Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. BHARINTO EKATAMA-Site Keladi Office
Desa Muara Begai, Kec.Muara Lawa, Kab. Kutai Barat
Kalimantan Timur

Oleh:

YUYUN SUSANTI
NIM. 110 500 1 53

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA


SAMARINDA
2014
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang


(PKL) PT. Bharinto Ekatama -Site Keladi Office
Desa Muara Begai, Kec. Muara Lawa Kab. Kutai Barat
Kalimantan Timur

Nama : Yuyun Susanti


Nim : 110 500 158
Program Studi : Manajemen Lingkungan
Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing Penguji I Penguji II

Adi Supriadi, S.Hut., M.Si. Haryatie Sarie, SP. MP Kemala Hadidjah, ST.,M.Si
NIP. 197510072008121001 NIP. 197810132009122001 NIP. 198307182010122004

Menyetujui/Mengesahkan,
Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Dadang Suprapto, MP


NIP. 19620101 198803 1 003

Lulus ujian pada tanggal :................................................


i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala


rahmat dan karunia -Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja
Lapang (PKL) di PT. Bharinto Ekatama hingga tersusunnya laporan ini.
Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak
terlepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk ini segala
kerendahan hati dan sikap hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
3. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen
Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
4. Adi Supriadi, S.Hut. M.Si. selaku dosen pembimbing PKL yang telah
mengarahkan penulis dari persiapan sampai penyusunan laporan PKL.
5. Ibu Haryatie Sarie, SP. MP dan Ibu Kemala Hadidjah, ST., M.Si selaku
Penguji I dan Penguji II.
6. Bapak Dindin Makinudin dan Ibu Rahma Dewi Trisnawati selaku Pembimbing
Lapangan di PT. Bharinto Ekatama.
7. Kepada seluruh Departemen dan pembimbing lapangan di PT. Bharinto
Ekatama yang sangat membantu penulis dalam kegiatan PKL ini.
8. Seluruh Staf Dosen dan Teknisi Manajemen Lingkungan yang telah banyak
memberikan masukkan baik itu didalam proses belajar mengajar maupun
diluar jam perkuliahan.
9. keluarga dan Saudara/i tercinta yang telah memberikan dukungan baik
secara materil maupun moril.
10. Teman -teman seperjuangan Diana, Via, Rafa dan seluruh bubuhan
Manajemen Lingkungan angkatan 2011 Politeknik pertanian Negeri
Samarinda.
Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis baik Doa maupun
dukungan moral dapat dibalas oleh Alloh SWT, amin. Dalam penyusunan laporan
ini penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak terdapat kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran
ii

dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini, namun
semoga hasil laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Yuyun Susanti

Kampus Sei Keledang Juni 2014


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................. 2
C. Hasil yang diharapkan................................................................ 2
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tinjauan Umum Perusahaan .................................................... 3
B. Manajemen Perusahan............................................................... 5
C. Lokasi dan Waktu PKL ............................................................... 6
III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG
A. PersiapanLahan Tambang Batubara
a) Aspek Legalitas Perusahaan ....................................................... 8
b) Survei Masyarakat Sekitar Tambang........................................... 9
B. Tahap Konstruksi Pertambangan Batubara
a) Pembersihan Lahan ..................................................................... 11
b) Pembangunan Sarana dan Prasarana di Lokasi Tambang ........ 13
c) Pembangunan kolam settling pond dan pengelolaan
kualitas air di settling pond .......................................................... 15
C. Tahap Operasi Pertambangan Batubara
a) Proses Penambangan Batubara Konvensional........................... 17
b) Observasi proses peledakan / blasting........................................ 20
c) Observasi sistem K3 yang telah diterapkan ................................ 22
d) Pengelolaan dan pemantauan limbah berbahaya dan
beracun B3................................................................................... 24
e) Proses Pengangkutan Batubara ke Stockpile ............................. 26
f) Proses Pengapalan Batubara ....................................................... 27
D. Tahap Pasca Operasi Pertambangan Batubara
a) Kegiatan Reklamasi dan Revegetasi Lahan ................................. 30
b) Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).......................... 34
IV.KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan......................................................................................... 36
B. Saran .................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman


1. Status Perizinan PT. Bharinto Ekatama ......................................... 4
2. Jadwal Kegiatan PKL di PT. Bharinto Ekatama ............................ 6
3. Data Realisasi Produksi Batubara Tahun 2013............................. 28
4. Realisasi Pemasaran PT.ITM Batubara Tahun 2014 ................... 29
5. Jenis Tanaman Yang Digunakan ..................................................... 32
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman


1. Kantor PT. BharintoEkatama.............................................................. 39
2. pembersihan Lahan (Land clearing) .................................................. 39
3. Kolam settling pond ........................................................................... 39
4. Pengecekan pH pada outlet............................................................... 39
5. Loading top soil................................................................................... 40
6. Loading tanah penutup (overburden)................................................. 40
7. Pengerukan batubara ......................................................................... 40
8. Alat untuk mengukur getaran & kebisingan (Blasmate) .................... 40
9. TPS limbah B3 .................................................................................... 41
10. Area Revegetasi PT. BEK.................................................................. 41
11. Penanaman fast growing (Jabon) ...................................................... 41
12. Kegiatan CSR pelatihan Ibu Memasak di Kampung Besiq-Bermai... 41
13. Kegiatan CSR sikat gigi masal......................................................... . 42
14. Kegiatan Penanaman di SDN 14 Besiq ........................................... . 42
15. Kegiatan Penyerahan Tanaman di PUSKESMAS Kampung
Besiq-Bermai .................................................................................... . 42
16. Kegiatan CSR Penghijauan di Kampung Besiq -Bermai.................. . 42
17. Peta lokasi PT. Bharinto Ekatama.................................................... . 43
18. Struktur Manajemen PT. Bharinto Ekatama .................................... 44
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan merupakan konsep utama pelaksanaan

pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Oleh karena itu disamping

teori dan praktikum, juga disediakan waktu satu semester untuk mendapatkan

praktek kerja lapangan. Tujuan praktek kerja lapangan ini adalah untuk

mendapatkan kemampuan dan ketrampilan lanjutan, sehingga mahasiswa tidak

asing lagi bila suatu saat nanti memasuki dunia kerja di tenggah masyarakat.

Kegiatan penambangan batubara yang kini sudah banyak dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan besar baik yang bersekala lokal maupun nasional

memiliki dua sisi yang saling berlawanan, disatu sisi penambangan batubara

memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi negara dan masyarakat

disekitar perusahaan namun disisi lain dampak kegiatan penambangan batubara

menimbulkan adanya penurunan kualitas lingkungan.

Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan merupakan hal

terpenting yang harus dilakukan dalam upaya menjaga ekosistem dan proses

produksi pada setiap perusahaan sehingga bagian Quality, Safety, Environment

(QSE) memegang peranan penting dalam setiap perusahaan tambang batubara.

Begitu juga dengan bagian Eksternal CD & CSR yang memegang peranan

penting terhadap kondisi sosial masyarakat terutama dalam hal kesejahteraan

masyarakat sekitar perusahaan beroprasi.

B. Tujuan

Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan bertujuan untuk:

1. Mahasiswa mampu menerapkan dan melakukan komparasi dari teori yang

diperoleh diperkuliahan dengan keadaan di lapangan.


2

2. Angar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses atau sistem

penambangan yang dilakukan oleh perusahaan serta dapat memahami cara

penambangan dalam pengelolaan lingkungan yang dilakukan PT. Bharinto

Ekatama

3. Agar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses atau sistem

penambangan dalam hal pemantauan lingkungan yang dilakukan PT.

Bharinto Ekatama.

C. Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dari praktek kerja lapang ini adalah:

1. Mahasiswa dapat memahami secara umum proses penambangan yang

selama ini dilakukan perusahaan dan mengetahui cara-cara dalam proses

pengelolaan dan pemantauan lingkungan di sektor pertambangan batubara.

2. Mahasiswa mampu memberikan informasi-informasi atau berbagai wawasan

dalam hal pengelolaan dan pemantauan lingkungan di sektor pertambangan

batubara

3. Mahasiswa menjadi terampil dan berdedikasi tinggi dalam lingkungan kerja

dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja


3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Bharinto Ekatama adalah salah satu perusahaan tambang batubara

yang bernaung di bawah PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITM Group),

berlokasi di Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Propinsi Kalimantan

Timur dan Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara, Propinsi

Kalimantan Tengah, termasuk dalam Generasi Ke-3 Perjanjian Kerja

Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), berdasarkan perjanjian kerja

yang dilakukan antara PT. Bharinto Ekatama dengan Pemerintah RI yang

diwakilkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi tertanggal 12 November

1996.

Saat ini PT. Bharinto Ekatama berada dalam Tahapan Eksploitasi, sesuai

dengan dokumen Ijin Eksploitasi yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal

Pertambangan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM dengan area seluas

22.000 Ha.

Area pertambangan PT. Bharinto Ekatama terletak pada dua propinsi,

yaitu Propinsi Kalimantan Timur dan Propinsi Kalimantan Tengah, dimana area

konsesi yang dimiliki dibagi menjadi tiga area utama (Blok), yakni Blok Biangan

(BEK1) seluas 5.192 Ha, Blok Lempanang (BEK2) seluas 11.980 Ha dan Blok

Skidding (BEK3) 4.828 Ha.

Ijin Tahap Kegiatan Operasi Produksi PT. Bharinto Ekatama ditetapkan,

berdasarkan surat Kementerian ESDM bernomor 315.K/30/DJB/2012 bertanggal

9 Januari 2012.
4

Luas Areal Pertambangan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten

Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah adalah 10.772 Ha, sedangkan luas

areal yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan

Timur adalah 11.228 Ha.

Secara geografis wilayahPKP2B PT. BEK terletak pada koordinat 1150

20’ 00’’ sampai 1150 31’ 00’’ Bujur Timur (BT) dan 00 45’ 33,7’’ sampai 00 57’ 00’’

Lintang Selatan (LS).Pada Tabel 1. dilampirkan status perijinan yang dimiliki PT.

Bharinto Ekatama dalam melaksanakan kegiatannya.

Tabel 1. Status Perijinan PT. Bharinto Ekatama

No. Jenis Ijin No. Ijin Tanggal


Perjanjian Kerjasama Pengusahaan
1 ‐ 12 November 1996
Pertambangan Batubara (PKP2B)
2 Ijin Penyelidikan Umum 3076/29/DJP/1997 4 Desember 1997
3 Ijin Tahap Eksplorasi 2563/28/DPT/1999 20 September 1999
4 Persetujuan AMDAL KEPMEN LH 283/2005 26 Agustus 2005
5 Persetujuan Laporan Studi Kelayakan 531/30/DBM/2007 20 Maret 2007
6 Ijin Tahap Konstruksi 342.K/30/DJB/2007 13 Agustus 2007
7 Penetapan Kembali AMDAL KEPMEN LH 240/2009 10 Juni 2009
8 Perpanjangan ke‐1 Ijin Tahap Konstruksi 356.K/30/DJB/2009 24 Agustus 2009
9 Perpanjangan ke‐2 Ijin Tahap Konstruksi 457.K/30/DJB/2010 3 Agustus 2010
Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Produksi
10 621/Menhut‐II/2010 4 November 2010
untuk Eksploitasi Batubara
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk
11 503/976/BP2T‐TU/XII/ 2010 8 Desember 2010
Crushing Plant
12 Ijin Tahap Kegiatan Operasi Produksi 315.K/30/DJB/2012 09 Januari 2012

Sumber: PT. Bharinto Ekatama

Untuk mengetahui kondisi kantor PT. Bharinto Ekatama dapat dilihat pada

Gambar. 1. Pada Lampiran.


5

B. Manajemen Perusahaan

PT. Bharinto Ekatama ini memiliki jumlah karyawan yang tercatat pada

bulan Maret 2014 dengan rincian:

• Karyawan sebanyak :1.423 Orang

Dirincikan sebagai berikut :

• Expatriates : 6 Orang

• Karyawan PT. BEK :111 Orang

• Sub Kontraktor : 1.306 Orang

PT. Bharinto Ekatama memiliki 8 Sub Kontraktor yang terdiri dari:

1. PT. PAMA PERSADA NUSANTARA (Mining Operation)

2. PT. LANCARJAYA MITRA ABADI (Coal Hauling)

3. PT. CAHAYA PERMATA ARJIA (Rental Equipment/Land Clearing)

4. PT. RENTALINDO PERDANA (Rental Equipment)

5. PT. WALS (Topographic survey)

6. PT. TRAC (Car Rental)

7. PT. CHOSYINDO TEKNIK (Drilling)

8. PT. WTC (Laboratory Analys

C. Lokasi dan waktu PKL

Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di PT. Bharinto Ekatama

Jl. Keladi- Desa Muara Begai, Kecamatan Muara Lawa, Kabupaten Kutai Barat,

Provinsi Kalimantan Timur selama 2 bulan mulai tanggal 03 Maret sampai 02 Mei

2014. Adapun lokasi dan waktu secara terperinci dapat dilihat pada Tabel. 2

berikut :
6

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT. BEK


Tanggal
No. Jenis Kegiatan Lokasi Keterangan
pelaksanaan
Company Induction 3 Maret 2014 Bunyut Office Teori
Ruang Rapat
Safety Induction 6 Maret 2014 Teori
PT. BEK
A. Tahap Pra Konstruksi Pertambangan Batubara
Ruang
Aspek Legalitas
a) 17 Maret 2014 External Teori
Perusahaan
CD&CSR
Survai Masyarakat Kampung Survei
b) 12 April 2014
Sekitar Lokasi Tambang Besiq Lapangan
B. Tahap konstruksi Pertambangan Batubara
Survei
a) Pembersihan Lahan 01 April 2014 PIT. 3000
Lapangan
Pembangunan Sarana
Survei
b) Dan Prasarana di Lokasi 17 April 2014 PT. BEK
Lapangan
Tambang
Pembangunan Kolam TP. SP.
Settling Pond & BK02-01 & Survei
c) 01 April 2014
Pengelolaan Kualitas Air TP. SP. Lapangan
di Setling Pond BK03-01
C. Tahap Operasi Pertambangan Batubara
Lokasi
Proses Penambangan Survei
a) 14 April 2014 Tambang PT.
Batubara Konvensional Lapangan
BEK
Observasi proses PIT. 3000 & Survei
b) 26 Maret 2014
peledakan / blasting PIT 6000 Lapangan
Tanggal
No. Jenis Kegiatan Lokasi Keterangan
pelaksanaan

Observasi Sistem K3 PIT. 3000 &


c) 20 Maret 2014 Survei Lapanga
Yang Telah Diterapkan PIT. 6000

Workshop PT. Survei


d) Pengelolaan Limbah B3 27 Maret 2014
PAMA Lapanga
Proses Pengangkutan Teori dan
e) Batubara Ke Port Stock 31 April 2014 - Survei
Yard Lapanga
Proses Pengapalan
f) 31 April 2014 Port Bunyut Teori
Batubara
7

Lanjutan Tabel 2.

D Tahap Pasca Operasi Pertambangan Batubara


Kegiatan Reklamasi PIT. 3000 &
a) 19 Maret 2014 Teori
Lahan 4800
Kegiatan Revegetasi PIT. 3000 & Survei
b) 19 Maret 2014
Lahan 4800 Lapanga
Kampung
Kegiatan Corporate 8-13 Maret Teori dan
Besiq & Ruang
c) Social Responsibility 2014 & 02-22 Survei
rapat External
(CSR) April 2014 Lapanga
CD&CSR
Depart.
Presentasi Hasil kegiatan PKL
02 Mei 2014 External CD & Presentasi
di Perusahaan
CSR
8

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

A.Persiapan Lahan Tambang Batubara

a) Aspek Legalitas Perusahaan

1. Tujuan

Tujuannya adalah untuk mengetahui perijinan yang sudah dilakukan

oleh perusahaan dan untuk mengetahui sistem manajemen administrasi

perusahaan.

2. Dasar Teori

Informasi ini didapatkan dari dokumen Analisis Dampak

Lingkungan (ANDAL), Rencana Kelola Lingkungan (RKL), Rencana

Pemantauan Lingkungan (RPL) yang telah dibuat oleh perusahaan

PT.BEK (Anonim, 2014).

Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan

unsur yang terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang

melegalkan atau mengesahkan suatu badan usaha sehingga diakui oleh

masyarakat. Dengan kata lain, legalitas perusahaan harus sah menurut

undang-undang dan peraturan, di mana perusahaan tersebut dilindungi

atau dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di mata hukum pada

pemerintahan yang berkuasa saat itu (Anonim, 2013).

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat Tulis

Bahan : Dokumen ANDAL dan RKL/RPL


9

4. Prosedur Kerja

- Membaca serta mempelajari dokumen ANDAL, RKL/RPL yang dibuat

oleh perusahaan, dan

- Berdiskusi dengan pembimbing lapangan serta mengkaji tentang

perijinan-perijinan yang sudah dilakukan.

5. Hasil Yang Dicapai

Setelah mempelajari dokumen-dokumen serta berdiskusi dengan

pembimbing lapangan, maka kami dapat mengetahui perijinan-perijinan

yang telah dilakukan oleh perusahaan.

6. Pembahasan

Bahwa PT. BEK sebelum melakukan operasi pertambangan, sudah

melakukan perijinan dan disetujui oleh Keputusan Direktorat Jendral Geologi

dan Sumber Daya Mineral untuk wilayah PKP2B, serta persetujuan AMDAL

oleh pemerintah daerah melalui keputusan Menteri Negara Lingkungan

dengan Nomor 283 Tahun 2005 tanggal 26 Agustus 2005 dan telah

mendapatkan persetujuan kembali melalui Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 240 Tahun 2009 tanggal 10 Juni 2009.

b) Survey Masyarakat di Sekitar Lokasi Tambang

1. Tujuan

Kegiatan observasi kondisi masyarakat di sekitar tambang ini

bertujuan untuk mengetahui secara langsung, keadaan masyarakat yang

berada di sekitar tambang dan apa pengaruhnya bagi mereka dengan

adanya kegiatan pertambangan tersebut.


10

2. Dasar Teori

Berbagai dampak potensial di sektor sosial dan ekonomi dapat

terjadi akibat adanya penambangan batubara di suatu wilayah. Berbagai

dampak positif diantaranya tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas umum,

kesempatan kerja karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya

tingkat pendapatan masyarakat sekitar tambang, dan adanya kesempatan

berusaha. Dampak negatif lainya adalah menurunnya kualitas air sungai

meskipun masih dalam standar baku mutu (SBM) lingkungan (Anonim,

2014).

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat tulis dan kamera

Bahan : Informasi dari masyarakat sekitar

4. Prosedur Kerja

Mewawancarai beberapa masyarakat yang tinggal di sekitar

perusahaan serta melihat langsung kondisi masyarakat sekitar tambang.

5. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil survai dan observasi terhadap masyarakat di sekitar

tambang bahwa dengan adanya PT. BEK ini, sangat berpengaruh terhadap

peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, serta adanya fasilitas-fasilitas

yang diberikan oleh perusahaan untuk menunjang peningkatan mutu

sumber daya manusia. Akan tetapi tidak dapat dihindari dengan adanya

kegiatan pertambangan PT. BEK ini kualitas air di masyarakat menjadi

menurun.
11

6. Pembahasan

Dengan berdirinya perusahaan pertambangan PT. BEK semakin

terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, dengan begitu

tingkat perekonomian mereka menjadi meningkat serta tersedianya

fasilitas-fasilitas yang diberikan guna untuk menunjang mutu kualitas SDM

masyarakat sekitar.

B. Tahap Konstruksi Pertambangan Batubara

a) Pembersihan Lahan

1. Tujuan

Pembersihan lahan (land clearing) adalah kegiatan membersihkan

daerah yang akan ditambang dari pepohonan dan semak-semak. Tujuan

utama dari pembersihan lahan yaitu untuk memudahkan pengerukan tanah

pucuk serta mempermudah alat muat mengambil tanah pucuk (topsoil).

2. Dasar Teori

Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan

ditambang mulai dari semak belukar hingga pepohonan yang berukuran

besar. Alat yang biasa digunakan adalah bulldozer, excavator dan dengan

menggunakan bantuan mesin potong chainsaw untuk menebang pohon

dengan diameter lebih besar dari 30 cm (Anonim, 2012).

3. Alat dan Bahan

Alat :Chainsaw, Bulldozer dan Excavator PC 200, 300.

Bahan :-

4. Prosedur Kerja

Sebelum melakukan proses pembersihan lahan, tanah/lahan

tersebut harus telah dalam keadaan bebas dalam artian lahan tersebut
12

telah dibebaskan, dan langkah awal yang dilakukan adalah menebang

pohon yang berdiameter 30 cm menggunakan chainsaw yang fungsinya

untuk mempermudahkan excavator maupun bulldozer dalam proses

pembersihan lahan.

5. Hasil Yang Dicapai

Pembersihan lahan menggunakan excavator PC 200, 300 dan

bulldozer D85 dapat dikerjakan selama ± 8 jam tergantung dengan cuaca

dan kondisi peralatan di lapangan.

6. Pembahasan

Pada proses pembersihan lahan akan menyebabkan hilangnya

vegetasi alam, yang berdampak pada potensi terjadinya erosi, habitat

satwa menjadi berkurang atau berpindah tempat.

Pengelolaan dampak dari proses pembersihan lahan baik dari

genangan-genangan air maupun air limpasannya, dengan cara

dibuatkannya drainase khusus menuju ke sedimen pond atau settling

pond.Dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses pengelolaannya. Air

yang masih alami atau berasal dari hutan/vegetasi alami, akan dibuatkan

drainase khusus yang mengalir langsung ke sungai, dikarenakan air alami

tidak boleh dimasukkan ke settling pond karena akan mengakibatkan

terjadinya pengenceran. Untuk mengetahui dampak dari proses

pembersihan lahan dapat dilihat pada Gambar 2. Pada Lampiran.


13

b) Pembangunan Sarana dan Prasarana di Lokasi Tambang

1. Tujuan

Disamping sumber daya manusia yang profesional ketersediaan

sarana dan prasarana juga merupakan unsur penting dalam mendukung

kelancaran pelaksanaan kegiatan pertambangan.

2. Dasar Teori

Informasi ini didapat dengan melihat langsung fasilitas-fasilitas

penunjang yang tersedia di PT. Bharinto Ekatama dan berdiskusi langsung

dengan pembimbing lapangan.

Moenir (1992 :119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala

jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai

alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam

rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan dengan organisasi

kerja. Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah

bahwa sarana dan prasarana merupakan seperangkat alat yang digunakan

dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan

peralatan pembantu maupun peralatan utama, keduanya berfungsi untuk

mewujudkan tujuan yang hendak dicapai (Anonim, 2009)

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat tulis

Bahan :-

4. Prosedur kerja

- Berdiskusi dengan pembimbing lapangan

- Melihat langsung sarana dan prasarana yang ada di PT. BEK


14

5. Hasil Yang Dicapai

Fasilitas-fasilitas yang ada di PT. BEK ada beberapa sarana dan

prasarana seperti:

a. Sarana Berupa:

1) Office PT. Bharinto Ekatama

2) Meeting Room

3) Pos Satpam

4) Musholla

5) Kamar mandi ( WC )

6) Stasiun pengisian bahan bakar (solar)

7) Genset

8) Stockpile dan Portsite PT. Bharinto Ekatama

9) Jalan Tambang (Haulling)

b. Prasarana berupa:

1) Mobil LV (leight vehicle) kendaraan ringan

2) Bus Karyawan

3) Ambulance

6. Pembahasan

Dengan adanya sarana dan prasarana seperti yang sudah

dijelaskan di atas maka dapat menunjang kelancaran kegiatan

pertambangan di PT. BEK, selain itu karyawan juga dapat bekerja dengan

semaksimal mungkin.
15

c) Pembangunan Kolam Settling Pond dan Pengelolaan Kualitas Air di


Settling Pond

1. Tujuan

Untuk menangkap dan menahan air dari proses pumping maupun

pada saat hujan dan untuk mempermudah pengelolaannya.

2. Dasar Teori

- Informasi pembangunan settling pond kami dapatkan dari dokumen

RKL/RPL PT. BEK.

- Dasar teori pemantauan lingkungan selama tahun 2013 untuk air

limbah berpedoman pada Keputusan Gubernur Kaltim No. 02 tahun

2011 dan SK KLH No. 113 Tahun 2003.

3. Alat dan Bahan

Alat : Excavator long arm, bulldozer, alat tulis, kamera dan

indicatoruniversal

Bahan : Tanah, kapur dan tawas.

4. Prosedur Kerja

- Melakukan analisis material Potentially Acid Forming (PAF) dan Non

Acid Forming (NAF) dari setiap lokasi yang akan dilakukan

penambangan.

- Melakukan mapping hasil analisis PAF dan NAF guna memudahkan

implementasi penimbunan selektif di lapangan.

- Mendesain sistem drainase tambang yang dapat menghindari atau

menekan terjadinya air asam tambang (AAT).

- Melakukan efisiensi pengapuran dengan metode pemberian kapur.


16

- Melakukan pengukuran pH awal dan volume air yang akan dinetralkan

sehingga diperoleh dosis dan jumlah kapur yang tepat.

5. Hasil Yang Dicapai

Pembangunan settling pond dilakukan untuk mempermudah

pengelolaan air asam tambang dari proses pumping dari lubang yang

berada di daerah tangkapan air sebelum air dari proses pemompaan ini

mengalir menuju ke settling pond, air akan terlebih dahulu mengalir di

kolam sediment pond yang tujuannya untuk mengendapkan air dari

partikel-partikel debu (tanah). Dalam pembuatan sediment pond pintu

kolam dibuat zig-zag yang tujuannya agar ada waktu tunggu air di dalam

settling pond. Untuk dapat mengetahui kolam settling pond dilihat pada

Gambar 3. Pada Lampiran

Pengelolaan air dan pemantauan kualitas air dilakukan setiap hari,

sedangkan untuk perawatan kolam settling pond dilakukan pengerukan

rutin setiap 60 hari sekali dengan menggunakan excavator long arm.

Pengelolaan air pada settling pond dengan cara menggunakan perlakuan

kapur dan tawas, proses pemantauannya dengan cara mengukur debit air

pada outlet dan melakukan pengecekan pH, jika pH sudah sesuai dengan

baku mutu yaitu 6-9 maka air sudah aman untuk dibuang di lingkungan.

Untuk dapat mengetahui pengukuran pH dapat dilihat pada Gambar 4.

Pada Lampiran.

6. Pembahasan

Secara umum, sebuah settling pond merupakan sebuah konstruksi

sipil yang terdiri atas tiga bagian kolam atau bias disebut kompartemen,

yakni kompartemen satu hingga tiga. Kompartemen pertama air dari proses
17

pumping ditampung dan diendapkan partikel lumpurnya serta dilakukan

pencampuran dengan kapur. Kolam ini memiliki luasan yang lebih besar

daripada kedua kompartemen. Pada kompartemen kedua, proses

pengendapan partikel yang lebih lanjut berlangsung sebagai kelanjutan dari

proses yang sebelumnya. Di kolam ini akan dilakukan perlakuan

menggunakan tawas dan/atau kapur dengan ukuran 0,22 - 0,65 kg/m3 yang

tujuannya untuk menaikkan pH air sampai baku mutu yang telah ditetapkan

yaitu 6-9, baru air boleh dibuang ke lingkungan. Pada kompartemen ketiga

atau yang terakhir, proses pengendapan yang lebih lanjut berlangsung dan

diharapkan pada kolam ini, kondisi air telah memenuhi Baku Mutu Air

Limbah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sehingga air tersebut siap

untuk dialirkan menuju perairan umum, dimana secara umum kolam ini

memiliki luasan yang paling kecil.

C. Tahap Operasi Pertambangan Batubara

a) Proses Penambangan Batubara Konvensional

1. Tujuan

Tujuannya adalah untuk dapat mengetahui proses pengerukan

tanah pucuk (top soil) dan proses pengerukan tanah penutup (overburden)

serta mengetahui penggunaan bahan peledak di PT. BEK.

2. Dasar Teori

Dalam mengeploitasi batubara maupun bahan galian lainnya, setiap

perusahaan memiliki metode yang berbeda-beda dalam sistem

penambangannya. PT. Bharinto Ekatama merupakan salah satu

perusahaan yang menggunakan metode sistem penambangan terbuka

(open pit) kemudian mengisi kembali (backfilling) lahan bekas


18

penambangan batubara tersebut setelah operasi penambangan selesai

dilakukan (Anonim, 2014).

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan: Dokumen Identifikasi Analisis

Dampak Lingkungan PT. Bharinto Ekatama dan alat tulis menulis.

4. Prosedur Kerja

- Melakukan pengerukan tanah pucuk (top soil)

- melakukan pengerukan tanah penutup OB (overburden).

- Untuk proses peledakan dilakukan jika material terlalu keras dan tujuan

utama yaitu untuk memaksimalkan produktifitas alat loading.

- Pengerukan batubara

5. Hasil Yang Dicapai

Kegiatan pengupasan tanah pucuk (top soil removal) untuk

mengupas lapisan tanah yang paling atas, dimana tanah ini biasanya terdiri

dari lapisan humus dan tanah yang strukturnya tidak keras ,sehingga

lapisan top soil berguna sebagai tanah yang akan dipakai kembali untuk

kegiatan reklamasi. Pengupasan tanah ini dilakukan dengan cara

menggali, memuat, kemudian mengangkut tanah tersebut ke top soil stock.

Lapisan top soil yang diambil adalah dengan ketebalan 30-60 cm. Untuk

dapat mengetahui proses loading top soil dapat dilihat pada Gambar 5.

Pada Lampiran.

Tahap pengerukan tanah penutup (overburden) dilakukan setelah

semua selesai proses top soil removal selesai dilaksanakan, lapisan

overburden ada yang memiliki kekerasan ekstrem sehingga perlu

di;lakukan peledakan (blasting) dan ada juga yang lunak sehingga cukup
19

dengan digali dengan excavator backhoe. Untuk dapat mengetahui proses

loading tanah penutup (overburden) dapat dilihat pada Gambar 6. Pada

Lampiran.

Pengurukan batubara, batubara yang telah terekspos di lapangan

dapat diambil dengan memakai excavator dengan menggali terlebih dahulu

lalu dimuat ke atas dump truck kapasitas 25 ton dan 30 ton melalui jalan

tambang kemudian dikumpulkan di ROM stock selanjutnya diangkut

kembali ke crushing area untuk proses penghancuran batubara sesuai

dengan ukuran yang telah ditentukan. Setelah batubara di crushing

kemudian di angkut ke mine stock yard. Untuk dapat mengetahui proses

pengerukan batubara dapat dilihat pada Gambar 7. Pada Lampiran.

6. Pembahasan

Tanah pucuk (top soil) adalah lapisan tanah paling atas yang

banyak memiliki zat hara atau humus. Proses pengerukan top soil ini

dilakukan setelah selesai kegiatan pembersihan lahan. Dalam proses

pengerukan tanah pucuk atau top soil ini menggunakan alat excavator (PC

300, 400) dan bulldozer. Top soil ini akan diletakan di tempat penimbunan

sementara (top soil stock) terlebih dahulu sebelum top soil ini ditebar

(spreading top soil). Top soil bisa juga langsung digunakan untuk menutup

tanah penutup (overburden) yang sudah selesai dalam proses penataan

lahannya.

Tanah penutup (overburden) merupakan lapisan tanah di atas

batubara, di bawah lapisan subsoil dan overbuden biasanya struktur

tanahnya berwarna abu-abu. Proses penambangan batubara dilakukan

dengan cara konvensional. Setelah selesai pengerukan overburden ini


20

langsung diangkut menggunakan dump truck menuju lahan pertambangan

yang telah selesai beroperasi atau disebut dengan lubang sisa tambang,

dan selanjutnya tanah akan diratakan dengan menggunakan bulldozer.

Apabila sudah selesai dalam penimbunan overburden, maka tanah pucuk

sudah siap untuk ditebar di atas permukaan overburden (spreading top

soil) setelah selesai ditebar, maka lahan tersebut sudah siap untuk

ditanami kembali (revegetasi).

Setelah selesai pengerukan overburden, proses selanjutnya adalah

pengerukan batubara. Batubara yang sudah dikeruk akan diangkut

menggunakan dump truck dan dikumpulkan menuju ROM. Selanjutnya

batubara diangkut menggunakan dump truk menuju tempat penumpukan

batubara (stockpiling) untuk di olah. Proses pengolahannya meliputi

crushing, screening, blending, stockpilling, dan penanganan air permukaan

(run off) di area pengolahan.

b) Observasi proses peledakan / blasting

1. Tujuan

Tujuan penggunaan bahan peledakan adalah karena material

pelapis batubara terlalu keras dan dozer backhoe tidak bisa meleburkan

tanah material tersebut serta mengetahui tingkat getaran dan kebisingan

yang dihasilkan dari proses blasting.

2. Dasar Teori

Peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran yang

merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk melepas batuan

dari batuan induknya dengan harapan menghasilkan bongkaran batuan

yang berukuran lebih kecil sesuai dengan yang diharapkan sehingga


21

memudahkan dalam proses pendorongan, pemuatan, pengangkutan,

dan konsumsi material (Kartodharmo, 1989).

Informasi data kami peroleh dari observasi langsung dan

berdiskusi dengan pembimbing lapangan.

3. Alat dan bahan

Alat : APD, Blashmate, alat tulis dan kamera

Bahan : tanah Overburden (OB)

4. Prosedur kerja

− Menentukan titik aman dari proses peledakan yang akan dilakukan

− Menyiapkan alat untuk mengukur tingkat getaran dan kebisingan pada

saat blasting

− Menyiapkan/meletakkan alat pengukur (blashmate) searah dengan titik

yang akan diledakkan.

− Setelah kondisi dipastikan aman, kemudian alat siap di ON kan untuk

proses pengukuran.

− Setelah diperoleh hasil dari pengukuran dimonitor, data otomatis

tesimpan dalam memori blashmate atau dicetak langsung dalam

printer blashmate.

5. Hasil yang dicapai

Sebelum melakukan blasting terpasang tanda/bendera warna

hijau, jarak aman manusia 500 meter. Sirine tanda peledakan dibunyikan,

team blocker menutup jalan arah lokasi peledakan, terdapat jadwal

peledakan pada papan informasi peledakan, bendera merah berkibar

serta jalan diblokir dan akan dibuka sampai kondisi dinyatakan aman.
22

Proses peledakan yang dilakukan oleh PT. BEK di wilayah PIT.

3000 dan PIT. 4800 dengan titik sebanyak 250 titik tidak menimbulkan

getaran dan kebisingan yang melebihi ambang batas yang telah

ditentukan oleh KepMen Tenaga Kerja No. Kep-51/MEN/1999 sebesar 85

dB (A) dengan nilai toleransi + 3 dB (A). Dari hasil pengukuran yang telah

dilakukan pada saat blashting, tingkat getaran diperoleh data yaitu 4

Hertz, dan tingkat kebisingan 75 dB. Untuk dapat mengetahui Alat untuk

mengukur getaran & kebisingan (Blasmate) dapat dilihat pada Gambar 8.

Pada Lampiran

6. Pembahasan

Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh PT. BEK pada area

peledakkan yang terletak di PIT. 3000 dan PIT. 4800 kondisi dinyatakan

stabil karena dari hasil pengukuran tingkat getaran dan tingkat kebisingan

masih dibawah standar baku mutu lingkungan, sehingga tidak

menimbulkan dampak yang signifikan. Karena blashting dilakukan pada

kondisi setelah hujan, sehingga ada 2 bahan peledak yang expired

sehingga dilakukan proses peledakan kembali.

c) Observasi K3 yang telah diterapkan

1. Tujuan

Tujuannya adalah untuk meminimalisir dan mengantisipasi

kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja, serta memberikan rasa aman

dan kenyamanan bagi karyawan dan para staf karyawan.

2. Dasar teori

Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan

kesehatan kerja dan peraturan pelaksanaannya yaitu Keputusan Menteri


23

Nomor : 555.K/26/MPE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dan Peraturan Menteri No. Per.05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan kerja. Untuk Keamanan bekerja perusahan

wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dan dipelihara secara baik

dan harus sesuai dengan standar (Syaufii, 2000).

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat Pelindung Diri (APD), alat tulis dan kamera.

Bahan : Lembar pernyataan induksi.

4. Prosedur Kerja

- Mengamati sistem manajemen K3 yang telah diterapkan.

- Induksi dan Safety Talk.

5. Hasil Yang Dicapai

Setelah mengamati dan mengikuti kegiatan K3 (inspeksi K3) kami

dapat mengetahui sistem manajemen K3 apa saja yang sudah diterapkan

di PT. BEK. Ikut serta dalam proses induksi bagi tamu-tamu perusahaan

serta ikut serta dalam kegiatan safety talk dan inspeksi Limbah B3 di

workshop PT. PAMA.

6. Pembahasan

Program K3 yang sudah diterapkan di PT. BEK ini antara lain

adalah sebagai berikut:

- Pemeriksaan Penyakit Kerja dan Umum

- Pengadaan dan pengisian APAR

- Pelatihan P3K

- Obat-obatan Untuk Klinik

- Medical Check Up Karyawan


24

- Pelatihan dasar K3LH & Tenaga Medis

- Pelatihan Pengawasan Kompetensi

- Investigasi Kecelakaan Berat & Ringan

- Sarana dan Prasarana K3 (ambulance)

- Peringatan Bulan K3

- Penyediaan Alat Pelindung Diri

- Inspeksi & Pengawasan

- Sosialisasi K3 (Sefety Talk, Induksi K3, SOP)

- Kampanye K3

- Pemeriksaan Kelayakan Peralatan

- Melatih team Tanggap Gawat Darurat/Emergency Respond Team.

- EHS CMS (Environment Health and Safety Contractor Management

System)

d) Pengelolaan dan Pemantauan Limbah Bahan Berbahaya


dan Beracun (B3)

1. Tujuan

Tujuan pengelolaan limbah B3 adalah untuk mencegah dan

menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang

diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan

yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.

2. Dasar Teori

Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan berdasarkan Peraturan

Pemerintah (PP) No. 19 tahun 1994 yang diperbaharui dengan PP No. 12

tahun 1995 dan diperbaharui kembali dengan PP No. 18 tahun 1999

tanggal 27 Februari 1999 yang dikuatkan lagi melalui Peraturan


25

Pemerintah No. 74 tahun 2001 tanggal 26 November 2001 tentang

Pengelolaan Limbah B3 (Anonim, 2014).

3. Alat dan Bahan

Alat : Tempat Limbah B3 temporary, TPS Limbah B3, Kolam oil

trap dan drum

Bahan : Oli bekas, majun, sludge, filter dan hose

4. Prosedur Kerja

- Membuat drainase di sekeliling workshop, TPS dan Stasiun Pengisian

Bahan bakar (Solar).

- Membuat Kolam Oil Trap (dalam tahap penyelesaian)

- Tempat penyimpanan Limbah B3 temporary.

- Tumpahan oli dan solar di sekeliling workshop maupun tempat

pengisian bahan bakar akan dikelola di kolam oil trap.

5. Hasil Yang Dicapai

Limbah B3 yang telah dipisah-pisahkan kemudian dikumpulkan dan

dikemas serta dipasang label atau tanda peringatan, selanjutnya

ditempatkan pada tempat penumpukkan Limbah B3 temporary yang

berada di area sekitar workshop PT. PAMA sebelum akhirnya semua

limbah B3 tersebut dipindahkan ke TPS limbah B3 permanent yang masih

dalam proses pengerjaan. Limbah B3 yang telah dikemas dan diberi label

selanjutnya akan dikirim ke pihak ke-3 untuk diolah lebih lanjut. Untuk

dapat mengetahui TPS Limbah B3 workshop PT. PAMA dapat dilihat pada

Gambar 9. Pada Lampiran.


26

6. Pembahasan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu

usaha atau kegitan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang

karena sifat dan kosentrasinya, baik secara langsung maupun tidak

langsung dapat mencemarkan dan merusak lingkungan hidup, atau dapat

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup

manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan Limbah B3 yang telah

diterapkan oleh PT. PAMA yaitu dengan cara membuat drainase atau

saluran pipa yang dialirkan ke dalam tandon dan ditempatkan dalam TPS

Limbah B3 temporary. PT. PAMA membangun TPS Limbah B3 permanent

pada bulan Februari dan masih dalam proses pengerjaan. Untuk

pengelolaan limbah B3 dari workshop PT. PAMA masih belum memenuhi

standar yang diperuntukkan

e) Proses Pengangkutan Batubara Ke Stockpile

1. Tujuan

Tujuannya adalah untuk memindahkan batubara dari lokasi

tambang (ROM) ke tempat penumpukan batubara yang berada di port

stock yard.

2. Dasar Teori

Proses pengangkutan batubara menuju port stock yard merupakan

proses batubara yang telah diangkut dan dikumpulkan sebelum batubara

di eksport. Dari proses penggalian batubara kemudia diolah terlebih dahulu

sesuai ukuran yang telah ditentukan sebelum batubara tersebut dikirim ke

negara-negara tujuan seperti, Indonesisa, Thailand, Korea, India, Malaysia,

China, Filipina, Taiwan, Hongkong, dan Singapura. (Anonim, 2014).


27

3. Alat dan Bahan

Alat : Rear dan dump Truck

Bahan : Dokumen RKTTL tahun 2014

4. Prosedur Kerja

Batubara yang sudah selesai dalam proses pengerukan akan di

angkut menggunakan alat angkut menuju tempat penimbunan ROM stock

yard di area tambang (Biangan). Batubara dari ROM stock yard tersebut

kemudian diangkut menuju ke lokasi unit pengolahan dan penimbunan di

Port Stock Yard (PSY) di area terminal khusus Pertambangan Batubara di

Muara Bunyut, yang berjarak sekitar 100 km dengan menggunakan truk

pengangkut dengan tipe rear dan dump truck.

5. Hasil Yang Dicapai

Dalam proses pengangkutan batubara menuju ke PSY PT. BEK

menggunakan alat angkut dump truck dengan kapasitas maksimum 75 ton.

6. Pembahasan

Proses pengangkutan ini adalah proses dimana batubara akan

dibawa dan ditumpuk di stockpile, sebelum batubara nantinya akan

diangkut menuju ke kapal pengangkutan batubara.

f) Proses Pengapalan Batubara

1. Tujuan

Untuk mengetahui informasi jumlah produksi batubara yang

dihasilkan per bulan dan untuk mengetahui pasar tujuan batubara yang

sudah terealisasikan di PT. BEK.


28

2. Dasar Teori

- Proses pengapalan batubara adalah proses dimana batubara akan

dikirim menuju pasar tujuan masing-masing.

- Informasi produksi batubara dan pasar tujuan batubara didapatkan dari

dokumen RKTTL PT. BEK tahun 2014.

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat tulis.

Bahan : Dokumen RKTTL PT. BEK tahun 2014.

4. Prosedur Kerja

- Membaca dan mempelajari dokumen RKTTL PT. BEK tahun 2014.

- Berdiskusi dengan pembimbing lapangan.

5. Hasil Yang Dicapai

Setelah diamati untuk realisasi produksi batubara tahun 2013

jumlah produksi batubara yaitu sebesar 1.901.000 ton, dari rencana jumlah

batubara dalam setahun yaitu 2.000.000 ton.


29

Realisasi pemasaran batubara tahun 2013 tiap bulan dapat dilihat pada

Tabel 3 dan Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 3. Data Realisasi Produksi Batubara Tahun 2013

No. Bulan Jumlah Produksi Satuan

1. Januari 213.000 Ton

2. Februari 145.000 Ton

3. Maret 141.000 Ton

4. April 169.000 Ton

5. Mei 174.000 Ton

6. Juni 164.000 Ton

7. Juli 135.000 Ton

8. Agustus 157.000 Ton

9. September 154.000 Ton

10. Oktober 74.000 Ton

11. November 175.000 Ton

12. Desember 200.000 Ton

Jumlah 1.901.000 Ton


30

Untuk proses pemasaran dilakukan oleh PT. ITM yang merupakan induk

dari beberapa perusahaan tambang batubara, yang salah satunya adalah PT.

Bharinto Ekatama.Untuk realisasi pasar tujuan dapat dilihat pada Tabel. 5 di

bawah ini:

Tabel 4. Realisasi Pemasaran PT.ITM Batubara Tahun 2014

No. Pasar Tujuan


1. Indonesia
2. Thailan
3. Korea
4. India
5. Malaysia
6. China
7. Filipina
8. Taiwan
9. Hongkong
10. Singgapura

6. Pembahasan

Dari keterangan tabel sebelumnya dapat diketahui jumlah batubara

per bulanya dengan totalan per tahun yaitu sejumlah 1.901.000 ton. Dan

pasar tujuan batubara PT. BEK meliputi, Indonesisa, Thailand, Korea,

India, Malaysia, China, Filipina, Taiwan, Hongkong, dan Singapura.

D. Tahap Pasca Operasi Pertambangan Batubara

a) Kegiatan Reklamasi dan Revegetasi Lahan

1. Tujuan

Reklamasi dan Revegetasi bertujuan memperbaiki lahan bekas

tambang untuk pelestarian lingkungan dan penanggulangan resiko akibat

dampak dari pertambangan.


31

2. Dasar Teori

Reklamasi dan Revegetasi adalah suatu kegiatan untuk

memperbaiki lahan bekas tambang atau lahan terbuka, dan

pengelolaannya sesudah selesainya penambangan. Jadi Reklamasi dan

Revegetasi adalah bagian integral dari rencana keseluruhan operasional

pertambangan secara terpadu dimulai Perencanaan, exsploetasi sampai

penggunaan lahan baru pasca penambangan. Tujuan akhir dari rencana

reklamasi adalah untuk menyakinkan bahwa lahan bekas tambang

dikembalikan pada penggunaan yang produktif (Kartosudjono, 1994)

3. Alat dan Bahan

Alat : Dump truck, bulldozer, excavator, Cangkul, benang/tali,

dan kayu.

Bahan : Dokumen RKL/RPL, Tanaman Cover crop, tanaman

Pionir dan pupuk kandang.

4. Prosedur Kerja

Pelaksanaan reklamasi lahan meliputi kegiatan persiapan lahan

yang berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan bentuk

tambang (landscaping), pengaturan/penempatan material dan selanjutnya

pelaksanaan revegetasi.

Dalam pelaksanaan revegetasi, PT. Bharinto Ekatama melakukan

pemilihan jenis tanaman sesuai dengan tahapan revegetasi yang

dilakukan. Kesesuaian jenis tanaman yang dipilih dengan tapak tanam

merupakan dasar pemilihan jenis tanaman ini. Jenis tanaman yang

dimaksud adalah sebagai berikut :


32

a. Tahapan Penanaman Cover Crop

Pada tahapan ini jenis tanaman yang dipakai adalah

Calopogonium Muconoides (CM), Centrosema Pubescens (CP) serta

Koro Benguk (Mucuna sp). Jenis tanaman tersebut di atas adalah jenis

legume cover crop dimana jenis tanaman ini mampu memfiksasi

nitrogen, sehingga kebutuhan akan nitrogen tanah dapat tersedia.

b. Tahapan Penanaman Fast Grow Species (Jenis Cepat Tumbuh)

Pada tahapan ini jenis tanaman yang ditanam adalah Jabon

(Anthocephalus cadamba Miq) pemilihan jenis ini dilakukan karena

merupakan tanaman pioneer asli setempat (pioneer native species).

Jenis lain yang dipilih adalah Trembesi yang memiliki kemampuan

penyerapan karbon yang baik, serta sengon Buto.

c. Tahapan Penanaman Tanaman Utama (Native Species)

Penanaman tanaman utama / native species ditanam setelah

tanaman fast grow species tumbuh dan telah membentuk iklim mikro

(seperti yang dijelaskan di atas). Jenis tanaman utama yang dipilih

adalah Meranti (Shorea sp), Kamper (Driobalanops sp), Ulin

(Eusideroxylon zwageri).

5. Hasil Yang Dicapai

Setelah lahan dinyatakan siap untuk dilakukan kegiatan penataan

permukaan lahan maka alat yang akan digunakan adalah bulldozer dengan

ketentuan sudut kemiringan yang akan dibentuk. Pembentukan kontur atau

penataan lahan ini dilakukan hingga minimal 80% mendekati lahan aslinya.

Setelah semuanya siap lahan siap untuk dilakukannya revegetasi dengan

tanaman-tanaman yang telah ditentukan.


33

Jumlah tanaman yang ditanam untuk kegiatan cover crop sebanyak

60 kg/Ha. Penanaman fast grow species sebanyak 625 batang dengan

jarak tanam 4 x 4 m dan Native species sebanyak 313 batang dengan jarak

tanam 8 x 4 m. Tidak dilakukan penyulaman karena sampai saat ini

tanaman dalam keadan baik-baik saja. Untuk mengetahui informasi jenis

tanaman yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5. Dibawah ini:

Tabel 5. Jenis tanaman yang digunakan

Jenis
No. Keterangan Nama Tanaman
Tanaman
Tanaman yang khusus
ditanam untuk melindungi - Colopogonium
tanah dari ancaman mucunoides (CM)
1. Cover crop - Mucuna Bacteata (MB)
kerusakan oleh erosi dan
- Koro Benguk (Mucuna
untuk memperbaiki sifat sp).
fisik tanah
Tanaman pionir setempat/ - Jabon (Anthocephalus
2. Fast cadamba Miq)
tanaman lokal (vegetasi
Growing - Sengon (paraseriantes
pembentuk iklim mikro) falkateria)
- Ulin (Eusideroxylon
3. Main Tress Tanaman utama zwageri)
- Meranti ( Shorea SP.)
- Kamper (Driobalanops sp)

6. Pembahasan

Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau

menata kegunaan lahan yang terganggu, akibat kegiatan usaha

pertambangan batubara, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai

peruntukannya. Informasi yang telah didapatkan berasal dari hasil diskusi

bersama pembimbing lapangan. Adapun langkah reklamasi yang dilakukan

oleh pertambangan batubara PT. BEK seperti mengisi kembali lahan bekas

tambang yang telah selesai beroperasi, dengan cara penimbunan kembali


34

overburden dan sub soil, selanjutnya melakukan penebaran topsoil dan

pembentukan semula kontur atau bentuk lahan hingga mencapai minimal

80% dari lahan sebelumnya. Setelah selesai kegiatan reklamasi maka

selanjutnya adalah melakukan kegiatan penanaman (revegetasi).

Revegetasi merupakan suatu usaha atau kegiatan penanaman

kembali lahan bekas tambang. Kegiatan penataan lahan dan revegetasi

dengan penanaman tanaman penutup tanah (cover crops) pada areal

bekas bukaan tambang yang telah ditimbun kembali (in pit

dump/backfilling) seluas 5,97 Ha, sekitar area ROM stockpile, area tanggul

jalan dan tanggul settling pond, serta area terbuka yang tidak digunakan

untuk pembangunan infrastruktur seluas 1,51 Ha dengan jenis CP, CM,

Muccuna, dimana pada lahan tersebut seluas 3,20 Ha, sudah dilakukan

penanaman fast growing species jenis tanaman jabon. Untuk dapat

mengetahui area revegetasi dan penanaman jabon dapat dilihat pada

Gambar 10 dan Gambar 11. Pada Lampiran.

b) Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)

1. Tujuan

Untuk mengetahui program-pr0gram CSR yang telah dilakukan

oleh PT. Bharinto Ekatama

2. Dasar Teori

CSR (corporate social responsibility) merupakan salah satu bentuk

komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih

baik bersama stakeholder terkait, terutama adalah masyarakat

disekeliling dimana perusahaan tersebut berada. Peran CSR semakin

penting dalam mendorong semakin luasnya tanggung jawab sosial


35

comorate bagi terciptanya keseimbangan pembangunan baik ekonomi,

sosial maupun lingkungan (Anonim, 2011)

3. Alat dan Bahan

Alat : Alat tulis dan kamera

Bahan : Laporan realisasi kegiatan CD-CSR PT. Bharinto

Ekatama tahun 2013

4. Prosedur Kerja

- Mempelajari dokumen RKL/RPL dan berdiskusi dengan pembimbing.

- Ikut serta langsung ke lapangan untuk melihat kondisi masyarakat.

- Berdiskusi dengan masyarakat tentang apa saja keluhan masyarakat.

- Mendokumentasikan setiap kegiatan CSR sebagai laporan

pertangungjawaban.

5. Hasil yang Dicapai

Kegiatan CSR yang telah dan akan direalisasikan oleh PT. BEK

sendiri berbagai macam bidang yang gunanya untuk menunjang mutu

sumber daya manusia. Berikut adalah beberapa program CD dan CSR

yang telah dilakukan oleh PT. Bharinto Ekatama:

1) Pemberdayaan masyarakat meliputi:

a) Bidang Pendidikan

b) Bidang Ekonomi

c) Bidang Kesehatan

d) Bidang pengembangan sosial budaya dan keagamaan

e) Bidang perlindungan lingkungan

2) Hubungan komunitas

3) Operasional
36

4) Program pendukung

6. Pembahasan

Dengan adanya program CSR yang dilakukan PT. Bharinto

Ekatama perusahaan berharap kualitas dan kesejahteraan masyarakat

meningkat serta menjadikan atau menciptakan masyarakat sekitar

mandiri setelah perusahaan tidak beroprasi lagi. Tempat binaan PT.

Bharinto Ekatama terdiri dari 2 Kecamatan yang terdiri dari 5 Kampung

yang meliputi:

Kecamatan Teweh Timur terdiri dari 3 desa yaitu:

- Benangin I

- Benangin II

- Benangin V

Kecamatan Damai terdiri dari 2 desa yaitu:

- Besiq, dan

- Bermai

Pada tahun 2014 PT. Bharinto Ekatama mendapatkan

penghargaan “CSR Leading Region” dari wilayah Kutai Barat.

Penghargaan tersebut diberikan oleh LaTOFI School of CSR. PT.

Bharinto Ekatama merupakan 1 diantara 2 perusahaan yang

mendapatkan penghargaan tersebut di Indonesia. Dengan Pencapaian

tersebut PT. Bharinto Ekatama terus berusaha meningkatkan program

CSR dengan tujuan yaitu untuk menciptakan masyarakat yang mandiri

serta meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat.

Selain program CSR yang dilakukan oleh PT. Bharinto Ekatama,

kami mahasiswa/i Praktek Kerja Lapangan mengajukan proposal kegiatan


37

di kampung binaan PT. BEK yaitu kampung Besiq dengan tema acara

“Hijau Kampungku, Hijau Bumiku” kepada perusahaan PT. Bharinto

Ekatama yang kegiatannya sendiri dilakukan pada hari sabtu, 19 Maret

2014 bertepatan dengan kegiatan hari Kartini yang diselenggarakan oleh

masyarakat kampung Besiq bersama perusahaan PT. Bharinto Ekatama,

PT. Thurbaindo Coal Mining, dan PT. Pama Persada Nusantara.

Dalam kegiatan yang dilakukan di kampung tersebut kami

melakukan penanaman sebanyak 115 bibit tanaman buah yang terletak di

sekolah SDN 014, SMPN 26, TK, PAUD, Gereja, PUSKESMAS di

Kampung Besiq Kecamatan Damai. Selain itu, kami juga ikut

berpartisipasi dalam kegiatan memperingati Hari Kartini yang digagas

oleh masyarakat Kampung Besiq. Untuk dapat mengetahui kegiatan CSR

PT. Bharinto Ekatama dapat di lihat pada Gambar 12, 13, 14,15 dan

Gambar 16. Pada Lampiran.


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari PT. Bharinto Ekatama bukan

hanya melakukan menambang saja akan tetapi PT. BEK juga melakukan

pengelolaan lingkungan. Disamping melakukan penambangan PT. BEK juga aktif

dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dan semua kegiatan yang dilakukan

di area pertambangan PT. Bharinto Ekatama dalam lingkup K3 telah memenuhi

standar K3 yang telah ditetapkan, hal ini dapat dilihat dalam minimnya

kecelakaan kerja yang terjadi. Hal ini tidak lepas dari kesadaran personal untuk

tetap mengutamakan K3 dalam bekerja.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan dari hasil PKL ini kepada

mahasiswa adalah mahasiswa hendaknya lebih aktif dalam menimba informasi

agar data yang didapat menjadi lebih jelas, akurat dan bermanfaat bagi

pembaca. Setelah selesainya kegiatan PKL di PT. Bharinto Ekatama diharapkan

agar tetap menjaga silaturahmi antara pelaksana PKL dengan karyawan serta

atasan di PT. Bharinto Ekatama.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Peta Geografis PT. BEK.

Anonim. 2009. Sarana dan Prasarna


http//shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2106962-pengertian-
sarana -dan-prasarana.html. (Diakses pada tanggal 31 Mei 2014)

Anonim. 2010. Definisi Tahapan -tahapan Kegiatan Tambang


http://kumpulaninfotambang.blogspot.com/2011/12/tahapan-tahapan-
kegiatan-usaha.html. (Diakses pada tanggal 24 Mei 2014)

Anonim. 2011. Corporate Social Responsibility.


http://dc266.4shared.com/doc/zMXfoGR3/preview.html. (Diakses pada
tanggal 28 Maret 2014).

Anonim. 2011. Dokumen CSR yang telah di realisasikan.

Anonim.2012. Proses Penambangan Batubara


http://rizkimartarozi.blogspot.com/2011/02/proses-penambangan-
batubara.html. (Diakses pada tanggal 24 Mei 2014)

Anonim.2013. Aspek Legalitas Petusahaan


http://samjeefphotography.wordpress.com/2014/01/03/aspek-legalitas-
perusahaan (Diakses pada tanggal 24 Mei 2014)

Anonim. 2014. Dokumen AMDAL, RKL/RPL PT. BEK.

Anonim. 2014. Dokumen RKTTL (Rencana Kerja Tahunan Teknis &


Lingkungan) Tahun 2014 di PT. Bharinto Ekatama.

Kartosudjono W. 1994. Lingkungan pertambangan dan reklamasi, Direktorat


Pertambangan Umum. Departemen Pertambangan dan Energi Republik
Indonesia. Jakarta. (Diakses pada tanggal 24 Mei 2014)

Syaufii, M. 2000. Standar Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Keselamatan Kerja dan Peraturan Perundangannya . Departemen Tenaga
Kerja RI. Jakarta . (Diakses pada tanggal 15 April 2014)
44

STRUKTUR MANAJEMEN PERUSAHAAN PT. BHARINTO EKATAMA


47

Gambar 1. Kantor PT. Bharinto Ekatama Gambar 2. Dampak Dari pembersihan


Lahan (Land clearing)

Gambar 3 . Kolam settling pond Gambar 4. Pengecekan pH pada outlet


47

Gambar 5. Topsoil
Gambar Stock
5. Loading Top Soil Gmbar 6. Loading Tanah penutup
Overburden (OB)

Gambar 7. Proses Pengerukan Gambar 8. Alat untuk mengukur


Batubara getaran & kebisingan
(Blasmate)
47

Gambar 9. TPS Limbah B3 di Gambar 10. Area Revegetasi PT.


Whorkshop PT. PAMA BEK

Gambar 11 . Penanaman fast growing Gambar 12 . Kegiatan CSR pelatihan


(Jabon) Ibu Memasak di
Kampung Besiq-Bermai
4247

Gambar 13 . Kegiatan CSR sikat gigi Gambar 14. Kegiatan Penanaman di


masal SDN 14 Besiq

Gambar 15 . Kegiatan Penyerahan Gambar 16 . Program CSR ” Hijau


Tanaman di Kampungku Hijau Bumiku”
PUSKESMAS Besiq-
Bermai

Anda mungkin juga menyukai