Puji beserta Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang
telah memberikan memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di PT.PLN(PERSERO) UNIT
PELAKSANA PEMBANGKITAN PANGKALAN SUSU 3&4
Kemudian salam dan sejahtera penulis sampaikan kepada Nabi Besar
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana kehadirannya menjadi lentera
untuk umat manusia dipermukaan bumi sehingga tercipta kedamaian dan
ketinggian makna ilmu pengetahun di dunia ini. Dalam kesempatan ini penulis
mengambil judul laporan “PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN COAL
FEEDER TYPE F55 UNIT 3 ” yang ditulis dalam rangka melengkapi tugas-
tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-IV Teknik
Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini penulis banyak
mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru yang sangat berharga. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada keluarga yang
telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama ini. Penulis juga tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada;
i
6. Bapak Mence selaku selalu Pembimbing Lapangan Pemeliharaan Boiler.
7. Bapak M .Miftah selaku Pembimbing Lapangan Pemeliharaan Boiler.
8. Bapak Rizki Ananda selaku Pembimbing Lapangan Pemeliharaan Boiler.
9. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan bantuan moril dan juga
materil dan yang selalu mendoakan penulis sehingga Praktek Kerja
Lapangan ini selesai.
10. Kepada seluruh Bapak-Bapak di divisi Pemeliharaan yang telah banyak
membantu saya sehinnga Praktek Kerja Lapangan ini dapat berjalan
dengan lancar.
11. Kepada teman-teman kerja praktek yang ikut membantu dalam kerja
praktek.
Akhir kata penulis banyak berserah diri kepada Allah SWT, yang telah
memberikan kesehtan serta keselamatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktek Kerja Lapangan. Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan untuk referensi ataupun untuk
melakukan Praktek Kerja Lapangan selanjutnya.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
iii
3.3 Waktu Kerja Praktek .............................................................................. 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 26
LAMPIRAN .......................................................................................................... 39
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
kompentensi teknik produksi dan perawatan yang berbasis Reliability Centered
Maintenance (RCM). Disamping itu Teknologi Rekayasa Manufaktur juga
ditujukan untuk membangun kemitraan dengan menjalin kerjasama dengan
berbagai industri, lembaga, stakeholder, pemerintah dan pelayanan jasa untuk
kegiatan Magang Industri dan OJT (On the Job Training).
Maka dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada Progam Sarjana
TerapanTeknologi Rekayasa Manufaktur, kepada para mahasiswa diwajibkan
melaksanakan Magang Industri pada perusahaan dan industri yang terkait dengan
bidang produksi hulu dan hilir, manufaktur dan perawatan. Magang Industri
merupakan mata kuliah wajib sesuai dengan kurikulum Progam Sarjana Terapan
Teknologi Rekayasa Manufaktur dengan bobot 4 SKS. Durasi pelaksanaan
Magang Industri ditetapkan selama minimal 2 bulan dan maksimal 6 bulan.
Program Magang Industri adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
industri dimana mahasiswa dihadapkan pada kondisi real dunia kerja. Sehingga
diharapkan dapat menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia industri.
Selama kegiatan Magang Industri, mahasiswa diharuskan melakukan
observasi, pengumpulan informasi dan melibatkan diri pada berbagai proses atau
prosedur kerja di industri sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini secara umum
dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk meningkatkan
wawasan, pemahaman dan pengalaman praktek langsung pada dunia kerja nyata
sehingga mampu membandingkan teori dan pengalaman kerja di lapangan.
Disamping itu, magang industri juga dapat melatih mahasiswa dalam menulis
laporan sesuai dengan kaidah tulisan ilmiah.
1.2 Tujuan PKL
Tujuan Kerja Praktek terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
2
1. Menyelesaikan salah satu mata kuliah dalam kurikulum pendidikan
Jurusan Teknik Mesin di Politeknik Negeri Lhokseumawe.
2. Mengaplikasikan serta membandingkan ilmu-ilmu yang pernah dipelajari
selama di bangku kuliah di dalam pekerjaan yang sebenarnya.
3. Menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai dunia kerja yang
sesungguhya sehingga dapat dijadikan bekal saat bekerja nantinya.
4. Membangun serta mempererat hubungan silaturrahmi dengan pihak
perusahaan.
3
Gambar 1. 1 Logo Pln
4
melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
5
Tahun 2003 ditandai dua tantangan besar yang harus dihadapi PLN selaku
perusahaan terbesar di bisnis kelistrikan di Indonesia. Pertama, membaiknya
perekonomian nasional yang memberikan dampak membaiknya pertumbuhan
ketenagalistrikan di Indonesia. Kedua, diberlakukannya UU No. 20 tahun 2002
yang merubah lingkungan bisnis kelistrikan menjadi sarat dengan
kompetisi.Membaiknya perekonomian nasional merupakan tantangan bagi PLN
untuk bangkit kembali setelah tahun-tahun sebelumnya menghadapi krisis yang
berkepanjangan. Sedang, lingkungan bisnis yang sarat dengan kompetisi akan
merupakan tantangan bagi PLN sebagai perusahaan yang sebelumnya merupakan
perusahaan monopoli untuk menjadi hanya sebagai salah satu pemain dalam
bisnis kelistrikan.
Kedua tantangan tersebut harus dapat dijawab PLN agar visi perusahaan
untuk menjadi perusahaan kelas dunia dapat terwujud. Untuk itu, upaya-upaya
berupa kegiatan-kegiatan korporat yang bernuansa optimisme di seluruh jajaran
perusahaan sedang dan terus dilaksanakan.
Pelaksanaan program Restrukturisasi Korporat dan Road Map Perusahaan
merupakan usaha yang dilakukan perusahaan untuk menuju PLN Baru, yaitu PLN
yang mampu menghadapi perubahan lingkungan usaha. Buku Pedoman Good
Corporate Government sebagai komitmen perusahaan telah dibuat utuk menjadi
acuan bagi Komisaris, Direksi dan seluruh manajemen PLN dalam mengelola
perusahaan, baik dalam pembangunan struktur maupun dalam mengembangkan
proses bisnis.Good Corporate Government yang berdasarkan kaidah transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, responsibilitas serta kewajaran akan meningkatkan
kinerja dan citra positif bagi perusahaan.
Upaya untuk meningkatkan investasi sarana penyediaan tenaga listrik dan
pelayanan kepada pelanggan, yang merupakan usaha untuk tetap dapat
mempertahankan dan melaksanakan tanggung jawab PLN dalam menjamin
kelangsungan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat, akan terus ditingkatkan.
Upaya peningkatan kemampuan perusahaan tersebut diharapkan akan
memberikan nilai tambah bagi pelanggan, perusahaan dan pemegang saham.
Suksesnya penyelesaian semua agenda korporat di atas, pada akhirnya akan
6
memastikan PLN sebagai perusahaan terkemuka untuk mencapai posisi siap
tinggal landas menggapai gemerlap di tahun-tahun mendatang menjadi
perusahaan kelas dunia selamanya.
7
Struktur Organisasi PT.PLN PERSERO UJP. Pangkalan Susu
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
mesin kekeadaan ideal agar dapat menjalankan fungsinya sesuai kebutuhan
perusahaan. Tindakannya mencakup kombinasi dari semua manajerial teknis,
administratif dan tindakan pengawasan yang sesuai." Secara umum istilah
pemeliharaan memiliki arti sebagai berikut: menjaga (Keep), Mempertahankan
(Preserve), dan melindungi (Protect).
10
Gambar 2. 2 Kurva Bathup
11
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar
batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien.
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja.
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama
perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik
mungkin dan total biaya yang terendah.
12
Secara skematik pembagian pemeliharaan bisa dilihat pada gambar berikut:
13
Pemeliharaan Terencana adalah pemeliharaan yang diorganisasi dan
dilakukan dengan pemikiran kemasa depan, pengendalian dan pencatatan
sesuai rencana yng telah ditentukan Pemeliharaan Terencana terdiri dari
Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) , Pemeliharaan
Korektif (Corrective Maintenance) dan Predictive Maintenance.
14
unit”. Sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk golongan “critical
unit”, apabila :
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan
atau keselamatan para pekerja.
b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang
dihasilkan.
c. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses
produksi.
d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas ini
adalah cukup besar atau mahal.
PM dilaksanakan berdasarkan perkiraan probabilitas bahwa suatu peralatan
akan mengalami kerusakan atau penurunan kinerja pada interval yang ditentukan.
Pemeliharaan preventif yang dilakukan mencakup pelumasan peralatan,
pembersihan, penggantian suku cadang, mengencangkan, dan penyetelan.
Pemeriksaan atas peralatan produksi jugadapat dilakukan jika ada tanda-tanda
kerusakan ditemukan selama pelaksanaan PM (Telang, 1998).
15
Reliability adalah perbandingan antara lamanya beroperasi pada satu
periode dibandingkan dengan jumlah gangguan yang terjadi pada periode tersebut.
Semakin besar reliability suatu alat berarti makin bisa diandalkan untuk
beroperasi tanpa gangguan.
Sebaliknya semakin sering peralatan mengalami kerusakan akan semakin
rendah reliability yang dimilikinya. Demikian pula semakin jarang peralatan
dioperasikan maka nilai reliability akan semakin rendah
Cara menghitung:
Availability tidak pernah bisa mencapai 100 %, kecuali pada periode yang
singkat. Hal-hal yang mengakibatkan rendahnya availability suatu alat adalah:
1. Desain peralatan yang kurang sempurna.
2. Pengadaan suku cadang dan material tidak lancar.
16
3. Pelaksanaan pemeliharaan kurang memadai.
4. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan sulit.
5. Operator kurang mahir menggunakan peralatan
A. Corrective Maintenance (CM)
Corrective maintenance adalah pemeliharaan yang menggunakan
pendekatan aktifitas pemeliharaan hanya dilakukan ketika mesin/alat breakdown.
Pengertian corrective maintenance adalah pemeliharaan yang yang dilakukan
setelah mengenali kerusakan yang terjadi dan bertujuan untuk mengembalikan
kondisi ke keadaan dimana mesin/peralatan tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Tipe pemeliharaan ini dibagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan korektif tertunda
dan pemeliharaan korektif langsung. Pemeliharaan korektif tertunda dilakukan
jika kerusakan/breakdown tidak mempengaruhi kinerja produksi secara
keseluruhan. Aktifitas pemeliharaan kemudian dapat dilakukan di lain hari untuk
mencegah terjadinya gangguan pada alur produksi. Pemeliharaan korektif
langsung dilakukan secepatnya ketika kerusakan terjadi. Pemeliharaan tipe ini
dilakukan jika mesin/peralatan tersebut dapat mempengaruhi aktivitas produksi
secara keseluruhan.
B . Predictive maintenance(PM)
17
2.5 COAL FEEDER
Coal feeder memiliki fungsi penting yaitu untuk memberikan pasokan
batubara secara kontinyu serta mengatur laju aliran batubara untuk boiler. Di
PLTU Pangkalan Susu jenis coal feeder yang digunakan adalah Gravimetric Coal
Feeder, yang berarti dapat mengontrol aliran batubara dalam satuan berat atau
volume. Masing-masing Unit PLTU Pangkalan Susu mempunyai 5 unit coal
feeder Saimo type F55 A,B,C,D,E yang bisa dioperasikan kelimanya sekaligus.
Untuk beban 200 MW Flow batubara total yang dialirkan 85 ton/ jam dengan
masing-masing coal feeder 16-17 ton/ jam.(Saimo & Co, 2008)
18
Gambar 2. 4 Coalfeeder Unit 3 PLTU Pangkalan Susu
19
b) Drag Link Type Coal Feeder
c) Belt type coal feeder pada prinsipnya sama dengan drag link type.
Coal feeder type ini mempunyai lubang keluar (out let) yang besar
sehingga terjadinya penyumbatan (block) pada discharge chute
dapat dikurangi.
20
Gambar 2. 8 Komponen utama coal feeder
21
Gambar 2. 10 Cleanout Conveyer
22
No Coal On Belt: proteksi untuk pengaman pulverizer akibat tidak
ada batubara didalam belt feeder(yang masuk ke pulverizer).
Coal Feeder Outlet Pluged: proteksi untuk pengaman adanya
pluggeddi outlet coal feeder.
Motor Overload: proteksi untuk pengaman akibat beban lebih.
23
BAB III
METODOLOGI PKL
3.1.1 Tempat
Tempat pengambilan data dilaksanakan di PT. PLN (PERSERO) UNIT
PELAKSANA PEMBANGKITAN PANGKALAN SUSU 3&4 (Sumatera Utara)
3.1.2 Waktu
Waktu Peninjaun data dilakukan mulai tanggal 01 juli – 30 Agustus 2019
di PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PEMBANGKITAN
PANGKALAN SUSU 3&4.
3.3 Menganalisa
Metode analisis data dalam penulisan laporan ini yaitu dengan cara
observasi lapangan, studi literature ,metode interview dan kumpulan jurnal
dimana metode-metode yang dilakukan sebagai berikut :
24
1. Observasi lapangan, yaitu suatu metode yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dengan meninjau langsung pada
2. PT. PLN (PERSERO) UNIT PEMBANGKITAN PANGKALAN SUSU
PLTU 3&4.
3. Studi perpustakaan, yaitu suatu metode pengambilan data dari buku
referensi yang menjadi suatu acuan dalam penulisan laporan ini.
4. Interview,yaitu penulis mengadakan tanya jawab langsung dengan
pembimbing lapangan dan staff engineering lain yang kompeten di
bidang tersebut.
5. Kumpulan jurnal dan referensi yang di akses maupun di unduh melalui
internet.
Jam Magang
No Hari Istirahat
industri
1 Senin s/d Jum’at 08.00 s/d 16.30 WIB 12.00 s/d 13.30 WIB
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Item Perbaikan
Tabel 4. 1 Item Perbaikan
26
dapat hanya berputar di satu sisi sekrup, setelah setiap penyesuaian, putar untuk
membuat sabuk lebih dari 10 minggu untuk memastikan apakah akan melanjutkan
penyimpangan atau tidak. Uji pengumpan batubara berjalan, dan menyesuaikan
sabuk tidak boleh berkeliaran, untuk memenuhi persyaratan standar
Pemeliharaan Harian
a. Selama periode operasi, idler harus diperiksa dan diuji kelenturannya
secara berkala, setelah tidak ada siklus bersepeda atau tumpul, lepaskan
idler ini dan kemudian lepaskan loop masukkan ke dalam air hangat dan
melunakkannya, jika tidak, seal loop mudah rusak.)
b. Selama operasi, operator harus mengamati apakah belt lepas dan
ketegangan belt, dll., untuk memastikan belt berjalan normal, sesuaikan
tensioner roller rol untuk mendapatkan ketegangan yang tepat, jika perlu,
ganti sabuk.
Pemeliharaan bulanan
a. Bersihkan jembatan timbang sebulan sekali, periksa apakah penimbangan
berjalan fleksibel, apakah penimbangan gerbong idler dan seluruh skala
serta setcrew longgar, masalah apa pun yang ditemukan, operator harus
mengambil tindakan segera, untuk menjaga jembatan timbang beroperasi
normal
b. Inspeksi level oli harus dilakukan setiap enam bulan. Selama sampel oli
dan inspeksi level oli, daya harus dimatikan dan setelah peredam menjadi
dingin. Isi atau ganti oli pelumas jika perlu.
27
tekanan besar padanya. Lemak yang terisi harus diperas sedikit dari bagian
dalam bantalan, yang lebih disukai.
b. Penggantian oli
Selama penggantian oli, daya harus dimatikan dan setelah peredam
menjadi dingin, katup ventilasi steker level oli, katup buang, dan colokan
oli harus dilepas untuk mengosongkan oli. Pasang colokan oli untuk
mengisi oli baru melalui lubang ventilasi ke level yang diperlukan dan
pasang colokan oli. Pasang lubang ventilasi dan katup ventilasi.
28
Ada suara a. Instalasi tidak benar a. sesuaikan posisi
dan getaran b. Instalasi kacang pemasangan
yang tidak menjadi fleksibel b. Fix kacang
normal pada c. Lubrication salah instalasi
posisi d. bantalan rusak c. Tambahkan
bergulir pelumas
(termasuk d. Ganti bantalan
motor dan
roda gigi)
Sabuk lari a. penyesuaian a. sesuaikan
tegangan bell tidak tensioner sekrup
benar b. Clear bahan pada
b. Ada bahan felting permukaan katrol
pada permukaan c. membersihkan
katrol kepala dan bahan pada
ekor permukaan sisi
c. Ada bahan felting dalam sabuk
pada permukaan sisi
dalam sabuk
4.2 PEMBAHASAN
29
3. Periksa idleran idler. Jika idler tersumbat
dan tidak dapat berputar dengan bebas,
lepaskan cincin segel idler dan simpang
siur. Periksa bantalan dan ganti jika rusak.
Tambahkan pelumas berbasis kalsium dan
pasang cincin segel. Celupkan cincin
segel ke dalam air panas untuk
melembutkannya agar tidak rusak
4. Periksa ketegangan sabuk. Periksa sabuk
secara teratur jika tidak selaras selama
operasi. Sesuaikan perangkat penegang di
ujung katrol untuk menjaga ketegangan
yang tepat untuk sabuk, sehingga dapat
berjalan dengan lancar.
5. Secara teratur membersihkan abu yang
disimpan di atas meja penimbangan.
Perhatikan secara khusus rotasi dari idler
penimbangan. Periksa dan verifikasi
bahwa baut yang memasang dukungan
idler penimbangan ke seluruh meja
penimbangan telah diamankan
30
dan letakkan di atas lembaran karet.
d. Bongkar motor peredam.
e. Mencuci mesin cuci, seal oli, ring lompat
batas, gigi transmisi, dan bantalan aksial
dari kedua ujung poros transmisi
f. Mencuci ring, seal oli, ring lompat batas,
gigi transmisi, dan bantalan aksial dari
kedua ujung poros penggerak.
a. Bersihkan kotak peredam dari interior ke
eksterior, dan periksa pengukur oli tanpa
merusaknya. Biarkan rendaman minyak
tidak tersumbat. Kotak harus bebas dari
deformasi besar atau retak, setiap
permukaan persimpangan harus halus,
dan ventilasi dalam kondisi baik.
b. Bantalan tidak boleh mengeluarkan suara
abnormal selama rotasi dan bebas dari
abrasi atau retak. Segel minyak tidak
Pemeliharaan rusak atau rusak. Kalau tidak, ganti yang
3 reducer pengumpan baru. Cincin lompat fixing tidak memiliki
batubara belt deformasi atau retak, dan memiliki
fleksibilitas normal.
c. Poros tidak memiliki deformasi, abrasi,
atau duri yang jelas, dan memiliki
permukaan yang halus. Kunci dan alur
pasak harus terpasang erat, bebas dari
abrasi.
d. Roda gigi tidak boleh mengalami abrasi,
retak, atau rusak, dan permukaan yang
terlibat harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
31
a. Pasang penutup ujung bantalan, dan
pasang kembali elemen penutup.
b. Bersihkan semua bagian dengan minyak
penyerap dan lap sampai bersih.
c. Melapisi permukaan tempat bantalan dan
roda gigi menyentuh poros dengan bahan
pengawet.
Instalasi ulang d. Pasang dan sejajarkan bantalan dan
4 peredam pengumpan bagian lain, dan siapkan.
sabuk batubara e. Sesuaikan setiap izin dan mengundang
penerimaan profesional sebelum
menutupinya.
f. Oleskan sealant secara merata ke
permukaan persimpangan, dan
kencangkan baut asimetris.
g. Isi jumlah minyak pelumas yang
berkualitas
a. Bersihkan interior dan eksterior conveyor
belt, dan pastikan tidak ada benda asing
yang menempel.
b. Pembersih untuk sabuk dan drum harus
bebas dari abrasi, dan harus bersentuhan
dengan sabuk dan drum.
5 Peemilharaan sabuk c. Sabuk tidak memiliki tanda goresan,
retak, panas berlebih atau tanda penuaan.
Pita bergelombang di kedua sisi sabuk
tidak boleh rusak.
d. Sabuk harus dalam tegangan yang tepat,
dan alat pengencang harus disesuaikan
dengan benar.
32
a. Lepaskan sepenuhnya alat pengencang di
belakang pengumpan batubara, dan buat
sabuk pengumpan batubara sepenuhnya
kendur.
b. Bongkar lubang akses di depan, belakang,
dan samping pengumpan batubara.
c. Lepaskan komponen pengukuran internal
pengumpan batubara.
d. Lepaskan pembersih dan rol sabuk atas.
e. Catat drum transmisi dan drum yang
digerakkan.
f. Lepaskan sabuk lama, dan pasang yang
baru. Pasang drum transmisi dan drum
berpenggerak. Pasang rol atas sabuk.
g. Sesuaikan sadapan aksial dari drum
6 Penggantian sabuk transmisi dan drum yang digerakkan
sampai pada dasarnya paralel dan
horizontal. Pastikan tidak ada
pengecualian yang ditemukan dan
perbaiki drum.
h. Putar sabuk secara manual. Sesuaikan
ketegangan dan penyimpangan sabuk
melalui perangkat pengencangan sabuk.
i. Pasang pembersih dan komponen
pengukur batubara.
j. Hapus semua pengecualian dan mulai
pengumpan batubara. Periksa kondisi
pengoperasian pengumpan batubara, dan
sesuaikan kembali alat pengencang, untuk
memastikan sabuk berada di bawah
tekanan yang benar dan tidak ada
33
penyimpangan.
k. Setelah uji coba selesai dan tidak ada
pengecualian ditemukan, bersihkan
interior pengumpan batubara, dan tutup
semua pintu akses.
l. Komponen pengukur debug untuk
instrumen.
a. Pastikan bantalan rol tidak terlalu panas,
abrasif, atau retak. Kualitas minyak dalam
harus memenuhi syarat. Kalau tidak, ganti
7 Pemeriksaan roller oli tepat waktu.
b. Permukaan roller harus bersih dan tidak
memiliki attachment atau deformasi yang
jelas.
a. Tambahkan jumlah minyak berkualitas
yang tepat setelah mempertahankan
peredam pembersih, dan pastikan tidak
ada suara abnormal atau panas berlebih
selama rotasi.
b. Putar sistem secara manual. Periksa rantai
pembersih satu per satu, yang harus bebas
Pemeliharaan scraper dari patah, patah, atau menyumbat. Jika
8
pembersih ada rantai yang memanjang setelah
operasi jangka panjang, ganti yang baru.
c. Baut scraper pembersih harus diperbaiki
dengan benar. Setiap baut yang lepas atau
jatuh harus ditangani dengan benar
sebelum diperbaiki dengan pengelasan
listrik. Scraper pembersih harus tidak
memiliki abrasi yang jelas dan kontak
34
dengan baik dengan cangkang bawah.
d. Rol rantai pembersih harus bebas dari
abrasi dan deformasi yang jelas, dan
berputar secara fleksibel. Bantalan harus
dilumasi dengan baik.
a. Pengencangan spiral diadopsi untuk
sabuk. Pertama, buka mur pengunci yang
terlepas, dan lepaskan batang sekrup
pengatur dengan alat khusus.
b. Bersihkan slideway bepergian drum yang
digerakkan dan pastikan slideway bebas
dari serba-serbi, gerinda, atau deformasi.
c. Bersihkan baut penyetel dan ulir dalam
Pemeliharaan
yang terkait dengan minyak penyerap,
9 perangkat penegang
dan pastikan semua ulir halus dan bebas
sabuk
dari gerinda.
d. Tambahkan sedikit bubuk timbal hitam ke
slideway yang telah dibersihkan, dan
lapisi baut pengatur dengan sedikit
minyak sebelum pemasangan.
e. Bersihkan mur pengunci dan baut terkait
dengan sikat besi, dan kunci perangkat
penegang yang telah disesuaikan.
35
a. Sambungan ekspansi outlet harus utuh
dan tidak memiliki endapan batubara, dan
alat pengukur suhu dan penyumbat alarm
harus berfungsi secara normal.
b. Cara katup dari katup pneumatik outlet
tidak memiliki endapan bubuk, fungsi
silinder normal, dan flens inlet / outlet
tidak memiliki kebocoran bubuk.
c. Penampil depan / belakang (cermin
inspeksi) pengumpan batubara harus
dibersihkan dan disegel dengan baik,
sehingga kondisi internal pengumpan
batubara dapat terlihat dengan jelas.
Pemeliharaan bagian
10 d. Kap lampu di dalam pengumpan batubara
lain
harus dibersihkan dan disegel dengan
baik, dan kondisi penerangan harus
memenuhi persyaratan inspeksi.
e. Semua pintu akses dan lubang kerja
sistem pemasok batubara harus
diamankan dan disegel dengan benar.
f. Batang katup penyesuai kuantitas
batubara bagian atas dari pemasok
batubara harus dilumasi, dan bergerak
secara fleksibel ke atas / ke bawah.
g. Tabung penghubung pengisian bahan
bakar untuk bantalan feeder batubara
terhubung dengan benar dan tidak rusak.
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan PKL(Praktek kerja Industri) selama 2 bulan,penulis
mendapatkan banyak informasi serta pengalaman baru dibidang industri power
plant. Berdasarkan pengalaman tersebut ,penulis dapat membuat
kesimpulan,antara lain:
1. PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PEMBANGKITAN
PANGKALAN SUSU 3&4 adalah perusahaan yang menghasilkan
kellangsungan tersedianya listrik bagi masyarakat dan bertujuan untuk
perusahaan kelas dunia.
2. Jenis –Jenis Pemeliharaan pada Coal Feeder yaitu:
Pemeliharaan harian
Pemeliharaan bulanan
5.2 Saran
Untuk penelitian mahasiswa kedepannya di harapkan lebih mumpuni serta
mampu memberikan manfaat kepada perusahaan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Saimo, J., & Co, G. (2008). F55 PRESSURETIGHT WEIGHING COAL FEEDER F55 型耐压式
称重给煤机 Operation & Maintenance Manual 运 行 及 维 护 手 册. (May).
38
LAMPIRAN
39