Anda di halaman 1dari 45

MANAJEMEN PEMELIHARAAN PEDET SAPI PERAH DI

UPTD BPTSP DAN HPT CIKOLE LEMBANG

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh :

SAMSIAR BAHRUL ULUM

1635120020

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS INSAN CENDEKIA MANDIRI
BANDUNG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
MANAGEMEN REPRODUKSI SAPI PERAH DI BPTSP DAN
HPT CIKOLE LEMBANG

Disetujui
Pada Tanggal : …………………….

Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing

Sari Suryanah, S.Pt., M.S Syifa Nurjanah,S. Pt.,M.Pt.

NIDN. 0401049001 NIDN. 0421059302

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Rachmat Adiputra, S.TP., M.Si

NIDN. 0424058805

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karunia-Nya berupa kesehatan dan kesempatan kepada kami sehingga mampu
menyelesaikan laporan magang ini. Kami menyadari bahwa terlaksananya
kegiatan magang dan penulisan laporan ini dapat diselesaikan berkat dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih
kepada :

1. Bapak Rachmat Adiputra, STP., M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian


Universitas Insan Cendekia Mandiri.
2. Ibu Sari Suryanah, S.Pt., M.S. selaku Ketua Program Studi Peternakan
3. Ibu Syifa Nurjanah,S. Pt.,M.Pt. Selaku Pembimbing Internal
4. Bapak Ega Erlangga S.Pt. selaku pembimbing Eksternal.
5. Orang tua yang telah memberikan bantuan moral dan materi kepada
penulis.
6. Teman-teman kelompok yang telah membantu kegiatan di lapangan dan
penulisan laporan.
7. Teman-teman dari SMKN 5 Pangalengan dan Polbangtan Bogor yang
telah membantu kegiatan dilapangan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan


dengan segala kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran dari semua pihak demi kesempurnaan dari laporan magang ini. Akhir kata
penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa-mahasisi dan pembaca sekaligus demi menambah pengetahuan tentang
magang ini.

Cikole, November 2023

Penulis

iii
DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL).....................................................2
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)...................................................2
BAB II TINJAUAN UMUM...................................................................................3
2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan....................................................3
2.2. Lokasi Perusahaan....................................................................................3
2.3. Tata Letak Perusahaan...............................................................................4
2.4. Tata Letak Alat dan bahan.........................................................................4
2.5. Struktur Organisasi....................................................................................5
2.6. Pemasaran Produk.....................................................................................5
BAB III METODE PELAKSANAAN....................................................................6
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................................................6
3.2. Materi Pelaksanaan....................................................................................6
3.3. Metode Pelaksanaan..................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................8
4.1 Management Pemeliharaan Pedet..................................................................8
4.2. Pemeliharaan Pedet Umur 0 – 7 Hari............................................................8
4.3. Pemeliharaan Pedet Umur 7 Hari – 4 Bulan ..............................................11
4.4. Pemberian Pakan Pedet Umur 4 – 6 Bulan ................................................15
4.5. Pemberian Pakan dan Minum Pedet Umur 6 – 12 Bulan ...........................16
4.6. Pencegahan Penyakit...................................................................................18
4.7. Penyakit dan Penanganan Penyakit............................................................18

iv
4.8. Penanganan Khusus …..…………………………………………………………………………………….. 20

4.9. Perkandangan …….…………..……………………………………………………………………………… 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................20


5.1 Kesimpulan..............................................................................................20
5.2 Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
LAMPIRAN...........................................................................................................23

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang..................................3


Gambar 2. Struktur Organisasi UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang.............5
Gambar 3. Pengamatan Birahi...............................................................................10
Gambar 4. Semen Beku BIB Lembang (Alba U Ultra).........................................11
Gambar 5. Proses Perkawinan Inseminasi Buatan (IB).........................................14
Gambar 6. Pemeriksaan Kebuntingan....................................................................15

v
Gambar 7. Penanganan Pasca Melahirkan.............................................................18

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Inseminasi Buatan...........................................................................13


Table 2. Hasil Pemeriksaan Kebuntingan..............................................................16
Tabel 3. Gangguan Reproduksi di UPTD BPTSP dan HPT Cikole......................17
Tabel 4. Data Kelahiran.........................................................................................19

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat pengantar Praktek kerja lapangan............................................24


Lampiran 2. Surat Penerimaan dari Dinas Ketahanan Pangan Dan Peternakan...25
Lampiran 3. Logbook kegiatan harian pkl.............................................................26
Lampiran 4. Layout di UPTD BPTSP dan HPT Cikole........................................27

vii
Lampiran 5. Foto Kegiatan Praktek Kerja lapangan..............................................28

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebuah ajang bagi mahasiswa/i
untuk menerapkan teori-teori yang diterima saat proses pembelajaran di
bangku kuliah ke dalam dunia kerja yang sebenarnya. Universitas adalah
salah satu lembaga pendidikan yang mempersiapkan mahasiswa untuk dapat
bermasyarakat, khususnya pada disiplin ilmu yang telah dipelajari selama
mengikuti perkuliahan. Dalam dunia pendidikan hubungan antara teori dan
praktek merupakan hal penting untuk membandingkan serta membuktikan
sesuatu yang telah dipelajari dalam teori dengan keadaan sebenarnya
dilapangan. Untuk itu, Universitas Insan Cendekia Mandiri mewajibkan
setiap mahasiswanya melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di instansi
pemerintah atau perusahaan swasta sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) Peternakan di
Universitas Insan Cendekia Mandiri.

Berdasarkan data statistik, Kabupaten Bandung Barat merupakan


salah satu daerah di Jawa Barat yang potensial dalam pengembangan ternak
sapi perah. Tahun 2022 populasi ternak sapi perah sebanyak 39.101 ekor
(BPS, 2022). Dengan adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK)
Populasi sapi perah menurun sehingga perlu ditingkatkan kembali manajemen
pemeliharaan sapi perah dalam meningkatkan populasi sapi perah di
Indonesia.

UPTD BPTSP dan HPT Cikole merupakan salah satu tempat yang
memberikan kontribusi pada populasi sapi perah di Jawa Barat. UPTD
BPTSP dan HPT Berada di Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat. Dari kondisi geografis dan topografinya. Balai ini berada di
ketinggian sekitar 1200 mdpl dengan suhu udara berkisar antara 17°C-27°C.
Berada di dataran tinggi dengan suhu yang tidak terlalu panas membuat Balai
ini menjadi tempat yang cocok untuk memelihara atau mengembangkan sapi
perah.

Performa reproduksi merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya


laktasi, dimulai dari siklus birahi, perkawinan, beranak sampai terjadinya
masa laktasi yang membuat sapi menghasilkan susu. Produksi susu dan
reproduksi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya
merupakan faktor utama yang mempengaruhi efisiensi dan keuntungan usaha
peternakan sapi perah (Bujko et al., 2012). Seekor sapi perah akan
menghasilkan susu setelah melahirkan dan akan berlanjut jika proses

1
reproduksi terus berlangsung. Jadi secara otomatis performa reproduksi akan
berpengaruh terhadap produksi susu.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Kegiatan Praktek Kerja lapangan (PKL) dilaksanakan dengan tujuan sebagai
berikut :

1. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan perluasan terhadap ilmu-


ilmu di tempat Kerja Praktek yang belum dikenal oleh mahasiswa/i.
2. Memperoleh ilmu tentang manajemen reproduksi sapi perah.
3. Mahasiswa dapat meningkatkan pemahaman mengenai hubungan antara teori dan
penerapannya di bidang peternakan.
4. Mahasiswa mengetahui permasalahan yang dihadapi dan penanganan yang
dilakukan yang berkaitan dengan manajemen reproduksi pada sapi perah di
UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang Jawa Barat.
5. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme manajemen reproduksi sapi perah di
UPTD BPTSP dan HPT Cikole.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Manfaat yang diperoleh mahasiswa dari pelaksanaan praktek kerja lapangan
yaitu:

1. Mengetahui manajemen pemeliharaan pedet yang baik pada sapi perah


2. Mahasiswa memperoleh pengalaman bagaimana penanganan kasus di
lapangan khususnya dibidang manajemen pemeliharaan pedet sapi perah
3. Melatih diri dan menambah pengalaman untuk beradaptasi dengan dunia
kerja yang sesungguhnya.

2
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan


Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengembangan Ternak Sapi
Perah dan Hijauan Pakan Ternak berdiri pada tahun 1952. Namun, pada
awal pendiriannya nama Balai ini merupakan Taman Ternak yang dibawahi
Jawatan Kehewanan Priangan Barat. Tahun 1964 diserahkan kepada Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Barat. Tahun 1983 diubah menjadi UPTD Balai
Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Cikole Lembang.Tahun
1999 diubah menjadi UPTD BPT-HMT Ternak Perah Cikole Lembang.
Tahun 2002 diubah menjadi UPTD Balai Pengembangan Pembibitan
Ternak Sapi Perah Cikole Lembang. Tahun 2009 diubah menjadi UPTD
Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Cikole
Lembang. Tahun 2016 menjadi UPTD Balai Pengembangan Ternak Sapi
Perah dan Hijauan Pakan Ternak Cikole Lembang [Pergub 89. Tahun 2016].
Tahun 2017 hingga saat ini namanya menjadi UPTD Balai Pengembangan
Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak Cikole Lembang [Pergub 81
Tahun 2017].

2.2. Lokasi Perusahaan

Gambar 1. Lokasi UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang

UPDT BPTSP dan HPT cikole berlokasi di Jl. Raya Tangkuban Parahu
No.km.22, RW.2, Cikole, Kec. Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Barat 4039. Berhadapan dengan BSIP dan Bersebelahan dengan SMKN
Peternakan lembang.
Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak
Cikole Lembang bererdasarkan kondisi geografis dan topografisnya berada

3
pada wilayah dengan ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut sehingga
dengan suhu rata- rata 19,3 "C (13,8 "C-24,6 "C), kelembaban udara 80,5%
dan curah hujan 2.996 mm/tahun dengan evaporasi 3,4 mm/hari dan radiasi
285 cal/cm.
Luas total lahan BPTSP dan HPT Cikole Lembang seluas 57,8 Ha.
Lahan tersebut terbagi menjadi dua lokasi meliputi 9,8 Ha di Cikole dan 28
Ha berupa lahan pengembangan dan instalasi di Subang. Sub Unit Pelayanan
Subang terletak di Desa Dayeuhkolot dan Desa Sukamandi Kecamatan
Sagalaherang serta Desa Bunihayu dan Desa Tambakmekar, Kecamatan Jalan
Cagak .

2.3. Tata Letak Perusahaan


UPTD BPTSP dan HPT cikole berbatasan langsung dengan :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Rumah Sakit Hewan dan SMKN
Peternakan Lembang.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman warga.
3. Sebelah timur ada kebun hijauan pakan ternak (HPT).
4. Sebelah barat berbatasan dengan Badan Standarisasi Instrumen Pertanian
(BSIP).

2.4. Tata Letak Alat dan bahan


Tata letak merupakan pengaturan fasilitas di tempat usaha peternakan
untuk menunjang kelancaran pada saat proses produksi serta pengunaan ruang
dan menghemat tenaga seekonomis mungkin. Penentuan tata letak pada suatu
peternakan ini sangat penting karena karena untuk meminimalisirkan biaya,
pengunaan lahan, pengawasan peralatan serta memudahkan pembersihan.
Tata letak alat di UPTD BPTSP dan HPT cikole yang menunjang
produksi dibagi menjadi beberapa tempat untuk meminimalisir kerusakan
alat, biaya perawatan dan memudahkan dalam pencatatan atau pengawasan :
1. Gudang HPT
Gudang terletak dekat dengan gerbang masuk ke farm dan digunakan
untuk menyimpan pakan hijauan serta gudang juga digunakan untuk
menyimpan peralaran pakan seperti Chopeer dan cerangka.
2. Rumah silase
Rumah silale terletak di depan kandang gudang HPT dan kandang
exercise. Rumah silase ini diperuntukan untuk penyimpanan pakan hijauan
fermentasi atau silase
3. Gudang konsentrat
Gudang konsentrat terletak di sebelah kanan dekat gerbang masuk ke fram
yang diperuntukan untuk penyimpanan khusus konsentrat.
4. Garasi traktor

4
Garasi traktor bersebelahan dengan gudang HPT guna untuk menyimpan
tarktor besar dan traktor kecil.
5. Gudang jerami
Gudang Jerami terletak di dekat gudang konsentrat yang diperuntukan
untuk penyimpanan khusus jerami padi.
6. Mes
Mes dibagi menjadi 2 titik tempat ada yang terletak di belakang kandang
dan ada yang di dekat Gudang konsentrat. Mes ini dijadikan sebagai
tempat istirahat pegawai di UPTD BPTSP dan HPT Cikole.

2.5. Struktur Organisasi

Kepala Balai

Ir. Asep Ali Fuad Hartanto, M.M

Kasubag Tata Usaha

Amirudin S.Pt

Pengawas Mutu Pakan Ahli Muda Pengawas Bibit Ternak Ahli Muda
Amirudin, S.Pt
Asep Hermawan, S.Pt

Koor. Satuan Pelayanan


Jabatan Fungsional
Djuju Djuharyadi, S.Pt

Gambar 2. Struktur Organisasi UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang.

2.6. Pemasaran Produk


UPTD BPTSP dan HPT Cikole merupakan sebuah balai dimana
produksi pengolahan susunya tidak diperjual belikan. Hasil produksi
pengolahan susu dibagikan sesuai dengan permintaan masyarakat, sponsor dan
juga dibagikan pada acara acara tertentu.

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan praktek dimulai pada tanggal 2 Oktober 2023
sampai dengan tanggal 3 November 2023 (1 bulan) berlokasi di UPTD
BPTSP dan HPT Cikole di Jl. Raya Tangkuban Parahu No.km.22, RW.2,
Cikole, Kec. Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 4039.
3.2. Materi Pelaksanaan
Aspek yang diambil dalam materi pelaksanaan di UPTD BPTSP dan
HPT Cikole adalah tentang manajemen pakan, manajemen reproduksi,
perkandangan, pemerahan, pemeliharaan pedet dan biosekuriti serta sanitasi
yang diterapkan di lingkungan kandang.
3.3. Metode Pelaksanaan
Metode praktek kerja lapang yang dilaksanakan di UPTD BPTSP dan
HPT Cikole dilakukan dengan mengikuti semua kegiatan yang ada di
lapangan. Untuk mendukung semua kelengkapan dan menunjang
keberhasilan Praktek Kerja Lapang dilakukan kegiatan antara lain :
1. Partisipatif aktif
Dimana mahasiswa turut aktif bersama pembimbing lapang dan para
pegawai dalam melaksanakan kegiatan di lokasi UPTD BPTSP dan HPT
Cikole lembang.
2. Observasi
Obsevasi merupakan pengumpulan data dengan pengamatan langsung
dilaksanakan di tempat PKL di lokasi UPTD BPTSP dan HPT Cikole
Lembang yang dibagi menjadi 6 fokus utama yaitu manajemen pakan,
perkandangan, pemeliharaan, pemerahan, pembibitan dan penanganan
penyakit.
3. Wawancara
Merupakan proses tanya jawab dengan pembimbing lapang, pekerja
dan karyawan UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang yang berkaitan
dengan kegiatan yang dilaksanakan di tempat PKL selama kegiatan-
kegiatan berlangsung.
4. Dokumentasi
Pengumpulan data secara langsung di tempat PKL yang dilakukan
dengan cara mencatat hasil wawancara dan mengambil gambar dari semua
hasil kegiatan yang dilaksanakan.
5. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan penelusuran referensi di luar tempat PKL
seperti buku-buku dan penelusuran artikel ilmiah melalui internet.

6
Jenis data yang dikumpulkan selama kegiatan Praktek Kerja
Lapangan adalah :
a. Data Primer
Data ini dikumpulkan langsung oleh penulis di tempat praktek
kerja lapangan berupa hasil diskusi atau wawancara, foto-foto
kegiatan, dan hasil pengamatan atau pencatatan lapangan. Untuk
mengumpulkan data ini penulis menggunakan metode wawancara
dan observasi. Kegiatan diskusi atau wawancara ini dilakukan
langsung dengan pembimbing atau mandor di lapangan. Sedangkan
observasi yaitu melakukan pengamatan dan praktik secara langsung
ke obyek yang akan dipelajari untuk melihat kegiatan yang akan
dilakukan di lapangan.
b. Data Sekunder
Data ini dikumpulkan oleh penulis berupa studi pustaka yang
didapat dari internet dan tempat PKL.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Manajemen Pemeliharaan Pedet


Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 12 bulan. Pedet
yang baru lahir membutuhkan perawatan khusus, ketelitian, kecermatan dan
ketekunan dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewana (Ellyza, 2011).
Pemeliharaan pedet di UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang dimulai dari
umur 1 hari sampai dengan umur 12 bulan. Pedet jantan (lepas sapih) yang
berumur lebih dari 4 bulan dilakukan pengapkiran melalui penjualan sebagai
salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemeliharaan pedet
merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan di Balai meliputi penanganan
kelahiran pedet, pemberian kolostrum, pemberian pakan dan air minum,
pemberian susu, pemberian ear tag, penggembalaan, sanitasi kendang,
pemotongan tanduk dan pengelolaan kesehatan pedet.

4.2. Pemeliharaan Pedet Umur 0 – 7 Hari


Menurut Pasaribu (2015), pada saat pedet baru dilahirkan, pakan
pertama yang harus diberikan untuk pedet adalah kolostrum karena pedet
hanyak memanfaatkan nutrien susu. Pemberian kolostrum pada pedet baru
lahir di UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang dibantu dengan ember.
Apabila pedet mengalami kesulitan meminum kolostrum melalui ember
maka dibantu menggunakan dot susu. Induk pedet yang menghasilkan
sedikit kolostrum maka pedet diberikan kolostrum cadangan atau diambil
dari induk yang lain. Jumlah pemberian kolostrum yang diberikan pada
pedet di UPTD BPTSP dan HPT Cikole dapat dilihat pada Tabel 6.

No Umur Frekuensi pemberian Waktu pemberian


(kali) kolostrum

(WIB)

06.00 15.00

1 0-7 2 3 liter 3 liter

Sumber: UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang (2023)

Menurut Hadziq (2011), selain pemberian kolostrum podet juga


perlu diberikan susu induk karena laju pertumbuhan dari lahir hingga lepas
sapih dipengaruhi dari sekresi susu induk dan kesehatan individu pedet.
Manajemen pemberian susu pada pedet di UPTD BPTSP dan HPT Cikole
Lembang dilakukan pada umur delapan hari hingga umur empat bulan.
Pemberian susu dilakukan dua kali sehari pada pagi hari pukul 06.00 WIB

8
dan sore hari pukul 15.00 WIB dengan menggunakan ember. Pemberian
kolostrum yang diberikan pada pedet di balai menggunakan dot. Pemberian
kolostrum dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pemberian Kolostrum

4.3. Pemeliharaan Pedet Umur 7 Hari – 4 Bulan


Menurut (Syawal, 2013), selain pemberian kolostrum pedet perlu
diberikan susu induk hal tersebut dikarenakan laju pertumbuhan dari lahir
hingga lepus supih sebagian dipengaruhi oleh sekresi susu induk dan
kesehatan individu. Susu yang diberikan untuk pedet betina diberikan
sebanyak 9 liter dikarenakan untuk mengejar bobot badan dan pemberian
pada jantan diberikan sebanyak 6 liter di UPTD BPTSP dan HPT adalah susu
hasil pemerahan yang ditampung didalam milkcan untuk diantarkan ke
kandang. Susu yang sudah di kandang langsung diberikan ke pedet, oleh
karena itu kondisi susu yang diberikan masih hangat sekitar 37 - 38°C. Susu
yang masih hangat sangat baik diberikan kepada pedet karena susu dingin
dapat menyebabkan diare atau mencret. Pemberian susu dapat dilihat pada
Gambar 4.

Gambar 4. Pemberian Susu

Pemberian susu pada pedet yang berumur 7 hari - 4 bulan dilakukan


dua kali sehari pada pagi dan sore hari menggunakan ember. Susu diberikan
sesegera mungkin ke pedet setelah pemerahan agar tidak terjadi

9
kontaminasi pada susu dan tetap terjaga kebersihannya, Jumlah pemberian
susu pada pedet disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7 Pemberian Susu Pedet di UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang

Umur Sex Frekuensi Waktu pemberian


pemberian
(Kali)

06.00 15.00

7 hari-3 bulan Betina 2 5 liter 4 liter


Sumber: UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang (2023)
7hari-4 bulan Jantan 2 3 liter 3 liter

Target lepas sapih pada pedet di UPTD BPTSP dan HPT Cikole
Lembang yaitu pada umur 2 bulan. Namun pedet tersebut harus sudah bisa
mengkomasi pakan konsentrat (makanan formula) dengan kualitas baik
sebanyak 1.2 kg selama 3 hari berturut-turut. Selain itu kondisi pedet
tersebut juga menentukan kapan saat yang tepat pedet tersebut disapih.
Standar bobot badan pedet lepas sapih di UPTD BPTSP dan HPT Cikole
Lembang dengan umur 2 bulan yaitu 67 kg lalu untuk umur 3 bulan bobot
sapih 83 kg dengan lingkar dada sekitar 79-103 dan bobot badan 98-107.

4.4. Pemberian Pakan dan Air Minum Umur 7 Hari – 1 Bulan


Menurut Direktorat Pakan Ternak, (2012), pakan merupakan faktor
yang sangat penting dalam usaha peternakan, karena memiliki kontribusi
70-80% terhadap keseluruhan biaya produksi. Pemberian pakan di UPTD
BPTSP dan HPT diberikan pada pagi hari dan sore hari. Pemberian pakan
pedet pada pagi hari setelah sanitasi kandang dan pembersihan pedet agar
pakan yang diberikan tidak tercemar oleh kotoran.

Jenis pakan yang diberikan hay dan calf starter untuk pedet umur 7
hari- 4 bulan. Hijauan yang dijadikan hay adalah rumput Afrika dan
benggala dan calf starter yang diproduksi oleh pabrik. Tujuan diberikannya
hay adalah merangsang perkembangan rumen untuk mencerna pakan
berserat, Hay yang diberikan ke pedet sudah dicacah terlebih dahulu untuk
memudahkan pedet mengonsumsi pakan tersebut. Jumlah pemberian hay
pada pedet dilakukan secara bertahap. Jadi untuk betina di umur 80 hari
sudah dilakukan penyapihan tetapi pada pedet jantan di sapih umur 4 bulan.
Pemberian air minum pada pedet secara ad-libitum. Jumlah pemberian
pakan dan air minum yang diberikan pada pedet di UPTD BPTSP dan HPT
dapat dilihat pada Tabel 8.

10
Jenis pakan

No Umur Calf starter Rumput Hay Air


(kg/ek/hari) segar (kg/ek/hari) minum

1 7-1 bulan 0,1- 0,4 - 0,1-0,2 adlibitum

2 2-4bulan 0,6-1,5 - 0,8-1,5 adlibitum

Sumber: UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang (2023)

Frekuensi pemberian pakan pada pedet umur 7 hari - 1 bulan di


UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang 2 kali dalam sehari yaitu pagi
hari pukul 09.00 WIB dan sore hari 16.00. Pemberian pakan calf starter
pada pedet mulai dikenalkan mulai umur 7 hari secara bertahap dan
diberikan hay sebanyak 0.1-0.2.

Jumlah pemberian pakan pada pedet di UPTD BPTSP dan HPT


Cikole Lembang umur 2-4 bulan diberikan dua kali sehari pagi hari pukul
09.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB. Pakan yang diberikan adalah
hay sebanyak 0,8-1,5 kg/ekor/hari dan pakan calf starter sebanyak 0,6-1,5
kg/ekor/hari. Air minum diberikan secara ad-libitum pada pedet. Pemberian
pakan hay dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Pemberian pakan hay

11
4.5. Pemberian Pakan Pedet Umur 4 – 6 Bulan
Jumlah pemberian pakan pada pedet di UPTD BPTSP dan HPT
Cikole Lembang umur 4-6 bulan diberikan dua kali sehari pagi hari pukul
07.00 WIB dan sore hari pukul 14.00 WIB. Pakan yang diberikan adalah
pakan hijauan yaitu rumput gajah (Panicetumpurpureum) yang telah
dicacah/chopper dan konsentrat formula lain yang diproduksi oleh pabrik
PT Nufeed Internasional Indonesia dengan merk Nufeed. Air minum
diberikan secara ad-libitum pada pedet. Jumlah pemberian pakan dan air
minum yang diberikan pada pedet umur 4-6 bulan di UPTD BPTSP dan
HPT Cikole Lembang dapat dilihat pada tabel 9.

Jenis pakan

No Umur Calf Hijauan Air


(bulan) segar
starter (kg/ek/hari) minum
(kg/ek/hari)

1. 4-6 2 15 Adlibitum

Sumber: UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang (2023)

4.6. Pemberian Pakan dan Minum Pedet Umur 6 – 12 Bulan


Jumlah pemberian pakan pada pedet di UPTD BPTSP dan HPT Cikole
umur 6 - 12 bulan diberikan dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari
dengan waktu yang bersamaan dengan pedet yang berumur 4 - 6 bulan.
Rumput yang diberikan adalah rumput gajah sebanyak 10 kg/ekor/hari. Air
minum diberikan secara Ad libitum. Pemberian pakan dapat dilihat pada

Jenis Pakan

No Umur Konsentrat Hijauan Air


(bulan) segar
(kg/ek/hari) (kg/ek/hari Minum
)

1. 6-12 2 15 Ad libitum

4.8. Pencegahan Penhyakit

12
Tindakan pencegahan penyakit yang dilakukan di UPTD BPTSP
dan HPT Cikole Lembang yaitu biosecurity, sanitasi kandang, pencucian
alat, pemberian obat baycox.

4.8.1. Biosrcurity

Biosecurity adalah tindakan yang sangat penting dalam mencegah


masuk atau keluarnya penyakit di area farm. Biosecurity di UPTD BPTSP
dan HPT Cikole Lembang dilakukan dipping kendaraan, sanitasi kandang
dan dipping sepatu boots petugas ketika hendak memasuki kandang.
Sebelum masuk dan keluar area farm, kendaraan akan di dipping dengan
larutan desinfektan. Perlakuan ini bertujuan agar tidak ada penyebaran
penyakit dari luar dan dari dalam farm. Sanitasi kandang adalah kegiatan
rutin yang dilakukan oleh seorang peternak untuk menjaga kebersihan
kandang dan lingkungannya.

4.8.2. Sanitasi

Sanitasi kandang pedet di UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang


dilakukan rutin setiap pagi 05.00, siang pukul 08.00 dan sore hari pukul
13.00. Sanitasi dengan metode basah dan kering. Sanitasi kandang meliputi
pembersihan tempat pakan, tempat minum, membersihkan kotoran di dalam
kandang dan sekitar kendang. Alat yang digunakan untuk sanitasi kandang
di UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang adalah selang air, serokan,
garpu dan slaber. Sanitasi kandang juga meliputi pencucian peralatan dan
pembersihan pedet.

4.8.3 Pencucian Peralatan

Pencucian peralatan dilakukan setelah selesai pemberian kolostrum


atau susu pada pedet menggunakan air, Pencucian dilakukan pada semua
peralatan sampai bersih, setelah itu peralatan disusun dengan keadaan
terbalik agar peralatan kering dan dapat digunakan kembali.

4.8.4 Pemberian Obat Baycox

Obat cocci yang membunuh semua jenis Eimeria dan tidak


mengganggu pembentukan kekebalan terhadap cocci. Baycox diberikan
kepada pedet umur 1 minggu sampai 1 bulan dengan pemberian dosis 0,3
ml/kg, untuk mencegah dan mengobati diare, terutama koksidiosis pada
pedet.

4.8.5 Pemberian Obat Cacing

Pedet cacingan bisa disebabkan oleh manajemen pemberian pakan,


kebersihan kandang dan faktor cuaca. Pedet yang mengalami cacingan

13
memiliki gejala badannya kurus. Pencegahan yang dilakukan di UPTD
BPTSP dan HPT Cikole Lembang adalah dengan menjaga kebersihan
kandang, pemberian konsentrat dan hijauan yang berkualitas agar dapat
meningkatkan daya tahan tubuh pedet. Pemberian obat cacing bertujuan
agar dapat membasmi cacing pada tubuh pedet. Obat cacing pada pedet di
UPTD BPTSP dan HPT Cikole diberikan pada saat pedet berumur 3 bulan
secara oral. Obat cacing yang diberikan adalah Laganpro os sesuai dosis
dengan takaran bobot badan pedetnya.

4.9. Penyakit dan Penanganan Penyakit


Penanganan penyakit adalah cara yang dapat dilakukan agar
kondisi ternak dapat sehat Kembali. Pengobatan ternak di UPTD BPTSP
dan HPT Cikole Lembang dilakukan oleh kesehatan hewan. Setiap hari
kesehatan hewan mengontrol keadaan pedet dan mencatat eartag ternak
sakit untuk dilakukan pengobatan jika ada ternak yang sakit. Penyakit
yang paling sering terjadi pada pedet di UPtD BPTSP dan HPT Cikole
Lembang adalah diare. Penyakit yang juga menyerang pedet selain
penyakit diare yaitu pneumonia, Tabel 10 menunjukan penyakit pedet.

No Tanggal Eartag Jenis penyakit

1 30 Oktober 2023 050623 Pneumonia

2 1 November 2023 290923 Pneumonia

Sumber: UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang (2023)

4.9.1 Pneumonia

Pneumonia merupakan penyakit pernafasan yang disebabkan oleh


peradangan pada paru-paru, terutama pada alveoli (kantung udara). Ini
adalah penyakit multifaktorial yang disebabkan oleh berbagai organisme
termasuk virus, bakteri, dan mikoplasma. Faktor lingkungan juga sangat
penting dalam penanganan penyakit ini. Pneumonia pada anak sapi
berpotensi menjadi beban ekonomi yang signifikan bagi peternakan,
karena biaya pengobatan, kematian, penurunan tingkat pertumbuhan,
tambahan tenaga kerja dan kebutuhan perumahan (Andrews, 2000; van der
Fels- Klerx et al., 2001 ). Penyakit pernapasan pada hewan muda
menduduki peringkat sangat rendah dalam hal pentingnya dalam survei
terhadap peternak sapi dan sapi perah organik di Inggris ( Roderick dan
Hovi, 1999 ). Penyapihan yang terlambat, pola makan susu utuh,
persyaratan standar kandang yang baik, dan kebijakan ternak tertutup
mengurangi faktor risiko penyakit pernapasan pada pedet.

14
Pengobatan pneumonia yang dilakukan di UPTD BPTSP dan HPT
Cikole Lembang pada pedet yaitu dengan perlakuan memberikan obat
pneumonia dengan merek dagang Tysinol dan pemberian vitamin B12
dengan cara di suntik subkutan. Dosis pemberian obat Tysinol dan vitamin
B12 pada pedet 0,5-1 ml/10kg bobot badan dilakukan minimal 3 hari.
Gambar pengobatan pneumonia dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Pengobatan Pneumonia

4.10. Penanganan Khusus


Perawatan khusus pada pedet yang dilakukan di UPTD
BPTSP dan HPT Cikole Lembang yaitu dehorning, bedding,
pengembalaan, pemasangan cartag

4.10.1. Dehorning

Pedet yang sudah berumur sekitar 1 bulan memiliki tanduk yang


kecil, sehingga mudah untuk dilakukan penghilangan tanduk. Di UPTD
BPTSP dan HPT Cikole Lembang Lembang dehorning dilakukan
terhadap pedet sapi perah pada umur sekitar 1-6 bulan, tatalaksana yang
dilakukan yaitu dengan menggunakan besi panas yaitu, bakar besi
pembakar tanduk dengan meletakkannya dalam api Kompor dan dibiarkan
sampai membara, pedet dikat pada pens kandang dan hidung ditarik agar
ternak tenang, bulu disekitar titik tumbuh tanduk dicuku melebar kurang
lebih 2-3 cm di sekitar tanduk, titik tumbuh tanduk tersebut lalu dipotong
dengan seapel (pisau) sehingga bakal tanduk terkelupas (lepas), sisa titik
tumbuh lalu bakar dengan sedikit menekankan besi yang telah membara
pada titik tumbuh untuk menghilangkan perdarahan dan mematikan bakal
tanduk

4.10.2 Penggunaan bedding

15
Penggunaan bedding pada pedet bertujuan untuk menghangatkan
tubuh peder pada saat di kandang. Penggantian alas kandang (bedding) di
UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang dilakukan setiap hari untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan pedet didalam kandang. Penggantian
alas kandang dilakukan setiap hari setelah pemberian susu. Penggantian
bedding dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Penggantian Bedding

4.10.3 Penggembalaan

Penggembalaan sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan


meregangkan otot pedet. Penggembalaan pedet di UPTD BPTSP dan HPT
Cikole Lembang dimulai umur 8 hari - 4 bulan, penggembalaan pedet
dilakukan setiap hari di pagi hari pukul 07.30 WIB setelah itu pedet
dimasukkan kembali ke kandang pukul 12.00 WIB. Penggembalaan pedet
dilihat dari faktor cuaca, jika cuaca mendung atau hujan maka pedet tidak
digembalakan. Penggembalaan pedet dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Penggembalaan

4.10.4. Eartag

Pemasangan eartag pada pedet di UPTD BPTSP dan HPT Cikole


Lembang dilakukan pada 1 hari setelah kelahiran. Cara pemasangan

16
eartag yaitu dengan melubangi telinga menggunakan eartag aplikator yang
steril dan sudah didesinfektan. Pemasangan eartag dibagian tengah atau
sedikit kebagian ujung telinga. Eartag yang dipasangkan pada pedet ada 2
tataletaknya untuk membedakan jantan dan betina. Eartag yang di
pasangkan di telinga sebelah kiri menandakan pedet betina, sedangakan
eartag yang di pasangkan di telinga sebelah kanan menandakan pedet
Jantan.

4.11. Perkandangan

Menurut Bakri (2015), kandang adalah tempat tinggal ternak dan


pembangunan kandang merupakan salah satu faktor lingkungan hidup
ternak dalam menjamin hidup yang sehat dan nyaman. Kandang berfungsi
untuk melindungi ternak dari gangguan seperti hujan, panas, predator serta
mempermudah dalam pemeliharaan.

Kandang pedet di UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang


memiliki 3 kandang yang dibuat dalam bentuk kandang individu dan
kandang koloni. Kandang pedet di UPTD BPTSP dan HPT Cikole
Lembang dipisahkan berdasarkan umur pedet. (Ellyza 2011) Mengatakan
bahwa kandang pedet harus terpisah dari kandang lainnya agar
memudahkan dalam pengontrolan kesehatan.

Daya tahan tubuh pedet rentan terhadap penyakit. Terdapat 3


kandang pedet di UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang yaitu kandang
pedet A untuk yang berumur 1-30 hari, kandang pedet B untuk umur 1-4
bulan, kandang pedet koloni untuk umur 4-6 bulan. Alas yang digunakan
dikandang A dan B yaitu jerami yang kering di ganti setiap hari yang
bertujuan agar pedet merasa nyaman dan terhindar dari penyakit yang
disebabkan kurangnya kebersihan kendang. Dalam setiap pen memiliki
tiga bush lingkaran yang terbuat dari besi yang berfungsi untuk
penempatan ember dari setiap lingkaran memiliki fang yang berbeda-beda
yaitu untuk menempatkan ember pakan konsetrat, susu, dan air minum. Di
dalam area kandang pedet A dan B terdapat kandang exercice yang
bertujuan untuk menggembalakan pedet. Perkandangan pedet dan
kapasitasnya di UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang dapat di lihat
pada Tabel 11.

Kandang Keterangan Kapasitas Jumlah (Ekor)


(Ekor)

Pedet A Pedet umur 7-30 11 9


hari

17
Pedet B Pedet umur 1-4 42 26
bulan

Koloni pedet Pedet umur 4-6 24 16


Bulan

Sumber: UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang (2023)

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan ilmu yang diperoleh selama Praktek
Kerja Lapangan, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Manajemen Reproduksi di UPTD BPTSP dan HPT Cikole sudah sesuai
dengan SOP
2. Faktor lain yang dapat mempengaruhi gangguan reproduksi ternak di
UPTD BPTSP dan HPT Cikole sudah diatasi dengan baik seperti
pemberian obat untuk indukan yang sakit.
3. Perkawinan yang digunakan di UPTD BPTSP dan HPT Cikole
menggunakan perkawinan buatan yaitu Inseminasi Buatan (IB). Semen
pejantan unggal yang digunakan adalah semen beku yang berasal dari
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Balai Inseminasi Buatan
Singosasi (BIB SGS) selain itu Semen beku yang digunakan juga
diimpor dari berbagai negara seperti Australia dan Spanyol. untuk
menghindari terjadinya inbreeding (perkawinan sekerabat).
4. Mengetahui macam-macam gangguan reproduksi yang terdapat pada sapi
perah dan penanganannya.
5. Manfaat dan pengalaman yang didapat selama magang atau praktek di
Pesona Satwa Farm adalah dapat mengetahui jenis ternak domba dan
kambing yang potensial untuk dibudidayakan atau diusahakan sekaligus
mendapatkan keterampilan dalam memilih kriteria domba dan kambing
yang akan dijadikan bibit dan mengetahui bagaimana manajemen
pemeliharaanya dari mulai pemberian pakan yang beragam, cara
perkawinan, mendesain kandang yang baik sehingga ternak nyaman serta
cara penanganan penyakitnya, sehingga bisa mengasah keterampilan
yang tidak diproleh di dalam kelas. Selama praktek di Pesona Satwa
Farm diajarkan kedisiplinan dan sikap profesionalitas serta rasa tanggung
jawab dimana hal ini merupakan modal utama yang diperlukan dalam
dunia industri atau dunia kerja.

5.2 Saran

19
Faktor yang mempengaruhi gangguan reproduksi yaitu pakan sehingga
harus adanya perbaikan pakan untuk menjaga reproduksi dan
produktivitasnya. Sehingga akan meminimalisir gangguan reproduksi pada
sapi perah tersebut.

20
DAFTAR PUSTAKA

Atabany, A., Purwanto, B. P. dan Tahormat, T. 2011. Hubungan Masa Kosong


Dengan Produktivitas Pada Sapi Perah Friesian Holstein Di
Baturraden, Indonesia. Media Peternakan Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor 34 (2): 77 - 82.

Badan Pusat Statistik. 2022. Populasi Sapi Perah Menurut Provinsi (Ekor), 2020-
2022. https://www.bps.go.id/indicator/24/470/1/populasi-sapi-perah-
menurut-provinsi.html

Dwatmadji, Tatik Suteky, Edi Sutrisno. 2017. Manajemen Reproduksi Dan Pakan
Untuk Meningkatkan Performans Ternak Di Desa Tugu Rejo-
Kabawetan, Kepahiang Bengkulu. Jurnal Dharma Raflesia Tahun XVI
Nomor 1, Juni 2017.

Hafez B dan Hafez ESE. 2000. Reproduction in Farm Animals. Lippicott


Williams dan Wilkins. Philadelphia.

Hardjopranjoto, H.S, 1995, Ilmu Kemajiran Pada Ternak, Airlangga University


Press, Hal: 103-114, 139-146.

Hariadi, M., S. Hardjopranjoto, Wurlina, H.A. Hermadi, B. Utomo,


Rimayanti.,I.N. Triana dan H. Ratnani. 2011. Ilmu Kemajiran pada
Ternak. Cetakan 1. Airlangga University Press. Surabaya.

Lenira. 2009. Textbook of Medical Physiology. F.A. Davis Company.


Philadelphia

Moran J. 2012. Managing High Grade Dairy Cows in the Tropics. Australia (AU):
Csiro Publishing

Morina Dormasia. 2020. Pemeriksaan Kebuntingan Pada Ternak Sapi/Kerbau


Dengan Palpasi Rektal. BPTU-HPT Siborongborong.
https://bptuhptsiborongborong.ditjenpkh.pertanian.go.id/siborong-
web/?show=news&act=view&id=11

Nurfitriani, Indri. 2015. Karakteristik Vulva dan Sitologi Sel Mucus dari Vagina
Fase Estrus pada Domba Lokal. Fakultas Peternakan. Universitas
Padjajaran. J. Unpad. 4(3): 2

Selk, G. 2007. Artificial Insemination For Beef Cattle. Division of Agricultural


Sciences and Natural Resources, Oklahoma State University.
http://osuextra.okstate.edu.

21
Suharto, K. 2003. Penampilan Potensi Reproduksi Sapi Perah Frisien Holstein
Akibat Pemberian Kualitas Ransum Berbeda dan Infusi Larutan
Iodium Povidon 1% Intra Uterin. Semarang

Suharyati S., dan M. Hartono, 2016, Pengaruh Manajemen Peternak Terhadap


Efesiensi Reproduksi Sapi Bali Di Kabupaten Pringsewu Provinsi
Lampung. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan 16 (1): 61-67.

Susilawati, T. 2011. Spermatology. Penerbit Universitas Barwijaya Press. Malang.

Toelihere, M.R, 1981, Ilmu Kemajiran Pada Ternak Sapi, Edisi Pertama, Institut
Pertanian Bogor, Hal: 52-57, 76-85.

22
LAMPIRAN

23
Lampiran 1. Surat pengantar Praktek kerja lapangan

24
Lampiran 2. Surat Penerimaan dari Dinas Ketahanan Pangan Dan Peternakan

25
Lampiran 3. Logbook kegiatan harian pkl

26
27
28
29
30
31
32
33
Lampiran 4. Layout di UPTD BPTSP dan HPT Cikole

 Kandang exercise
Keterangan :
 Kandang pedet
 Mes Gudang  Kandang melahirkan
 jerami  Kandang dara
 Gudang konsentrat  Kandang laktasi 1
 Gudang hpt  Saung
 Rumah silase  Kebun HPT
 Kandang forestall  Garasi
 Umbaran  Ersecise tanah dan cor

34
Lampiran 5. Foto Kegiatan Praktek Kerja lapangan

Mencover hijauan Pemberian pakan hijauan

Sanitasi kandang Pemberian pakan hay

Pemeriksaan kebuntingan Pemerahan

35
Sanitasi tempat pakan dan minum Pemberian susu

Pemasangan alas jerami Sanitasi alat-alat

Pembuatan silase Menyiapkan hijauan pakan ternak

36
Penyuntikan Pemotongan hay

Dehorning pada pedet Pengecekan mastitis

Diskusi Palpasi

37

Anda mungkin juga menyukai