HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh:
Pembimbing PKL
KATA PENGANTAR
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapang ini meskipun dalam bentuk yang
sangat sederhana.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ketua dan semua pihak yang telah
Praktik Kerja Lapang serta dalam penyususnan laporan ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Lapang ini masih sangat
jauh dari kriteria sempurna oleh karena itu kritikan dan saran yang bersifat
penyusunan berikutnya.
adanya, baik terhadap penulis sendiri maupun kepada adik-adik dan penerus
DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. vii
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Sasaran Belajar ......................................................................................... 3
1.2.1. Aspek Pengetahuan ................................................................................ 3
1.2.2. Aspek Keterampilan .............................................................................. 3
1.2.3. Aspek Sikap ........................................................................................... 3
1.3. Kegunaan PKL .......................................................................................... 4
1.3.1. Bagi Mitra Belajar ................................................................................. 4
1.3.2. Bagi Mahasiswa ..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
2.1. Tumbuhan Jamur Tiram............................................................................ 5
2.1.1. Klasifikasi Jamur Tiram......................................................................... 5
2.1.2. Kandungan Jamur Tiram........................................................................ 9
2.2. Media Tanam............................................................................................. 9
2.3. Pemasaran.................................................................................................. 10
2.3.1. Definisi Pemasaran................................................................................. 10
2.3.2. Konsep Inti Pemasaran .......................................................................... 11
2.4. Produksi .................................................................................................... 16
2.4.1. Definisi Produksi.................................................................................... 16
BAB III METODE PELAKSANAAN PKL ................................................ 18
v
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
Tabel Judul Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah salah satu bentuk implementasi secara
sistematis dan sinkron antara program pendidikan di bangku kuliah dengan
program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara
langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) mahasiswa diharapkan tidak hanya
mampu nengaplikasikan segala ilmu dan teori-teori yang telah didapatkan di
bangku kuliah, tetapi harus mampu menimba pengetahuan baru dan bekerja sama
di tempat praktek kerja lapangan, baik dalam instansi swasta maupun
pemerintahan.
Praktek kerja lapang (PKL) dipandang perlu, karena melihat pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Praktek kerja lapang (PKL) akan
menambahkan kemampuan untuk mengamati, mengkaji serta menilai antara teori
dangan kenyataan yang terjadi dilapangan dan pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas managerial mahasiswa dalam nnengamati permasalahn dan persoalan,
baik dalam aplikasi teori maupun kenyataan sebenarnya.
Pelaksanaan praktek kerja lapang ini berfokus pada budidaya jamur tiram
karena dianggap sebagai peluang usaha yang sangat bagus. Melihat dari peluang
pasar yang terbuka lebar untuk memasarkan jamur tiram. Kandungan gizi yang
bermanfaat bagi manusia akan menambah daya tarik konsumen untuk membeli
jamur ini.
Pada jaman sekarang tidak sedikit sarjana menjadi pengangguran. Mereka
pulang ke kampungnya masing-masing hanya bermodalkan ijazah saja tidak
memiliki keterampilan apa-apa. Dengan adanya keterampilan dalam budidaya
jamur tiram ini, diharapkan mampu membuka usaha sekaligus membuka lapangan
kerja.
Perkembangan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan
produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi, tetapi juga mampu
mendorong kita agar lebih bekerja keras dalam mengembangkan sektor pertanian.
2
Hal ini merupakan tantangan apabila menginginkan pertanian kita dapat menjadi
pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor
penggerak pembangunan bangsa. Oleh karena itu, pengembangan pertanian pada
sektor agribisnis sebagai suatu sektor ekonomi sangat diperlukan dalam
mendorong kemajuan pertanian di Indonesia.
Agribisnis dapat digunakan sebagai sarana mengatasi kemiskinan karena
memiliki pasar yang sangat luas dan juga merupakan suatu sektor yang tidak
banyak memerlukan modal untuk menambah nilai terhadap bahan mentah,
sehingga dengan karakteristik tersebut pengembangan sektor agribisnis sangat
sesuai dengan pengembangan industri-industri kecil di pedesaan.
“Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan,
ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah, pengadaan dan penyaluran
sarana produksi, terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi, lemahnya
organisasi dan manajemen usahatani serta kurangnya kuantitas dan kualitas
sumberdaya manusia” (Darwis, 2017).
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka sektor pertanian yang berbasis
agribisnis perlu menerapkan ilmu manajemen sebagai sarana untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian secara terstruktur
dan terorganisir terhadap kegiatan agribisnis. Manajemen berperan penting dalam
bisnis pertanian mengingat sifatnya yang penuh ketidakpastian dan rentan
terhadap risiko kerugian. Salah satu usaha agribisnis adalah budidaya jamur tiram
merupakan potensi bisnis yang sangat menjanjikan jika dikembangkan di daerah
tropis seperti Indonesia.
Kesejahteraan petani jamur tiram masih jauh dari harapan. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola
budidaya jamur tiram, kurangnya akses dalam sistem pemasaran serta kurangnya
pengetahuan tentang strategi pengembangan jamur tiram. Selain itu, terdapat
berbagai risiko usaha dalam sektor pertanian, risiko usaha di sektor pertanian
lebih besar dibandingkan dengan sektor non pertanian, karena pertanian sangat
dipengaruhi oleh cuaca, hama penyakit, suhu udara, kekeringan, banjir dan segala
bencana alam yang berkaitan dengan pertanian. (Kadarsan dalam Devy, 2018).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manfaat lain yang dimiliki jamur tiram adalah sebagai antibakterial dan anti-tumor
sehingga jamur tiram juga banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai
macam penyakit mulai dari diabetes, lever dan lainnya. Jamur tiram putih
(Pleurotus ostreatus) merupakan tumbuhan yang tidak berklorofil dan banyak
hidup di alam liar. Jamur dapat hidup di tanah maupun di batang kayu yang telah
lapuk dan biasanya sering dijumpai pada saat musim penghujan. Jamur disini
memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai sumber bahan pangan,
obat-obatan dan juga memiliki kandungan gizi yang bagus ketika dikonsumsi
(Afief, 2015).
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur
kayu yang memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai bahan
pangan serta memiliki kandungan gizi yang setara dengan daging dan ikan. Jamur
tiram putih dilihat dari segi bisnis banyak menguntungkan, dilihat dari permintaan
pasar, waktu panen yang relatif singkat, bahan baku yang mudah didapat dan tidak
membutuhkan lahan yang luas (Kalsum, 2011).
2.1.1 Klasifikasi Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)
Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah
dibudidayakan. Jamur tiram termasuk familia Agaricaceae atau Tricholomataceae
dari klasis Basidiomycetes. (Botani and Jamur 2001).
Klasifikasi jamur tiram adalah sebagai berikut:
Divisio : Amastigomycota
Sub-Divisio : Basidiomycotina
6
Klasis : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Familia : Agaricaceae
Genus : Pleurotus
khusus juga memerlukan teknik yang rumit yang disebut tekni aseptik, untuk
menghindari terjadinya kontakminasi atau menjaga kemurnian bibit.
2. Penyiapan Rumah Jamur
Penyiapan rumah jamur merupakan langkah awal dalam budidaya jamur.
Pemilihan lokasi rumah jamur diupayakan yang memiliki suhu 30- 32ºC dekat
dengan sumber air dan sarana produksi yang lain. Ketinggian rumah 5-6 meter,
beratap genting atau plastik, dinding dari anyaman bambu yang dilapisi plastik.
Besarnya rumah jamur ini tergantung pada jumlah polybag yang akan
ditempatkan. Faktor lingkungan seperti pencahayaan yang penting untuk
pertumbuhan jamur, oksigen karena jamur bersifat aerob (membutuhkan oksigen),
kelembaban air, suhu dan derajat keasaman (pH) serkisar 6. Faktor-faktor tersebut
merupakan faktor penting untuk keberhasilan budidaya jamur tiram. Rumah jamur
dilengkapi dengan pintu, jendela untuk mengatur sirkulasi udara yang dengan rak-
rak untuk menempatkan polybag. Rumah jamur yang sudah jadi, sebelum dipakai
perlu disterilkan dengan menabur kapur dan insektisida, tunggu selama 1-2 hari,
baru polybag yang sudah diinokulasi dimasukan kedalamnya.
3. Pembuatan Media Tanam Jamur
Media tanam jamur menggunakan bahan dasar serbuk gergaji yang sudah
diayak dan bahan-bahan campuran berupa gips (CaSO4), kapur (CaCo3), bekatul,
TSP, dicampur dengan air secara merata hingga kadar air 60% atau jika dikepal
media tidak pecah. Setelah tercampur rata media dimasukan ke dalam polybag
berukuran 20X35 cm. Berat media tanam 800-900 gram, ditutup dengan kapas
dan diikat dengan cincin plastik.
4. Sterilisasi Media Tanam
Sterilisasi dilakukan untuk menghindari adanya kontaminasi organisme lain
yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.
5. Inokulasi Bibit
Inokulasi bibit adalah langkah mengisikan bibit jamur ke dalam media tanam
yang sudah dingin. Bibit yang digunakan adalah F3 yang diisikan secara aseptik
(dilakukan dekat lampu bunsen atau lampu spirtus) menggunakan skalpel atau
8
peluang besar pada beberapa segmen usaha yang berkaitan erat dengan bisnis
jamur, seperti bisnis bibit jamur (inokulan), bisnis penjualan media jamur
(baglog), bisnis olahan jamur, bisnis jasa dan pelatihan budidaya jamur, serta
bisnis bidang agrowisata jamur (Suryani Rahmat dan Nurhidayat, 2011).
2.1.3 Kandungan Gizi dan Manfaatnya
Jamur tiram putih juga mengandung sejumlah vitamin penting terutama
kelompok vitamin B. Kandungan vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), niasin dan
provitamin D2 (ergosterol)-nya cukup tinggi. Jamur merupakan sumber mineral
yang baik, kandungan mineral utama yang tertinggi adalah kalium (K), kemudian
fosfor (P), natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Namun, jamur juga
merupakan sumber mineral minor yang baik karena mengandung seng, besi,
mangan, molibdenum, kadmium dan tembaga. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Mg
mencapai 56-70% dari total abu, dengan kandungan kalium sangat tinggi
mencapai 45% (Hendritomo, 2010).
Disamping rasanya yang lezat, mengandung vitamin dan memiliki kandungan
gizi yang cukup bermanfaat, sehingga saat ini sudah menjadi pilihan bagi
masyarakat sebagai makanan yang layak dikonsumsi. Hal tersebut menjadikan
permintaan pasar akan jamur tiram semakin meningkat, bukan hanya dari dalam
Negeri tetapi juga permintaan dari luar Negeri yang masih sangat besar
peluangnya. Selain itu, cara budidaya jamur tiram ini mudah dan dapat dilakukan
sepanjang tahun dan tidak memerlukan lahan yang luas. Jamur tiram cukup
toleran terhadap lingkungan dan dapat dijadikan sebagai pekerjaan pokok maupun
pekerjaan sampingan. Diversifikasi produk jamur tiram cukup banyak dapat
bentuk segar, kering, kaleng, serta diolah menjadi keripik, pepes, tumis dan
nugget.
Proses pemasaran dimulai dari menentukan apa yang diinginkan oleh konsumen
yang pada akhirnya pemasaran memiki tujuan yaitu :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan
perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang
dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail kegiatan yang berhubungan dengan
pemasaran. Kegiatan pemasaran meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan
produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada
konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara
cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok
dengannya dan terjual dengan sendirinya.
Dasar pemikiran pemasaran dimulai dengan adanya kebutuhan (needs),
keinginan (wants) dan permintaan (demands), produk (barang, jasa, gagasan),
nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan, pasar,
pemasar dan calon pembeli (Swastha, Basu 2014).
2.3.2 Konsep Pemasaran
Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan bagian
penting dalam mencapai kesuksesan bagi perusahaan, akan menyadari adanya
tindakan dan falsafah baru yang disebut konsep pemasaran merupakan kunci
dalam meraih tujuan organisasi atau perusahaan ialah dengan menjadikan
perusahaan harus lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan,
menyampaikan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran
yang terpilih.
Dimana konsep pemasaran merupakan perusahaan atau bisnis yang
menyatakan bahwa kepuasaan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya adalah
syarat yang paling penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan yang
dijalani. Konsep ini berguna untuk menyediakan kepuasan tersendiri kepada
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Konsep inti pemasaran pada dasarnya dimulai dari;
1. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan
12
pemasaran menjadi tidak loyal dan memiliki kecenderungan yang besar untuk
berpindah ke produsen atau produk substitusi lainnya.
3. Nilai, Biaya dan Kepuasan
Kepuasan pelanggan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam
menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Bila kinerja atau prestasi
sesuai atau bahkan melebihi harapan, maka pembelinya akan merasa puas.
Perusahaan yang cerdik memfokuskan diri terhadap kepuasan konsumen dengan
hanya menjanjikan apa yang dapat mereka serahkan, kemudian menyerahkan
lebih banyak dari yang mereka janjikan, sehingga konsumen selalu loyal terhadap
produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
4. Pemasar dan Calon Pembeli
Pemasar adalah seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang
akan terlibat dalam pertukaran nilai (value). Calon pembeli adalah seseorang yang
diidentifikasikan oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu
terlibat dalam pertukaran tersebut. Pemasar dapat bertindak sebagai pembeli
ataupun penjual, tergantung pada tingkat keaktifan mereka dalam mengupayakan
terjadinya pertukaran. Dalam situasi dimana kedua belah pihak secraa aktif
mengupayakan terjadinya pertukaran, maka keduanya disebut sebagai pemasar
dan situasi tersebut adalah salah satu pemasaran timbal balik (reciprocal
marketing).
2.2.3 Sistem Pemasaran
Proses pemasaran pada prinsipnya adalah suatu proses penyampaian produk
dari produsen ke konsumen. Proses pemasaran merupakan kelanjutan dari proses
produksi. Kegiatan ini bertujuan agar dana yang diinvestasikan dalam kegiatan
produksi dapat diperoleh kembali dengan mendapatkan sejumlah dana dari hasil
penjualan sebagai imbalan dari investasi yang telah dilakukan. Pemasaran
meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan usaha yang
bertujuan merencanakan, menentukan harga hingga mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan
pembeli (konsumen), baik actual maupun potensial. Pemasaran adalah proses
14
adalah nilai yang disebutkan dalam bentuk mata uang seperti rupiah, dinar atau
medium moneter lainnya sebagai nilai tukar.
Produsen harus pandai menetapkan kebijaksanaan harga, tinggi atau
rendahnya harga yang ditetapkan harus berpedoman pada:
a. Keadaan/kualitas barang.
b. Konsumen yang dituju, berpenghasilan tinggi, sedang, atau rendah, konsumen
perkotaan atau pedesaan.
c. Suasana pasar, apakah produknya baru dikenalkan ke pasar atau produk
menguasai pasar, produk sudah melekat dihati konsumen atau banyak saingan.
3. Tempat (Place)
Lokasi adalah tempat tersedianya barang produksi dalam jumlah yang banyak.
Perusahaan harus dapat menentukan lokasi yang dapat dijangkau, waktu yang
tepat untuk setiap pembelian produk yang nantinya akan di pasarkan. Oleh karena
itu, untuk mempelancar penyaluran produk dari produsen ke konsumen umumnya
di gunakan saluran distribusi.
Lokasi adalah tempat yang di gunakan untuk perpindahan produk dari pembuat
ke pembeli. Lokasi juga diartikan sebagai kebijakan yang di buat oleh perusahaan
yang berkaitan dengan kegiatan untuk dijadikan tempat usaha. Terdapat beberapa
komponen yang menunjukkan lokasi seperti: pemilihan lokasi yang mudah
strategis, ramai, di sekitar perbelanjaan, dekat pemukiman, terjangkau aman dan
nyaman bagi pelanggan, serta dilengkapi fasilitas yang mendukung seperti adanya
lahan parkir dan lainnya. Lokasi termasuk peranan yang penting dalam melakukan
usaha. Oleh karena itu, lokasi berpengaruh dengan tempat usaha dengan pusat
perbelanjaan, keramaian, terjangkau, nyaman dan tersedianya tempat parkir yang
bagus. Lokasi yang strategis memberikan hal yang baik bagi konsumen karena
lebih mudah untuk menjangkau dan juga keamanan yang baik. Sehingga ada
hubungan antara lokasi yang tepat dengan daya tarik konsumen untuk
melaksanakan pembelian produk atau barang tersebut.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk
membujuk dan menjelaskan manfaat dari suatu produk agar konsumen tertarik
16
Q=f (K , L , R , T )
Dimana :
Q = Jumlah hasil (output) yang dihasilkan
K = Jumlah modal atau kapital
L = Jumlah tenaga kerja
R = Sumber daya
T = Teknologi yang digunakan.
18
BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL
BAB IV
DESKRIPSI AGROSISTEM KASUS
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Salah satu tipe penggunaan lahan dan
bangunan yang penting ialah untuk membangun sebuah usaha agribisnis. Dimana
dengan adanya lahan dan bangunan tersebut, perusahaan dapat menjalankan
proses produksi dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut
(Sirait, 2006).
Sumberdaya lahan dan bangunan merupakan sumberdaya yang sangat penting
dalam suatu agrosistem karena lahan dan bangunan merupakan tempat
dilaksanakannya semua kegiatan dalam agrosistem karena lahan dan bangunan
tersebut milik pribadi. Selain sebagai rumah huni yang ditinggali oleh seluruh
keluarganya juga sebagai pabrik dalam proses produksi jamur tersebut.
Sumberdaya lahan dan bangunan juga merupakan harta tetap yang sewaktuwaktu
dapat dipergunakan.
Sumberdaya lahan dan bangunan yang dimiliki oleh KWT Simbang Sejahtera
sebagai berikut:
Tabel 1. Sumberdaya lahan dan bangunan di Myco Farm (mycotopia)
C B
Keterangan :
1. Simbol A adalah lahan untuk melakukan kegiatan pengayakan, pencampuran,
pewadahan dan sterilisasi.
2. Simbol B adalah ruang inkubasi, ruangan ini memiliki fungsi untuk
menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah diinokulasi
(Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28 0C dengan kelembaban
60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi denganrakrak bambu untuk menempatkan
media tanam dalam kantong plastik (baglog).
3. Simbol C adalah ruang penanaman, digunakan untuk menumbuhkan tubuh
buah jamur. Ruanganini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat
penyemprot atau pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan
mengatur suhu udarapada kondisi optimal 16 – 220C dengan kelembaban 80 –
90%.
24
Keterangan:
NPA : Nilai Penyusutan Alat (Rp)
NB : Nilai awal (Rp)
NL : Nilai akhir (Rp)
LP : Lama Pemakaian (Tahun)
Penyusutan alat yang diamati pada Praktik Kerja Lapang (PKL) dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
25
Zaenab
Pemilik
Akmal
Pemasaran
Tono Jalaluddin
Produksi Produksi
sebagai seorang pimpinan atau ketua usaha Myco Farm yang mengelola usahanya
sendiri yaitu membudidayakan jamur dan di bantu oleh 3 karyawannya.
Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau
dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja kotor biasanya mengacu
pada aktiva lancar, yang biasanya meliputi kas, piutang dagang dan persediaan.
Modal kerja bersih biasanya diartikan sebagai aktiva lancar dikurangi utang
lancar. Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun
penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, tetapi penggunaan
aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal
kerja yang dimiliki perusahaan.
Modal kerja perusahaan sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar
dapat memberikan keuntungan yang maksimal sehingga suatu perusahaan bisa
beroperasi menjadi rendah, menunjang segala kegiatan operasi perusahaansecara
teratur. Untuk sumber modal usaha Myco Farm menggunakan modal pribadi.
b. Biaya Investasi
Biaya investasi yaitu suatu istilah yang berhubungan dengan keuangan dan
ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan
suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan, investasi dapat disebut
juga sebagai penanaman modal. Investasi secara umum dapat diartikan sebagai
segala kekayaan (berwujud atau tidak berwujud) yang digunakan untuk
memperoleh sejumlah pendapatan atau keuntungan.Biaya Investasi yaitu suatu
istilah yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut
berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan
mendapatkan keuntungan pada masa depan, investasi dapat disebut juga sebagai
penanaman modal.
Biaya investasi tetap
Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya akan sama dan tetap tidak
berubah sedikitpun walaupun jumlah barang yang diproduksi dan dijual berubah-
ubah dalam kapasitas normal. Biaya tetap dapat berupa Biaya pembelian lahan
dan bangunan Biaya pembelian peralatan dan Perizinan usaha.
Adapun jumlah investasi tetap Myco Farm yaitu dapat dilihat pada tabel 5
berikut ini :
31
c. Modal Kerja
Adapun yang masuk dalam modal kerja yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya Tetap (Fixed Cost) adalah biaya tetap merupakan biaya yang secara total
tidak mengalami perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau
penjualan (dalam batas waktu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan
sampai kapasitas tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Namun
kapasitas pruduksi bertambah, biaya tetap juga menjadi lain. Contoh biaya tetap
adalah seperti gaji pengawai, penyusutan aktva tetap, bunga, sewa, atau biaya
kantor dan biaya tetap lainnya. Modal kerja di artikan sebagai investasi yang
ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek seperti kas, bank, surat
berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar.
2. Proses Pengadaan Bahan Baku
Manajemen pengadaan bahan baku adalah salah satu komponen utama dalam
supplay chain management. Tujuan manajemen pengadaan bahan baku adalah
mendapatkan efisiensi operasi melalui integrasi semua perolehan pergerakan
bahan baku dan kegiatan penyimpanan bahan baku di perusahaan. Secara
tradisional bagian pengadaan dianggap sebagai bagian yang kurang strategis.
Dewasa ini anggapan tersebut sudah banyak berubah. Ini dikarenakan bagian ini
mempunyai potensi untuk menciptakan daya saing perusahaan, bukan hanya dari
perannya dalam mendapatkan bahan baku dengan harga murah, tetapi juga dalam
upaya meningkatkan time to market, meningkatkan kualitas produk dan
32
PEMBUATAN MEDIA
Pencampuran dedak, serbuk kayu, molase dan
pengaturan kadar air.
PENGISIAN BAGLOG
Ukuran 18×35 cm dengan berat media tanam 900 -
1000 gram.
PEMBERIAN BIBIT
Baglog yang telah dingin di buka → di beri
bibit → diberi cincin plastik → di tutup
dengan kapas.
INKUBASI
Baglog disusun dirak dalam ruangan inkubasi dengan
posisi berdiri → ditunggu sampai miselium penuh →
tutup kapas dibuka ( 1 - 7 hari) akan muncul tubuh
buah.
PEMANENAN
Baglog di pindah ke jumbung jamur, di panen
pagi dan sore hari dengan mencabut seluruh
rumpun → dibersihkan
PENGEMASAN
Jamur yang telah bersih di masukkan kedalam
plastik kemasan, dengan berat jamur 250
gram.
Flowchart atau diagram alir bagan alir atau bagan arus adalah sebuah jenis
diagram yang mewakili alogoritme, alir kerja atau proses yang menampilkan
langkah-langkah dalam bentuk simbol-simbol grafis dan urutannya dihubungkan
dengan panah. Diagram ini mewakili ilustrasi atau penggambaran penyelesaian
masalah.
Adapun deskripsi flowchart dari proses produksi jamur tiram yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan media tanam, yaitu mencampurkan semua bahan baku untuk
membuat media tanam mulai dari dedak, serbuk kayu, molase dan
menambahkan air agar campuran media tanam tidak kering.
2. Pengisian baglog, plastik baglog dengan ukuran 18×35 cm di isi dengan
media tanam dan di timbang hingga seberat 900 – 1000 gram kemudian di
tutup dengan di ikat menggunakan tali rafia.
3. Sterilisasi media tanam, baglog atau media tanam di susun ke dalam drum
dan di kukus selama 6 jam dengan api sedang, setelah selesai baglog
kemudian di dinginkan.
4. Pemberian bibit, setelah dingin ikatan baglog di buka, kemudia diberi bibit
jamur F2 sebanyak 10 biji kemudian di tutup dengan cincin plastik dan kapas
manjun.
5. Inkubasi, baglog yang telah di beri jamur kemudian di masukkan ke dalam
rungan inkubasi dan disusun secara berjarak ke dalam rak-rak dengan posisi
berdirihingga miselium penuh atau hingga baglog berubah warna menjadi
putih, kemudian tutup kapas manjum di buka dalam wkatu 1 – 7 hari akan
muncul tubuh buah.
6. Pemanenam, baglog yang telah muncul tubuh buahnya di pindahkan ke dalam
kumbung jamur dan di susun ke dalam rak dengan posisi tidur, dalam waktu
beberapa hari jamur dapat di panen pagi dan sore hari dengan cara
mencabutnya secara keseluruhan.
7. Pengemasan, jamur yang telah di panen di bersihkan dengan cara di potong
pada bagian yang menempel pada media tanam, kemudian di masukkan ke
dalam palstik kemsasan 250 gram, kemudian di press.
35
Biaya tidak tetap atau biaya variabel (Variable Cost) adalah biaya yang
mempengaruhi besar kecilnya produksi yang dihasilkan. Biaya variabel atau
variabel cost adalah biaya yang totalnya selalu berubah-ubah secara proporsional
(sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan.Besar-kecilnya total
biaya variabel dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi penjualan secara
proporsional. Biaya variabel atau biaya operasional yaitu biaya-biaya yang terjadi
untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong. Selain itu, biaya
operasional juga termasuk biaya pengeluaran untuk melaksanakan kegiatan
pokok, yaitu berupa biaya penjualan dan administrasi untuk memperoleh
pendapatan, tidak termasuk pengeluaran yang telah diperhitungkan dalam harga
pokok penjualan dan penyusutan.
Adapun biaya variable dari usaha Myco Farm dapat dilihat pada tabel 7 di
bawah ini :
Tabel 7. Biaya Variabel Produksi Jamur Tiram Pada Usaha Myco Farm
No. Jenis Barang Jumlah Harga Satuan Nilai
(Rp) (Rp)
1. Bibit Jamur (bks) 5 6.000 30.000
2. Serbuk kayu/Dedak (karung) 2 50.000 100.000
3. Molase (liter) 1 16.000 16.000
4. Gas (unit) 1 22.000 22.000
5. Tali rapia (unit) 1 20.000 20.000
6. Plastik baglog (pck) 1 40.000 40.000
Total 228.000
Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2023
Berdasarkan Tabel 7. Menunjukkan bahwa biaya variabel usaha Myco Farm
sebesar Rp 228.000/ 1 kali produksi yang terdiri dari pembelian bahan-bahan baku
dan bahan penolong.
3. Analisis produksi dan pendapatan
Pendapatan atau dapat disebut dengan keuntungan ekonomi merupakan
pendapatan total yang diperoleh pemilik usaha setelah dikurangi biaya produksi.
37
Pendapatan dapat juga disebut dengan income dari seseorang yang diperoleh dari
hasil transaksi jual-beli dan pendapatan diperoleh apabila terjadi transaksi antara
pedagang dengan pembeli dalam suatu kesepakatan harga bersama.
Adapun hasil produksi dan pendapatan usaha Myco Farm dapat dilihat pada
tabel 8 di bawah ini :
Tabel 8. Analisis Produksi dan Pendapatan Usaha Myco Farm
No Uraian Jumlah Nilai (Rp) Nilai (Rp)
. (kg)
1. Produksi (kg) 300 - -
2. Harga Produk (Rp/kg) 35.000 -
3. Gross Output (Rp) 10.500.000
4. Biaya Tetap (Rp) 5.353.783
5. Biaya Variabel (Rp) 228.000
6. Total Biaya (Rp) 5.581.783
7. Gross Margin (Rp) 10.272.000
8. Net Farm Income (Rp/bulan) 4.918.217
9. Net Farm Income (Rp/tahun) 59.018.604
Sumber : Data Primer Yang Telah Diolah,2023
Berdasarkan Tabel 8. Menunjukkan bahwa jumlah produksi jamur sebanyak
300 kg/bulan dengan harga Rp 35.000/kg. gross output sebesar Rp 10.500.000.
Biaya tetap sebesar Rp 5.353.783. Biaya variabel sebesar Rp 228.000. Total biaya
sebesar Rp 5.581.783. Gross margin sebesar Rp 10.272.000. Net farm income /
bulan sebesar Rp 4.918.217. Net farm income / tahun sebesar Rp 59.018.604.
4. Analisis Kelayakan Usaha
Analisis R/C-Ratio
R/C-Ratio adalah perbandingan antara pendapatan kotor dengan biaya.
total penerimaan
R/C-Ratio =
total biaya
10.500.000
R/C-Ratio =
5.581.783
R/C-Ratio = 1,88
Nilai R/C = 1,88 lebih besar dari 1 artinya layak unuk diusahakan.
38
P ro d u sen K o n su m en
Berdasarkan Tabel 9. Dapat dilihat bahwa hasil panen jamur pada Myco Farm
tiap hari laku terjual.
2. Strategi Pemasaran
a. Strategi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk mendapatkan
perhatian, kemahiran, penggunaan, atau konsumsi yang mungkin memuaskan
suatu kebutuhan dan keinginan.
Strategi produk adalah suatu perencanaan teknis dalam mengidentifikasi tiap-
tiap tujuan dan maksud produk yang akan dijual berdasarkan visi perusahaan.
Strategi produk adalah fondasi utama dalam perencanaan dan pengembangan
produk yang memetakan tolok ukur guna melakukan pemasaran, kreasi, serta
distribusi konsep. Adapun strategi produk yang dilakukan oleh Myco Farm yaitu
dengan menyediakan jamur tiram dalam kemasan berukuran 250gr.
Peta kinerja agrosistem kasus Myco Farm data dilihat pada gambar 7 dibawah
ini :
1 Pasar
Modal
Input
3 3 4 4
Investasi
Proses pengadaan
bahan baku ( benih,
dedak, sekam,
2 molase)
Sumber daya:
Lahan/Bangunan
Peralatan
Proses Produksi
12 Finansial 5
manusia
6
10 8 7
Proses Proses
Pemasaran Pengemasan
11 9
BAB V
PROBLEMATISASI
5.1 Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem (AMPA)
Dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok masyarakat, kita akan selalu diperhadapkan pada berbagai masalah atau
persoalan. Demikian pula halnya jika kita menjalankan suatu usaha baik dalam
skala kecil, skala besar, maupun menengah, kita akan berhadapan suatu persoalan.
Analisis masalah pengembangan agrosistem merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mengenali, menguraikan, dan menganalisis permasalahan yang
ditemukan pada perusahaan, kemudian dibuat suatu rancangan pemecahan
masalah yang dihadapi tersebut. Tujuan utama penyusunan masalah adalah untuk
memudahkan seorang manager untuk mengindentifikasi jenis-jenis persoalan
yang dihadapi oleh suatu usaha serta mengantisispasi persoalan dengan tindakan
pencegahan dan penanggulangan terhadap persoalan masalah tersebut.
5.1.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan bagian dari proses penelitian yang dapat
dipahami sebagai upaya mendefinisikan problem serta membuat definisi tersebut
menjadi lebih terukur atau measurable sebagai suatu langkah awal penelitian.
Identifikasi masalah dalam pengembangan usaha merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mengenali, mengurangi dan menganalisa permasalahan yang
ditemukan dalam agrosistem, kemudian dibuat suatu rancangan perencanaan
pemecahan masalah (Idayu dkk, 2021).
Adapun masalah-masalah yang ditemukan dalam usaha Myco Farm adalah :
1. Produksi Rendah
Dimana produksi jamur yang dihasilkan Myco Farm hanya 10kg/hari atau
300kg/bulan yang cukup rendah juga mengakibatkan rendahnya pendapatan dan
pemasukan yang diperoleh.
2. Kurangnya Alat Produksi
Kurangnya alat produksi membuat proses produksi pada Myco Farm kurang
maksimal. Myco Farm berharap kedepannya akan memiliki alat produksi yang
lebuh lengkap.
46
Pendapatan
Akibat
Permintaan
Sebab
Konsumen Tidak
Terpenuhi
Produksi Rendah
10kg/hari
Alat Produksi
Kurang
Ket :
: Sasaran Akibat
: Sasaran Utama
: Sasaran Antara/Penyebab
49
Berikut ini struktur pohon sasaran usaha Myco Farm dapat dilihat pada
gambar 10 di bawah ini :
Akibat
Pendapatan Meningkat
Sebab
Permintaan Konsumen
Ket :
: Sasaran Akibat
: Sasaran Utama
: Sasaran Antara/Penyebab
52
BAB VI
DESAIN TINDAKAN
Akibat
Pendapatan Meningkat
Sebab
Permintaan Konsumen
Ket :
b. Alternatif keputsan
A1 : Menggunakan bibit unggul/bibit F1 : 0,50
A2 : Menjalin Kerjasama dengan pemasok :0,50
c. Kriteria keputusan :
Bobot Kriteria
K1 : Membuat bibit F1 sendiri : 0,40
K2 : Meminta pemasok memberikan : 0,60
bahan baku yang berkualitas.
1,00
Pemberian bobot terhadap kriteria keputusan didasarkan pada besar kecilnya
pengaruh kriteria tersebut terhadap pernyataan keputusan. Berdasarkan kriteria
keputusan di atas, terlihat bahwa kriteria ketiga (K2) memiliki bobot nilai 0,50
untuk Upaya meminta pemasok memberikan bahan baku yang berkualitas.
Kriteria pertama (K1) memiliki bobot 0,50.
Tabel 13. Analisis Alternatif Terpilih Myco Farm 2023.
Keputusan K1 K2 Jumlah
Alternatif 0,50 0,50
A1 (0,50) 0,50 0,50 1,00
A2 (0,50) 0,50 0,50 1,00
Sumber : Analisis Data Primer Setelah Diolah, 2023
6.1.3 Tindakan Terpilih
Tindakan terpilih merupakan keputusan akhir yang dipilih beberapa alternatif
keputusan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tindakan terpilih diperoleh melalui
penentuan skor terhadap alternatif-alternatif keputusan. Keputusan Tindakan
terpilih ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pengembagan usaha.
Alternatif Tindakan terpilih antara lain :
1. Menambah ala produksi
2. Menggunakan bibit unggul
6.2 Matriks Perencanaan Pengembangan Agrosistem
Matriks adalah perencanaan agrosistem kasus adalah sustu usaha untuk
pengembangan rancangan proyek tersebut dalam bentuk sebuah matriks. Matriks
57
Tabel 15. Tindakan, Sasaran dan Biaya Pengembangan Usaha Myco Farm
Tindakan Sasaran yang Biaya
Diperlukan (Rp)
Menambah alat-alat untuk Uang Tunai 1.500.000
meningkatkan produksi
Menggunakan bahan baku Uang Tunai 500.000
berkualitas
Menambah produksi Alat dan Bahan Baku 2.500.000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2023
Berdasarkan Tabel 15. Menunjukkan bahwa untuk Tindakan pertama yaitu
menambah alat menggunakan biaya sebanyak Rp 1.500.000, tindakan kedua
penggunaan bahan baku yang berkualitas menggunakan biaya sebanyak Rp
500.000 dan tindakan ketiga yaitu menambah produksi menggunakan biaya
sebanyak 2.500.000.
6.3 Rencana Tindakan
Rencana kerja adalah rencana perusahaan untuk Menyusun suatu kegiatan
yang dapat memberikan suatu ringkasan mengenai pelaksanaan rencana kegiatan,
agar unit perusahaan dapat mengembangkan perusahaannya. Di dalam rencana
kerja ini akan menjelaskan penanggung jawab rencana kegiatan, hasil dari
kegiatan tersebut dan jadwal pelaksanaan rencana kegiatan pengembangan
perusahaan.
Rencana kerja pengusaha adalah rencana kerja usaha untuk Menyusun
kegiatan proyek yang dpaat memberikan suatu ringkasan mengenai pelaksanaan
rencana kegiatan agar perusahaan dapat berkembang secara pesat, yang
didalamnya meliputi penanggung jawab dari masing-masing tindakan yang akan
dilakukan, kegiatan serta penjadwalan kegiatan.
Dengan mengacu pada matriks yang telah ada berikut merupakan tabel
rencana tindakan usaha pengembangan Myco Farm sebagai berikut :
59
Identifikasi persoalan potensial khusus adalah salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan terhadap sebab yang mungkin timbul dari setiap persoalan potensial
khusus. Struktur tindakan sebagai Upaya untuk Menyusun kegiatan yang juga
merupakan rangkuman dari scenario kegiatan, identifikasi tahap-tahap rawan,
persoalan potensial khusus, sebab-sebab persoalan potensial khusus, tindakan
pencegahan dan tindakan penanggulangan dapat dilihat sebagi berikut:
A. Rencana kegiatan 1 : Menambah alat produksi
1. Skenario pelaksanaan kegiatan
a. Membeli alat modern.
2. Identifikasi tahap rawan
a. Tidak tersedianya alat.
b. Banyaknya biaya yang dibutuhkan.
3. Persoalan potensial khusus
a. Memerlukan tenaga yang kebih aktif.
4. Identifikasi sebab persoalan khusus
a. Umumnya persiapan harus dilakukan terlebih dahulu.
5. Tindakan pencegahan
a. Melakukan pembelian mesin secara langsung ditoko.
B. Rencana kegiatan 2 : Meningkatkan kualitas bahan baku
1. Skenario pelaksanaan kegiatan
a. Melakukan pembuatan bibit sendiri.
b. Mencari bahan-bahan yang berkualitas.
2. Identifikasi tahap rawan
a. Biaya yang dikeluarkan meningkat.
3. Persoalan potensial khusus
a. Meningkatnya biaya membuat produksi berkurang.
4. Identifikasi sebab persoalan khusus
a. Umumnya persiapan harus dilakukan terlebih dahulu.
b. Melakukan kerjasama dengan dinas koperasi.
5. Tindakan pencegahan
a. Melakukan pendekatan dengan pemasok.
61
62
BAB VII
REFLEKSI
7.1 Aspek Pengetahuan
Setelah menganalisa dan mempelajari apa saja persoalan yang timbul pada
usaha Myco Farm, kami menemukan beberapa pengalaman yang dapat dijadikan
suatu Pelajaran dalam menegelolah suatu usaha. Ada beberapa aspek pengetahuan
yang dapat dijadikan suatu Pelajaran yaitu :
Mahasiswa 1 : Aspek Produksi
a. Kinerja proses produksi jamur tiram (Pleurotus spp) pada usaha Myco Farm
melalui beberapa tahap kegiatan, yaitu :
1. Pembuatan media tanam, yaitu mencampurkan semua bahan baku untuk
membuat media tanam mulai dari dedak, serbuk kayu, molase dan
menambahkan air agar campuran media tanam tidak kering.
2. Pengisian baglog, plastik baglog dengan ukuran 18×35 cm di isi dengan
media tanam dan di timbang hingga seberat 900 – 1000 gram kemudian di
tutup dengan di ikat menggunakan tali rafia.
3. Sterilisasi media tanam, baglog atau media tanam di susun ke dalam drum
dan di kukus selama 6 jam dengan api sedang, setelah selesai baglog
kemudian di dinginkan.
4. Pemberian bibit, setelah dingin ikatan baglog di buka, kemudia diberi bibit
jamur F2 sebanyak 10 biji kemudian di tutup dengan cincin plastik dan kapas
manjun.
5. Inkubasi, baglog yang telah di beri jamur kemudian di masukkan ke dalam
rungan inkubasi dan disusun secara berjarak ke dalam rak-rak dengan posisi
berdirihingga miselium penuh atau hingga baglog berubah warna menjadi
putih, kemudian tutup kapas manjum di buka dalam wkatu 1 – 7 hari akan
muncul tubuh buah.
6. Pemanenam, baglog yang telah muncul tubuh buahnya di pindahkan ke dalam
kumbung jamur dan di susun ke dalam rak dengan posisi tidur, dalam waktu
beberapa hari jamur dapat di panen pagi dan sore hari dengan cara
mencabutnya secara keseluruhan.
63
b. Permasalah dalam proses produksi jamur tiram adalah jumlah produksi yang
kurang dan kurangnya alat produksi.
Mahasiswa 2 : Aspek Pemasaran
a. Kinerja proses pemasaran jamur tiram (Pleurotus spp) pada usaha Myco
Farm yaitu melakukan pemasaran langsung dimana produsen langsung
menjual ke konsumen dan pemasaran tidak langsung atau melalui perantara
seperti penjual sayur kemudian ke konsumen.
b. Pengemasan, jamur yang telah di panen di bersihkan dengan cara di potong
pada bagian yang menempel pada media tanam, kemudian di masukkan ke
dalam palstik kemsasan 250 gram, kemudian di press.
c. Permasalahan dalam proses pemasaran jamur tiram adalah permintaan
konsumen yang tidak terpenuhi.
7.2 Aspek Keterampilan
Mahasiswa 1 : Aspek Produksi
Melalui Praktek Kerja Lapang (PKL) dalam aspek keterampilan dapat
memudahkan kita untuk mengetahui apa saja yang di dapat selama menyelesaikan
tugas magang di Myco Farm. Adapun Pelajaran yang dapat diambil dalam aspek
keterampilan yaitu :
a. Terampil dalam pembuatan media tanam jamur tiram
Pembuatan media tanam, yaitu mencampurkan semua bahan baku untuk
membuat media tanam mulai dari dedak, serbuk kayu, molase dan
menambahkan air agar campuran media tanam tidak kering.
b. Terampil dalam memanen jamur tiram, dimana jamur tiram dipanen 2 kali
dalam sehari yaitu pada saat pagi hari dan sore hari dipanen dengan cara
mecabut buah jamur tiram secara menyeluruh dari bonggol jamur.
Mahasiswa 2 : Aspek Pemasaran
Strategi pemasaran yang diterapkan oleh Myco Farm adalah mencakup 4P
yaitu Produk, Price (strategi harga), place (tempat) dan promotion adalah
distribusi produk ke konsumen dan strategi promosi yang diterapkan adalah
dengan mempromosikan jamur di social media seperti whatsapp, Instagram dan
facebook.
64
DAFTAR PUSTAKA
Afief, dkk. 2015. Respon Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus) terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu dan
Pemberian Pupuk NPK. Jurnal Online Agroteknologi, 3(4), pp. 1381-1390.
Aziz Adriansyah, dkk. 2015. ANALISIS KELAYAKAN USAHA JAMUR TIRAM
PUTIH (Pleurotus Ostreatus) (Studi Kasus : Desa Tanjung Selamat, Kec.
Sunggal, Kab. Deli Serdang), Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Basu Swastha Dharmmesta. (2014). Manajemen Pemasaran. BPFE: Yogyakarta.
Darwis. 2017. Ilmu Usaha Tani Teori dan Penerapan, Maksar.
Firmansyah. 2018. Perilaku Konsumen (Sikap dan Pemasaran). Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Deepublish.
Hendritomo. 2010. Jamur Komsumsi Berkasiat Obat. Yogyakarta: Lily Publiser.
Idayu. 2021. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa di Desa Nembol
Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglan Banten. Jurnal
Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo. Vol 7, No 1.
Kalsum. 2011. Efektifitas Pemberian Air Leri Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Jamur Tiram Putih (pleurotus ostreatus). Jurnal agrovigor . vol 2 No. 4.
Marwansyah. 2010. Mananajemen Sumber Daya Manusia. Alfabeta, Bandung.
Purbo. 2012. Pelatihan Teknik Budidaya Jamur Edibel bagi Masyarakat Pasca
Erupsi Merapi. Materi Pelatihan PPM IbM 2012.
Rustiadi. 2011. “Perencanaan dan Pengembangan Wilayah”. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Rakyat.
Suryani, dkk. 2011. Untung Besar Dari Bisnis Jamur Tiram. Jakarta : PT.
AgroMedia Pustaka.
Sirait. 2006. Anggaran Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen. Jakarta : PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia
Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori Dan Implementasi. Yogyakarta.
66
LAMPIRAN