering
dataran tinggi yang terletak antara 700 dan 2500 m dpl (Santoso, 2003).
Selanjutnya Notohadinegoro (2000) dalam Nurdin (2011), menjelaskan bahwa
lahan kering adalah lahan yang berada di suatu wilayah yang berkedudukan lebih
tinggi yang diusahakan tanpa penggenangan air. Lahan kering di Indonesia telah
banyak dimanfaatkan oleh petani untuk penanaman tanaman pangan. Mulai dari
lahan yang bertopografi datar ataupun miring. Menurut BPS (2001) dalam Dariah
et al., (2004), sekitar 56 juta ha lahan kering di Indonesia (di luar Maluku dan
Papua) sudah digunakan untuk pertanian.
6
c) Lahan Rawa
Lahan rawa adalah suatu bentangan tanah yang mempunyai topografi relatif
datar atau cekung dengan kondisi drainase yang buruk dan secara alami tergenang
air sepanjang tahun atau selama periode tertentu yang cukup panjang(semusim)
(Kodoatie et. al., 2007; Kementerian PU, 2008). Ditinjau dari segi fisik dan proses
pembentukannya, lahan rawa dibagi menjadi rawa pasang surut dan rawa non
pasang surut (Noor, 2004; Kementerian PU, 2008). Rawa pasang surut terletak di
pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi
oleh pasang surut air laut. Rawa non pasang surut dikenal sebagai rawa
pedalaman atau rawa lebak yaitu rawa yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut
air laut.
d) Lahan Gambut
Lahan gambut merupakan suatu bentang lahan yang tersusun dari hasil
dekomposisi bahan organik yang tidak sempurna dari vegetasi pepohonan yang
tergenang air sehingga kondisinya anaerob. Peran gambut terhadap lingkungan
sangat vital, salah satunya sebagai lahan yang mampu menyimpan karbon dalam
jangka waktu yang lama. Indonesia diklaim sebagai salah satu negara
penyumbang cadangan karbon terbesar didunia. Hal ini dibuktikan dengan 10.8%
dari total keseluruhan luas dataran di Indonesia atau sekitar 20.6 juta ha terdiri
atas lahan gambut. Penyumbang luas lahan gambut terbesar di Indonesia adalah
pulau Sumatra dan pulau Kalimantan, yaitu sekitar 7.2 juta ha atau 35% terdapat
di Pulau Sumatra dan 5.76 juta ha atau 27.8% terdapat di Kalimantan (Wetlands
International, 2005).
7
dan manfaatnya maka akan menjadi lahan yang potensial untuk dijadikan lahan
pertanian
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan sumber daya alamnya.
Sumber daya alam yang terbarukan (renewable) maupun yang tak terbarukan (non
renewable) serta yang berbentuk modal alam (natural resources stock), seperti
daerah aliran sungai, danau, kawasan lindung, pesisir, dll. atau dalam bentuk
komoditas seperti kayu, rotan, mineral dan gas bumi, ikan, dll. Terdapat merata
hampir di seluruh wilayah Indonesia. Kekayaan sumber daya alam Indonesia
dipahami pemerintah sebagai modal penting dalam penyelenggaraan
pembangunan nasional. Karena itu, atas nama pembangunan yang diabdikan pada
pengejaran target pertumbuhan ekonomi (economic growth development), demi
peningkatan pendapatan dan devisa negara (state revenue), maka pemanfaatan
sumberdaya alam dilakukan tanpa memperhatikan prinsip-prinsip yaitu prinsip
optimal,prinsip lestari, dan prinsip efisien
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang berfungsi sangat penting
bagi kehidupan mahluk hidup khususnya manusia yang da di muka bumi. Untuk
itu air perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia serta
ahluk hidup lainnya (Sudinda, T. 2021). Berdasarkan UndangUndang Sumber
Daya Air No.7/2004, untuk menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan
air yang cenderung menurun dan kebutuhan air yang cenderung meningkat sejalan
dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas ekonomi
masyarakat, sumber daya air harus dikelola, dipelihara, dimanfaatkan, dilindungi
dan dijaga kelestariannya dengan memberikan peran kepada masyarakat dalam
setiap tahapan pengelolaan sumber daya air. Dalam berusaha tani pastinya petani
perlu mengolah air agar air tidak terbuang sia-sia dan petani dapat lebih efisien
dalam penggunaan air. Adapun rumus untuk menghitung neraca air adalah
sebagai berikut.
: Etc= Kc . Eto
Keterangan
8
Etc : Kebutuhan air
Kc : Koefisien Tanaman
Eto : Nilai Evapotranspirasi reference
Sumber daya alam adalah Segala sesuatu yang ada di dalam alam dan dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan serta kesejahteraan manusia. Contoh
SDA: sumber daya hutan, sumber daya lahan, sumber daya air, sumber daya
tambang dan lain sebagainya. dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pengertian sumber daya alam adalah unsur
lingkungan hidup terdiri atas sumber daya hayati dan non hayati pembentuk suatu
ekosistem. Sumberdaya alam dapat diklarifikasi menjadi beberapa kategori yaitu
sumberdaya alam berdasarkan sumbernya, sifatnya, potensi kegunaannya,
pembentukannya, daya pakai dan nilai ekonomis
G. Sifat Tanah
9
analisis kandungan unsur. Penentuan karakteristik sifat tanah perlu untuk
dilakukan sebagai faktor penentu potensi pertanian. Untuk menganalisis dan
mengetahui karakteristik sifat tanah sebagai faktor penentu potensi pertanian.
a) Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah merupakan dimana bentuk/kondisi tanah itu sendiri, yang
termaksud diantaranya adalah tekstur, struktur, bobot isi tanah, porositas,
stabilitas, konsistensi dan warna.
b) Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah didefenisikan reaksi kimia yang berlangsung antar penyusun
tanah serta antar penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan dalam bentuk
upuk ataupun pembenah tanah lainnya. Sifat kimia tanah yang sering dilihat dan
diuji yaitu KTK, KB, C-organik, P2O5 tersedia, N total dan pH tanah.
c) Sifat Biologi Tanah
Biologi tanah adalah sebuah aktivitas mikroba, biota tanah dan fauna beserta
ekologinya di dalam tanah. sebagian besar siklus hidupnya di dalam tanah atau
sedimen organik di atasnya. Untuk melihat sifat biologi tanah biasanya dilihat dari
Jenis makhluk hidup yang terdapat di dalam maupun di permukaan tanah.
10
III. METODE PELAKSANA
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
12
b) Sifat kima
Pada kegiatan menganalisis sifat kimia tanah yang ada di kawasan pertanian
terpadu di beberapa lahan petani kadang sudah terlihat jelas sebagian tanah di kpt
sangat asam terlihat dari warna tanah, sedangkan dibagian lain lahan ph tanah ada
yang normal dengan itu saya mengambil beberapa sample tanah untuk menguji
tingkat ph tanah. Mengukur ph tanah kali ini saya menggunakan soil tester dengan
cara pertama saya mendatangi lokasi titik pengambilan sample tanah kemudian
membasahi tanah sekitar 15 cm ke dalam tanah, selanjutnya soil tester nya di
tancapkan ke tanah sampai menutupi bagian elektroda metal tunggu sekitar 5-10
menit untuk mendapatkan hasilnya.
Dari gambar 3 di atas bisa kita lihat bahwa Ph tanah di lokasi Kawasan
Pertanian Terpadu itu berbeda-beda sesuai dengan karakteristik tanah dan
lokasinya. Dimana Kawasan Pertanian Terpadu sendiri memilki curah hujan yang
tinggi yang meyebabkan salah satu akibat Ph tanah bisa menjadi asam karena
hujan yang terus menerus akan membawa unsur hara tanah terutama jika drainase
nya tidak bagus. Dari hasil pengujian Ph di atas Kawasan Pertanian Terpadu Ph
Tanah nya masih bagus berkisar 6,5 -7 tetapi di beberapa lahan petani tingkat
keasaman phnya mencapai 5 untuk itu disarankann kepada petani untuk menabur
dolomit atau kapur pertanian guna meningkat kan ph tanah atau dengan cara
memberikan unsur hara organik dari bokasi atau pupuk kompos.
c) Sifat Biologi
Pada saat menganalisis biologi tanah KPT mahasiswa melihat
keanekaragaman makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan yang hidup di tanah
13
tersebut, dari hasil pengamatan pengambilan beberapa tanah dilahan petani
terdapat jamur, rerumputan, meskipun cacing sangat jarang terlihat. Dari
kesimpulan di atas bisa kita lihat bahwa sifat biologi tanah di KPT kurang baik.
B. Identifikasi Lahan
14
gambar 4.Kondisi Lahan KPT
Lokasi kpt berada pada dataran tinggi yaitu 1500 Mdpl dengan kelembapan 80
%. Setelah di analisis bahwa tanaman yang dibudidayakan di KPT belum
maksimal dalam pertumbuhan dan produktivitas. Masalah yang terjadi ketika
petani menanam Tanaman Cabai Merah Varietas Hibrid menyebabkan Tanaman
Cabai yang di tanaman terkena busuk kering (Antraknosa) lebih dari 80%.
Kemudian masalah lainnya adalah ketika penyemaian benih cabai yang masih
sesuai dengan kriteria dan memenuhi syarat tumbuh di kpt tetapi tidak ada sau
pun yang bisa hidup.
No Masalah Keterangan
1 Tanaman cabai merah Tanaman cabai merah varietas hibrid dan
varietas hibrid yang di tanaman cabai merah varietas lokal memilki
tanam di kpt tumbuh perbedaan yang sangat jauh ketika di tanaman di
kerdil, daun keriting dan KPT walau pun mendapatkan perlakuann yang
terkena antraknosa. sama. Hal ini menyebabkan 80 % tanaman cabai
merah hibrid mengalami kegagalan panen
15
dikarenakan terkena antraknosa. Disini setelah
dianalisis ada beberapa hal yang memungkinkan
hal itu terjadi salah satunya adalah syarat- srayat
tumbuh tanaman cabai varietas hibrid yang tidak
sesuai, yang kedua cuaca yang selalu berubah-
ubah, ketiga penyiraman yang sangat kurang
menyebabkan tanaman cabai merah kerdil,
selanjutnya tanaman hibrid yang di tanam
mudah terkena hama dibandingkan dengan
varietas lokal
Upaya untuk menimalisir kegagalan atau upaya
untuk meningkat kan potensi lahan yaitu
menyesuaikan kemampuan lahan dengan kriteria
tanaman sehingga lahan di kpt bisa berpotensi.
2. Tanaman kol mengalami Dengan kriteria dan syarat tumbuh tanaman kol
pertumbuhan yang seharusnya lokasi kpt sesuai untuk menanam
tergangggu tanaman kol tetapi di lokasi kpt tanaman kol
yang ditanam tidak bisa memberikan
produktivitas yang tinggi kepada petani serta
pertumbuhan yang maksimal. Petani sudah
melakukan pengolahan lahan atau pengolahan
media semai dengan baik tetapi penyemaian
benih kol tetap gagal. Salah satu bukti
penyemaian benih kol gagal yaitu di umur 2
minggu setelah semai semua daun kol terbakar
lalu layu.
Ada beberapa hal yang memungkinkan dan
menjadi penyebab benih kol gagal yaitu:drainase
atau sumber air yang jauh sehingga petani hanya
mengandalkan air hujan untuk penyiraman,
padahal tanaman terutama masa masa
16
penyemaian sangat membutuhkan air, kemudian
binatang pengganggu tanaman berkeliaran di
sekitar penyemaian.
3. Petani tidak melakukan Pengolahan lahan yang mendesak menyebabkan
penghitungan ph tanah tingkat produktivitas lahan menurun.
pada lahan sebelum Masih banyak di temukan plastik, karung goni,
menanam. akar –akar tanaman yang tidak bersih saat di
Pengolahan lahan yang rotari memungkin kan akar tanaman cabai atau
tidak maksimal akar tanaman yang di tanam terganggu.
Petani tidak melakukan penghitungan ph
sebelum menanam atau menggunakan lahan tsb.
Karena ada beberapa lahan yang memilki ph
asam.
Saya sudah menyarankan penggunaan pupuk
kompos atau bokasi pada tanaman supaya unsur
hara pada tanah meningkat.
Air menjadi salah satu sumber kebutuhan hidup bagi setiap makhluk hidup
yang ada di bumi. Khususnya bagi manusia, selain menjadi minuman juga
membantu proses bidang pertanian untuk menjaga persediaan pasokan makanan.
Dengan tingginya konsumsi air selama ini, mengapa pasokan air selalu ada setiap
waktu? Faktanya, air sendiri telah melewati berbagai tahapan yang terus berulang
setiap waktu yang bernama siklus hidrologi.
Siklus hidrologi atau istilah lainnya siklus air adalah proses air (baik itu
cairan, gas atau padatan) yang berasal dari atmosfer menuju ke bumi dan kembali
lagi ke atmosfer. Siklus ini telah berjalan secara terus menerus mengikuti hukum
alam yang berlaku, dimana tujuan yang dapat diketahui adalah mempertahankan
jumlah dan ketersediaan air.
Kunci dari terjadinya siklus hidrologi ini adalah air laut yang menguap
berkat radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer dan terkondensasi menjadi awan
17
hujan. Selanjutnya awan tersebut akan tertiup oleh angin ke dataran tinggi (seperti
pegunungan). Momen selanjutnya adalah turunnya air hujan menuju daratan dan
hingga akhirnya mengalir kembali ke lautan.
Pengaplikasian siklus hidrologi dalam bidang pertanian terkhusus di
Parbuluan V sudah memiliki kalender tanam. Dengan adanya kalender tanam
petani mendapatkan informasi terkait untuk penanaman komoditi pangan atau pun
komoditi yang memerlukan banyak air.
18
ke dalam (in flow) dan aliran ke luar (out flow) disuatu periode tertentu dari
proses sirkulasi air. Neraca air merupakan kebutuhan mutlak bagi tanaman.
Neraca air sebagai perincian tentang semua masukan, keluaran, dan
perubahan simpanan air yang terdapat pada suatu lahan untuk menetapkan jumlah
air yang terkandung di dalam tanah yang menggambarkan perolehan air (surplus
atau defisit) dari waktu ke waktu.
Kebutuhan dan biaya tenaga kerja dalam pengolahan tanah mestinya harus
dihitung agar tidak mengalami kerugian, setiap pengeluaran baik upah pribadi dan
konsumsi harus dicatat agar dapat menentukan harga dan bisa menghitung
keuntungan yang didapat dan juga agar mengetahui apakah suatu usaha tersebut
rugi atau bahkan hanya balik modal. Di Desa Parbuluan V biaya tenaga kerja
harian adalah delapan puluh ribu rupiah per hari tetapi kebanyakan petani yang
berada di kawasan pertanian terpadu tidak pernah mendatang kan buruh untuk
membantu dalam pengolahan lahan karna kebanyakan mereka melakukan nya
sendiri. Karna kawasan pertanian terpadu merupakan program dari pemerintah
setempat jadi untuk pengolahan pertama dan kedua dibantu oleh dinas
menggunakan alsintan dinas pertanian.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam. Sumber daya
alam yaitu semua kekayaan yang terdapat di alam yang bisa dimanfaatkan
olehmanusia untuk mencukupi semua kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam
dibagi menjadi dua yaitu sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non
hayati. Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam biotik yaitu semua
kekayaan yang terdapat di alam yang berupa makhluk hidup. Dan sumber daya
alam non hayati atau sumber daya alam abiotik yaitu semua kekayaan alam yang
bisa dimanfaatkan oleh manusia berupa benda mati.
Berdasarkan ketersediaanya sumber daya alam ini terbagi menjadi dua kelompok
besar yaitu sumberdaya alam yang dapat diperbarui dan sumberdaya alam yang
tidak dapat diperbarui.
19
1. Sumberdaya Alam Yang Dapat Diperbaharui
Udara
Udara merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, makhluk hidup
sangat memerlukan udara. Tanpa udara kehidupan dibumi tidak akan terjadi.
Udara memiliki siklus pembaharuan tersendiri. Dalam kehidupan sehari – hari
udara sangat dibutuhkan untuk bernafas, untuk proses fotosintesis, penyebaran
spora dan juga sebagai pembangkit listrik.
Air
Air memiliki peran yang sangat penting bagi tumbuhan dan kehidupan secara
umum.
20
mengubahnya menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan cahaya matahari.
Proses ini merupakan sumber energi dan nutrisi bagi tumbuhan.
Transportasi Nutrisi: Air membantu dalam transportasi nutrisi dari akar ke
seluruh bagian tumbuhan. Melalui proses osmosis dan transpirasi, air
membantu mengangkut mineral dan nutrisi dari tanah ke bagian atas
tumbuhan.
Pengaturan Suhu: Air juga berperan dalam menjaga suhu tumbuhan. Melalui
proses transpirasi, tumbuhan melepaskan uap air ke udara, yang membantu
menurunkan suhu dan mencegah tumbuhan mengalami overheating.
Stabilitas Tumbuhan: Air memberikan dukungan mekanis bagi tumbuhan,
menjaga kekokohan batang dan daun. Hal ini membantu tumbuhan untuk
tumbuh dengan baik dan menjaga bentuknya.
Bagi Kehidupan Secara Umum:
Kehidupan Organisme: Air adalah elemen penting untuk seluruh
kehidupan di Bumi. Hewan, mikroorganisme, dan manusia membutuhkan
air untuk hidup. Air adalah medium yang mengandung banyak zat-zat
penting, dan organisme memerlukannya untuk berbagai proses biologis.
Konsumsi: Manusia dan hewan membutuhkan air untuk minum dan
memasak. Air juga digunakan dalam berbagai proses industri dan
pertanian.
Transportasi: Air adalah rute transportasi yang penting, seperti sungai,
danau, dan laut, yang memungkinkan pergerakan barang dan orang di
seluruh dunia.
Erosi dan Pembentukan Lanskap: Air memainkan peran penting dalam
erosi dan pembentukan lanskap. Aliran air dapat membentuk lembah,
jurang, dan bentang alam lainnya melalui proses erosi.
Regulasi Iklim: Air juga memainkan peran dalam regulasi iklim Bumi.
Oseanografi dan sirkulasi laut berperan dalam mengatur suhu dan iklim
global.
Di Desa Parbuluan V terdapat sungai Darah yang memilki cerita nya sendiri
tetapi sangat jarang sekali warga sekitar mandi disungai itu dikarenakan sungai
21
nya berwarna merah yang sebenarnya di akibatkan tanah gambut .sungai darah
tersebut barada di bawah jembatan penghubung Desa Parbuluan V dengan Desa
Parbuluan III.
Tanah
Tanah merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. jenis tanah di desa
parbuluan adalah alluvial
Peternakan
Di desa parbuluan v masyarat beternak kuda, babi, anjing, ikan dan ayam.
Peternakan memberikan manfaat untuk manusia diantaranya sebagai kebudayaan
masyarakat suku alas, sebagai sumber daging, susu dan telur.
22
F. Konservasi Lahan
Olah tanah konservasi (OTK) adalah cara penyiapan lahan yang menyisakan
sisa tanaman di atas permukaan tanah sebagai mulsa dengan tujuan untuk
mengurangi erosi dan penguapan air dari permukaan tanah (Rachman et al.,
2004). Olah tanah konservasi dicirikan oleh berkurangnya pembongkaran atau
pembalikan tanah, penggunaan sisa tanaman sebagai mulsa, dan kadang-kadang
disertai penggunaan herbisida untuk menekan pertumbuhan gulma atau tanaman
pengganggu lainnya.
Konservasi lahan memiliki empat metode dengan ciri khasnya tersendiri,
yaitu: Konservasi dengan Metode Vegetatif yaitu memanfaatkan tanaman
atau vegetasi maupun sisa-sisa tanaman sebagai media pelindung tanah dari
erosi.
Konservasi dengan Metode Teknis yaitu mengatur aliran permukaan
sehingga tidak merusak lapisan olah tanah yang bermanfat bagi pertumbuhan
tanaman.
Konservasi dengan Metode Mekanis yaitu cara pengelolaan lahan tegalan
(tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu
sebagai sarana konservasi tanah.
Konservasi dengan Metode Kimiawi yaitu memanfaatkan bahan-bahan kimia
organik maupun anorganik.
Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah
pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak
terjadi kerusakan tanah. Dalam arti yang sempit konservasi tanah diartikan
sebagai upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah
yang rusak oleh erosi.
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke
tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak
terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musimkemarau.
Konservasi tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konservasi air.
Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata
23
air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh karena itu konservasi
tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhuibungan erat sekali;
berbagai tindakan konservasi tanah adalah juga tindakan konservasi air (Arsyad,
2006).
Di kawasan pertanian terpadu konservasi lahan yang di lakukan oleh petani
contohny adalaha pembuatan embung sebagai wadah penampungan air hujan
yang dikarenakan kawasan pertanian terpadu itu sendiri susah sumber air.
Gambar 9.embung
24
Gambar 11.Tanaman B Merah dan Kentang
Penggunaan mulsa juga merupakan salah satu bentuk konservasi tanah untuk
menghindari erosi yang terjad dikarenakan air hujan, serta membantu tanaman
terhindar dari gulma.
Lahan potensial merupakan sebidang tanah yang dapat dikelola oleh manusia
sehingga memberikan hasil yang tinggi dengan biaya pengelolaan yang minim.
Dalam arti sempit, lahan potensial merupakan lahan pertanian yang produktif.
Secara geografis, letak lahan potensial bervariasi. Bisa berada di dataran rendah,
dataran tinggi, pantai, bahkan daerah pegunungan.Tak hanya untuk pertanian,
lahan potensial juga dapat dimanfaatkan untuk perkebunan, pemukiman, hutan,
atau kegiatan lainnya yang bernilai ekonomi. Lahan potensial merupakan modal
dasar dalam upaya peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Berikut gambar
lahan potensial yang ada di kawasan pertanian terpadu:
25
Gambar 13.lahan potensial
26
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Kurnia U, Suganda H, Erfandi D, Kusnadi H. 2004. Teknologi konservasi tanah
pada budi daya sayuran dataran tinggi. In U. Kurnia, A. Rachman, & A.
Dariah (Eds.), Teknologi Konservasi Tanah pada Lahan Kering Berlereng
(pp. 127144). Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen
Pertanian.
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasimainmenu-
78/buku-mainmenu-85/845-lereng
Masganti, Khairil Anwar, M. A. S. (2017). Potensi Dan Pemanfaatan Lahan
Gambut Dangkal Untuk Pertanian (Potential And Utilization Of Shallow
Peatland For Agriculture). Jurnal Sumberdaya Lahan, 11(1), 43–52.
Arifin, Moch. "Kajian sifat fisik tanah dan berbagai penggunaan lahan dalam
hubungannya dengan pendugaan erosi tanah." Mapeta 12.2 (2010)
Ayun, Qurotu, Shidiq Kurniawan, and Wahyu Adhi Saputro. "Perkembangan
konversi lahan pertanian di bagian negara agraris." Vigor: Jurnal Ilmu
Pertanian Tropika Dan Subtropika 5.2 (2020): 38-44.
Hossaimah. Subari, S. (2017). Percepatan Alih Fungsi (Konversi) Lahan Pertanian
Ke Non Pertanian di Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.
Agrisaintifika Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 1 (2). 97-108.
Rahim, SE., 2000. Pengendalian Erosi Tanah dalam Rangka Pelestarian
Lingkungan Hidup. Penerbit PT.BumiAksara.Jakarta. 150 hal.
28
LAMPIRAN
Tabel 2. Komponen Kriteria Penilaian
29
jamur masih seirng kita jumpai.
5. Ketersediaan Hara
Makro
8,5
Untuk sebagian lahan ketersediaan hara
makro pada tanaman sangat cukup dan
sebagian petani kurang dalam memberikan
nutrisi pupuk organik maupun kimia kepada
tanaman.
6. Ketersediaan Hara
Mikro
7,5
Pada lahan jagung di kpt terlihat sangat
kekurangan supply pupuk mikro baik dari
organik ataupun kimia tanaman menjadi
kerdil.
7. Populasi/Jenis
Mikroba Tanah
30
merah.
9. Sistem Daur Ulang
Limbah Pertanian
8
Pembuatan embung merupakan suatu upaya
petani di kpt untuk mengefisienkan
penyiraman tanaman serta dapat dengan
mudah mendapatkan air.
11 Pencukupan,
Pengkayaan Bahan
Organik, Dosis
8
Rasional
Pencukupan, pengkayaan nahan organik
dilakukan dengan penambahan pupuk organik
dengan dosis 5-10 ton / ha
12 Pemahaman & adanya kegiatan menyuluh tergolong masih
kurang baik akan tetapi dengan adanya
Kesadaran peani
8 penyuluhan dari pihak dosen yang datang
tentang kelestraian kekawasan pertanian terpadu serta mahasiwa
magang dilokasi tersebut sangat
SDLP
mengupayakan meningkatkan pemahaman
para petani.
13. Pencegahan
Kemasaman
8
31
14 Pencegahan
Longsor,
32
33