OLEH :
SITI QOMARIYAH
NIM. 100500182
Judul Laporan PKL : Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) PT. Pertamina
(Persero) Unit Pemasaran Kalimantan Depot Area
Kalimantan Terminal BBM Balikpapan, Kota Balikpapan
Kalimantan Timur
NIM : 100500182
Menyetujui/Mengesahkan,
Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan rangkaian kegiatan selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Pertamina (Persero) Pemasaran
Kalimantan, hingga tersusunnya laporan ini.
Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan PKL ini tidak terlepas
dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk ini dengan segala
kerendahan hati dan sikap hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.
3. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen
Lingkungan.
4. Bapak Taufiq Rinda A, S.Si, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapang (PKL).
5. Bapak Adi Supriadi.S.Hut.MP selaku Dosen Penguji I.
6. Bapak Ir Herijanto Thamrin, MP selaku Dosen Penguji II.
7. Bapak I Made Dwi Darmaputra selaku HSSE Area Manager Kalimantan.
8. Bapak Agoeng P, Bapak Wiskusa Narudean, Bapak Clint Devan Y, Bapak Chikara
P, selaku Pembimbing Lapangan serta para staf dan karyawan yang telah
mengarahkan penulis dan rekan-rekan untuk lebih giat menjalankan kegiatan PKL.
9. Keluarga tercinta, Ibu untuk do’a dan kesabarannya serta kakak-kakakku yang
telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril.
10. Rekan-rekan seperjuangan Manajemen lingkungan Angkatan 2010.
Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis baik do’a maupun
dukungan moral mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin. Dalam menyusun
laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi lebih baiknya Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin.
Siti Qomariyah
Kampus Sei Keledang, 2013
iii
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
A. Kesimpulan .......................................................................................... 47
B. Saran ................................................................................................... 47
LAMPIRAN ………………………………………………………………………
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
8. Areal PT.Pertamina.................................................................................... 54
vi
24. Rapat Audit Proper .................................................................................. 59
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan pendidikan vokasi diploma III. Sebagai program pendidikan vokasi maka
sistem pendidikan menerapkan kurikulum dengan komposisi 40% komponen teori dan
semester akhir bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan lapangan dalam bentuk
Praktik Kerja Lapang (PKL) yang di laksanakan pada perusahaan atau instansi yang
terkait. Waktu yang di perlukan untuk melaksanakan PKL adalah selama 1 bulan 30
hari.
Dalam kegiatan PKL mahasiswa tidak hanya melihat atau mengamati saja
lingkungan dan pemantauan lingkungan seperti pengelolaan kolam oil catcher, sumur
pantau, limbah B3 cair, dan limbah B3 sludge. Selama melaksanakan kegiatan PKL
viii
memberikan petunjuk dan arahan mengenai apa dan bagaimana melaksanakan
menimbun dan mendistribusikan BBM dan Non BBM untuk daerah Kalimantan
kegiatan PKL meliputi seluruh kegiatan operasional Terminal BBM yaitu penerimaan,
dan pemantauan lingkungan materi dan praktik yang diperoleh seperti pengelolaan di
kolam oil catcher, sumur pantau, limbah B3 cair, dan limbah B3 sludge. Yang berlokasi
di Kota Balikpapan.
B. Tujuan
penyaluran produk.
2. Mahasiswa dapat menerapkan hasil PKL pada saat terjun langsung di dalam
dunia kerja.
ix
3. Mahasiswa menjadi terampil dan berdedikasi tinggi dalam mengaplikasikan
x
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
(Badan Usaha Milik Negara) yang dalam kegiatan operasinya menerima, menimbun
dan mendistribusikan BBM dan Non BBM untuk daerah Kalimantan baik melalui jalur
darat maupun jalur air (sungai dan Laut). Pendistribusian BBM melalui jalur darat
menggunakan mobil tangki dan truck, sedangkan pendistribusian melalui jalur air
Berbagai Jenis Produk yang dipasarkan oleh PT. Pertamina (Persero) Unit
a. Produk Bahan Bakar Minyak yaitu Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar, Minyak
b. Produk Bahan Bakar Minyak Khusus yaitu Avtur, Avgas, Pertamax, Pertamax Plus,
Pertamina Dex.
c. Produk Non Bahan Bakar Minyak yaitu Pelumas, LPG (Liquefied petroleum gas),
Aspal, Wax/Lilin .
Udara) dan 1 Depot LPG (Liquefied petroleum gas) yang terbagi di seluruh Kalimantan
sebagai berikut :
a. Kalimantan Timur
xi
4) DPPU Sepinggan
5) DPPU Juwata
b. Kalimantan Selatan
c. Kalimantan Tengah
d. Kalimantan Barat
3) DPPU Supadio
Pertamina, yaitu:
a. Pelumas
1) Pertamina EP
2) VICO EP
3) Total EP Indonesia
5) Medco
xii
6) PT. Kideco Jaya Agung
7) PT. Kitadin
9) Berau Coal
22) SPIL
27) Auto2000
xiii
b. BBM Industri
1) PT. PLN
2) PELINDO
3) PELNI
4) BP Berau Ltd.
6) BUMA
8) Medco EP
12) Arutmin
20) Petrosea
xiv
Dalam mewujudkan kepedulian sosial PT. Pertamina (Persero) unit pemasaran
kalimantan misi dan tujuan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan
atau yang kita kenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu :
Membangun citra dan reputasi perusahaan yang positif, bidang yang menjadi
- Pendidikan
- Kesehatan
- Lingkungan
- Infrastruktur
Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007, Pertamina wajib
menyisihkan maksimal 2 % dari laba perusahaan setelah pajak untuk PKBL (Program
perekonomian nasional).
xv
- Memanfaatkan kemampuan BUMN (dalam permodalan, teknik
sekitarnya.
tangguh dan mandiri serta dapat berkembang mandiri serta dapat berkembang
penimbunan produk dan penyaluran produk. Jenis Produk berupa BBM (Minyak tanah,
Minyak Solar, Premium, Pertamax, Avtur) dan Non BBM (Pelumas), Produk tersebut
KL dan melayani 270 unit Mobil Tangki dan 5 kapal untuk konsumen industri, SPBU,
APMS, AMT di wilayah Kota Balikpapan, Penajam, Pasir, sebagian Samarinda, Kutai
Kartanegara dan sekitarnya, Sebagian konsumen industri via laut terdapat di Tarakan.
geografi berada di 116°49’30.2” dan 01°15’00” LS. Secara administratif Terminal BBM
dibangun di atas lahan seluas 45.908 HA. Lahan tersebut merupakan bagian lahan
xvi
dari lahan Refinery Unit V (RU-V) yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan terminal
Lahan Refinery Unit V dan terminal merupakan lahan yang telah diperuntukkan
Pemerintah Daerah Kota Balikpapan untuk kegiatan Pertamina sebagai bagian dari
lahan industri, sehingga telah sesuai dengan rencana tata ruang Kota Balikpapan.
Dengan demikian lahan terminal dan sekitarnya merupakan lahan yang dimanfaatkan
untuk berbagai kegiatan industri maupun sarana penunjangnya (perumahan dan lain-
Sampai saat ini Terminal Balikpapan telah beroperasi kurang lebih 60 tahun.
Dalam kurun waktu tersebut telah dilakukan renovasi terhadap tangki timbun, sistem
perpipaan dan fasilitas kerja. Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Balikpapan akan
kebutuhan BBM dan Non BBM di wilayah Kota Balikpapan, Penajam, Pasir, sebagian
B. Manajemen Perusahaan
tenanga kerja Pertamina dan Out Sourcing/tenaga pembantu 34 orang dengan rincian
xvii
C. Lokasi dan Waktu PKL
tanggal 4 Maret sampai 3 Mei 2013. Uraian kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)
xviii
m. Perhitungan Emisi 11 Maret Kantor PT. Pertamina Praktik
VOC dengan 2013 (Persero) Unit VI
Software Emest Pemasaran (HSSE)
2012-2013
n. Rekapitulasi Air, Oil 18 Maret Kantor PT. Pertamina Praktik
Catcher dan Sumur 2013 (Persero) Unit VI
Pantau Pemasaran (HSSE)
o. Audit Energi 25 Maret Kantor PT. Pertamina Praktik
(Rekapitulasi 2013 (Persero) Unit VI
Penggunaan Energi) Pemasaran (HSSE)
B. Non Operasional
a. CSR (Corporate 2 Mei - 3 Mei Terminal BBM Balikpapan Wawancara
Social Responsibility) 2013
xix
III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG
A. Tahap Operasional
a. Tujuan
pemantauan lingkungan yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh PT.
Balikpapan.
b. Dasar teori
tentang jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
termasuk dalam jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
Lingkungan (UPL) mengacu peraturan menteri lingkungan hidup No.13 tahun 2010
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan
2010).
xx
c. Alat dan bahan
d. Prosedur kerja
Hasil yang dicapai selama mempelajari beberapa dokumen yang dimiliki oleh
perusahaan adalah informasi tentang perijinan pada instansi yang terkait dengan
kegiatan yang dilakukan oleh Terminal BBM Balikpapan, PT. Pertamina (Persero)
Pemasaran Kalimantan.
f. Pembahasan
penimbunan, dan penyaluran BBM dan non BBM serta pemeliharaan fasilitas dan
ultilitas, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006
kegiatan operasional Terminal BBM Balikpapan tidak wajib AMDAL (analisis mengenai
Balikpapan.
xxi
2. Penerimaan BBM
a. Tujuan
1) Menerima pasokan BBM dari kilang RU (Refinery Unit) V yang dialirkan melalui
BBM Balikpapan..
Bakar Minyak.
b. Dasar teori
Terminal BBM Balikpapan menerima avtur, premium, kerosin, dan solar dari
pompa melalui kilang menuju tangki timbun TBBM, sedangkan untuk jalur laut,
Terminal BBM Balikpapan memiliki pelabuhan khusus Jetty 8 yang digunakan untuk
d. Prosedur kerja
membuka kran penutup selang untuk mengalirkan BBM (Bahan Bakar Minyak)
xxii
3) Penerimaan BBM ke dalam tangki timbun harus sesuai dengan tangki-tangki
Bahan Bakar Minyak yang di beri tanda dengan nomer-nomer seperti Premium
(Tangki No. 1,5,10) , Pertamax (Tangki No. 6), Solar (Tangki No. 2,3,11,12,13),
Avtur (Tangki No.4,7,8), Kerosin (Tangki No. 9), yang terdapat di Terminal
BBM Balikpapan.
Dalam kegiatan penerimaan BBM dari kilang jenis produk yang disalurkan ke
tangki timbun harus sesuai dengan jenis tangki timbunnya seperti Premium (Tangki
No. 1.5,10) , Pertamax (Tangki No. 6), Solar (Tangki No. 2,3,11,12,13), Avtur (Tangki
No.4,7,8), Kerosin (Tangki No.9), dan produk BBM distok untuk memenuhi permintaan
Pasar terhadap kebutuhan Bahan Bakar Minyak, penerimaan minyak yang di salurkan
dari kilang membutuhkan waktu 4 sampai 6 jam sesuai dengan besaran Tangki
Timbun.
f. Pembahasan
Terminal BBM Balikpapan selain produk di atas, jenis produk lainya diterima
dan ditimbun adalah Non BBM (Minyak Pelumas). Minyak pelumas tersebut berasal
dari Refinery Unit V (RU V) Balikpapan dan pengirimannya ke Terminal BBM dikemas
3. Penimbunan BBM
a. Tujuan
2) Menyimpanan stok bahan bakar minyak untuk stok persediaan areal Terminal
xxiii
b. Dasar teori
Produk diterima, ditimbun di dalam tangki timbun tertentu sesuai dengan jenis
BBM yang terdapat pada areal tangki timbun. Selama berada dalam tangki timbun
d. Prosedur kerja
2) Penimbunan Bahan Bakar Minyak di tangki Timbun Harus sesuai dengan jenis
Tangki Timbun.
tangki timbun, minyak diambil sesuai dengan jenisnya di dalam botol sampel
pemeriksaan breather valve (katup napas) pada tangki timbun, bila rusak
dilakukan perbaikan.
xxiv
e. Hasil yang dicapai
Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini untuk menjaga kualitas produk BBM
selama di dalam tangki timbun sebelum dilakukan penyaluran ke mobil tangki, kualitas
produk BBM harus sesuai dengan standar dengan kadar-kadar tertentu. Agar tidak
f. Pembahasan
Setiap tangki timbun dihubungkan dengan dua buah pipa masing-masing untuk
penerimaan dan penyaluran BBM. Selain itu juga tangki timbun dilengkapi dengan
pipa pemadam kebakaran, neraca ukur, breather valve (katup napas), water sprayer,
dan lain-lain. BBM dalam tangki timbun akan menimbulkan emisi gas hidrokarbon
akibat adanya penguapan yang disebabkan oleh karena pemanasan radiasi matahari
pada siang hari. Jenis BBM seperti kerosin, solar, dan avtur merupakan jenis BBM
yang mempunyai tingkat penguapan yang terkecil, untuk mengukur sirkulasi udara di
tangki timbun jenis kerosin, solar dan avtur dilengkapi dengan free vent valve.
pada siang hari terhadap tangki timbun yang mengakibatkan meningkatnya tekanan
udara dalam tangki, maka tangki timbun avgas dan premium dilengkapi dengan
pressure vacuum valve. Pressure vacuum valve (katup tekanan vakum) akan terbuka
secara otomatis bila tekanan udara dalam tangki telah melebihi 55 cm water gauge
(alat pengukur air), sehingga uap hidrokarbon akan keluar dari tangki timbun ke
atmosfir. Sebaliknya katup juga akan terbuka bila tekanan dalam tangki kurang dari
6,5 cm water gauge, sehingga udara dari luar akan masuk ke dalam tangki.
xxv
dilakukan setelah 24 jam sejak dari penerimaan produk dan tiap pagi sebelum produk
tersebut disalurkan. Tinggi lapisan air dalam tangki timbun tidak boleh lebih dari 2 cm.
Berdasarkan pengalaman jumlah air dalam tangki timbun hanya sedikit, hal ini
karena penerimaan produk menggunakan pipa dengan dan produk di suplai dari RU V
Balikpapan yang jaraknya hanya kurang lebih 200 m dari depot. Karena alasan
4. Penyaluran BBM
a. Tujuan
b. Dasar teori
Kegiatan operasi penyaluran BBM dilakukan melalui 2 jalur yaitu jalur air dan
jalur darat. Penyaluran melalui jalur air menggunakan dengan tongkang dan
penyaluran melalui jalur darat dengan mobil tangki, untuk menyalurkan BBM dari
tangki timbun ke tongkang dan mobil tangki menggunakan pipa penyalur (Anonim,
2010).
d. Prosedur kerja
1) Untuk Penyaluran BBM jalur darat menggunakan pipa dari tangki timbun ke
ke mobil tangki.
xxvi
2) Untuk Penyaluran BBM jalur air menggunakan pipa dari tangki timbun ke
BBM.
Hasil yang dicapai dari kegiatan penyaluran BBM ialah untuk memenuhi
dan air (tongkang). Sebelum produk BBM di salurkan BBM diperiksa di laboratorium
mini TBBM Balikpapan untuk diukur kualitas BBM apakah layak atau tidak untuk dijual.
f. Pembahasan
perkebunan.
Penyaluran BBM dan minyak pelumas untuk daerah yang tidak melewati laut
dan/sungai menggunakan pipa, mobil tangki, dan truck. sebelum memasuki filling
shed, mobil tangki di parkir di areal parkir untuk menunggu giliran dan dilakukan
pemeriksaan persyaratan safety, flame trap, dan kapasitas tangki. Pada saat
xxvii
5. Pemeliharaan Fasilitas
a. Tujuan
kegiatan Terminal.
b. Dasar teori
2010).
lain-lain
d. Prosedur kerja
pihak ke-3 penyedia jasa perbaikan yang telah bekerjasama oleh pertamina,
dan K3LL.
xxviii
3) Tahap Pelaporan, setelah pelaksanaan Tank cleaning dan perbaikan fasilitas
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu untuk memelihara tangki dan menjaga
kemurnian BBM yang di timbun dan fasilitas-fasiltas terminal lainya agar proses
f. Pembahasan
dan menjaga kemurnian BBM yang ditimbun. Dalam keadaan normal kegiatan tank
cleaning dilakukan setiap 6 tahun sekali. Kegiatan tersebut dapat dilakukan lebih awal
kebocoran atau gejala korosi dan/atau pergantian jenis Bahan Bakar yang akan
ditimbun. Di samping itu kegiatan pembersihan tangki timbun ini tidak dilakukan
secara bersamaan, melainkan bergiliran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
diantarannya adalah perawatan meter arus yang digunakan dalam penerimaan dan
penyaluran BBM untuk dicek ketepatannya. Pengecekan ini dilakukan setahun sekali
oleh badan metrologi. Pemeliharaan lainya juga dilakukan terhadap pipa penerimaan
dan penyaluran BBM, pipa air pemadam kebakaran dengan pengecekan dari
kebocoran atau adanya gejala korosi sehingga perlu diperbaiki dan kadang dicat
ulang. Di samping itu juga dilakukan pemeliharaan terhadap mesin pompa produk.
xxix
6. Limbah Cair B3 (Oil Catcher)
a. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk penanganan limbah cair yang dilakukan dengan
cara mengalirkan limbah cair melalui saluran drainase yang di lengkapai dengan oil
catcher.
b. Dasar teori
No. 42/MENLH/10/1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak dan
Gas Panas Bumi disebutkan bahwa kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi
mempunyai potensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, oleh karena itu perlu
d. Prosedur kerja
3) Didalam oil catcher akan terjadi pemisahan minyak dan air dengan prinsip
perbedaan densitas.
xxx
4) Lapisan minyak yang terdapat pada bagian atas di ambil secara manual dan di
diolah kembali.
5) Untuk pemantauan oil catcher dilakukan uji laboratorium 1 bulan sekali yang
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu untuk penanganan limbah cair dengan
kolam oil catcher yaitu terjadi pemisahan minyak dari air dengan prinsip perbedaan
densitas dan TBBM Balikpapan melalukan pengujian oil catcher 1 bulan sekali.
f. Pembahasan.
lantai filling shed dan filling drum. Penanganan limbah cair dilakukan dengan cara
mengalirkan limbah cair ini melalui saluran drainase yang dilengkapai oil catcher. Di
dalam oil catcher akan terjadi pemisahan minyak dengan air berdasarkan prinsip
perbedaan densitas. Lapisan minyak yang terdapat pada bagian atas diambil dan
Limbah cair dapat pula terjadi karena danya ceceran minyak pelumas yang
berasal dari drum minyak pelumas yang bocor.untuk menampung BBM bila terjadi
kebocoran tangki timbun yang cukup besar guna mencegah mengalirnya BBM ke
wilayah yang lebih luas, maka dibagun fire wall/bund wall sebagai area pembatas.
xxxi
7. Limbah Padat B3 (Bak/tempat penampungan Sludge Minyak).
a. Tujuan
limbah tersebut diserahkan kepada pihak ke-3 untuk diolah dan dimanfaatkan lebih
lanjut kepada pihak-pihak yang telah memenuhi ketentuan sebagai pengolah atau
b. Dasar teori
Tahun 2003 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Minyak Bumi
dan Tanah Terkontaminasi Oleh Minyak Bumi secara Biologis disebutkan bahwa
limbah minyak bumi yang dihasilkan usaha atau kegiatan minyak, gas dan panas bumi
atau kegiatan lain yang menghasilkan limbah minyak bumi merupakan limbah bahan
berbahaya dan beracun yang memiliki potensi menimbulkan pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan dengan baik.
d. Prosedur kerja
1) Limbah padat berupa oil sludge yang dihasilkan dari kegiatan pembersihan
xxxii
e. Hasil yang dicapai
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu untuk penanganan limbah padat
sludge yaitu hasil dari kegiatan pembersihan tangki timbun yang ditampung di dalam
Bak penmpung sementara lalu selanjutnya diserahkan kepada pihak ke-3 yang
f. Pembahasan
Limbah padat berupa oil sludge dihasilkan dari kegiatan pembersihan tangki
timbun, secara fisik sludge dapat berbentuk padat, lumpur cair (kental) maupun bentuk
antara keduannya dan dalam keadaan tercampur dengan minyak yang sulit di
pisahkan dengan cara pemurnian yang lazim dilakukan. Limbah padat oil sludge
termasuk tergolong limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) yang berasal dari sludge
pemisahan cairan minyak yang ada didalam sludge/lumpur dengan cara filtrasi, dan
sludge hasil pemisahan ditampung dalam kompartemen yang terbuat dari batu bata
dicor dan diplester. Cairan minyak kotor dari hasil penapisan ditambung dalam bak
penampungan, setelah itu dilakukan uji laboratorium pada minyak yang terkumpul di
dalam bak penampungan. Apabila hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa minyak
dikeringkan di drying bed untuk beberapa waktu, untuk selanjutnya diserahkan kepada
pengelola limbah B3 yang sudah memiliki ijin dari instansi pemerintah berwenang dan
xxxiii
8. Pemantauan Air Tanah (Sumur Pantau)
a. Tujuan
total organik carbon (TOC) dalam air tanah di areal Terminal BBM Balikpapan.
b. Dasar teori
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas Bumi
dan huruf b serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Peraturan
Lingkungan Hidup tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan minyak
d. Prosedur kerja
2) Pengambilan sampel air sumur pantau diletakkan di dalam botol sampel dan
Baristran.
xxxiv
4) Untuk pemantauan sumur pantau dilakukan uji a
l boratorium 6 bulan sekali
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu untuk memantau keadaan air tanah
untuk menditeksi pH, minyak lemak dan TOC (Total Organic Carbon) yang terkandung
f. Pembahasan.
lemak, maupun total organic carbon dalam air tanah. pH air sumur pantau sesuai baku
mutu Kepmen LH No. 04 Tahun 2007 adalah 6 -9, Kadar Minyak Baku Mutu adalah 25
Mg/L, sedangkan Kadar TOC Baku Mutu 110 Mg/L. hasil analisa parameter diatas
harus memenuhi standar baku mutu limbah cair, apabila melewati standar baku mutu
berarti ada kebocoran yang dapat merusak air tanah dan perlu di tanggulangi dengan
segera.
9. Sistem Manajemen K3
a. Tujuan
b. Dasar teori
kebakaran, ledakan, tertimbun longsoran tanah, gas beracun, suhu yang ekstrim dan
xxxv
lain-lain. Jadi, manajemen resiko merupakan suatu alat yang bila digunakan secara
benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman, bebas dari ancaman bahaya
d. Prosedur kerja
Lindungan Lingkungan).
sistem penerimaan karyawan yang melewati berbagai tahapan baik uji secara teori
f. Pembahasan
Dalam kegiatan penerimaan, supir dan awak Mobil tangki, kontraktor dan tamu,
dilakukan beberapa tahap seperti, safety induction yaitu pengenalan area kerja yang
akan dijalani, potensi bahaya yang mungkin dapat terjadi dan cara penanggulangan
ketika kecelakaan kerja terjadi. Dalam kegiatan safety induction penerimaan supir dan
awak mobil tangki, dan kontraktor akan mendapatkan tahap tes tertulis setelah
mendapatkan teori yang telah disampaikan oleh penguji untuk mengetahui sejauh
xxxvi
mana supir dan awak Mobil tangki, dan kontraktor, memahami teori K3 yang telah
areal Terminal BBM Balikpapan yang sesuai dengan kegiatan pemasaran Minyak
Bumi.
a. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk pemenuhan Proper Terminal BBM
Balikpapan 2013.
b. Dasar teori
berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan penerapan sistem
sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab terhadap
xxxvii
d. Prosedur kerja
1) Mengisi Form self assessment yang berisi tentang ceklis Proper untuk
2) Form self assessment berupa Microsoft Excel yang di isi sesuai dengan from
Hasil yang dicapai dari kegiatan Proper ialah untuk memenuhi persyaratan
proper 2013 Terminal BBM Balikpapan untuk mempertahankan Peringkat Hijau, atau
f. Pembahasan
kegiatan dalam:
atas:
1) Kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan biru, merah, dan hitam
agar peringkat Proper di tahun 2013 ini tetap pada peringkat Hijau bahkan bisa
xxxviii
mencapai emas, dengan terus berinovasi dan menjalankan tanggung jawab
a. Tujuan
Audit Proper dilakukan oleh pihak BLH Kota Balikpapan yang bertujuan
persyaratan Proper 2013, dan meninjau langsung keadaan lapangan dalam kemajuan
b. Dasar teori
d. Prosedur kerja
2) Melakukan diskusi langsung dengan tanya jawab antara pihak BLH dan
Terminal BBM.
3) Peninjauan lapangan langsung oleh pihak BLH yang di dampingi oleh Pihak
Terminal BBM.
xxxix
e. Hasil yang dicapai
Hasil yang dicapai dari kegiatan Audit Proper ini ialah untuk pengawasan dari
BLH Kota Balikpapan dalam memenuhi persyaratan proper 2013 Terminal BBM
Emas.
f. Pembahasan
yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam
dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR) dengan baik.
lingkungan hidup.
a. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jenis spesies dan jumlah spesies
(Flora dan Fauna) yang terdapat di areal Terminal BBM Balikpapan dan sebagai
pemenuhan Proper.
b. Dasar teori
xl
ekosistem, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman genetik.
d. Prosedur kerja
Balikpapan.
status habitatnya.
xli
e. Hasil yang dicapai
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah mengetahui keanekaragaman hayati
yang terdapat di areal TBBM Balikpapan seperti jumlah, spesies flora dan fauna,
persyaratan Proper 2013 untuk mencapai peringkat kinerja yang lebih baik.
f. Pembahasan
kekayaan jenis dan jumlah pada suatu areal. Keanekaragaman alpha diukur dengan
terdapat 3 kelompok tanaman (tanaman buah, tanaman peneduh dan tanaman hias)
dan dari pembagian kelompok tersebut dapat dijumpai 47 jenis tanaman yang
terdapat 4 kelas satwa (unggas, mamalia, reptil, burung) yang ditemui baik
perjumpaan langsung, tidak langsung dan wawancara pekerja, dari pembagian kelas
tersebut dapat di jumpai 17 jenis satwa yang tergolong dalam 10 famili. Terdapat juga
satwa yang ditangkarkan oleh TBBM Balikpapan yaitu Rusa yang terdapat di Terminal
BBM Balikpapan.
xlii
13. Perhitungan Emisi VOC dengan Software Emest (2012-2013)
a. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur tingkat emisi yang ditimbulkan dalam
operasi distribusi BBM, yang dikembangkan dari kaidah metoda Estimasi Emisi yang
telah diterima oleh USEPA (Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat) dan
b. Dasar teori
Software EMEST versi 1.01, dapat digunakan untuk melakukan estimasi emisi
VOC (Volatile Organic Compound) dari kegiatan tangki timbun, pengisian ke mobil
tangki dan emisi fugitive dari peralatan yang dipakai dalam kegiatan distribusi BBM.
Untuk emisi dari tangki timbun, EMEST ver.1.01 baru dibatasi untuk mengukur emisi
dari tangki type fixed roof, sedangkan tangki type floating roof (internal maupun
external) belum diakomodir. Sedang untuk emisi fugitive, baru dapat diaplikasikan
Penyaluran).
d. Prosedur kerja
1) Tahap awal dalam melakukan estimasi emisi VOC dengan Software EMEST
emisinya telah terdaftar dalam “sheet Produk”. Jika belum, maka data harus
xliii
2) Langkah 2. Data Kota dan Iklim dalam sheet data Iklim, terdapat daftar
sejumlah kota berikut kondisi iklimnya. Jika kota tempat plant (Depot / Terminal
dengan asumsi produk yang diterima disimpan terlebih dulu dalam tangki
input pada sheet “Tangki”. Data tangki ini diperlukan untuk menghitung tingkat
mengukur tingkat emisi yang ditimbulkan dari peralatan yang digunakan atau
menimbulkan emisi VOC adalah operasi transfer BBM ke mobil tangki, RTW,
Tongkang atau Tanker. Emisi ini timbul, akibat vapor yang berada didalam
diinjeksikan.
Dalam operasi distribusi BBM, terjadi potensi emisi zat pencemar khususnya
jawab untuk mengukur jumlah atau tingkat emisi yang ditimbulkan dan kemudian
xliv
emisi yang ditimbulkan. Ketentuan pengukuran emisi ini juga menjadi persyaratan
f. Pembahasan
secara satuan sistem, sehingga kadang dirasa sulit untuk melakukan pengukuran
secara rutin karena banyak data yang harus diinputkan secara berulang. Dalam
bias dimasukkan secara tetap, sehingga setiap bulan operator cukup memasukkan
kalkulasi emisi yang pernah dibuat, dimana perhitungan emisi dapat dilakukan untuk
beberapa unit sumber emisi sekaligus. Dengan data yang telah disimpan, pelaporan
oleh siapa saja, dan pejabat penanggung jawab juga akan mudah untuk memeriksa
ketepatan data yang akan dilaporkan, karena cukup memeriksa thruput (penyaluran)
peralatan dan langsung bisa didapat potensi perubahan tingkat emisi yang dihasilkan.
Hal ini akan memudahkan bagi pejabat yang berwenang dalam memutuskan program
xlv
14. Rekapitulasi Air Oil Catcher dan Sumur Pantau
a. Tujuan
Catcher dan sumur pantau TBBM seluruh unit pemasaran VI Kalimantan dan sebagai
ketentuan yang menjadi persyaratan wajib bagi perusahaan yang menerapkan Proper.
b. Dasar teori
berguna bentuk, susunan, sifat atau isinya dengan bantuan tenaga tangan atau
bantuan suatu peralatan dan mengikuti rangkaian langkah, rumus, atau pola tertentu
Sumur pantau adalah sumur yang berguna untuk mendeteksi keadaan air
tanah apakah terdapat minyak lemak, maupun total organic carbon. Oil Catcher
adalah bak/kolam tempat pemisahan minyak dan air dengan prinsip perbedaan
2) Bahan : Data Laboratorium hasil pengujian oil cather dan sumur pantau
d. Prosedur kerja
xlvi
3) Langkah 3 Data Rekapitulasi diakumulasikan selama setahun dan setiap bulan
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu melakukan rekapitulasi pemeriksaan
air limbah ex oil catcher dan sumur pantau selama 1 tahun yang pelaporannya di
lakukan oleh seluruh Terminal BBM setiap bulanya kepada HSSE unit pemasaran VI
pemenuhan Proper.
f. Pembahasan
pengedrainan dan pembersihan tangki timbun serta pembersihan lantai filling shed
dan filling drum. Penanganan limbah cair dilakukan dengan cara mengalirkan limbah
cair ini melalui saluran drainase yang dilengkapi oil catcher. Didalam oil catcher akan
lemak, maupun total organic carbon dalam air tanah. pH air sumur pantau sesuai baku
mutu Kepmen LH No. 04 Tahun 2007 adalah 6 -9, Kadar Minyak Baku Mutu adalah 25
Mg/L, sedangkan Kadar TOC (total organic carbon) Baku Mutu 110 Mg/L. hasil analisa
parameter diatas harus memenuhi standar baku mutu limbah cair, apabila di ats atau
melewati standar baku mutu berarti ada kebocoran yang dapat merusak air tanah dan
xlvii
15. Audit Energi (Rekapitulasi Penggunaan Energi)
a. Tujuan
unit pemasaran VI Kalimantan dan sebagai ketentuan yang menjadi persyaratan wajib
b. Dasar teori
berguna bentuk, susunan, sifat atau isinya dengan bantuan tenaga tangan atau
bantuan suatu peralatan dan mengikuti rangkaian langkah, rumus, atau pola tertentu
pengguna sumber energi dan penggunaan energi dalam rangka konservasi energi
(Anonim, 2011b)
Kalimantan
d. Prosedur kerja
2) Langkah 2. Data Kebutuhan energi diambil dari seluruh operasional mulai dari
xlviii
4) Selanjutnya laporan penggunaan energi akan di laporkan dan akan langsung di
(Persero).
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu melakukan rekapitulasi penggunaan
energi Seluruh kegiatan operasional Pemasaran mulai dari kantor unit, TBBM
(Terminal Bahan Bakar Minyak), dan DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara).
Rekapitulasi penggunaan energi ini untuk pelaporan Internal Audit Konservasi enargi
f. Pembahasan
energi utama secara berkala paling sedikit satu kali dalam 3 tahun. Proses auditor
dengan peraturan-perundang-undangan.
a. Tujuan
b. Dasar teori
khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab
xlix
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
c. Prosedur kerja
Hasil yang di capai dari kegiatan ini adalah mengetahui program-program CSR
6. Pembahasan
Istilah korporat diartikan sebagai tingkat manajemen puncak pada setiap organisasi
laba atau nirlaba, skala kecil, menengah atau besar, skala lokal, nasional, regional
atau global.
l
a) Bidang Pendidikan, bantuan terhadap sekolah berupa komputer dan pelatihan
komputer untuk siswa SD 009 lokasi Karang Bugis Kelurahan Karang Jati,
Balikpapan Tengah.
lokasi Kelurahan Baru ilir (Balikpapan Barat), bantuan kotak lebah madu lokasi
BBM Balikpapan terus berinovasi untuk mengembangkan CSR yang lebih baik dengan
li
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
akibat kegiatan Pemasaran Migas dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
B. Saran
lii
DAFTAR PUSTAKA
Green, R.H., 1979, Sampling Design and Statistical Methods for Enviromental
Biologists, John Wiley and Sons Inc. New York.
liii
50
Head Of Security Assisten Analst Planning, Assisten Fire Ast. Safety &
Environmental Evaluation dan Industrial Hygiene
Training
Administrasi
Gambar 1. Struktur Organisasi HSSE AREA KALIMANTAN PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VI Kalimantan
51
Penata Layanan
Jual Fuel I&M
Gambar 2. Sturktur Organisasi : Terminal BBM Balikpapan PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VI Kalimantan
52
KETERANGAN
Pagar
Jalan
Tempat Parkir
Tangki
Tanggul
Pipa Hydrant
a Kantor
b Gudang
Gambar 3. Peta Lay Out Terminal BBM Balikpapan PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VI Kalimantan
53