SKRIPSI
Oleh:
AL YUSRIL
1622080511
Oleh:
AL YUSRIL
1622080511
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
Al Yusril
KATA PENGANTAR
Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
dan arahan dari berbagai pihak. Ucapan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada kedua orang tua, Bapak Masjidin dan Ibu Mariana, yang telah banyak
memberi dorongan dan doa-doa yang tak pernah hentinya untuk memperoleh
Penulis yakin sepenuhnya bahwa dalam tugas akhir ini tidak akan mungkin
dapat terwujud tanpa bantuan dan dukungan semua pihak.Karenanya penulis ingin
1. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep.
Pelabuhan Perikanan.
Samudera Bitung dan seluruh Staf yang telah menerima dan membimbing
penulis.
Pelabuhan Perikanan
10.Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara moril maupun
membangun dalam upaya perbaikan ataupun sebagai bahan kajian selanjutnya guna
Penulis
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 3.1 Matriks Data Peneliti ....................................................................... 16
Tabel 5.1 Jumlah Surat Persetujuan Berlayar .................................................. 24
Tabel 5.2 Data Jumlah Pegawai PPS Bitung ................................................... 27
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Hal.
Lampiran 1. Contoh Surat Persetujuan Berlayar (SPB) ................................... 31
Lampiran 2. Kondisi Kantor Unit Syahbandar PPS Bitung ............................. 32
Lampiran 3. Pertanyaan Peniliti ....................................................................... 33
ABSTRAK
.
AB I
PENDAHULUAN
dan lautan yang luas. Daratan Indonesia seluas 1.904.569 km² dan lautannya seluas
3.288.683 km². Indonesia terletak diantara dua benua yakni benua Asia dan benua
Australia serta dua samudera yakni Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia.
Karna lautan di Indonesia lebih luas dari daratan maka sumber daya laut Indonesia
Di ujung utara Sulawesi lebih tepatnya kota bitung, lokasi ini di katakan strategi
12’24”BT. Dimana Samudra pasifik adalah lautan yang memiliki sumber daya
perikanan yang luar biasa sehinggah banyak nelayan baik nelayan kecil ataupun
blogspot.com).
Dalam Setiap Kapal yang akan melakukan pelayaran wajib melapor rencana
(SPB). Surat Persetujuan Berlayar akan di terbitkan apabila kapal yang akan
pelayaran. Adapun maksud dan tujuan dari SPB yakni sebagai bukti bahwa kapal
Berdasarkan masalah yang muncul penelitian ini dan juga disesuaikan dengan
alasan dalam memilih judul penelitian dapat disimpulkan perumusan masalah yang
TINJAUAN PUSTAKA
Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan
bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas
melakukan pengawasan pada setiap kapal yang memasuki pelabuhan dan selama
ketertiban dan kelancaran lalu lintas kapal di pelabuhan, serta sebagai pihak yang
memberikan ijin kepada setiap kapal yang akan berlayar karena kapal tersebut
wajib memiliki Surat Izin Berlayar yang dikeluarkan oleh syahbandar setelah
keselamatan pelayaran.
Syahbandar di pelabuhan perikanan mempunyai tugas dan wewenang:
perikanan;
h. mengawasi pemanduan;
pelabuhan perikanan;
No. 63 Tahun 2003 disebutkan bahwa: "Pelayanan adalah Segala bentuk kegiatan
lingkungan badan usaha milik negara/daerah dalam bentuk barang atau jasa dalam
menurut para ahli yaitu : Menurut Gronroos (dalam Ratminto, 2005:2): "Pelayanan
adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata
(tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antar konsumen
dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh organisasi pemberi
atau kesatuan ,dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada
2.4.Pengertian Penerbitan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 91), kata penerbit diberikan
dibawah kata terbit. Terbit antara lain mengandung arti keluar untuk diedarkan
(tentang surat kabar, buku dan sebagainya), kata penerbit sebagai bentukan dari
kata terbit mengandung arti orang atau perusahaan yang menerbitkan buku, majalah
dan sebagainya.
2.5. Proses Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar Oleh Syahbanadar
a) Dalam proses penerbitan SPB pihak pemohon atau pihak agen mengajukan
sudah berakhir, apa ada maka dokumen tersebut di kembalikan kepada pihak
SPB tersebut dan akan segera menyerahkan kepada pemilik atau operator
waktu tolak yang telah ditetapkan,karena SPB hanya berlaku selama 24 jam
: PM 82 Tahun 2014 tentang tata cara penerbitan Surat Persetujuan Berlayar, yang
dikeluarkan oleh Syahbandar kepada setiap kapal yang akan berlayar. Melihat dari
kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Syahbandar terhadap kapal yang akan
Sebelum kapal berlayar diperlukan surat pernyataan yang dibuat oleh Nakhoda yang
menerangkan bahwa kapal, muatan dan awak kapalnya telah memenuhi persyaratan
berlayar ke pelabuhan tujuan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa kapal
dalam keadaan laik laut atau keadaan kapal telah memenuhi persyaratan
muat, pemuatan, kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang, status hukum
Undang Nomor 17 Tahun 2008 Pasal 219 ayat 1 menerangkan bahwa setiap kapal
yang berlayar wajib memiliki surat persetujuan berlayar yang dikeluarkan oleh
Syahbandar. Surat persetujuan berlayar akan dianggap tidak berlaku apabila kapal
dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah surat persetujuan berlayar
diterbitkan, kapal tidak segera bertolak dari pelabuhan. Surat Persetujuan Berlayar
tentang pelayaran, diatur bahwa setiap kapal yang berlayar wajib memiliki surat
SPB itu sendiri adalah Dokumen Negara yang di keluarkan oleh Syahbandar
kepada setiap kapal yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan setelah kapal
memenuhi persyaratan:
untuk semua jenis dan ukuran kapal,kecuali kapal perang dan kapal
Negara.
5) persetujuan Imigrasi
kapal yang berada dalam bahaya, kapal yang berlayar dalam batas
Dalam hal kondisi cuaca pada perairan yang akan dilayari kapal
melebihi 24 (dua puluh empat) jam dari waktu tolak yang telah
Syahbandar.
puluh empat) jam dari batas waktu tolak yang telah ditetapkan
kelancaran
penelitian yang di laukan oleh Djewed, Noval. (2010) berpendapat bahwa ada 2
1. Faktor Pendukung
prndukungnya yaitu:
a. Faktor Hukum
b. Faktor Koordinasi
2. Faktor penghambat
c. Faktor Alam
BAB III
METODOLOGI
Ada dua jenis data yang diambil dalam penelitian ini yaitu :
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari
diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah atau surat kabar dan
diteliti.
langsung atau tanya jawab antara peneliti, responden dan key informan.
Metode
Uraian Data Jenis Data Keterangan
Pengambilan Data
Data Persyaratan
Penerbitan SPB,
Data Registrasi
SPB bulan Januari Kepala Syahbandar
Sampai 23 Maret, Observasi/ PPS Bitung,
Data Kepegawaian Primer Wawancara Nahkoda dan
Syahbandar, Dan Pengurus Berkas
Data pengamatan Kapal.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
penerbitan SPB.
Data
Kepelabuhanan
Perikanan, Jurnal, Peraturan
Penjelasan Perundang-
mengenai Sekunder Studi literatur undangan, dan
persyaratan Ulasan sumber
penerbitan SPB, Internet.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
penerbitan SPB.
Dalam penelitian ini, teknik analisa yang digunakan adalah analisis data
kualitatif yang dapat menghasilkan data deskriptif analisis ini dinyatakan secara
penemuan yang ada untuk menjadi data yang lebih berarti. Analisis dilakukan
setelah tahapan pengumpulan data. Analisis ini berproses secara induktif yaitu
nonstatistik dilakukan terhadap data yang bersifat kualitatif, biasanya berupa studi
literer atau sandi empiris, apa yang ditemukan pada suatu saat adalah satu pedoman
yang langsung terdapat apa yang dikumpulkan berikutnya dan dimana akan dicari,
BAB IV
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
berhadapan dengan laut Sulawesi dan Samudera Pasifik pada koordinat 01º26’42”
LU-125º12’24”BT memiliki potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar dan
yang berarti tingkat pendapatan nelayan tentu lebih baik yang tercermin dari
apabila produksi meningkat tentunya pendapatan juga akan meningkat, namun pada
kenyataan yang dilihat dari struktur sosial kehidupan masyarakat nelayan di Kota
ikan,jalan,kios pesisir dengan lahan seluas 4,6 Ha. Ujicoba operasional pelabuhan
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Prof DR Rochmin Dahuri pada tanggal 10
September 2004 dan pada tanggal 10 desember 2005 ditetapkan sebagai Pelabuhan
Peningkatan status PPN Bitung menjadi PPS Bitung pada tanggal 6 Oktober 2008
(Bitung, blogspot.com).
4.2 Struktur Organisasi
PPS Bitung adalah pelabuhan tipe A, maka dari itu organisasi di pelabuhan
ini lebih lengkap dari pelabuhan yang bertipe B C D. Adapun struktur PPS Bitung
STRUKTUR ORGANISASI
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BITUNG
proses pengawasan yang dilakukan oleh Syahbandar terhadap kapal yang akan
berlayar meninggalkan pelabuhan untuk memastikan bahwa Kapal, awak kapal, dan
ketentuan Pasal 219 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang
Pelayaran, disebutkan bahwa “setiap kapal yang ber Selanjutnya dalam Peraturan
Pelabuhan Perikanan (Permen KP No.3 Tahun 2013) pada Pasal 1 angka 8, Surat
perikanan memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal, laik tangkap, dan laik simpan.
Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, disebutkan “Setiap kapal perikanan yang
adalah suatu kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Syahbandar terhadap kapal
yang akan berlayar berdasarkan surat pernyataan Nakhoda (Pasal 1 angka Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 82 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Penerbitan
yang akan berlayar termasuk kapal perikanan untuk menjamin keselamatan dan
persetujuan berlayar di terbitkan oleh petugas Syahbandar yang ada di Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan.
adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang diangkat oleh Menteri dan memiliki
wewenang pemerintahan itu tersimpul adanya hak dan kewajiban dari pemerintah
No.3 Tahun 2013) Pasal 11 ayat (1) untuk mendapakan Surat Persetujuan
5) persetujuan Imigrasi
Adapun syarat teknis nautis akan dilakukan pemeriksaan tentang fisik kapal
c. Stiker barcode
f. alat komunikasi
g. peralatan navigasi
i. alat keselamatan
penerbitan SPB, kalaiklautan kapal, dan SLO dari pengawas perikanan dan
teknis dan nautis kapal perikanan, alat penangkapan ikan, dan alat bantu
berlayar.
yang akan mengurus SPB tersebut. Hal ini terlihat dari cara
dengan cara sosialisai dan juga sudah ada spanduk yang diletakkan dalam
kantor Kesyahbandaran.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
)
Membubuhkan Cap Di SPB (2 menit)
Dari gambar di atas kita dapat melihat prosedur penerbitan SPB dari
kemudian pemeriksaan fisik kapal setelah itu SPB di terbitkan dan waktu
Pada tabel di atas hasil dari pengimputan data SBP dari bulan januari sampai
maret tanggal 21. Pada bulan februari kita dapat melihat penurunan penerbitan SPB
itu diakibatkan tanggal 12 sampai 14 kegiatan penerbitan tidak ada itu di karenakan
SPB yang telah diterbitkan oleh Syahbandar berlaku paling lama 24 (dua
puluh empat) jam terhitung sejak diterbitkan dan hanya dapat digunakan untuk 1
Persetujuan Berlayar dapat dilakukan oleh Syahbandar dalam hal : Kapal tidak
berlayar meninggalkan pelabuhan, melebihi 24 (dua puluh empat) jam dari batas
Terkait pembebasan SPB kapal perikanan, telah diatur pada pasal 17 ayat (1)
perikanan;
perusahaan.
pelayanan penerbitan SPB. Ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang telah
tanggung jawab yang besar dalam menerbitkan surat persetujuan berlayar (SPB).
Hal ini disebabkan bahwa SPB Kapal Perikanan merupakan salah satu dalam
mencegah aktivitas Illegal Fishing yang terjadi di wilayah perairan Sulawesi Utara
WPP RI 715&716. Selain itu Syahbandar juga berperan menjaga keselamatan dan
kemanan berlayar.
Namun dalam melaksanakan penerbitan SPB kapal perikanan, petugas
PPS Bitung, bahwa faktor-faktor tersebut meliputi faktor pendukung dan faktor
yang menghambat.
1. Faktor Pendukung
a. Faktor hukum
b. Faktor Koordinasi
2. Faktor Penghambat
sebagai berikut.
Tabel 5.2 Data Jumlah pegawai Kantor Unit Syahbandar Perikanan PPS Bitung
ditolak atau ditunda. Hal ini berdasarkan hasil penelitian bahwa pemilik
yang tidak memenuhi syarat, misalnya dokumen dari instansi lain belum
terbit atau sudah kadaluarsa seperti SLO belum terbit serta buku
c. Faktor Alam
Laut adalah tempat dimana sumber daya laut yang melimpah bagi
para nelayan, tetapi bagaimna apabila alam bercuaca buruk ini menjadi
5.1 Kesimpulan
administrasi dan fisik kapal, dan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB).
Perikanan pada Kantor Unit Syahbandar PPS Bitung, terdiri dari faktor
5.2 Saran
sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 3 Tahun 2013
Aminuddin, Ilmar. 2014, Hukum Tata Pemerintahan, Jakarta: Prenada Media Grup.
NAMA : Al Yusril
NIM : 1622080511
PENGALAMAN ORGANISASI :
Al Yusril