Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS PANGAN DAN HASIL PERTANIAN

Disusun Oleh :

Dandy Rohmad Hidayat D.111.19.0127

FTP A PAGI

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS SEMARANG

2021
ACARA I

UJI KADAR AIR

A. TUJUAN
1. Mengetahui prinsip dasar kadar air
2. Mengetahui perbedaan prinsip dari masing-masing metode
3. Dapat menentukan metode penentuan kadar air yang tepat sesuai sifat bahan.
4. Mengetahui keuntungan dan kekurangan masing- masing metode.
B. DASAR TEORI
Cabai merupakan komoditas yang tidak dapat ditinggalkan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Cabai selain berguna
sebagai penyedap makanan, juga mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk
kesehatan manusia. Cabai mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor
(P), Besi (Fe), vitamin-vitamin dan mengandung senyawa-senyawa alkaloid seperti
capsaicin, flavonoid, dan minyak esensial. Kandungan zat gizi buah cabai segar (dalam
100 gram bahan) terdiri dari kalori 31,00 kal, protein 1,00 gram, karbohidrat 7,30 gram,
kalsium 29,00 mg, fosfor 24,00 mg, vit A 470 SI, vit C 18,00 mg, dan air 90,90 gram
(Setiadi, 2006).
Cabai cepat sekali mengalami kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh beberapa
hal seperti pembusukan oleh bakteri atau jamur, perubahan-perubahan kegiatan enzim
yang menyebabkan cabai tersebut menyusut atau keriput serta penyimpanan, pengepakan,
pengangkutan cabai segar yang kurang baik.
Saat ini cabai merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia. Hampir semua rumah tangga mengkonsumsi cabai setiap hari sebagai
pelengkap dalam hidangan keluarga seharihari. Menurut Bappenas (2013), konsumsi
cabai rata-rata sebesar 1,55 kg per kapita per tahun. Permintaan yang cukup tinggi dan
relatif kontinyu serta cenderung terus meningkat memberi dorongan kuat masyarakat luas
terutama petani dalam pengembangan budidaya cabai dengan mengadopsi berbagai
teknologi yang tersedia. Produktivitas tanaman cabai yang tinggi dan waktu yang
dibutuhkan untuk penanaman relatif singkat, sehingga nilai ekonomi cabai cukup tinggi.
Dalam kondisi yang menguntungkan, cabai merupakan pilihan utama bagi petani di
banyak wilayah.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
 Botol timbang
 Penjepit
 Timbangan Analitik
 Oven Memmert VN 110
 Desikator
Bahan :
 CK = Cabai Kering
 CM = Cabai Merah
 CH = cabai Hijau
 CR = Cabai Rawit
D. CARA KERJA
1. Dikeringkan botol timbang kedalam oven dengan suhu 105 0 C selama 30 menit
kemudian didinginkan kedalam desikator selama ± 5 menit
2. Ditimbang dengan teliti menggunakan timbangan analitik.
3. Ditambahkan kurang lebih 2-3 gram sampel kedalam botol timbang
4. Selanjutnya dikeringkan sampel didalam gelas timbang menggunakan oven selama ±
5-7 jam pada suhu 1050 C.
5. Setelah itu ditimbang Kembali yang sebelumnya telah di masukkan kedalam
desikator.
6. Catat data timbangan setelah oven.

E. HASIL PENGAMATAN

Kode sampel (A) (B) Setelah oven (C)


BW + SP 1 BW + SP 2 BW + SP 3
BW BW + SP
CK 13,4275 15,7075 14,3691 14,3663 14,3638
CM 14,8833 16,9192 15,3741 15,3768 15,3752
CH 13,4055 16,4856 13,7754 13,7782 13,7766
CR 13,2866 15,2992 13,6256 13,6269 13,6264

KETERANGAN :
- SP = Sampel
- BW = Berat wadah
- Berat Sampel = B-A
- Berat Kering = C-A

% kadar air =

Cabai kering ( CK )

 % kadar air = = 58,7 %

( C1 )

 % kadar air =

( C2 )

 % kadar air =

( C3 )
Cabai Merah ( CM )

 % kadar air =

( C1 )

 % kadar air =

( C2 )

 % kadar air =

( C3 )
Cabai Hijau ( CH )

 % kadar air =

( C1 )
 % kadar air =

( C2 )

 % kadar air =

( C3 )

Cabai Rawit

 % kadar air =

( C1 )

 % kadar air =

( C2 )

 % kadar air =

( C3 )

F. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini yang membahas tentang Uji Kadar Air yang brtujuan untuk
mengetahui prinsip dasar dalam menganalisis kadar air, mengetahui perbedaan prinsip
dari masing – masing metode yang digunakan, dapat menentukan metode penentuan
kadar air yang tepat sesuai bahan yang digunakan, serta dapat mengetahui keuntungan
dan kekurangan pada setiap metode yang digunakan dalam Uji Kadar Air.
Uji Kadar air adalah salah satu metode uji laboratorium kimia yang sangat penting
dalam industri pangan untuk menentukan kualitas dan ketahanan pangan terhadap
kerusakan yangmungkin terjadi . Pengukuran kadar air dalam bahan pangan dapat
ditentukan dengan beberapa metode, yaitu: dengan metode pengeringan
( thermogravimeri ), metode destilasi ( thermovolumetri ), metode fisis dan metode
kimiawi ( Karl Fischer Method ). Dalam praktikum kali ini , metode yang digunakan
adalah metode pengeringan dengan Oven Memmert VN 110. Metode oven memiliki
beberapa kekurangan, yaitu bahan lain ikut menguap, terjadi penguraian karbohidrat
menghasilkan air yang ikut terhitung, ada air yang terikat kuat pada bahan yang tidak
terhitung.
Dalam praktikum kali ini didapat hasil pengamatan yang dilakukan Berat wadah ( BW
) cabai kering ( CK ) 13,4275 kemudian setelah ditambahkan sampel ( BW + SP )
mendapatkan hasil 15,7075. Hasil yang didapat berat wadah dan sampel ( BW + SP )
setelah di oven pada perlakuan yang pertama mendapat hasil 14,3691, pada perlakuan
yang kedua mendapat hasil 14,3663, pada perlakuan ketiga mendapat hasil 14,3638. Pada
sampel yang kedua Cabai Merah ( CM ) 14,8833 kemudian setelah ditambahkan sampel (
BW + SP ) mendapatkan hasil 16,9192. Hasil yang didapat berat wadah dan sampel ( BW
+ SP ) setelah dioven pada perlakuan yang pertama mendapat hasil 15,3741, pada
perlakuan yang kedua mendapat hasil 15,3768 dan pada perlakuan yangketiga mendapat
hasil 15,3752. Sampel selanjutnya yaitu Cabai Hijau ( CH ) 13,4055 setelah ditambahkan
sampel ( BW + SP ) 16,4856 , Hasil yang didapat berat wadah dan sampel ( BW +SP )
setelah dioven pada perlakuan pertama 13,7754, pada perlakuan yang kedua mendapat
hasil 13,7782, pada perlakuan yang ketiga mendapat hasil 13,7766. Pada sampel Cabai
Rawit ( CR ) 13,2866 setelah ditambahkan sampel ( BW + SP ) 15,2992. Hasil yang
didapat berat wadah dan sapel ( BW + SP ) setelah di oven pada perlakuan yang pertama
mendapatkan hasil 13,6256, pada perlakuan yang kedua mendapat hasil 13,6269 dan
perlakuan yang ketiga mendapat hasil 13,6264.
Pada praktikum kali ini dapat dihitung persentase kadar air, persentase kadar air yang
didapat pada Cabai Kering ( CK ) pada perlakuan yang pertama yaitu 58,7 %, pada
perlakuan yang kedua 58,82 %, pada perlakuan yang ketiga 58,93 %. Pada sampel Cabai
Merah ( CM ) pada perlakuan yang pertama mendapat hasil 75,89 %, pada perlakuan
yang kedua mendapatkan hasil 75,76 % , pada perlakuan yang ketiga mendapat hasil
75,83 %. Pada sampel Cabai Hijau ( CH ) pada perlakuan yang pertama mendapatkan
hasil 87,99 % pada perlakuan yang kedua mendapat hasil 87,89 % pada perlakuan yang
ketiga mendapat hasil 87,95 %. Pada sampel Cabai Rawit ( CR ) pada perlakuan yang
pertama mendapatkan hasil 83,16 %, pada perlakuan yang kedua mendapat hasil 83,091
% , pada perlakuan yang ketiga mendapatkan nilai 83,15 %. Dapat dilihat dari hasil yang
didapat nilai persentase tertinggi yaitu pada sampel Cabai Hijau yaitu 87,99 %, serta nilai
terendah pada sampel cabai kering yitu 58,7 %.
G. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa penguapan kadar air tidak
semuanya menguap karena nilai persentasenya masih tinggi yaitu sekitar 58,7 % - 87,99
%.
H. DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [BAPPENAS]. 2013. Studi Pendahuluan :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Pangan dan
Pertanian 2015 – 2019. Direktorat Pangan dan Pertanian. BAPPENAS. Jakarta.
Setiadi. 2006. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta

I. LAMPIRAN

Alat Oven Memmert VN 110


Sampel bahan yang digunakan

( cabai hijau, cabai merah, cabai rawit, cabai kering )

. Proses penimbangan sampel

Alat pendinginan menggunakan alat Desikator


ACARA II

UJI pH ( Keasaman)

A. TUJUAN
Tujuan praktikum pengukuran pH adalah untuk mengetahui nilai ph keasaman pada
sampel dengan menggunakan alat pengukur ph yaitu kertas lakmus.
B. DASAR TEORI
Derajat keasaman (pH) adalah nilai yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasan yang dimiliki oleh larutan. Kekuatan (tingkat) keasaman suatu zat
asam dinyatakan oleh banyaknya H+ dalam laruta,sedangkan kekuatan ( tingkat )
kebaasannya dinyatakan dengan banyaknya OH- dalam larutan ( jaya multi, 2012 )
Pengukuran pH banyak digunakan di laboratorium dan di industri minuman. Banyak
masyarakat yang belum mengetahui masalah kandungan kadar keasaman pada minuman
yang mereka konsumsi, padahal unsur kadar keasaman pada minuman dapat menjadi
parameter apakah minuman tertentu mengandung kadar keasaman yang tinggi atau
sebaliknya memiliki kadar kebasaan.
Mendeteksi suatu pH sangat dibutuhkan dalam upaya mengetahui kadar keasaman
pada suatu minuman. Selama ini masyarakat tidak mengetahui bahkan tidak peduli
apakah minuman yang dikonsumsi memiliki kadar keasaman yang tinggi. Kebanyakan
masyarakat masih menggunakan cara manual dalam mengukur pH suatu cairan, seperti
menggunakan kertas lakmus. Karena tidak semua orang mengetahui cara mengukur kadar
keasaman, maka diperlukan alat yang dapat mendeteksi kadar keasaman suatu cairan pada
minuman. Untuk mendeteksi kadar keasaman pada minuman yang dikonsumsi oleh
manusia sesuai dengan standar pH minuman.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
 Kertas lakmus
 Saringan
 Pisau
 Gelas beker
Bahan :
 Jeruk baby hijau
 Jeruk baby kuning
 Orange juice
 Active water
 Levite
 Floridina

D. CARA KERJA
1. Disediakan semua alat dan bahan
2. Dipotong jeruk baby kuning dan baby hijau menjadi 2 bagian
3. Diperas jeruk yang sudah dipotong dan disaring
4. Dimasukkan semua sampel ke dalam gelas beker secukupnya
5. Dicelupkan kertas lakmus pada masing-masing sampel
6. Diamati perubahan warna pada kertas lakmus.
E. HASIL PENGAMATAN

No Sampel pH Keterangan
1. Jeruk baby hijau 5,5 Asam
2. Jeruk baby kuning 6,5 Asam
3. Orange juice 4,5 Asam
4. Active water 4 Asam
5. Levite 4 Asam
6. Floridina 4,5 Asam
Keterangan :
0-7 = asam
7 = netral
> = basa
F. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini yang akan dibahas yaitu pH atau keasaman yang bertujuan
untuk mengetahui hasil nilai pH keasaman pada sampel dengan menggunakan alat
pengukur pH yaitu kertas lakmus.sampel yang digunakan dalam praktikum kali ini
menggunakan 4 jenis minuman ( Orange Juice, Active Water, Levite dan floridina) , serta
2 jenis jeruk yaitu jeruk baby kuning dan jeruk baby hijau. Perlakuan yang dilakukan
yaitu potong sampel dan peras kemudian tuang kedalam gelas beker selanjutnya celupkan
kertas lakmus lalu amati perubahan yang terjadi Jika lakmus merah berubah menjadi biru,
maka sampel merupakan basa. Jika lakmus merah tidak berubah maka bersifat asam.
Sebaliknya jika lakmus biru menjadi merah maka sampel tersebut bersifat asam. 
Pada praktikum kali ini didapat nilai pH pada masing masing sampel yaitu sampel
jeruk baby hijau dengan nilai pH 5,5 , sampel jeruk baby kuning dengan nilai pH 6,5 ,
sampel orange Juice 4,5, sampel Active water dengan nilai pH 4 , sampel Levite dengan
nilai pH 4 dan sampel Floridina dengan nilai pH 4,5. Dapat dilihat bawha semua sampel
memiliki sifat asam yang memiliki nilai keasaman 0-7. Dari kesemua sample yang
menunjukkan tingkat keasaman paling asam yaitu levite dan Active water yaitu dengan
nilai pH 4.
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari . Secara umum, zat–zat yang memiliki rasa masam itu mengandung asam,
misalnya asam sitrat pada jeruk, asam asetat pada cuka makanan, serta asam benzoat yang
digunakan sebagai pengawet makanan
G. KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa seluruh sampel pada uji pH
keasaman kali ini semuanya memiliki sifat asam yaitu 4 – 6,5. Karena Asam yang
terdapat pada jeruk sebagai vitamin C adalah asam sitrat dan askorbat.
H. DAFTAR PUSTAKA
Jaya Multi Mandiri, 2012, Alat Ukur pH Lutron 201, https://digital-
meterindonesia.com/p/alat-ukur-ph-lutron-ph-201/, 9 Mei 2019
I. LAMPIRAN

Sampel buah ( jeruk baby kuning dan jeruk baby hijau )


Sampel minuman

( orange juice, levite floridina, active water )

Proses pemerasan sampel untuk diambil sampel sari buah jeruk

Kadungan air dari semua sampel

Kertas lakmus yang digunakan untuk

pengukur asam dan hasil yang diperoleh


ACARA III

UJI BRIX ( gula)

A. TUJUAN
Untuk menentuk konsentrasi gula, yaitu untuk menyatakan konsontrasi C % berat atau
kepadatan gula dalam larutan.
B. DASAR TEORI
Uji Brix adalah nilai yang digunakan untuk penentuan konsentrasi gula, yaitu untuk
menyatakan konsentrasi (% berat) atau kepadatan gula dalam larutan. Nilai Brix adalah
perkiraan yang sangat baik untuk konsentrasi gula bahan makanan cair, dalam kasus di
mana gula adalah komponen kimia utama setelah air. Ketika menggunakan refraktometer,
10 ° Brix sama dengan 10 gram gula dalam 100gram larutan / sampel.. Untuk mengetahui
seberapa banyak zat padat yang terlarut dalam larutan (brix) maka diperlukan suatu alat
ukur.
Refraktometer dalam lab komersial pangan dapat digunakan untuk menentukan
kandungan gula dari sirup, jus buah, jus sayuran, minuman berbahan susu, minuman
ringan, cola, madu, selai, jelly, selai jeruk dan minuman asam laktat.
Pengukuran brix menggunakan refraktometr sangat memudahkan analis dalam
melakukan pengukuran. Dimulai dari kalibrasi dengan aquadest kemudian sampel
diteteskan pada prisma refraktometer maka hasilnya akan langsung terbaca dalam satuan
brix tanpa menggunakan perhitungan rumus dan penyesuaian tabel konversi. Penggunaan
refraktometer ini sangat menghemat waktu dengan lama pembacaan hasil sekitar 20-30
detik dan mencegah terjadinya perubahan pada sampel. 
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
 Refractometer
 Gelas beker
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Pisau
 Saringan
Bahan :
 Jeruk baby hijau
 Jeruk baby kuning
 Orange juice
 Activ water
 Levite
 Floridina

D. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dituangkan masing-masing sampel dalam gelas beker
3. Diambil sampel menggunakan pipet
4. Diteteskan 1 tetes sampel pada alat ukur refaktometer
5. Diamati nilai brix pada refractometer

E. HASIL PENGAMATAN

Sampel Index gula Brix % 200 C


Jeruk baby hijau 7,2
Jeruk baby kuning 7
Orange juice 14
Active water 6
Levite 5
Floridina 11,3

F. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini akan membahas tentang uji brix yaitu nilai yang digunakan
untuk penentuan konsentrasi gula, yaitu untuk menyatakan konsentrasi (% berat) atau
kepadatan gula dalam larutan. Dalam praktikum uji brix yang bertujuan uuntuk
menyatakan konsontrasi C % berat atau kepadatan gula dalam larutan pada setiap sampel
yang ada. Satuan brix merupakan satuan yang digunakan untuk menunjukan kadar gula
yang terlarut dalam suatu larutan. Semakin tinggi derajat brix nya maka semakin manis
larutan tersebut.
Dalam praktikum kali ini didapatkan nilai indexs brik pada sampel yang pertama yaitu
Jeruk baby hijau yang mendapat nilai indeks 7,2 %, pada sampel jeruk baby kuning
didapat nilai indeks 7 %, sampel orange juice didapat nilai indeks 14 %, pada sampel
active water didapat nilai 6 %, pada sampel levite didapat nilai indeks 5 %, pada sampel
yang terakhir yaitu Floridina didapat nilai indeks 11,3 %.
Dalam uji brix kali ini didapatkan nilai indeks tertinggi yaitupada sampel orange juice
yaitu dengan nilai indeks 14 % serta nilai indeks terendah didapat pada sampel levite
yaitu 5 %.
Parameter yang dianalisis pada sari buah hanya terbatas pada nilai brix (konsentrasi).
Analisis yang dilakukan untuk kualitas sari buah mengacu pada SNI 01-3719-1995
tentang sari buah dan standart pada Codex General Standart for Fruit Juice and Nectars
(Codex Stan 247 tahun 2005) tentang Standart umum untuk jus buah dan nectar.
Perbedaan jumlah nilai total tersebut disebabkan karena tingkat kematangan buah itu
sendiri yang berbeda, semakin matang buah maka kandungan gulanya semakin besar.
G. KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa nilai indeks tertingi terdapat pada
sampel Orange Juice dengan nilai indeks 14 %. Nilai indeks ini menunjukan kadar gula
yang terlarut dalam suatu larutan. Semakin tinggi brix nya maka semakin manis larutan
tersebut.
H. DAFTAR PUSTAKA
Analysis of Food and Natural Products Exercise: Determination of carbohydrates in
foodstuff. Institute of Chemical Technology, Prague.
AOAC. 2005. Official Method of Analysis of The Association of Official Analytical
Chemistry. Washington D.C. : AOAC Intl.
Dewi, A et al. 2019. Characterization of essential oil from baby java orange (Citrus
sinensis) solid waste. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science.
https://bakerpedia.com/processes/brix/
https://refractometershop.com/collections/food-beverage/products/opti-digital-
refractometer-jam-1
I. LAMPIRAN

Nilai indeks brix

Nilai indeks Brix


ACARA IV
UJI VITAMIN C
A. TUJUAN
1. Mengetahui cara analisis kadar vitamin C dengan metode Iodometri
2. Mengetahui kadar vitamin C pada berbagai sampel
B. DASAR TEORI
Vitamin C adalah vitamin yang tergolong vitamin yang larut dalam air. Vitamin C
bermanfaat bagi kesehatan tubuh, yaitu sebagai sumber antioksidan. Vitamin C juga
bermanfaat sebagai senyawa pembentuk kalogen yang merupakan protein penting
penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Sumber Vitamin
C sebagian besar terdapat dalam buah-buahan terutama buah- buahan segar diantaranya
jeruk, jambu biji, mangga, nanas dan kiwi dan juga terdapat pada sayur-sayuran misalnya
kentang, sawi, kol, asparagus dan cabe.
Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun
1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan.
Albert Szent-Gyorgyi menerima Pneghargaan Nobel dalam fisiologi atau kedokteran pada
tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal
peranannya dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Pada beberapa
penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti berperan penting dalam
meningkatkan kerja otak.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen,yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan dan jaringan lain di
tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar,
pendarahan kecil dan luka ringan.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
 Enlemeyer
 Pipet
 Gelas ukur
 Pisau
 Saringan
Bahan :
 Aquades
 Iodin 0,1078 N
 Amilum 1 %
 sampel
D. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diukur sampel sebanyak 25 ml pada gelas ukur
3. Dituangkan sampel pada enlemeyer
4. Ditambahkan amilum sebanyak 2 ml pada sampel, sambil di homogenkan
5. Ditambahkan iodin setetes demi setetes pada sampel
6. Dihomogenkan
E. HASIL PENGAMATAN

No Sampel Banyak tetesan Perubahan warna


Sebelum Sesudah
iodin
1. Jeruk baby hijau 12 Kuning keruh Coklat
2. Jeruk baby kuning 13 Kuning keruh Ungu
3. Orange juice 7 Kuning bening Biru tua
4. Active water 1 Kuning bening Biru tua
5. Levite 1 Orange bening Ungu
6. Floridina 11 Orange keruh Ungu

Keterangan :
1 tetes = 0,05 ml
Contohnya : 12 tetes x 0,05 = …… ml

mg Vit C ( sampel ) =

Kadar Vit C (%) =

 Sampel Jeruk baby hijau


12 x 0,05 ml = 0,6 ml

mg Vit C =

= 0,021 %
 Sampel Jeruk baby kuning
13 x 0,05 ml = 0,65 ml

mg Vit C =

= 0,022 %
 Sampel Orange Juice
7 x 0,05 ml = 0,35 ml

mg Vit C =

= 0,012 %
 Sampel Active Water
1 x 0,05 ml = 0,05 ml

mg Vit C =

= 0,0017 %
 Sampel Levite
1 x 0,05 ml = 0,05 ml

mg Vit C =

= 0,0017 %
 Sampel Floridina
11 x 0,05 ml = 0,55 ml

mg Vit C =

= 0,019 %
F. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini yang akan dibahas yaitu uji vitamin C yang bertujuan untuk
mengetahui cara analisis kadar vitamin C dengan metode iodometri serta mengetahui
kadar vitamin C pada setiap sampel. penentuan kadar vitamin C pada sampel dengan
metode iodimetri. Dasar dari metode iodimetri adalah bersifat mereduksi vitamin C.
Vitamin C (asam askorbat) merupakan zat pereduksi yang kuat dan secara sederhana
dapat dititrasi dengan larutan baku iodium. Metode iodimetri (titrasi langsung dengan
larutan baku iodium 0,1 N) dapat digunakan pada asam askorbat murni atau larutanya.
Penetapan kadar vitamin C dengan metode iodimetri ini merupakan reaksi reduksi-
oksidasi (redoks). Dalam hal ini vitamin C bertindak sebagai zat pereduksi (reduktor) dan
Iodium sebagai zat pengoksidasi (oksidator). Penetapan kadar vitamin C pada buah kiwi
mendapatkan hasil dalam bentuk persen.
Dalam praktikum kali ini dapat dilihat dari tabel hasil percobaan bahwa Jeruk baby
hijau sebelum ditetesi iodine berwarna kuning keruh setelah di tetesi iodin sebanyak 12
tetes terjadi perubahan warna menjadi coklat, sampel jeruk baby kuning sebelum ditetesi
iodine memiliki warna kuning keruh setelah ditetesi iodine sebanyak 13 tetes terjadi
perubahan warna menjadi coklat, pada sampel orange juice sebelum ditetesi iodin
berwarna kuning keruh setelah ditetesi iodine sebanyak 7 tetes terjadi perubahan warna
menjadi ungu, pada sampel Active water sebelum ditetesi iodine memiliki warna kuning
bening setelah ditetesi iodine sebanyak 1 tetes terjadi perubahan warna menjadi biru tua ,
sampel levite sebelum ditetesi iodine memiliki warna orange bening setlah ditetesi iodine
sebanyak 1 tetes terjadi perubahan warna menjadi ungu, pada sampel Floridina sebelum
ditetesi memiliki warna orange keruh setelah ditetesi iodine sebanyak 11 tetes maka
terjadi perubahan warna menjadi ungu.
Dalam praktikum kali ini juga dapat dihitung oersamaan kadar vitamin c yang
terdapat pada setiap sampel yaitu sampel jeruk babay hijau terdapat nilai kadar vitaminc
sebanyak 0,021 %, pada sampel jeruk baby kuning terdapat 0,022 %, pada sampel orang
juice terdapat 0,012 %, pada sampel active water terdapat 0,017 % , dalam sampel levite
terdapat 0,017 % dan dalam sampel minuman Floridina 0,019 %.
G. KESIMPULAN
Dalam praktikkum kali ini dapat disimpulkan bawha metode iodimetri adalah bersifat
mereduksi vitamin C. Vitamin C (asam askorbat) merupakan zat pereduksi yang kuat dan
secara sederhana dapat dititrasi dengan larutan baku iodine. Dan dari hasil yang diperoleh
sampel yang memeiliki kadar Vitamin C tertinggi yaitu jeruk baby kuning dengan nilai
kadar vitamin C 0,22 %.
H. DAFTAR PUSTAKA
Karinda M, Fatimawali F, Citraningtyas G. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C Manna
Dodol Dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan Iodometri.
Pharmacon, 2013, Vol 2, No 1.
Sari AD. Penetapan kadar vitamin c yang terdapat pada buah kiwi (Actinidia deliciosa (A.Chev)
C.F.
Liang & A.R.Ferguson) Secara Volumetric dengan 2-6- Dichlorofenol Indofenol.
Medan: Universitas Sumatra Utara, Skripsi, 2015.

I. LAMPIRAN

. Sampel buah ( jeruk baby kuning dan jeruk baby hijau )

. Sampel minuman

( orange juice, levite floridina, active water )

Amilum sebagai pembentuk suatu komples berwarna biru


ACARA V

UJI FEHLING

A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kadar gula secara semi kuantitatif
2. Untuk mengetahui keberadaan gula pereduksi pada sampel
B. DASAR TEORI
Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar
matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman berklorofil. Berdasarkan
strukturnya karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksi aldehid dan polihidroksi keton.
Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,
oligasokarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang terdiri dari
lima atau enam atom C, oligosakarida merupakan polimer dari 2-10 monosakarida,
sedangkan polisakarida merupakan polimer lebih dari 10 monomer monosakarida.
Molekul-molekul polisakarida sangat besar, oleh karena itu daya larutnya sangat
kecil. Pati merupakan polisakarida yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, sedangkan
glikogen merupakan polisakarida hewan / manusia. Pati atau glikogen apabila dihidrolisis
akan menghasilkan unit-unit glukosa.
Karbohidrat ada yang bersifat pereduksi dan non pereduksi. Sifat pereduksi ini
disebabkan adanya gugus aldehin dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi
ion-ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan basa. Dalam larutan
benedict yang terbuat dari campuran CuSO4, NaOH, dan Na-sitrat, gula tersebut akan
mereduksi Cu yang berupa Cu(OH)2 menjadi Cu2O yang tidak larut
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
 Gelas beker
 Tabung alkalin
 Pipet tetes
 Penjepit tabung
 Api spirtus
 Rak tabung
Bahan :
 5 jenis sampel minuman jeruk ( Floridina, Levite, Active Water, Jeruk baby hijau dan
kuning )
 Fehling A
 Fehling B
D. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan 3 ml sampel kedalam tabung alkali
3. Dimasukkan 2 ml fehling B kedalam masing-masing sampel kemudian di
homogenkan
4. Dimasukkan 2 ml fehling A kedalam masing-masing sampel dengan cara / dialirkan
sedikit demi sedikit melalui dinding tabung alkali
5. Diamati pembentukan cicncin dan warna yang muncul pada masing-masing sampel.
6. Dihomogenkan masing-masing sampel untuk kemudian dipanaskan hingga mendidih
7. Diamati perubahan warnanya serta endapan yang muncul.
E. HASIL PENGAMATAN

Sampel Sebelum Dipanaskan Setelah Dipanaskan


Cincin Warna Warna Endapan
Orange juice Tidak Kuning Coklat Ada
terbentuk kehijauan
cincin
Floridina Terbentuk Kuning Merah bata Ada
cincin kebiruan kecoklatan
berwarna hijau
Jeruk baby hijau Terbentuk Kuning Merah bata Tidak ada
cincin kebiruan kecoklatan
berwarna hijau
tipis
Jeruk baby Terbentuk Kuning Merah bata Tidak ada
kuning cincin kebiruan kecoklatan
berwarna hijau
tipis
Vit. Levite Terbentuk Kuning muda Merah bata Ada
cincin kebiruan
berwarna biru (muda)
Active water Terbentuk Kuning Merah bata Ada
cincin kebiruan
berwarna biru

F. PEMBAHASAN

G. KESIMPULAN
H. DAFTAR PUSTAKA
I. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai