LAPORAN MAGANG
DI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN PONTIANAK UTARA
Oleh :
William Berea Sinaga
C1011211060
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG/PRAKTIK KERJA
DI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN PONTINANAK UTARA
Mengetahui Menyetujui
Dosen Pembimbing Magang
Pejabat Pembuatkomitmen,
Fakultas Pertanian,
NIP.197906122006041001 NIP.196002101987031005
Ketua Jurusan
NIP.196101261984031002
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG DI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN
PONTIANAK UTARA
Mengetahui Menyetujui
Mentor Dosen Pembimbing Magang
Puji Syukur saya sammpaikan pada Tuhan yang maha Esa yang telah
memberikan saya kesempatan dan memampukan saya dalam mengikuti kegiatan
mbkm dan menyelesaikan laporan akhir dari kegiatan mbkm ini, tidak lupa juga
saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Edi dan Ibu Karolina selaku orang tua
kandung yang memberikan saya motivasi dan semangat. Saya ucapkan terimakasih
juga kepada Pihak-pihak lainya adapun pihak-pihak tersebut yaitu:
1. Ibu Dr. Ir. Hj. Denah Suswanti, MP, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura
2. Bapak Dr. Ir. Fadjar Rianto, MS, sebagai Ketua Jurusan Budidaya Perikanan
Fakultas pertanian Universitas Tanjungpura
3. Bapak Maulidi, S.P., M. Sc, selaku Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian
4. Bapak Ir. Warganda, MMA, selaku Dosen Pembimbing Magang/Praktik Kerja
Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
5. Bapak Sudarmanta, S.TP, selaku Koordinator BPP dan Merdeka Belajar Kuliah
Merdeka di Pontianak Utara
6. Bapak Muhammad A.Md, selaku mentor dan penyuluh BPP Merdeka Belajar
Kuliah Merdeka.
Adapun kegiatan MBKM (Merdeka Belajar Kuliah Merdeka) yang dilakukan
dimulai di awal bulan Juli dan berakhir pada bula November dan kegiatan dilakukan
dituliskan dari awal hingga akhir laporan ini, dann tempat dari kegiatan mbkm ini
adalah Dinas Pertanian yang berlokasi di Pontinak Utara tepatnya pada Kantor BPP.
Tujuan laporan ini dibuat adalah sa;ah satu syarat pertanggung jawaban mahasiswa
dalam mengikuti mbkm dan menjadi penilaian oleh dosen dan mentor yang nantinya
mengganti kegiatan dikampus selama satu semester dengan jumlah sks yang telah
disepakati bersama.
i
Demikian laporan ini dibuat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata
dan makna saya mohon maaf dan sedapat mungkin memberi saran agar sempurna.
Sebab saya tidak sempurna. Sekian terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar Tabel..................................................................................................... vi
Daftar Gambar................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan......................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup.......................................................................................... 3
A. Pestisida Nabati.......................................................................................... 4
1. Pengertian................................................................................................ 4
5. Keuntungan.............................................................................................. 8
6. Kerugian.................................................................................................. 9
iii
1. Pengertian sistem budidaya hidroponik................................................... 9
3. Keuntungan.............................................................................................. 12
4. Kerugian.................................................................................................. 12
1. Pengertian................................................................................................ 12
1. Pengolahan Tanah................................................................................ 16
2. Benih.................................................................................................... 17
3. Penyemaian.......................................................................................... 17
4. Penanaman........................................................................................... 17
5. Pemeliharaan........................................................................................ 18
6. Panen.................................................................................................... 19
2. Koordinator BPP.................................................................................. 23
3. Penyuluh Pertanian.............................................................................. 23
iv
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 42
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 51
A. Kesimpulan............................................................................................. 51
B. Saran....................................................................................................... 51
DaftarPusaka................................................................................................ 51
Lampiran...................................................................................................... 54
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Penggunaan Pupuk............................................................................... 28
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
langsung ke bedengan, dan gambar c merupakan pencampuran media
tanaman untuk tanaman cabai........................................................................... 34
Gambar 17 Gambar A adalah kegiatan foto bersama Bapak dan Ibu Penyuluh
ketika pengolahan hasil panen lidah buaya, gambar B adalah foto bersama
sebelum praktik pembuatan Biosaka................................................................ 41
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan gerakan menanam ASN (Aparatur Sipil Negara) program untuk
menangulangi inflasi dipontianak serta program magang dinas pertanian termasuk
kedalam salah satu program mbkm yang ada pada fakultas pertanian Universitas
Tanjungpura.
Dengan adanya program mbkm ini diharapkan mahasiswa tidak hanya dituntut
untuk menguasai satu skill (keahlian), akan tetapi berbagai keahlian, sehingga
dengan begitu mahasiswa akan memiliki kualitas yang unggul dan berkualitas agar
kedepannya dapat berguna bagi masyarakat secara luas.
Adapun SKS (Satuan Kredit semester) yang dapat diambil dan direkognisi
adalah 21 SKS dimana matakuliah yang diambil pada saat mengisi LIRS (Lembar Isi
Rencana Studi) tidak semua dan belum tentu dipelajari ketika mengikuti mbkm
sehingga bagi teman yang mengikuti mbkm adalah mempelajari studi kasus yang
selalu terjadi dilapangan tanpa mengikuti perkuliahan yang mata kuliah telah diambil
pada saat pengisian lembar isian recana studi.
Adapun pada kegiatan mbkm gerakan menanam ASN (Aparatur Sipil Negara)
ini adalah dimana mahasiswa berkerja sama dengan Penyuluh membantu mereka
dalam pengambilan data tanaman yang ditanam oleh ASN, serta nantinya Penyuluh
akan menilai dan mengeliminasi serta Litbang kemudian Dosen dari fakultas
Pertanian dan Pakar tanaman hortikultura juga akan ikut menilai di akhir seleksi
untuk menentukan pemenang.
Kegiatan dari Mahasiswa menanam tidak hanya sebagai pendamping dan
pengambil data untuk ASN saja, akan tetapi membantu petani dimana penyuluh
bertugas pada lokasi poktan, adapun mahasiswa melihat dan menyelidiki keunggulan
dan kekurangan yang terjadi pada lokasi poktan dimana petugas penyuluh
ditugaskan, mahasiswa melakukan kegiatan disana seperti mengikuti arahan dari para
petani dan memberikan pandangan agar membuka wawasan petani.
Selain itu, Mahasiswa juga melakukan budidaya tanaman di kantor BPP
Pontianak, adapun dengan melakukan kegiatan tersebut untuk meningkatakan dan
1
2
B. Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari kegiatan program MBKM ini adalah sebagai
berikut.
1. Mengasah kemampuan non akademik seperti jiwa kepemimpinan, inovasi, dan
juga kerjasama antar mahasiswa dan juga individu yang berkerja pada instansi
tempat mahasiswa ditempatkan.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penerapan keilmuan yang dikuasai,
serta penambahan skill dan keilmuan dari mentor dan individu yang bersinguungan
langsung dengan mahasiswa.
3. Meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dalam berhadapan dengan masyarakat
kemudian membangun relasi dengan masyarakat serta jembatan penguhubung
universitas dan masyarakat dalam bidang informasi pendidikan.
4. Memberikan pelajaran kepada mahasiswa, khususnya fakultas pertanian dalam
pengalaman berbaur dan beraktivitas ditengah masyarakat serta mengembangkan
keilmuannya dan teknologi serta keterampilan yang dimilikinya dan kerja sama
dengan pemangku jabatan dimana mahasiswa ditempatkan.
Adapun tujuan khusus dari kegiatan mbkm magang ASN ini adalah,
1. Sebagai Pendamping penyuluh pertanian dalam membantu penilaian terhadap
tanaman cabai dan hortikultura lainya yang ditanam oleh aparatur sipil negara (ASN)
yang berada dikota Potianak, dengan cara monitoring tanaman dengan berkunjng ke
rumah ASN, ataupun Kantor ASN.
2. Membantu Petani dimana Penyuluh menempatkan mahasiswa untuk mmebantu,
dan menimba ilmu, Serta memberikan solusi untuk beberapa masalah yang dihadapi
oleh petani, dan melakukan inovasi agar petani memiliki opsi dalam meningkiatkan
hasil dari komoditas pertanian yang dikembangkan.
3. Mendapatkan kesempatan untuk terlibat, mengetahui, serta memahami kegiatan
yang ada dikantor BPP Pontianak.
3
C. Ruang Lingkup
Kegiatan magang ASN ini, berlangsung dari bulan Juli tanggal 1 hingga 30
Oktober 2023. Pelaksanaan Gerakan Menanam ASN dimulai dibulan agustus
menunggu sk dari walikota, dimana program gerakan tersebut dibuat oleh wali kota
pontianak, adapun kegiatan lain adalah membantu di Poktan Dasawisma Borneo
yang terletak antara perbatasan Banjar Serasan dan Parit Mayor,serta BPP Pontianak
Utara. Untuk Tanaman yang spesifik dibahas adalah tanaman Cabai dimana Poktan
Dasawisma Borneo sebagai demplot.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pestisida Nabati
1. Pengertian
Kegiatan dalam pertanian memiliki risiko besar dalam kegagalan panen, dan
mengakibatkan petani semakin sulit dan paling berdampak dari kejadian ini, untuk
itu perlu beragam tindakan agar risiko kegagalan panen tidak terjadi, ada beberapa
bahan yang juga berasal dari hasil pertanian yang bisa dimanfaatkan menjadi bahan
pembuatan pestisida nabati, adapun pestisida sendiri merupakan salah satu cara
dalam menanggulangi organisme penggangu tanaman (OPT) umumnya bahan dari
pestida berasal dari bahan kimia sintetis sehingga sulit dalam membuatnya dan hanya
bisa dibuat apabila memiliki peralatan yang memadai, sementara itu petani
merupakan masyarakat awam sehingga untuk membuat bahan dari kimia sintetis
akan sulit untuk dilakukan sehingga umumnya petani akan melakukan pembelian dan
akan membuat petani tidak mandiri, dan selain itu petani di Indonesia memiliki latar
belakang pendidikan yang rendah sehingga sulit dalam memperjelas cara pembuatan
yang menggunakan bahasa Ilmiah sehingga menyulitkan petani maka dari itu perlu
diadakannya seminar atau sosialisasi kepada petani mengenai penggiatan pembuatan
sendiri formulasi pemanfaatan bahan-bahann yang dapat dengan mudah di alam
untuk
4
5
dari itu perlu adanya penggunaan pupuk organik, baik itu dalam bentuk cair maupun
padat.
is menjadi 2 per tiga botol. Adapun larutan bahan yang sudah tercampur
tersebut dapat mengisi 3 botol.
6. Tutup botol dan gantungkan di tempat dimana cahaya matahari penuh tanpa
ada halangan
7. Tunggu sampai cairan dalam botol berubah warna kemerahan, adapun
waktu yang dibutuhkan hingga jadi tergantung penyinaran matahari.
Umumnya 2 minggu hingga 1 bulan.
5. Keuntungan
Keuntungan yag didapat ialah sebagai berikut ini.
1. Pembuatan masih menggunakan aat-alat sederhana
2. Biaya pembuatan tergolong murah
3. Daya simpan tergoloong lama
4. Memiliki peran ganda dimana bisa digunakan untuk tanaman dan hewan.
9
6. Kerugian
Sedangkan kerugian apabila menggunakan PSB ialah sebagai berikut.
1. Proses pembuatan tergantung lama cahaya matahari
2. Waktu yang dibutuhkan dari poses pembuatan hingga menjadi warna merah
tidak tetap, dikarenakan tergantunng lama penyinaran matahari.
cepat berkembang dan menstabilkan nutrisi agar tidak mengendap, sehingga akar
tidak kesulitan dalam menyerap nutrisi unsur hara.
Net Flow Technique (NFT) adalah sistemhidroponik dimana aliran air
yang ,engalir ke akar kurang dari 3 cm, umumnya digunakan pada tempat talang
pipa, dimana ketinggiannya tidak lebih dari 4 cm, sehingga aliran lebih kecil dan
akar tidak penuh terendam pada air nutrisi. Serta hanya memerlukan pompa air
dikarenkan wadah talang dari pipa yang tidak begitu besar dan air tidak dipompa
begitu kencang dan sehingga aliran air tidak deras dan keuntungan lainya adalah akar
tidak rusak, dan akar bisa langsung mengambil oksigen dari udara, dikarenakan akar
tidak sepenuhnya berada didalam air.
Sistem Wick atau sumbu merupakan sistem hidroponik yang sederhana dengan
memanfaatkan botol yang dibuat sedemikian rupa dan kain yang dapat menyerap air
dengan baik sebagai salah satu bahan utamanya, sistem sumbu ini memanfaatkan
sumbu yang berbahan dari kain dalam pengangkutan hara dari bawah menuju keatas
akar tanaman, adapun ketika tanaman semakin besar maka akar tanaman akan
mengikuti tali sumbu menuju ke nutrisi, sehingga dapat menyerap hara lebih optimal.
4. TDS meter
5. Ph Meter
6. Sikat
Langkah Pembuatan ialah sebagai berikut.
1. Siapkan botol-botol aqua berukuran 1,5 liter dan usahakan bersihkan
dengan sikat terlebih dahulu. Serta potong menjadi 2 bagian dengan satu
yang bagian yang pada bagian atas botol dilobang-lobangkan agar dapat
dimasukan kain flanel dan akar tanaman dapat menembus dan masuk
menuju nutrisi.
2. Potong kain flanel sesuai ukuran panjang dan ukuran lobang botol. serta
masukkan pada bagian lobang yang sudah disiapkan untuk kain flannel
tersebut.
3. Selanjutnya potong rockwool atau gabus sesuai ukuran seperti 3 × 3 atau
4×3 cm.
4. Bolongkan rockwool dengan solder usahakan tidak sampai tembus
kebawah.
5. Kemudian semaikan benih yang ingin ditanam, dengan cara benih ditaruh
pada rockwool yang sudah bolong dan ditaruh pada bak baskom, berikan
sekitar satu atau dua benih perlobang pada rockwol, lalu tahap selanjutnya
basahkan media dengan air atau[un larutan nutrisi. Serta taruh pada tempat
yang memiliki cahaya yang sedikit.
6. Bila benih sudah mulai berkecambah maka di taruh pada cahaya yang
cukup.
7. Melakukan pembuatan nutrisi hidroponik, adapun caranya dengan
menggabungkan beberapa unsur hara yang terdapat pada pupuk, hanya
saja dalam mencampur dan meracik perlu takaran yang pas, serta
pemahaman mengeneai reaksi yang terjadi, misalnya unsur Ca tidak boleh
bertemu dengan S dan P dikarenakan unsur tersebut dapat sukar larut.
Akan tetapi apabila ingin praktis dapat membeli nutrisi saja yang sudah
sepaket anatara A dan B yang berisi unsur hara yang sudah tepat.
8. Melakukan pencampuran dan pengukuran tingkat kandungan nutrisi yang
sudah terlarut dalam air, perlu diketahui bila kita ingin mebuat larutan
12
maka perlu pemberian nutrisi yang sama antara unsur yang berada di stok
A dan B.
9. Bila sudah masukkan kedalam media botol yang sudah dimodifikasi
sedemikian rupa. Apabia sudah 2 tiga daun muncul maka bisa di taruh
pada media botol dengan diangkat satu benih berserta rockwollnya
kedalam dan taruh diatas dari kain flanel.Lakukan pengecekan tanaman
dan penambahan nutrisi bila diperlukan
3. Keuntungan
Ada beberapa keuntungan dalam menerapkan budidaya sistem hidroponik
diantaranya sebagai berikut.
4. Kerugian
Akan tetapi ada beberapa hal yang menjadi tantangan bagi para petani dalam
mengembangkan hidroponik yaitu,
1. Dana awal dalam pengembangan besar
2. Penting menjaga kondisi larutan, suhu, cahaya, serta ph agar tanaman
tetap hidup
3. Pangsa pasar belum banyak.
dalam praktiknya memerlukan lahan yang luas dan dalam melakukan budidaya
dilakukan secaraa sederhana. Namun meski begitu kegiatan budidaya seperti ini
masih banyak digunakan. Adapun beberpa faktor pendukung sebagai berikut.
1. Mudahnya dalam menjalankan sistem tersebut.
Dikarenakan dalam melakukan kegiatan tidak memerlukan teknologi yang
canggih, dan karena luasnya lahan pertaniaan sehingga dapat membudidayakan
tanaman dengan banyak.
2. Pemanfaatan Pupuk kimia yang berebih / High External Input Agriculture
Dengan jumlah tanaman yang banyak diberikannya Pupuk kimia sintetis maka
mengakibatkan tanaman subur dan menjadikan hasil panen meningkat.
3. Serta lahan pertanian tidak menetap.
Dikarenakan uasnya lahan namun pembudidaya sedikit maka petani melakukan
budidaya Nomanden atau berpindah-pindah mengakibatkan tanah bekas budidaya
tanaman sebeelumnya memiliki waktu jeda tanam, dan beristirahat sehingga tanah
dapat beristirahat (pemulihan).
Namun dibalik sistem tersebut ada beberapa faktor merugikan yang dialami
yaitu sebagai berikut.
1. Kualitas Produk Menurun
Penurunan Kualitas produk disebabkan karena penggunaan bahan kimia
berlebih baik dalam pemupukan dan pengendalian OPT yang dapat menyebabkan
penumpukan residu pada tanaman, sehingga harga dari hasil tanaman lebih rendah.
Selain itu kandungan residu yang terdapat pada tanaman yang dipanen apabila
dikonsumsi dapat menyebabkan penurunan kesehatan. Ini sejalan dengan yang
dikatakan oleh Faizal (2014), yang menyatakan bahwa pemupukan yang bergantung
hanya dengan pupuk kimia sintetis dapat menyebabkan kualitas hasil panen menurun
dikarenakan tanah yang mengalami degradasi dan penumpukan residu, disamping itu
juga bila dilanjutkan maka mengakibatkan penurunan kwantitas panen apabila
pemupukan tidak diberikan seperti sebelumnya.
2. Tanah mengalami Degradasi
Tanah mengalami degradasi akibat tanah tidak mengalami remediasi, atau
kurang mengalami remediasi, disamping itu penggunaan pupuk kimia yang berlebih
menyebabkan tanah ksemakin keras. Adapun menurut Gliesman 2007 menyatakan
14
a. Kingdom: Plantae
b. Divisi : Spermatophyta
c. Kelas : Magnoliopsida
d. Ordo : Solanales
e. Famili : Solanaceae
f. Genus : Capsicum
g. Species: Capsicum annuum L.
2 Morfologi Tanaman
Ada beberapa morfologi tanaman yang perlu diketahui. Yaitu akar, batang,
daun, dan Buah. Adapun penjelasan mengenai bagian-bagian tersebut sebagai
berikut.
a. Akar
Tanaman cabai masuk kedaam tanaman hortikultura, dan tanaman perdu, selain
itu tanaman cabai memiliki akar bertipe tunggang dimana akar memiliki diameter
besar serta lurus masuk kedalam tanah (tidak menyebar), keudian akar tanaman
cokelat kemerahan dan bila masih muda berwarna putih, adapun akar sekunder
muncul dari akar primer dan menjalar kesamping (tumbuh secara horizontal).
b. Batang
Tanaman cabai memiliki batang berbentuk silinder, dengan batang tanaman
tumbuh tegak, dan pada tanaman cabai bagian batang bagian bawah berwarna
cokelat hijau apabila sudah memasuki fase generatif. Serta struktur berkayu, tanaman
cabai yang masih muda memiliki batang yang lunak dengan warna batang hijau.
Adapun menurut Hewindati (2006) batang utama cabai tegak dengan ketinggian
tanamannya sekitar 20-30 cm dengan diameter batang 1,5-2,5 cm. adapun bagian
pangkal batang berwarna cokelat dan percabangan berwarna hijau muda hingga tua.
Sedangkan untuk diameter dengan panjang 5 -7 cm, dan cabang tumbuh secara
berkesinambungan.
c. Daun
16
Buah dari tanaman cabai bervariatif, ada yang berbentuk bulat, ada yang
panjang, ada yang pendek, serta tingkat kepedasan dari setiap jenis cabai berbeda-
beda, selain itu biji dari cabai berbentuk bulat pipih dengan warna putih, adapun
ukuran biji 2-3 mm. Dan untuk buah memiliki panjang umumnya untuk cabai rawit
sekitar 4-7 cm dengan diameter 1-2 cm. dan Warna buah saat belum masak berwarna
hijau dan bila sudah masak berwarna merah.
2. Benih
Penggunaan benih yang berkualitas menjadi kunci utama untuk mendapatkan
hasil panen cabai merah yang tinggi. Untuk memperoleh tanaman yang seragam
dengan pertumbuhan dan hasil yang tinggi diperlukan benih yang berkualitas. Benih
cabai yang bermutu harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Daya kecambah yang baik (99%).
b. Vigoritas dan Viabilitas tinggi (seremtak,tidak ada kecacatan benih,
cepat).
c. Kemurnian benih tinggi diatas 90% (tidak ada campuran dari benih laian,
atau varietas lain).
d. Bersih (tidak terdapat kotoran atau organ lain dari tanaman selain Benih).
e. Benih tidak membawa bakteri dan penyakit (sehat).
3. Penyemaian
Sebelum penyemaian benih ketanah, benih dapat direndam dengan larutan zpt,
fungisida serta insectida agar benih terhindar dari serangan Jamur dan hama, serta
tumbuh lebih cepat. Penyemaian dapat dilakukan pada tanah lllangsung, ada juga
yang menggunakan plastik Sosis yang diisi dengan tanah dan di padatkan, kemudian
setelah beberapa hari dipotong-potong dan disemaiakan kedaam plastik sosisnya.
Atau pada bedengan yang menjadi tempat semai maka di taburkan benih dan
diberikan furadan serta ditutup atau dikurangi cahaya yang masuk. Siram benih apa
bila media kering dan apabila sudah berkecambah siram benih dan berikan cahaya
yang cukup.
4. Penanaman
Sebelum benih dipindah kelahan, tanah telah disiapkan sebagai bedengan ,
telah dipupuk dengan pupuk dan kompos, sesuai takaran anjuran .Dalam pemberian
18
pupuk dan kompos,ada dua cara yang dilakukan, yaitu menebarkan pupuk ke
bedeng bunga.atau menaruhnya di lubang tanam. Lalu pindahkan dengan hati dari
persemaian jangan sampai akar terputus, serta pada tanaman yang disemai dengan
plastik sosis dapat dilakukan dengan mensobek plastik sosis dan pindahkan ke
bedengan atau media tanam pembesaran dengan hati-hati .
5. Pemeliharaan
Tanaman cabai yang dibudidayakan harus dipelihara dengan baik, adapun
pemeliharaan dilakukan beragam, adapun menurut Hewindati (2006)
pemeliharaan/perawatan yang baik dilakukan sebagai berikut.
a. Bibit atau tanaman yang mati harus disulam atau diganti dengan sisa Bibit yang
ada. Penyulaman dilakukan pada pagi atau sore hari, sebaiknya pada minggu
pertama dan kedua setelah tanam.
b. Gulma dan tanaman berbahaya lainnya (gulma) telah dibasmidari lahan
bedengan yang tidak diberi mulsa. Tanah yang terkikis air atau longsor
ditinggikan kembali dan dilakukan penmabahan tanah (ditimbun)
c. Pemangkasan atau pemotongan tunas yang tidak diperlukan dapat dilakukan
sekitar umur 17-21 HST di dataran rendah atau sedang, serta umur 25-30 HST
di dataran tinggi. tunas air tumbuh dari ketiak daun, bunga pertama atau
bunga kedua (di dataran tinggi sampai bunga ketiga) dan helai daun yang tua
sekitar 75 HST.
d. Pemupukan diberikan 10-14 hari sekali. Pupuk daun yang sesuai misalnya
Complesal special tonic. Untuk bunga dan buah dapat diberikan pupuk kemiral
red pada umur 35 HST
e. Pemupukan dapat juga melalui akar. Campuran 24, urea, TSP, KCL dengan
perbandingan 1:1:1:1 dengan dosis 10 gr/tanaman.Pemupukan dilakukan
dengan cara ditugal atau dicukil tanah diantara dua tanaman dalam satu baris.
Pemupukan cara ini dilaksanakan pada umur 50-65 HST dan pada umur 90-
115 HST
f. Kegiatan pengairan atau penyiraman dilakukan pada saat musim kering.
Penyiraman dengan kocoran diterapakan jika tanaman sudah kuat. Sistem
19
terbaik dengan melakukan penggenangan dua minggu sekali sehingga air dapat
meresap ke perakaran.
g. Penyemprotan tanaman cabai sebaiknya dikerjakan dalam satu hari yakni pada
pagi hari jika belum selesai dilanjutkan pada sore hari. Adapun Penyemprotan
yang dilakukan bersisi pupuk daun, insekktisida dan fungisida, tergantung
tujuan dalam pemeliharaan.
6. Panen
Pemanenan cabai rawit menurut Anonymous,(2023) terjadi pada saat tanaman
cabai berada pada ketinggian 75 sampai 85 HST, dengan ciri buah padat dan
berwarna merah cerah, serta cabai siap panen pertama.
Waktu panen cabai tergantung pada varietas cabai yang digunakan, lokasi
penanaman dan kombinasi pupuk yang digunakan serta status kesehatan tanaman.
Tanaman cabai dapat dipanen setiap 2 hingga 5 hari sekali tergantung luas
tanam dan kondisi pasar.Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah dan
batangnya, hal ini bertujuan agar cabai dapat disimpan lebih lama.
Cabai rawit yang dirusak oleh hama tanaman cabai, sebaiknya tetap dipanen
agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabai yang sehat.
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena berat buah berada pada
keadaan optimal karena adanya penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi
penguapan.
Selain itu menurut Anonymous (2023), perlakuan pasca panen cabai adalah
dengan memisahkan hasil panen menjadi cabai yang sehat dan rusak kemudian
dipanen di tempat yang sejuk atau teduh agar cabai tersebut masih segar.
BAB III HASIL KEGIATAN
20
21
Adapun visi dan misi dari Balai Penyuluhan Pontianak Utara sebagai berikut.
Visi :
“Meningkatkan Koordinasi, dan Integrasi dan Sinkronasi dalam memantapkan
ketahanan pangan dan Penyuluhan Kota Pontianak”.
Misi :
1. Mewujudkan Koordinas dan mengembangkan jaringan sistem koordinasi yang
sinergis antar instansi pemerintah, swasta serta lembaga masyarakat dalam
perencanaan dalam pelaksanaan manajemen pembangunan ketahanan pangan.
2. Meningkatkan Sumber daya aparatur melalui Penyediaan saranan dalam rangka
pelayanan masyrakat mewujudkan ketahanan Pangan.
3. Peningkatan dan Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian/Perkebunan guna
pelayanan kepada Petani.
Koordinator BPP
Sudarmanta, S.TP.
Penyuluh Pertanian
2. Koordinator BPP
Koordinator BPP memiliki tugas sebagai pelaksana penyelenggaraan
penyuluhan pertanian di wilayah kerja BPP yang dipimpinnya dalam mendukung
pembangunan pertanian. (Dalam Peraturan Bupati Kuantan Singingi Provinsi Riau
Nomor 47 Tahun 2022).
3. Penyuluh Pertanian
Dalam peraturan menteri pertanian republik Indonesia nomor 49 tahun 2019
mengenai Komando Strategis Pembangunan Pertanian, Meyatakandalam pasal 1 ayat
8,bahwa Penyuluh Pertanian adalah perorangan warga negara Indonesia yang
melakukan kegiatan Penyuluhan pertanian, adapun penjelasan mengenai apa itu
penyuluhan pertanian dijelaskan sebelumnya di pasal 1 ayat 7 yaitu sebagai proses
pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
karena tidak memiliki alat penakar seperti teko ukur, atau suntikan maka
memanfaatkan gelas aqua dan diisi satu gelas secara penuh dan masukkan kedalam
tangki dan diisi dengan air hingga homogen dan disemprotkan pada galangan,
adapun nozel yang digunakan pada sprayer adalah yang menghasilkan ouput keluar
seperti kabut. Dalam kegiatan penyemprotan sebanyak 3 kali untuk galangan
sebanyak 8, dengan lebar kurang lebih 1 meter dan
diberikan sambil diaduk, setelah media sudah diinkubasi selama satu minggu maka
media dimasukkan kedalam pot dan karung yang nantinya digunakan untuk ditanami
cabai dan terong serta sawi.
Sedangkan pada hasil semprotan herbisida setelah Gulma sudah kering
dilakukan penggemburan tanah menggunakan cangkul, serta penambahan Pukan
ayam dan sekam, serta abu sebanyak 1 karung seperti sebelumnya untuk satu
galangan, kemudian ditutup dengan plastik mulsa dengan ukuran lebar 80 cm dan
panjang 30 meter adapun untuk plastik mulsa lebih panjang dari bedengan maka satu
bedeng hanya memakai ¾ bagian dalam satu roll mulsa.
26
Ada beberapa tanaman yang disemai, benih yang disemai adalah cabai adapun
varietasnya adalah cabai Dewata F1 dari Cap Panah Merah sebagai produsen, dan
varietas sawi yang di semai adalah Shinta dengan jenis sawi Hijau yang di produksi
Panah Merah, serta terung dengan varietas Laguna F1, dan kangkung. Adapun media
semai yang digunakan adalh dengan mencampur hasil media tanam pada pot
sebelumnya yang sudah diinkubasikan dan diberikan pasir, abu pada saat penanaman.
2. Penanaman
Adapun kegiatan Penanaman apabila media tanam pada lahan dan Pot selesai
masa inkubasi yakni kurang lebih seminggu, adapun untuk tanaman kangkung
langsung disemaikan pada lahan tanpa ada pemindahan.
Untuk jarak tanaman bervariasi tergantung jenis tanaman yang di budidaya.
Pada tanaman cabai, dibudidayakan dalam media Pot ukuran 30 cm dengan jarak
antar Pot kurang lebih 10 cm, sedangkan untuk tanaman sawi dibudidayakan
menggunakann karung bekas pupuk dan abu sebelumnya dengan diisi terlebih dahulu
dengan media yang sudah homogen dan selesai inkubasi hingga penuh dan kemudia
dibolongkan menggunakan pisau dan jarak setiap bolongan sekitar 15cm. Sedangkan
untuk terong sebagian menggunakan Pot dan sebagian pada tempat hasil
Penyemprotan Herbisida dan sudah dipasang Mulsa dan diberi lubang tanam dengan
27
jarak dalam barisan yaitu 60 cm, sedangkan yang di tanam dalam pot mengikuti
jarak antar pot cabai.
(A) (B) (C)
3. Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan budidaya tanaman di BPP meliputi.
Gambar 5 Gambar A merupakan Penanaman Tanaman terong di
a. Penggemburan
Belakang lahan BPP, Gambar B Merupakan Penyiraman Tanaman
yang dilakukandilakukan
Penggemburan Setiap hari di BPP, terong
pada tanaman dan Gambar
sawi dan Ccabai
adalah
yang berada
penggemburan Tanaman cabai di BPP
dalam pot, pada saat dilakukan penggemburan dilakukan juga pencabutan gulma
yang tumbuh pada areal pot. Selain itu pada saat penggemburan juga dilakukan
pembumbunan agar tanaman tidak tumbang. Kegiatan dilakukan dengan tangan
tangan kosong, tanpa bantuan alat seperti cangkul mini atau sekop mini.
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, adapun pada saat hujan tidak
dilakukan penyiraman, adapun untuk tanaman kangkung disiram menggunakan
gembor dan disiram merata di galangan, sedangkan untuk terung dan cabai dalam pot
disiram dengan gembor dengan tidak sampai air keluar dari bawah pot (Kapasitas
Lapang).
(A) (B)
Gambar 6 Gambar A merupakan
Penyiraman Tanaman cabai dan
Gambar B meruapakan Penyiraman
tanaman Kangkung di BPP
28
c. Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk memupuk tanaman berbeda-beda, adapun
perbedaan tersebut dikarenakan jenis tanaman serta fase tanaman yang berbeda.
Pada tanaman kangkung dilakukan Pemupukan sebanyak 3 kali menggunakan
urea dengan cara kocor, adapun dosis yang dipakai adalah, dengan 1-3 sendok makan
(10-30gram) dan dikocor dengan 8 liter air.
Untuk tanaman cabai dan terong digunakan pupuk NPK, Jadam, serta POC
Sabu. Adapun cara pengaplikasiannya berbeda-beda, adapun penjelasannya dapat
dilihat melalui tabel berikut.
5-10 gr (tugal)
(A) (B)
Gambar 7 Gambar Merupakan Pemmupukan pada
tanaman cabai menggunakan NPK, dan Gambar B
d. Pengendalian hama
merupakan pemupukan pengambilan urea yang akan
dilarutkan
Adapun dalam kedaam airhama
Pengendalian untuk memupuk kangkung
digunakan menggunakan Kimia dan juga
Organik.adapun bahan kimia dengan memanfaatakn Insektisida Demolish 18 EC.dan
juga INFUSI (Insectisida Fungisida dengan Bahan dasar Silika) yang diaplikasikan
di tanaman cabai,terong dan sawi yang berada dalam pot dan karung.. Untuk dosis
penggunaan yaitu dengan Demolish konsetrasi 7,5 ml/15 liter air disemprot dengan
knapsack sparyer.dengan Nozel kabut. Untuk dosis Infusi yaitu 2 ml/liter bila
dilakukan dengan teknik sprayer.
(A)
Gambar 8 Gambar (B) Penyemprotan
A Merupakan kegiatan (C) Pupuk pada(D)
tanaman cabai, gambar B merupakan hasil panen sawi, dan gambar C
adalah hasil panen kangkung, gambar D adalah Membersihkan hasil panen
kangkung.
30
4. Pemanenan
Sementara tanaman yang dipanen adalah tanaman kangkung dan sawi dengan
waktu panen kangkung sekitar 25 hari dan Sawi sekitar 50 hari, sedangkan untuk
cabai belum memasuki fase/masa panen. Adapun yang dilakukan pada saat
pemanenan kangkung yaitu dengan mencabut tanaman hingga ke akarnya, dengan
menggunakan tangan kosong, tanaman kangkung yang dipanen hanya 3 bedeng dan
2 sissanya dikonsumsi oleh mahasiswa dan bapak asn. Begitu juga dengan sawi yang
hanya dipanen dan dikonsumsi sendiri.
5. Pasca Panen
Adapun tanaman yang sudah di panen di bawa menggunakan arko dorong ke
tempat pencucian dan dicuci menggunakan air serta dilakukan pengikatan, dan
ditimbang, dimana hasil panen tiap bedeng sebagai berikut.
14,5 17,6 18 kg
7. Kegiatan Inovasi
Mahasiswa melakukan inovasi yang bertujuan untuk membantu dalam
mengurangi pengeluaran biaya dalam melakukan budidaya tanaman. adapaun inovasi
yang dilakukan adalah pembuatan pupuk organik cair serta pestisida nabati, serta
perbanyakan Herbisida. Adapun penjelasan lebih lengkapnya sebagai berikut.
a Pupuk organik cair
31
Jadam Sulfur
Adapun jadam merupakan pupuk organik cair yang berasal dari negara
korea sebagai awal ditemukannya. Adapun kepanjangan dari kata Jadam adalah
Jayonul Damun Saramdul yang artinya orang yang sama seperti alam, dimana
Penemu Jadam yaitu Bapak Youngsang Cho berpendapat bahwa pertanian harus
dilakukan tanpa merusak lingkungan (zero Waste). Adapun cara pembuatannya
sebagai berikut.
1. Bahan
- Belerang (±600gr)
- NaOH (soda api) (500gr)
- Air Hujan (2,5 liter)
- Garam Krosok (±60grm)
2. Alat
- wadah atau ember ukuran kurang lebih 10 Liter
- Pengaduk dari kayu atau pipa
- Timbangan.
3. Langkah Pembuatan
1. Timbang bahan-bahan dengan tepat
2. Masukkan garam krosok, dan tambahkan belerang
3. Masukkan air sebanyak 1,25 liter dahulu dan aduk hingga rata
4. kemudian masukan soda api yang sudah ditakar juga sebelumnya dan aduk
secara perlahan dan berhati-berhati dalam pengadukan dikarenakan bahan
bersifat panas.
5. tuangkan sisa air yang ada dan aduk hingga hawa panas dari larutan berkurang
6. setelah dingin tutup dan biarkan selama 24 jam dan taruh pada tempat yang
sejuk.
c Perbanyakan herbisida
33
b. Perbaikan bedengan
Adapun disini bedengan yang ada sudah tidak terlihat dan menurut Ibu
Gambar
Petani seing 10 Padamaka
tergenang, gambar
dariA itu
merupakan penaburan
perbaikan arangsekam
ditujukan pada tidak
agar bedengan
bedengan tanaman, gambar B merupakan kegiatan dalam penyemaia
benih bayam langsung ke bedengan, dan gambar c merupakan
pencampuran media tanaman untuk tanaman cabai
35
tergenang, dan lahan bagian belakang dapat dimanfaatkan, adapun perbaikan yang
dilakukan dengan memanfaatkan papan sebagai penahan tanah pada setiap sisi
bedengan agar tidak mudah terbawa air, selain itu bedengan juga di tinggikan kurang
lebih 20 cm dan pada setiap sisi luar papan dipasang pasak agar papan tidak rebah.
Kemudian dilakukan pengolahan tanah.
2. Penyemaian
Ada 2 jenis penyemaian yaitu dengan Media tanah, dan dengan media busa
yang sudah dipotong ditaruh pada wadah baskom yang sudah berisi air sedikit.
Adapun dilakukan demikian dikarenakan budidaya dilakukan dengan 2 sistem
berbeda dimana untuk penyemaian di tanah untuk budidaya secara konvensional dan
yang menggunakan busa untuk sistem hidroponik wick.
Benih yang disemai yaitu, Kangkung Varietas Bika, Sawi Pakcoy Varietas
Nauli F1, cabai raawit Varietas Dewata 43 F1, Sawi hijau varietas Shinta, Bayam
hijau Varietas Benua, sawi Keriting, Terong varietas Mustang F1, serta tomat varietas
Gammara F1
Adapun benih yang disemai untuk budidaya tanaman Konvensional adalah
Cabai,sawi Pakcoy, Bayam, tomat, dan terung. Adapun untuk penyemaian dilakukan
pada waktu yang berbeda-beda dan tidak serempak. Untuk penyemaian Cabai,
terong, dan sawi dilakukan pada kotak dari kayu yang sudah berisi tanah, dengan
tanah digemburkan terlebih dahulu dan diberikan sedikit pukan dan abu, setelah itu
dilakukan pemyemaian benih, adapun untuk Benih cabai dan terung dilakukan pada
36
waktu yang sama namun pada tempat/kotak yang berbeda. Sedangkan benih bayam
dan sawi pakcoy dilakukan pada bedengan. Dengan ditugal dan dimasukkan benih
sekitar 2-3 biji, dan diberikan jarak sekitar 3-4 cm. dan ditutup sedikit dengan tanah.
Dan waktu penyemaian cabai dilakukan pada tanggal 11 Juli 2023.
Pada sistem Hidroponik digunakan media busabekas sebagai pengganti
rockwool yang sudah dibolongkan terlebih dahulu dengan solder, dan sudah dipotong
dengan ukuran 3 cm membentuk kubus, dan sesudah itu di taruh pada wadah baskom
dan diberikan air sedikit kemudian taruh benih sebanyak 2 biji perlubang busa.
Adapun yang dilakukan penyemaian pada busa adalah benih tanaman sawi
pakcoy,sawi keriting, dan sawi hijau.
3. Penanaman
Untuk penanaman pada sistem konvensional dilakukan penanaman cabai ke
polybag kecil dahulu, yang dilakukan pada tanggal 10 Agustus.Dan begitu juga
dengan terong yang dipindahkan ke polybag kecil terlebih dahulu. Adapun pada
tanaman tomat dilakukan pemindahan pada tanggal 25 September dan langsung ke
Polybag Besar ukuran 30 cm.
Dan untuk tanaman yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik dilakukan
pada tanggal 31 juli dengan terlebih dahulu menambahkan larutan nutrisi pada
media botol dengan konstrasi nutrisi 400 ppm untuk pada masa awal pemindahan.
(A) (B)
Gambar 11. Gambar A merupakan kegiatan
penyemaian benih untuk sistem Hirdroponik,
dan gambar B adalah pemindahan tanaman
ke tempat media tanaman yang Baru
4. Pemeliharaan
Adapun yang termasuk dalam pemeliharaan disini adalah dengan melakukan
Pemupukan, penyiraman, pengendalian hama,serta perempelan, dan pembumbunan.
37
a. Pemupukan
Pemupukan tanaman di Poktan Dasawisma Borneo Banjar Serasan
dilakukan sekali seminggu untuk tanaman dengan Sistem budidaya konvensional.
Dan pengaplikasiannya juga berbeda-beda.
Pada tanaman cabai dan terung, Pemupukan dilakukan dengan sistem tugal, dan
larikan serta spraying. Adapun uuntuk pupuk yang digunakan adalah Pupuk Kimia
sintetis dari NPK Mutiara 16-16-16 dengan dosis 5-10 gr per tanaman bila ditugal/
larikan serta untuk pengocoran, konsetrasi yang diberikan adalah dengan melarutkan
NPK sebanyak 4 sendok makan kedalam 8 liter air dan diberikan pada tanaman
sebanyak 200 ml sampai dengan 250 ml (1 gelas aqua) , dan Pupuk Organik cair dari
PSB (Photosintetic Bacteria) dengan Konsetrasi 20 ml/ liter air yang di semprotkan
ke daun tanaman.
Untuk media tanam yang digunakan adallah media tanam dari tanah organik
dan campuran pukan kambing, ada juga yang media pukan yang di campur dengan
tanah PMK dan Sekam.
(A)
Gambar 15 Gambar (B)
A adalah tanaman sawi Pakcoy
yangditanam oleh Bapak ASN Perserta lomba Geram
dan gamabr B adalah foto bersama bapak peserta lomba
(A) (B)
(A) (B)
Kegiatan Gambar
lainya yang17dilakukan
Gambaradalah
A adalah kegiatan
Melakukan fotoPembuatan Biosaka
praktik
bersama Bapak dan Ibu Penyuluh ketika
dimana biosakpengolahan
merupakannhasil
termasuk
panen elisitor (peningkat
lidah buaya, senyawa
gambar B kimia pemicu
adalah foto
ekspresi gen, fisiologi, danbersama sebelum
Morfologi, praktik
aktivasi dannpembuatan
Metabolit sekunder) adapun
Biosaka
fungsi dari Biosaka adalah peningkat imun tanaman (daya tahan) terhadap serangan
hama. Kegiatan ini dilakukan di Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi (BPTPHP).
42
BAB IV PEMBAHASAN
43
44
tikus juga mengurangi serangga bukan saja hama, melainkan juga predator
hama,dimana dalam hasil penggunaannya di poktan didapati cicak,dan serangga
seperti kepik yang ikut terperangkap, akan tetapi penggunaan dengan jumlah yang
tepat, dan penempatan yang tepat dapat menjadi solusi dalam menangani hama.
Adapun penggunaan Yellow trap dapat juga menggunakan warna-warna lain tidak
sebatas warna kuning tapi juga bisa menggunakan warna yang terang. Namun
menggunakan warna merah dikarenakan buah cabai sebelum matang sempurna
berwarna kuning dan ha itu terbukti ampuh dalam menjebak kutu dan lalat. Sejalan
dengan Penelitian Rante (2018) menyatakan bahwa warna kuning sangat disukai oleh
hama sepeti kutu daun Thrips sp.
Selain itu PSB yang diaplikasikan kepada tanaman cabai dapat mengurangi
penggunaan pupuk kimia dalam penyemprotan, Namun peningkatan yang
berpengaruh adalah bunga yang sangat terasa lebih banyak muncul. Adapun pada
penelitian yang dilakukan Maulana (2023) pada tanaman buncis menggunakan PSB,
menyatakan bahwa interval perlakukan Penyemprotan akan lebih berdampak bila
dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu dikombinasikan dengan pupuk lengkap,
dan hasil yang didapat adalah meningkatkan stimulasi munculnya bunga, jumlah
cabang, dan Bobot Buah.
1 Kultur Jaringan
3 Kewirausahaan
4 Hidroponik
Barang Harga
TOTAL Rp140.000
Hasil Panen
Harga Rp4.000
Pendapatan Rp420.000
Keuntungan
Rp280.000
tidak meningkat sampai melebihi ambang batas kendalinya. Dan tujuannya adalah
mengelola lingkungan tanaman sedemikian rupa sehinggan kurang cocok bagi
kehidupan dan perkembangan hama serta dapat mengurangi laju peningkatan
populasi hama dan kerusakan tanaman, dan mengusahakan agar lingkungan dapat
mendorong berfungsinya musuh alami sebagai pengendali hama yang efektif.
6. Penyemprotan insektisida nabati
Mata kuliah ini juga didapat dalam kegiatan mbkm adapun yangdapat dipejari
adalah,penyemprotan merupakan teknik yang paling umum digunakan dalam aplikasi
pestisida, disamping penyemprotan ada beberapa teknik lain diantaranya, dusting,
fumigasi, Injeksi, Penyiraman, dan Perendaman.
Pestisida juga digolongkan menjadi 6, berdasarkan bahan aktif yang
digunakan dalan mengendalikan organisme pengganggu tanamann yang umumnya
beredar dipasaran.
1. Pestisda Insektisda Digunakan untuk pengendalian hama serangga
2. Pestisida Herbisida Digunakan untuk mengendalikan gulma pada lahan.
3. Pestisida Fungisida Digunakan mengendalikan fungi/jamur pada
tanaman
dilakukan untuk mencari tahu lebih dalam mengenai sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah serta hubungannya dengan tanaman. adapun teknik analisis tanah dilakukan
pada laboratorium dan menggunakan peralatan khusus.
Adapun dalam kegiatan mbkm pelajaran hanya menggunakan peralatan
sederhana dalam menganalisis tanah yaitu dengan ph meter, adapun alat yang lebih
bagus lagi bisa menggunakan PUTK (perangkat uji tanah kering) dan PUTS
(perangkat uji tanah Sawah), ada juga alat yang lebih sederhana yang dapat kita
gunakan dalam mengetahui apakah tanah kita subur atau tidaknya dengan membuat
alat sederhana yang dihubungkan ke kabel listrik dengan kutub negatif dan bagian
lainya ditancapkan ketanah dan indikator kesuburan dapat diketahui melalui lampu,
dimana apabila lampu menyala dengan terang maka tanah tersebut mengandung
kation (ion positif) yang dapat diserap tanaman. Namun alat tersebut memerlukan
kabel dan akan sedikit sulit apabila pengecekan dilakukan di lapangan, alat tersebut
juga bisa digunakan di lapangan dengan cara pemakaian aki sebagai pengganti
sumber listrik.
52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari kegiatan mbkm ini adalah, Budidaya
tanaman cabai di perkarangan dapat menjadi solusi dalam menekan kenaikan harga
cabai.
Pemanfaatan pupuk organik yang dibuat sendiri dapat mengurangi pengguaan
pupuk kimia yang dimana akan mengurangi biaya dalam perawatan tanaman. Serta
menjadi alternatif dalam praktik budidaya dalam kelangkaan pupuk akibat harga
yang naik.
Selain itu media dalam budidaya hidroponik dapat memanfaatkan media
sekam yang juga dapat mengurangi penggunaan rockwoll dalam sistem budidaya
hirponik dengan sumbu, dengan syarat pengawasan penyiraman serta pengecekan
kadar nutrisi yang telaten serta perawatan media sumbu dan penampung nutrisi
bersih dan terhindar dari lumut.
B. Saran
Ada baiknya mahasiswa yang mengikuti MBKM tidak mengikuti kegiatan lain
diluar MBKM yang dilakukan. dikarenakan dengan alasan mengikuti kegiatan lain
diluar mbkm dapat mengurangi efisiensi pekerjan yang dilakukan secara
berkelompok, disamping itu juga dapat mengganggu mahasiswa lainya, dan dapat
menimbulkan perpecahan kelompok.
Dan pada kegiatan program Gerakan ASN Menanam ada baiknya programnya
lebih terarah kepada masyarakat luas bukan kepada ASN saja. Mengingat yang
paling berdampak dari adanya inflasi adalah masyarakat dengan perekonomian
rendah.
53
DAFTAR PUSTAKA
Alegantina, S. (.-1. (2017). Penetapan kadar nikotin dan karakteristik ekstrak daun tembakau
(Nicotiana tabacum L.) . Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan,
113-119.
anonimus. (2023, Februari 10). Budidaya Cabai Merah. Diambil kembali dari Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi:
https://pertanian.ngawikab.go.id/2023/02/10/budidaya-cabai-merah/#:~:text=Panen
%20dan%20Pasca%20Panen,interval%20panen%203%E2%80%937%20hari.
Forensyah, P., Pondesta, F., Armadi, Y., Hayati, R., & Fitriani, D. (2023). KOMBINASI AB
MIX DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) SECARA HIDROPONIK SISTEM WICK
BOTOL BEKAS. Agriculture, 18(1), 36-48.
Irwan, A. W. (2005). Kebutuhan Air, Iklim dan Waktu Tanam Kedelai, Kacang Tanah, dan
Kacang Hijau. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran, Jatinangor.
Mardin, S., 2002. Media Tumbuh Kultur Jaringan Tanaman. Makalah pada Pelatihan Kultur
Jaringan Tanaman PS Agronomi Unsoed: Purwokerto.
Maulana, E. H., & Mawardi, M. (2023). Intensitas Aplikasi PSB (Photosynthetic Bacteria)
dan Pemberian Pupuk Daun Pada Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.).
Patty, J. A. (2012). Efektivitas metil eugenol terhadap penangkapan lalat buah (Bactrocera
dorsalis) pada pertanaman cabai. Agrologia, 1(1), 288705.
Susilowati, Eka Yuni. 2005. Identifikasi Nikotin dari Daun Tembakau Kering dan uji
Efektifitas Ekstrak Daun Tembakau sebagai Insektisida Penggerek Batang Padi.
http://lib.unses.ac.id/
Sutriadi, M. T., Harsanti, E. S., Wahyuni, S., & Wihardjaka, A. ((2019)). Pestisida nabati:
prospek pengendali hama ramah lingkungan. Jurnal Sumberdaya Lahan, 89-101.
54
Thobias, E. (2013). Pengaruh modal sosial terhadap perilaku kewirausahaan (suatu studi
pada pelaku usaha mikro kecil menengah di Kecamatan Kabaruan Kabupaten
Kepulauan Talaud). Acta Diurna Komunikasi, 2(2).
Wibowo, S. (2013). Aplikasi hidroponik NFT pada budidaya pakcoy (Brassica rapa
chinensis). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 13(3).
LAMPIRAN
Foto-foto selama kegiatan mbkm
(Pembuatan jus
(Perkenalan dan (perpisahan dan (Kunjungan ke
lidah buaya pada
observasi pemberian sertifikat UPTD Agribisnis,
saat kunjungan ke
lingkungan Poktan) dan hadiah Laboratorium
UPTD Agribisnis,
perpisahan, serta Kuljar)
dalam
berfoto)
laboratorium
Pengolahan Hasil
Panen)
(penggemburan
tanah dan pemberian (Kegiatan Panen
(pemanenan sawi (Penyiraman
sekam dan pukan kangkung di BPP)
pakcoy di bedengan) tanaman di Balai
pada bedengan)
Penyuluhan)
55
Foto-foto selama kegiatan MBKM
(Tanaman
(Penyiraman tanaman pembibitan ASN)
di pembibitan)
(pembersihan
Poktan dan (Percobaan
merapikan menanam Kedelai)
peralatan)
(Kunjungan bersama
(Penyiraman tanaman mentor untuk tahap (Foto Tanaman
(pembuatan
semaian) akhir penilaian ASN)
Bedengan di
belakang Poktan) tanaman ASN)
56
Foto-foto selama kegiatan MBKM
Foto bersama
Mentor Sebelum
Perisahan
(Pemanenan tanaman
(penyemaian bibit (foto terakhir Kegiatan MBKM
kangkung)
Kangkung di bersama ASN
Poktan) dampingan sebelum
penilaian bersama
mentor)
(Penyerahan foto
kenang-kenangan
(Benih untuk
ke di kantor Balai
hidroponik sudah (pembersihan media
(foto sebelum penyuluh
Berkecambah) hidroponik dari
perpisahan kegiatan Pertanian
lumut)
mbkm) bersamaan dengan
plakat)
Pemindahan bibit
hidroponik
Pemanenan hasil panen
hidroponik
nutrisi hidroponik
57
Tabel 1. 1 Tabel foto lampiran
58
59