Di Susun Oleh:
Aisah (NIT.22.4.04.021)
Disetujui oleh:
Diketahui:
Puji syukur say panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktek pengenalan
kehidupan masyarakat pesisir (PPKMP) dengan baik.Laporan ini disusun sebagai
bagian dari tugas pada program studi saya dan saya sangat bersyukur atas kesempatan
yang diberikan oleh pihak kampus untuk mengikuti program praktek ini. Selain itu,
dalam proses penulisan laporan ini, saya juga mendapatkan banyak bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Pengarah Program
Praktek yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti program
praktek ini. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas dukungan dan bimbingan
yang diberikan selama program praktek.
Akhir kata, saya berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan
masyarakat pesisir. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung saya dalam menyelesaikan
program praktek ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................... v
ii
4.1 Demografi Desa Tambaksari ................................................................................... 12
3.2 Geografis Desa Tambaksari ..................................................................................... 12
3.3 Potensi Sumber Daya manusia ............................................................................... 12
4.4 Jumlah Penduduk dan Proporsi Penduduk ............................................................. 13
4.5 Mata Pencaharian Pokok ........................................................................................ 14
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................ 15
LAMPIRAN ............................................................................................................................... 30
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Desa Tambak Sari adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Karawang,
Jawa Barat. Desa ini memiliki potensi alam yang melimpah, terutama di sektor
perikanan dan pertanian. Kehidupan masyarakat Tambak Sari juga dipengaruhi
oleh kegiatan industri di sekitar wilayah tersebut.Program praktek di Desa Tambak
Sari dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa untuk
berinteraksi dengan masyarakat, mengamati kehidupan sehari-hari, serta
memahami tantangan dan peluang yang dihadapi oleh masyarakat Tambak Sari.
1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang kehidupan masyarakat
pesisir di Desa Tambak Sari, Karawang, serta memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pengetahuan, pengelolaan sumber daya alam, dan
perencanaan pembangunan di wilayah tersebut.
1.3 Manfaat
Manfaat dari kegiatan Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir
(PPKMP) ialah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang kehidupan masyarakat pesisir:
Mahasiswa akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan
masyarakat pesisir di Desa Tambak Sari, termasuk nilai-nilai, kebiasaan, serta
tantangan dan peluang yang dihadapi oleh masyarakat pesisir.
2
2. Meningkatkan kemampuan pengamatan dan analisis: Mahasiswa akan terlatih
untuk mengamati lingkungan dan masyarakat sekitar dengan lebih baik, serta
mampu menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat pesisir.
3. Meningkatkan kemampuan merancang program atau kegiatan: Mahasiswa
akan terlatih untuk merancang program atau kegiatan yang dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
4. Berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan: Laporan praktek ini
dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang sosiologi, antropologi, dan ilmu kelautan.
5. Memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kehidupan masyarakat
pesisir: Laporan praktek ini akan memberikan gambaran yang lebih lengkap
tentang kehidupan masyarakat pesisir di Desa Tambak Sari, termasuk potensi
dan permasalahan yang dihadapi.
6. Meningkatkan kemampuan adaptasi: Melalui program praktek ini, mahasiswa
akan terlatih untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan kebiasaan
masyarakat yang berbeda.
7. Memberikan kesempatan untuk berkontribusi pada pembangunan masyarakat
pesisir: Melalui laporan praktek ini, mahasiswa dapat memberikan masukan
dan saran yang bermanfaat bagi pengembangan masyarakat pesisir di Desa
Tambak Sari.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
segar dan bersih dari kotoran atau bahan asing lainnya. Kemudian bahan baku
dihaluskan hingga menjadi pasta halus dan dicampur dengan garam. Setelah itu,
terasi dibungkus dengan daun pisang atau bungkus plastik dan didiamkan selama
beberapa hari.
Terasi merupakan produk perikanan setengah basah, dibuat dari udang atau
ikan-ikan kecil yang diolah secara fermentasi setelah melalui tahap penggilingan
atau dan penjemuran (Suprapti, 2002). Pada proses pengolahan terasi, fermentasi
merupakan faktor yang paling menentukan karena pada tahap ini terjadi
pembentukan citarasa dan aroma khas dari terasi. Ciri khas terasi antara lain aroma
harum yang disebabkan adanya degradasi protein dan lemak yang menghasilkan
senyawa karbonil, asam lemak, amonia, amin, dan senyawa belerang sederhana
seperti sulfida, merkaptan dan disulfida. Selain itu kandungan asam amino
glutamat yang tinggi menyebabkan terasi enak sebagai komponen bumbu
(Adawiyah, 2006).
2.3 Berlayar
Usaha penangkapan merupakan salah satu kegiatan produksi. Salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha penangkapan Rajungan
adalah faktor produksi, usaha penangkapan Rajungan berkaitan langsung
dengan kondisi alam baik musim, gelombang, keadaan angin atau kondisi
perairan setempat. Keadaan tersebut terutama bagi nelayan yang menggunakan
alat tangkap Bubu Lipat dan Bottom set gillnet sangat perpengaruh
kelancaran usahanya karena akan terkait dengan faktor-faktor produksi yang
digunakan. Produktivitas Rajungan adalah hasil tangkapan dengan satuan
bobot per upaya penangkapannya, dimana upaya penangkapan disini berupa
Rajungan. Untuk mengetahui tingkat produktivitas dari Rajungan harus diketahui
hasil tangkapan Rajungan tersebut tiap trip.Tingkat keuntungan, tingkat
pendapatan dan tingkat kerugian usaha penangkapan Rajungan dengan Bubu
5
Lipat dan Jaring Rajungan kemungkinan berbeda. Untuk itu perlu adanya
pengukuran produktivitas dari unit usaha penangkapan Rajungan dengan Bubu
Lipat dan Bottom set gillnet, sebagai tolak ukur tingkat tingkat pendapatan hasil
angkapandan tingkat kerugian dari kedua usahan penangkapan Rajungan
tersebut. Dari pengukuran ini akan diketahui manakah alat tangkap yang lebih
efisien (Novita, H., Bambang, A. N., & Asriyanto, A. ,2013)
6
masyarakat. Bandeng merupakan hasil tambak, budidaya ikan ini mula-mula
merupakan pekerjaan sampingan bagi nelayan yang tidak dapat pergi
melaut(Mulyawan, I., Zamroni, A., & Priyatna, F. N. ,2017)
7
dan hamparan budidaya yang terkontrol dengan manajemen limbah budidaya yang
baik diharapkan menjadi suatu sistem budidaya udang vaname yang produktif,
menguntungkan, dan berkelanjutan. (Andriyani, E. A., Yuliati, K., & Supriadi, A.
,2012)
8
BAB III
METODE PRAKTIK
Kegiatan Februari
17 18 19 20 21 22 23
9
Penyusunan laporan
10
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengambilan data berupa foto dan video
selama kegiatan berlangsung, agar menjadi bukti nyata kegiatan.
3.3.4 Referensi
Referensi merupakan kegiatan tambahan untuk mencari informasi
mengenai topik yang diambil sebagai sumber data dari jurnal ataupun web
yang berada di internet.
11
BAB IV
PROFIL DESA
12
4.4 Jumlah Penduduk dan Proporsi Penduduk
Jumlah Penduduk dan Proporsi Penduduk Desa Tambaksari Menurut kelompok Umur
dan Jenis kelamin Sumber : ( Data sekdes,2021 )
13
4.5 Mata Pencaharian Pokok
14
BAB V
1. Pisau
Digunakan untuk memotong bahan baku ikan asin menjadi potongan
berbentuk butterfly,agar mempermudah dalam proses penjemuran sehingga
ikan dapat kering secara merata
2. Baskom
Digunakan untuk proses pencucian bahan baku ikan asin,selain itu berguna
juga untuk proses perendaman bahan baku ikan asin selama seharian.
3. Waring
Digunakan untuk alas proses penjemuran pada bahan baku ikan asin yang
telah melalui proses pencucian dan penggaraman selama satu hari.
Bahan baku yang digunakan :
15
1. Ikan
Ikan yang digunakan bermacam macam ,bisa menggunakan ikan
mujair,ikan bandeng,ikan matamba,ikan layur. Pengolahan ikan asin
biasanya satu hari membutuhkan paling banyak satu kuintal lebih dan
paling sedikit 50 kg. Harga bahan baku untuk pengolahan ikan asin seharga
RP.5000,00/kg, jika satu hari mencapai satu kuintal maka dapat
menghabiskan Rp.500.000,00,
2. Garam
Garam sebagai bahan tambahan yang berguna mengawetkan ikan
karena garam dapat mengurangi kadar air yang ada pada ikann dan juga
menekan pertumbuhan bakteri sehingga ikan dapat lebih awet.Harga
garam yang dipakai untuk pengolahan yaitu Rp.3000,00./Kg
3. Es
Es sebagai bahan penolong yang berguna untuk menurunkan suhu ikan
agar menghambat pembusukan yang terjadi pada ikan.
Proses pengolahan ikan asin :
1. Ikan disiangi
Pengolahan ikan asin dibutuhkan enam orang untuk melakukan
pengolahan dari awal sampai akhir.Ikan disiangi dengan bentuk
16
butterfly,bertujuan untuk pada prosses penjemuran ikan kering secara
merata
2. Pencucian
Setelah proses pemotongan ikan,lalu ikan dicuci sampai bersih.
3. Penggaraman
Ikan digarami selama satu malam agar garam meresap dengan baik
4. Penjemuran
Ikan dijemur dibawah terik matahari seharian.Semakin panas cuaca di
daerah itu semakin cepat juga proses penjemuran.
17
5. Pengemasan
Setelah ikan asin sudah kering,lalu diangkat dan di kemas dengann
menggunakan plastik dan satu plastik berjumlah 5 ikan asin yang terdiri
dari 3 ikan asin kecil dan 2 ikan asin besar.Jumlah produksi dalam 1
bulan bisa mencapai 30 kwintal dan 1 tahun bisa mencapai 36 Ton
Adapun kendala yang dialami pada pengolahan ikan asin yaitu pada saat
cuaca buruk, karena nelayan sulit untuk menangkap ikan, jadi bahan baku
menipis bahkan bisa sampai tidak ada, itu biasanya terjadi pada saat bulan
januari dan februari.
1. Waring
Digunakan untuk alas proses penjemuran pada bahan baku ikan asin
2. Baskom
Baskom digunakan untuk proses pencucian udang dan untuk proses
perendaman udang jembret
3. Penumbuk
Penumbuk digunakan untuk menghaluskan udang
Bahan yang digunakan untuk pengolahan terasi yaitu :
1. Udang jembret
Udang jemret didapatkan untuk mengolah terasi berasal dari empang dan
dibeli dari pedagang yang datang setiap harinya, biasanya bahan baku
datang pada saat jam lima pagi atau tergantung ketersediaan dari
18
pengirimnya. Udang jemret biasanya digunakan sebagai bahan baku
pembuatan terasi. Pengolahan terasi dengan bahan baku udang jemret di
desa tambak sari biasanya membutuhkan 40 kg untuk pengolahan satu
harinya. Harga bahan baku udang jemret perkilonya menghabiskan Rp.
25.000,00.
2. Garam
Garam dalam pembuatan terasi digunakan sebagai bahan tambahan untuk
mengurangi kadar air yang ada pada udang dan menambahkan cita rasa
pada terasi. Harga garam yang digunakan untuk pengolahan terasi
perkilonya Rp.3.000,00.
Proses pengolahannya sebagai berikut :
19
Gambar 5.4 Perjemuran 1
5. Penumbukan I
Proses penumbukan dilakukan untuk menghaluskan udang.
6. Pembentukan
Udang yang sudah ditumbuk halus kemudian dibentuk menjadi bulat lalu
dibentuk menjadi kotak untuk pengemasan nantinya.
20
7. Penjemuran II
Penjemuran dua dilakukan setelah udang melalui pembentukan yang sudah
ditumbuk halus.
8. pengemasan
Terasi yang sudah jemur lalu diangkat dan dikemas memakai mika ukuran
kotak
Pada saat cuaca buruk, karena arena jika terasi tidak dijemur dengan benar akan
menimbulkan jamuran dan bau terasi menjadi sangat tidak sedap dan tidak bisa
dijual.
21
laut.Jika ada 10 hektar maka pekerja semakin banyak,tapi dikoordinasi oleh
satu orang agar hasil panen teratur.
3. Biaya
Empang yang dipakai dan bibit yang ditanam oleh para pekerja juga tidak
mendapatkan biaya dari pabrik.Mereka membeli sendiri dengan uang yang
sudah dikoordinasi,lalu hasilnya nanti dibagi sesuai dengan berapa banyak
yang mereka tanam dan mereka panen.
22
Gambar 5.6 Berlayar
23
• Merapihkan jaring untuk dibawa kedarat
• Kembali ketempat asal
24
5.7 Budidaya Udang Dan Rumput Laut
Budidaya Udang yang dimiliki oleh bapak Hj. Ali dan dikelola oleh bapak Hj.
Toni Sasmita dengan luas tambak 16 hektar, Dibudidaya menggunakan metode
Polikultur yaitu budidaya dengan berbagai jenis ikan pada tempat dan waktu yang
sama, penerapannya dengan menempatkan udang dan ikan didalam kolam yang
sama. Proses pembudidayaan yang pertama yaitu menyiapkan tambak terlebih
dahulu, tambak dikeringkan selama 15 hari berfungsi agar airnya tidak keruh,
selanjutnya pengisian air, setelah air sudah terisi tambak ditaburi mitran berfungsi
untuk membunuh kutu air, lima hari kemudian ditaburi pupuk dasar urea dan T.S
untuk membuat pakan alami atau menghidupkan plankton, lima belas hari
kemudian dilakukan pembenihan dengan jumlah 3500 ekor/hektar.
Di Desa Tambaksari juga terdapat beberapa pembudidaya rumput laut salh
satunya yaitu budidaya rumput laut milik Hj,Nawa yang dikelola oleh ibu rosidah
,luas tambak rumput laut ±5 Ha. Adapun proses budidaya rumput laut yaitu :
1. Tambak dibiarkan kering 1-2 hari
2. Tambak kembali diisi air
3. Menebar bibit secara merata sampai dasar tambak
25
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktik pengenalan kehidupan masyarakat pesisir
(PPKMP) yang telah dilaksanakan di Desa Tambaksari terdapat beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sosial ekonomi masyarakat Desa Tambaksari mayoritas bermata pencaharian
sebagai seorang nelayan, pengolah ikan, dan pembudidaya.
2. Dapat mengetahui bagaimana menjadi seorang nelayan,pengolah dan
pembudidaya
3. Jenis usaha pengolahan di Desa Tambaksari meliputi :
• Pengolahan Terasi udang
• Pengolahan Ikan asin
4. Kawasan pesisir Desa Tambaksari memiliki ekosistem hutan mangrove, jenis
mangrove di Desa Tambaksari yaitu Bakau dan Api api.
6.2 Saran
Berdasarkan kegiatan praktik pengenalan kehidupan masyarakat pesisir
(PPKMP) yang telah dilaksanakan di Desa Tambaksari terdapat beberapa saran
sebagai berikut :
1. Perlu adanya himbauan mengenai sanitasi dan higiene pada saat pengolahan.
2. Perlu adanya pengarahan terhadap nelayan agar tidak membuang sampah
plastik/jaring yang tidak terpakai sembarangan.
3. Perlu adanya penanggung jawab terhadap perawatan lingkungan hutan
mangrove terutama dalam kebersihan.
4. Kapal troll harus segera ditindak karena sangat merusak ekosistem laut dan
merugikan para nelayan
26
5. Perlu adanya edukasi untuk penanganan terbaik untuk ikan yang baru ditangkap
agar tidak letakan begitu saja.
27
DAFTAR PUSTAKA
Salim, S., Sipahutar, Y. H., Handoko, Y. P., Perceka, M. L., Bertiantoro, A., &
Yuniarti, T. (2021). Pengetahuan Pengolah Ikan Asin dan Keberadaan Formalin di
Sentra Ikan Asin di Desa Kronjo, Kabupaten Tangerang. Prosiding Simposium
Nasional Kelautan dan Perikanan, (8).
MODUL 1 (ut.ac.id)
Andriyani, E. A., Yuliati, K., & Supriadi, A. (2012). Efisiensi dan identifikasi loss pada
proses pengolahan terasi udang rebon (Acetes sp) di Desa Belo Laut Kecamatan
Muntok Bangka Belitung. Jurnal FishtecH, 1(1), 26-40.
Kusuma, W. I., Santosa, G. W., & Pramesti, R. (2013). Pengaruh konsentrasi NaOH
yang berbeda terhadaap mutu agar rumput laut Gracilaria verrucosa. Journal of marine
research, 2(2), 120-129.
Sipahutar, Y. H., Siregar, A. N., Suryanto, M. R., Pratama, R. B., Panjaitan, T. F., &
Panjaitan, P. S. (2020, June). Penambahan Tepung Rumput laut (Gracilaria sp)
terhadap Karakteristik Mutu Ekado Ikan Nila (Oreochromis niloticus). In Prosiding
Seminar Nasional Online| Bogor.
Novita, H., Bambang, A. N., & Asriyanto, A. (2013). Analisis Produktivitas Dan
Efisiensi Bubu Lipat Dan Bottom Set Gillnet Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan
(Portunus Pelagicus) Di Perairan Asemdoyong Pemalang. Journal of Fisheries
Resources Utilization Management and Technology, 2(3), 142-151.
Zainuri, A. M., Takwanto, A., & Syarifuddin, A. (2017). Konservasi ekologi hutan
mangrove di kecamatan mayangan Kota Probolinggo. Jurnal Dedikasi, 14, 01-07.
28
Mulyawan, I., Zamroni, A., & Priyatna, F. N. (2017). Kajian keberlanjutan pengelolaan
budidaya ikan bandeng di Gresik. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan, 6(1), 25-35.
Aji, J. M. M., & Supriono, A. (2018). Analisis Komparatif Usaha Budidaya Udang
Vaname Tambak Tradisional dengan Tambak Intensif di Kabupaten Situbondo. Jurnal
Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 2(4), 255-266.
Syah, R., Makmur, M., & Fahrur, M. (2017). Budidaya udang vaname dengan padat
penebaran tinggi. Media Akuakultur, 12(1), 19-26.
Sukri, I., Arfan, A., & Nasiah, N. (2020). Evaluasi Lahan Tambak untuk Budidaya
Rumput Laut Gracilaria sp di Kabupaten Bone. LaGeografia, 19(1), 28-37.
29
30
LAMPIRAN