Oleh :
Nadira Sekar Manik Kencono Putri
NIM A1F015056
Oleh :
Nadira Sekar Manik Kencono Putri
NIM A1F015056
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
Manufacturing Practices (GMP) Produk Bahan Baku Kue dan Roti di PT.
Kerja Lapangan ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi dan bimbingan dari
berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih
1. Dr. Ir. Heru Adi Djatmiko, M.P., sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik
lapangan yang telah memberikan saran dan bimbingan dalam hal pemberian
4. Ibu Medi Nova, yang telah membantu perijinan penulis untuk melaksanakan
iv
5. Mas Dani dan Mas Diki, yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan
Lapangan.
7. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun secara tidak
masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ........................................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan ................................................................. 3
C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan ................................................................ 4
vi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan .................................................................. 29
B. Teknologi dan Proses Pengolahan Produk Pasta ....................................... 38
C. Penerapan GMP ........................................................................................ 48
D. Program Program GMP di PT. Seelindo Sejahteratma .............................. 63
V. TUGAS KHUSUS
Data Konsistensi Penerapan GMP Karyawan Powder ................................... 69
Data Konsistensi Penerapan GMP Karyawan Pasta ....................................... 70
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 75
B. Saran ....................................................................................................... 76
LAMPIRAN ..................................................................................................... 79
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.Pallet ....................................................................................................... 40
5. Forklift .................................................................................................... 42
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
x
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbasis industri hulu, yakni merupakan bahan mentah yang belum diolah.
Penghasilan yang diterima tidaklah sebanding dengan harga jual produk. Maka
mulai dari bahan baku hingga menjadi sebuah produk. Pengawasan dilakukan
untuk menjaga agar hasil yang diperoleh sesuai harapan dengan mutu dan kualitas
yang baik.
pangan. Kebersihan produk pangan merupakan salah satu acuan bahwa suatu
produk pangan telah memenuhi mutu. Mutu produk yang dihasilkan dapat dijaga
jika perusahaan mempunyai suatu sistem yang dapat menjaga agar produk
tersebut memenuhi standar yang telah ditetapkan. Salah satu sistem tersebut yaitu
GMP.
Di Indonesia GMP pada industri pangan ini dikenal dengan istilah Cara
1
Pemerintah. Penerapan GMP akan dapat membantu jajaran manajemen untuk
membangun suatu sistem jaminan mutu yang baik. Jaminan mutu sendiri tidak
(control) namun juga menetapkan standar mutu produk yang sudah harus
Penerapan standar mutu untuk produk pangan dan mutu di dalam proses
produksi telah menjadi suatu kewajiban (mandatory) yang harus dijalankan oleh
para produsen pangan. Hal ini menjadi penting karena akan berdampak pada
Jaminan mutu bukan hanya menyangkut masalah metode tetapi juga merupakan
sedini mungkin oleh setiap orang, baik yang berada di dalam maupun di luar
bidang bahan baku kue dan roti. Produk yang dihasilkan oleh PT. Seelindo
2
tidak terlepas dari proses pengolahan dan pengawasan mutu yang baik terhadap
seluruh aspek mulai dari penyediaan bahan baku hingga hasil akhir produk jadi.
Aspek yang akan dikaji pada Praktik Kerja Lapangan di PT. Seelindo
menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Setiap tahap dalam proses produksi
membutuhkan pengontrolan yang cukup intensif dan harus berada dalam keadaan
produk. Produk yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi mampu meningkatkan
berkembang pesat.
2. Mempelajari proses dan teknologi pengolahan produk bahan baku kue dan roti
3
bahan baku sampai dengan Finished Goods serta solusi pemecahannya di PT.
pengolahan produk bahan baku kue dan roti di PT. Seelindo Sejahteratama,
Tangerang.
Tangerang
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Roti
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang
pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti
memiliki tekstur yang khas. Dilihat dari cara pengolahan akhirnya, roti dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang
digoreng. Bakpao dan mantao adalah contoh roti yang dikukus. Donat dan panada
merupakan roti yang digoreng. Sedangkan aneka roti tawar, roti manis, pita bread,
Roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu
dengan ragi atau bahan pengembang lain, kemudian dipanggang. Roti beraneka
atau negara asal, nama bahan penyusun, dan cara pengembangan (Mudjajanto dan
Yulianti, 2004).
1. Roti Manis
Jenis roti manis yang berbahan dasar tepung terigu, mentega, telur, susu,
dan ragi. Jenis roti ini biasa diisi dengan cokelat, keju, srikaya, selai buah, kelapa,
pisang, fla, daging sapi atau ayam, dan sosis. Bentuknya beragam seperti bulat,
5
2. Roti Tawar
Jenis roti yang berbahan dasar tepung terigu, mentega, telur, susu, dan air.
Roti ini biasanya tanpa diisi dengan bahan tambahan lain. Bentuknya kotak,
3. Cake
Jenis roti yang berasa manis dengan tambahan rasa (essense) rhum, jeruk
atau cokelat. Bahan dasarnya antara lain tepung terigu, telur, susu, mentega, tanpa
menggunakan isi. Jenis roti ini dibagi menjadi: spikuk, roll tart, zebra cake, fruit
4. Pastry
Jenis roti kering yang bisa berupa kue sus, grem, dan croisant. Roti ini
dapat diisi dengan kacang, keju, cokelat, daging ayam dan sapi, sosis, fla, atau
5. Donat
Jenis roti tawar atau manis yang pematangannya dengan cara digoreng
atau dipanggang. Roti ini dikenal dengan bentuknya yang khas yaitu terdapat
lubang pada bagian tengahnya. Ada beberapa jenis donat yang sudah dikenal
secara umum antara lain: donat siram, donat keju, donat meses, donat kacang dan
donat isi.
6
B. Bahan Baku Roti
Bahan baku untuk membuat roti manis meliputi tepung terigu, ragi, gula,
1. Tepung terigu
Tepung merupakan bahan baku utama roti. Tepung yang biasa digunakan
untuk roti adalah tepung gandum, jagung, havermouth, dsb. Roti yang
jenis protein yang terdapat pada gandum jika dicampur dengan air akan
selama proses pembuatan. Jaringan sel-sel ini juga cukup kuat untuk menahan gas
yang dibuat oleh ragi sehingga adonan tidak mengempis kembali (Sufi, 1999).
yaitu hard flour (tepung terigu protein tinggi), medium hard flour (tepung terigu
protein sedang), dan soft flour (tepung terigu protei rendah). Pati merupakan
komponen terbanyak dalam tepung terigu yaitu sekitar 70% yang terdiri dari
amilosa dan amilopektin. Kandungan amilosa dalam pati sekitar 20% dengan suhu
adonan dapat mengembang dan terbentuk serat atau pori roti. Di dalam proses
fermentasi, ragi mengubah gula dan karbohidrat di dalam adonan menjadi gas
7
adonan mengembang dan beraroma harum khas roti ketika dipanggang
(Apriyantono, 2009).
keseimbangan gula, garam, terigu dan air, oksigen cukup tersedia karena
3. Gula
Jenis gula yang biasa digunakan adalah gula tebu atau sukrosa yang
digunakan sebagai pemanis. Ragi memerlukan gula dalam proses fermentasi. Gula
yang tersisa selama proses fermentasi disebut sisa gula. Sisa gula dan garam akan
mempengaruhi pembentukan warna coklat pada kulit roti dan pembentukan rasa.
Pada umumnya gula dipakai untuk memberikan rasa manis pada produk, namun
pasir) yang biasa digunakan dalam pembuatan roti dapat berbentuk kristal maupun
Gula adalah salah satu produk hasil perkebunan dari tebu yang banyak
penambahan gula dalam suatu produk pangan antara lain yaitu untuk memberikan
8
aroma, rasa manis sebagai pengawet, dan untuk memperoleh tekstur tertentu. Gula
ditambahkan pada jenis roti tertentu untuk melengkapi karbohidrat yang ada untuk
proses fermentasi dan untuk memberikan rasa manis pada roti. Gula lebih banyak
dipakai dalam pembuatan biskuit dan kue, dimana selain memberikan rasa manis
Fruktosa yaitu bahan pemanis alami yang memiliki kadar kemanisan 2,5
kali lipat dari sukrosa (Sikumbang dan Hindersah, 2009). Fruktosa sendiri
sumber energi, tanpa memberi peningkatan yang bermakna terhadap kadar gula
minuman berkarbonasi (softdrinks), juice, sport drinks, corn flakes, permen, selai,
ice cream, crackers, produk susu, hingga pada obat batuk syrup.
(kecoklatan) apabila bereaksi dengan protein dan dipicu oleh panas. Jenis gula
tersebut juga mampu mengikat air dan menurunkan aktivitas air (Winarno, 2004).
4. Telur
Telur adalah suatu bahan makanan sumber zat protein hewani yang
bernilai gizi tinggi. Untuk dunia kuliner telur sangat penting, karena telur banyak
kuliner sebagai pengental, perekat atau pengikat. Roti yang lunak dapat diperoleh
dengan penggunaan kuning telur yang lebih banyak. Kuning telur mengandung
9
putih telur kadar airnya 86 %. Putih telur memiliki creaming yang lebih baik
dibandingkan kuning telur (Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Peranan utama telur
5. Garam (NaCl)
(NaCl) atau gula pada konsentrasi tinggi, dapat mencegah kerusakan bahan
Garam juga mempengaruhi aktivitas air (aw) dari bahan, jadi mengendalikan
racunnya. Garam ditambahkan terutama sebagai bahan flavor tetapi juga untuk
6. Air
kepadatan dan suhu adonan. Air berperan sebagai pelarut garam, penyebar dan
aktivitas enzim (Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Air dalam bahan pangan
bahan pereaksi, sedang bentuk air dapat ditemukan sebagai air bebas dan air
10
terikat. Air bebas dapat dengan mudah hilang apabila terjadi penguapan atau
7. Susu
Pada pembuatan roti, untuk tepung jenis lunak (soft) atau berprotein
rendah, penambahan susu lebih banyak dibandingkan tepung jenis keras (hard)
atau berprotein tinggi. Penambahan susu sebaiknya susu padat. Alasannya, susu
padat menambah penyerapan (absorpsi) air dan memperkuat adonan. Bahan padat
bukan lemak pada susu padat tersebut berfungsi sebagai bahan penyegar protein
tepung sehingga volume roti bertambah (Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Susu
digunakan untuk memberikan flavor yang spesifik serta pembentukan warna pada
kulit roti sebab susu mengandung laktosa yang tidak dapat difermentasikan oleh
yeast. Selain itu susu juga dapat memperbaiki nilai gizi roti sebab mengandung
protein yang cukup tinggi. Dalam pembuatan roti biasanya digunakan susu skim
(Widowati, 2003).
8. Mentega
dan kue yang dipanggang. Fungsinya adalah untuk memperbaiki cita rasa, tekstur,
keempukan, dan memperbesar volume roti atau kue (Winarno, 2004). Mentega
pemotongan roti, memberikan kulit roti lebih lunak, dan dapat mencegah air
masuk ke dalam bahan sehingga shelf life lebih lama. Selain itu lemak juga
11
9. Bread Improver
mempertahankan udara yang masuk kedalam adonan pada saat proses pengadukan
dan gas yang dihasilkan oleh ragi pada waktu fermentasi, sehingga adonan
menjadi mengembang. Bahan yang dapat digunakan seperti xanthan gum, dan
dan sebagainya. Bahan-bahan ini akan meningkatkan daya tarik menarik antara
butir-butir pati, sehingga sebagian besar gas yang terdapat di dalam adonan dapat
diperoleh roti dengan volume yang relatif besar, remah yang halus, dan tekstur
air (dingin/panas) dan mudah larut. Produk instan paling disukai oleh masyarakat
penambahan air hangat atau air panas. Pangan instan merupakan pangan yang
dengan cepat dapat segera dikonsumsi. Pangan instan dapat diartikan sebagai
pangan yang secara cepat dapat diubah menjadi pangan yang siap dikonsumsi.
Penyajiannya dapat dengan menambahkan air panas ataupun susu sesuai dengan
12
menghilangkan kadar airnya sehingga mudah ditangani dan praktis dalam
dihasilkan dari hasil modifikasi pemasakan sehingga dapat diubah menjadi produk
yang siap dikonsumsi dengan cepat, yaitu dengan cara merehidrasi menggunakan
Serbuk instan yang diperoleh harus memenuhi syarat, yaitu mudah untuk
komponen lain atau bahan tambahan pangan, seperti gula. Penambahan gula ini
penambahan energi.
Sampai saat ini teknik yang banyak yang diterapkan dalam skala industri
adalah spray drying. Pada dasarnya rangkaian kegiatan dalam teknik tersebut
adalah penyiapan bahan inti dan dinding kapsul yang biasanya bercampur dalam
(Kiswanto, 2003). Proses pengeringan terjadi pada saat bahan yang berbentuk
emulsi kontak dengan udara kering di ruang pengering dan pada saat tersebut
cara pemekatan larutan sampai konsentrasi bahan yang terlarut (solut) menjadi
13
Kokristalisasi merupakan salah satu teknik dalam mikroenkapsulasi.
umum mirip dengan teknologi pengemasan (packaging) yang dalam hal ini
pengemasan zat padat, cair, atau gas ke dalam suatu bentuk mikrokapsul.
(suhu kritis) hingga larutan akan menjadi jenuh kemudian kristal dari larutan
Proses penjenuhan berakhir pada suatu titik dimana pada titik tersebut tidak ada
lagi bahan pelarut yang dilarutkan. Titik ini disebut titik jenuh (saturation point).
D. Pengawasan Mutu
tangan konsumen produk tersebut tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Solusi yang
tepat untuk mengatasi hal itu adalah dengan pengawasan (pengendalian) mutu
terhadap produk agar kualitas dari produk tetap terjaga. Adanya mutu produk
yang tetap terjaga maka akan dapat memenuhi permintaan pasar khusunya
kualitas produk atau barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk
proses yang terjadi akan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang
14
diinginkan. Kegiatan pengawasan mutu adalah mengevaluasi kinerja nyata proses
dan membandingkan kinerja nyata proses dengan tujuan. Hal tersebut meliputi
semua kegiatan dalam rangka pengawasan rutin mulai dari bahan baku, proses
(Puspitasari, 2004).
toleransi yang dapat diterima oleh konsumen. Pengawasan mutu bertujuan untuk
menciptakan ketertiban dalam hal mutu barang atau produk untuk perkembangan
distribusi.
Apabila perusahaan ingin membuat atau menetapkan standar mutu sendiri maka
mutu produk harus sesuai dengan harga jual dan perlu adanya tim yang
15
E. Good Manufacturing Practices (GMP)
memproduksi makanan yang baik pada seluruh rantai makanan, mulai dari
produksi primer sampai konsumen akhir dan menekankan higiene pada setiap
tahap pengolahan.
ekonomi yang cukup besar. Oleh karena itu, untuk mengatasi kedua masalah ini,
yang berbasis pada sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yang
dipatuhi oleh semua pihak yang terkait dengan proses pengolahan makanan baik
16
No.1098-/Menkes/Sk/VII/2003 tentang Pedoman Cara Produksi yang Baik untuk
Makanan.
penerimaan bahan baku sampai dengan konsumen akhir dengan tujuan untuk
dihasilkan aman dan bermutu (layak dikonsumsi). Aman berarti produk yang
kimia, mikrobiologi atau fisik. Layak berarti kondisi produk menjamin makanan
yang diproduksi adalah layak untuk dikonsumsi manusia yaitu tidak mengalami
2005).
yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk makanan yang bermutu dan
sesuai dengan keamanan pangan dan tuntutan konsumen. Pedoman GMP atau
17
1) Lokasi pabrik
dari pencemaran serta memiliki pintu masuk dan keluar yang terpisah.
2) Bangunan
sesuai dengan jenis produknya. Bahan baku berasal dari bahan yang
3) Produk akhir
4) Peralatan pengolahan
harus dibuat memenuhi standar baik teknik, mutu dan higiene, seperti
bersifat tidak toksik, tahan karat, kuat, tidak menyerap air, tidak
5) Bahan produksi
memproduksi produk harus sesuai dengan standar mutu yang berlaku serta
18
masing bahan mengalami pengujian secara organoleptik, fisik, kimia,
6) Personal hygiene
biologis.
8) Fasilitas sanitasi
yang berlaku, seperti : memiliki sarana air bersih yang mencukupi, saluran
yang berbeda untuk proses sanitasi dan produksi, air yang digunakan untuk
proses produksi sesuai dengan syarat mutu air minum dan dilakukan
9) Label
19
Label yang tertera pada kemasan harus sesuai dengan syarat yang
11) Penyimpanan
dilakukan pada bahan yang bersifat toksik (bahan kimia) dan bahan
pest control pada titik yang dianggap kritis serta melakukan monitoring
13) Laboratorium
20
Perusahaan yang bergerak dalam bidang pangan diharuskan untuk
14) Kemasan
15) Transportasi
memiliki sifat atau fungsi untuk menjaga bahan pangan agar tidak
kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
21
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004). Sanitasi adalah suatu
Sanitasi berasal dari kata latin, yaitu sanitas yang memiliki arti sehat
Sanitasi harus dilakukan pada semua jalur industri dari bahan mentah
hingga produk akhir. Sanitasi untuk bahan pangan merupakan suatu proses untuk
22
pembusuk dan pathogen dalam makanan, minuman dan bangunan yang dapat
Norman, 1992).
1) Sanitasi Pekerja
dalam industri pangan untuk menjaga kebersihan diri atau kebersihan orang
seperti tangan, rambut, hidung dan mulut merupakan jalan masuk mikroba
optimal jika penerapan disiplin dalam suatu industri telah dilakukan dengan
23
produksi. Bahan kimia yang umum digunakan sebagai bahan sanitasi
peralatan terdiri atas soda kaustik, asam serta alkohol (Marriot dan Norman,
1992).
3) Sanitasi Bangunan
suatu industri pangan berkaitan dengan kondisi lingkungan ataupun area yang
(Hobbs, 1989).
24
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
d. Struktur Organisasi
e. Ketanagakerjaan
f. Produk Perusahaan
2. Proses Pengolahan
a. Bahan baku
b. Proses pengolahan
25
3. Good Manufacturing Practice (GMP)
a. Lokasi pabrik
b. Bangunan
d. Produk akhir
e. Peralatan produksi
f. Higiene karyawan
h. Fasilitas sanitasi
i. Label
j. Penyimpanan
l. Laboratorium
m. Kemasan
n. Transportasi
Sejahteratama, Tangerang.
26
2. Partisipasi aktif dan Survei langsung terhadap kegiatan penerapan
Tangerang.
Sejahteratama, Tangerang.
produk.
(GMP).
27
D. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Sejarah Perusahaan
Produksi yang utama dari perusahaan ini adalah campuran bahan-bahan baku
di bidang bakery, maka berkembang pesat pula PT. Seelindo Sejahtera dalam
produksi, mutu, maupun layanan kepada konsumen agar lebih dapat bersaing
yang lebih meningkat lagi antara PT. Seelindo Sejahtera dengan Zeelandia,
adalah PT. Prambanan Kencana dan Koninklijke Zeelandia HJ. Doeleman BV,
Netherland.
29
Dengan dukungan teknologi modern dan sumber daya manusia (SDM)
yang terlatih, disiplin serta kreatif, maka PT. Seelindo Sejahteratama yang
sudah berkiprah dalam waktu yang panjang, telah berkembang menjadi sebuah
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) pada tahun 2003, untuk
konsumen dan siap bersaing dengan perusahaan sejenis di era globalisasi ini.
dikendalikan dengan standar yang tinggi, mulai dari pembelian bahan baku,
proses produksi, dan kualitas akhir produksi. Demikian pula kebersihan dan
cara penyimpanan yang baik untuk bahan baku dan produk jadi yang disimpan
khususnya dan Asia pada umumnya. Dengan brand image Zeelandia yang
30
2. Visi Misi
sebagai perusahaan yang unggul dalam inovasi pada bisnis makanan dan
minuman.
pantas.
dan minuman.
3. Struktur Organisasi
31
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam
baku dan pendukungnya, dan berbagai keperluan pabrik dan juga terhadap
32
d. Departemen Keuangan dan Administrasi
yaitu: Departemen accounting yang dikepalai oleh kepala bagan, selain itu
fisik, kimiawi, dan mikrobiologi baik terhadap bahan baku maupun produk
jadi.
g. Departemen Teknik
listrik dan boiler. Bagian ini dikepalai oleh kepala bagian teknik yang
33
h. Departemen Produksi
Bagian ini dikepalai oleh seorang manager IT, bagian ini bertanggung
4. Ketenagakerjaan
yang secara garis besar dapat dibagi menjadi karyawan kantor dan
34
Tabel 2. Jumlah Karyawan Per Departemen Pada PT. Seelindo
Sejahteratama
Departemen Jumlah Karyawan
Management 7
Finance &Accounting 5
Factory of Head 1
Produksi 73
Supply Chain 18
Warehouse 22
Information Technology 1
Research and Development 12
Quality Assurance 4
Quality Control 12
Teknik 10
Purchasing 4
Umum 7
Jumlah 176
Sumber: PT. Seelindo Sejahteratama
Karyawan bekerja lima hari dalam seminggu, yaitu hari Senin sampai
Jum’at. Jam kerja dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB
dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00
WIB, sedangkan khusus hari Jum’at waktu yang diberikan untuk istirahat
yaitu pukul 11.30 WIB sampai dengan 13.30 WIB. Berbeda dengan
karyawan pada umumnya, satpam bekerja 24 jam setiap hari yang dibagi
menjadi dua pergantian waktu (shift). Hari libur resmi pemerintah juga
datang dan pulang. Pembagian jam kerja dan jam istirahat disajikan pada
Tabel 3.
35
Tabel 3. Pembagian Jam Kerja dan Jam Istirahat
Karyawan Kantor Karyawan Produksi
Hari Shift Jam
Jam Kerja Jam Istirahat Jam Kerja
Istirahat
08.00-17.00 12.00-13.00 06.00-15.00 11.00-12.00
1
Senin- WIB WIB WIB WIB
Kamis 14.00-23.00 18.00-19.00
2 - -
WIB WIB
08.00-17.00 11.30-13.30 06.00-15.00 11.00-13.00
1
WIB WIB WIB WIB
Jum’at
14.00-23.00 18.00-19.00
2 - -
WIB WIB
Sumber: PT. Seelindo Sejahteratama, 2017
parkir.
6. Produk Perusahaan
bahan baku untuk membuat roti dan kue dan isian untuk roti dan kue yang
terbagi menjadi dua kelompok produk utama, yaitu produk basah (pasta) dan
produk kering (powder). Produk basah yang diproduksi yaitu produk selai,
36
perusahaan ini kebanyakan dijual ke perusahaan bakerylain melalui perusahaan
campuran bahan-bahan baku untuk membuat roti dan kue dan isian untuk roti
dan kue :
Paletta Excellent
Paletta Vla
L’arome
Quick’75
Ziffone Vanilla
Muffina
37
B. TEKNOLOGI DAN PROSES PENGOLAHAN PRODUK PASTA
Dalam sebuah industri, mesin dan alat merupakan sarana penunjang yang
paling penting bagi kelancaran produksi. Untuk dapat bersaing dengan yang
lain suatu industri harus bekerja secara efekif dan efisien. Cara kerja yang
manajemen yang baik dan juga bantuan mesin dan alat penunjang produksi
yang tepat.
38
makanan, minuman, dan obat–obatan untuk proses pencampuran bahan
design double jacket untuk menjaga kestabilan suhu produk didalam dan juga
Cara kerja double jacketed tank yaitu bahan liquid yang akan dicampur
dimasukan melalui inlet product, kemudian air atau chiller sebagai sumber
b. Fondant Beater
c. Metal Detector
kontaminan logam atau metal selama proses produksi tidak sepenuhnya dapat
39
Dalam industri makanan fasilitas metal detector dilengkapi dengan
konveyor berhenti.
d. Pallet
Pallet digunakan sebagai dasar tumpukan dari bahan, baik bahan baku,
WIP, finished goods maupun bahan pengemas yang disimpan dalam ruang
Gambar 3. Pallet
40
e. Hand Pallet
karyawan dan menghemat waktu pada saat memindahkan satu barang dari
satu area ke area lain. Alat ini menggunakan tenaga hidrolik dengan sistem
f. Forklift
untuk dapat menaik turunkan beban serta bermanuver dengan jarak yang
cukup jauh. Operator dapat dengan mudah mengoperasikan alat ini dengan
duduk diatas cab operator yang telah disediakan dengan beragam fitur,
41
Gambar 5. Forklift
gelembung yang merusak struktur gel. Suhu pemanasan yang digunakan juga
harus selalu diperhatikan, agar tidak merusak produk yang dihasilkan. Setelah
dihentikan.
b. Pendinginan
42
beberapa produk pasta, seperti selai, ditambahkan flavor. Penambahan ini
terdapat pada flavor tidak menguap dan mengalami kerusakan. Selain itu,
tapping.
a. Gula
membentuk jaringan pektin tersebut dibutuhkan adanya gula dan asam. Selain
itu, gula juga berfungsi sebagai pemanis, pengawet dan bahan yang
b. Garam
43
c. Air
Air yang digunakan dalam pengolahan produk adalah air yang diolah
mineral (kandungan ion) dalam air filter, sehingga air yang dihasilkan adalah
soft water. Hal ini dilakukan karena adanya ion dalam air dapat
mempengaruhi tekstur gel dari produk dan dapat merusak mesin boiler. Air
yang memiliki kesadahan air tinggi dapat menimbulkan kerak pada mesin
boiler tersebut. Air juga berfungsi sebagai media untuk melarutkan dan
produk.
Syarat air yang digunakan untuk proses harus sesuai dengan syarat air
yang layak untuk diminum, yaitu bersih, jernih, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak mengandung bahan tersuspensi atau kekeruhan. Air pada bahan
d. Pektin
dan stabilizer dengan tujuan agar tidak terbentuk endapan pada suatu larutan.
yang dapat saling berikatan dengan ion Mg2+ atau Ca2+ sehingga berkas-
berkas polimer ‘berlekatan’ satu sama lain. Inilah yang menyebabkan rasa
lengket pada kulit. Tanpa kehadiran kedua ion ini, pektin larut dalam air.
44
Garam-garam Mg–pektin atau Ca–pektin dapat membentuk gel, karena ikatan
pektin cukup luas baik dalam bidang industri pangan maupun non-pangan.
dan jeli dari buah-buahan, serta digunakan dalam pembuatan saus, puding,
gel buah-buahan dalam es krim, selai dan jeli. Pektin bermetoksil rendah
e. Glukosa
yang dioles memiliki struktur yang halus dan tidak encer tanpa perlu khawatir
rasa selai menjadi terlalu manis dan selai tersebut memiliki long texture, tidak
f. Pengatur keasaman
Asam merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam proses
kristalisasi gula. Asam yang biasa digunakan dalam pembuatan selai adalah
asam sitrat, asam tartrat, dan asam malat. Apabila terlalu asam akan terjadi
45
sineresis yakni keluarnya air dari gel sehingga kekentalan selai akan
berkurang bahkan dapat sama sekali tidak terbentuk gel. Penambahan asam
g. Emulsifier
serta sebagai pengembang, contohnya emulsifier pada kue, es krim, dan lain-
mengandung asam lemak seperti asam asam stearat, palmitat dan oleat serta
mono dan digliserida. Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk
membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air. Secara umum bahan
h. Pewarna
memperbaiki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses
pengolahan atau untuk memberi warna pada makanan yang tidak berwarna
i. Modified Starch
46
Secara umum, pati terbagi menjadi dua kelompok yaitu pati asli dan pati
adalah pati yang gugus OH-nya telah mengalami perubahan reaksi kimia.
Bahan pengental yang umum digunakan adalah dari kelompok pati. Pati yang
dapat menghasilkan pasta yang tahan pada perlakuan panas, pengadukan dan
keras.
j. Palm Oil
Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu
senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai
dicampurkan dengan air (larutan 10%) agar lebih mudah dilarutkan dengan
47
C. PENERAPAN GMP
dari proses bahan masuk hingga akhir proses. Dalam penerapannya, manajemen
harus senantiasa berusaha agar produk yang dihasilkan sesuai atau memenuhi
kepuasan pelanggan.
tentang kesehatan, khusus pada pasal 21 yaitu tentang pengamanan makanan dan
minuman untuk melindungi masyarakat dari makanan dan minuman yang tidak
makanan agar bermutu, aman dan layak untuk dikonsumsi. Di dalam CPMB
penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai pengolahan dari mulai bahan
baku sampai produk akhir. Melalui CPMB, industri pangan dapat menghasilkan
produk makanan yang bermutu, layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan.
48
dikonsumsi, kepercayaan masyarakat niscaya akan meningkat, dan industri
dilakukan untuk melindungi pangan yang diproduksinya. Lokasi pabrik yang baik
yaitu terletak di bagian perifer kota, tidak berada di lokasi padat penduduk serta
gangguan pencemaran terhadap lingkungan, tidak berada dekat industri logam dan
kimia serta bebas banjir dan polusi asap, debu, bau dan kontaminan lainnya.
kotor, oleh karena itu lingkungan sarana pengolahan harus terawat baik, bersih
dan bebas sampah, penanganan limbah dikelola secara baik dan terkendali, dan
kemudian bagian barat bersebelahan langsung dengan jalan raya Galeong dan di
industri garmen.
49
Lokasi dan lingkungan dari PT. Seelindo Sejahteratama sendiri telah
pencemaran, tidak berada pada daerah banjir, bebas dari daerah sarang hama, dan
Area sekeliling pabrik juga dirawat dengan baik secara periodik serta
adanya pemasangan pest control agar tidak menjadi tempat bersembunyi atau
berkembang biak serangga atau binatang lainnya yang dapat menjadi sumber
pembersihan dari sampah serta pengecekan pest control secara berkala. PT.
dimana tempat sampah disediakan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan,
tidak adanya sampah yang tercecer keluar dari tempat sampah, tempat sampah
tetap tertutup rapat dan dibuang/diolah agar tidak menumpuk, mengundang hama,
2. Bangunan
dalam proses produksi tidak tercemar oleh bahaya fisik, biologis dan kimia serta
mudah dibersihkan dan disanitasi. Konstruksi, desain dan tata ruang dibuat
terdiri atas lantai, dinding, langit-langit, pintu, ventilasi, serta permukaan tempat
pengolahan.
50
Kontruksi dan rancang bangun diperlukan untuk membatasi masuk,
rupa sehingga mudah dibersihkan dan dirawat. Sumber penerangan harus cukup
tersedia di area mencuci tangan, ruang ganti, toilet, area pengolahan produk, area
penutup yang tidak mudah pecah. Fasilitas pertukaran udara yang cukup (lubang
ventilai, kipas angin, blower) untuk mencegah kondensasi uap air dan bau yang
Lantai dan dinding sebaiknya terbuat dari bahan kedap air, kuat dan
mudah dibersihkan serta sudut pertemuan dinding dan lantai serta dinding dan
dinding pada PT. Seelindo Sejahteratama telah didesain kedap air, rata, serta tidak
khususnya pada area produksi, terdapat lantai yang retak atau rusak sehingga
terdapat kotoran yang tertahan, sehingga sulit dibersihkan dan juga terdapat sudut
pertemuan dinding dan lantai serta dinding dan dinding yang tidak berbentuk
lengkung seperti pada area gudang pasta/area transit B atas dan terdapat pada area
gedung A bawah.
Pencahayaan di area produksi maupun area kantor harus cukup dan sesuai
51
pengolahan, gudang bahan baku dan kemasan, dan semua area dimana produk ter-
expose langsung harus tahan pecah, dibuat dengan penutup tahan pecah atau
langit atau dipasang sejajar dengan langit-langit. Jika perlengkapan tidak dapat
tersembunyi, struktur harus dilindungi dari kerusakan yang disengaja, dan terbuat
dibersihkan, tidak menjadi sarang hama dan terbuat dari bahan yang tidak mudah
PT. Seelindo Sejahteratama khususnya pada area produksi terbuat dari bahan yang
kuat dan tahan lama, serta adanya tirai udara yang berbahan plastik yang mudah
3. Laboratorium
laboratorium untuk melakukan uji secara fisik, kimia, biologis, dan mikrobiologis
Pengujian produk Finished Goods dan bahan baku pada PT. Seelindo
Finished Goods dan bahan baku. Laboratorium QC bahan baku bertugas untuk
melakukan pengujian fisik, kimia, dan mikrobiologi. Bahan bahan yang diuji yaitu
seperti bahan baku dan produk jadi. Umumnya bahan baku diuji secara fisik dan
kimiawi, sedangkan pada produk jadi non baking seperti custard powder,
52
whipping cream, custard pasta terdapat pengujian mikrobiologi, dan pengujian
produk jadi, dengan cara menguji produk-produk yang baru selesai di produksi
4. Transportasi
sifat atau fungsi untuk menjaga bahan pangan agar tidak terkontaminasi dan
terlindung dari kerusakan. Sarana transportasi yang digunakan oleh PT. Seelindo
Sejahteratama adalah mobil box dan tidak difasilitasi dengan alat pendingin.
Sarana transportasi yang digunakan harus dalam keadaan bersih dan sesuai
dengan syarat-syarat yang tertera pada manual GMP PT. Seelindo Sejahteratama.
5. Higiene Karyawan
keamanan pangan dengan cara mengurangi atau mencegah resiko bahaya sampai
batas yang dapat diterima bagi kesehatan produk-produk yang diproduksi oleh PT.
pangan sehingga produk yang dihasilkan aman dari bahaya fisik, kimia, maupun
53
seluruh karyawan PT. Seelindo Sejahteratama dalam bentuk training didalam
kelas berupa teori bagi karyawan baru, pemberian buku panduan, training
langsung dilapangan dan kuis yang diadakan setiap bulan terkait GMP untuk
pada mulut pada saat proses produksi. Pensil, pulpen dan rokok atau
kuku jari palsu, serta membawa barang diatas pinggang atau batas
dalam keadaan bersih dan rapih, digunakan dengan tepat dan sesuai
digunakan.
54
3) Desain pakaian tidak berkantung dan tidak menggunakan kancing
dalam produk.
4) Aprons dan celemek digunakan pada area yang basah, berdebu dan
mudah kotor. Aprons dan celemek tidak boleh dipakai diluar daerah
jari kaki dan tumit, bahan luarnya terbuat dari kulit atau vinyl dan
c. Tangan
c) Setelah merokok
d) Setelah istirahat
55
f) Setelah menangani barang yang kotor atau bahan-bahan buangan
d. Rambut
1) Rambut dijaga agar tetap bersih. Gulungan rambut, sisir atau jepitan
3) Kumis dan jenggot yang panjang harus dicukur bersih atau ditutup
Karyawan bekerja dalam keadaan bersih, sehat, bebas dari luka dan
sakit (seperti; borok, luka terbuka atau infeksi, diare, batuk atau bersin
bekerja pada bagian yang kontak langsung dengan produk, dan harus lapor
f. Fasilitas Sanitasi
agar bangunan dan peralatan selalu dalam keadaan bersih dan mencegah
56
sanitasi seperti fasilitas toilet , fasilitas ruang ganti karyawan, fasilitas air bersih,
pangan dengan lingkungan di luar area pengolahan pangan. Ruang ganti berfungsi
sebagai filter atau penyaring setiap jenis bahaya yang terbawa oleh karyawan,
seperti bakteri patogen, spora bakteri, serangga, tikus dan sebagainya. Kondisi
ruang ganti atau locker PT. Seelindo Sejahteratama bersih, terang, tidak lembab,
dari air, sabun, sanitizer, dan pengering tangan yang dapat digunakan setiap saat.
Setiap karyawan harus dapat mencuci tangan dengan baik. Untuk mencapai tujuan
tersebut, tertera petunjuk cara mencuci tangan yang mudah dipahami pekerja.
Kran air didesain sedemikian rupa sehingga tidak mengkontaminasi tangan yang
sudah bersih.
tersedia dalam jumlah yang cukup dan diperoleh dari sumber yang bersih. Air
harus aman dan saniter, memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air
g. Label
57
pangan diperlukan untuk penarikan produk, jika diperlukan. Memberikan
informasi yang jelas dan mudah dimengerti kepada masyarakat, misalnya dengan
dan penyiapan yang baik. Label kemasan tidak boleh berisi pernyataan yang
Sejahteratama sudah sesuai dengan syarat yang telah disebutkan dalam Peraturan
Berat bersih
Keterangan halal
Izin edar
Komposisi
Nama produk
Merek dagang
Kode produksi
58
Gambar 6. Label kemasan produk PT. Seelindo Sejahteratama
h. Penyimpanan
dan BTP) bahan pengemas, dan produk akhir harus dilakukan dengan baik
distribusi.
dengan suhu dan kelembaban yang terkontrol yaitu suhu 18-27oC dan kelembaban
dengan warna-warna yang dikhususkan untuk produk tertentu agar bahan dan
Finished Goods dan WIP. Namun terdapat beberapa produk WIP yang diletakkan
59
bukan pada area seharusnya yaitu pada area produk Finished Goods pada Gudang
i. Peralatan Produksi
menggunakan bahan yang bersifat tidak toksik, tahan karat, kuat, tidak menyerap
air, tidak mengelupas, mudah dibersihkan dan disanitasi. Dimana mesin dan
peralatan yang digunakan terbuat dari bahan stainless steel, hard plastic dan tidak
ada yang terbuat dari kayu. Pembersihan mesin dan peralatan dilakukan secara
rutin sebelum dan sesudah proses pengolahan dengan metode pembersihan yang
sudah di standarisasi.
produk yang tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan. Pengendalian terhadap
60
k. Produk Akhir
dikonsumsi, dan sesuai dengan selera atau tuntutan konsumen. Oleh karena itu, di
PT. Seelindo Sejahteratama produk akhir mengalami pengujian baik secara kimia,
bahwa produk memiliki kualitas yang baik dan telah sesuai dengan standar yang
l. Bahan Baku
standar mutu baik dari segi kandungan dan juga bentuk fisiknya, seperti tidak
busuk, tidak rusak, dan tidak mengandung bahan berbahaya. Bahan baku di PT.
diterima oleh pihak Quality Control seperti nomor batch, tanggal produksi dan
expire date yang tertera. Kemudian dilakukan pengujian sampel bahan baku dan
bahan tambahan dengan proses sampling secara aseptis untuk dianalisis. Proses
sampling dilakukan dengan mengambil sebagian dari bahan baku (±50 g), analisis
yang dilakukan berupa analisis kimiawi (pH, dan kadar air) dan fisik (aroma,
warna, kenampakan).
Bahan baku seperti tepung tapioka atau tepung AM basah yang didapatkan
61
Sanitasi alat dan bahan yang digunakan dalam pembersihan atau sanitasi
harus bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan dan harus aman jika
digunakan. Bahan pembersih harus dilengkapi dengan jaminan supplier atau tes
laboratorium. Bahan sanitasi dan pestisida yang bersifat toksik harus diberi tanda
tempat sampah dan penyapuan halaman dilakukan di area sekeliling pabrik PT.
secara rutin sebelum dan sesudah produksi untuk mencegah adanya potensi
kontaminasi dan menurunkan mutu produk yang dihasilkan. Lantai dan dinding
khususnya di area produksi dan kantor dilakukan pembersihan setiap hari dengan
checklist.
program pengendalian hama yang bekerja sama dengan pihak ketiga dan di cek
secara berkala. Pengendalian dilakukan dengan memasang pest control seperti rat
glue trap untuk menangkap tikus dan fly catcher untuk menangkap serangga.
n. Kemasan
jangka waktu yang lama. Pengemas dibuat dari bahan yang aman, tidak
62
disimpan dalam kondisi higienis di tempat penyimpanan yang terpisah dengan
bahan.
toksik dan tidak mencemari produk, yaitu paperbag, plastik PE, pail, jerigen,
alufo, dan plastik nilon. Bahan pengemas disimpan diatas pallet pada ruang
1. Audit GMP
Sejahteratama dilakukan sekali setiap bulan dengan lokasi yang berbeda, hal ini
selama satu bulan. Maka dari itu, satu lokasi akan mendapatkan jadwal audit dua
minor atau mayor, dan di follow up sebagai laporan untuk di tangani oleh pihak
lapangan dengan data yang diperlukan dalam penerapan GMP dan SSOP
berdasarkan form audit checklist GMP dan SSOP. Hasil evaluasi kemudian
63
manual GMP yang berlaku di PT. Seelindo Sejateratama. Kendala yang dialami
pada saat melakukan audit yaitu banyaknya temuan penyimpangan yang berulang,
dan follow up atau tindak lanjut perbaikan dari hasil audit GMP yang memakan
waktu lama.
Kebijakan terhadap barang barang yang terbuat dari kaca/ hard plastic/
barang barang lain yang rapuh dan dapat pecah bertujuan untuk melakukan
pengawasan terhadap peralatan yang berada dalam area GMP sehingga menjamin
bahwa semua benda yang mudah pecah seperti kaca, acrylic/hard plastic, keramik,
dsb termasuk kacamata yang berada di area GMP agar tidak menjadi kontaminan
fisik terhadap produk, dikarenakan bahan ini seringkali transparan dan sulit
mengatur bahwa benda yang mudah pecah belah di area GMP harus diganti
dengan benda yang tidak mudah pecah termasuk perlengkapan pribadi. Jika tidak
dimungkinkan, benda yang mudah pecah belah tersebut harus dilapisi film atau di
treatment dengan perlakuan khusus agar tidak mudah pecah ataupun dipasang
terjadi kejadian pecah belah pada bahan mudah pecah meskipun sudah
diperlakukan sedemikian rupa agar tidak mudah pecah, maka harus dilakukan
tindakan yaitu:
64
1. Melaporkan kepada atasan mengenai kejadian pecah belah di area tersebut,
2. Seluruh bahan baku, kemasan, WIP dan produk yang ada di area tersebut
Sesuai).
dilakukan diluar jam produksi, jika tidak dimungkinkan, maka proses produksi di
area tersebut harus dihentikan, serta seluruh bahan baku, WIP, produk dan
kemasan yang ada di area tersebut harus ditutup dan dipindahkan ke tempat yang
aman.
65
3. SWAB Test
keracunan dan penyakit pada manusia. Upaya pengamanan pada industri makanan
dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani proses dari bahan
penanganan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak
bersih.
mengetahui mikrobiologi yang terdapat pada area atau karyawan yang di uji.
Program ini bertujuan untuk mengetahui potensi bahaya mikro. SWAB test
dilakukan pada lingkungan produksi, seperti lantai, dinding, mesin produksi, dan
karyawan yang kontak langsung dengan produk. Bagian dari karyawan yang di
lakukan SWAB test adalah, baju/seragam kerja, topi, masker, apron, dan tangan.
Hasil pengujian kemudian di tempel pada area produksi sehingga hasilnya dapat
diketahui.
4. Training GMP
berkaitan dengan proses produksi. Seperti QC, RnD, SC, teknik dan produksi.
66
salah satunya dalam bentuk kuis yang dilaksanakan setiap bulan. Nilai dari kuis
terkait GMP, apabila nilai yang didapatkan tidak mencapai 60 selama 6 bulan
terkait GMP.
5. Medical Check Up
Medical Check Up dilakukan bertujuan agar tidak terjadi kontaminasi silang dari
sehat dan produktif. Hal ini dikarenakan kesehatan pekerja mempengaruhi tingkat
produktivitas dan juga merupakan pilar pencapaian misi yang sudah ditetapkan,
67
Pemeriksaan kesehatan atau Medical Check Up (MCU) sendiri adalah
suatu rangkaian uji kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi kesehatan secara berkala, karyawan yang sehat dapat
mengurangi potensi kontaminasi terhadap produk sehingga mutu dari produk tetap
terjaga.
68
V. TUGAS KHUSUS
Jumlah Pelanggaran
Jumlah Waktu
No. Hari/Tanggal Shift Penutup
Pekerja (WIB) Masker Baju
Kepala
1. Senin, 29 17 1 08.00 2 3 2
Januari 2018 10.00 7 4 1
14.00 10 2 2
2. Selasa, 30 17 1 08.00 3 5 -
Januari 2018 10.00 4 3 -
14.00 3 3 2
12 2 16.00 4 2 1
3. Rabu, 31 17 1 08.00 6 2 1
Januari 2018 10.00 5 3 2
14.00 6 1 3
12 2 16.00 5 1 2
4. Kamis, 1 17 1 08.00 6 3 4
Februari 2018
10.00 6 3 -
14.00 8 3 3
12 2 16.00 5 2 4
5. Jumat, 2 17 1 08.00 3 1 2
Februari 2018
10.00 7 2 3
14.00 8 2 7
12 2 16.00 6 4 5
69
Data Konsistensi Penerapan GMP Karyawan Pasta
Jumlah Pelanggaran
Jumlah Waktu
No. Hari/Tanggal Shift Penutup
Pekerja (WIB) Masker Baju
Kepala
1. Senin, 05 11 1 08.00 6 2 4
Februari 2018 10.00 2 1 1
14.00 7 3 1
11 2 16.00 8 3 1
2. Selasa, 06 11 1 08.00 7 1 4
Februari 2018 10.00 6 3 4
14.00 7 2 4
11 2 16.00 4 - 2
3. Rabu, 07 11 1 08.00 5 - 5
Februari 2018 10.00 6 1 2
14.00 8 1 4
11 2 16.00 6 - 5
4. Kamis, 08 11 1 08.00 4 4 3
Februari 2018 10.00 4 3 3
14.00 7 5 3
11 2 16.00 6 3 3
5. Jumat, 09 11 1 08.00 6 3 3
Februari 2018 10.00 3 4 3
14.00 6 2 3
11 2 16.00 6 3 4
70
Data diatas menggambarkan konsistensi penerapan GMP karyawan dalam
powder maupun pasta. Pada manual GMP yang berlaku di PT. Seelindo
keadaan bersih dan rapih, digunakan dengan tepat dan sesuai dengan fungsinya,
tidak sesuai dengan manual GMP, dimana pekerja di area produksi tidak
kontaminasi silang dari pekerja serta berfungsi untuk menutupi rambut diwajah.
Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja berupa tidak menggunakan masker pada
topi, dimana topi yang digunakan tidak seluruhnya menutupi rambut dan telinga.
Sedangkan pada manual GMP tertera bahwa rambut secara keseluruhan harus
71
ditutup dengan penutup rambut yang disediakan dan penutup rambut harus benar
seragam kerja yang sesuai dengan hari yang telah ditentukan, yaitu senin & kamis,
minggu mengunakan pakaian warna biru.. Desain seragam kerja yang digunakan
dalam ruangan dengan kondisi sanitasi tinggi seperti ruang produksi harus
menutupi seluruh anggota tubuh pekerjanya kecuali mata dan telapak tangan.
Namun penggunaan seragam kerja tidak digunakan dengan tepat, yaitu adanya
penggunaan topi, masker, dan seragam kerja pada produksi powder paling banyak
dilakukan pada pukul 14.00 yang merupakan jam akhir bagi karyawan produksi
powder shift 1, yaitu sebanyak 27,5% dan rata-rata perilaku pelanggaran yang
paling sedikit terjadi yaitu pada pukul 08.00 dan pada pukul 16.00 sebanyak
17,6%. Sedangkan untuk jenis pelanggaran yang paling banyak dilakukan yaitu
produksi powder yang tidak sesuai dalam penggunaan masker, baik tidak
digunakan sama sekali ataupun digunakan namun tidak menutupi hidung maupun
72
Hal yang sama terjadi pada produksi pasta, dimana rata-rata pelanggaran
penggunaan topi, masker, dan seragam kerja paling banyak dilakukan pada pukul
14.00 yaitu sebanyak 39,4%, dengan jenis pelanggaran yang paling banyak terjadi
pada produksi pasta yaitu pemakaian masker yang kurang tepat. Sedangkan rata-
rata perilaku pelanggaran yang paling sedikit terjadi yaitu pada pukul 10.00 dan
seperti masker, seragam kerja dan penutup kepala dilakukan. Untuk seragam
kerja, alasan yang dilontarkan oleh beberapa orang karyawan produksi yaitu
karena ditakutkan bahan baku akan mengotori lengan baju, sehingga seragam
kerja bagian lengan ditarik keatas sedikit (hingga siku) agar tidak mengenai
saat cuci tangan untuk menghindari basah, namun setelahnya tidak /lupa untuk
diturunkan kembali sehingga pada saat melakukan proses produksi seragam kerja
Masker sering kali tidak digunakan pada saat proses produksi, hal ini
ruangan yang tinggi. Masker tipe dust mask yang seharusnya digunakan saat
menangani produksi juga sering tidak digunakan, hal ini dikarenakan menurut
73
beberapa karyawan masker tersebut terlalu kencang sehingga meninggalkan bekas
GMP yang berlaku di PT. Seelindo Sejahteratama, alasan yang dilontarkan oleh
menggunakan topi yang tidak menutupi telinga, hal ini juga memudahkan saat
74
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
dekorasinya.
menjadi dua yaitu proses produksi powder dan pasta. Pada produksi pasta
3. Secara keseluruhan untuk menjamin mutu produk yang dihasilkan oleh PT.
Practice (GMP), ISO 22000, ISO 9001 dan Halal MUI. Dari hal ini dapat
75
B. Saran
1. Perlu adanya pengawasan yang lebih intensif dan teliti pada bagian Quality
kualitas terbaik.
76
DAFTAR PUSTAKA
Cauvain, S.P. dan L. Young. 2006. Baked Products: Science, Technology, and
Practice. Blackwell Publishing, Oxford.
Fatonah, W. 2002. Optimasi selai dengan bahan baku ubi jalar cilembu. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hobbs, B. C. dan D. Robert. 1989. Food Poisoning and Food Hygiene. Fifth
Edition. Advison of Noul and Stoughton, London.
Mudjajanto, E.S dan Yulianti, L.N., 2004. Membuat Aneka Roti. Penebar
Swadaya, Bogor.
77
Pamurlarsih. 2006. Pembuatan bubuk srikaya instan: Pengaruhnya terhadap sifat
fisikokimia dan sensoris. Journal Agriculture dan Technology. 70(24):
23-28.
Widyati, Yuliarsih. 2002. Higiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan. Grasindo,
Jakarta.
Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
78
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Seelindo Sejahteratama
Operations
Director
Management
Respresentative Secretary
TD DR
79
Lampiran 2. Laporan Kegiatan Harian
80
81
82
83
84
85
86
Lampiran 3. Sertifikat Praktik Kerja Lapangan
87
Lampiran 4. Layout Pabrik PT. Seelindo Sejahteratama
88
Lampiran 5. Ruang Produksi Pasta
89
Lampiran 6. Foto Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
90
Lampiran 7. Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
91