Di Susun Oleh:
Aisah (NIT.22.4.04.021)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur say panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktek pengenalan
kehidupan masyarakat pesisir (PPKMP) dengan baik.Laporan ini disusun sebagai
bagian dari tugas pada program studi saya dan saya sangat bersyukur atas kesempatan
yang diberikan oleh pihak kampus untuk mengikuti program praktek ini. Selain itu,
dalam proses penulisan laporan ini, saya juga mendapatkan banyak bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Pengarah Program
Praktek yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti program
praktek ini. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas dukungan dan bimbingan
yang diberikan selama program praktek.
Akhir kata, saya berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan
masyarakat pesisir. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung saya dalam menyelesaikan
program praktek ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.3.4 Referensi ................................................................................................................ 11
BAB IV PROFIL DESA................................................................................................................ 11
6.1 Kesimpulan................................................................................................................... 26
6.2 Saran ............................................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 27
LAMPIRAN ...............................................................................................................................
30
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
vii
BAB I PENDAHULUAN
Desa Tambak Sari adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Karawang,
Jawa Barat. Desa ini memiliki potensi alam yang melimpah, terutama di sektor
perikanan dan pertanian. Kehidupan masyarakat Tambak Sari juga dipengaruhi
oleh kegiatan industri di sekitar wilayah tersebut.Program praktek di Desa Tambak
Sari dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa untuk
berinteraksi dengan masyarakat, mengamati kehidupan sehari-hari, serta
memahami tantangan dan peluang yang dihadapi oleh masyarakat Tambak Sari.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang kehidupan masyarakat
pesisir di Desa Tambak Sari, Karawang, serta memberikan kontribusi pada
1
pengembangan ilmu pengetahuan, pengelolaan sumber daya alam, dan
perencanaan pembangunan di wilayah tersebut.
1.3 Manfaat
Manfaat dari kegiatan Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir
(PPKMP) ialah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang kehidupan masyarakat pesisir:
Mahasiswa akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan
masyarakat pesisir di Desa Tambak Sari, termasuk nilai-nilai, kebiasaan, serta
tantangan dan peluang yang dihadapi oleh masyarakat pesisir.
2. Meningkatkan kemampuan pengamatan dan analisis: Mahasiswa akan terlatih
untuk mengamati lingkungan dan masyarakat sekitar dengan lebih baik, serta
mampu menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat pesisir.
2
3. Meningkatkan kemampuan merancang program atau kegiatan: Mahasiswa akan
terlatih untuk merancang program atau kegiatan yang dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
4. Berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan: Laporan praktek ini
dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang sosiologi, antropologi, dan ilmu kelautan.
5. Memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kehidupan masyarakat
pesisir: Laporan praktek ini akan memberikan gambaran yang lebih lengkap
tentang kehidupan masyarakat pesisir di Desa Tambak Sari, termasuk potensi
dan permasalahan yang dihadapi.
6. Meningkatkan kemampuan adaptasi: Melalui program praktek ini, mahasiswa
akan terlatih untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan kebiasaan
masyarakat yang berbeda.
7. Memberikan kesempatan untuk berkontribusi pada pembangunan masyarakat
pesisir: Melalui laporan praktek ini, mahasiswa dapat memberikan masukan
dan saran yang bermanfaat bagi pengembangan masyarakat pesisir di Desa
Tambak Sari.
3
2.1 Pengolahan ikan asin
Pengolahan ikan asin adalah salah satu cara tradisional untuk memperpanjang
masa simpan ikan. Proses pengolahan ikan asin umumnya dilakukan dengan cara
memberikan garam pada ikan agar mengalami pengeringan dan pembusukan
terhambat. Selain itu, pengolahan ikan asin juga dapat memberikan rasa yang unik
dan lebih tahan lama dalam penyimpanan daripada ikan segar.Proses pengolahan
ikan asin dimulai dari pemilihan ikan yang akan diolah. Biasanya, ikan laut seperti
teri, ikan lemuru, ikan gabus, dan lain-lain yang digunakan untuk pengolahan ikan
asin. Kemudian ikan dibersihkan dari kotoran dan dipisahkan dari bagian kepala
dan ekornya.
Pengolahan biasanya mengalami kesulitan dalam mengolah ikan asin pada
musim hujan sehingga masyarakat biasanya memilih menggunakan BTP (Bahan
Tambahan Pangan) untuk mengatasi hal tersebut (Widayanti & Laksmita, 2017).
Formalin adalah bahan kimia yang hanya digunakan sebagai pengawet mayat,
desinfektan, pembasmi serangga dan juga sering digunakan dalam industri tekstil.
Penggunaan bahan berbahaya formalin dalam produk makanan akan menyebabkan
produk tersebut bertahan lama. Faktor lain penggunaan bahan tersebut adalah untuk
meningkatkan daya tahan produk, dimana pangan segar dalam suhu kamar hanya
dapat bertahan 1-2 hari, tetapi dengan menambahkan formalin dapat bertahan lama
dan sangat menguntungkan penjual (Demalinda et al., 2020).
4
dibungkus dengan daun pisang atau bungkus plastik dan didiamkan selama
beberapa hari.
Terasi merupakan produk perikanan setengah basah, dibuat dari udang atau
ikan-ikan kecil yang diolah secara fermentasi setelah melalui tahap penggilingan
atau dan penjemuran (Suprapti, 2002). Pada proses pengolahan terasi, fermentasi
merupakan faktor yang paling menentukan karena pada tahap ini terjadi
pembentukan citarasa dan aroma khas dari terasi. Ciri khas terasi antara lain aroma
harum yang disebabkan adanya degradasi protein dan lemak yang menghasilkan
senyawa karbonil, asam lemak, amonia, amin, dan senyawa belerang sederhana
seperti sulfida, merkaptan dan disulfida. Selain itu kandungan asam amino glutamat
yang tinggi menyebabkan terasi enak sebagai komponen bumbu (Adawiyah, 2006).
2.3 Berlayar
Usaha penangkapan merupakan salah satu kegiatan produksi. Salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha penangkapan Rajungan
adalah faktor produksi, usaha penangkapan Rajungan berkaitan langsung
dengan kondisi alam baik musim, gelombang, keadaan angin atau kondisi
perairan setempat. Keadaan tersebut terutama bagi nelayan yang menggunakan
alat tangkap Bubu Lipat dan Bottom set gillnet sangat perpengaruh
kelancaran usahanya karena akan terkait dengan faktor-faktor produksi yang
digunakan. Produktivitas Rajungan adalah hasil tangkapan dengan satuan
bobot per upaya penangkapannya, dimana upaya penangkapan disini berupa
Rajungan. Untuk mengetahui tingkat produktivitas dari Rajungan harus diketahui
hasil tangkapan Rajungan tersebut tiap trip.Tingkat keuntungan, tingkat
pendapatan dan tingkat kerugian usaha penangkapan Rajungan dengan Bubu
Lipat dan Jaring Rajungan kemungkinan berbeda. Untuk itu perlu adanya
pengukuran produktivitas dari unit usaha penangkapan Rajungan dengan Bubu
Lipat dan Bottom set gillnet, sebagai tolak ukur tingkat tingkat pendapatan hasil
5
angkapandan tingkat kerugian dari kedua usahan penangkapan Rajungan
tersebut. Dari pengukuran ini akan diketahui manakah alat tangkap yang lebih
efisien (Novita, H., Bambang, A. N., & Asriyanto, A. ,2013)
6
2.6 Budidaya Udang Vaname
Indonesia menempati urutan ketiga terbesar sebagai negara pengekspor udang
di pasar dunia setelah Thailand dan India (Syahdi,2013:9). Berdasarkan klasifikasi
jenisnya, pada dasarnya ekspor udang Indonesia terdiri dari: (a) udang windu, (b)
udang vaname, dan (c) jenis udang lainnya. Menurut Kharisma (2012:2), jenis
udang yang menjadi primadona ekspor Indonesia adalah udang vaname. Rata-rata
udang vaname memiliki kontribusi (share) volume ekspor mencapai sekitar 85%.
Udang vaname memiliki karakteristik spesifik, seperti mampu hidup pada kisaran
salinitas yang luas, mampu beradaptasi dengan lingkungan bersuhu rendah, dan
memiliki tingkat keberlangsungan hidup yang tinggi. Di Indonesia udang vaname
dibudidayakan di 15 (lima belas) daerah provinsi, termasuk di dalamnya di Provinsi
Jawa Timur. Apabila dicermati dari kontribusi (share) produksinya, share produksi
udang vaname terbesar di Indonesia disumbang oleh Provinsi Lampung, yaitu
mencapai sekitar 19,43%. Selanjutnya nomor dua disumbang oleh Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB), dengan share produksi sekitar 18,89%. Sedangkan di
peringkat ketiga disumbang oleh Provinsi Jawa Timur, denganshare produksi
sekitar 13,02%.( Aji, J. M. M., & Supriono, A. ,2018)
Udang vaname masih menjadi tumpuan yang strategis bagi upaya pencapaian
target produksi udang nasional. Teknologi budidaya udang vaname superintensif
menjadi orientasi sistem budidaya masa depan dengan konsep low volume high
density. Teknologi budidaya ini memiliki ciri luasan petak tambak 1.000 m2
sehingga mudah dikontrol; kedalaman air >1,8 m; padat penebaran tinggi;
produktivitas tinggi; beban limbah minimal; dilengkapi dengan tandon air bersih
dan petak pengolah buangan air hasil samping selama proses budidaya. Lingkungan
dan hamparan budidaya yang terkontrol dengan manajemen limbah budidaya yang
baik diharapkan menjadi suatu sistem budidaya udang vaname yang produktif,
7
menguntungkan, dan berkelanjutan. (Andriyani, E. A., Yuliati, K., & Supriadi,
A. ,2012)
8
3.1 Waktu dan Tempat
Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir (PPKMP) dilaksanakan
pada tanggal 17 Februari 2023 s.d. 23 Februari 2023, Di desa Tambaksari,
Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Dengan jadwal
kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan Februari
17 18 19 20 21 22 23
Penyusunan laporan
9
3.2 Alat dan Bahan
10
3.3.4 Referensi
Referensi merupakan kegiatan tambahan untuk mencari informasi
mengenai topik yang diambil sebagai sumber data dari jurnal ataupun web
yang berada di internet.
11
4.1 Demografi Desa Tambaksari
Luas tanah 1.638,67 Ha,meliputi tanah sawah 499,43 Ha,luas tanah kering
70,06 Ha,luas tanah perkebunan 8,65 Ha dan luas tanah hutan 1.060,03 Ha
12
1 00-04 437 10,6 441 10,0 878 10,3
13
Buruh tani : 2020 orang
Nelayan : 430 orang
Peternak : 14 Orang
Dll : 146 Orang
14
ekonomi tinggi dan ekologi tinggi, namun terancam keberlanjutannya. Dengan
karakter yang unik dan bernilai ekonomi tersebut maka wilayah pesisir dihadapkan
pada ancaman yang tinggi pula. Untuk itu maka hendaknya wilayah pesisir
ditangani secara khusus agar wilayah ini dapat dinikmati secara berkelanjutan oleh
generasi yang akan datang
1. Pisau
Digunakan untuk memotong bahan baku ikan asin menjadi potongan
berbentuk butterfly,agar mempermudah dalam proses penjemuran sehingga
ikan dapat kering secara merata
2. Baskom
Digunakan untuk proses pencucian bahan baku ikan asin,selain itu berguna
juga untuk proses perendaman bahan baku ikan asin selama seharian.
3. Waring
Digunakan untuk alas proses penjemuran pada bahan baku ikan asin yang
telah melalui proses pencucian dan penggaraman selama satu hari.
Bahan baku yang digunakan :
1. Ikan
Ikan yang digunakan bermacam macam ,bisa menggunakan ikan
mujair,ikan bandeng,ikan matamba,ikan layur. Pengolahan ikan asin
biasanya satu hari membutuhkan paling banyak satu kuintal lebih dan
paling sedikit 50 kg. Harga bahan baku untuk pengolahan ikan asin seharga
RP.5000,00/kg, jika satu hari mencapai satu kuintal maka dapat
menghabiskan Rp.500.000,00,
15
Gambar 5.1 Bahan baku ikan asin
2. Garam
Garam sebagai bahan tambahan yang berguna mengawetkan ikan
karena garam dapat mengurangi kadar air yang ada pada ikann dan juga
menekan pertumbuhan bakteri sehingga ikan dapat lebih awet.Harga
garam yang dipakai untuk pengolahan yaitu Rp.3000,00./Kg
3. Es
Es sebagai bahan penolong yang berguna untuk menurunkan suhu ikan
agar menghambat pembusukan yang terjadi pada ikan.
Proses pengolahan ikan asin :
1. Ikan disiangi
Pengolahan ikan asin dibutuhkan enam orang untuk melakukan
pengolahan dari awal sampai akhir.Ikan disiangi dengan bentuk
butterfly,bertujuan untuk pada prosses penjemuran ikan kering secara
merata
2. Pencucian
Setelah proses pemotongan ikan,lalu ikan dicuci sampai bersih.
3. Penggaraman
Ikan digarami selama satu malam agar garam meresap dengan baik
16
Gambar 5.2 Garam
4. Penjemuran
Ikan dijemur dibawah terik matahari seharian.Semakin panas cuaca di
daerah itu semakin cepat juga proses penjemuran.
5. Pengemasan
Setelah ikan asin sudah kering,lalu diangkat dan di kemas dengann
menggunakan plastik dan satu plastik berjumlah 5 ikan asin yang terdiri
17
dari 3 ikan asin kecil dan 2 ikan asin besar.Jumlah produksi dalam 1
bulan bisa mencapai 30 kwintal dan 1 tahun bisa mencapai 36 Ton
Adapun kendala yang dialami pada pengolahan ikan asin yaitu pada saat
cuaca buruk, karena nelayan sulit untuk menangkap ikan, jadi bahan baku
menipis bahkan bisa sampai tidak ada, itu biasanya terjadi pada saat bulan
januari dan februari.
1. Waring
Digunakan untuk alas proses penjemuran pada bahan baku ikan asin
2. Baskom
Baskom digunakan untuk proses pencucian udang dan untuk proses
perendaman udang jembret
3. Penumbuk
Penumbuk digunakan untuk menghaluskan udang
Bahan yang digunakan untuk pengolahan terasi yaitu :
1. Udang jembret
Udang jemret didapatkan untuk mengolah terasi berasal dari empang dan
dibeli dari pedagang yang datang setiap harinya, biasanya bahan baku
datang pada saat jam lima pagi atau tergantung ketersediaan dari
pengirimnya. Udang jemret biasanya digunakan sebagai bahan baku
pembuatan terasi. Pengolahan terasi dengan bahan baku udang jemret di
desa tambak sari biasanya membutuhkan 40 kg untuk pengolahan satu
harinya. Harga bahan baku udang jemret perkilonya menghabiskan Rp.
25.000,00.
18
2. Garam
Garam dalam pembuatan terasi digunakan sebagai bahan tambahan untuk
mengurangi kadar air yang ada pada udang dan menambahkan cita rasa
pada terasi. Harga garam yang digunakan untuk pengolahan terasi
perkilonya Rp.3.000,00.
Proses pengolahannya sebagai berikut :
19
Gambar 5.4 Perjemuran 1
5. Penumbukan I
Proses penumbukan dilakukan untuk menghaluskan udang.
6. Pembentukan
Udang yang sudah ditumbuk halus kemudian dibentuk menjadi bulat lalu
dibentuk menjadi kotak untuk pengemasan nantinya.
20
7. Penjemuran II
Penjemuran dua dilakukan setelah udang melalui pembentukan yang sudah
ditumbuk halus.
8. pengemasan
Terasi yang sudah jemur lalu diangkat dan dikemas memakai mika ukuran
kotak
Pada saat cuaca buruk, karena arena jika terasi tidak dijemur dengan benar akan
menimbulkan jamuran dan bau terasi menjadi sangat tidak sedap dan tidak bisa
dijual.
21
laut.Jika ada 10 hektar maka pekerja semakin banyak,tapi dikoordinasi oleh
satu orang agar hasil panen teratur.
3. Biaya
Empang yang dipakai dan bibit yang ditanam oleh para pekerja juga tidak
mendapatkan biaya dari pabrik.Mereka membeli sendiri dengan uang yang
sudah dikoordinasi,lalu hasilnya nanti dibagi sesuai dengan berapa banyak
yang mereka tanam dan mereka panen.
22
Gambar 5.6 Berlayar
23
5.6 Koservasi Mangrove
1. Mangrove sebagai formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah
tropis dan subtropis yang terlindung.(saengger,dkk 1983). Mangrove tidak
menyerap air asin, tetapi menyerap air tawar melalui filtrasi kadar air laut.
Pohon mangrove bisa tumbuh didalam air payau dan sebagian pada air pasang
surut. Mangrove bermanfaat untuk Mencegah erosi pantai,Menjadi katalis
tanah,Sebagai habitat perikanan,Memberikan dampak ekonomi yang luas,
Sumber pakan ternak,Mencegah pemanasan global,Menjaga kualitas air,
Sumber ilmu dan pengetahuan
24
sama, penerapannya dengan menempatkan udang dan ikan didalam kolam yang
sama. Proses pembudidayaan yang pertama yaitu menyiapkan tambak terlebih
dahulu, tambak dikeringkan selama 15 hari berfungsi agar airnya tidak keruh,
selanjutnya pengisian air, setelah air sudah terisi tambak ditaburi mitran berfungsi
untuk membunuh kutu air, lima hari kemudian ditaburi pupuk dasar urea dan T.S
untuk membuat pakan alami atau menghidupkan plankton, lima belas hari
kemudian dilakukan pembenihan dengan jumlah 3500 ekor/hektar.
Di Desa Tambaksari juga terdapat beberapa pembudidaya rumput laut salh
satunya yaitu budidaya rumput laut milik Hj,Nawa yang dikelola oleh ibu
rosidah ,luas tambak rumput laut ±5 Ha. Adapun proses budidaya rumput laut yaitu :
1. Tambak dibiarkan kering 1-2 hari
2. Tambak kembali diisi air
3. Menebar bibit secara merata sampai dasar tambak
25
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktik pengenalan kehidupan masyarakat pesisir
(PPKMP) yang telah dilaksanakan di Desa Tambaksari terdapat beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sosial ekonomi masyarakat Desa Tambaksari mayoritas bermata pencaharian
sebagai seorang nelayan, pengolah ikan, dan pembudidaya.
2. Dapat mengetahui bagaimana menjadi seorang nelayan,pengolah dan
pembudidaya
3. Jenis usaha pengolahan di Desa Tambaksari meliputi :
• Pengolahan Terasi udang
• Pengolahan Ikan asin
4. Kawasan pesisir Desa Tambaksari memiliki ekosistem hutan mangrove, jenis
mangrove di Desa Tambaksari yaitu Bakau dan Api api.
6.2 Saran
Berdasarkan kegiatan praktik pengenalan kehidupan masyarakat pesisir
(PPKMP) yang telah dilaksanakan di Desa Tambaksari terdapat beberapa saran
sebagai berikut :
1. Perlu adanya himbauan mengenai sanitasi dan higiene pada saat pengolahan.
2. Perlu adanya pengarahan terhadap nelayan agar tidak membuang sampah
plastik/jaring yang tidak terpakai sembarangan.
3. Perlu adanya penanggung jawab terhadap perawatan lingkungan hutan
mangrove terutama dalam kebersihan.
4. Kapal troll harus segera ditindak karena sangat merusak ekosistem laut dan
merugikan para nelayan
5. Perlu adanya edukasi untuk penanganan terbaik untuk ikan yang baru ditangkap
agar tidak letakan begitu saja.
26
DAFTAR PUSTAKA
Salim, S., Sipahutar, Y. H., Handoko, Y. P., Perceka, M. L., Bertiantoro, A., & Yuniarti,
T. (2021). Pengetahuan Pengolah Ikan Asin dan Keberadaan Formalin di Sentra Ikan
27
Asin di Desa Kronjo, Kabupaten Tangerang. Prosiding Simposium Nasional Kelautan
dan Perikanan, (8).
MODUL 1 (ut.ac.id)
Andriyani, E. A., Yuliati, K., & Supriadi, A. (2012). Efisiensi dan identifikasi loss pada
proses pengolahan terasi udang rebon (Acetes sp) di Desa Belo Laut Kecamatan
Muntok Bangka Belitung. Jurnal FishtecH, 1(1), 26-40.
Kusuma, W. I., Santosa, G. W., & Pramesti, R. (2013). Pengaruh konsentrasi NaOH
yang berbeda terhadaap mutu agar rumput laut Gracilaria verrucosa. Journal of marine
research, 2(2), 120-129.
Sipahutar, Y. H., Siregar, A. N., Suryanto, M. R., Pratama, R. B., Panjaitan, T. F., &
Panjaitan, P. S. (2020, June). Penambahan Tepung Rumput laut (Gracilaria sp) terhadap
Karakteristik Mutu Ekado Ikan Nila (Oreochromis niloticus). In Prosiding Seminar
Nasional Online| Bogor.
Novita, H., Bambang, A. N., & Asriyanto, A. (2013). Analisis Produktivitas Dan
Efisiensi Bubu Lipat Dan Bottom Set Gillnet Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan
(Portunus Pelagicus) Di Perairan Asemdoyong Pemalang. Journal of Fisheries
Resources Utilization Management and Technology, 2(3), 142-151.
Zainuri, A. M., Takwanto, A., & Syarifuddin, A. (2017). Konservasi ekologi hutan
mangrove di kecamatan mayangan Kota Probolinggo. Jurnal Dedikasi, 14, 01-07.
Mulyawan, I., Zamroni, A., & Priyatna, F. N. (2017). Kajian keberlanjutan pengelolaan
budidaya ikan bandeng di Gresik. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan, 6(1), 25-35.
28
Aji, J. M. M., & Supriono, A. (2018). Analisis Komparatif Usaha Budidaya Udang
Vaname Tambak Tradisional dengan Tambak Intensif di Kabupaten Situbondo. Jurnal
Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 2(4), 255-266.
Syah, R., Makmur, M., & Fahrur, M. (2017). Budidaya udang vaname dengan padat
penebaran tinggi. Media Akuakultur, 12(1), 19-26.
Sukri, I., Arfan, A., & Nasiah, N. (2020). Evaluasi Lahan Tambak untuk Budidaya
Rumput Laut Gracilaria sp di Kabupaten Bone. LaGeografia, 19(1), 28-37.
29
30