OLEH
NADIRA ANGGITA AMALIA
J1A018078
OLEH
RINGKASAN
Nadira Anggita Amalia. J1A018078. Bahan Baku dan Sanitasi pada Proses Pengolahan
di UD. Pratiwi Kelurahan Rembiga Utara Kota Mataram.
Pembimbing: Rini Nofrida, S.TP., M.Si.
UD. Pratiwi merupakan salah satu UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang
bergerak di bidang pengolahan pangan. UD. Pratiwi saat ini memproduksi panganan
berupa komak beragi, keripik singkong dan kerupuk rumput laut. UD. Pratiwi merupakan
UMKM binaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG). Saat ini,
UD. Pratiwi sudah memiliki beberapa izin produksi, diantaranya adalah PIRT, dan
sertifikat Halal MUI. UD. Pratiwi mendapatkan izin Produk Pangan Industri Rumah
Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan (DINKES) pada tahun 2017. Pemasaran produk dari
UD. Pratiwi saat ini ke Super Market wilayah Kota Mataram, toko oleh-oleh, warung
makan dan kantor sekitar Kota Mataram. Tujuan Praktikum Kerja Lapangan (PKL) ini
yaitu untuk memperoleh wawasan tentang alat dan alur produksi serta layout pada proses
pengolahan produk pangan di UMKM UD. Pratiwi. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penyusunan laporan PKL ini antara lain pengamatan (observasi),
wawancara, dan studi pustaka. Alur proses produksi, penggunaan alat dan layout
bangunan produksi di UD. Pratiwi sudah sesuai dengan standar sanitasi yang ada.
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing/Penguji
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
KATA PENGANTAR
iv
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Kerja Lapangan (PKL) di UD. Pratiwi, Kelurahan Rembiga Utara, Kecamatan Selaparang,
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah
satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa/i Fakultas Teknologi Pangan dan
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih
khususnya kepada :
1. Ibu Baiq Rien Handayani, SP., M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknologi
2. Bapak Dr. Ir. Satrijo Saloko, MP. selaku Ketua Program Studi Ilmu dan
Mataram.
3. Ibu Rini Nofrida, S.TP., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah
5. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik
dari segi isi, penampilan maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu, diharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan tulisan
selanjutnya.
v
Semoga laporan ini praktek kerja lapangan ini dapat memberikan manfaat bagi kita
Penulis,
vi
Halaman
DAFTAR ISI
vii
B. Fokus dan Pelaksanaan Kegiatan............................................................................21
1. Metode Pengumpulan Data.................................................................................21
C. Kendala Yang Dihadapi.........................................................................................22
D. Cara Mengatasi Kendala........................................................................................22
BAB IV KESIMPULAN...............................................................................................24
A. Kesimpulan............................................................................................................24
B. Saran......................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN..................................................................................................................26
viii
DAFTAR GAMBAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1. Maksud Praktik Kerja Lapangan
a. Mempelajari, meningkatka dan memperluas keterampilan yang dimiliki dalam
dunia kerja.
b. Mengembangkan dan memantapkan sikap professional yang diperlukan
untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang masing-masing.
4
Bagian Tempat PKL : Bagian Produksi
Mahasiswa memilih UMKM UD Pratiwi adalah karena penyesuaian dengan bidang yang
sedang ditempuh oleh mahasiswa, yaitu Ilmu dan Teknologi Pangan. UD. Pratiwi
menggunakan bangunan rumah tempat tinggal pribadi sebagai tempat produksinya.
2. Jadwal Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan mulai tanggal 19 April 2021 sampai tanggal
26 Juni 2021 dengan jadwal kerja 6 hari seminggu, dimulai dari hari senin sampai dengan
hari sabtu pada pukul 09.30 sampai dengan 13.00 WITA.
5
BAB II
A. Sejarah Perusahaan
UMKM UD. Pratiwi merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil dan telah
Menengah yang bergerak dalam bidang pengolahan pangan produk lokal. UMKM UD.
Pratiwi merupakan UMKM binaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(DISPERINDAG). UD. Pratiwi didirikan sekitar tahun 2006 oleh Hj. Erning. Sebelum
didirikannya UD. Pratiwi, Hj. Erning selaku pemilik awalnya memiliki usaha toko yang
terletak di Rembiga. Awal mula beliau mendirikan UD. Pratiwi adalah karena
ketertarikan beliau dalam berusaha dan berbisnis sejak masih muda. Modal awal beliau
saat mendirikan UD. Pratiwi sekitar 4 s/d 5 juta rupiah dengan produk awal sus kering
dan sagon yang diimpor dari Pulau Jawa. UD. Pratiwi pernah memproduksi banyak jenis
produk diantaranya rengginang rumput laut, jus rumput laut, jelly rumput laut, kue
bangkit rumput laut dan kerupuk ikan tenggiri, namun saat ini hanya memproduksi komak
beragi, kerupuk rumput laut dan keripik singkong rasa gadung saja.
Pemilik UD. Pratiwi pernah beberapa kali menjadi wakil bagi Kota Mataram untuk
melakukan perjalanan keluar daerah dalam rangka pelatihan maupun pameran,
diantaranya yaitu pameran pangan lokal di Kota Palembang dan pelatihan pembuatan
tortilla di Kota Makassar. Ilmu yang didapatkan dari pameran dan pelatihan kemudian
6
disalurkan kepada pengrajin-pengrajin pangan lokal di NTB. UD. Pratiwi saat ini telah
memiliki beberapa izin produksi diantaranya izin PIRT dan sertifikat Halal MUI. Produk
Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan (DINKES) diperoleh pada
tahun 2007. Sementara itu untuk sertifikasi Halal MUI dari Lembaga Pengkajian Pangan,
Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) diperoleh pada
tahun 2009. UD. Pratiwi juga telah mengantongi izin HAKI (Hak Atas Kekayaan
Intelektual) Kota Mataram. Pengajuan HAKI bertujuan untuk membuat merk dagang dari
produk UD. Pratiwi dan untuk mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta. Adapun
nomor PIRT untuk produk komak beragi yaitu 2006527101107 dan untuk produk kue
bangkit yaitu 2006527101107. Sedangkan untuk nomor sertifikat halal MUI untuk produk
komak beragi yaitu 27120001041112 dan untuk produk kue bangkit yaitu
27120001041112. Produk kerupuk rumput laut belum memiliki nomor PIRT dan
sertifikat halal dari MUI.
a. Visi
Mengenalkan dan mengembangkan bahan pangan lokal untuk kemudian diolah
menjadi produk pangan lokal yang berkualitas dan dapat diterima oleh berbagai
kalangan masyarakat.
b. Misi
1) Menciptakan lapangan kerja baru.
2) Menciptakan usaha mandiri dan sukses.
3) Menjadikan olahan pangan lokal agar sebagai sumber cemilan di masyarakat.
B. Struktur Organisasi
Sejak terjadi gempa di Pulau Lombok pada tahun 2018, UD. Pratiwi tidak lagi
memproduksi produk pangan secara besar-besaran. UD. Pratiwi saat ini dipimpin oleh Hj.
Erning dengan hanya memiliki 2 orang karyawan saja. Adapun struktur organisasinya
sebagai berikut :
7
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi UD. Pratiwi
Pemilik
Hj. Erning
Karyawan
Pemasaran Produksi
Kurdi Nurhayati
Adapun tugas dan wewenang tiap unit kerja yang terdapat di UD. Pratiwi antara
lain :
1. Pemilik
Pemilik suatu perusahaan atau pemimpin perusahaan merupakan pemimpin
tertinggi yang memiliki wewenang tertinggi pula terhadap perusahaan. Pemilik
sekaligus pemimpin perusahaan UD. Pratiwi bertugas mengawasi dan mengatur
seluruh kegiatan bisnis yang ada pada perusahaannya.
Pemilik UD. Pratiwi adalah Ibu Hj. Erning.
8
C. Kegiatan Umum Perusahaan
Kegiatan umum yang dilakukan oleh UMKM UD. Pratiwi saat ini adalah
pembuatan produk kering, seperti komak beragi, kerupuk rumput laut dan keripik
singkong rasa gadung. Kegiatan produksi yaitu seperti pemilihan bahan baku, pencucian,
perendaman, penggorengan dan pengemasan. Produk yang telah jadi kemudian
dipasarkan ke sekitar Kota Mataram, seperti kantor-kantor, toko oleh-oleh, warung makan
dan Super Market.
BAB III
PELAKSANAAN PKL
A. Bidang Kerja
1. Proses Pengolahan Kue Bangkit Rumput Laut
Tepung Tapioka merupakan tepung pati yang diekstrak dari umbi singkong.
Tepun tapioka memiliki warna putih dengan tektur yang agak kesat, lebih kasar dari
9
tepung terigu. Tepung tapioka sering disebut dengan tepung singkong atau tepung
kanji.
Produk olahan UD. Pratiwi adalah komak beragi, kerupuk rumput laut,dan kue
bangkit rumput laut Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan komak beragi
adalah kacang komak, bahan utama kerupuk rumput laut adalah tepung kanji, dan
bahan utama kue bangkit rumput laut yaitu tepung tapioka. Pembelian bahan seperti
tepung tapioka atau tepung kanji diperoleh dari toko Haifa atau Niaga,dan kacng
komak diperoleh dari pasar swete jalan beratais. Proses pengolahan mulai dari masih
menjadi bahan baku sampai menjadi produk yang telah dikemas seluruhnya dilakukan
di rumah pemilik UD. Pratiwi..
Adapun proses pengolahan kue bangkit rumput laut di UD. Pratiwi dapat dilihat
pada gambar 3.2.
1. Gula
2. Garam
Pencampuran 3. Vanili
4. Santan
5. Rumput Laut Cair
10
Dicetak
Pengemasan
a. Pencampuran
Proses pertama yaitu penambahan bahan berupa 3 butir kuning telur, vanili,
garam dan gula, santan, ektrak rumput laut. Penambahan ini bertujuan untuk
memberikan tekstur yang lebih lunak pada adonan sehingga lebih mudah untuk
dicetak dan dibentuk.
b. Pengadukan
Proses kedua yaitu pengadukan adonan menggunakan mixer. Pengadukan
dilakukan kurang lebih sekitar 15 menit. Pengadukan bertujuan agar adonan yang
11
dibuat dapat menjadi kalis dan homogen. Pengadukan yang tidak sempurna dapat
menyebabkan kue yang dibuat tidak matang secara merata, dimana tekturnya akan
mengeras.
d. Pencetakan
Proses ketiga yaitu pencetakan adonan. Adonan yang telah kalis tadi
kemudian dicetak menggunakan pencetak kue bangkit dan ditaruh diatas lengser
12
menjual produk dengan kemasan dan desain yang tepat, untuk mendapatkan
attention calon konsumen sehingga terjadi proses pembelian. Bentuk kemasan
menggambarkan ukuran produk yang dikemas di dalamnya. Konsumen
menggunakan bentuk sebagai persepsi dalam menentukan isi atau ukuran berat
produk di dalamnya. Beberapa kemasan dibuat lebih besar yang biasanya terdapat
pada makanan kering, kemasan tersebut dibuat agar lebih menarik persepsi calon
pembeli untuk dibandingkan produk kompetitor.
Pengemasan menggunakan toples. Produk yang telah dikemas kemudian
diberi label dan disimpan dalam wadah box kedap udara.
Pencampuran I
a. Penambahan I Air
Pengadukan
Pengemasan
Pencetakan
Kerupuk mentah
13
Pengukusan (T= ±100oC, t= 35 menit
Penjemuran (t= ±1 hari)
3.7 Diagram Alir Proses Pembuatan Kerupuk Rumput Laut
a. Pencampuran I
14
Gambar 3. 9 Proses Penambahan II
15
c. Pengadukan
Proses berikutnya yaitu pengadukan adonan. Pengadukan dilakukan kurang
lebih sekitar 15 menit secara manual menggunakan tangan. Pengadukan bertujuan agar
adonan yang dibuat dapat menjadi kalis dan homogen. Pengadukan yang tidak
sempurna dapat menyebabkan kerupuk yang dibuat tidak matang secara merata,
dimana bagian dalam kerupuk masih bewarna putih dan saat digoreng tidak
mengembang.
d. Pencetakan
Proses berikutnya yaitu pencetakan adonan. Adonan yang telah kalis tadi
kemudian dibuat menjadi berbentuk silinder dengan ukuran kurang lebih 15 cm untuk
memudahkan pada saat pengukusan.
16
e. Pengukusan
Proses berikutnya yaitu pengukusan adonan. Adonan yang telah dibentuk
kemudian dikukus dalam panci besar atau dandang selama kurang lebih 35 menit
dengan suhu kurang lebih 100oC. Adonan yang dikukus dilapisi terlebih dahulu
dengan menggunakan plastik agar tidak menempel dengan permukaan panci.
17
g. Pemotongan
Proses berikutnya yaitu pemotongan. Pemotongan dilakukan secara manual
menggunakan pisau. Adonan yang telah kering kemudian dipotong secara vertikal
dengan ukuran yang tipis. Pemotongan adonan kerupuk perlu diperhatikan, dimana
pemotongan yang tidak sesuai dapat menyebabkan bentuk kerupuk menjadi tidak
beraturan dan kerupuk susah mengembang saat digoreng.
18
i. Pengemasan
Proses berikutnya yaitu pengemasan kerupuk. Menurut Mufreni (2016), Tujuan
kemasan selain melindungi adalah menjual produk di dalamnya, menjual produk
dengan kemasan dan desain yang tepat, untuk mendapatkan attention calon konsumen
sehingga terjadi proses pembelian. Bentuk kemasan menggambarkan ukuran produk
yang dikemas di dalamnya. Konsumen menggunakan bentuk sebagai persepsi dalam
menentukan isi atau ukuran berat produk di dalamnya. Beberapa kemasan dibuat lebih
besar yang biasanya terdapat pada makanan kering, kemasan tersebut dibuat agar lebih
menarik persepsi calon pembeli untuk dibandingkan produk kompetitor.
Pengemasan menggunakan plastik jenis PP (Polyprophylene) dengan klip
zipper. Menurut Khavilla (2019), PP merupakan polimer yang ringan karena memiliki
densitas sebesar 0,90-0,92 g/cm, memiliki kekerasan dan kerapuhan paling tinggi serta
bersifat kurang stabil terhadap panas. Selain itu plastik PP juga tidak mengontaminasi
makanan serta ramah lingkungan. Berat produk kerupuk rumput laut sekitar 80 gram
per kemasannya. Produk yang telah dikemas kemudian diberi label dan disimpan
dalam wadah box kedap udara.
19
a. Pencucian
Proses awal dalam pengolahan kacang komak beragi yaitu
pencucian. Proses pencucian bertujuan untuk membersihkan kacang
komak dari kotoran-kotoran yang menempel, proses pencucian ini
dilakukan di air yang mengalir. Pencucian bahan baku sebaiknya
dilakukan dibawah air yang mengalir sehingga kotoran langsung terbuang
(Nuryanti, 2017). Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadinya cemaran
fisik.
20
Gambar 3. 8 Proses pencucian kacang komak
b. Perendaman
Setelah proses pencucian, proses selanjutnya yaitu proses
perendaman, dimana kacang komak direndam selama ± 12 jam. Hal
tersebut dilakukan agar daging kacang komak lebih kenyal.
c. Perebusan
Perebusan dilakukan selama ±30 menit pada suhu mendidih.
Perebusan ini bertujuan untuk membuat kacang komak menjadi empuk dan
kenyal. (Putri, 2018). Pada proses perebusan ditambahkan garam
secukupnya.
21
Gambar 3. 10 Proses Perebusan Kacang Komak
d. Penyortiran
Setelah proses perebusan, kacang komak selanjutnya di sortir.
Proses penyortiran bertujuan untuk memilah komak yang rusak dengan
yang bagus, hal tersebut dilakukan agar produk tidak rusak dan
mengecewakan konsumen. Kacang komak yang bagus memiliki ciri-ciri
fisik berupa warna merah muda terang dan bertekstur empuk, sedangkan
kacang komak yang rusak memiliki ciri-ciri fisik yang berwarna gelap dan
ringan. Kacang komak yang sudah di sortir dapat dilihat pada gambar 3.5.
e. Penggorengan
Setelah proses penyortiran, kacang komak digoreng menggunakan
wajan. Proses penggorengan merupakan proses pemasakan kacang komak
menggunakan minyak goreng sebagai media penghantar panasnya. Pada
proses ini, api yang digunakan adalah api besar agar kacang komak yang
dihasilkan maksimal, dan matang sempurna. Kacang komak digoreng
sampai berwarna merah kecoklatan dan bertekstur renyah. Minyak yang
digunakan untuk menggoreng dapat dipakai maksimal dalam 2 kali
pemakaian. metode penggorengan ini biasa di sebut denga metode deep
frying. Metode tersebut karena metode ini menggunakan minyak dalam
22
jumlah banyak dan produk dapat terendam seluruhnya di dalam minyak
(Jamaluddin, 2018).
f. Pemberian bumbu
Proses pembumbuan bertujuan untuk memberikan rasa terhadap
kacang komak beragi sehingga komak beragi ini dapat menarik minat
konsumen. Adapun bahan yang digunakan dalam pembumbuan ini, yaitu
gula merah, bawang putih, garam dan cabai. Hasil proses pembumbuan
dapat dilihat pada gambar 3.7.
g. Pengemasan
Proses terakhir ialah pengemasan. Menurut Apriyanti (2018) proses
pengemasan memiliki dua fungsi antara lain fungsi protektif dan fungsi
promosional. Fungsi protektif ini berkaitan dengan melindungi produk dari
23
perbedaan iklim/cuaca dan melindungi produk saat proses distribusi
sehingga dapat mengurangi kerusakan pada produk yang akan diterima
oleh konsumen. Fungsi promosional merupakan sarana promosi dimana
perusahaan akan memberikan label dan desain kemasan yang dapat
menarik minat konsumen. Selain itu, penggunaan kemasan ditujukan untuk
menarik konsumen dengan pemberian label dan untuk mempermudah
pendistribusian. Kemasan yang digunakan adalah kemasan plastik
polyprophylene, kemasan standing pouch, dan kemasan plastik berbentuk
persegi panjang.
Jenis kemasan yang digunakan pada produk ini adalah plastik jenis
PP (Polypropylene) dengan klip zipper. Plastik ini menggunakan prinsip
kerja resleting sehingga telah memiliki alat segel sendiri tanpa perlu
menggunakan alat segel tambahan. Hal ini sangatlah praktis dan efisien
karen selain membuat pengemasan menjadi lenih cepat di kemas, selain itu
bertujun untuk memudahkan dalam membuka dan menutup produk.
Pelabelan pada produk komak beragi ini menngunakan stiker yang telah di
print. Produk kacang komak beragi ini satu bungkus dijual dengan harga
Rp. 6.000/pcs dengan berat bersih 60 gram. Proses pengemasan kacang
komak beragi dapat dilihat pada gambar 3.8.
24
alat manual saja tanpa menggunakan alat bermesin. Adapun alat yang digunakan dapat
dilihat pada tabel 3.1.
No Nama Mesin Gambar keterangan Spesifikasi
dan
Peralatan
1. Peniris Berfungsi untuk - Bahan : Aluminium
aluminium membantu dalam - Diameter : 25 cm
mencuci kacang komak
agar dapat disortir
dengan mudah.
Gambar.
(Sumber :Dokumentasi
Pribadi, 2021 )
2. Panci Berfungsi untuk - Bahan: Stainless
wadah dalam pencucian, Steel
perebusan dan - Kapasitas: 25 Kg
pembumbuan. Panci ini - Ukuran: 50 cm
memiliki kapasitas 25 kg.
Gambar.
(Sumber :Dokumentasi
Pribadi, 2021 )
3. Kompor gas Alat ini digunakan - Merek: Rinnai
untuk memanaskan saat - Ukuran: 62x39x17
proses penggorengan dan cm
perebusan.
Gambar.
(Sumber : Google, 2021 )
4. Spatula Berfungsi untuk - Bahan : stainless
mengaduk dan membalik steel
kacang komak selama - Ukuran : 40 cm
proses penggorengan.
Gambar.
25
(Sumber :Dokumentasi
Pribadi, 2021 )
5. Penyaring Befungsi sebagai - Bahan : stainless
alat untuk mengaduk steel
kacang komak selama
proses penggorengan
serta mengangkat dan
meniriskan minyak dari
Gambar.
(Sumber : Google, 2021 )
8. Blender Berfungsi untuk - Merk : Miyako
menggiling dan - Kapasitas : 1.5 L.
mencampurkan bahan- - Speed : 3 + Pulse.
bahan dalam proses - Big container :
pembumbuan. Gelas.
Gambar.
- Daya : 300 W.
(Sumber : Google, 2021 )
26
9. Pisau Berfungsi untuk - Bahan mata pisau :
mengupas bawang putih. stainless steel
- Bahan gagang :
plastic
Gambar.
(Sumber : Google, 2021 )
10. Cobek Berfungsi untuk - Bahan : batu
menghaluskan bawang
putih.
Gambar.
(Sumber :Dokumentasi
Pribadi, 2021 )
11. Wajan Berfungsi sebagai - Bahan: Stainless
wadah untuk proses Steel
penggorengan kacang - Diameter: 100 cm
komak dan juga
pembumbuan yang
Gambar. memiliki kapasitas
(Sumber :Dokumentasi sampai 5 kg.
Pribadi, 2021 )
12. Oven Berfungsi untuk -Bahan: Stainless
mematangkan adonan Steel
pada kue bangkit -Kapasitas: 40
Liter
- -Diameter: 50 cm
Gambar.
27
(Sumber :Dokumentasi
Pribadi, 2021 )
Gambar.
(Sumber :Dokumentasi
Pribadi, 2021 )
Gambar.
28
16. Pencetak kue Berfungsi sebagai - Bahan: Stainless
bangkit alat pencetak adonan kue Steel dan Kayu
bangkit
Gambar.
Gambar.
Gambar.
(Sumber :Dokumentasi
Pribadi, 2021 )
29
19. Talenan Berfungsi sebagai - Bahan: Kayu
wadah meletakkan - Ukuran: 20x15 cm
adonan kerupuk yang
akan dipotong.
Gambar.
(Sumber :Dokumentasi
Pribadi, 2021 )
4. Tugas Khusus
Adapun tugas khusus pada laporan ini yaitu bahan baku sanitasi dan higenis pada
proses pengolahan yang dilakukan di UD. Pratiwi. Kue bangkit merupakan adonan kue
kering yang dikembangkan dengan cita rasa yang manis dengan rasa jahe yang terasa pada
kue bangkit. Bahan utama pembuatan kue bangkit yaitu tepung tapioka atau tepung sagu.
Selain itu ada juga bahan tambahan seperti kuning telur, santan, gula halus dan daun pandan.
Bahan-bahan tersebut berperan dalam penambahan volume, memperbaiki gizi, rasa, tekstur,
dan juga memberi warna pada pembuatan kue.
Bahan baku yang baik untuk pembuatan produk kue bangkit yaitu :
1. Tepung tapioka dengan merk rose brand yang dibeli di Haifa berwarna putih dengan
tektur yang lembut dan halus.
30
2. Telur, memilih telur yang baik dengan cangkang yang tidak retak agar tekstur kuning
telur baik dan berwarna kuning
3. Santan, kualitas dari hasil santan yang baik adalah menggunakan kelapa yang utuh
4. Rumput Laut yang baik ketika digunakan untuk membuat kue bangkit yaitu rumput
laut berwarna coklat dengan tekstur kasar, kemudian difermentasi menjadi karegenan
yang berbentuk seperti kertas
5. Daun pandan yang digunakan adalah daun pandan yang diambil dikebun yang masih
muda dan berwarna hijau tua
6. Vanili yang digunakan yaitu vanili bubuk dengan merk vanilie poeder dengan netto:
500 mg untuk sekali produksi kue bangkit
Bahan Baku Produk Komak Beragi
No Nama Bahan
1 Sambal Bubuk Pedas Manis
2 Daun Jeruk
Bahan yang baik untuk membuat produk kerupuk rumput laut yaitu :
1. Tepung kanji yang baik bertektur halus dan tidak kasar, berwarna putih, jenis
tepung kanji yang digunakan pada pembuatan kerupuk rumput laut ini adalah
tidak bermerk.
31
a. Sanitasi Ruang
Sanitasi ruangan di UD Pratiwi sudah cukup baik. Bangunan yang digunakan
sebagai tempat produksi tidak tercemar oleh limbah padat maupun cair. Proses
sanitasi pada ruang pengolahan dilakukan sesering mungkin. Kegiatan sanitasi
dilakukan secara rutin dengan menyapu dan mengepel seluruh ruangan pengolahan,
baik sebelum maupun sesudah kegiatan produksi.
c. Sanitasi Karyawan
Sanitasi karyawan yang dilakukan di UD Pratiwi sebelum dan sesudah
produk memakai handsanitizer merupakan program yang kami buat, dan tetap
mencuci tangan dengan menggunakan sabun, memakai sarung tangan, masker, dan
clemek ketika produksi. Jika ada karyawan yang sakit maka pemilik UD Pratiwi
tidak diperkenakan untuk melakukan proses produksi.
32
langsung oleh pemilik UMKM karena proses tersebut menentukan kualitas akhir dari
produk yang dibuat.
33
D. Cara Mengatasi Kendala
Adapun cara-cara yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi kendala yang
dihadapi selama proses pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di UD. Pratiwi
adalah:
1. Mahasiswa memanfaatkan waktu luang yang ada untuk hal lain seperti berdiskusi
ataupun mencari informasi dengan bertanya kepada pemilik
UMKM.
34
BAB IV
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di UD. Pratiwi maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa UD.
Pratiwi merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di
bidang pengolahan pangan khususnya cemilan kering yang berlokasi di Kelurahan
Rembiga Utara, Kota Mataram proses pengolahan kerupuk rumput laut di UD. Pratiwi
secara garis besar terdiri dari proses pencampuran bahan, pengadukan, pencetakan,
pengukusan, pengeringan, pemotongan, penjemuran, pengemasan dan distribusi
keseluruhan proses produksi kerupuk rumput laut dilakukan secara manual dengan
memanfaatkan tenaga manusia. Penerapan sanitasi secara keseluruhan sudah dilakukan
dengan cukup baik untuk produsen pangan tingkat rumah tangga. Alur proses produksi,
penggunaan alat dan layout bangunan produksi di UD. Pratiwi sudah sesuai dengan
standar sanitasi yang ada.
B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di UD. Pratiwi maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kepada pihak UD. Pratiwi disarankan agar perlunya diciptakan inovasiinovasi baru
seperti varian rasa yang berbeda pada produk kerupuk agar dapat menarik minat
konsumen.
2. Kepada pihak UD. Pratiwi disarankan untuk memperbarui alat-alat yang digunakan
pada proses produksi sehingga dapat lebih menghemat waktu dan tenaga.
3. Kepada pihak UD. Pratiwi disarankan untuk meningkatkan promosi produk agar
mendapatkan banyak pembeli baru seperti promosi yang dilakukan melalui media
sosial.
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Mufreni, A. N. F., 2016. Pengaruh Desain Produk, Bentuk Kemasan dan Bahan Kemasan
terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Teh Hijau Serbuk Tocha). Jurnal
Ekonomi Manajemen. 2(2): 48-54.
LAMPIRAN