Oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 23020112100060
Mengetahui,
Ketua Laboratorium
Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Penulis
4
RINGKASAN
FAUZAN LANANG PRADHANA. NIM 23020112100060. 2015. Kajian Proses
Produksi Nugget Ayam di PT So Good Food Manufacturing. (Pembimbing :
NUSWANTORO)
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) disusun berdasarkan serangkaian
kegiatan PKL yang dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2015 sampai dengan 28
Agustus 2015 di PT So Good Food Manufacturing. Kegiatan PKL bertujuan untuk
mengkaji proses produksi nugget ayam di PT So Good Food Manufacturing.
Metode yang dilakukan untuk mendapatkan data yaitu dengan kerja
praktik atau terlibat langsung dalam pabrik, wawancara pekerja, observasi,
pencatatan dan studi pustaka. Kegiatan PKL yang telah dilaksanakan ini dapat
memperoleh pengalaman dan pengetahuan praktik di lapangan khususnya
di bidang pengolahan produk nugget ayam SO GOOD di PT So Good Food
Manufacturing. Selain itu, untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan untuk
pembuatan nugget ayam yang terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku
penunjang, jumlah bahan baku dan bahan penunjang setiap periode, metode
penanganan bahan baku dan bahan penunjang, serta standar kualitas penanganan
bahan baku. Tahapan proses pembuatan nugget ayam di PT So Good Food
Manufacturing terdiri dari penerimaan bahan baku, grinding, forming, frying,
freezing dan packing. Bahan pengemas yang digunakan pada nugget ayam SO
GOOD yaitu bahan Low Density PolyEthylene (LLDPE).
DAFTAR ISI
RINGKASAN ....................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
4.3 Jenis Bahan yang Digunakan Untuk Pembuatan nugget ayam .......... 24
V. PENUTUP.. 42
5.2 Saran................................................................................................... 42
LAMPIRAN .......................................................................................................... 45
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
3. Alat dan Mesin yang digunakan dalam Proses Produksi Nugget Ayam di PT.
So Good Food Manufacturing ........................... 47
4. Jadwal Kegiatan .. 49
9
BAB I
PENDAHULUAN
mata kuliah wajib dan harus dilaksanakan oleh mahasiswa tingkat Strata 1 (S1)
lingkungan kerja dengan mengamati dan ikut serta dalam segala kegiatan yang
sesuai dengan bidang teknologi pangan. Dengan adanya kegiatan tersebut, maka
dunia kerja.
Saat ini, masyarakat lebih memilih makanan yang praktis, ekonomis, dan
cepat tersedia untuk dikonsumsi. Makanan siap saji atau yang lebih dikenal
dengan fast food adalah makanan yang disajikan dalam waktu singkat dan dapat
dikonsumsi secara cepat (Ratnaningsih, 1999). Salah satu makanan olahan siap
daging berkualitas rendah karena potongan daging yang relatif kecil dan tidak
beraturan untuk dilekatkan kembali menjadi ukuran yang lebih besar menjadi
Nugget yang menggunakan daging ayam sebagai bahan dasarnya disebut nugget
ayam. Selain daging ayam, dalam pembuatan nugget ayam yang merupakan
Priyanti, 2012). Nugget ayam adalah salah satu produk pangan yang paling
produsen yang memperhatikan kualitas bagi konsumen supaya sehat, aman, dan
proses pengolahan bahan baku menjadi produk akhir terjadi dengan baik,
1.2. Tujuan
secara langsung proses produksi nugget ayam yang baik serta mengenali
1.3. Manfaat
pangan yang baik untuk dikonsumsi, serta membandingkannya dengan dasar teori
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dimasak dan dibekukan, dibuat dari campuran daging ayam giling yang diberi
bahan pelapis dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan
1992). Proses pengolahan nugget ayam mencakup enak tahap yaitu pembentukan
Nugget ayam juga merupakan produk emulsi minyak dalam air. Emulsi
daging pada nugget merupakan emulsi kompleks dari butiran lemak yang
terdispersi (Keeton, 2001). Faktor kualitas nugget dapat ditentukan melalui filler
dan binder. Penambahan bahan pengisi (filler) dan bahan pengikat (binder)
daging ayam. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang berkualitas
13
tinggi, mengandung asam amino essensial yang lengkap dan asam lemak tidak
jenuh (ALTJ) yang tinggi. Selain itu serat dagingnya pendek dan lunak sehingga
pada bagian tertentu dari ayam (Owens, 2001). Nugget ayam adalah salah satu
sebesar 30g/100g dan serat sebesar 0,9g/100g (Nurmalia, 2011). Komposisi kimia
Bahan baku yang digunakan untuk membuat nugget ayam original terdapat
enam macam bahan baku yang diperlukan. Bahan baku tersebut meliputi bahan
utama, emulsi, bahan tambahan, bumbu, bahan pelapis, dan bahan pengemas.
daging ayam. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang berkualitas
tinggi. Kandungan protein air dan lemak pada daging ayam masing-masing
sebesar 23,3%; 73,8%, dan 1,2% (Aberle et al., 2001). Daging ayam yang biasa
digunakan dalam pembuatan nugget ayam adalah daging ayam broiler. Menurut
Steward et al (1972), ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa teknologi
14
sebagai penghasil daging, siap dipotong pada usia relative muda, daging bersifat
lunak dan dipasarkan pada umur 6-8 minggu. Daging ayam yang diolah di PT So
Good Food Manufacturing berasap dari Rumah Potong Ayam (RPA) yang masih
berada di dalam naungan perusahaan. Ayam yang berasal dari RPA berupa ayam
yang baru dipotong sehingga perlu dipotong untuk dipisahkan bagian demi bagian
kemudian dibekukan pada blast freezer selama satu hari. Daging ayam beku
2.3.2. Pengemulsi
terdiri dari kulit ayam, minyak nabati, air, es, dan Isolated Soy Protein (ISP)
dimana penambahan setiap bahan memiliki fungsi dalam sistem emulsi. Menurut
Tanikawa (1963), emulsi berfungsi untuk memperbaiki tekstur, cita rasa, daya ikat
air, dan memperbaiki elastisitas produk akhir. Hal ini dapat membuat tekstur
Emulsi untuk membuat nugget ayam dinamakan sistem emulsi lemak, yaitu
lemak yang terdispersi dalam koloid. Lemak dapat diperoleh dari kulit ayam dan
minyak nabati, koloid berasal dari air dan es batu yang ditambahkan. Lemak dan
koloid (air) memiliki dua fase yang berbeda yang menyebabkan keduanya tidak
akan bercampur secara alami maupun dengan bantuan mekanis. Akan tetapi,
lemak dan koloid dapat bercampur dengan bantuan kimiawi atau yang sering
sebagai bahan pengemulsi. Emulsi lemak dalam air tidak stabil, selalu berusaha
memisahkan diri, maka protein sebagai pengikat air dan lemak. Protein yang
telah diambil proteinnya kemudian dikeringkan atau yang dikenal dengan Isolated
Soy Protein (ISP). Selain itu, es batu yang ditambahkan pada pembuatan emulsi
2.3.3. Bumbu
Bumbu merupakan bahan campuran terdiri atas satu atau lebih rempah-
lebih disukai oleh konsumen (Farrel. 1990). Bumbu ditambahkan untuk memberi
cita rasa pada produk nugget ayam sesuai dengan keinginan atau dengan
penambahan bumbu cita rasa yang terbentuk menjadi lebih kuat. Winarno dan
ditambahkan dan berguna untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, dan citarasa
pangan karena penambahannya yang sedikit pada sejumlah produk yang banyak.
digunakan adalah bawang putih, garam, ketumbar, dan lada dalam bentuk serbuk.
bercampur secara homogen. Selain itu, pengadaan bumbu tidak dalam bentuk
diinginkan atau kotoran, seperti kulit bawang putih yang belum terkupas. Ada
ayam Original berupa batter dan breader. Menurut Davis (1983), batter adalah
campuran yang terdiri dari air dan tepung pati yang digunakan untuk mencelupkan
produk sebelum dimasak. Tepung memberikan karakter dasar bagi fungsi utama
batter, yaitu daya adhesi, tekstur, rasa, dan warna sedangkan air memberikan
adalah campuran tepung, pati dan bumbu, berbentuk kasar, dan diaplikasikan
ukuran, warna, rasa, absorbsi, tekstur, dan densitas. Menurut Owens (2001),
membedakan jenis breader adalah ukuran, bentuk, tekstur, warna dan rasa.
bernama medium yellow breadcrumbs. Breader ini berwarna kuning muda dan
yang menarik. Batter dan breader juga dapat meningkatkan nilai gizi dari suatu
Selain itu, batter dan breader bertindak dalam menjaga kelembaban produk
berbagai alasan. Salah satu bahan penunjang yang paling penting adalah garam.
Garam memiliki dua fungsi pada produksi nugget ayam, yaitu untuk memperbaiki
rasa dan membantu mengekstrak protein (Owens, 2001). Garam juga dapat
meningkatkan daya ikat air protein otot (Wilson et al., 1981). Tidak kalah
ekstraksi protein. Fosfat dapat meningkatkan daya ikat air oleh daging dengan
pengikatan air. Pengikatan air dapat terjadi dimana garam dan fosfat ditambahkan
setelah daging digiling. Tujuan penambahan garam dan fosfat pada tahap ini agar
bisa terjadi kontak antara permukaan daging dengan kedua bahan ini sehingga
adalah air dan pati. Air berfungsi untuk meningkatkan kelembaban dan
pengisi (Owens, 2001). Pati yang digunakan oleh perusahaan ini adalah Textured
Vegetable Protein (TVP). TVP memiliki pernbedaan bentuk dan fungsi dengan
ISP. ISP berbentuk serbuk halus sedangkan TVP berbentuk butiran besar
atau penambah nilai gizi daging. Dengan TVP yang memiliki nilai protein yang
18
setara dengan daging memiliki kecepatan pemasakan yang lebih besar. TVP sering
digunakan dalam industri olahan daging dan peternakan untuk mengurangi biaya
produksi atau untuk menambahkan nilai gizi pada produk dengan masa simpan
penggorengan dari nugget ayam mentah menjadi nugget ayam setengah matang.
Minyak goreng yang digunakan berasal dari minyak nabati, yaitu hasil dari
adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan
dan berbentuk cair pada suhu kamar yang biasa digunakan untuk menggoreng
makanan. Minyak goreng dari tumbuhan biasanya dihasilkan dari tanaman, seperti
ayam adalah bahan yang dapat menurunkan suhu campuran. Bahan yang
cair dan gas karbondiosida dilakukan pada saat proses pencampuran untuk
menurunkan suhu adonan sehingga menjadi lebih mudah dicetak dan diperoleh
nugget ayam yang akan dicetak dengan sangat cepat. Gas N2 dapat menyebabkan
terjadi kontak yang lebih baik antara media pendingin dengan produk mengingat
wujudnya gas yang lebih menyebar ke seluruh permukaan adonan yang sedang
19
diaduk oleh mesin. Bahan ini tidak beracun dan bersifat inert (tidak larut)
sehingga aman bagi produk. nitrogen (N2) cair yang merupakan zat alami hasil
pencairan gas yang terbentuk dari udara bebas yang mengandung 78% nitrogen.
bersifat tidak beracun dan inert seperti gas karbondioksida, maka sering
Manufacturing.
keselamatan konsumen, seperti kontaminasi mikroba, nilai gizi, masa simpan, dan
transportasi, serta menambah daya tarik konsumen ketika melihat kemasan yang
unik dari segi bentuk, warna, dan bahan kemasannya. Informasi mengenai nama
produk, jenis produk, berat, nilai gizi, tanggal kadaluarsa pun tercantum pada
kemasan. Kemasan SO GOOD nugget ayam Original terbagi menjadi dua, yaitu
produk, mengemas beberapa buah nugget ayam menjadi satu wadah. Kemasan
primer ini mengemas berat bersih produk sebesar 400 g. Kemasan primer terbuat
dari plastik berbahan Low Density Polyethylene (LDPE). Plastik ini kedap udara,
debu, dan air setelah direkatkan dengan mesin perekat. Informasi yang diperoleh
dari kemasan primer berupa nama produk, jenis produk, rasa, berat bersih, dan
20
produsennya tertera pada bagian muka kemasan plastik ini. Pada Gambar 4 dapat
primer. Kemasan sekunder yang digunakan pada produk dalam perusahaan ini
berupa kemasan berbahan dasar selulosa, berupa regular slotted box. Kemasan ini
berisi informasi berupa jenis produk, berapa jumlah kemasan primer yang terdapat
nama, dan logo perusahaan. Kemasan sekunder ini ditunjang dengan bahan
berukuran besar. Pita rekat berbahan plastik dimana salah satu permukaannya
berlapis lem.
Daging ayam yang belum diolah menjadi nugget setelah diterima oleh
petugas QC dari RPA lalu disimpan didalam chilling room dengan suhu -4C dan
menunggu untuk diolah. Daging yang sudah diolah menjadi nugget disimpan di
gudang beku dengan suhu -15C. Nugget yang telah diolah disimpan di dalam
yang dilakukan untuk menjamin bahwa proses yang terjadi akan menghasilkan
21
produk sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kegiatan pengawasan mutu adalah
dengan tujuan. Hal tersebut meliputi semua kegiatan dalam rangka pengawasan
dari rencana standar agar dapat segera diperbaiki. Secara garis besar,
berikut:
Mutu bahan baku sangat mempengaruhi hasil akhir dari produk yang
dibuat. Bahan baku dengan mutu yang baik akan menghasilkan produk baik dan
sebaliknya jika mutu bahan baku buruk akan menghasilkan produk buruk.
gudang, selama penyimpan dan waktu bahan baku akan dimasukkan dalam proses
produksi.
proses produksi dapat diketahui, untuk segera dilakukan perbaikan atau koreksi.
contoh (sampel) pada selang waktu yang sama. Sampel tersebut dianalisis, bila
tidak sesuai dengan standar berarti proses produksinya salah dan harus diperbaiki.
22
Produk akhir harus diawasi mutunya sejak awal proses produksi hingga
BAB III
Agustus setiap hari senin sampai dengan sabtu pada pukul 08.00 WIB sampai
Materi yang diamati selama PKL terdiri dari pengamatan secara langsung,
narasumber dan dokumentasi perusahaan yang dapat dilihat. Alat yang digunakan
selama PKL adalah alat tulis dan kamera untuk membuat dokumentasi dari setiap
secara langsung, pengamatan secara langsung dan didukung dengan diskusi secara
langsung dengan karyawan dan staf perusahaan untuk memperoleh data primer.
Data sekunder diperoleh dari dokumen atau data milik perusahaan yang
Jenis pengambilan data yang diambil meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diambil melalui praktik langsung di
menangani proses pengolahan nugget ayam serta pengendalian mutu pada proses
tersebut, serta observasi terhadap kegiatan dan hasil pengolahan nugget ayam.
24
Data sekunder adalah data dan informasi yang dapat diperoleh melalui
dokumen atau arsip yang dimiliki oleh PT So Good Food Manufacturing yang
BAB IV
bernama PT Japfa OSI Food Industries yang merupakan usaha bersama (joint
venture) antara OSI (Otto and Sons Incoorporation) Amerika dengan PT Japfa
kepemilikan saham, maka pada tanggal 1 November 2003 berganti nama menjadi
PT Japfa Santori Indonesia dan tidak bekerja sama lagi dengan OSI. Pada tanggal
Food Manufacturing sampai sekarang dengan tujuan agar menjadi familiar dengan
produk So Good.
McDonalds yang memasok bahan baku dari OSI (Otto and Sons Incorporation),
pada Juni 1997 didirikan PT Japfa-OSI Food Industries sebagai perusahaan Joint
Adisatwa sebagai pemasok bahan baku daging pada tahun 2004. Namun setelah
proses produksi dilakukan sendiri tetapi alat produksi masih milik bersama.
sertifikat halal dari LP-POM MUI Provinsi Banten. Hingga saat ini semua produk
2009.
Japfa dan termasuk PT So Good Food Manufacturing memiliki visi dalam hal
kerja sama tim yang sangat baik dan pengalaman yang telah terbukti.
27
jalan raya sehingga dapat mempermudah transportasi. Selain itu, daerah ini juga
dekat dengan pelabuhan, bandara, dan ifrastruktur sekitarnya seperti jalan raya
dan pintu tol cukup memadai sehingga penerimaan bahan baku dan
dengan luas bangunan sebesar 22.000 m2 yang terdiri atas bangunan kantor dan
bangunan pabrik utama. Bangunan kantor terbagi dalam beberapa ruangan untuk
kantor-kantor departemen, kamar mandi, dan ruang ibadah yang terpisah dari
bangunan kantor utama. Bangunan kantor dibangun di atas tanah yang lebih tinggi
satu sampai dua meter diatas tanah bangunan pabrik utama. Bangunan pabrik
terdiri atas gudang bahan baku, ruang proses produksi, ruang pengemasan dan
berbentuk garis struktur yang terdapat garis-garis dari kekuasaan, wewenang, dan
tanggung jawab yang bercabang dari pimpinan teratas sampai terendah dalam
membawahi plant manager, R&D, QA, Purchasing & Logistic, Finance &
Accounting, Sales & Marketing, HRD & GA, Maintenance, production poultry.
28
Lampiran 2.
a. General Manager
b. Plant Departement
jawab dalam menghasilkan produk yang dapat memenuhi standar permintaan atau
produksi agar dapat tetap berjalan dengan baik dan layak beroprasi.
yang keluar dari perusahaan yang bekerja sama dengan PT Supra Sumber Cipta
Line, QA in-Line, dan QA Sanitasi yang bertanggung jawab dalam menjaga dan
mengawasi kualitas bahan baku hingga produk jadi dan nantinya dapat memenuhi
standar mutu dan spesifikasi yang ditetapkan agar aman dikonsumsi. Bagian QA
MUI dan BPOM serta memastikan GMP, HACCP, dan ISO yang telah
bahan baku dan bahan yang menunjang, memeriksa produk jadi yang akan dikirim
baik lokal maupun tidak rutin, jenis, metode, serta bahan yang digunakan dalam
proses sanitasi.
pembelian, dan pengawasan bahan baku dalm proses penerimaan barang dan
perusahaan serta perhitungan pajak dan pembiayaan baik dana masuk maupun
yang keluar.
Human Resource Department and General Affair (HRD & GA) bertugas
dalam hal ketenagakerjaan yang meliputi planning recruitment, seleksi, dan tenaga
i. Maintenance
dilakukan operator mesin serta memperbaiki mesin/alat produksi yang rusak dan
air bersih untuk keperluan sanitasi dan formulasi dengan cara pengolahan air
kotor, air sumur, air hujan, dan air balikan dari proses produksi. Selain itu bagian
Maintenance juga bertanggung jawab untuk kinerja boiler. Dalam satu hari pabrik
j. Production Poultry
pengadaan bahan baku utama untuk proses daging ayam olahan. RPA
dan BSL untuk produk nugget dan sayap ayam untuk produk spicy chicken. Ayam
hidup dari pemasok disembelih oleh RPA, cabut bulu, penghilangan bagian kaki,
31
leher, kepala, dan jeroan. Hasil keluaran RPA ini disebut karkas ayam. Karkas
ayam kemudian dipotong bagian per bagian kemudian dibekukan dengan alat
pendingin tiup (blast freezer) selama beberapa jam lalu daging ayam beku
disimpan dalam gudang raw material untuk siap diambil dan diolah ketika
dibutuhkan.
4.1.4. Ketenagakerjaan
tingkat pendidikan yang beragam; mulai dari tingkat SMP sampai tingkat S1.
Jumlah karyawan yang ada sampai tahun 2014 sebanyak 803 orang; dengan
karyawan pria berjumlah 315 orang dan karyawan wanita berjumlah 8 orang.
jam dalam satu minggu dengan 7 hari kerja. Pekerja terbagi dalam bentuk tiga
shift per harinya dan setiap departemen memiliki waktu kerja yang berbeda-beda.
1 07.00-15.00
Produksi (Produksi, Maintenance,
2 15.00-23.00
dan Quality Control)
3 23.00-07.00
08.00-17.00
Non-produksi
(40 jam/minnggu)
dari bahan baku utama dan bahan baku penunjang. Bahan baku utama yaitu
daging ayam yang diperoleh dari Rumah Potong Ayam (RPA) yang berada di
pemotongan, ayang dipisahkan dari kulit dan bulunya. Selanjutnya daging ayam
dipisahkan dari kepala, sayap, leher, dan tulang hingga didapatkan daging ayam
yang digunakan yaitu bagian dada tanpa tulang (Boneless Skinless Breast/BSB)
dan paha tanpa tulang dan kulit (Boneless Skinless Leg/BSL). Daging ayam yang
sudah dipotong di RPA lalu dibawa dan disimpan didalam gudang beku yang
berada di dalam pabrik pengolahan dengan suhu hingga -18C. Disimpan dalam
denaturasi protein pada daging, dan menjaga agar kemampuan Water Holding
Daging ayam yang digunakan dalam produksi nugget harus berasal dari
ayam yang sehat. Kondisi ayam yang sehat bisa dilihat dari matanya yang jernih
dan tidak terdapat adanya luka sebelum dilakukan pemotongan. PT So Good Food
karena pada usia ini kualitas ayam masih segar, kemampuan WHC tinggi, dan
dingin, kulit ayam, protein nabati, minyak nabati, fosfat dan nitrogen cair. Bahan
baku penunjang semua disimpan didalam dalam gudang kering atau gudang
bumbu. Namun, untuk kulit ayam disimpan didalam gudang beku bersama dengan
daging ayam.
Bahan baku utama yaitu daging ayam yang diperoleh dari Rumah Potong
Setelah melalui proses pemotongan, ayang dipisahkan dari kulit dan bulunya.
Selanjutnya daging ayam dipisahkan dari kepala, sayap, leher, dan tulang hingga
didapatkan daging ayam yang digunakan yaitu bagian dada tanpa tulang (Boneless
Skinless Breast/BSB) dan paha tanpa tulang dan kulit (Boneless Skinless
Leg/BSL). Daging BSB dan BSL dipilih dalam pembuatan nugget karena
memiliki tekstur yang lembut, seragam dan memiliki warna yang terang (Owens,
34
2001). Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang berkualitas tinggi,
mengandung asam amino essensial yang lengkap dan asam lemak tidak jenuh
(ALTJ) yang tinggi. Daging ayam yang biasa digunakan dalam pembuatan nugget
ayam adalah daging ayam broiler. Menurut Winedar et al (2004) kadar masing-
atau ras, umur dan jenis kelamin unggas yang bersangkutan. Bahkan pada karkas
unggas yang sama setiap komponen kadarnya berbeda-beda antara bagian yang
satu dengan lainnya. Daging ayam yang sudah dipotong di RPA lalu dibawa dan
disimpan didalam gudang beku yang berada di dalam pabrik pengolahan dengan
produksi secara langsung atau tidak langsung dalam suatu proses produksi untuk
mendapatkan produk yang diinginkan namun tidak ikut dalam produk akhir.
4.3.2.1. Battermix
Menurut Davis (1983) batter adalah campuran yang terdiri dari air,
nugget, menambah ketebalan nugget dan menambah rasa gurih pada nugget.
air bersuhu 10C sehingga didapatkan cairan berwarna putih seperti susu. Proporsi
tepung batter dan air adalah 2:3. Tepung batter dapat mempengaruhi ketebalan
35
produk karena kandungan tepung berasal dari gandum, jagung, tapioka, dan
protein. Selain itu, batter dan breader bertindak dalam menjaga kelembaban
4.3.2.2. Breadcrumb
lima jenis utama breader yaitu American bread crumbs, japanese bread crumbs,
crackermeal, flour breaders, dan extruded crumbs. Hal yang membedakan jenis
Breadcrumb dengan ukuran granula yang terlalu besar tidak akan menempel
4.3.2.3. Premix
gula, bawang putih dan merica. Campuran premix terdiri dari garam, merica,
bawang putih bubuk, lada, ketumbar, dan fosfat dengan proporsi tertentu.
aroma, rasa, dan antimikroba. Bawang putih memiliki senyawa aktif allicin,
36
sedangkan pada ketumbar disebut oleum coriandri, dan pada lada adalah piperin.
Merica atau lada sering ditambahkan dalam bahan pangan. Tujuan penambahan
masakan. Merica sangat digemari karena memiliki dua sifat penting yaitu rasa
pedas dan aroma yang khas. Rasa pedas merica disebabkan oleh adanya zat
piperin dan piperanin, serta chavicia yang meriupakan persenyawaan dari piperin
4.3.2.4. Air
tidak keras saat dimakan. Air dengan suhu rendah 4-10C digunakan untuk
tekstur bagian dalam yang lembut dan lunak. Ice flakes ditambahkan pada proses
pembuatan nugget untuk mencegah suhu bahan meningkat dan terjadi denaturasi
menambah citarasa pada nugget. Selain itu, kulit ayam yang mengandung banyak
lemak berperan untuk membantu proses pembentukan emulsi pada nugget. Bahan
pembentuk emulsi adalah kulit ayam, air es, dan isolate protein. Isolate protein
macam gugus, yakni gugus hidrolifik dan gugus hidrofobik. Gugus hidrofibik
37
akan mengikat air, sedangkan gugus hidrofibik akan mengikat lemak yang berasal
dari hasil samping pemotongan daging ayam. Setelah diperoleh bagian BSB atau
BSL, kulit yang sudah terpisah dipakai untuk bahan baku pembuat emulsi. Kulit
ayam yang digunakan merupakan kulit ayam yang bermutu baik, yakni yang
memiliki warna putih dan kuning pudar, bebas bulu, tulang lunak maupun tulang
keras, dan berbau normal. Kulit ayam yang berwarna kuning tidak digunakan
karena dikhawatirkan keadaan kulit ayam tersebut tidak segar atau sudah
4.3.2.7. Fosfat
Senyawa ini berfungsi sebagai penstabil pada sistem emulsi, meningkatkan daya
ikat air, meningkatkan pH, dan meningkatkan jumlah protein yang terekstrak
sehingga menghasilkan tekstur nugget yang baik. Proporsi fosfat yang digunakan
dalam pembuatan nugget adalah 0,3-0,4% dari berat daging. Jika jumlah fosfat
yang ditambah terlalu banyak, maka akan menimbulkan efek pahit pada nugget.
daya ikat air pada saat proses susut masak dan susut thawing. Menurut Owens
38
(2001) fosfat juga dapat mencegah terjadinya kerusakan oksidatif dan tujuan
penambahan fosfat dan garam adalah agar terjadi kontak antara permukaan daging
yang kompak, padat, dan mempermudah dalam proses pencetakan. Selain itu,
mikrobiologis.
blending disimpan didalam gudang beku dengan suhu normal atau suhu ruang.
tahapan yaitu dimulai dari penerimaan bahan baku hingga pengemasan dan
So Good Food Manufacturing dibagi menjadi 3 bahan baku utama, bahan baku
sekunder, dan bahan baku pengemas. Selain dipasok dari Rumah Potong Ayam
(RPA) yang berada dalam satu plant dengan pabrik, bahan baku daging ayam dan
kulit ayam dipasok dari peternakan (farm) yang berada di boyolali. Untuk bahan
supplier lain.
Bahan baku yang dating akan dicek oleh QC raw material. Jika sesuai
persyaratan, maka bahan baku disimpan di gudang beku yang bersuhu -18C
kering atau gudang bumbu dengan suhu ruang. Bahan baku tersebut disimpan
4.5.2. Tempering
untuk menaikan suhu daging dalam keadaan sudah dibekukan sebelum digunakan
dan CR 5 dengan suhu ruang 15C di mana daging yang berasal dari gudang beku
tergantung oleh berapa suhu daging yang diinginkan oleh bagian produksi, namun
Metode tempering daging ayam ada 2 jenis yaitu slow tempering dan rapid
dilakukan dengan membungkus bahan dengan plastik kemudian dialiri air dingin
lama waktu tempering maka kualitas daging akan menurun. Hal ini disebabkan
karena cemaran mikroorganisme. Oleh karena itu rentang suhu antara -1 hingga
4.5.3. Chopping
Proses chopping merupakan proses dimana kulit ayam dari gudang beku
dimasukkan ke dalam mesin bowl chopping untuk dihaluskan. Selain kulit ayam,
dalam mesin chopper juga dimasukkan lemak nabati yang berasal dari palm oil,
isolat protein, dan air es dengan proporsi yang sudah ditentukan. Hasil
pencampuran dalam mesin chopper ini adalah pasta homogen berwarna putih
kekuningan. Pasta ini berfungsi sebagai bahan pengemulsi saat dilakukan proses
ukuran daging ayam dan menghasilkan ukuran daging ayam yang homogen
sehinga dapat meningkatkan efisiensi pengadukan. Suhu BSB dan BSL yang akan
digiling berkisar antara 0-4C. hasil penggilingan berupa daging giling berbentuk
silindris dengan diameter sekitar 5-10 mm. Menurut Tatono (1994) penggilingan
daging diusahakan pada suhu di bawah 15C, yaitu dengan menambahkan es pada
41
protein aktomiosin oleh panas. Pada proses penggilingan daging terjadi gesekan-
gesekan yang dapat menimbulkan panas. Air es selain berfungsi sebagai fase
(Afrisanti, 2010).
ke dalam mesin blender. Di dalam mesin blender daging dicampur dengan bahan
pemarinasi, yang terdiri dari air, fosfat, garam, bawang putih bubuk, lada bubuk,
pemvakuman dengan tekanan 75cmHg. Proses ini dilakukan secara tertutup dalam
mesin blender sambil menginjeksikan zat N2 agar suhu daging tetap stabil dan
terbentuk meatmix dengan suhu -2C hingga 2C dengan konsistensi yang kalis
oleh auger kedalam papan pencetak (molding plate). Adonan nugget ditekan
42
pemukul yang akan mendorong nugget keluar dari cetakan ke atas sabuk
menghasilkan nugget yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi. Suhu akhir
nugget mentah yang selesai dicetak sekitar -4C hingga -3C. Kecepatan proses
pencetakan dapat disesuaikan dengan mengatur stroke atau jumlah cetakan per
menit. Massa nugget yang keluar dari mesin pencetak berkisar antara 118-130
gram.
dalam mesin pelapis (coating maching) yang sudah berisi milkwash. Tujuan
Menurut Fellow (2000) perekat tepung (batter) adalah campuran yang terdiri dari
air, tepung pati, dan bumbu-bumbu yang digunakan untuk mencelupkan produk
sebelum dimasak. Coating adalah tepung yang digunakan untuk melapisi produk-
dan dapat digunakan untuk melindungi produk dari dehidrasi selama pemasakan
dan penyimpanan.
Mesin pelapis bekerja melapisi nugget dari dua sisi, yakni atas dan bawah.
sedangkan untuk bagian atas, cairan milkwash akan jatuh di atas nugget sehingga
nugget akan terlapisi secara merata. Milkwash yang digunakan juga harus dijaga
43
kekentalannya yaitu antara 11-13 detik. Jika kekentalannya kurang dari 13 detik
maka ditambahkan milkwash nya namun jika kekentalannya lebih dari 13 detik
maka ditambahkan air ke dalam milkwash tersebut. suhu milkwash tersebut yaitu
breading. Sama dengan mesin pelapis basah, mesin breading melapisi nugget dari
bagian atas dan bawah. Pelapisan dengan milkwash akan merekatkan breadcrumb
pada permukaan nugget. Tujuan dari proses pelapisan dengan breadcrumb ini
adalah untuk memperoleh kenampakan yang menarik dan tekstur nugget yang
nugget, menjaga ketebalan nugget, dan mencegah terjadinya dehidrasi saat proses
harus segar, berbau khas roti, tidak berbau tengik atau asam, warnanya
dengan menggunakan minyak atau lemak pangan. Bahan pangan yang digoreng
secara kontinyu yang sudah berisi minyak goreng sebagai media penghantar
panas. Proses penggorengan dilakukan pada suhu 175C dan dilakukan selama
35-40 detik. Menurut Tanoto (1994) waktu untuk penggorengan awal adalah
akhir hanya berlangsung sekitar 4 menit, atau tergantung ketebalan dan ukuran
produk. Pemilihan suhu dan waktu penggorengan sudah disesuaikan karena jika
suhu dan waktu penggorengan dibawah standar, maka breadcrumb tidak akan
matang, dan jika suhu melebihi standar, maka nugget akan menjadi gosong
kuning keemasan. Bagian dalam nugget masih belum matang secara sempurna.
mausknya minyak ke dalam bahan. Massa nugget yang keluar dari penggorengan
dimatangkan dan didapatkan produk yang matang sempurna dan aman (fully-
cooked). Sumber panas yang digunakan untuk pemasakan adalah uap dengan
suhu 80-90C. uap panas tersebut akan mematangkan bagian dalam nugget.
45
Pemasakan dilakukan selama 3 menit dan diharapkan suhu akhir nugget adalah
75,5C dan berat produk setelah di masak adalah 159-175 gram. jika setelah
pemasakan suhu akhir masih dibawah suhu target, maka nugget dimasukkan
suhu bahan pangan sampai dibawah titik beku sehingga proporsi air dalam bahan
berubah bentuk menjadi Kristal es. Perubahan bentuk air menjadi Kristal es
menyebabkan turunnya aktivitas air (aw). Nugget yang telah matang dari oven
ditampung dalam belt bergerak menuju ruang freezing room. Metode pembekuan
nugget yang dilakukan adalah metode IQF (Individual Quick Freezing) dengan
termasuk dalam metode pembekuan cepat, dan hal ini ditujukan untuk
meminimalisir terjadinya susut berat dan tekstur yang keras saat proses
pemasakan nugget oleh konsumen. Suhu akhir produk nugget yang diharapkan
umur simpan daging unggas hingga satu tahun. Pendinginan menggunakan suhu
dingin akan mengurangi kadar air yang banyak diserap oleh nugget tersebut
hingga 1 tahun. Berat produk setelah melewati proses freezing berkisar antara
156-172 gram.
46
disortir. Nugget yang patah, bengkok atau rusak diambil dan dipisahkan sehingga
nantinya hanya nugget yang bentuknya memenuhi syarat untuk bisa dikemas.
dengan berat 200 dan 400 gram. pertama bucket conveyor membawa nugget
keatas mesin autopack lalu masuk ke katup-katup dan ditimbang per kemasan
lalu nugget masuk kedalam plastik kemasan LLDPE (Linear Low Density
pencetakan label pembuatan produk atau Used Through Date (UTD). Kemasan
melihat bentuk produk dan memantau jika terjadi penyimpangan pada produk
nugget.
bergerak yang melewati metal detector dan weight detector. Alat akan berbunyi
dan misahkan nugget ke kiri dan jika ada nugget yang mengandung logam Fe
3,0 mm, Non Fe dan Sus 3,0. Sedangkan nugget yang beratnya kurang akan
terpisah secara otomatis ke sebalah kanan. Nugget yang tidak memenuhi standar
Fungsi dari metal detector dan weight detector adalah untuk mensortir
produk yang mengandung logam terlalu tinggi dan berat produk yang kurang dari
390 gram. jika nugget mengandung logam terlalu tinggi maka akan
Setelah nugget lolos dari metal detector dan pemeriksaan ukuran berat,
selanjutnya nugget akan dikemas manual ke dalam kardus karton. Jika nugget
yang diproduksi memiliki berat satuan 200 gram maka satu kardus berisi 12 bag
nugget. Sedangkan jika berat satuannya 400 gram maka satu kardus berisi 12 bag
nugget sehingga dihasilkan berat satu kardus berkisar antara 4,70-4,90 kg. Kardus
beratnya lalu di stempel tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa oleh operator
Setiap satu pallet berisikan 54 kardus yang akan dibawa oleh forklift ke
dalam ruang penyimpanan (cold storage). Dalam satu pallet QC akan mengecek
minimal 3 kardus untuk di cek apakah nugget yang sudah dikemas mengalami
kerusakan atau tidak. Hal-hal yang dicek oleh QC antara lain kode produksi,
kemasan nugget bocor atau tidak dan jumlah nugget yang ada sesuai dengan
jumlahnya atau tidak. Jika nugget sudah sesuai maka akan diberi tanda berwarna
hijau lalu nugget tersebut dibawa dan disimpan ke dalam cold storage. Sedangkan
jika kemasan nugget ada yg mengalami kebocoran kemasan maka akan diganti
4.5.15. Penggudangan
Nugget yang telah dikemas dalam kardus disimpan di dalam gudang (cold
storage) dengan suhu ruang -18C hingga ada order untuk pengiriman.
Penyimpanan suhu rendah ditujukan untuk menjaga umur simpan produk agar
dibekukan dan disimpan dalam suhu beku bisa mempunayai umur simpan hingga
satu tahun.
sesuai Work Instruction (WI). Hal ini dilakukan bersamaan dengan saat awal akan
dilakukan produksi, setelah sanitasi maupun pengambilan sampel acak pada setiap
efektif yang didukung dengan desain alat atau perlengkapan sesuai dan dapat
dengan mudah untuk dibersihkan. Proses sanitasi menggunakan bahan sabun yang
Manufacturing menggunakan sabun, air panas, air dingin dan bahan sanitizer.
Pelaksanaan program sanitasi dan bahan yang digunakan berbeda tergantung alat
yang dibersihkan, namun pada umumnya semua menggunakan sabun dan bahan
49
sanitizer. Sanitasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembilasan dan total (general
benda asing, down time (lebih dari 3 jam). Pembilasan dilakukan dengan air
bertekanan tinggi. Sanitasi total dilakukan pada peralatan, dinding, lantai, langit-
langit dan evaporator setiap 5 shift sekali / off lebih dari 1 hari. Sanitasi secara
saniter, pengeringan dan cek ulang. Penghilangan lemak dan kerak dilakukan
dengan pembersihan khusus. Bahan yang digunakan antara lain AC 101 (larutan
anti kerak) dan AC 3 (larutan penetral), jika pH tidak sama dengan 7 maka
PT. So Good Food Manufacturing ini para pekerja diharuskan menggunakan tutup
kepala seperti topi atau cap, sepatu pabrik (boot), masker, dan juga harus selalu
plastik berbahan LLDPE adalah tidak mudah sobek, aman jika bersentuhan
50C, titik leleh tinggi mencapai 120C dan tahan asam, basa, alcohol dan bahan
kimia.
50
Manufacturing menggunakan karton box dengan dua tipe yaitu 200 gram dan 400
gram.
51
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
baku utama yang digunakan untuk proses produksi nugget ayam SO GOOD
yaitu daging ayam yang didapatkan dari RPA milik PT So Good Food
Manufacturing yang masih satu wilayah dengan pabriknya, sedangkan bahan baku
premix, air, kulit ayam, minyak nabati, fosfat dan nitrogen cair. Tahapan proses
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam PKL ini adalah untuk menjaga sanitasi
dan higiene di lingkungan pabrik, sebaiknya pemakaian topi, masker, dan sepatu
pabrik (boot) untuk semua karyawan khususnya departemen produksi sangat perlu
ditingkatkan, Kebersihan lantai dan dinding unit produksi agar lebih ditingkatkan
agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Khususnya pada unit forming
dan grinding. Pengenalan resiko kerja dan pengetahuan dasar mengenai ergonomi
DAFTAR PUSTAKA
Aberle DE, J.C. Forrest., D.E. Gerrard., E.W. Mills. 2001. Principles of Meat
Science. Fourth Edition. W.H. Freeman and Company. San Francisco,
United States of America.
Afrisanti, D.W. 2010. Kualitas Kimia dan Organoleptik Nugget Daging Kelinci
dengan Penambahan Tepung Tempe. Skripsi. Program Studi Peternakan.
Fakultas Pertanian. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.Anonim (2008)
Farrel, K. T. 1990. Spice, Condiments and Seasoning. 2nd edition. New York :
Nostrand Reinhold.
Khomariah, Surajudin dan Dwi Purnomo. 2012. Aneka Olahan Daging Sapi.
Agromedia Pustaka: Depok.
Keeton, J.T. 2001. Formed and Emulion Product. In : Poultry Meat Processing,
Alan.R.S (edit). CRC Press. Boca Raton. 293-335
Soeparno. 2005. Ilmu dan Taknologi daging. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Suderman, D.R and F.E. Cunningham., 1983. Batter and Breading Technology.
The AVI Publishing Company. Westport-Connecticut.
Tanikawa, E. 1963. Fish Sausage and Ham Industry in Japan, Advances in Food
Reaserch, Tokyo Tanoto, E. 1994.
Usmiati, S., dan A. Priyanti. 2012. Sifat Fisikokimia dan Palatabilitas Bakso
Daging Kerbau. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung
Program Kecukupan Daging Sapi. Bogor
Penggilingan Bahan
Baku
Pencampuran Bahan
Pencetakan Nugget
Battering dan
Breading
Cold Storage
Frying II
Pengemasan Sekunder
Nugget
Metal Detector &
Weigh detector
Pembekuan
Lampiran 3. Alat dan Mesin yang digunakan dalam Proses Produksi Nugget
Ayam di PT. So Good Food Manufacturing
Gambar Nama
Chopper
Grinder
former
frying
Fully-cooking
ii
IQF
Weigher
Metal detector
iii
Pelaksanaan * * * *
Pengolahan * * *
Data
Penyusunan * * * *
Laporan
Konsultasi * * * * * * * *
Ujian *
RIWAYAT HIDUP
Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi S-1
Sampai saat ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi S-1