Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PRAKTEK MAGANG

KEGIATAN EKSPOR CUMI-CUMI (Loligo sp.) DI PT LAUTAN


PERSADA PPS BELAWAN KECAMATAN MEDAN BELAWAN
KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH
STEPANDI HARAHAP

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
LAPORAN PRAKTEK MAGANG

KEGIATAN EKSPOR CUMI-CUMI (Loligo sp.) DI PT LAUTAN


PERSADA PPS BELAWAN KECAMATAN MEDAN BELAWAN
KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Riau

OLEH

STEPANDI HARAHAP
NIM. 1704114750

Tim Penguji
1. Dr. Ir. Hendrik, MS
2. Lamun Bathara, S.Pi, M.Si

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan laporan praktek magang ini dengan judul “Kegiatan Ekspor Cumi-

cumi (Loligo sp.) di PT. Lautan Persada PPS Belawan Kecamatan Medan

Belawan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara”.

Penulis berterima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Hendrik, MS yang telah

bersedia memberi bimbingan, pengarahan dan nasehat kepada penulis dalam

menyelesaikan laporan praktek magang ini. Dalam menyusun laporan praktek

magang ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk

itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun, guna untuk memperbaiki dalam penyusunan selanjutnya. Semoga

laporan praktek magang ini dapat berguna bagi penulis dalam melaksanakannya

juga dapat berguna untuk rekan-rekan di masa yang akan datang.

Pekanbaru, Juni 2020

Stepandi Harahap
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... v

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktek Magang............................................................ 3
1.3. Manfaat Praktek Magang ......................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Cumi-cumi (Loligo sp. )............................................................ 5
2.2. Ekspor....................................................................................... 8
2.2.1. Pengertian Ekspor........................................................... 8
2.2.2. Prosedur Ekspor.............................................................. 9
2.2.3. Dokumen-dokumen ekspor............................................. 11
2.2.4. Manfaat dari Kegiatan Ekspor........................................ 12
2.2.5. Jenis Ekspor.................................................................... 13
2.3. Tantangan Ekspor Hasil Perikanan........................................... 14

III. METODE PRAKTEK


3.1. Waktu dan Tempat ................................................................... 17
3.2. Bahan dan Alat.......................................................................... 17
3.3. Metode Praktek Magang........................................................... 17
3.4. Metode Pengumpulan Data....................................................... 17
3.5. Prosedur Kegiatan Magang ...................................................... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Keadaan Umum Perusahaan..................................................... 19
4.1.1. Profil PT. Lautan Persada................................................ 19
4.1.2. Lokasi dan keadaan wilayah PT. Lautan Persada............ 19
4.1.3. Struktur Organisasi PT. Lautan Persada.......................... 20
4.2. Pelaksanaan Kegiatan Magang................................................. 20
4.3. Proses Pembekuan Cumi-cumi (Loligo sp.).............................. 23
4.3.1. Persiapan Bahan Baku Cumi-cumi................................. 23
4.3.2. Proses Pembekuan Cumi-cumi....................................... 24
4.3.3. Penanganan Cumi-cumi setelah Pembekuan.................. 25
4.4. Pemasaran Ekspor Cumi-cumi ( Loligo sp.)............................. 26
4.4.1. Syarat-syarat Ekspor....................................................... 26
4.4.2. Prosedur Ekspor.............................................................. 33
4.4.3. Cara Pembayaran............................................................ 36

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan............................................................................... 37
5.2. Saran ......................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 39

LAMPIRAN........................................................................................... 40
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Prosedur Kegiatan Magang................................................................. 18


4.1. Harga Jual Cumi-cumi ke Malaysia............................................................ 26
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Cumi-cumi (Loligo sp).......................................................................... 6


2. Struktur Organisasi PT. Lautan Persada................................................ 20
3. Proses Pembekuan Cumi-cumi (Loligo sp.).......................................... 23
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Peta Lokasi PT. Lautan Persada............................................................ 41


2. Dokumentasi Kegiatan Magang............................................................ 42
3. Dokumen-dokumen Ekspor................................................................... 44
4. Sertifikat dari PT. Lautan Persada......................................................... 55
5. Foto Bersama......................................................................................... 56
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia memiliki sumberdaya alam yang begitu besar. Salah

satunya ialah di sektor Perikanan dan Kelautan.Indonesia memiliki 17.499 pulau

dari Sabang hingga Merauke. Luas total wilayah Laut Indonesia berkisar kurang

lebih 3,1 juta km2 yang terdiri dari perairan laut teritorial dengan luas 0,3 juta km 2,

perairan nusantara dengan luas 2,8 juta km2 dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif

Indonesia (ZEE) dengan luas lebih kurang 2,55 juta km 2 dengan memiliki garis

pantai sepanjang 81.000 km. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang

memiliki potensi perikanan yang begitu besar, dengan memiliki banyak ragam

jenis ikan dan hasil perairan laut yang juga beragam (Roza, 2017).

Kegiatan ekspor juga mengirimkan atau memperdagangkan barang atau jasa

keluar negeri dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Orang yang

melakukan kegiatan ekspor atau badan yang melakukan kegiatan ekspor dikatakan

eksportir. Dalam kegiatan ekspor ini suatu negara yang akan memperoleh devisa

(alat pembayaran luar negeri) yang sangat diperlukan untuk membiayai proses

pembangunan bangsa. Kegiatan ekspor bagi negara seperti Indonesia memegang

peranan yang cukup penting dalam rangka pengendalian inflasi dan mendorong

produksi dalam negeri, khususnya yang akan diekspor (Saptanto, 2010).

Perbedaan sumberdaya di setiap negara mendorong terjadinya perdagangan

internasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ekspor memiliki peran

yang penting dalam perekonomian. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki

potensi yang besar pasda sektor perikanan (Devira, 2016)


2

Sektor perikanan adalah salah satu sektor usaha yang sedang tumbuh dengan

laju peningkatan yang cukup cepat. Hal ini menunjukkan sektor perikanan tengah

memasuki fase yang memberikan banyak ruang usaha untuk berkembang dan

tumbuh sehingga menjadikan peluang usaha yang sangat patut untuk

diperhitungkan. Perikanan merupakan semua kegiatan yang berkaitan dengan

ikan, termasuk memproduksi ikan, baik melalui penangkapan (perikanan tangkap)

maupun budidaya (perikanan budidaya atau akuakultur) atau mengolahnya untuk

memenuhi kebutuhan manusia akan pangan sumber protein dan non pangan.

Pelabuhan perikanan memiliki peran yang sangat penting terhadap

pengembangan perikanan laut, karena pelabuhan perikanan merupakan pusat

ekonomi dari ikan yang didaratkan hingga ikan yang akan dipasarkan di

pelabuhan, juga sebagai pusat kegiatan ekonomi perikanan di Indonesia,

kondisinya sangat terbatas. Saat ini jumlah pelabuhan perikanan tak tertandingi

dengan potensi perikanan yang luas dan wiayah laut yang luas terutama Indonesia

Timur (Ernani , 2011).

Salah satu sumber daya laut yang dimiliki di perairan Indonesia adalah

sumber daya Cumi-cumi. Cumi-cumi merupakan sumber daya ikan dari kelompok

hewan Chepalopoda besar atau jenis mollusca yang hidup di laut.

Nama Chepalopoda dalam bahasa yunani berarti “kaki kepala” hal ini karena

kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala.

Cumi-cumi adalah salah satu sumberdaya hayati laut yang bernilai ekonomis

penting dan merupakan komoditi ekspor. Cumi-cumi biasanya memiih kedalaman

dan berbagai tipe substrat yang dipilih adalah pada tempat yang agak samar dan

tersembunyi pada kedalaman 1-7 meter (Aras, M., dan Hasmawati, 2006)
3

PT. Lautan Persada yang berlokasi di gabion Belawan mensupai bahan baku

pemindangan dan menyediakan fasilitas penyimpanan (cold storage), pabrik dekat

dengan TPI (Tempat Penampungan Ikan) yang strategis sehingga menhasilkan

produk yang berkualitas, dan seluruh fasiitas proses pembekuan dan cold storage

berbasis pada teknologi dan manajemen berpengalaman.

Produk yang dihasikan antara lain adalah Frozen Pelagic Fish, Frozen Shrim,

Fresh Cephalopod, Fresh Demersal Fish, Fresh Pelagic Fish, Fresh Shrimp,

Frozen Chepalopods, Frozen Demersal Fish.

Cumi-cumi adalah salah satu sumberdaya laut yang dipasarkan oleh PT.

Lautan Persada. Cumi-cumi merupakan salah satu komoditas perikanan ekspor

Indonesia ke negara-negara, seperti Korea, Jepang, Vietnam, Iran dan Australia

sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan devisa negara. Cumi-cumi yang

memiliki standar mutu sehingga dapat menjamin keamanan pangan sehingga

ekspor dapat diterima.

Dengan informasi tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui dan melakukan

tahap-tahap praktek magang yang dilakukan dengan judul “Ekspor Cumi-

cumi (Loligo sp.) di PT. Lautan Persada PPS Belawan Kecamatan Medan

Belawan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara”.

1.2. Tujuan Praktek Magang

Tujuan dari praktek magang ini adalah:

a. Untuk menambah wawasan serta meningkatkan kualitas mahasiswa terutama

tentang kegiatan ekspor.

b. Ikut serta secara langsung dalam proses pelaksanaan kegiatan ekspor Cumi-

cumi (Loligo sp.) di PT. Lautan Persada, PPS Belawan, Kecamatan Medan


4

Belawan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, sehingga mahasiswa

mendapatkan pengalaman keadaan sesungguhnya di lapangan.

1.3. Manfaat Praktek Magang

Manfaat dari paraktek magang ini adalah :

a. Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman kerja secara nyata, serta

memperoleh keterampilan setelah selesai praktek magang.

b. Tempat memperoleh salah satu informasi tentang ekspor Cumi-cumi (Loligo

sp.).
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cumi-cumi (Loligo sp.)

Cumi-cumi merupakan salah satu hewan bahari yang bisa dikonsumsi oleh

manusia. Cumi-cumi memiliki kandungan protein yang tinggi, selain itu

kandungan kalsium dari cumi sangat bermanfaat buat kesehatan tulang dan gigi.

Cumi-cumi menjadi objek tangkapan nelayan buat dijual di pasar maupun buat

dikonsumsi sendiri. Kemunduran mutu Cumi-cumi dapat diuji dengan pengujian

organoleptik. Uji organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses

penginderaan. Uji organoleptik merupakan penilaian subjektif yang dilakukan

secara individu dengan mengandalkan indera manusia sebagai alat utama

(Irianto et.al. 2009).

Cumi-cumi juga memiliki daging putih yang merupakan salah satu kelebihan

tersendiri dan disukai oleh masyarakat. Cumi-cumi adalah jenis chepalopoda yang

dikenal dalam dunia perdagangan disamping Sotong dan Gurita. Di bidang

perikanan komersial, Cumi-cumi merupakan salah satu komoditas perikanan yang

cukup penting dan menempati urutan ketiga setelah ikan dan Udang (Okuzumi

dan Fuji, 2000 dalam Pricilia, 2011).

Oleh sebab itu Cumi-cumi memiliki nilai hemat yang tinggi bagi nelayan.

Cumi-cumi menjadi komoditi komersial yang diperdagangkan di pasar ikan dan

supermarket. Cumi-cumi menjadi menu primer di restoran seafood, maupun

menjadi salah satu kasanah masakan Indonesia. Cumi-cumi juga merupakan salah

satu hewan yang banyak diminati oleh golongan menengah ke atas karena

mengandung banyak vitamin dan protein yang sangat tinggi.


6

Gambar 1. Cumi-cumi (Loligo sp.)

Secara ilmiah, Cumi-cumi dapat diklasifikasikan kedalam :

Kingdom :Animalia

Filum :Mollusca

Kelas :Cephalopoda

Ordo :Teuthida

Subordo :Myopsina

Famili :Loliginidae

Genus :Loligo

Spesies :Loligo sp.

Di Indonesia tidak semua jenis Cumi-cumi disukai oleh masyarakat untuk

dikonsumsi segar, karena mempunyai daging yang sangat tebal. Oleh karena itu

perlu pengolahan yang menjadikan ikan ini lebih menarik.

Berdasarkan penelitian Marzuki dan Subani (1989) bahwa Cumi-

cumi (Loligo sp). dapat mencapai panjang total 30 cm dan berat total 500 g.

Sedangkan populasi Cumi-cumi di Perairan Kabupaten Barru memiliki kisaran

panjang 3-16 cm yang terdiri atas tiga kelompok umur, yaitu 3-9 cm untuk
7

kelompok umur pertama, 9-12 cm untuk kelompok umur kedua, dan 12-16 cm

untuk kelompok umur ketiga.

Sedangkan, untuk ukuran layak tangkap baik secara pegukuran panjang dan

berat dari Cumi-cumi didapatkan kisaran untuk panjang 15,0 cm sampai 15,9 cm

dan berat berkisar 25 g sampai 100 g.

Ukuran layak tangkap Cumi-cumi yaitu dengan panjang 15 cm sampai 20 cm

dan berat sekitar 100 g, zoologi vertebrata bahwa yang layak tangkap dan

dikonsumsi untuk kebutuhan pangan dengan panjang 10 cm sampai 70 cm dan

berat mencapai 750 g. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian disimpulkan bahwa

berdasakan hasil tangkap untuk Cumi-cumi (Loligo sp.).

Bahkan selama ini kita hanya mengenal cumi cumi lewat dagingnya yang

biasa dimakan, akan tetapi bukan itu saja selain dagingnya tinta Cumi-cumi bisa

di manfaatkan, seperti, beberapa Negara, seperti Italia, telah menggunakan tinta

cumi sebagai salah satu bumbu masakan pasta.

Habitat Cumi-cumi (Loligo sp.) adalah perairan laut terbuka. Cumi-cumi

lebih banyak bergerak pada massa air untuk mengejar mangsanya. Cumi-cumi

(Loligo sp.) bersifat fototaxis positif, suka atau tertarik mendekati cahaya. Bila

mereka terancam, Cumi-cumi akan bergerak mundur secara cepat dengan cara

menyemburkan air dari dalam rongga mantel melalui sifon atau menyemburkan

tinta yang berwarna hitam kebiruan. Setelah disemprotkan, cairan tinta tersebut

tidaklah segera larut, tetapi tetap menggumpal. Pada saat itu pula, Cumi-cumi

akan segera meninggalkan musim kawin Cumi-cumi juga terjadi pada permulaan

musim penghujan dan awal musim kemarau. Tidak hanya itu saja Tinta Cumi-

cumi juga mempunyai nilai gizi yang cukup baik terutama kandungan protein dan
8

asam amino. Mukholik (1995) menyatakan bahwa tinta Cumi-cumi mengandung

protein sebesar 10,88% yang terdiri atas asam amino esensial dan non esensial.

Cumi-cumi (Loligo sp.) juga merupakan binatang yang lunak dengan tubuh

berbentuk silindris. Sirip-siripnya berbentuk trianguler atau radar yang menjadi

satu pada ujungnya.Pada kepalanya di sekitar lubang mulut terdapat 10 tentakel

yang dilengkapi dengan alat penghisap (sucker).Tubuh terdiri dari isi rongga

tubuh (visceral mass) dan mantel lapisan isi rongga tubuh berbentuk silinder

dengan dinding sebelah dalam tipis dan halus.

Jika ditinjau dari nilai gizi, Cumi-cumi memiliki kandungan gizi yang luar

biasa karena kandungan proteinnya cukup tinggi, yaitu 17,9 gram per 100 gram

Cumi-cumi segar. Daging Cumi-cumi memiliki kelebihan dibanding dengan hasil

laut lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma

yang khas, serta mengandung semua jenis asam amino essensial yang diperlukan

oleh tubuh. Asam amino essensial yang dominan adalah leuisin, lisin dan

fenilalanin. Sementara kadar asam amino non essensial yang dominan adalah

asam glutamat dan asam aspartat. Kedua asam aminon tersebut berkontribusi

besar terhadap timbulnya rasa sedap dan gurih.Itu sebabnya, secara alami Cumi-

cumi telah memiliki cita rasa gurih, sehingga dalam pengolahannya tak perlu

ditambahkan penyedap (seperti Monosodium glutamat atau MSG).

2.2. Ekspor

2.2.1. Pengertian Ekspor

Ekspor merupakan proses penjualan barang ke luar negeri dengan

menggunakan sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya

yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Permintaan ekspor ialah
9

jumlah barang ataupun jasa yang diminta untuk diekspor dari suatu negara ke

negara lain. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan

barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain

(Sukirno, 2008).

Ekspor adalah proses kegiatan pengiriman barang keluar negeri sesuai

dengan kesepakatan dari masing-masing negara, baik itu dari perusahan ataupun

dari pemerintahan. Sedangkan kegiatan ekspor merupakan perdagangan baik itu

barang maupun jasa yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain

melalui prosedur yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, ekspor diartikan

pengeluaran barang dari masyarakat dan mengirim ke negara lain sesuai dengan

pembayaran dalam bentuk valuta asing, dimana ekspor merupakan upaya

melakukan penjualan komoditi yang dimiliki oleh bangsa dan dijual kepada

bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan bayaran dengan valuta asing

(Amir, 2001). Ekspor adalah berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi di

dalam negeri lalu dijual di luar negeri (Mankiw, 2006).

2.2.2. Prosedur Ekspor 

Prosedur ekspor adalah langkah-langkah atau persyaratan-persyaratan

yang harus dipenuhi untuk melaksanakan kegiatan ekspor barang. Dalam hal ini

prosedur ekspor termasuk pengurusan dokumen-dokumen ekspor, persiapan

barang ekspor, dan hal pembiayaan (Amir, 2004).

Berikut adalah langkah-langkah untuk melengkapi prosedur ekspor:

a. Korespondensi, yaitu eksportir melakukan korespondensi dengan importir di

luar negeri untuk menawarkan komoditas yang mau dijual.


10

b. Pembuatan Kontrak Dagang, setelah importir setuju dengan semua kondisi

yang ditawarkan oleh eksportir, kontrak dagang segera dibuat.

c. Penerbitan Letter of Credit (L/C), importir membuka L/C melalui bank

koresponden di negaranya dan mengirimkan L/C tersebut ke bank devisa

yang ditunjuk eksportir di Indonesia.

d. Mempersiapkan barang ekspor, dengan diterimanya L/C, eksportir segera

mempersiapkan barang yang dipesan importir.

e. Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), pendaftaran dilakukan

ke bank devisa dengan melampirkan keterangan sanggup membayar apabila

barang ekspornya terkena pajak ekspor.

f. Pemesanan ruang kapal, dilakukan eksportir ke Perusahaan. Pelayaran

Samudera atau perusahaan penerbangan.

g. Pengiriman barang ke pelabuhan. Tahapan ini dapat dilakukan oleh eksportir

sendiri melalui perusahaan jasa pengiriman barang.

h. Pemeriksaan Bea Cukai, pihak bea cukai akan memeriksa barang-barang

yang akan di ekspor beserta dokumennya. Setelah itu ia akan mendatangani

pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB.

i. Pemuatan barang ke kapal, setelah PEB ditandatangani oleh pihak Bea Cukai,

barang bisa dimuat ke kapal. Kemudian pihak pelayaran akan memberikan

B/L kepada Eksportir.

j. Surat Keterangan Asal Barang (SKA), surat ini bisa diperoleh dari Kanwil

Depperindag atau kantor Depperindag setempat.

k. Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir bisa mencairkan

L/C ke bank dengan menyerahkan syarat B/L, faktur, Packing list.


11

l. Pengiriman barang ke importir.

2.2.3. Dokumen-dokumen Ekspor

1) Letter Of Credit (L/C)

Surat ini dikeluarkan oleh pihak bank atas permintaan importir untuk

eksportir yang berada di luar negeri. Fungsinya untuk memberi hak pada

eksportir untuk menarik wesel dari importir.

2) Bill Of Landing (B/L)

Ini adalah dokumen bukti tanda terima barang yang dikirimkan dan telah

dimuat dengan kapal laut. Selain itu, bill of lading juga berfungsi sebagai

tanda kepemilikan barang serta bukti perjanjian pengangkutan barang

melalui laut.

3) Polis Asuransi

Dokumen ini merupakan bukti pertanggungjawaban dari perusahaan

asuransi tentang jaminan keselamatan barang yang dikirim. Biasanya

dokumen ini diminta oleh pihak eksportir atau importir. Risiko yang

nantinya terjadi akan ditanggung pihak asuransi sesuai dengan kesepakatan

yang ada.

4) Faktur (Invoice)

Dokumen ini berisi data jumlah wesel yang dapat ditarik, penyesuaian

urusan bea masuk, jumlah asuransi dan lain sebagainya. Di dalam faktur ini

ada 3 jenis yaitu performa Invoice, commercial Invoice dan consular

Invoice.

Di samping dokumen di atas, terdapat pula dokumen ekspor impor penunjang

lainnya yaitu sebagai berikut :


12

a. Packing list (Daftar Pengepakan) : berisi uraian barang yang dikemas

b. Certificate Of Origin (Surat Keterangan Asal) : untuk membuktikan asal

suatu barang.

c. Certificate Of Inspection (Surat Keterangan Pemeriksaan): sebagai jaminan

mutu barang yang dikemas yang telah melalui pemeriksaan.

d. Manufacture’s Quality Certificate (Sertifikat Mutu dari Produsen): uraian

tentang mutu barang.

e. Certificate Of Quality (Sertifikat Mutu): berkaitan dengan mutu barang yang

diperdagangkan.

f. Weight Note (Keterangan Timbangan) : rincian berat barang yang dikirimkan.

g. Measurement List (Daftar Ukuran) : ukuran dari setiap kemasan barang.

h. Chemical Analysis (Analisa Kimia): ukuran dan kandungan bahan yang sudah

dianalisa oleh badan yang bersangkutan.

i. Bill Of Exchange (Wesel)

2.2.4. Manfaat dari Kegiatan Ekspor

Menurut Sukirno (2008), manfaat dari kegiatan ekspor adalah :

a. Memperluas pasar bagi Produk Indonesia. Kegiatan ekspor merupakan salah

satu cara untuk memasarkanproduk Indonesia ke luar negeri. Misalnya,

pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal

oleh masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan

Indonesia semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin

besar. Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin

berkembang.
13

b. Menambah Devisa Negara. Perdagangan antarnegara memungkinkan

eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada masyarakat luar negeri.

Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan demikian,

kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber

penerimaan negara.

c. Memperluas Lapangan Kerja. Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja

bagi masyarakat. Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia,

kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula

tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.

2.2.5. Jenis Ekspor

Dalam Mankiw (2006) menjelaskan kegiatan ekspor terbagi menjadi 2, yaitu :

a. Ekspor langsung. Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa

melalui perantara/ eksportir yang bertempat di negara lain atau negara tujuan

ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan

perusahaan. Keuntungannya, produksi terpusat di negara asal dan kontrol

terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi

untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta

proteksionisme.

b. Ekspor tidak langsung. Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang

dijual melalui perantara/eksportir negara asal kemudian dijual oleh perantara

tersebut. Melalui, perusahaan manajemen ekspor (export management

companies) dan perusahaan pengekspor (export trading companies).

Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu


14

menangani ekspor secara langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap

distribusi kurang dan pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang.

2.3. Tantangan Ekspor Hasil Perikanan

Peran industri pengolahan hasil perikanan ternyata sangat besar dan stategis

dalam pembangunan nasional untuk mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan suatu

masyarakat adil dan makmur yang marata material dan spiritual berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karenanya industrialisasi

pengolahan hasil perikanan harus menjadi objek kegiatan utama di sektor

perikanan dalam penanganan dan pengembangannya. Penanganan industri

pengolahan hasil perikanan hendaknya dilakukan dengan baik dan benar, begitu

pula dengan arah pengembangannya. Hal ini karena industri pengolahan hasil

perikanan di Indonesia memiliki banyak peluang disamping tantangan yang ada.

Tantangan ekspor hasil perikanan adalah bagaimana memantapkan sektor

kelautan dan perikanan agar lebih berdaya saing dan lebih berpihak pada

masyarakat dengan cara pandang yang konstruktif, adaptif, dan economic

mindset.

Oleh Karena itu, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dan diselesaikan

di antaranya :

a. Peningkatan kesejahteraan nelayan dan budidaya ikan. Ini bisa dilakukan

melalui program subsidi yang efektif dan adaptif. Modernisasi perikanan

lewat bantuan kapal bisa lebih efektif dengan meningkatkan daya adaptasi

nelayan terhadap armada baru.


15

b. Pengendalian impor. Pengendalian impor akan berdampak pada

kesejahteraan. Yang diperlukan adalah kuatnya pengawasan terhadap produk

impor supaya tidak mengganggu pasar nelayan lokal. Juga, memfasilitasi

nelayan dengan sistem informasi yang adaptif dan efektif, sehingga nelayan

tahu kapan dan di mana harus menangkap ikan di era perubahan iklim yang

terjadi saat ini. Serta, bagi pembudidaya ikan, perlu dikembangkan gerakan

kemandirian pakan karena ini merupakan komponen terbesar dalam produksi

budidaya.

c. Peningkatan kualitas mutu perikanan. Peningkatan kualitas penanganan pasca

tangkap sangat penting untuk mutu ikan. Kualitas air pelabuhan serta unit

pengolahan ikan juga harus ditingkatkan. Hal ini penting untuk meningkatkan

kualitas ikan yang akan diekspor, sehingga mengurangi jumlah kasus

penolakan ikan, baik oleh Uni Eropa maupun Amerika Serikat. Pada saat

yang sama, diversifikasi pasar ekspor ke Afrika, Timur Tengah, dan

Tiongkok juga perlu diperkuat supaya tidak bergantung pada pasar Jepang,

Uni Eropa, dan Amerika serikat. Pada akhirnya, target ekspor 2018 sebanyak

US$ 5,4 miliar bisa tercapai setelah belajar dari kegagalan mencapai target

ekspor perikanan pada tahun 2017 kemarin.

d. Penyusunan kembali peta jalan bisnis dan usaha perikanan dengan

mendorong pengusaha perikanan dalam negeri. Investasi asing perlu

dikendalikan dengan memberikan ruang kepada kelompok usaha dalam

negeri. Bangun sistem rantai usaha perikanan dari hulu sampai hilir secara

terintegrasi.
16

e. Reformasi sumber daya manusia (SDM) dengan memberikan ruang yang

seimbang dan saling membangun. Reformasi sumber daya manusia dapat

dimulai dengan mempersiapkan ketersediaan SDM berkualitas pada posisi

yang tepat, memiliki komitmen dan integritas, melek ilmu pengetahuan dan

teknologi (iptek) dan memiliki visi yang kuat tentang ekonomi perikanan dan

kelautan.

f. Mempersiapkan infrastruktur perikanan dan kelautan secara benar dan tepat.

Kemajuan sektor perikanan harus didekati dengan konsep modernisasi

prasarana. Kita tidak akan mendapatkan hasil perikanan berkualitas apabila

mengandalkan prasarana tradisional di setiap kantor perikanan di setiap

daerah.

g. Meningkatkan iptek dan riset kelautan dan perikanan. IPTEK harus dijadikan

tumpuan dalam pembangunan ekonomi untuk memanfaatkan sumber daya

yang tersedia, serta memperkuat simpul-simpul ekonomi maritim guna

mendorong daya saing di sektor kelautan dan perikanan


17

III. METODE PRAKTEK

3.1. Waktu dan Tempat

Praktek magang ini dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2020 sampai

07 Februari 2020 bertempat di PT. Lautan Persada, PPS Belawan, Kecamatan

Medan Belawan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang saya gunakan dalam pelaksanaan praktek magang ini yaitu Cumi-

cumi, dimana Cumi-cumi ini merupakan komoditas yang saya ambil sebagai judul

praktek magang saya. Kemudian beberapa alat yang saya gunakan selama praktek

magang, antara lain topi, masker, apron, sepatu boot, sarung tangan, pulpen, buku,

dan kamera.

3.3. Metode Praktek Magang

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Magang adalah metode

observasi partisipatif yaitu pengamatan dan terlibat secara langsung yang

diakukan selama kegiatan ekspor Cumi-cumi (Loligo sp.) di PT. Lautan Persada,

PPS Belawan, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Provinsi Sumatera

Utara.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Kegiatan magang yang dilakukan adalah dengan mengamati proses ekspor

Cumi-cumi (Loligo sp.) dan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaannya. Kegiatan

yang diikuti berupa kegiatan yang mencakup semua proses ekspor Cumi-

cumi (Loligo sp.) yang ada di PT. Lautan Persada,PPS Belawan, Kecamatan

Medan Belawan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Data yang dibutuhkan
18

adalah data primer dan data sekunder, data primer adalah data yang diperoleh dari

hasil wawancara pihak-pihak yang terkait, sedangkan data sekunder adalah data

yang diperoleh dari PT. Lautan Persada dan beberapa literatur yang mendukung

kebenaran data.

3.5. Prosedur Kegiatan Magang

Berikut ini adalah prosedur kegiatan magang yang dilaksanakan di PT.

Lautan Persada, PPS Belawan, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan,

Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 3.1. Prosedur Kegiatan Magang


No Kegiatan Keterangan

1 Persiapan Menentukan Lokasi kegiatan magang yang akan


Magang dilaksanakan di PT. Lautan Prersada, PPS Belawan,
Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara.
- Pembuatan outline kegiatan magang

- Persetujuan dari dosen pembimbing

2 Melakukan / mengikuti, mengamati proses ekspor


Kegiatan Magang Cumi-cumi (Loligo sp.) dan melakukan wawancara
yang dilaksanakan di PT. Lautan Persada, PPS
Belawan, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara.

3 Pembuatan Laporan Akhir Kegiatan Magang


Persiapan Akhir

Sumber: Data Primer 2020


19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Perusahaan

4.1.1. Profil PT. Lautan Persada

PT. Lautan Persada adalah unit pengolahan ikan yang berada di Jalan

Gabion Perikanan Perum Prasarana Perikanan Samudra Belawan, Kelurahan

Bagan Deli.,Kecamatan Medan Belawan - Sumatera Utara. Berdiri pada tanggal

13 Juli 2010 dan mulai beroperasi pada tahun 2011. PT. Lautan Persada adalah

perusahaan yang bergerak di bidang export – import hasil laut dan cold storage.

UPI tersebut merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yang dimiliki

dan dipimpin oleh Lady Fristanti. PT. Lautan Persada adalah perusahaan

perikanan yang bergerak di bidang ekspor, impor, hasil laut dan jasa penitipan

cold storage yang terletak di Jalan Gabion Perikanan Perumahan Prasarana

Perikanan Samudera Belawan Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan

Belawan, Sumatera Utara. Pada tahun 2016 PT. Lautan Persada mengalami

musibah kebakaran yang menghanguskan seluruh edung, kecuali mushola dan pos

security karena berada diluar area gedung. Pasca kebakaran, gedung perusahaan

mulai dibangun kembali hingga normal, dan keadaan tersebut bertahan hingga

sekarang.

4.1.2. Lokasi dan keadaan wilayah PT. Lautan Persada

PT. Lautan Persada berlokasi di Jl. Gabion Perikanan Perum. Prasarana

Perikanan Samuudera Belawan, Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan

Belawan Sumatera Utara.


20

4.1.3. Struktur Organisasi PT. Lautan Persada

Direktur
Lady Fristanti

Komisaris
Kalim

Quality Control Marketing Finance Teknisi


Muh. Rifqi A. Daulay Riri Syafitri Joko Purnomo H. Napitupulu

Administrasi
Kepala Produksi Asisten Q C Asis. Marketing Dameria Gultom
Sari Rahmadhani Johan N Nurul Febriani

Karyawan Karyawan
Produksi Sanitasi

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Lautan Persada

Struktur organisasi merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola

hubungan diantara fungsi-fungsi, staf, dan orang-orang yang menunjukkan

kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam

suatu perusahaan. Setiap perusahaan pasti mempunyai suatu struktur organisasi,

guna mempermudah pencapain tujuan perusahaan. PT Lautan Persada Medan

menggunakan struktur organisasi lini atau komando dengan membagi tugas

masing-masing karyawannya agar tujuan perusahaan dapat terlaksana dengan baik

4.2. Pelaksanaan Kegiatan Magang

Tanggal 20 Januari 2020

Pengenalan terhadap lingkungan kerja, melihat dan mengamati masing-

masing ruangan serta fungsinya (dipandu oleh Pak Johan Nainggolan selaku

Asisten Quality Control).


21

Tanggal 21 Januari 2020

Turun langsung ke lapangan dan ikut serta dalam proses pengemasan

(komoditas: Cumi-cumi dan Gurita babon).

Tanggal 22 Januari 2020

Berbincang dengan pak Agus selaku bagian recruitment dan melakukan

proses pengemasan (komoditas: Gurita).

Tanggal 23 Januari 2020

Turun langsung ke lapangan dan ikut serta dalam proses pengemasan

(komoditas: Cumi-cumi dan Udang).

Tanggal 24 Januari 2020

Pembuatan kardus packing (ikut membantu membuat kardus packing).

Tanggal 27 Januari 2020

Turun langsung ke lapangan dan ikut serta dalam proses pengemasan

(komoditas: Gurita kecil, Kakaktua, dan Tongkol).

Tanggal 28 Januari 2020

Diskusi dengan Pak Daulay selaku Quality Control di meeting room dan

membahas tentang materi magang masing-masing mahasiswa.

Tanggal 29 Januari 2020

Turun langsung ke lapangan dan ikut serta dalam proses pengemasan

(komoditas: Cumi-cumi) dan ikut membantu membuat kardus packing.

Tanggal 30 Januari 2020

Turun langsung ke lapangan dan ikut serta dalam proses pengemasan

(komoditas: Cumi-cumi) dan ikut membantu membuat kardus packing.


22

Tanggal 31 Januari 2020

Turun langsung ke lapangan dan ikut serta dalam proses pengemasan

(komoditas: Cumi-cumi dan Udang).

Tanggal 01 Februari 2020

Turun langsung ke lapangan dan ikut serta dalam proses pengemasan

(komoditas: Cumi) dan ikut membantu membuat kardus packing

Tanggal 02 Februari 2020

Turun langsung ke lapangan dan ikut serta dalam proses pengemasan

(komoditas: Cumi-cumi dan Udang).

Tanggal 03 Februari 2020

Pembuatan kardus packing (ikut membantu membuat kardus packing).

Tanggal 04 Februari 2020

Turun langsung ke lapangan dan ikut serta dalam proses pengemasan

(komoditas: Cumi-cumi dan Udang).

Tanggal 05 Februari 2020

Membuat laporan magang beserta materi power point untuk presentase

Tanggal 06 Februari 2020

Membuat laporan magang beserta materi power point untuk presentase

Tanggal 07 Februari 2020

Presentasi materi magang oleh masing-masing mahasiswa yang disaksikan

dan dinilai oleh Pak Daulay (Quality Control) dan Pak John Nainggolan (Asisten

Quality Control)
23

4.3. Proses Pembekuan Cumi-cumi (Loligo sp.)

Penerimaan Bahan
Distribusi
Baku Cumi-cumi
(Loligo sp.)

Penyimpanan dalam
cold storage
Pencucian Pertama

Pengepakan
Penyortiran

Glazing
Penimbangan

Pembekuan
Pencucian Kedua

Penyusunan ke dalam pan

Gambar 3. Proses Pembekuan Cumi-cumi (Loligo sp.)


4.3.1. Persiapan Bahan Baku Cumi-cumi
a. Bahan baku diterima dari toke bangku (Supplier Batubara) yang langsung

diantar menggunakan mobil bak terbuka, bahan baku diletakkan di dalam

fiber agar tidak mudah untuk terkontaminasi. Cumi-cumi yang sudah

diterima / diturunkan, akan diangkat menggunakan forklift yang langsung

diantar ke area bahan baku

b. Pencucian pertama, Cumi-cumi yang sudah diterima kemudian dicuci agar

menghilangkan kotoran pada ikan tersebut dan menghilangkan serpihan-

sepihan seperti plastik, kayu, darah dan lain-lain pencucian ini lakukan
24

juga untuk menjaga kesegaran pada ikan tersebut atau pada bahan baku

dengan menggunakan air dingin yang mempunyai suhu 4 ͦC. Agar Cumi-

cumi tetap segar.

c. Penyortiran, Cumi-cumi yang sudah dicuci kemudian dinaikkan ke atas

meja penyortiran dengan menggunakan keranjang, kemudian disortir

menurut ukuran dan kelasnya,

d. Penimbangan, Cumi-cumi yang sudah melewati tahap penyortiran

kemudian ditimbang dengan berat 2 kg (dengan berat Cumi-cumi sebesar

1,5 kg dan 0,5 kg air).

e. Pencucian kedua, Cumi-cumi yang sudah ditimbang selanjunya dilakukan

pencucian kedua atau penyiraman sebanyak 2 gayung air dingin dengan

suhu 4 ͦ C, guna menjaga kesegaran dan mutu Cumi-cumi sampai ke proses

akhir.

f. Penyusunan ke dalam pan, Cumi-cumi yang sudah dicuci kemudian

disusun ke dalam pan 2 kg dengan masing-masing ukuran: 4/6 (4-6 ekor

per kg), 6/8 ( 6-8 ekor per kg).

4.3.2. Proses Pembekuan Cumi-cumi

a. Pembekuan merupakan suatu cara pengawetan bahan pangan dengan cara

membekukan bahan pada suhu di bawah titik beku pangan tersebut

(Rohannah, 2002). Cumi-cumi yang sudah disusun, langsung diletakkan

ke atas trowli, lalu Cumi-cumi dimasukkan ke dalam CPF (Contact Plate

Freezer) sampai Cumi-cumi mencapai suhu -40° C selama 7-8 jam.

b. Glazing, Cumi-cumi yang sudah beku (Cumi-cumi dalam bentuk blok)

akan diambil dari CPF (Contact Plate Freezer) kemudian direndam ± 10


25

detik pada suhu air 4°C, ini bertujuan untuk menghilangkan serbuk-serbuk

yang terdapat pada Cumi-cumi tersebut.

4.3.3. Penanganan Cumi-cumi setelah Pembekuan

a. Pengepakan, Cumi-cumi yang sudah dilakukan peng-glazingan langsung

dikemas dengan menggunakan plastik bening, kemudian dimasukkan ke

dalam karton atau kardus yang mempunyai berat 12 kg. Cumi-cumi yang

sudah dimasukan ke dalam plastik atau karton langsung dilakban. Lakban

yang dipakai adalah lakban bening, ini bertujuan agar cumi tersebut tidak

mengalami kontaminasi oleh bakteri.

b. Penyimpanan dalam cold storage, Cumi-cumi yang sudah dikemas,

disusun di atas palet, kemudian diangkat menggunakan trowli, lalu

dimasukkan ke dalam cold storage dengan suhu -18° C, agar Cumi-cumi

tersebut tetap terjaga mutu dan kualitasnya.

c. Distribusi, Cumi-cumi yang sudah dimasukkan ke dalam cold storage

akan di distribusikan ke dalam negeri maupun luar negeri (ekspor), yang

biasanya akan dimasukkan ke dalam container ukuran 20 ft dan 40 ft

dengan muatan 11-12 ton dan 25 ton.

PT. Lautan Persada melakukan ekspor Cumi-cumi beku ke negara

Malaysia. Untuk harga beli Cumi-cumi segar dari supplier (Grade A) Rp. 43.000/

kg dan (Grade B) Rp. 38.000/ kg, untuk harga jual Cumi-cumi beku sendiri pada

tanggal 10 Januari 2020 tujuan negara Malaysia, total 13.257 kg (berat bersih)

dengan harga Rp. 765.596.000,- atau $52.047.


26

Tabel 4.1. Harga Jual Cumi-cumi ke Malaysia


No Grade Ekor (Per Kg) Harga Ekspor
1 A 4-6 $4.00 / kg
2 B 6-8 $3,15 / kg
Sumber: Data Primer 2020

4.4. Pemasaran Ekspor Cumi-cumi (Loligo sp)

4.4.1. Syarat-Syarat Ekspor

Cumi-cumi yang sudah melewati tahap proses pembekuan akan dilakukan

persiapan dokumen-dokumen ekspor. Ekspor tidak bisa dilakukan apabila

dokumen-dokumen ekspor tidak dipersiapkan terlebih dahulu. Suatu produk atau

barang dapat dikatakan layak jalan jika perusahaan mempersiapkan dokumen-

dokumen tersebut dengan baik, dan dokumen yang dipersiapkan tersebut

menentukan legalitas dari perusahaan.

1) Dokumen Utama

Dokumen utama merupakan dokumen yang menunjukkan legalitas

perusahaan. Legalitas perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang memenuhi

persyaratan undang-undang dinyatakan sebagai bentuk usaha yang sah. Legalitas

usaha merupakan keadaan dimana suatu perusahaan yang berdiri dan bergerak

dalam bidang apapun dinyatakan sah secara oleh hukum. Setiap badan usaha yang

berdiri harus melengkapi usahanya dengan syarat operasional usaha. Syarat

operasional tersebut dapat menjadi bukti bahwa perusahaan yang berdiri

dinyatakan mempunyai legalitas usaha.

Dokumen utama yang disiapkan oleh antara lain, Surat Izin Usaha Perikanan

(SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), nama perusahaan, akta pendirian

perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan Izin Usaha Perikanan (IUP),

serta L/C (Letter of Credit).


27

a) Surat Izin Usaha Perikanan(SIUP)

Surat Izin Usaha Perikanan merupakan salah satu layanan yang diberikan

Kementrian Kelautan dan Perikanan kepada masyarakat (perorangan/ koperasi/

perusahan swasta nasional) yang ingin mengajukan permohonan perizinan

kegiatan usaha perikanan tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik

Indonesia dan laut lepas, yang meliputi izin usaha perikanan, izin penangkapan

ikan, izin pengangkutan ikan dalam satuan armada penangkapan ikan (Montoali,

2018)

b) Nama Perusahaan

Nama perusahaan adalah jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk

menjalankan kegiatan usahanya (Kadir, 2010). Dengan adanya nama perusahaan,

perusahaan tersebut dapat dikenal oleh masyarakat luas yang menjadi pengenal

atau ciri khas tertentu dari suatu perusahaan.

c) Akta Pendirian Perusahaan

Salah satu bentuk legalitas suatu perusahaan adalah akta pendirian yang dibuat

dimuka notaris. Notaris merupakan pejabat umum yang mendapat wewenang dari

pemerintah dalam hal ini departemen kehakiman untuk mengesahkan dan

menyaksikan surat perjanjian, surat wasiat, akta dan sebagainya (KBBI). Di dalam

akta pendirian tersebut juga memuat anggaran dasar perusahaan yaitu seperangkat

peraturan yang menjadi dasar berdiri dan beroperasinya perusahaan menurut

hukum.

d) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor pokok wajib pajak biasa disingkat dengan NPWP adalah nomor yang

diberikan kepada wajib pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
28

yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Menurut ketentuan, setiap pajak

hanya diberikan satu NPWP, dimana NPWP tersebut terdiri atas 15 digit, 9 digit

pertama merupakan kode wajib pajak 6 digit berikutnya merupakan kode

administrasi.

Beberapa fungsi dan manfaat yang didapatkan dengan menggunakan NPWP

adalah sebagai sarana dalam hal pembayaran dan pengawasan administrasi

perpajakan, dan sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan pelayanan

umum, seperti kartu kredit bank, paspor, dan persyaratan pegawai untuk beberapa

instansi.

e) Tanda Daftar Perusahaan

TDP merupakan suatu kewajiban perusahaan untuk mendaftarkan

perusahaannya tersebut. Setiap perusahaan yang telah memperoleh TDUP dalam

jangka waktu tiga bulan terhitung mulai tanggal diterbitkannya TDUP wajib

mendaftarkan perusahaannya dalam daftar perusahaan sesuai dengan ketentuan

UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan untuk beberapa instansi.

f) Izin Usaha Perikanan (IUP)

Izin Usaha perikanan (IUP) adalah izin tertulis yang harus dimiliki

perusahaan perikanan untuk melakukan usaha perikanan dengan menggunakan

sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut. Perusahaan yang melakukan

usaha perikanan, wajib memiliki Izin Usaha Perikanan (IUP). IUP diterbitkan

untuk masing-masing usaha perikanan, dan berlaku selama perusahaan melakukan

kegiatan usaha perikanan.


29

g) Letter of Credit (L/C)

L/C merupakan suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu Bank atas permintaan

importir yang ditujukan kepada Eksportir di luar negeri yang menjadi relasi

importir tersebut, yang memberikan hak kepada eksportir itu untuk menarik

wesel-wesel atas nama importir bersangkutan. Sistem pembayaran dengan L/C

merupakan cara yang paling aman bagi eksportir untuk memperoleh hasil dari

penjualan barangnya dari importir, sepanjang eksportir dapat menyerahkan

dokumen-dokumen sesuai dengan yang disyaratkan dalam L/C.

2) Dokumen Penunjang

Dokumen penunjang merupakan dokumen yang dikeluarkan untuk

memperkuat keterangan yang terdapat dalam dokumen induk atau dokumen utama

dalam faktur perdagangan. PT. Lautan Persada merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang perikanan ekspor, dengan begitu PT. Lautan Persada harus

melengkapi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan bidang perikanan.

Memenuhi dan mempersiapkan dokumen yang menjadi syarat penting berdirinya

suatu usaha di bidang perikanan. Dokumen tersebut antara lain SKP, DKP,

sertifikat HCCP, dan approval number.

1. SKP (Sertifikasi Kelayakan Pengolahan)

Sertifikasi Kelayakan pengolahan (SKP) merupakan dokumen yang

berpengaruh terhadap kelayakan dari suatu produk. Diperoleh dengan pemantauan

lapangan oleh bidang perikanan.


30

2. DKP (Deklarasi Kesesuaian Pemasok)

Deklarasi Kesesuaian Pemasok (DKP) adalah pernyataan kesesuaian yang

dilakukan oleh pemasok berdasarkan telah dapat dibuktikan pemenuhan atas

persyaratan bahan baku atau produk yang dipasok

3. Approval Number

Approval number merupakan nomor surat izin untuk negara mitra, atau

nomor ekspor yang ditujukan ke Negara mitra tersebut yang dapat dilihat melalui

online.

4. Sertifikat HACCP

HACCP (Hazard analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem kontrol

dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi

titik-titik kritis didalam tahap penanganan dan proses produksi. HACCP

merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk

menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang

dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman

bagi konsumen. Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan

adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan

mutu pangan guna memenuhi tuntutan konsumen.

HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku

dipersiapkan sampai produk akhir produksi dan didistribusikan. Oleh karena itu

dengan diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena

adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat
31

berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya

saing kompetitif.

Persyaratan Pembuatan Sertifikat HACCP:

Untuk memperoleh Sertifikat Penerapan PMMT berdasarkan HACCP

dimaksud, UPI harus:

1. Memiliki dan menerapkan Sistem HACCP secara konsisten sesuai dengan

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.052.A/MEN/2013

tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada

Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi minimal 1 (satu) bulan proses;

2. Memiliki Identitas Pemohon;

3. Memiliki SKP;

4. Memiliki NPWP;

5. Melakukan produksi secara aktif;

6. Hasil temuan Inspeksi dan Tinjauan Tindakan Koreksi harus

didokumentasikan.

7. Sertifikat Penerapan PMMT berdasarkan HACCP berlaku selama 1 (satu)

tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama melalui

verifikasi setiap satu tahun sekali untuk menjamin serta memelihara

konsistensi penerapan HACCP oleh UPI.

8. Prosedur Penerbitan Sertifikat Penerapan HACCP berdasarkan permohonan

dari UPI dan berdasarkan program verifikasi tahunan dari Otoritas Kompeten.

Prosedur Pembuatan Sertifikat HACCP:


32

UPI mengajukan permohonan melalui pos atau surat elektronik kepada Kepala

Pusat Pengendalian Mutu dengan melampirkan:

 Manual HACCP yang telah di validasi;

 Fotocopy Identitas Pemohon;

 Fotocopy SKP;

 Fotocopy NPWP;

 Fotocopy Sertifikat Pelatihan HACCP bagi Penanggungjawab Mutu;

 Surat Pernyataan melakukan proses produksi secara aktif dan menerapkan

HACCP.

3) Dokumen Tambahan

Adapun dokumen tambahan yang harus disiapkan oleh PT. Lautan Persada

demi kelancaran pemasaran ekspor produk adalah:

1. Invoice (Faktur Penjualan)

Faktur Penjualan yang disebut dengan Invoice adalah dokumen yang

digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh costumer.

Dalam bentuk sederhana dikenal dengan nama BON. Pada transaksi yang

nominalnya relatif kecil, Invoice digunakan langsung sebagai dokumen tagihan

sedangkan pada perusahaan yang nominal transaksinya besar, biasanya

dilengkapi dengan surat tagihan atau kwitansi. Invoice adalah suatu dokumen

yang penting dalam perdagangan, data-data dalam Invoice akan dapat diketahui

berapa jumlah wesel yang akan dapat ditarik, jumlah penutupan asuransi, dan

penyelesaian segala macam bea masuk.

2. Packing list (Daftar Pengepakan)


33

Packing list adalah daftar pengepakan. Dokumen ini dibuat oleh pihak

eksportir yang menjelaskan mengenai barang-barang yang di pack, dibungkus

serta barang yang dipeti dan dibutuhkan oleh bea cukai untuk memudahkan

dalam pemeriksaan.

3. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) adalah dokumen pabean yang

digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan ekspor barang. PEB dibuat oleh

eksportir atau kuasanya dengan menggunakan software PEB secara online.

Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan ke kantor Bea dan Cukai

dengan menggunakan PEB diajukan untuk memperoleh respon persetujuan

Ekspor (PE). Barulah kemudian PE digunakan sebagai surat jalan untuk

memasukkan barang ekspor kekawasan pabean/kawasan dalam pengawasan

bea cukai yang dipersiapkan untuk ekspor.

4. Bill of Lading (B/L)

B/L merupakan surat tanda terima barang yang telah dimuat di dalam

kapal laut yang juga merupakan tanda bukti kepemilikan barang dan juga

sebagai bukti adanya kontrak atau perjanjian pengangkutan barang melalui

laut.

4.4.2. Prosedur Eskpor

1. Pembuatan Laporan Tertulis

Layanan Karantina Ikan Ekspor adalah layanan Sertifikasi Kesehatan ikan /

hasil perikanan yang akan diekspor sesuai persyaratan oleh negara tujuan.

Sertifikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa ikan / hasil perikanan yang


34

dikeluarkan dari dalam wilayah RI bebas dari hama penyakit ikan karantina /

penyakit yang dipersyaratkan, sesuai jenis dan jumlahnya dengan dokumen yang

menyertai serta bebas / tidak berpotenis sebagai media pembawa penyakit

ZOONOSIS (bersifat menular ke manusia), sesuai Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan

dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan.

Sertifikasi dilakukan melalui tindakan karantina ( 8 P : Pemerikasaan,

pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan,

pemebebasan)

Pemilik Ikan atau hasil perikanan (media pembawa) mengajukan pelaporan

secara tertulis kepada UPT (Unit Pelaksana Teknis) / Wilayah Kerja – KIPM dan

diserahkan kepada petugas di ruang pelayanan

Ketentuan waktu pelaporan :

- Sekurang-kurangnya 1 (satu) hari sebelum pengeluaran bagi ikan hidup.

- Sekurang-kurangnya 1 (satu) hari sebelum pengeluaran bagi ikan non hidup.

- Pada saat pengeluaran untuk pakan / bahan pakan ikan.

2. Pemeriksaan Dokumen Administrasi

Pengolaan Administrasi Pelaporan dan Pemeriksaan Dokumen Persyaratan

meliputi:

- Pencatatan

- Registrasi

- Pemeriksaan / Verifikasi Dokumen (Kelengkapan, Keabsahan, Kesesuaian Jenis

dan Jumlah).
35

Pengelolaan administrasi pelaporan dan pemeriksaan dokumen dilaksanakan

Petugas Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) UPT tempat ikan / hasil

perikanan dikeluarkan.

3. Tindakan Karantina Ikan

Permohonan yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen

selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik melalui tindak karantina pengambilan

sampel dalam rangka pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan dilakukan

secara klinis dan laboratoris. Terhadap permohonan yang tidak memenuhi

persyaratan kelengkapan dokumen dilakukan tindakan penolakan.

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan secara klinis dan laboratoris ternyata

media pembawa tersebut :

a. Bebas Hama dan Penyakit Ikan (HPI) yang dipersyaratkan oleh Negara tujuan,

maka terhadap media pembawa tersebut dibebaskan dengan diberikan

Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan (Health Certificate for Fish

and Fish Products).

b. Tertular HPI yang dipersyaratkan oleh Negara tujuan yang merupakan HPIK

Golongan I, maka terhadap media pembawa tersebut ditolak pengeluarannya

dan ditindak lanjuti dengan pemusnahan.

c. Tertular HPI yang dipersyaratkan oleh Negara tujuan yang merupakan HPIK

Golongan II, maka terhadap media pembawa tersebut diberi perlakuan apabila

hasil pemeriksaan klinis dan laboratoris ikan atau hasil perikanan terinfeksi /

terkontaminasi penyakit ikan yang tidak diperbolehkan ada (Gol I) maka

dilakukan tindakan penolakan atau pemusnahan.

4. Pemeriksaan Ulang Media Pembawa


36

Dalam rangka mengecek kesesuaian antara isi dokumen karantina dengan jenis,

jumlah dan/atau ukuran media pembawa, Petugas Karantina wajib melakukan

pemeriksaan ulang terhadap media pembawa yang akan dikeluarkan, paling

lambat 2 (dua) jam sebelum keberangkatan.

Apabila berdasarkan pemeriksaan ulang ternyata terdapat kesesuaian antara isi

dokumen karantina dengan jenis, jumlah, dan/atau ukuran media pembawa yang

akan dikeluarkan, maka petugas karantina menyerahkan Sertifikat Kesehatan Ikan

dan Produk Perikanan (Health Certificate for Fish and Fish Products) atau

Sertifikat Kesehatan Ikan Domestik kepada pemilik media pembawa di tempat

pengeluaran.

4.4.3. Cara Pembayaran


Metode pembayaran yang dipakai oleh PT. Lautan Persada adalah metode

CIF (Cost, Insurance, and Freight) dan memakai cara pembayaran jenis L/C

(Letter of Credit).

Metode pembayaran CIF (Cost, Insurance, and Freight) adalah dimana

pihak eksportir (PT. Lautan Persada) akan mengantarkan produk di atas kapal

(Pelabuhan Belawan) untuk diantarkan kepada pengimpor hingga ke negara

tujuan (Port Klang, Malaysia), pihak eksportir wajib membayar biaya untuk

mengangkut barang ke pelabuhan tujuan dan juga melakukan kontrak asuransi

terhadap resiko hilang atau rusaknya produk yang diangkut (biaya tersebut sudah

turut disertakan pada barang yang dibeli oleh importir). Importir membayar lebih

mahal karena di dalamnya ada ikut serta ongkos kirim dan premi asuransi).

Tanggung jawab eksportir selesai ketika produk sudah berada di atas kapal.

Cara pembayaran yang dipakai adalah L/C (Letter of Credit) , dimana pihak

importir (Soon Huat Frozen Food Sdn Bhd) meminta kepada banknya (bank
37

devisa) untuk mengonfirmasikan dibukanya L/C oleh importir atas nama

eksportir, lalu eksportir (PT. Lautan Persada) akan menyerahkan barang dan

mendapatkan bill of lading . Eksportir (PT. Lautan Persada) akan menukarkan

bill of lading dengan uang, bill of lading kemudian diteruskan oleh bank (bank

BCA) kepada importir, lalu importir akan menukarkan bill tersebut dengan

produk.
38

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan praktek magang yang telah dilakukan di PT. Lautan

Persada dapat disimpulkan bahwa:

1. Proses pembekuan Cumi-cumi dimulai dari penerimaan bahan baku, pencucian

pertama, penyortiran, penimbangan, pencucian kedua, penyusunan ke dalam

pan, pembekuan, glazing, pengemasan, penyimpanan dalam cold storage, dan

pemuatan.

2. Syarat-syarat ekspor antara lain; Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Tanda

Daftar Perusahaan ((TDP), Nama Perusahaan, Akta Pendirian Perusahaan,

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Izin Usaha Perikanan (IUP), L/C (Letter

of Credit), Sertifikasi Kelayakan Pengolahan (SKP), Deklarasi Kesesuaian

Pemasok (DKP), Approval Number, Sertifikat HACCP, Invoice, Packing list,

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), dan Bill of Lading (B/L).

3. Untuk harga jual Cumi-cumi beku sendiri pada tanggal 10 Januari 2020 tujuan

negara Malaysia, total 13.257 kg (berat bersih) dengan harga

Rp.765.596.000,- atau $ 52.047.

4. Metode pembayaran yang dipakai oleh PT. Lautan Persada adalah metode

CIF (Cost, Insurance, and Freight) dan memakai cara pembayaran jenis L/C

(Letter of Credit).

5.2. Saran
Saran untuk perusahaan, sebaiknya di PT. Lautan Persada diadakan

penggantian sarana yang sudah tidak layak pakai, serta juga meningkatkan sumber
39

daya manusia agar pada saat proses produksi dapat berjalan dengan lancar

sehingga proses ekspor menjadi efektif.


40

DAFTAR PUSTAKA

Amir, MS. 2001. Ekspor Impor: Teori dan Penerapannya. Jakarta: Penerbit PPM.
Devira S. 2016. Pengaruh Harga Eskpor dan Nilai Tukar terhadap Ekspor (Studi
pada Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia ke Jepang. Universitas
Brwijaya.
Ernani L. 2011. “Kajian Peran Strategis Pelabuhan Perikanan Terhadap
Pengembangan Perikanan Laut”. Akuatik:Jurnal Sumberdaya Perairan
5 (2).
Irianto   HE,   dan   Giyatmi   S.2009.Teknologi   Pengolahan Hasil Perikanan
Jakarta   :Universitas Terbuka.
Mankiw, N. 2006. “Pengantar Ekonomi Makro” edisi 6, Harvard University,
Indonesia. Jakarta : Salemba. 468 Hal
Marzuki S, T. Hariati dan Rustam. 1989. Sumberdaya Cumi-cumi (Loliginidae
steenstrup, 1861) di Perairan selat Alas, Nusa Tenggara Barat. Jurnal
Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.
Montoali, V., Ogotan, M., & Londa, V.2018. Implementasi Kebijakan Penerbitan
Surat Izin Usaha Perikanan Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal
Administrasi Publik, 4(65).
Muhammad Aras, H Hasmawati. 2016. Karakteristik Substrat untuk Penempelan
Telur Cumi-cumi di Pulau Pute Anging Kabupaten Barru, Jurnal
Galung Tropika 5 (1), 1-7.
Mukholik 1995. Pengaruh Hidrolistik Protein Tinta Cumi-cumi (Loligo sp)
Dengan Enzim, Teknologi Hasil Perikanan Universitas Sriwijaya.
Pricilia V.2011. Karakterisasi Cumi-cumi (Loligo sp.).Departemen Teknologi
Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Rahmawati, F. 2013. Pengemasan dan pelabelan. Materi Pelatihan Kewirausahaan
bagi kelompok UPPKS.
Roza, S. 2017. Maritim Indonesia, Kemewahan yang LuarBiasa.https://kkp.go.id.
(diakses pada 22 November 2019).
Saptanto.2010. Analisis Model Ekspor Komoditas Perikanan Indonesia Dengan
Pendekatan Gravity Model.Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan. 5(2).
Sukirno, S.2008. “Teori Pengantar Makroekonomi”, Edisi Kelima, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
41

LAMPIRAN
42

Lampiran 1. Peta Lokasi PT. Lautan Persada.


43

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Magang

Penerimaan Bahan Baku Pencucian Pertama

Penyortiran Penimbangan

Pencucian Kedua Penyusunan ke dalam pan

Pembekuan Glazing
44

Pengemasan atau packing Penyimpanan dalam cold storage

Distribusi
45

Lampiran 3. Dokumen-dokumen Ekspor

1. Dokumen Utama

a. Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)


46

b. Akta Pendirian Perusahaan

.
47

c. Nomor Pokok Wajib Pajak

d. Tanda Daftar Perusahaan


48

e. Izin Usaha Perikanan (IUP)


49

2. Dokumen Penunjang

a. SKP (Sertifikasi Kelayakan Pengolahan)


50

b. DKP (Deklarasi Kesesuaian Pemasok)


51

c. Sertifikat HACCP
52
53

3. Dokumen Tambahan

a. Invoice (Faktur Penjualan)


54

b. Packing list (Daftar Pengepakan)


55

c. PEB (Pemberitauhan Ekspor Barang)


56

d. Bill of Lading (B/L)


57

Lampiran 4. Sertifikat dari PT LAUTAN PERSADA


58

Lampiran 5. Foto Bersama

Anda mungkin juga menyukai