Tim Penulis:
Tony Basuki, Evert Y. Hosang, Damianus Adar, Joaz Umbu Wanda,
Ahmad Turmudzi dan Paskalis Nay
Penyunting:
Petrus Ana Andung
Tim Penulis:
Dr. Ir. Tony Basuki, M.Si
Ir. Evert Y. Hosang, MSi, PhD
Dr. Ir. Damianus Adar, MEc.
Joaz Umbu Wanda, SP
Ahmad Turmudzi
Paskalis Nay
Kupang
2020
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Basuki, T., Hosang, E.Y., Adar, D., Wanda, J.B.U., Tarmudzi, A., & Nay, P.,
Taktik dan Kiat Penyuluhan Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
ISBN: 978-623-94386-1-6
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang.
© Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2020.
Penerbit
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Jl. Polisi Militer No. 07 Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.
Telp. +62-380-833214
Email: distan-nttprov.go.id
Website: http://distan.nttprov.go.id
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
DAFTAR ISI
Daftar Isi ...................................................................................................................................... v
Daftar Tabel ................................................................................................................................ vii
Daftar Gambar .......................................................................................................................... viii
Daftar Singkatan ....................................................................................................................... ix
Sambutan Gubernur Nusa Tenggara Timur ................................................................... xi
Kata Pengantar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT ................. xiii
Sekapur Sirih Kepala BPTP Nusa Tenggara Timur ........................................................ xv
Pengantar Tim Penulis ........................................................................................................... xix
I. Pendahuluan ....................................................................................................................... 1
II. Potret Jagung di NTT .............................................................................................. 7
2.1. Potensi Pengembangan Jagung ................................................................ 8
2.2. Nilai Strategis Jagung ..................................................................................... 10
2.3. Realitas Produksi Jagung .............................................................................. 11
2.4. Tantangan dan Kendala Pengelolaan Jagung ...................................... 15
2.5. Kendala Pengelolaan Jagung di Tingkat on farm dan
off farm ............................................................................................................... 17
III. Situasi dan Keragaan Penyuluhan Pertanian di NTT .................................. 19
3.1. Dasar Hukum Keberadaan Penyuluh Pertanian ................................... 20
3.2. Jumlah Keberadaan Penyuluh ................................................................... 21
3.3. Tugas dan Kegiatan Penyuluh ................................................................... 23
3.4. Sarana Penyuluhan ........................................................................................ 28
3.5. Gaya Penyuluhan ........................................................................................... 29
3.6. Pilihan Metode Penyuluhan Kontekstual dan Realistik...................... 30
3.7. Penggolongan Kelas Kemampuan Kelompok (K3) ............................. 34
IV. Taktik dan Kiat Penyuluhan ................................................................................ 37
4.1. Pemahaman Sosial dan Wilayah Layanan............................................... 38
4.2. Perencanaan Penyuluhan ........................................................................... 39
V. Lesson Learned Program Pengembangan Jagung TJPS ........................... 43
5.1. Komitmen dan Leadership ......................................................................... 46
5.2. Pembiayaan dan Terprogram ..................................................................... 46
5.3. Program Berbasis Kebutuhan Petani ....................................................... 47
5.4. Dukungan Inovasi/Teknologi dan Dukungan Mitra
Pendukung ..................................................................................................... 47
5.5. Pengawalan dan Pendampingan Teknis ................................................ 49
5.6. Pengalaman Implementasi Teknis ........................................................... 51
v
Taktik dan Kiat Penyuluhan
vi
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
DAFTAR TABEL
vii
Taktik dan Kiat Penyuluhan
viii
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
DAFTAR GAMBAR
ix
Taktik dan Kiat Penyuluhan
x
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
DAFTAR SINGKATAN
xi
Taktik dan Kiat Penyuluhan
xii
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
xiii
Taktik dan Kiat Penyuluhan
xiv
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
SAMBUTAN
Gubernur Nusa Tenggara Timur
Saya menyambut baik dan memberi apresiasi yang tinggi untuk terbitnya
buku Taktik dan Kiat Penyuluhan Mendukung Pengembangan
Agribisnis Jagung di NTT. Sebagaimana diketahui, Jagung merupakan
bahan pangan utama yang sangat penting bagi masyarakat NTT. Semua
xv
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Sekali lagi, saya sampaikan terima kasih kepada para penulis yang
telah mendedikasikan pikirannya dalam buku ini dan pada PRISMA
yang telah menggagas dan memfasilitasi penerbitan buku ini.
xvi
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
PENGANTAR
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT
xvii
Taktik dan Kiat Penyuluhan
xviii
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
SEKAPUR SIRIH
Kepala BPTP Nusa Tenggara Timur
Kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT dan AIP-
PRISMA sektor jagung di NTT, kami menyampaikan terima kasih atas
kebersamaan dalam kerjasama yang telah terjalin. Hal mana, salah
satu ouputnya adalah buku ini. Semoga jagung di Nusa Tenggara Timur
menjadi salah satu komoditas yang mampu membawa petani NTT
menjadi sejahtera di waktu yang akan datang.
Kupang, Juli 2020
Dr. Procula R. Matitaputy, S.Pt., M.Si
Kepala BPTP NTT
xix
Taktik dan Kiat Penyuluhan
xx
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
PENGANTAR
Penulis
Puji Syukur ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan
penyertaanNya sehingga buku berjudul “Taktik dan Kiat Penyuluhan
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT” dapat terbit sesuai
harapan. Tujuan penerbikan buku ini adalah melengkapi kebutuhan mitra
penyuluh lapangan atau pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam upaya
mendukung pengembangan jagung di Nusa Tenggara Timur. Pemilihan topik
tulisan ini didasarkan atas pengalaman kegiatan di lapangan. Hal mana, salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan kualitas usahatani
jagung pada umumnya di NTT adalah terbatasnya pengetahuan dan akses
petani terhadap teknologi budidaya dan informasi mengenai bisnis jagung.
xxi
Taktik dan Kiat Penyuluhan
xxii
01.
PENDAHULUAN
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Seorang PPL harus dikenal oleh para petani di desa. Karena itu seorang
penyuluh harus tinggal di desa binaannya, agar lebih mengetahui
tentang situasi desa itu. Seorang penyuluh yang dimaksud dalam
konteks sistem pembangunan pertanian ini tidak semata seorang PPL
yang berstatus PNS, tetapi juga termasuk tenaga-tenaga pendamping
atau penyuluh yang non PNS. Hal ini perlu ditekankan karena, saat ini
di desa juga ditemui bahyak tenaga pendamping atau penyuluh non
PNS yang diangkat melalui keputusan bupati atau gubernur. Tugas
dan misi mereka pun sama dengan penyuluh PNS.
2
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
3
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Data tersebut menunjukkan bahwa selain kondisi alam dan iklim yang
kering, tantangan utama pengembangan usaha tani jagung di NTT
adalah pada peningkatan kualitas budidaya pertanian. Walaupun
memiliki luas lahan yang memadai dan berpotensi sebagai kontributor
produksi jagung nasional, praktik budidaya pertanian yang berlaku
di NTT cenderung bersifat tradisional. Hal ini dapat dipahami karena
sistem usahatani jagung di NTT masih bersifat subsisten – yakni
budidaya jagung difokuskan hanya untuk pemenuhan kebutuhan
rumah tangga.
4
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Karena itu buku ini diharapkan menjadi alternatif bagi PPL dalam
memfasilitasi petani laki-laki dan petani perempuan guna meningkatkan
produksi dan mengembangkan bisnis di sektor jagung. Di samping itu, buku
panduan ini juga dilengkapi informasi usaha produksi benih jagung maupun
produksi jagung pipilan kering. Isi dari buku ini juga telah mengakomodir
jawaban permasalahan permasalahan yang telah diidentifikasi, melalui
sebuah lokakarya mini telah diselenggarakan oleh AIP-PRISMA. Lokakarya
tersebut dihadiri oleh tim penulis yang terdiri dari pakar pertanian dengan
spesialisasi tertentu serta unsur Dinas Pertanian, peneliti, akademisi, dan
penggiat LSM.
Isi buku ini tidak saja memberikan rekomendasi mengenai kiat dan taktis
penyuluhan kepada petani. Namun, juga menyajikan infomasi mengenai
profil perjagungan di NTT; keberadaan sistem penyuluhannya; serta
informasi mengenai manajemen perencanaan pengembangan jagung di
NTT. Khusus informasi teknis, buku ini menyediakan ruang cukup besar
tentang tiga hal teknis, yaitu (i). Teknis proses produksi jagung pada
kondisi lingkungan Nusa Tenggara Timur; (ii) Teknis penanganan panen
dan pascapanen dan (iii). Teknis penangkaran benih. Selain itu disediakan
juga informasi pemasaran jagung di NTT yang kontennya meliputi, realitas
pemasaran jagung di Provinsi NTT, rantai pemasaran jagung, dan harga
pemasaran jagung, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemasaran
jagung dan strategi pemasaran jagung.
5
Taktik dan Kiat Penyuluhan
6
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
02.
POTRET AGRIBISNIS
JAGUNG DI NTT
7
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Dalam rentang waktu empat tahun antara tahun 2011 dan tahun
2015, terjadi peningkatan pengembangan luas lahan 29 ribu hektar
atau terjadi penambahan 11,7%. Tingkat pertumbuhannya sebesar
2,9% per tahun. Sedangkan untuk padi, dalam rentang waktu yang
sama, terjadi penambahan 71 ribu hektar dengan tingkat pertumbuhan
sebesar 36,4% atau 9,1% per tahun. Animo petani NTT masih berkutat
pada komoditas jagung. Hal ini bukan saja menggambarkan bahwa
ketergantungan pangan masyarakat NTT pada komoditas ini, tetapi
juga tanaman jagung masih menjadi tanaman unggulan petani NTT.
Apalagi, jagung memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
NTT yang kering dan sering mengalami gangguan curah hujan.
8
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
9
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Suatu kemajuan yang positif ketika petani NTT sudah mengenal dan
berminat menggunakan VUB dari Hibrida. Namun, tantangannya
adalah kemampuan petani membeli VUB Hibrida yang relatif mahal
dan tidak tersedia secara mudah di kios-kios pertanian setempat.
Pada sisi lain, secara ekonomi, petani di NTT umumnya memiliki daya
beli yang masih terbatas.
10
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
11
Taktik dan Kiat Penyuluhan
12
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
13
Taktik dan Kiat Penyuluhan
14
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
15
Taktik dan Kiat Penyuluhan
16
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
17
Taktik dan Kiat Penyuluhan
18
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
03.
19
Taktik dan Kiat Penyuluhan
20
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
21
Taktik dan Kiat Penyuluhan
22
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
23
Taktik dan Kiat Penyuluhan
APA
• Promosi dan kampanye potensi wilayah/produk
• Uji lapang varietas baru
• Pendampingan
BAGAIMANA
• Pemilihan jenis metode penyuluhan
• Melakukan monev terhadap kegiatan penyuluhan yang dilakukan
KAPAN
• Seasonal/temporary
• Rutin
DIMANA
• Di wilayah kerja penyuluh
• Di luar wilayah kerja penyuluh
SIAPA
• Audiens
• Stakeholder
24
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
25
Taktik dan Kiat Penyuluhan
26
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
27
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Gambar 5. Jumlah Kantor BPP dan Jumlah Kantor BPP yang layak pada
setiap Kabupaten di Nusa Tenggara Timur
Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT
Dari Gambar 5 di atas terdapat 309 BPP di seluruh NTT. Dari jumlah
tersebut terdapat gedung sebanyak 234 buah dalam keadaan baik dan
rusak sebanyak 15 buah. Sedangkan yang tidak ada gedung sebanyak
80 buah.
28
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
30
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
31
Taktik dan Kiat Penyuluhan
32
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
d. Pameran
e. Kursus Tani
f. Magang
g. Mimbar Sarasehan
h. Perlombaan
i. Pertemuan Diskusi (Rembug Desa)
j. Temu Karya
k. Temu Lapang
l. Temu Tugas
m. Temu Usaha
n. Temu Wicara
o. Widyawisata
p. Karya Wisata (Farmer Field Day)
33
Taktik dan Kiat Penyuluhan
1. Kemampuan merencanakan;
2. Kemampuan melaksanakan;
3. Kemampuan pemupukan modal;
4. Kemampuan meningkatkan hubungan antar lembaga mitra seperti KUD;
35
Taktik dan Kiat Penyuluhan
36
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
04.
37
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Taktik dan kiat penyuluhan perlu dikuasai oleh seorang penyuluh. Agar
tujuan dari kegiatan penyuluhan tersebut tercapai, strategi penyuluhan
yang diterapkan meliputi tiga hal yaitu, (i) Pemahaman sosial dan
wilayah layanan; (ii) Kemampuan perencanaan penyuluh dan (iii)
Penguasaan media dan alat penyuluh.
38
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
39
Taktik dan Kiat Penyuluhan
40
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Benda sesungguhnya
BENDA • Sample
SESUNGGUHNYA • Spesimen
• Model/maket
DAN TIRUAN • Simulasi
Slide film
• Movie film
AUDIO VISUAL • Film stripe
• Video (VCD, DVD) Film
• Komputer (interaktif/
presentasi)
3. Kalender Kerja
Suatu rencana kerja yang disusun menurut urutan waktu kegiatan.
4. Media dan Alat Penyuluh
Media dan alat penyuluhan wajib dipilih dan dipersiapkan dengan baik.
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian
adalah penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada
penggunanya. Penyampaiannya dapat melalui komunikasi langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan media penyuluhan.
Berbagai media penyuluhan sebaiknya digunakan untuk mengemas
informasi dan teknologi yang akan disampaikan kepada petani laki-
laki dan petani perempuan sebagai pengguna teknologi. Beberapa di
antaranya media cetak, media audio, media audio visual, media berupa
obyek fisik atau benda nyata.
41
Taktik dan Kiat Penyuluhan
42
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
05.
LESSON LEARNED
PENGEMBANGAN
JAGUNG PROGRAM
TJPS
43
Taktik dan Kiat Penyuluhan
44
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Instruksi Gubernur NTT ini juga merupakan hal luar biasa karena
tidak seperti biasanya, penanaman atau program pengembangan
jagung berskala besar dilaksanakan pada musim kemarau. Umumnya
kebiasaan waktu tanam bagi petani NTT adalah bersamaan dengan
musim hujan. Dengan demikian, Program Pengembangan TJPS_10
yang bersifat tidak biasa ini dipastikan akan dibuat rancangan teknis
khusus, yaitu bagaimana melaksanakan aksinya di tengah keterbatasan
air di musim kemarau. Instruksi melaksanakan program TJPS di musim
kemarau ASEP ini tidak terlepas dari hasil TJPS musim sebelumnya.
45
Taktik dan Kiat Penyuluhan
46
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
47
Taktik dan Kiat Penyuluhan
ini maka dilakukan sosialisasi dan pelatihan pada beberapa jenjang, mulai
dari pendamping sampai kepada petani. Contoh, materi pelatihan kepada
pendamping lapangan TJPS. Setelah direkrut atau sebelum mereka dilepas ke
petani dan tinggal bersama dengan petani, PL TJPS terlebih dahulu dibekali
dengan pelatihan dengan muatan14 modul TJPS yang dikelompokkan dalam
empat bagian.
48
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
49
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Dalam program TJPS, pengawalan teknis didukung oleh tim ahli TJPS
yang berasal dari para peneliti dan dosen dari Badan Penelitian dan
pengembangan Pertanian yang berada di BPTP NTT dan Universitas Nusa
Cendana. Tim ahli ini terdiri dari berbagai latar belakang keahlian yang
bertugas sebagai sutradara teknis TJPS. Mereka telah menyusun petunjuk
teknis dan melatih para pendamping lapangan untuk bisa menguasai hal-hal
teknis dan non teknis di lapangan. Tim ahli juga berperan sebagai konsultan
bagi pihak Dinas Pertanian-KP NTT dalam mengarahkan program, sekaligus
mengawal program yang sedang berlangsung. Bahkan, terkadang tim ahli
juga ikut bersama pendamping bersama petani melihat dan memahami
aktivitas petani, pada fase-fase tertentu. Pengalaman menunjukkan bahwa
peran tim ahli cukup signifikan dalam implementasi kegiatan teknis di
lapangan.
51
Taktik dan Kiat Penyuluhan
2. Penanganan Panen
• Penentuan waktu panen Kelobot telah mengering
sebagian atau indikasi black
layer pada biji
• Pemipilan Manual dan mesin
52
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
53
Taktik dan Kiat Penyuluhan
54
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
06.
PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS JAGUNG
55
Taktik dan Kiat Penyuluhan
56
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
57
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Harga Jumlah
Uraian Satuan Volume
(Rp) (Rp)
Hasil perhitungan rasio B/C dan R/C usahata tani jagung di atas
menunjukkan nilai lebih dari satu (1) yang berarti usaha tani jagung
tersebut layak untuk dijalankan.
58
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
07.
TEKNOLOGI
PRODUKSI JAGUNG
59
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Nusa Tenggara Timur sering dijuluki Provinsi Jagung. Julukan ini wajar
karena hampir semua wilayah di NTT ekonomi rumah tangganya
berkaitan erat dengan komoditas ini. Hamparan jagung yang luas yang
dimiliki petani setempat menjadi ciri khas yang menarik jika berkunjung
di tempat ini pada musimnya.
60
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
unggul baru yang termasuk jenis Hibrida memiliki sifat yang lebih
unggul yakni tingkat produktivitasnya melebihi produktivitas varietas
Lokal. Cukup banyak masuknya varietas unggul introduksi, sejak
tahun 1970-an atau awalnya pembangunan pertanian melalui program
Bimbingan Massal (Bimas) dan Intensifikasi Massal (Inmas) tidak saja
membawa dampak positif terhadap produksi dan produktivitas jagung,
tetapi juga secara tidak sengaja telah menggeser varietas lokal, bahkan
dengan tanpa pengawasan telah memberi peluang efek segregasi
alamiah (penyimpangan genetik) antara varietas lokal maupun varietas
introduksi.
61
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Lalu apa beda prinsip antara varietas lokal, varietas bersari bebas
(Komposit) dan Hibrida?
Hibrida adalah keturunan pertama atau sering disebut F1 yang
merupakan keturunan langsung dari hasil persilangan antara dua atau
lebih populasi suatu spesies yang memiliki sifat tertentu. Hasil dari
persilangan ini menghasilkan suatu sifat unggul. Persilangan untuk
penciptaan varietas Hibrida dapat terjadi melalui kegiatan pemuliaan
tanaman. Oleh karena itu, maka penggunaan benih varietas dari
Hibrida hanya diperbolehkan satu kali saja. Jika ditanam lebih dari satu
kali maka berpeluang terjadi pembiasan sifat genetis unggulnya.
62
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Bagi orang yang ingin berbisnis jagung mulai dari budidaya maka
diperlukan pengetahuan mengenai syarat-syarat tumbuh jagung di
suatu wilayah atau lahan. Untuk diketahui, jagung adalah tanaman yang
sangat adaptif dalam semua kondisi. Namun di sisi lain, tanaman ini
sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Karena sifatnya yang
adaptif, maka di semua jenis tanah dapat tumbuh dan berproduksi,
termasuk pula di daerah dataran tinggi yang dingin atau dataran
rendah yang relatif panas.
Pada tanah yang semakin subur dan mempunyai solum lebih dalam
serta curahan matahari cukup serta kelembaban tanah yang terjaga
stabil dapat dipastikan tanaman ini tumbuh dan berkembang dengan
menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Tanaman ini juga disebut sebagai tanaman yang peka (sensitif ) jika
terjadi perubahan lingkungan. Hal ini dicontohkan pada wilayah/
kawasan/ lahan yang memiliki keterbatasan nitrogen tanah dipastikan
tanaman ini akan menunjukkan gejala kekurangan nitrogen, seperti
gejala klorosis (menguning). Demikian pula, jika lahan kekurangan
fosfat atau kalium maka akan menunjukkan gejala spesifik akibat dari
kekurangan nutrisi tersebut.
63
Taktik dan Kiat Penyuluhan
64
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
65
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Variabel Persyaratan
66
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
67
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Umur Potensi
Varietas Keterangan
(hari) Hasil (t/ha)
68
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Umur Potensi
Varietas Keterangan Diproduksi
(hari) Hasil (t/ha)
69
Taktik dan Kiat Penyuluhan
70
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
71
Taktik dan Kiat Penyuluhan
1 Rumpun :
4 tanaman
Keterangan:
Rel 3 Jumlah populasi 71.000/ha
Rel 2
Jumlah populasi cara konvensional
Rel 1 80 x 40cm2 dengan dua biji/
lubang, 66.000/ha atau
penambahan 7% dari jumlah
tanaman
72
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Performa Pertanaman Jagung Cara Petani (dalam satu lubang >7 biji)
di desa Rabasa Biris, Malaka (2 ,1 dan 3) dan Pertanaman Jagung
dengan Double Track (4 dan 5) di Desa Alkani, Malaka MT. 2017
Sumber: Budidaya Jagung Komposit (Basuki T., 2017)
Pada gambar 7 di atas terlihat bahwa ada tiga rel tanam, yaitu rel
1, rel 2 dan rel 3. Masing-masing rel tersebut, mempunyai dua lajur
tanam yang menjadi garis arahan untuk menanam benih jagung.
Jarak antar rel ditentukan 90 sampai 100 cm. Tanah yang relatif
subur disarankan memilih 100 cm, sedangkan jarak antar lajur
adalah 40 cm. Pada saat menugal, jarak antar tanaman dalam lajur
adalah 20 cm dan bergantian 40 cm. Jarak 20 dan 40 diatur secara
bergantian secara terus-menerus yang masing-masing lubangnya
73
Taktik dan Kiat Penyuluhan
ditanam satu biji benih. Sehingga tataan tanam ini akan terbentuk
seperti rumpun yang terdiri empat tanaman yang tumbuh terpisah.
74
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Hama FAW adalah hama baru yang rakus dan sangat cepat
berkembang. Hama ini ternyata dapat dikendalikan jika
segera ditangani. Penanganan yang efektif jika menggunakan
insektisida adalah pengendalian yang mengarahkan pada telur
dan larva instar I sampai IV dimana, larva ini masih berada
di bagian luar tanaman, seperti di bagian daun. Karena itu,
kecepatan pengendalian merupakan kunci sukses menekan
populasi. Jika mengendalikan pada saat larva instar V dan
VI maka akan terjadi kesulitan pengendalian karena hama
ini sudah berada di bagian dalam tanaman sehingga sulit
terjangkau oleh insektisida. Oleh karena itu, pengendalian
instar V dan VI, diarahkan menggunakan pendekatan teknis
mekanis.
75
Taktik dan Kiat Penyuluhan
a. Telur
Hama FAW meletakkan telurnya
secara berkelompok. Peletakan
telur biasanya bergerombol di
permukaan atas atau bawah daun.
Telur dilapisi oleh bulu-bulu putih
seperti berjamur (foto stadia Instar).
Durasi tahap telur hanya 2-3 hari
pada musim panas, telur akan
menetas menjadi larva. Hama ini
mampu bertelur antara 100 sampai
Stadia Telur FAW (Capinera, 2017) 200 butir per kelompok dimana
seekor ngengat bisa bertelur 6
sampai 10 kelompok sehingga semasa hidupnya (2 sampai 3
minggu) bisa menghasilkan 1.500 sampai 2.000 telur. Bentuk
telur seperti kubah dan telur melengkung ke atas dengan ukuran
telurnya sekitar 0.3 mm dan 0.4 mm.
b. Larva
Pada stadia larva terdiri atas enam instar (Foto Stadia Larva).
Panjang larva mencapai 1.7; 3.5; 6.4; 10.0; 17.2 dan 34.2 mm, pada
masing-masing instar. Larva muda/instar I berwarna kehijauan
dengan kepala hitam, kepala berubah menjadi putih pada instar II.
Pada instar II dan III permukaan dorsal/ punggung tubuh menjadi
kecoklatan, dengan garis-garis putih terbentuk. Pada instar ke IV -
VI kepalanya berwarna coklat kemerahan, berbintik-bintik dengan
76
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Larva instar VI (akhir) atau larva instar III yang paling mudah
diidentifikasi. Umumnya ciri utamanya adalah tiga garis kuning
di bagian belakang, diikuti garis hitam dan garis kuning di
samping. Terlihat empat titik hitam yang membentuk persegi di
segmen kedua dari segmen terakhir, setiap titik hitam memiliki
rambut pendek. Kepala berwarna gelap; terdapat bentukan Y
terbalik berwarna terang di bagian depan kepala (Foto Instar).
c. Pupa
77
Taktik dan Kiat Penyuluhan
d. Imago
Imago dalam bentuk ngengat memiliki lebar sayap 32 hingga 40
mm. Pada ngengat jantan, sayap depan umumnya berwarna abu-
abu dan cokelat, dengan bintik-bintik putih segitiga di ujung dan
dekat pusat sayap (Foto Imago a). Pada betina memiliki tanda
yang kurang jelas, berwarna coklat keabu-abuan yang seragam
hingga bercak abu-abu dan coklat (Foto Imago b). Sayap belakang
berwarna putih perak. Ngengat aktif di malam hari, dan lebih aktif
selama malam yang hangat dan lembab. Periode preoviposisi
selama 3-4 hari, kemudian oviposisi/peletakan telur selama 4-5 hari,
tetapi pada suhu yang memungkinkan beberapa oviposisi terjadi
hingga tiga minggu. Ngengat hidup selama 2-3 minggu sebelum
mati.
A B
78
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
79
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Tingkat kerusakan tanaman jagung petani TJPS di desa Mene Ate dan
Kadu Eta di Kabupaten SBD yang sulit dipulihkan karena serangan
hama FAW, instar V dan VI
80
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
81
Taktik dan Kiat Penyuluhan
82
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Penggerek Tongkol
Jagung (Helicoverpa
armigera)
Sumber: http://
petanihebat.com
Penggerek Batang
Jagung (Ostrinia
furnacalis)
Sumber: http://bpp-
ringinrejo.blogspot.
com
83
Taktik dan Kiat Penyuluhan
84
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
85
Taktik dan Kiat Penyuluhan
86
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
87
Taktik dan Kiat Penyuluhan
88
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
a. Jenis Pupuk
Berdasarkan asal bahan, maka pupuk dikelompokkan menjadi dua
jenis pupuk, yaitu (1) pupuk anoganik atau sering disebut pupuk
pabrik atau pupuk buatan dan (2) pupuk organik yang biasanya
dibuat dari hasil pelapukan kotoran hewan, sisa-sisa tanaman atau
hewan atau dibuat dengan bantuan mikroorganisme jenis tertentu
89
Taktik dan Kiat Penyuluhan
b. Dosis Pemupukan
Berdasarkan jumlah pemberian pupuk kepada tanaman, maka
pemberian pupuk organik tidak mengenal dosis atau jumlah yang
dibutuhkan. Sebaliknya pupuk anorganik, biasanya pemberiannya
didasarkan atas dosis yang direkomendasikan oleh peneliti
atau lembaga penelitian, atau berdasarkan hasil analisis tanah.
Khusus untuk pupuk organik, pemberian pupuk didasarkan pada
kebutuhan minimum lahan. Misalnya kebutuhan pupuk organik
untuk lahan jagung minimal 5 t/ha, maka pemberian pupuk lebih
dari nilai minimal tersebut tidak berisiko terhadap kerusakan tanah
atau kerusakan lingkungan.
90
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
c. Cara Pemupukan
Pemberian pupuk kandang dilakukan dengan cara disebar dan
diratakan bersamaan dengan pengolahan tanah. Sementara
pemberian pupuk dasar anorganik bisa dilakukan dengan cara
ditugal atau dilarik sedalam 3 sampai 5 cm. Setelah dimasukkan
pupuk, selanjutnya lubang ditutup kembali dengan tanah. Demikian
pula cara pemberian pupuk kedua atau dikenal dengan nama
pemupukan susulan, dilakukan dengan cara yang sama dengan
cara pupuk pertama.
91
Taktik dan Kiat Penyuluhan
92
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
08.
TEKNOLOGI PANEN
DAN PASCAPANEN
93
Taktik dan Kiat Penyuluhan
94
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
1 Kadar air 14 14 15 17
2 Butir rusak 2 4 6 8
3 Butir pecah 1 4 3 5
4 Butir warna lain 1 3 7 10
5 Kotoran 1 1 2 2
95
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Sebagai bahan baku utama pakan ternak, kualitas biji jagung hasil panen
para petani tentu akan menjadi parameter utama untuk menghasilkan
Cina 02
Malaysia 35 (bahan pangan)
Singapura 5
Indonesia -
96
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
ransum pakan yang berkualitas dan aman bagi kesehatan ternak itu
sendiri. Oleh karena itu, masing-masing produsen pakan ternak telah
menetapkan standar mutu biji jagung yang dipasok dari para petani.
Standar mutu yang ditetapkan itu biasanya meliputi: kadar air, biji mati,
biji berjamur, biji rusak, kotoran, dan kandungan aflatoxin.
97
Taktik dan Kiat Penyuluhan
98
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Pengeringan adalah upaya untuk menurunkan kadar air biji jagung agar
aman disimpan. Tahapan pengeringan dapat dikategorikan menjadi:
1. Pengeringan jagung tongkol di pertanaman, cara ini biasa
dilakukan para petani di daerah tadah hujan dan kering, dimana
periode persiapan pertanaman berikutnya tidak mendesak;
2. Pengeringan dalam bentuk jagung tongkol;
3. Pengeringan dalam bentuk jagung pipilan.
99
Taktik dan Kiat Penyuluhan
100
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Alat pemipil mekanis dapat dibuat dengan mudah oleh bengkel lokal
perdesaan atau industri skala besar. Yang perlu diperhatikan adalah
mesin pemipil jagung dengan konstruksi gigi-gigi yang spesifik, sehingga
dapat digunakan untuk pemipilan jagung pada kadar air rendah maupun
tinggi, yaitu masing-masing kadar air sekitar 19% dan lebih dari 30%.
101
Taktik dan Kiat Penyuluhan
102
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
09.
TEKNOLOGI
PENANGKARAN
BENIH JAGUNG
103
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Benih adalah bahan atau bagian dari tanaman berupa biji yang
digunakan untuk memperbanyak tanaman sehingga bisa dikatakan
bahwa benih merupakan awal dari kehidupan. Jika kualitas benih ini
diabaikan maka dipastikan hasil yang akan diperoleh jauh lebih rendah
dari harapan. Oleh karena itu, benih bermutu mutlak digunakan oleh
petani jagung yang menginginkan produktivitas jagung tinggi.
104
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
105
Taktik dan Kiat Penyuluhan
label. Warna labelnya yaitu, Label Putih, Label Ungu dan Label Biru.
Menurut Keputusan Menteri Pertanian No. 803/1997, kelas benih yang
ditandai dengan warna label yakni:
1. Benih Dasar (BD) dengan warna Putih;
2. Benih Pokok (BP) dengan warna label adalah Ungu;
3. Benih Sebar (BR) dengan warna label adalah Biru.
Pengendalian hama dan penyakit benih jagung sejak awal sudah harus
dilakukan dengan perlakuan pemberian pestisida pada benih sebelum
ditanam. Pestisida yang digunakan adalah metalaksil/ridhomil dengan
perbandingan 2 gram per 1 kg benih. Teknis perlakuan pada benih ini
adalah dengan cara sebagai berikut:
1. Basahi benih sampai pada kondisi lembab;
2. Taburi dengan metalaksil;
3. Aduk sampai rata sesuai dosis;
106
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
di antaranya adalah:
1. Memiliki lahan yang digunakan untuk memperbanyak benih jagung
minimal 1 ha;
2. Memiliki peralatan pertanian;
3. Mempunyai pengalaman memperbanyak benih jagung yang sudah
dibimbing BPSB minimal 1 musim tanam;
4. Memiliki akses untuk mendapatkan benih sumber dan memiliki
fasilitas prosesing dan penyimpanan benih.
107
Taktik dan Kiat Penyuluhan
108
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
PERMOHONAN PEMERIKSAAN
LAPANGAN
PENGAWASAN &
PEMASANGAN
LABEL
PENYALUR
GUDANG
EKSPOR BENIH
IMPOR PENGAMBILAN
SAMPLE
109
Taktik dan Kiat Penyuluhan
110
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Basis Produksi
Agenda MT I (Okmar) Basis Produksi MT II (Asep)
111
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Basis Produksi
Agenda Basis Produksi MT II (Asep)
MT I (Okmar)
112
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
10.
PEMASARAN JAGUNG
DI PROVINSI NTT
113
Taktik dan Kiat Penyuluhan
114
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Pangan
(food)
Pupuk Pakan
(Fertilizer) (feed)
5F
Sumber Sumber
Uang Tunai Bahan Bakar
(Finance) (Fuel)
2. Feed (pakan)
Sektor peternakan di NTT banyak menggunakan jagung sebagai
salah satu campuran pakan ternak ayam
115
Taktik dan Kiat Penyuluhan
116
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
117
Taktik dan Kiat Penyuluhan
3 6%
Pedagang Antar
Kabupaten /
5 4% Antar Pulau/
2 15% Eksportir/
Impotir NTT
60%
1
Petani/ Kel. Pedagang Pedagang Konsumen
Tani Pengumpul Pengecer Akhir*
4 15% Kupang,
Surabaya,
Keterangan: Makasar
* Konsumen akhir berada di ibu kota Kecamatan atau kabupaten
tidak dianalisa lebih lanjut karena tidak adanya pemasaran yang regular
% Adalah jumlah volume produk rata-rata yang disalurkan oleh petani ke
rantai pemasaran yang bersangkutan
118
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
119
Taktik dan Kiat Penyuluhan
121
Taktik dan Kiat Penyuluhan
maka para pelaku pasar akan menaikkan harga produknya. Selain itu
juga harga jual produk jagung ini berbeda antar lembaga pemasaran
dikarenakan oleh perbedaan letak tempat tinggal atau jarak yang
ditempuh oleh pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya.
Waktu panen raya biasanya berlangsung pada akhir Maret dan awal
April, sehingga menyebabkan harga jagung merosot. Merosotnya harga
jagung pada bulan-bulan panen berhubungan dengan keterbatasan
fasilitas panen dan pascapanen seperti fasilitas pengeringan atau
penyimpanan jagung terutama pada saat hujan. Petani tidak memiliki
lantai jemur dan gudang penyimpanan kurang mampu menangani
jagung dengan baik, akibatnya jagung bisa rusak terserang hama
fufuk, aflatoksin atau jamur lainnya.
122
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
1. Harga Jual
Apabila harga jual di tingkat petani rendah sedangkan harga
yang dibayarkan oleh konsumen atau end user tinggi, maka
margin pemasaran akan semakin besar. Ini menunjukkan kegiatan
pemasaran yang semakin tidak efisien. Perbandingan antara
tingkat harga jual di tingkat petani dengan harga jual pada tingkat
konsumen akhir akan menggambarkan besar-kecilnya bagian
keuntungan yang diterima oleh petani produsen.
123
Taktik dan Kiat Penyuluhan
2. Biaya Pemasaran
Kegiatan pemasaran jagung di NTT merupakan kegiatan musiman
dan dilakukan antar kabupaten atau antar pulau. Transportasi darat
dan laut berpengaruh besar terhadap tingkat biaya pemasaran
jagung. Petani produsen dan pedagang umumnya menggunakan
124
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
125
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Selanjutnya oleh Burns Alvin C & Ronald D.F. Bush, 2000, mendefinisikan
strategi pemasaran, sebagai suatu kegiatan seleksi pasar target,
pasar tujuan dan mendesain bauran pemasaran (produk/jasa, harga,
distribusi/tempat, dan promosi) yang perlu untuk memenuhi keinginan
dan kebutuhan dari pasar target.
126
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Secara umum strategi pemasaran dari sisi produk akhir biji jagung
belum dilakukan, namun pemberian nilai tambah pada biji jagung
untuk industri makanan mulai dilakukan, seperti pengolahan biji
jagung untuk dijadikan sebagai marning ataupun olahan makanan
lain berbahan dasar jagung.
127
Taktik dan Kiat Penyuluhan
128
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
129
Taktik dan Kiat Penyuluhan
130
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
131
Taktik dan Kiat Penyuluhan
132
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
11.
PENUTUP
133
Taktik dan Kiat Penyuluhan
134
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
135
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Jika petani NTT sudah mengenal dan berminat menggunakan VUB dari
Hibrida, maka hal tersebut menunjukkan perkembangan yang positif.
Tantangannya adalah bagaimana petani yang secara ekonomi masih
tergolong miskin mempunyai kemampuan membeli VUB Hibrida yang
relatif mahal dan tidak tersedia secara mudah di kios-kios pertanian
setempat.
Persoalan lain yang juga masih dihadapi petani jagung di NTT terkait
rendahnya produktivitas dan pendapatan usahatani jagung adalah
penerapan teknis budidaya dan penanganan hasil panen. Kebanyakan
petani belum menerapkan teknologi yang dianjurkan oleh petugas
penyuluh karena berbagai alasan. Keterampilan dan perilaku petani
seperti ini masih membutuhkan pendampingan teknis yang terus-
menerus agar merubah pola pikir mereka dalam memproduksi jagung.
Peran PPL dan petugas teknis lainnya sangat dibutuhkan untuk dapat
mengalihkan keterampilan dan memotivasi petani untuk menjadikan
jagung sebagai alternatif sumber pendapatan keluarga.
136
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
DAFTAR PUSTAKA
Adar, D., F. L. Benu dan W. I. I. Mella. 2011. Dryland Maize Value Chain
Performance and Opportunities In West Timar - East Nusa Tenggara
Province. Unpublished Research Report University of Nusa Cendana
and World Food Programme Kupang Office.
Badan Pusat Statistik. 2017. Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2016. Badan
Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur.
137
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Bums, C Alvin and Ronald F. Bush. 2000. Marketing Research. 3rd Ed.
Prentice Hall International, Inc, Florida USA.
CABI. Fall Army Worm Life cycle and damage to Maize. www.cabi.org
https://agbiz.co.za/uploads/AgbizNews17/170224_Armywormpdf
https://www.revolvy.com/page/List-of-moths-of-South-Africa-(Noctuidae).
http://entnemdept.ufl.edu/creatures/field/fall_armyworm.htm.
https://en.wikipedia.org/wiki/Noctuidae.
138
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT
Jawa Rantau. 2013. OPT Utama pada Tanaman Jagung dan Cara
Pengendaliannya.
(http://jawarantau.blogspot.com/2013/11/opt-utama-pada-tanaman-
jagungdan-cara.html diakses 26 Agustus 2018).
Kotler dan Amstrong. 1992. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid I dan II. Intermedia.
Jakarta.
139
Taktik dan Kiat Penyuluhan
Warintek. 2007. Jagung (Zea mais), Klasifikasi dan Standar Mutu. (www.
warintek.progresio.or.id diakses agustus 2018)
140
TAKTIK DAN KIAT PENYULUHAN
Mendukung Pengembangan Agribisnis Jagung di NTT