Disusun Oleh :
FINAILAIRRIFA
NIM. 17542010451
Disusun Oleh :
FINAILAIRRIFA
NIM. 17542010451
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)
NAMA : FINAILAIRRIFA
NIM : 17542010451
Menyetujui :
Mengetahui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, karena berkat
rahmat-Nya lah Laporan Praktek Kerja Lapang dapat diselesaikan dengan judul
“Analisis Usaha Tani Budidaya Selada (Lactuca sativa L.) dengan Teknik Tanam
Hidroponik di Organic Farmindo Hydroponic Kelurahan Madurejo Kecamatan
Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan laporan ini,
khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Ida Ketut Mudhita M., MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Antakusuma.
2. Ibu Novi Nurhayati, SP., MP, selaku Dosen Pembimbing Lapangan
Praktek Kerja Lapang yang terus memberikan bimbingan serta arahan,
beliau juga sekaligus sebagai Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Antakusuma.
3. Bapak Heru Eka Setiawan selau pemilik Organic Farmindo Hydroponic
sekaligus pembimbing dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang.
4. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan secara moril maupun
materiil.
5. Teman-teman di Program Studi Agribisnis yang telah memberikan
semangat dan motivasi.
Maksud dan tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai penyampaian
pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) sesuai dengan jadwal pelaksanaan. Untuk
itu mohon kritik serta saran guna perbaikan penulisan selanjutnya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Praktek Kerja Lapang (PKL) ....................................... 3
1.3 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ....................... 4
1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapang (PKL) ......................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
2.1 Botani Tanaman Selada Keriting................................................. 5
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Selada Keriting............................... 5
2.1.2 Morfologi Tanaman Selada Keriting ............................... 5
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Selada ................................................. 6
2.3 Kandungan Gizi Selada .............................................................. 7
2.4 Budidaya Tanaman Selada dengan Teknik Tanam Hidroponik.... 8
2.4.1 Hidroponik ...................................................................... 8
2.4.2 Budidaya Tanaman Selada Hidroponik............................ 10
2.5 Pengertian Usaha Tani ................................................................ 13
2.6 Konsep Biaya Produksi ............................................................... 13
2.7 Harga Pokok Penjualan (HPP) .................................................... 15
2.8 Penerimaan dan Pendapatan Usaha Tani ..................................... 15
2.8.1 Penerimaan ..................................................................... 15
2.8.2 Pendapatan ...................................................................... 15
2.9 Analisis Kelayakan Usaha .......................................................... 16
2.9.1 R/C Ratio ........................................................................ 16
2.9.2 B/C Ratio ........................................................................ 17
2.9.3 Break Event Point (BEP) ................................................. 17
BAB III METODE PRAKTEK KERJA LAPANG .................................... 19
3.1 Tempat dan Waktu...................................................................... 19
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 19
iv
3.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 20
3.4 Diagram Alir Kerangka Kerja ..................................................... 22
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PKL ........................................... 23
4.1 Gambaran Umum ....................................................................... 23
4.2 Sejarah Umum ............................................................................ 23
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 25
5.1 Budidaya Tanaman Selada dengan Sistem Hidroponik ................ 25
5.2 Analisis Biaya Budidaya Tanaman Selada .................................. 34
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 41
6.1 Kesimpulan ................................................................................ 41
6.2 Saran .......................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 43
LAMPIRAN .................................................................................................... 45
v
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
penduduk yang semakin meningkat. Dilihat dari begitu besar kebutuhan hasil
pertanian holtikultura tak diimbangi dengan produksi yang dihasilkan dari lahan
industri dan kegiatan ekonomi lainnya. Salah satu jalan keluar yang dapat ditempuh
Dengan cara ini diharapkan dari lahan yang sempit dapat dihasilkan produksi yang
besar. Menurut Swastika (2018) sistem hidroponik dapat menjadi salah satu solusi
menggunakan media tanah (Setiawan, 2017). Menurut Susilawati (2019) dasar yang
paling penting dari sistem budidaya hidroponik adalah kandungan hara dalam air
berupa larutan yang diberikan secara terus-menerus sebagai nutrisi. Seperti mahluk
hidup yang lain tanaman juga tidak dapat tumbuh dan berkembang bila tidak ada
pemasukkan berupa zat gizi dalam bentuk makanan atau nutrisi. Pemberian nutrisi
1
Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa keuntungan yaitu
tanaman jarang terserang hama penyakit, pemberian larutan unsur hara lebih efektif
dan efisien karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman tersebut, dapat
diusahakan terus menerus tidak tergantung musim, dan dapat diterapkan pada lahan
hama dan penyakit relatif kecil, dan produktivitas tanaman yang dihasilkan lebih
tinggi.
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran komersil
seragam. Selada adalah sayuran yang mempunyai gizi yang cukup tinggi. Menurut
USDA National Nutrient Data Base (2018), dalam 100gr selada terkandung energi
2
(Suratiyah, 2015). Pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dan
semua biaya yang betul-betul dikeluarkan petani, nelayan, dan peternak (Rahim.
dkk, 2012 ).
prosesnya tergolong cukup mudah dan hasil yang cukup menjanjikan. Salah satu
usaha budidaya tanaman selada dengan teknik tanah hidroponik yaitu Organic
Farmindo Hydroponic milik Bapak Heru Eka Setiawan, SP yang terletak di Jalan
selada segar. Namun pada dasarnya dalam proses budidaya selada dengan teknik
tanam hidroponik, setiap petani mempunyai caranya sendiri. Dengan adanya hal
tersebut diatas maka menjadi motivasi penulis untuk mengambil judul ini.
Berdasarkan uraian diatas, maka masalah dalam Praktek Kerja Lapang ini yaitu:
Setiawan?
Setiawan?
3
1.3 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Setiawan?
Setiawan?
1. Bagi Mahasiswa
hidroponik.
usahatani.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman selada keriting (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman
Terdapat bukti berupa lukisan pada kuburan Mesir kuno yang menunjukkan bahwa
Lactuca sativa L. telah ditanam sejak tahun 4500 SM. Selada berasal dari Asia Barat
yang kemudian menyebar di Asia dan negara-negara beriklim sedang. Tanaman ini
awalnya digunakan sebagai obat dan pembuatan minyak, selain itu biji selada juga
Phylum : Spermatophyta
Ordo : Dicotyledoneae
Subclass : Angiospermae
Genus : Lactuca
a. Daun
5
Tekstur daun lunak, renyah dan terasa agak manis. Daun selada keriting
b. Batang
cm.
c. Akar
dan menebalnya akar lateral secara horizontal. Akar lateral tumbuh didekat
Perbungaan selada keriting memiliki tipe mulai rata padat yang tersusun
dari banyak bongkol bunga yang terdiri dari 10 - 25 kuncup bunga dengan
dengan serangga. Seluruh bunga dalam bongkol yang sama akan membuka
secara bersamaan dan singkat pada pagi hari. Biji di dalam bongkol yang
satu biji yang disebut achene. Biji cenderung tersebar, berukuran kecil,
1. Iklim
tempat yang ideal berkisar antara 1.000-1.800 mdpl, semakin tinggi suatu
6
tempat maka suhu udaranya akan turun dengan laju penurunan 0,50°C
2. Tanah
Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai macam tanah. Jenis tanah
3. Suhu
Suhu yang cocok untuk budidaya selada adalah 15-25°C. Suhu yang
4. Curah Hujan
Selada keriting kaya akan sumber vitamin. Kaya garam mineral dan unsur -
unsur alkali sangat mendominasi. Hal ini yang membantu menjaga darah tetap
bersih, pikiran dan tubuh dalam keadaan sehat. Selada berdaun kaya akan lutein dan
beta-karoten. Juga memasok vitamin C dan K, kalsium, serat, folat, dan zat besi.
7
Nutrisi lainnya adalah vitamin A dan B6, asam folat likopen, kalium, dan
2.4.1 Hidroponik
Istilah hidroponik berasal dari bahasa latin “hydro” (air) dan “ponous”
media tanah (Setiawan, 2017). Menurut Susilawati (2019) dasar yang paling
penting dari sistem budidaya hidroponik adalah kandungan hara dalam air berupa
larutan yang diberikan secara terus-menerus sebagai nutrisi. Seperti mahluk hidup
yang lain tanaman juga tidak dapat tumbuh dan berkembang bila tidak ada
pemasukkan berupa zat gizi dalam bentuk makanan atau nutrisi. Pemberian nutrisi
8
Nutrisi hidroponik merupakan unsur hara yang diberikan untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara tanaman. Pada sistem hidroponik seluruh kebutuhan hara
hanya diperoleh dari nutrisi yang diberikan sehingga pemberian unsur hara yang
Kebutuhan unsur hara tanaman dibagi kedalam dua kelompok yaitu unsur hara
makro C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S dan unsur hara mikro Cu, Mn, Fe, Zn, B, Mo
dan Cl. Unsur C, H, O diperoleh dari air dan udara sehingga dalam pembuatan
hidroponik atau dikenal dengan istilah AB Mix merupakan senyawa kimia yang
dapat berkembang lebih cepat. Kelebihan yang utama adalah keberhasilan tanaman
untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin. Selain itu, lebih terjamin kebebasan
dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian air lebih
hemat, beberapa jenis tanaman dapat ditanam di luar musim, tidak kotor dan metode
kerja yang sudah distandarisasi sehingga lebih memudahkan pekerjaan dan tidak
Dalam sistem irigasi hidroponik NFT ( Nutrient Film Tehnique), air dialirkan
kederatan akar tanaman secara dangkal. Akar tanaman berada di lapisan dangkal
larutan.
9
Aliran air sangat dangkal, jadi bagian atas perakaran berkembang di atas air yang
meskipun lembab tetap berada di udara. Di sekeliling perakaran itu terdapat selapis
1. Persemaian
viabilitas tinggi sehingga pada saat persemaian tidak banyak benih yang tidak
daya kecambahnya.
kemudian direndam dengan air hangat + 50oC selama 10-15 menit (Setiawati
satu per satu. Rockwool yang berisi benih kemudian dimasukan ke ruang
disemai disimpan di dalam ruang gelap selama 1-2 hari dengan tetap dikontrol
10
2. Pindah Tanam
daun ke-3 atau bibit beumur + 14 HSS. Pindah tanam dilakukan dengan
3. Perawatan
tidak berubah-ubah.
11
b. Penyulaman
hama dan penyakit masih rendah dengan cara menangkap hama atau
4. Panen
pagi hari atau malam hari. Waktu pemanenan ini disesuaikan dengan
12
Pemanenan tanaman hidroponik ada baiknya rockwool yang ada di bagian
kegiatan yang dilakukan oleh petani mulai dari penentuan sumberdaya yang akan
(Soekartawi, 2001).
memproduksi suatu barang. Menurut Supardi (2000) biaya adalah sejumlah nilai
uang yang dikeluarkan oleh produsen atau pengusaha untuk membiayai kegiatan
produksi.
dua, yaitu:
Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus
13
besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang
diperoleh. Contoh biaya tetap antara lain : sewa tanah, pajak, dan penyusutan
alat pertanian.
Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh skala
produksi. Semakin besar volume kegiatan, maka semakin tinggi jumlah total
semakin rendah jumlah total biaya variabel. Contoh biaya variabel yaitu biaya
untuk sarana produksi seperti pupuk, bibit, tenaga kerja dan obat pembasmi
hama.
2012). Biaya total adalah total dari keseluruhan biaya produksi yaitu jumlah
TC = TFC + TVC
Keterangan :
14
2.7 Harga Pokok Penjualan (HPP)
Penetapan harga pokok produk yaitu dengan cara menghitung biaya produksi
per unit, sehingga harga jual produk dapat ditentukan. Pernyataan ini secara
HPP = TC
Q
Keterangan :
2.8.1 Penerimaan
harga jual produksi produksi. Setelah petani menjual hasil produksinya, maka
petani akan menerima sejumlah uang. Pernyataan ini secara matematis dapat
TR =PxQ
Keterangan :
P = Harga (Price)
2.8.2 Pendapatan
yang akan diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.
15
Pendapatan usahatani dapat diketahui dengan menghitung selisih antara total
penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Pernyataan ini
I = TR – TC
Keterangan :
I = Pendapatan (Income)
Analisis kelayakan usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat
membayar bunga modal, alat-alat, upah tenaga kerja, serta sarana produksi yang
R/C rasio merupakan alat analisis untuk mengukur biaya dari suatu usaha
produksi. Menurut Soekartawi (2006) salah satu cara yang dapat digunakan untuk
R/C rasio (Return Cost Rasio). Metode R/C rasio dilakukan dengan
16
Dengan kriteria :
B/C rasio merupakan hasil dari keuntungan dibagi dengan total biaya yang
B/C rasio = I
TC
Keterangan :
I = Pendapatan (Income)
Dengan kriteria :
Impas (break even) adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba
dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah
pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya
dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Analisis BEP merupakan alat
analisis untuk mengetahui batas nilai produksi dan volume produksi suatu usaha
mencapai nilai impas artinya suatu usaha tersebut tidak mengalami keuntungan
ataupun kerugian (Mulyadi, 2001). Menurut Ibrahim (1998) rumus dalam mencari
17
1. BEP Produksi = TR =TC
P x Q = TC
Q = TC
P
Keterangan :
P = Harga (Price)
18
BAB III
METODE PRAKTEK KERJA LAPANG
bapak Heru Eka Setiawan yang terletak di Jalan Delima, Kelurahan Madurejo,
Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu dimulai pada tanggal 03
Alat yang digunakan selama praktek kerja lapang antara lain yaitu TDS
(Total Dissolved Solids), PH meter, mesin pompa air dan alat lainnya yang
Sedangkan bahan yang digunakan selama praktek kerja lapang antara lain yaitu air,
benih selada, rockwool, netpot, sumbu, nampan, nutrisi AB Mix, paralon, selang,
dan alat lainnya yang mendukung kegiatan observasi, adapun bahan yang saya
19
3.3 Teknik Pengumpulan Data
atau data yang relevan, akurat reliable yang hendak kita teliti. Oleh karena itu perlu
digunakan metode pengumpulan data yang baik dan cocok. Berdasarkan cara
pengumpulan data (langsung atau tak langsung) jenis data dapat dikelompokkan
1. Data Primer
secara langsung dari sumbernya dalam hal ini langsung pada tempat PKL.
data yaitu :
kepada Bapak Heru Eka Setiawan, SP, maupun orang yang bekerja
20
2. Data Sekunder
data secara tidak langsung dari sumbernya. Pengumpulan data sekunder ini
Selain itu untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara partisipasi
aktif. Partisipasi aktif adalah mengikuti secara aktif atau langsung suatu kegiatan.
mengikuti secara langung kegiatan budidaya tanaman selada dengan teknik tanam
hidroponik.
21
3.4 Diagram Alir Kerangka Kerja
Melakukan observasi di Organic
Farm Indo (Budidaya selada
dengan teknik tanam hidroponik)
22
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL
Hydroponic yaitu selada. Usaha ini mulai direncanakan berdiri dari bulan Oktober
tahun 2018 dan mulai beroperasi pada bulan November tahun 2019. Lokasi dari
nama Organic Farmindo Hydroponic dipimpin oleh Bapak Heru Eka Setiawan,
Pada awalnya Bapak Heru Eka Setiawan melihat peluang pasar, yaitu
pemahanan ilmu tentang budidaya sayuran dengan teknik tanam hidroponik yang
Hydroponic. Ketika awal berdiri usaha ini belum menjadi pemasok utama sayuran
kepada konsumen.
23
Berkat kegigihan dalam membangun usahanya, kini Organic Farmindo
Hydroponic telah dikenal dikalangan masyarakat Kota Pangkalan Bun dan sudah
Organic Farmindo Hydroponic sebagai nama dari usaha mikro ini karena pemilik
pestisida melalui kata organic tersebut. Penentuan nama usaha tersebut juga
disesuaikan dengan target pasar yaitu konsumen menengah keatas, cafe dan resto.
Namun, yang menjadi pembeda dengan selada yang dibudidayakan petani lain yaitu
dari benih yang digunakan, pemilik menggunakan benih import dengan alasan hasil
produksi lebih optimal walaupun harga benih lebih mahal dibandingkan benih
mekanik yaitu apabila ada serangan hama maka yang dilakukan yaitu menangkap
hama atau mencabut tanaman yang terkena penyakit agar tidak menyebar luas ke
24
BAB V
PEMBAHASAN
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran komersil
cukup diminati, karena dalam prosesnya tergolong cukup mudah dan hasil yang
cukup menjanjikan. Proses budidaya tanaman selada yang dilakukan oleh Bapak
1. Persiapan Lahan
teknik tanam hidroponik, dalam hal ini Bapak Heru menyiapkan sebuah greenhouse
Farmindo yaitu sistem NFT (Nutrient Film Technique). NFT merupakan model
sebelum merangkai intalasi hidroponik. 1 instalasi terdiri dari 320 lubang tanam
dengan jarak antar lubang tanam yaitu 20 cm, dalam hal ini terdapat 3 intalasi.
25
Instalasi hidroponik tersebut juga dilengkapi dengan 1 mesin pompa air dengan
daya 220 watt . Berikut ini merupakan gambar greenhouse yang ada di Organic
Farmindo Hydroponic:
Gambar 2. Greenhouse
2. Penyemaian
tinggi sehingga pada saat penyemaian tidak banyak benih yang tidak tumbuh.
Adapun benih yang digunakan yaitu benih import merk BEJO dengan isi benih
1.000 pil/pack. Hal pertama yang dilakukan sebelum melakukan penyemaian yaitu
dengan membuat lubang tanam dengan paku jin kemudian benih selada dimasukan
ke dalam lubang tanam satu per satu. Rockwool disusun ke dalam nampan kemudian
Benih selada yang sudah disemai disimpan di dalam ruang gelap selama 1 hari.
26
penambahan tinggi berlebihan (etiolasi) sehingga pertumbuhan terganggu dan
tampilan secara visual kurang menarik. Setelah 1 hari disimpan di dalam ruang
penyiraman setiap hari agar terjaga kelembabannya. Bibit yang telah disemai +
berumur 7 hari atau telah muncul daun ke-3 dapat dipindahkan ke intalasi
peremajaan. Berikut ini merupakan gambar penyemaian benih selada yang ada di
3. Pindah Tanam
a. Intalasi peremajaan
27
Jarak tanam pada instalasi peremajaan yaitu 10 cm. Berikut ini merupakan
gambar dari proses pindah tanam bibit selada ke instalasi peremajaan yang
b. Instalasi Pendewasaan
atau berumur + 30-35 hari. Jarak tanam pada instalasi pendewasaan yaitu
20 cm. Berikut ini merupakan gambar dari proses pindah tanam bibit
28
Gambar 5. Pindah Tanam Bibit Selada ke Instalasi Pendewasaan
4. Perawatan
hasil yang memuaskan. Kegiatan perawatan selada dengan teknik tanam hidroponik
meliputi pemberian nutrisi AB mix, pengontrolan kepekatan larutan nutrisi dan pH,
Pembuatan larutan stok nutrisi perlu dipersiapkan lebih awal agar pada
larutan nutrisi dapat dilakukan dengan cara melarutkan AB mix siap pakai
untuk ukuran 6 liter air. Dalam proses pemberian nutrisi dibarengi dengan
pengisian air sesuai dengan ukuran tong yang tersedia, kegiatan ini
29
Berikut ini merupakan gambar dari proses pemberian larutan nutrisi AB
mengukur kepekatan larutan nutrisi yaitu TDS meter. Satuan TDS meter
dengan umur tanaman. Pada masa peremajaan (umur 7-14 hari) tanaman
nutrisi yaitu celupkan bagian ujung TDS meter yang terdapat besi
30
Alat pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat
yaitu 5,5 - 6,5. Apabila pH larutan nutrisi terlalu tinggi maka ditambahkan
Farmindo Hydroponic:
d. Pengendalian hama
terkena penyakit agar tidak menyebar luas ke seluruh tanaman yang ada di
dalam greenhouse.
32
Di sekeliling greenhouse juga dilengkapi dengan insect net yang berfungsi
untuk menghalangi serangga atau hama agar tidak dapat masuk ke dalam
area tanam. Berikut ini merupakan gambar hama (ulat) yang menyerang
5. Pamanenan
Tanaman selada dapat dipanen ketika umur 30-35 hari. Proses pemanenan
selada biasanya dilakukan ketika pagi atau sore hari karena tanaman selada
dibersihkan dari daun yang rusak atau layu, kemudian selada di packing sesuai
Hydroponic:
33
Gambar 11. Pemanenan Selada
Hidroponik
dikeluarkan dalam usaha tani. Berikut merupakan analisis biaya dalam budidaya
Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap
ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Contoh biaya
tetap antara lain: sewa tanah, pajak, dan penyusutan alat pertanian. Di dalam
Farmindo biaya tetap yang telah disusutkan dalam satu kali periode tanam atau per
satu bulan meliputi 960 lubang tanam disajikan pada tabel berikut:
34
Tabel 2. Perhitungan Biaya Tetap yang telah Disusutkan
Biaya
Penyusutan
Harga Umur
Jenis Nilai Sisa (Harga
No Satuan Ekonomis Kuantitas Total
Alat (Harga Jual) Satuan-Nilai
(Rp/Unit) (Bulan)
Sisa)/Umur
Ekonomis
Paralon
1. Rp 30,000 Rp 15,000 60 Rp 250 48 Batang Rp 12,000
2½ inc
Baja
2. Rp 60,000 Rp 30,000 60 Rp 500 21 batang Rp 10,500
ringan
Talang
3. Rp 40,000 Rp 20,000 60 Rp 333 2 batang Rp 667
air
4. Dop Rp 3,000 Rp 1,000 60 Rp 33 24 Pcs Rp 800
Tong air
8. Rp 40,000 Rp 20,000 36 Rp 556 2 Pcs Rp 1,111
20L
Tong air
9. Rp 175,000 Rp 80,000 36 Rp 2,639 1 Pcs Rp 2,639
200L
Selang
10. Rp 3,000 Rp 1,000 36 Rp 56 2 Mater Rp 111
kecil
11. Kabel Rp 2,000 Rp 1,000 36 Rp 28 50 Meter Rp 1,389
Stop
12. Rp 7,000 Rp 3,000 36 Rp 111 1 Pcs Rp 111
kontak
penyusutan biaya tetap yang dikeluarkan untuk memproduksi selada dalam satu kali
periode tanam atau per satu bulan meliputi 960 lubang tanam yaitu sebesar Rp.
60.556,-.
35
2. Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh skala
produksi. Semakin besar volume kegiatan, maka semakin tinggi jumlah total biaya
variabel dan sebaliknya semakin rendah volume kegiatan, maka semakin rendah
jumlah total biaya variabel. Contoh biaya variabel yaitu biaya untuk sarana
produksi seperti pupuk, bibit, tenaga kerja dan obat pembasmi hama. Berikut ini
adalah biaya tidak tetap (biaya variabel) yang dikeluarkan dalam satu kali periode
tanam atau per satu bulan meliputi 960 lubang tanam di Organic Farmindo
Hydroponic.
tidak tetap yang dikeluarkan untuk memproduksi selada dalam satu kali periode
tanam atau per satu bulan meliputi 960 lubang tanam yaitu sebesar Rp. 946.657,-.
36
3. Biaya Total
Biaya total adalah total dari keseluruhan biaya produksi yaitu jumlah dari
total biaya tetap dan total biaya variabel. Berdasarkan perhitungan diatas total biaya
penyusutan yang dikeluarkan untuk memproduksi selada dalam satu kali periode
tanam atau per satu bulan meliputi 960 lubang tanam yaitu sebesar Rp. 60.556,- dan
total biaya tidak tetap yaitu sebesar Rp. 946.657,- sehingga biaya total yang
dikeluarkan petani untuk memproduksi selada dalam satu kali periode tanam atau
per satu bulan meliputi 960 lubang tanam sebesar Rp. 1.007.213,-.
Penetapan harga pokok produk yaitu dengan cara menghitung biaya produksi
per unit, sehingga harga jual produk dapat ditentukan. Diketahui total biaya
produksi yang dikeluarkan petani untuk memproduksi selada dalam satu kali
periode tanam atau per satu bulan meliputi 960 lubang tanam sebesar Rp.
harga pokok sebesar Rp. 1.050/batang. Sedangkan harga jual selada yang
ditetapkan oleh pemilik usaha yaitu sebesar Rp 10.000/batang. Artinya, harga jual
5. Penerimaan
Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara harga jual dengan produksi.
Diketahui pada usaha tani budidaya selada di Organic Farmindo dalam satu kali
periode tanam atau per satu bulan dapat memproduksi 960 batang selada dengan
harga jual Rp. 10.000/batang, sehingga penerimaan yang diperoleh yaitu Rp.
9.600.000,-.
37
6. Pendapatan
seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan usaha tani
dapat diketahui dengan menghitung selisih antara total penerimaan dan total biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi. Diketahui pada usaha tani budidaya selada
di Organic Farmindo dalam satu kali periode tanam atau per satu bulan meliputi
biaya total yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 1.007.213,-, sehingga pendapatan
yang diperoleh petani yaitu sebesar Rp. 8.592.787,-. Dalam hal ini usaha tani
untung karena pendapatan lebih besar dibandingkan total biaya yang dikeluarkan.
7. R/C Ratio
R/C rasio merupakan alat analisis untuk mengukur biaya dari suatu usaha
produksi. Menurut Soekartawi (2006) salah satu cara yang dapat digunakan untuk
R/C rasio (Return Cost Rasio). Metode R/C rasio dilakukan dengan
Dengan kriteria :
selada dalam satu kali periode tanam atau per satu bulan meliputi 960 lubang tanam
yaitu sebesar Rp. 9.600.000,- sedangkan biaya total yang dikeluarkan yaitu sebesar
38
Rp. 1.007.213,-, sehingga diperoleh nilai R/C rasio sebesar Rp. 9,53,-. Ini berarti
nilai R/C lebih besar dari 1 maka kegiatan usaha tani budidaya selada dengan teknik
tanam hidroponik di Organic Farmindo dinyatakan layak, dapat dilihat dari setiap
Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan, maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp.
9,53,-.
8. B/C Ratio
B/C ratio merupakan hasil dari keuntungan dibagi dengan total biaya yang
digunakan.
Dengan kriteria :
selada dalam satu kali periode tanam atau per satu bulan meliputi 960 lubang tanam
yaitu sebesar Rp. 8.592.787,- sedangkan biaya total yang dikeluarkan yaitu sebesar
Rp. 1.007.213,-, sehingga diperoleh nilai B/C rasio sebesar Rp. 8,53,-. Ini berarti
Nilai B/C lebih besar dari 0 maka kegiatan usaha tani budidaya selada dengan
teknik tanam hidroponik di Organic Farmindo dinyatakan layak, dapat dilihat dari
setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan, maka akan memperoleh keuntungan sebesar
Rp. 8,53,-.
39
9. Break Event Point (BEP)
Analisis BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi
dan volume produksi suatu usaha mencapai nilai impas artinya suatu usaha tersebut
(1998) BEP terbagi menjadi 2 yaitu BEP produksi dan BEP Harga. BEP produksi
merupakan hasil dari biaya total dibagi dengan harga jual produk, sedangkan BEP
harga merupakan hasil dari BEP Produksi dikalikan dengan harga jual produk.
memproduksi selada dalam satu kali periode tanam atau per satu bulan meliputi 960
lubang tanam mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.007.213,- dan harga jual selada
tersebut yaitu Rp. 10.000/batang sehingga diperoleh nilai BEP produksi sebesar 101
batang. Nilai BEP produksi yang diperoleh sebesar 101 batang artinya usahatani
memperoleh titik impas. Produksi yang dihasilkan sebanyak 101 batang, maka
Nilai BEP produksi sebesar 101 batang dan harga jual selada sebesar Rp.
10.000/batang sehingga diperoleh nilai BEP harga sebesar Rp. 1.010.000,-. Nilai
BEP harga yang diperoleh sebesar Rp. 1.010.000,- artinya pada saat hasil penjualan
selada sebanyak 101 batang dengan jumlah Rp. 1.010.000,-, maka kegiatan
usahatani tidak mengalami kerugian atau keuntungan karena berada pada titik
impas.
40
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Tahapan budidaya tanaman selada yang dilakukan oleh Bapak Heru Eka
pemanenan.
Bapak Heru Eka Setiawan dalam satu kali produksi di Organic Farmindo
Nilai R/C lebih besar dari 1 maka kegiatan usaha tani budidaya selada
layak, dapat dilihat dari setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan, maka
Nilai B/C lebih besar dari 0 maka kegiatan usaha tani budidaya selada
layak, dapat dilihat dari setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan, maka
41
dihasilkan sebanyak 101 batang, maka kegiatan usahatani tersebut
Nilai BEP harga yang diperoleh sebesar Rp. 1.010.000,- artinya pada
saat hasil penjualan selada sebanyak 101 batang dengan jumlah Rp.
6.2 Saran
Saran yang penulis berikan yaitu pada tahapan budidaya selada dengan teknik
pada setiap kegiatannya agar selada yang diproduksi tumbuhnya lebih optimal serta
42
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N., & Azizah, N. 2018. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara
Hidroponik. Malang: UB Press.
Lingga, Lanny. 2010. Cerdas Memilih Sayuran. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.
Mas’ud, H. 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada. Sulteng: Media Litbang.
Setiawati, W., Murtiningsih, R., Sopha, G. A., & Handayani, T. 2007. Petunjuk
Teknis Budidaya Tanaman Sayuran. Bandung: Balai Penelitian Tanaman
Sayuran.
Soekartawi. 2001. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
43
Sumpena, U. 2005. Budidaya Selaada Intensif. Jakatra: Penebar Swadaya.
Swastika, Sri. Dkk. 2018. Budidaya Sayuran Hidroponik (Bertanam Tanpa Media
Tanah). Riau: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
USDA National Nutrient Database for Standart Reference (2018), Lettuce Green
Leaf, Basic Report, The National Agricultural Library.
44
LAMPIRAN
Keterangan :
TC
Harga Pokok Penjualan (HPP) =
Q
Keterangan :
Keterangan :
P = Harga (Price)
45
Pendapatan (I) = TR – TC
Keterangan :
I = Pendapatan (Income)
Total Penerimaan
R/C Ratio = Biaya Total
Pendapatan
B/C Ratio = Biaya Total
Biaya Total
BEP Produksi = Harga Jual
46
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Tempat Praktek Kerja Lapang
47
Lampiran 3. Formulir Keterangan Diterima Praktek Kerja Lapang
48
Lampiran 4. Surat Tugas Praktek Kerja Lapang
49
50
Lampiran 5. Surat Keterangan Berakhir Praktek Kerja Lapang
51
Lampiran 6. Hasil Penilaian Kegiatan Praktek Kerja Lapang
52
Lampiran 7. Lembar Konsultasi Praktek Kerja Lapang
53
Lampiran 8. Catatan Harian (Log Book) Praktek Kerja Lapang
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63