OLEH :
NULIASA
J1B018066
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
KAJIAN DEBIT ALIRAN NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM
TECHNIQUE (NFT) GREENHOUSE KURMA
OLEH :
NULIASA
J1B018066
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
ii
RINGKASAN
Nuliasa J1B018066. Kajian Debit Aliran Nutrisi Pada Sistem Hidroponik Nutrient Film
Technique (NFT) di Greenhouse Kurma (PT.Kurnia Jaya Beton)-Monjok Nusa Tenggara
Barat. Pembimbing : Diah Ajeng Setiawati, S.T., M. ES.
PT Kurnia Jaya Beton Bagian Hidroponik Greenhouse Kurma merupakan sebuah usaha yang
membudidayakan sayur-sayuran seperti pakchoi dan selada dengan sistem hidroponik tipe
Nutrient Film Technique (NFT). Penyerapan nutrisi merupakan komponen yang penting
untuk tanaman hidroponik dan tidak akan berjalan baik apabila tidak didukung dengan aliran
nutrisi yang kontinu dengan kecepatan aliran nutrisi yang sesuai. Untuk itu diperlukan
analisis debit aliran nutrisi sistem NFT di Hidroponik Kurma. Berdasarkan hasil
pengamatan, didapatkan nilai debit rata-rata sebesar 0.000219764 mᵌ/s. debit terbesar
terdapat pada awal pertumbuhan tanaman yaitu pada pipa ke tujuh dan pipa ke delapan
disebabkan oleh akar tanaman yang masih kecil dan daya serap masih lambat, sedangkan
debit terendah terdapat pada pertengahan pertumbuhan tanaman yaitu pada pipa ke satu
sampai pipa ke enam disebabkan oleh akar tanaman yang semakin banyak sehingga daya
serapnya pun semakin besar. Penyerapan nutrisi tidak akan berjalan baik apabila tidak
didukung dengan aliran nutrisi yang kontinyu dengan kecepatan aliran nutrisi yang sesuai.
Pertumbuhan akar tanaman dalam setiap periode akan mengakibatkan kecepatan aliran
nutrisi semakin berkurang sehingga mengakibatkan kecepatan aliran nutrisi berubah selama
periode pertumbuhan tanaman . Aliran air yang terlalu deras dapat menghambat proses
pertumbuhan tanaman dan akar tanaman akan sulit untuk menyerap unsur hara.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Tugas Khusus PKL : Kajian Debit Aliran Nutrisi Pada Sistem Hidroponik Nutrient
Film Technique (NFT) di Greenhouse Kurma
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Menyetujui,
Murad, SP.,MP
NIP.19751231 200801 1 023
iv
Tanggal Pengesahan.................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Subhannahu watta’ala yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kesempatan, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan PKL dengan baik. Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu
persyarat dalam menyelesaikan PKL (Praktek Kerja Lapangan) bagi mahasiswa Fakultas
Teknologi Pangan dan Agroindustri, Program Studi Teknik Pertanian.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selesainya
laporan PKL ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai
pihak, baik bersifat moril maupun materil, oleh karena-Nya, penyusun ingin menyampaikan
ucapan terima kasih antara lain kepada :
1. Orang tua tersayang atas doa dan dukungan dalam menyelesaikan laporan.
2. Dekan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram Ibu Baiq Rien
Handayani, SP., M. Si., Ph.D.
3. Ketua Program Studi Teknik Pertanian Bapak Murad SP, MP,.
4. Pembimbing PKL Ibu Diah Ajeng Setiawati, S.T., M. ES.
5. Pembimbing lapangan Praktek Kerja Lapangan pak Andres Kurniawan yang telah
membimbing selama 4 minggu lamanya di Greenhouse Kurma Monjok Mataram
6. Kepada teman-teman PKL atas kebersamaan dan kerjasama untuk terlaksana dan
berhasilnya kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini.
Penulis menyadari penyusunan laporan PKL ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga
laporan PKL ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi yang baik bagi pembaca.
v
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN.............................................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
3.1.5. Panen.....................................................................................................12
3.1.6. Pemasaran..............................................................................................13
3.3 Tugas Khusus : kajian debit aliran nutrisi pada hidroponik NFT ................14
BAB IV PENUTUP....................................................................................................24
4.1 Kesimpulan...................................................................................................24
4.2 Saran.............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................25
LAMPIRAN...............................................................................................................27
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.5. Pemindahkan Tanaman Dari Tray Benih Ke Netpot Dan Pindah
Gambar 3.6. Pengecekan Akar Dan Pembersihkan Daun Kering Pada Tanaman. 12
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang penting untuk tanaman hidroponik. Penyerapan nutrisi tidak akan berjalan
baik apabila tidak didukung dengan aliran nutrisi yang kontinu dengan kecepatan
aliran nutrisi yang sesuai. Oleh karena itu, diperlukan analisis debit aliran nutrisi
sistem NFT.
2
b. Sebagai evaluasi di bidang akademik untuk pengembangan mutu
Pendidikan seiring dengan perkembangan ilmu.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
4
Pada pertengahan tahun 2019 PT. Kurnia Jaya Beton mengalami kondisi
dimana kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan diberhentikan dikarenakan
pada tahun tersebut Lombok, Nusa Tenggara Barat terjadi gempa sehingga untuk
tetap produktif PT Kurnia Jaya Beton membangun greenhouse untuk melakukan
budidaya tanaman secara hidroponik dan berjalan hingga sekarang 2021.
KOMISARIS
ANDRES KURNIAWAN
DIREKTUR
LELY WIJAYA
5
Gambar 2.1. Struktur Organisasi
6
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
7
Mulai
1. Persiapan lahan
2. Pembibitan dan persemaian
3. Penanaman (pindah tanam)
4. Pemeliharaan tanaman
5. Panen
6. pemasaran
selesai
8
tanaman. Untuk peralatan hidroponik, pembersihan hanya dilakukan
pada netpot dan tray yang masih tersisa akar-akar tanaman yang sudah
dipanen dan lumut-lumut yang menempel (gambar 3.2). Selain itu,
dilakukan pembersihan pada tandon nutrisi agar dapat diisi
menggunakan air yang baru.
(a) (b)
9
3.1.2. Pembibitan dan persemaian
Pembibitan merupakan langkah awal sebelum dilakukan
persemaian (Gambar 3.4). Pembibitan tanaman selada dan pakcoy
yaitu dengan cara menanam biji selada dan pakcoy pada tray yang
sudah diisi dengan rockwoll. Setelah itu tanaman dipindahkan pada
tempat yang tertutup atau dibungkus dengan plastik selama 24 jam,
selanjutnya tanaman dipindahkan ke greenhouse persemaian untuk
dijemur selama 1 minggu (peremajaan), setelah itu tanaman
dipindahkan ke kolam persemaian selama 1 minggu (fase
pendewasaan).
(a) (b)
10
(a) (b)
a. Pemberian Nutrisi
Nutrisi sangat dibutuhkan untuk budidaya tanaman sistem
hidroponik, baik unsur hara esensial makro maupun mikro.
Larutan nutrisi yang diberikan terdiri atas garam-garam makro dan
mikro yang dibuat dalam larutan A dan B yang dicampurkan.
Nutrisi AB Mix mengandung 16 unsur hara esensial yang
diperlukan tanaman, dari 16 unsur tersebut 6 diantaranya
diperlukan dalam jumlah banyak (makro) yaitu N, P, K, Ca, Mg, S,
dan 10 unsur diperlukan dalam jumlah sedikit (mikro) yaitu Fe,
Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, Co.
11
b. Pengecekan akar dan pembersihkan daun
Selada dan pakcoy yang telah berumur 21 hst (hari setelah tanam)
biasanya akan dilakukan pembersihan akar yang mengalami
kerusakan (Gambar 3.6 [a]) agar tidak menghambat pertumbuhan
tanaman. Selanjutnya dilakukan pembersihan daun tanaman selada
dan pakcoy dengan memotong pangkal daun yang mati dengan
cara manual atau menggunakan alat seperti gunting (Gambar 3.6
[b]) dan menyemprot daun menggunakan spinkler agar daun tetap
terlihat segar dan bersih.
(a) (b)
Gambar 3.6. (a) Pengecekan Akar, (b) Pembersihkan Daun Kering Pada
Tanaman.
3.1.5. Panen
Umur panen harus menjadi pertimbangan saat akan memanen
sayuran. Pakcoy dapat di panen pada umur 45 hari setelah tanam. Ciri
- ciri tanaman yang telah layak di panen yaitu memiliki daun yang
tumbuh subur dan berwarna hijau segar pangkal daun tampak sehat,
serta ketinggian tanaman seragam dan merata (Gambar 3.7). Panen
pakcoy dilakukan dengan cara memetik pangkal daunnya
menggunakan gunting atau dicabut langsung dengan akarnya dari
dalam instalasi hidroponik. Pemanenan dilakukan dengan hati-hati
12
agar tidak merusak bagian pangkal dan daun. Kerusakan hasil
panen menurunkan nilai ekonomis sayuran dan membuat komoditas
sayuran mudah membusuk. Selama proses panen, pakcoy sebaiknya
dihindarkan dari paparan sinar matahari langsung, hal ini dilakukan
agar hasil panen tidak mudah layu.
3.1.6. Pemasaran
Pasar utama Hidroponik Kurma ialah para pemilik usaha
rumah makan, pemilik usaha salad organik, dipasarkan di pasar umum
dan pada konsumen yang peduli akan kesehatan dengan mengonsumsi
sayuran organik (Gambar 3.8).
13
3.3 Tugas Khusus : kajian debit aliran nutrisi pada hidroponik (NFT)
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per
waktu. Debit air merupakan komponen yang penting dalam pengolahan
suatu sistem hidroponik NFT. Besar kecilnya debit aliran sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Harjoko (2009) mengatakan
debit aliran nutrisi yang sesuai akan menghasilkan penyerapan nutrisi yang
optimal karena mampu menjaga kelembapan dan porositas serta aerasi di
lingkungan perakaran dengan baik.
Data yang diambil merupakan data yang digunakan untuk mengetahui debit
dan kecepatan aliran nutrisi secara aktual. Untuk debit aliran secara aktual,
dilakukan pengambilan data berupa pengukuran waktu yang di perlukan
untuk menampung 1000 ml air dari pipa. Pengambilan data hanya
menggunakan satu instalasi saja dimana dalam satu instalasi terdapat 8
pipa. Pengambilan data dilakukan pada pagi hari menggunakan gelas ukur
dengan volume 1000 ml. Dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali
sehingga mendapatkan hasil yang konstan untuk debit menggunakan
stopwatch untuk mengetahui berapa banyak waktu aliran air nutrisi di
setiap pipa (gambar 3.9). Pengambilan data dilakukan selama sepuluh hari
14
untuk mengetahui perubahan debit aliran nutrisi. Tabel 3.1 memperlihatkan
volume dan waktu yang telah diukur dan digunakan sebagai data untuk
mencari nilai debit aliran nutrisi.
Har Wakt
i Volume u
(mᵌ) (s)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 0.001 45 58 46 52 56 59 36 42
2 0.001 42 56 44 50 52 56 34 38
3 0.001 42 55 42 50 52 56 35 38
4 0.001 41 56 42 51 48 55 34 37
5 0.001 42 55 43 49 48 56 32 38
6 0.001 42 56 44 50 47 55 32 40
7 0.001 43 57 44 52 48 57 34 38
8 0.001 42 56 45 52 49 56 34 42
9 0.001 43 56 45 53 48 58 35 44
10 0.001 43 57 45 54 48 58 36 44
15
air harus lebih cukup untuk disalurkan kesaluran yang telah disiapkan.
Satuan debit yang digunakan dalam sistem satuan SI adalah meter kubik
per sekon (m3/s). Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk
mengetahui seberapa banyak air yang mengalir dan seberapacepat air
tersebut mengalir dalam waktu satu detik. Untuk menghitung debit dapat
menggunakan persamaan.
V
Q=
t
Dimana :
Q = Debit
v = volume
t = Waktu
16
pipa
0 1
0 pipa
2
Q aktual (mᵌ/s)
0
pipa
0 3
0 pipa
4
0 pipa
0 5
pipa
0 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari Ke-
Pada gambar 3.10, jika dibandingkan nilai debit aliran nutrisi per pipa
memiliki selisih yang tidak jauh berbeda, tetapi untuk nilai debit pada pipa
ke-7 dan 8 memiliki nilai terbesar karena umur tanaman masih berusia 8
hari setelah tanam. Sedangkan pada pipa ke-1 sampai pipa ke-6 umur
tanaman sudah berusia 14 hari setelah tanam.
Nilai debit outlet yang terbesar terdapat pada awal pertumbuhan sedangkan
debit outlet yang teredah terdapat pada pertengahan pertumbuhan tanaman,
karena pengambilan data dilakukan selama 10 hari yang artinya
pertumbuhan tanaman hanya sampai pada pertengahan saja. Yang
membedakan mengapa debit outlet pada awal pertumbuhan tanaman
memiliki nilai terbesar yaitu pengaruh faktor tanaman dimana akar-akar
tanaman pada awal pertumbuhan masih berukuran kecil dan daya serap
akar tanaman yang masih lambat. Berbeda dengan periode pertengahan
pertumbuhan, debit outlet menjadi kecil karena dipengaruhi oleh jumlah
akar yang semakin banyak pada tanaman serta adanya lumut pada pipa
sehingga akan menghambat laju dari air tersebut. Hal ini sesuai dengan
Harahap dkk (2018) yang mengatakan pada fase akhir pertumbuhan
17
tanaman nilai debit akhir semakin kecil, karena disebabkan oleh fase
vegetatif tanaman pakcoy hingga umur 45 hari akan mengalami
perkembangan perakaran hingga fase akhir. Debit aliran air pada talang
yang melewati setiap outlet akan terhalang oleh perakaran tanaman
sehingga debit akhir akan lebih kecil daripada debit awal, dan dipengaruhi
juga oleh kebutuhan air tanaman yang semakin meningkat, sehingga debit
akhir akan semakin kecil.
Nilai debit outlet merupakan nilai yang diperoleh dengan pengukuran debit
outlet setiap pipa. Sesuai dengan Sapei (2003) hal ini menunjukkan bahwa
jaringan irigasi hidroponik NFT mampu memberikan distribusi larutan
yang cukup merata untuk masing-masing pipa dalam 1 instalasi. Debit
aliran nutrisi pada kedelapan pipa tersebut cenderung mengalami
penurunan untuk setiap periode pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan
Untung (2000) yang mengatakan jika akar tanaman semakin banyak
kecepatan aliran nutrisi otomatis semakin berkurang.
18
Penyerapan nutrisi tidak akan berjalan baik apabila tidak didukung dengan
aliran nutrisi yang kontinyu dengan kecepatan aliran nutrisi yang sesuai.
Kecepatan aliran nutrisi berpengaruh pada sirkulasi larutan nutrisinya.
Selain itu, peran media tanam sangat diperlukan dalam proses penyerapan
nutrisi oleh tanaman. Seringkali nutrisi yang diberikan tidak maksimal
diserap tanaman karena media tanam yang digunakan tidak dapat
mendukung akar tanaman menyerap nutrisi akibatnya pertumbuhan
tanaman terhambat (Candra dkk., 2020).
Besarnya nutrisi yang dapat diserap akar dengan optimal bergantung pada
debit aliran nutrisi dan jenis media tanam agar dapat mendukung
pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan organ reproduktif. Semakin
banyak jumlah daun maka fotosintesis dan fotosintat yang dihasilkan
semakin besar. Penyebaran fotosintat ke seluruh bagian tanaman digunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman Restiani dkk (2015).
Kemampuan media tanam mengikat air tergantung dari ukuran partikel
media tanam tersebut, media tanam rockwool memiliki ukuran partikel
yang kecil sehingga luas permukaan pori untuk menahan air semakin besar
(Sari dkk., 2016).
Menurut Saptono (2017) bahwa debit aliran yang terlalu deras dapat
menghambat proses pertumbuhan tanaman karena akar tanaman sulit untuk
menyerap unsur hara dan tidak terjadi sirkulasi dengan baik. Selain itu,
menurut Muharomah dkk (2017) debit aliran yang terlalu cepat
menyebabkan akar tanaman tidak optimal untuk menyerap unsur hara
karena aliran nutrisi hanya melewati talang menuju outlet tanpa pengikatan
unsur hara oleh akar tanaman. Debit aliran juga tidak boleh terlalu rendah
karena akar tanaman tidak mendapat aliran nutrisi yang dapat
menyebabkan tanaman layu yang pada akhirnya mati.
19
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pertumbuhan tanaman
terbaik ditemukan pada tanaman yang dekat dengan inlet. Hal ini
disebabkan karena tanaman yang berada didekat inlet lebih dahulu
mendapatkan larutan nutrisi, sehingga tanaman mampu menyerap unsur
hara dengan maksimal dibandingkan tanaman yang ada di outlet. Tripama
dan Yahya (2018) juga mengatakan bahwa tanaman di dekat outlet
cenderung lebih kecil karena tanaman tersebut kurang mendapatkan unsur
hara dengan maksimal.
a. Layu
Layu adalah kondisi yang tidak normal yang paling sering ditunjukkan
oleh tanaman terutama semaian. Kondisi layu dapat ditunjukkan oleh
perubahan tanaman terutama daun yang nampak lemas atau tidak
segar.Penyebab dari layu adalah kondisi semaian yang kekeringan atau
kekurangan air dalam semaian. Selain itu, layu juga disebabkan oleh
kondisi ruangan atau tempat semai yang terlalu panas atau memiliki
suhu terlalu tinggi. Layu pada semaian juga dapat dikarenakan adanya
bakteri, jamur dan virus yang menyerang semaian sehingga
menyebabkan tanaman tidak ke tahap selanjutnya. Semaian layu
biasanya terjadi pada saat siang hari, hal ini bukan karena sinar yang
berlebih namun suhu yang sangat berpengaruh.
20
Biasanya pertumbuhan tanaman yang tidak ideal menjadi kendala
hidroponik yang paling sering terjadi di Greenhouse Kurma. Hal ini
bisa disebabkan oleh kadar nutrisi yang diberikan tidak sesuai dengan
umur dan jenis tanaman.
Salah satu kendala yang pasti akan terjadi dalam proses budidaya
hidroponik Greenhouse Kurma adalah serangan hama. Untuk mencegah
serangan tersebut, tanamlah sayuran dalam instalasi hidroponik tidak
begitu rapat, tidak terlalu rimbun, atur kondisi lingkungan agar tidak
lembap, tidak ada genangan air seperti becekan, serta hilangkan rumput
dan tanaman liar yang dapat menjadi tempat persembunyian hama.
Sayuran organik juga tidak terlepas dari ancaman serangan hama.
21
3.5 Cara Mengatasi Kendala
Adapun cara yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dialami pada
budidaya hidroponik Greenhouse Kurma yaitu, sebagai berikut :
Cara mengatasi layu tanaman selada dan pakcoy adalah dengan terus
memperhatikan jumlah air pada kolam persemaian, karena biasanya
kolam persemaian sering mengalami kebocoran
Cara mengatasi serangan hama pada tanaman selada dan pakcoy, Untuk
mencegah serangan tersebut, tanamlah sayuran dalam instalasi
hidroponik tidak begitu rapat, tidak terlalu rimbun, atur kondisi
lingkungan agar tidak lembap, tidak ada genangan air seperti becekan,
serta hilangkan rumput dan tanaman liar yang dapat menjadi tempat
persembunyian hama.
22
apapun yang menempel pada selang tersebut hilang dan aliran air
kembali normal (Gambar 3.12).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Hidroponik Kurma
PT. Kurnia Jaya Beton, Monjok, Mataram dapat disimpulkan bahwa nilai debit
outlet secara aktual yang terbesar terdapat pada awal pertumbuhan tanaman yaitu
23
0.000292845 mᵌ/s dan 0.000250364 mᵌ/s sedangkan debit outlet yang terendah
terdapat pada pertengahan pertumbuhan tanaman yaitu 0.000235428 mᵌ/s,
0.000177978 mᵌ/s, 0.000227462 mᵌ/s, 0.000195095 mᵌ/s, 0.00020217 mᵌ/s, dan
0.000176768 mᵌ/s. Nilai debit akhir semakin kecil disebabkan oleh fase vegetatif
tanaman pakcoy yang semakin hari mengalami perkembangan sehingga aliran air
yang melewati setiap outlet akan terhalang oleh perakaran tanaman dan
kebutuhan air tanaman yang semakin meningkat juga mempengaruhi nilai debit.
4.2 Saran
Disarankan perusahaan untuk selalu mengamati selang input aliran nutrisi
pada pipa hidroponik Greenhouse kurma, karena selang input tersebut sering
mengalami penyumbatan dikarenakan jarang dibersihkan. Pengaruh terbesar
terhadap pertumbuhan tanaman yaitu terdapat pada aliran nutrisi. Sehingga
sangat disarankan kepada pengawas lapangan untuk selalu mengontrol keadaan
selang input aliran nutrisi tersebut.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Sativa L.) Dalam Sistem Hidroponik Indoor. Jurnal Teknik Pertanian
Lampung. Vol. 4 (3). 219-226.
Sapei, A. (2003). Uniformity dan Efisiensi Irigasi Sprinkler dan Drip. Pelatihan
Aplikasi Teknologi Irigasi Sprinkler dan Drip. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.
Sapto Wibowo dan Arum Asriyanti S. (2013). Aplikasi Hidroponik NFT pada
Budidaya Pakcoy (Brassica rapa chinesis). Jurnal Penelitian Petanian
Terapan. Vol. 13 (3). 159-167.
Saptono, D. (2017). Sistem Pengendalian Debit Air Aquaponik Menggunakan
Arduino Uno dan Raspberry PI. Jurnal Multimedia. Vol 8 (1). 15-22.
Sari, K, R, Hadie, J, Nisa, C. (2016). Pengaruh Media Tanam Pada Berbagai
Konsentrasi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Seledri Dengan
Dengan Sistem Tanam Hidroponik NFT. Jurnal Ilmu Pertanian dan
Kehutanan. Vol. 3 (1) . 7-14.
Tripama, B, dan Yahya, M, R. (2018). Respon Konsentrasi Nutrisi Hidroponik
Terhadap Tiga Jenis Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.). Jurnal Agritrop.
Vol 16 (2) .237-249.
Untung, O. (2000). Hidroponik Sistem NFT (Nutrient Film Technique). Jakarta:
Penebar Swadaya.
26
LAMPIRAN
1 Instalasi 8 Pipa
V
Diketahui : Q=
t
0,001
Pipa 1 Hari ke-1 : =2.22222E-05 mᵌ /s
45
0,001
Hari ke-2 : =2.38095E-05 mᵌ /s
42
0,001
Hari ke-3 : =2.38095E-05 mᵌ /s
42
0,001
Hari ke-4 : =2.43902E-05 mᵌ /s
41
0,001
Hari ke-5 : =2.38095E-05 mᵌ /s
42
0,001
Hari ke-6 : =2.38095E-05 mᵌ /s
42
0,001
Hari ke-7 : =2.32558E-05 mᵌ /s
43
0,001
Hari ke-8 : =2.38095E-05 mᵌ /s
42
0,001
Hari ke-9 : =2.32558E-05 mᵌ /s
43
0,001
Hari ke-10 : =2.32558E-05 mᵌ /s
43
27
0,001
Pipa 2 Hari ke-1 : =1.72414E-05 mᵌ /s
58
0,001
Hari ke-2 : =1.78571E-05 mᵌ /s
56
0,001
Hari ke-3 : =1.81818E-05 mᵌ /s
55
0,001
Hari ke-4 : =1.78571E-05 mᵌ /s
56
0,001
Hari ke-5 : =1.81818E-05 mᵌ /s
55
0,001
Hari ke-6 : =1.78571E-05 mᵌ /s
56
0,001
Hari ke-7 : =1.75439E-05 mᵌ /s
57
0,001
Hari ke-8 : =1.78571E-05 mᵌ /s
56
0,001
Hari ke-9 : =1.78571E-05 mᵌ /s
56
0,001
Hari ke-10 : =1.75439E-05 mᵌ /s
57
0,001
Pipa 3 Hari ke-1 : =2.17391E-05 mᵌ /s
46
0,001
Hari ke-2 : =2.27273E-05 mᵌ /s
44
0,001
Hari ke-3 : =2.38095E-05 mᵌ /s
42
0,001
Hari ke-4 : =2.38095E-05 mᵌ /s
42
0,001
Hari ke-5 : =2.32558E-05 mᵌ /s
43
28
0,001
Hari ke-6 : =2.27273E-05 mᵌ /s
44
0,001
Hari ke-7 : =2.27273E-05 mᵌ /s
44
0,001
Hari ke-8 : =2.22222E-05 mᵌ /s
45
0,001
Hari ke-9 : =2.22222E-05 mᵌ /s
45
0,001
Hari ke-10 : =2.22222E-05 mᵌ /s
45
0,001
Pipa 4 Hari ke-1 : =1.92308E-05 mᵌ /s
52
0,001
Hari ke-2 : =0.00002 mᵌ / s
50
0,001
Hari ke-3 : =0.00002 mᵌ / s
50
0,001
Hari ke-4 : =1.96078E-05 mᵌ /s
51
0,001
Hari ke-5 : =2.04082E-05 mᵌ /s
49
0,001
Hari ke-6 : =0.00002 mᵌ / s
50
0,001
Hari ke-7 : =1.92308E-05 mᵌ /s
52
0,001
Hari ke-8 : =1.92308E-05 mᵌ /s
52
0,001
Hari ke-9 : =1.85185E-05 mᵌ /s
53
0,001
Hari ke-10: =1.95095E-05 mᵌ /s
54
29
0,001
Pipa 5 Hari ke-1 : =1.78571E-05 mᵌ /s
56
0,001
Hari ke-2 : =1.92308E-05 mᵌ /s
52
0,001
Hari ke-3 : =1.92308E-05 mᵌ /s
52
0,001
Hari ke-4 : =2.08333E-05 mᵌ /s
48
0,001
Hari ke-5 : =2.08333E-05 mᵌ /s
48
0,001
Hari ke-6 : : =2.08333E-05 mᵌ /s
47
0,001
Hari ke-7 : =2.08333E-05 mᵌ /s
48
0,001
Hari ke-8 : =2.04082E-05 mᵌ /s
49
0,001
Hari ke-9 : =2.08333E-05 mᵌ /s
48
0,001
Hari ke-10 : =2.08333E-05 mᵌ /s
48
0,001
Pipa 6 Hari ke-1 : =1.69492E-05 mᵌ /s
59
0,001
Hari ke-2 : =1.78571E-05 mᵌ /s
56
0,001
Hari ke-3 : =1.78571E-05 mᵌ /s
56
0,001
Hari ke-4 : =1.81818E-05 mᵌ /s
55
0,001
Hari ke-5 : =1.78571E-05 mᵌ /s
56
0,001
Hari ke-6 : =1.81818E-05 mᵌ /s
55
30
0,001
Hari ke-7 : =1.75439E-05 mᵌ /s
57
0,001
Hari ke-8 : =1.78571E-05 mᵌ /s
56
0,001
Hari ke-9 : =1.72414E-05 mᵌ /s
58
0,001
Hari ke-10 : =1.72414E-05 mᵌ /s
58
0,001
Pipa 7 Hari ke-1 : =2.77778E-05 mᵌ /s
36
0,001
Hari ke-2 : =2.94118E-05 mᵌ /s
34
0,001
Hari ke-3 : =2.85714E-05 mᵌ /s
35
0,001
Hari ke-4 : =2.94118E-05 mᵌ /s
34
0,001
Hari ke-5 : =3.125E-05 mᵌ /s
32
0,001
Hari ke-6 : =3.125E-05 mᵌ /s
32
0,001
Hari ke-7 : =2.94118E-05 mᵌ /s
34
0,001
Hari ke-8 : =2.94118E-05 mᵌ /s
34
0,001
Hari ke-9 : =2.85714E-05 mᵌ /s
35
0,001
Hari ke-10 : =2.77778E-05 mᵌ /s
36
0,001
Pipa 8 Hari ke-1 : =2.38095E-05 mᵌ /s
42
31
0,001
Hari ke-2 : =2.63158E-05 mᵌ /s
38
0,001
Hari ke-3 : =2.63158E-05 mᵌ /s
38
0,001
Hari ke-4 : =2.7027E-05 mᵌ /s
37
0,001
Hari ke-5 : =2.63158E-05 mᵌ /s
38
0,001
Hari ke-6 : =0.000025 mᵌ /s
40
0,001
Hari ke-7 : =2.63158E-05 mᵌ /s
38
0,001
Hari ke-8 : =2.38095E-05 mᵌ /s
42
0,001
Hari ke-9 : =2.27273E-05 mᵌ /s
44
0,001
Hari ke-10 : =2.27273E-05 mᵌ /s
44
32
2. Tabel Perhitungan Debit Aktual
Q Aktual
HARI
(mᵌ/s)
1 2 3 4 5 6 7 8
2.222 1.724 2.173 1.785 1.694
1.92308E- 2.7777 2.3809
1 22E- 14E- 91E- 71E- 92E-
05 8E-05 5E-05
05 05 05 05 05
2.380 1.785 2.272 1.923 1.785
2.9411 2.6315
2 95E- 71E- 73E- 0.00002 08E- 71E-
8E-05 8E-05
05 05 05 05 05
2.380 1.818 2.380 1.923 1.785
2.8571 2.6315
3 95E- 18E- 95E- 0.00002 08E- 71E-
4E-05 8E-05
05 05 05 05 05
2.439 1.785 2.380 2.083 1.818
1.96078E- 2.9411 2.7027
4 02E- 71E- 95E- 33E- 18E-
05 8E-05 E-05
05 05 05 05 05
2.380 1.818 2.325 2.083 1.785
2.04082E- 0.0000 2.6315
5 95E- 18E- 58E- 33E- 71E-
05 3125 8E-05
05 05 05 05 05
2.380 1.785 2.272 2.127 1.818
0.0000 0.0000
6 95E- 71E- 73E- 0.00002 66E- 18E-
3125 25
05 05 05 05 05
2.325 1.754 2.272 2.083 1.754
1.92308E- 2.9411 2.6315
7 58E- 39E- 73E- 33E- 39E-
05 8E-05 8E-05
05 05 05 05 05
2.380 1.785 2.222 2.040 1.785
1.92308E- 2.9411 2.3809
8 95E- 71E- 22E- 82E- 71E-
05 8E-05 5E-05
05 05 05 05 05
2.325 1.785 2.222 2.083 1.724
1.88679E- 2.8571 2.2727
9 58E- 71E- 22E- 33E- 14E-
05 4E-05 3E-05
05 05 05 05 05
10 2.325 1.754 2.222 1.85185E- 2.083 1.724 2.7777 2.2727
58E- 39E- 22E- 05 33E- 14E- 8E-05 3E-05
33
05 05 05 05 05
0.000 0.000 0.000 0.000
0.000195 0.000 0.0002 0.0002
JUMLAH 23542 17797 22746 17676
095 20217 92845 50364
8 8 2 8
0.000
RATA-
21976
RATA
4
34
4. Formulir Penilaian PKL
35
36
5. Laporan Harian PKL
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52