Oleh :
INDRI JULIARNI
NIM : 1600010
Pembimbing
Anita Lukman,M.Farm.,Apt
NIDN. 1021118002
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
i
3.3 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 20
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Anatomi Kulit ............................................................................. 14
2. Skema Kerja Penelitian............................................................... 26
3. Anatomi Kulit ............................................................................. 14
4. Skema Kerja Penelitian............................................................... 26
5. Anatomi Kulit ............................................................................. 14
6. Skema Kerja Penelitian............................................................... 26
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Skema Kerja Penelitian.............................................................. 26
2. Skema Kerja Penelitian..............................................................
3. Skema Kerja Penelitian..............................................................
4. Skema Kerja Penelitian..............................................................
5. Skema Kerja Penelitian..............................................................
6. Skema Kerja Penelitian..............................................................
7. Skema Kerja Penelitian..............................................................
8. Skema Kerja Penelitian..............................................................
9. Skema Kerja Penelitian..............................................................
10. Skema Kerja Penelitian..............................................................
11. Skema Kerja Penelitian..............................................................
12. Skema Kerja Penelitian..............................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kosmetik, Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Salah satu contoh kosmetik perawatan
wajah dan sangat bermanfaat untuk menjaga dan merawat kulit wajah,
mengangkat sel tanduk yang telah mati, sehingga merupakan pembersih yang paling
efektif. Manfaat dari masker tersebut akan lebih baik bila dilakukan secara teratur
(Pulmono et al, 2015). Masker juga termasuk kosmetik yang bekerja secara
mendalam (depth cleansing) karena dapat mengangkat sel-sel kulit mati (Maspiyah,
2009).
Salah salah satu sedian masker wajah yang sangat populer adalah tipe washoff
dengan basis clay, yang sering disebut dengan clay facial mask (Gaffney,1992).
Masker wajah berbahan dasar clay memiliki efek untuk mengencangkan kulit dan
membersihkan kulit. Pada penelitian ini dipilih sediaan masker wajah bentuk clay
karena clay mask mampu menyerap minyak dengan baik dan juga dapat
1
Masker clay merupakan perawatan wajah yang ampuh untuk membersihkan
pori-pori tersumbat. Masker ini cocok untuk kulit berminyak karena memiliki
permukaan kulit (Gayatri, 2010). Masker wajah dengan tipe clay telah banyak
digunakan karena mampu meremajakan kulit. Perubahan kulit terasa ketika masker
mulai memberikan efek yang menarik lapisan kulit ketika masker mengering.
Sensasi ini menstimulasi sensasi penyegaran kulit dimana masker clay mampu
mengangkat kotoran dari wajah (Harry, 2000). Keuntungan masker clay ini adalah
Dari penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh Dewi Safitri (2018) tentang
Uji Sifat Fisik Masker Gel Peel-Off Yang Beredar Di Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru, hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan masker gel peel-off dalam
kemasan tube dan sachet memiliki sifat fisik yang baik selama penyimpanan pada
suhu kamar dalam waktu 4 minggu menggunakan kemasan aslinya dan Masker gel
peel-off B memiliki kecepatan mengering lebih cepat diantara masker gel peel-off
tube A, masker peel-off tube B, masker gel peel-off sachet A dan masker gel peel-
off sachet B.
beragamnya produk masker yang beredar di pasaran, baik dari segi merk, fasilitas,
jenis, harga, maupun variasi yang terkandung dalam produk tersebut. Kenyataan
ini membuat sebagian konsumen kesulitan dalam menentukan produk masker wajah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan uji
sifat fisik masker wash-off berbasis clay yang beredar di Kecamatan Tampan Kota
2
Pekanbaru.
bagaimanakah sifat fisik masker berbasis clay yang beredar di salah satu toko
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik masker berbasis clay
dalam kemasan tube dan sachet yang beredar di salah satu toko kosmetik di
Memberikan informasi mengenai sifat fisik produk masker wajah bentuk clay
dalam kemasan tube dan sachet yang beredar di salah satu toko kosmetik di
Pada penelitian ini, penulis membatasi pada pemeriksaan sifat fisik sediaan
pemeriksan stabilitas fisik, pemeriksaan daya sebar, pemeriksaan daya tercuci, uji
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kosmetik
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
beberapa bagian tubuh seperti kulit, rambut, dan lain-lain. Pemakaian kosmetik
harus memperhatikan beberapa hal seperti jenis kulit, warna kulit, keadaan iklim,
cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah pemakaian agar tidak menimbulkan
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu
manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud
kulit dengan teratur. Sehubungan dengan itu, maka tujuan dari penggunaan
4
2. Mencegah lapisan terluar kulit dari kekeringan, terutama orang-orang yang
tinggal di daerah yang iklimnya dingin seperti daerah pegunungan yang selalu
4. Melekat di atas permukaan kulit untuk mengubah warna atau rona daerah kulit
tertentu.
sebagainya.
7. Mengubah rupa atau penampilan misalnya, bila telah dipakai kosmetik yang
diinginkan sehingga orang memandang kita ada perasaan berubah, bisa berubah
Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang sehat
adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan organ tubuh
yang berada paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Dengan
demikian pemakaian kosmetik yang tepat untuk perawatan kulit, rias atau dekoratif
akan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Berikut ini merupakan manfaat dari
5
keadaan yang sekarang baik agar tidak berubah menjadi buruk. Kosmetik
a. Pembersih
Kulit harus dibersihkan karena sebagai organ tubuh yang berada paling
luar, kulit terpapar pada setiap unsur yang ada di lingkungan luar yang dapat
merusak kulit, misalnya debu, sinar matahari, suhu panas atau dingin atau zat
kimia yang menempel pada kulit. Kotoran yang menempel pada kulit ini perlu
dibersihkan agar kulit tetap sehat dan mampu melakukan fungsinya dengan
baik.
b. Pelembab
Pada kulit kering yang terjadi pada keadaan kelambaban udara sangat
rendah, penguapan air dari kulit sangat tinggi,kulit orang tua atau kelainan
kulit tertentu yang menyebabkan kulit menjadi kering dan kasar, kosmetik
c. Pelindung
Pertama, pada polusi yang bersifat iritan sangat kuat, misalnya di dalam
lingkungan kerja pabrik kimia atau gas. Kedua, pada pajanan sinar matahari
d. Penipisan
menebal dan agak kasar, misalnya pada gangguan keratinisasi kulit, pada
6
keadaan kulit kotor dan berminyak sehingga lapisan tanduk tidak mudah
terlepas, atau pada tempat terjadi gesekan kulit sehingga keratinisasi kulit
bertambah cepat. Penipisan kulit dapat dilakukan oleh penipis yang biasanya
hitam dapat dirias menjadi lebih putih, kulit yang terlalu terang dapat dirias
3. Wangi-wangian (Parfum)
Parfum mempunyai tingkat resiko yang tinggi bagi kulit yang mungkin sensitive
terhadap zat kimia yang terdapat dalam salah satu komposisinya. Oleh karena
itu perhatikan dan kenalilah dengan baik jenis parfum yang akan digunakan.
4. Kosmetik Medik
mengandung zat yang dapat bekerja lebih dalam dan biasa digunakan sebagai
massage, dioleskan pada seluruh wajah kecuali alis, mata dan bibir sehingga akan
tampak memakai topeng wajah. Masker juga termasuk kosmetik yang berkerja
secara mendalam (deepth cleansing) karena dapat mengangkat sel-sel tanduk yang
7
Lama perawatan menggunakan masker ditentukan dengan lamanya sediaan
masker mengering. Formula masker yang dibuat harus memenuhi syarat dimana
sediaan berupa sediaan pasta yang halus, mudah dicuci, memberikan efek menarik
Masker dioleskan ke wajah dalam keadaan basah, dan akan mengering dengan
sendirinya sehingga sangat bermanfaat untuk menjaga dan merawat kulit wajah,
mengangkat sel tanduk yang telah mati, sehingga merupakan pembersih yang paling
efektif. Kemanfaatan dari masker tersebut akan lebih baik bila digunakan secara
kecantikan kulit, memperbaiki, dan meransang kembali aktivitas sel kulit. Bahan
Manfaat masker wajah bagi kulit menurut Muliyawan dan Suriana (2013)
yaitu:
2. Kulit tampak lebih kencang, halus, lembut, dan terhindar dari gejala penuaan
dini.
8
Kegunaan masker wajah adalah sebagai berikut (Maspiyah, 2009):
Masker terdiri atas berbagai macam bentuk. Berikut ini adalah macammacam
1. Masker Bubuk
Masker ini terdiri dari bahan serbuk (koalin, titanium, dioksida, magnesium
adonan kental. Dalam membuat adonan tersebut memerlukan keahlian agar tidak
terlalu cair maupun tidak terlalu kental dan mudah dioleskan pada kulit wajah
(Maspiyah, 2009).
9
2. Masker Kolagen
kulit sementara. Masker wajah ini dapat sangat efektif untuk pembersihan,
membuka pori-pori yang tertututp dan melembapkan kulit, tetapi tidak ada bukti
toksin, absorpsi vitamin melalui kulit, atau penurunan ukuran pori dan lain
dasar adalah bersifat jelly dari gum, tragacant, latex dan biasanya dikemas dalam
mulai dagu ke atas sampai ke pipi dan berakhir di dahi. Jenis masker yang ada
di pasaran biasanya tergantung merk, ada yang untuk semua jenis kulit, ada yang
4. Masker Krim
kulit tertentu seperti facial. Masker krim merupakan pilihan tepat bagi mereka
yang memiliki kulit kombinasi, karena selain dapat melembabkan kulit dan
mengangkat sel kulit mati masker ini juga dapat mengurangi minyak yang
cairan tertentu sesuai dengan kebutuhan kulit, antara lain berupa minyak
essensial, pelembab berbentuk cairan, dan serum khusus wajah yang dapat
6. Masker Topeng
7. Masker Clay
berbentuk seperti lumpur dan akan mengeras dan mudah retak setelah
masker ini kering. Masker bertekstur seperti lumpur ini sangat cocok
(Harry, 2000).
11
8. Masker Bahan Alami (Biological Mask)
Masker ini dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya ekstrak dari buah-
buahan atau sayur-sayuran, kuning telur, putih telur, kepalu susu, madu, minyak
penghilang sumbatan pada pori serta mengangkat sel kulit mati dan pengotor pada
kulit wajah (Agoes, 2015). Masker clay memiliki berbagai kandungan, salah satu
kandungan masker clay adalah bentonit dan kaolin. Masker clay berbentuk seperti
lumpur dan akan mengeras dan mudah retak setelah masker ini kering (Harry,
2000).
mulai memberikan efek yang menarik lapisan kulit ketika masker mengering.
Sensasi ini menstimulasi sensasi penyegaran kulit dimana masker clay mampu
mengangkat kotoran dari wajah. Kotoran dan komedo terangkat ketika sediaan
dicuci dari kulit wajah. Efek setelah penggunaan masker adalah kulit yang tampak
cerah dan bersih (Harry, 2000). Keuntungan tipe masker ini adalah mengandung
surfaktan dan air sehingga mampu melunakkan dan membersihkan sebum kulit
bentuk lapisan film rata pada wajah dan tubuh. Produk dibiarkan mengering selama
5-10 menit. Pada saat air dalam formulasi menguap, lapisan masker berkontraksi
menimbulkan efek pengencangan pada kulit. Melalui kerja kapiler, clay yang
12
mengering menjadi material yang bersifat (abrasis) lemah sehingga dapat
menghilangkan kulit mati dan kelebihan minyak sehingga kulit wajah terlihat cerah
Untuk mengetahui sediaan masker dengan kualitas yang baik, maka perlu
tercuci, uji daya sebar, uji kecepatan mengering, dan uji iritasi kulit sediaan masker
clay.
1. Pemeriksaan pH
mempengaruhi terjadinya iritasi pada kulit. Kulit normal berkisar antara pH 4,5
– 6,5. Nilai pH yang terlalu asam dapat menyebabkan iritasi pada kulit
sedangkan untuk pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit terlalu kering
(Gozali, 2009).
Pemeriksaan daya tercuci masker clay bertujuan untuk melihat apakah masker
clay mudah atau sukarnya tercuci oleh sejumlah air setelah pemakaian.
Kemampuan daya tercuci masker dapat dipengaruhi oleh sifat fisika dan kimia
zat berkhasiat, macam dan dasar masker sebagai pembawa, sifat dan kondisi
untuk mongering. Dari saat sediaan dioleskan pada kulit hingga benar-benar
terbentuk lapisan kering. Sediaan masker yang ideal memiliki waktu mongering
5. Pengujian Organoleptis
Profil stabilitas suatu sediaan dapat dilihat selama penyimpanan. Profil stabilitas
dapat dilakukan dengan menyimpan sediaan pada suhu 300C (Abdassah et al,
2009)
Pengujian ini dilakukan untuk mengamati reaksi yang terjadi pada kulit.
2.4 Kulit
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dan
melindunginya dari bahaya atau intervensi yang datang dari luar. Kulit normal tidak
dapat ditembus cairan yang dapat ditemukan sehari-hari. Bagi wanita, kulit
merupakan bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus demi memperindah
kecantikan, dan bagi seorang dokter apa yang terlihat pada kulit dapat membantu
14
Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh dari paparan polusi lingkungan,
terutama kuit wajah yang sering terpapar oleh sinar ultraviolet (UV) akibatnya dapat
menimbulkan masalah kulit seperti keriput, penuaan, jerawat dan pori kulit yang
membesar, sehingga merupakan hal yang penting untuk merawat kulit itu sendiri
mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit
mekanik dari luar tubuh. Itulah sebabnya tidak mengherankan bila setiap hari jutaan
15
Lapisan kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu :
Kulit ari tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri dari sejumlah lapisan sel
a. Lapisan tanduk, merupakan lapisan terluar yang tersusun atas sel-sel mati dan
dapat mengelupas setiap saat. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah
Lapisan ini merupakan lapisan hidup, yang mendapatkan makanan dari darah
Warna ini sangat penting untuk melindungi kulit dari sengatan sinar matahari
yang berlebihan.
bermuaranya kelenjar keringat. Kulit ari tidak berisi pembuluh darah. Saluran
membatasi folikel rambut. Diatas permukaan epidermis terdapat garis lekukan yang
pada ujung jari berbentuk ukiran yang jelas yang pada setiap orang tidak sama
(Irianto, 2013).
Lapisan tanduk terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang
a. Lapisan korneum, selnya tipis, datar, seperti sisik dan terus menerus
dilepaskan.
b. Lapisan lusidum, selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada intinya.
16
c. Lapisan granulosum, sel lapis sel yang jelas tampak berisi inti.
3. Kulit jangat tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada
pembuluh/kapiler darah, kandung rambut, serta ujung-ujung saraf dari alat indera
(Irianto, 2013).
a. Kelenjar keringat
jangat, bermuara di atas permukaan kulit di dalam lekukan halus yang disebut
pori. Ada beberapa kelenjar keringat yang berubah sifat yang dapat dijumpai
b. Saraf indera
Ujung akhir saraf sensoris, yaitu puting peraba, terletak di dalam kulit jangat
atau dermis. Ujung-ujung saraf indera perasa dan peraba yang meliputi:
peraba, perasa panas, perasa dingin, perasa nyeri, dan lain sebagainya
(Irianto, 2013).
c. Kandung rambut
Di dalamnya terdapat akar rambut dan batang rambut. Di dekat akar rambut
terdapat otot polos yang merupakan otot penegak rambut dan terdapat pula
ujung saraf indera perasa nyeri. Bila tubuh kita kedinginan, maka otot
penegak rambut akan berkontraksi sehingga rambut akan berdiri. Bila rambut
dicabut akan terasa nyeri. Untuk menjaga agar rambut tidak kering, di sekitar
17
rambut terdapat kelenjar minyak. Akar rambut mendapatkan makanan dari
Kulit mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tubuh manusia. Fungsi
lingkungan. Hal itu dipertahankan karena penyesuaian antara panas yang hilang
dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat ini
segera menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah yang
mengalir melalui medulla oblongata. Suhu normal (sebelah dalam) tubuh, yaitu
suhu visera dan otak adalah 360 sampai 37,50C. Suhu kulit sedikit rendah
(Pearce, 2009).
Warna kulit sesaat dapat menjadi indikator kondisi emosi seseorang misalnya
muka merah karena marah atau malu, mukanya pucat karena takut atau kaget
(Maspiyah, 2009).
Rasa sentuhan yang disebabkan rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit
sakit, semua ini perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat
18
4. Persepsi sensoris
Kulit adalah organ sensoris besar dan sumber utama sensasi umum tubuh
terhadap lingkungan luar. Banyak ujung saraf sensoris bersimpai dan bebas di
dalam kulit berespons terhadap suhu (panas dan dingin), sentuhan, nyeri dan
5. Tempat penyimpanan
6. Organ ekskretoris
Melalui produksi keringat oleh kelenjar keringat, air, larutan garam, dan limbah
7. Pembentukan vitamin D
Bila kulit terpapar terhadap sinar ultraviolet dari matahari dibentuk vitamin D
penyerapan kalsium dari mukosa usus dan metabolisme mineral yang memadai
(Eroschenko, 2003).
Kulit dapat digolongkan dalam 3 macam jenis yang pokok (Maspiyah, 2009):
a. Kulit Berminyak
Pada kulit berminyak kelenjar lemak bekerja berlebihan sehingga kulit kelihatan
mengkilat, tebal, tonus kuat, pori-pori besar serta mudah sekali mendapat
19
b. Kulit Kering
Pada kulit kering, kelenjar lemak bekerja kurang aktif. Kulit terlihat kusam, tipis,
bersisik, halus, lebih cepat timbul keriput. Lubang pori-pori tidak kelihatan,
c. Kulit Normal
Kulit tidak berminyak dan tidak kering, sehingga kelihatan segar dan bagus,
zat-zat yang berguna melalui kulit serta peredaran darah berjalan dengan baik,
d. Kulit Campuran
Kulit jenis campuran, yakni bagian tengah muka (sekitar hidung, dagu, dan dahi)
kering. Dapat terjadi pada semua umur, tetapi lebih sering terdapat pada usia 35
tahun ke atas.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Pemilihan sampel
a. Pemeriksaan organoleptis
b. Pemeriksaan homogenitas
c. Uji pH
3. Analisa Data
3.3.1 Alat
meter, jangka sorong, timbangan analitik, kertas grafik, plastik transparan, buret,
21
3.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah masker clay A dan
B kemasan tube, masker clay C dan D kemasan sachet, aquadest, larutan dapar pH
4 dan 7.
yang digunakan adalah masker clay dengan wadah kemasan tube dan sachet.
Sampel diambil dari beberapa toko kosmetik dan supermarket yang berada di
1. Pemeriksaan Organoleptis
Meliputi pemeriksaan terhadap bentuk, warna serta bau yang dilakukan secara
2. Pemeriksaan Homogenitas
0,1 gram masker dioleskan pada sekeping kaca transparan. Masker harus
3. Pemeriksaan pH
22
10 ml aquadest. Biarkan jarum bergerak pada posisi konstan. Angka yang
jam selama 1 bulan, pada setiap minggunya diamati apakah terjadi pemisahan
Sebanyak 0,1 gram masker dioleskan pada telapak tangan kemudian dicuci
dengan sejumlah volume air. Air dilewatkan dari buret dengan perlahan-lahan,
amati secara visual ada atau tidaknya masker yang tersisa oleh telapak tangan,
Sediaan ditimbang sebanyak 0,5 gram, lalu diletakkan dengan hati-hati diatas
kertas grafik yang dilapisi plastik transparan, dibiarkan sesaat (15 detik) dan
dihitung luas daerah penyebarannya, lalu tutup lagi dengan plastik transparan
dan beri beban tertentu (10, 20, 30, 40, dan 50 gram) dan dibiarkan selama 60
detik. Lalu hitung lagi luas area penyebaran masker (Voigt, 1994).
punggung tangan dengan panjang 5,0 x 2,5 cm sehingga membentuk lapisan tipis
seragam dengan tebal kira-kira 1 mm. kemudian diamati waktu yang dibutuhkan
basis untuk mengering, yaitu waktu dari saat dioleskan masker wajah hingga
23
8. Uji Iritasi Kulit
Pengujian dilakukan dengan uji tempel tertutup pada kulit manusia. Caranya
yaitu, sediaan diambil sebanyak 0,1 gram. Kemudian dioleskan pada lengan
bagian dalam dengan ukuran diameter 2 cm, ditutup dengan perban, lapisi
dengan plastik dan diplaster dibiarkan selama 24 jam. Diamati gejala yang
timbul seperti kemerahan, gatal-gatal pada kulit. Uji iritasi ini dilakukan
pemeriksaan sediaan satu dengan lainnya dan disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik.
24
BAB IV
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai uji sifat fisik masker
tube B, masker clay sachet A dan masker clay sachet B meliputi bentuk,
warna dan bau yang dilihat secara visual. Masker clay tube A memiliki
konsistensi bentuk semi padat, berwarna abu-abu, berbau aloe vera. Pada
masker clay tube B memiliki konsistensi bentuk semi padat, berwarna hijau
muda, berbau mint. Pada masker clay sachet A memiliki konsistensi bentuk
semi padat, berwarna putih kekuningan dan berbau strawberry dan pada
masker clay sachet B memiliki konsistensi bentuk semi padat, berwarna putih
tube B, masker clay sachet A dan masker clay sachet B selama 4 minggu
clay tube A (6,3 – 6,8), masker clay tube B (6,2 – 6,7), masker clay sachet
A (6,0 – 6,7) dan masker clay sachet B (6,2 – 6,5) yang masih memenuhi
25
persyaratan pH kulit 4,5 – 7,0 (Wasitaatmadja, 1997) (Lampiran 11, Tabel
10).
4. Hasil pemeriksaan stabilitas fisik pada suhu kamar sediaan masker clay tube
A, masker clay tube B, masker clay sachet A dan masker clay sachet B
5. Hasil pemeriksaan daya sebar sediaan masker clay tube A, masker clay tube
bertambahnya berat beban yang digunakan yaitu masker clay tube A dengan
daya sebar 1,547 – 4,336 cm2. masker clay tube B sebesar 1,512 – 2,261 cm2.
masker clay sachet A sebesar 1,253 – 2,676 cm2 dan pada masker clay sachet
6. Hasil pemeriksaan daya tercuci yang dibutuhkan oleh sediaan masker clay
tube A, masker clay tube B, masker clay sachet A dan masker clay sachet B
menunjukkan masker clay tube A sebesar 10,96 ml, masker clay tube B
sebesar 12,93 ml, masker clay sachet A sebesar 24,43 ml dan pada masker
masker clay tube A, masker clay tube B, masker clay sachet A dan masker
clay sachet B adalah masker clay tube A selama 18 menit 25 detik, masker
clay tube B selama 23 menit 35 detik, masker clay sachet A selama 25 menit
21 detik dan pada masker clay sachet B selama 20 menit 17 detik (Lampiran
9, Tabel 8).
26
8. Hasil pengujian iritasi kulit sediaan masker clay tube A, masker clay tube B,
masker clay sachet A dan masker clay sachet B dilakukan selama 24 jam
4.2 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui sifat fisik masker clay dalam
kemasan tube dan sachet yang beredar di salah satu toko kosmetik di Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru. Pengujian sifat fisik yang dilakukan pada sediaan masker
fisik, pemeriksaan daya sebar, pemeriksaan daya tercuci, uji kecepatan mengering
tube B, masker clay sachet A dan masker clay sachet B memiliki konsistensi bentuk
semi padat, pada masker clay tube A berwarna abu-abu dan berbau aloe vera. Pada
masker clay tube berwarna hijau muda dan berbau mint. Pada masker clay sachet
A berwarna putih kekuningan dan berbau strawberry dan pada masker clay sachet
B berwarna putih keabu-abuan dan berbau terigu. Dari hasil pengamatan selama 4
sediaan homogen yang ditandai dengan tidak adanya bintik-bintik partikel yang
terdapat dalam sediaan masker clay dalam kemasan tube dan sachet. Tujuan dari
pengujian homogenitas adalah untuk melihat apakah zat-zat yag terdapat dalam
27
Pemeriksaan pH pada sediaan masker clay selama 4 minggu penyimpanan
mengetahui apakah nilai pH sediaan masker clay memenuhi syarat nilai rentang pH
kulit. Nilai pH yang rendah atau asam dapat mengiritasi kulit dan jika nilai pH
sediaan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kulit menjadi kering saat
penggunaan (Pulmono dkk, 2015). Dari hasil evaluasi diperoleh rentang pH untuk
masker clay tube A yaitu 6,3 – 6,8, pada masker clay tube B yaitu 6,2 – 6,7, masker
clay sachet A yaitu 6,0 – 6,7 dan masker clay sachet B yaitu 6,2 – 6,5 dimana
rentang pH kulit normal yaitu 4,5 – 7,0 (Wasitaatmadja, 1997). Dapat disimpulkan
yang terjadi pada sediaan dikarenakan oleh faktor kondisi lingkungan penyimpanan
seperti cahaya, suhu dan kelembaban udara yang dapat merubah kondisi sediaan
menjadi sedikit asam namun masih dalam kategori rentang pH kulit wajah.
Pada pemeriksaan stabilitas fisik masker clay pada suhu kamar menunjukan
bahwa sediaan masker clay yang telah di simpan dalam suhu kamar dengan suhu
minggu penyimpanan dimana tiap minggunya dilihat tidak terjadi pemisahan serta
tidak terjadi perubahan bentuk, warna dan bau. Dapat disimpulkan bahwa sediaan
28
memperhitungkan kemudahan aplikasi sediaan (Gang dkk, 2002). Pada pengamatan
diperoleh hasil bahwa semakin besar beban yang diberikan maka semakin besar
pula daya sebar sediaan. Beban yang digunakan yaitu 10g, 20g, 30g, 40, dan 50g.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh daya sebar pada setiap sediaan
masker clay meggunakan berat beban yang sama meningkat seiring bertambahnya
berat beban yang digunakan yaitu masker gel clay tube A dengan range 1,547 –
4,336 cm2. masker clay tube B sebesar 1,512 – 2,261 cm2. masker clay sachet A
sebesar 1,253 – 2,676 cm2 dan pada masker clay sachet B sebesar 1,776 – 4,264
masker clay tube B, masker clay sachet A dan masker clay sachet B dapat terjadi
sediaan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi daya menyebar yaitu karena jenis
basis dan konsentrasi basis yang digunakan berbeda-beda dalam sediaan masker
karena viskositas meningkat dan ikatan antar polymer kuat (Voight, 1994).
masker clay mudah atau sukarnya tercuci oleh sejumlah air setelah pemakaian.
Kemampuan daya tercuci masker dapat dipengaruhi oleh sifat fisika dan kimia zat
berkhasiat, macam dan dasar masker sebagai pembawa, sifat dan kondisi kulit
sipemakai (Jellinek, 1970). Adapun hasil dari uji daya tercuci masker clay
diperoleh rata-rata jumlah air yang dibutuhkan yaitu pada masker clay tube A
sebesar 10,96 ml, masker clay tube B sebesar 12,93 ml, masker clay sachet A
29
sebesar 24,43 ml dan pada masker clay sachet B sebesar 16,66 ml (Lampiran 10,
Tabel 9).
ke punggung tangan dengan panjang olesan 5 cm dan dengan lebar 2,5 cm. Dan
mengering rata-rata untuk masker clay tube A selama 19 menit, masker clay tube
B selama 23 menit 35 detik, masker clay sachet A selama 25 menit 21 detik dan
pada masker clay sachet B selama 20 menit 17 detik. Hasil uji kecepatan mengering
setiap sediaan masker clay menunjukan waktu mengering yang masih dalam
rentang waktu mengering produk masker yang beredar di pasaran yaitu 15 -30 menit
Uji iritasi sediaan masker clay dilakukan dengan 4 orang panelis pada
masing-masing sediaan masker clay. Uji iritasi dilakukan pada lengan bagian
dalam dengan cara mengoleskan 0,1g sediaan masker clay dengan ukuran diameter
2 cm kemudian ditutup dengan perban dan dilapisi dengan plastik dan diplester lalu
tidak adanya terjadi iritasi pada kulit seperti kemerahan dan gatal-gatal pada kulit
panelis. Sehingga sediaan masker clay dalam kemasan tube dan sachet aman
30
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai uji sifat fisik masker
clay yang beredar di salah satu toko kosmetik di Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru dapat ditarik kesimpulan bahwa sediaan masker clay dalam kemasan
tube dan sachet memiliki sifat fisik yang baik selama penyimpanan pada suhu
kamar dalam waktu 4 minggu menggunakan kemasan aslinya. Masker clay tube A
memiliki kecepatan mengering lebih cepat diantara masker clay tube B, masker
5.2 Saran
Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar dapat melakukan uji sifat fisik
31
32
33
Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian
Pemilihan Sampel
Pengambilan Sampel
Masker Clay
Evaluasi
Evaluasi Fisik
- Organoleptis
- Homogeny
- pH
- Stabilitas Fisik
- Daya Sebar
- Kecepatan Mengering
- Uji Iritasi Kulit
Pengolahan Data
Analisis Data
34
Lampiran 2. Foto Sediaan Masker Clay
Tube A
Tube B
Commented [H1]:
Sachet A Sachet B
35
Lampiran 3. Komposisi Masker Clay
Aqua Aqua
Kaolin Butylene
Bentonit Glycol
Glycerine Bentonite
Titanium Dioxide Kaolin
Cellulose Gum Glycerine
Mineral Oil (Paraffinum Triethylhexanion
Liquidum) Cl 77891
Polysorbate 60 Melaleuca Alternifolia (Tea Tree)
DMDM Hydantoin Leaf Oil
Sodium Lauryl Sulfate Phenoxyethanol
Fragrance Xanthan Gum
Charcoal Powder Polysorbate 20
Butylene Glycol Dipotassium glycyrrhizate
Hamamelis Virginiana (Witch Disodium EDTA
Hazel) Leaf Extract Aloe barbadensis Leaf extract
Caprae Lac Extract Alcohol
Maltodextrin Citric Acid
Propylene Glycol PEG-60
Aloe Barbadensis (Aloe Vera) Leaf Almond Glycerides
Extract Caprylyl Glycol
Potassium Sorbate Carbomer
Sodium Benzoat Nordihydroguaiaretic Acid
Ulva Lactuca Extract Oleanolic Acid
Tocopheryl Acetate Cl 19140
Cl 77499 Cl 42090
36
Tabel 2. Komposisi Masker Clay Kemasan Sachet
Aqua Aqua
Sorbitan Olivate Eucheuma Extract
Cetearyl Olivate Kaolin
Kaolin Aloe Barbadensis
Bentonite PVP
Glycerine Bentonite
Butylene Glycol Glycerine
Isononyl Isononanoate Titanium Dioxide
Caprylic/Capric Triglyceride Propylene Glycol
Hydrogenated Polydecene Butylene Glycol
Magnesium Aluminium Silicate Polyacrylate-13
Xanthan Gum Polysorbate 20
Fragaria Vesca (Strawberry) Fruit Curcumis Sativus Extract
Extract Helianthus Annuus (Sunflower)
Milk Protein Seed Oil
Niacinamide (Vitamin B3) Polysobutene
Hydrolysed Corn Starch Xanthan Gum
Vitis Viifera (Grape) Seed Oil Tocopheryl Acetate
Vaccinium Myrtillus (Blueberry) Sodium Benzoate
Fruit Extract Sodium Laureth Sulfate
Punica Granatum (Pomegranate) Phenoxyethanol
Fruit Extract Disodium EDTA
Alcohol Phenyl Trimethicone
Malva Sylvestris (Mallow) Extract BHT
Mentha Piperit (Peppermint) Leaf Fragrance
Extract
Primula Veris Extract
Alchemilla Vulgaris Extract
37
Veronica Officinalis Extract
Melissa Officinalis Leaf Extract
Ahillea Millefolium Extract
Allantoin
Fragrance (Parfum)
Ethylhexylglycerin
Phenoxyethanol
Citric Acid
Disodium EDTA
Zea Mays (Corn) Starch
Microcrystalline Cellulose
Sucrose
Tocopheryl Acetate (Vitamin E)
Synthetic Fluorphlogopite
Tin Oxide
Titanium Dioxide
CI 77491/Iron Oxides
38
Lampiran 4. Hasil Evaluasi Organoleptis
Keterangan :
SP : Setengah Padat
A : Abu-Abu
HM : Hijau Muda
PK I : Putih Kekuningan
PK II : Putih Keabu-abuan
AV : Aloe Vera
S : Strawberry
T : Terigu
39
Lampiran 5. Hasil Evaluasi Homogenitas
Keterangan :
H : Homogen
40
Kurva Hasil Evaluasi Pertambahan Luas Daya
Menyebar Masker Clay
Pertambahan Luas (cm2)
5
4
3 Tube A
2 Tube B
1 Sachet A
0 Sachet B
Awal 10 g 20 g 30 g 40 g 50 g
Berat Beban
Gambar 5. Kurva Hasil Evaluasi Pertambahan Luas Daya Menyebar Masker Clay
Keterangan :
TI : Tidak Iritasi
41
Lampiran 8. Hasil Evaluasi Stabilitas Fisik
Keterangan :
S : Stabil
TS : Tidak Stabil
42
Lampiran 10. Hasil Evaluasi Daya Tercuci
43
Lampiran 12. Evaluasi Homogenitas
Keterangan :
44
Tube A : Masker Clay Tube A
Tube A
0’00” 19’
45
Tube B
0’00”
46
47
Sachet B
0’00” 20’17”
Sachet A
0’00” 25’21”
Gambar 7. Hasil Uji Kecepatan Mengering Masker Clay Sebelum dan Sesudah
Mengering
48